Review Film The Invisible Man, Hubungan Cinta Yang Posesif - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Minggu, 05 April 2020

Review Film The Invisible Man, Hubungan Cinta Yang Posesif

Film The Invisible Man, Hubungan Cinta Yang Posesif

Assalamualaikum Sahabat. Saya dari awal tidak tertarik nonton film ini karena menganggap bukan genre pilihan. Meski saya suka genre thriller, di mata saya The Invisible Man itu cocoknya film fantasi. Dan karena telah melihat film yang sebelumnya, saya terbawa dengan jalan ceritanya yang paling juga mirip lah ya.

Namun menjadi perempuan sendiri di rumah adalah, tidak bisa memilih film drama kesukaan. Ini udah diikhlaskan sih, hahahaa. Karena saya masih bisa nonton di smart TV di rumah. Paksuami bilang, kalo pengen nonton drama romantis mending di rumah aja. 

Yo wes, dari pada saya di rumah sendiri sementara para lelaki nonton bioskop, saya pun ikut. Meski paksuami juga nggak akan membiarkan saya sendiri di rumah sih. Pasti dipaksa ikut nonton, karena katanya mumpung anak-anak udah besar dan bisa diajak menikmati nonton bareng film di bioskop.

Oiya, saya dan keluarga nonton The Invisible Man awal bulan Maret, ketika belum ada info soal #WorkFromHome. Dan merupakan film terakhir yang kami tonton di bioskop sebelum mesti #StayAtHome


Beruntung sih di rumah ada STB baru yang bisa mengubah TV biasa menjadi Smart TV. Jadi saya puas-puasin nonton film dari HBO original. 

Sinopsis Film The Invisible Man :

Film ini dibuka dengan adegan yang memperlihatkan kehidupan Cecilia yang tinggal bersama sang suami yang obsesif, Adrian Griffin (Oliver Jackson-Cohen). Cecilia hidup di bawah kontrol Adrian. Setiap gerak gerik Cecilia dipantau lewat kamera CCTV serta alarm otomatis yang membuatnya tetap di rumah.

Perhatian yang mendekati obsesif membuat Cecilia merasa lelah. Belum lagi dengan perlakuan buruk Adrian secara mental. Cecilia pun memutuskan melarikan diri dari tempat tersebut dengan bantuan kakak perempuannya Emily (Harriet Dyer). 

Ada juga sang sahabat, James (Aldis Hodge), putri James Sydney (Storm Reid),  menjadi bagian Cecilia menjalani kehidupannya yang baru. Cecilia mulai merasakan kehidupan baru yang dijalaninya lebih bebas dan membuatnya mampu tersenyum. Meski ia harus berlatih untuk berani keluar rumah, hanya ke teras saja ia masih ketakutan. Terbukti cinta posesif seorang lelaki telah sukses membelenggunya.



Namun mimpi buruk yang dikiranya berakhir ternyata malah menjadi awal dari teror yang lain. Usai mendengar kabar bahwa sang mantan kekasih meninggal karena bunuh diri, Cecilia seakan diteror oleh sesuatu yang tak terlihat. Ternyata, sosok tersebut adalah Adrian yang memalsukan kematiannya. Dia memakai baju tembus pandang ciptaannya untuk mengikuti dan menyiksa Cecilia.

Bahkan yang lebih buruk adalah, Adrian meninggalkan harta yang banyak untuk Cecilia dengan syarat tertentu. Yaitu Cecilia tidak boleh terlibat kasus kriminal atau masuk penjara. 


Review Film The Invisible Man ala Saya:

Teror yang tak kasat mata yang diberikan Adrian pun membuat orang di sekitar Cecilia menganggapnya gila. Hal tersebut semakin buruk ketika Adrian membunuh Emily di tengah restoran dan membuat Cecilia menjadi tersangka. Cecilia yang diseret ke rumah sakit jiwa dan diberikan perawatan sambil menunggu pengadilan ternyata diketahui mengandung anak Adrian.



Kabar hamilnya Cecilia ini membuat saudara laki-laki Adrian, Tom (Michael Dorman) mendatangi Cecilia dan memintanya kembali ke Adrian dan membesarkan anak tersebut bersama. 

Cecilia tidak hanya menolak tawaran tersebut namun juga mencuri pulpen dari tas Tom. Menyadari satu-satunya cara untuk memancing Adrian adalah dengan membahayakan keselamatannya, Cecilia pun pura-pura mencoba bunuh diri di dalam fasilitas kesehatan mental.

Pancingan Cecil sukses, bahkan berhasil menyerang sang mantan dan menyebabkan pakaian tembus pandang tersebut menjadi malfungsi dan menarik perhatian petugas keamanan. Adrian pun dengan sadis membunuh banyak petugas keamanan. Namun Cecilia mengikutinya kabur dari rumah sakit tersebut. Mengambil pistol dari petugas keamanan yang tewas, Cecilia mencoba menembak Adrian namun gagal. 

Adrian marah dan mengancam akan menyakiti orang terdekat Cecilia. Dan kalian tahu tentunya gimana kakak Cecil udah menjadi orang terdekat pertama yang dibunuh Adrian.

Cecil mulai dikucilkan dari lingkungannya yang baru, sahabatnya James bahkan tidak lagi memercayainya.

Menjelang film ini berakhir, muncul Cecilia yang pergi ke rumah sahabatnya, James dan memberitahu bahwa Adrian telah menjadi The Invisible Man. Cecil menuju rumah Adrian. Namun Cecil justru menemukan fakta baru. Yaitu saat ia berhasil membunuh The Invisible Man, ia mendapati sosok di balik kostum tersebut bukanlah Adrian melainkan Tom. Bahkan Adrian berada di sebuah bilik dengan tangan terikat. Cecilia tidak memecayai penglihatannya, ia menganggap Adrian lah sang pembuat skenario semua peristiwa ini.

Adrian sendiri mengaku pada petuga polisi, bahwa selama ini ia dikontrol oleh Tom dan semua perlakuannya merupakan suruhan. Cecilia yang tentunya tidak percaya menyadari satu-satunya cara untuk dapat lolos dari sang mantan adalah mengikuti permainan Adrian.

Cecilia memutuskan pergi ke rumah Adrian untuk makan bersama. Malam itu Cecilia mencoba bertahan untuk mendapatkan pengakuan bahwa Adrian membunuh kakak Cecilia. Namun bukan itu saja yang jadi tujuan Cecilia. Ia bersikap manis untuk mengalihkan perhatian Adrian.



Pada awal film, Cecilia terlihat mengambil baju tembus pandang kedua tersebut dan menyembunyikannya di belakang lemari baju Adrian. Berpura-pura ingin mandi dan membersihkan diri, Cecilia pergi untuk mengenakannya dan membunuh Adrian dengan cara yang sama pria tersebut membunuh kakaknya. 

Untuk menyempurnakan rencananya, Cecil menggunakan kamera pengawas sebagai alat bukti. Rekaman kamera tersebut memperlihatkan Adrian yang bunuh diri. Oiya saya nggak akan menyebutkan detilnya gimana, ntar kalian terkejut.

The Invisible Man terbaru dari Leigh Whannell ini menghadirkan sebuah cerita yang berbeda dari versi aslinya. Jadi bukannya fokus pada sang Invisible Man, film ini fokus pada korban dari teror tersebut. Yang pada akhirnya berhasil terbebas dari teror tersebut dengan membunuhnya. Spoiler banget deh. 

Sebagai seorang ahli teknologi, apa yang dilakukan oleh Adrian di sepanjang film pada akhirnya menjadi bumerang untuknya sendiri. Terlebih dirinya yang menganggap bahwa ia adalah orang yang berkuasa terhadap sang mantan membuatnya lengah. 

Hal tersebut dimulai dari usahanya menciptakan lebih dari satu pakaian tembus pandang. Rupanya Cecilia mengetahuinya dan berhasil menyembunyikan di pojok penyimpanana di dan digunakan oleh Cecilia untuk membunuh Adrian. Obsesi luar biasanya pada Cecilia dengan meletakkan kamera pengawas di setiap sudut rumah, justru dimanfaatkan menjadi bukti sempurna menutupi jejak bahwa Cecilia yang membunuh Adrian.

Spoiler atau enggak, tentunya kalian akan tahu setelah nonton film The Invisible Man nantinya. Karena saya nggak menuliskan ceritanya dengan detil. Ada banyak adegan yang sepanjang film tayang bikin penonton tegang. Mengantisipasi setiap kejadian apa yang bakal dialami atau terjadi pada Cecilia.

Terus terang dari awalnya nggak ingin nonton, telah mengubah pandangan saya bahwa The Invisible Man ini layak jadi film spesial. Saya bahkan ingin kembali nonton bila nanti tayang di HBO original.

Sahabat udah nonton film The Invisible Man? Seru kaaan, atau malah takut dengan adegan kekerasan yang sering tampil? 

Saya menganggap adegan kekerasan itu memang terlihat jelas ya. Dan memang sesuai peruntukannya, film ini hanya boleh ditonton oleh anak minal usia 16 tahun. Tapi misal anak saya usianya masih 16 tahun pun, nggak bakal saya ijinkan nonton. 

Anak bungsu saya udah 20 tahun bulan Mei nanti, jadi enggak apa sih nonton film ini. Apalagi ada saya dan suami serta kakaknya, kami bisa jadikan film ini sebagai bahan diskusi setelah film usai. Biasanya memang gitu sih, abis nonton bareng satu film, bakal terjadi diskusi seru selama perjalanan pulang. 

Ya udah, sampai jumpa dalam review film yang berikutnya. Saya kasih bocoran dulu, film berikutnya yang saya review diperankan oleh si cantik Anna Hatheway. Penasaran film yang mana? Tungguin ya, wassalamualaikum.

24 komentar:

  1. Wah wahhh, ini thriller psikologi banget ya Mbaaa
    Kalo nonton pilem ini, kayaknya beberapa orang yg mau nikah, bakal mikir berkali2 hahhahahha
    soale siapa tau ternyata calon pasangannya ternyata posesif ngeri gini ye kaaann

    BalasHapus
  2. Aku belum lihat film Invisible Man ini, duh aku ngeri kalo nonton film genre thriller haha. Film terakhir yang kulihat sebelum pandemi corona adalah Parasite dan Dilan :)

    BalasHapus
  3. Aku belom sempet nonton, iyaa katanya banyak adegan kekerasan yaa..
    aku kan butuh kelembutan, eeehhh

    BalasHapus
  4. Waalaikumsalam.
    Jadi nyesel bulan Februari kemarin nggak nonton film ini, padahal udah diniatin buat nonton.
    Aku malah suka nonton film bertema thriller gini :)

    BalasHapus
  5. ya ampun mba, aku baca ulasanmu ini jadi inget betapa merindunya nonton di bioskop hehehe.. btw aku pun suka tipe film thriller seperti ini lho

    BalasHapus
  6. Emang mengerikan hidup bersama seseorang yang tak sehat secara mental ya Mbak. Membayangkan saja saya bergidik dengan orang posesif ini. Apa lagi dia tak rela kalau istrinya kabur, tambah menjadi deh terornya..

    BalasHapus
  7. hah! untuuuung aku ga ngajak anakku yang usia 15 thn nonton!

    ini ternyata hoorrrroooorrrrr..

    waktu The Invisible man pertama, aku sangka bakalan nonton film superhero ternyata bukan, eh di The Invisible kedua, jadi thriller gini

    seru ini, tapi ga mau ah kalo nontonnya sendirian

    BalasHapus
  8. Ngeri juga ya mbk, lama banget aku nggak nonyon film genre thriller. Baca ulasannya, jadi pingin nonton. Sebulan ini nonyon drakor mulu wkwkwk

    BalasHapus
  9. saya sudah nonton film ini mbak. Awalnya nggak antusias.
    Serasa entah ada yg missed. Kayak ada motif yg belum terungkap. Trus sosok adrian yg gak terlalu dipamerin. Ini sih menurut saya ya.
    Di satu sisi bagus juga sebenarnya, akting si cee ini bener-bener wah. Beberapa adegan bikin deg-deg an dan gemes.

    BalasHapus
  10. Aku nunggu di HBO aja dah...tapi mesti nonton sendiri. Suamiku enggak suka genre begini dan anak-anak belom boleh nonton. Tapi asli, kalau nonton film sejenis The Invisible Man aku sambil pegang bantal hihi..Sewaktu-waktu dibutuhkan bakal tutup mata haha

    BalasHapus
  11. aku orangnya penakut dan kagetan, ga cocok nonton film thriller apalagi horor.
    walo begitu suka kepo pengen nonton film yg bagus apalagi yg udah direview kayak film ini :)

    BalasHapus
  12. Menarik mb ceritanya. Saya malah jadi pengen nonton. Yang pasti hepi ending kan akhirnya? Penjahatnya mati. Saya ga suka film yang akhirnya sedih..hihi.. Tfs ya mbak...

    BalasHapus
  13. Kok rasanya pernah sempet nonton film ini tapi gak tamat. Haha saya juga gtu mak, apalagi masa skrng kalau gk ada pilihan tontonan lain saya jg nonton yg ada. jd pengen liat ini filmnya, penasaran sama gk ya kyk yg aku tonton dulu tapi gk tamat itu hehe

    BalasHapus
  14. Serem kayaknya saya gak kuat nontonnya Mba apalagi dengan adegan kekerasan yg banyak muncul, saya lemah orangnya suka pusing dan kebawa mimpi kalau lihat yg keras keras gitu

    BalasHapus
  15. Saya gak berani nonton film begini mah. Suami yang suka. Kalo aku suka keinget teruus.

    BalasHapus
  16. Ini bukan yang peneliti nyoba ke diri sendiri biar tak terlihat ya.
    Hiii kok serem ga wani nontonnnnn

    BalasHapus
  17. Sama di rumah Ah banyak channel TV sampai bingung mau nonton film yang mana tapi sekarang ini aku lebih tertarik nonton film Korea tapi bukan drakor filmnya aja biar langsung ending

    BalasHapus
  18. Saya sepertinya kurang menyukai jenis film seperti Invisible Man ini, Mbak. Terlalu banyak bunuh-bunuhan yang bisa membuat saya tegang dan kurang menikmati hehehe

    BalasHapus
  19. Film ini mirip banget dengan The Hollow Man ya mba, yang bintang utamanya si Kevin Bacon itu. Dia sama juga seorang peneliti, kemudian di tengah jalan malah jadi orang jahat.
    Jadi penasaran nih mba lihat Invisible Man ini.

    BalasHapus
  20. Belum pernah nonton nih filmya, penasaran jadinya ingin nonton, noted dulu judulnya.

    BalasHapus
  21. Wah...aku terus terang agak serem kalau nonton film bergenre seperti ini apalagi yang bertema psikologi ke arah gangguan mental, kayaknya kerasa dan sering juga kebawa mimpi, tapi terus terang film ini kayaknya bagus dan seru...bisa jadi referensi nih selama stay at home.

    BalasHapus
  22. Baru di ceritain aja udah merinding.
    Tapi justru penasaran pengen nonton.
    Aku tuh ekspresif loo, kak...kalo nonton. Kalo serem, otomatis teriak kenceng.

    Tapi serius.
    Aku sukaaa jalan ceritanya yang plot twist.

    BalasHapus
  23. Plotnya kayaknya gak bisa ditebak deh aku coba menerka nerka saat membaca review ini, bagaimana dengan Tom? Duh kan jadi penasaran ,udah ada di netfliks belum yah?

    BalasHapus
  24. Aku paling suka nonton berlatar sejarah mba atau film kayak Godfather. Kalau film genre psikologi kayak kelainan jiwa tuh takut wkwkwk. Kebawa dalam tidur dan ngeri

    BalasHapus