Juli 2020 - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Jumat, 31 Juli 2020

The BALDYS sebagai Brand Ambassador Produk Mie Instan Lemonilo
Juli 31, 2020 36 Comments
The BALDYS sebagai Brand Ambassador Produk Mie Instan Lemonilo


Assalamualaikum Sahabat. Ada yang udah kenal dengan Mie Instan Lemonilo? Saya nggak sengaja berkenalan ketika berkunjung ke rumah teman. Di sana saya disuguhi mie goreng yang rasanya beda, nggak seperti mie instan umumnya.

Biasanya tiap kali abis makan mie instan, saya pengennya selalu minum air putih terus-terusan. Kayak ada rasa kehausan gitu yang ditinggalkan oleh micin dari bumbu mie instan. Makanya saya udah lama nggak pernah makan mie instan. Karena saya nggak mau kebanyakan minum hanya untuk menghilangkan pengaruh micin di lidah. Mungkin lidah saya udah nggak bersahabat dengan micin.

Tapi saat saya menyicipi mie goreng Lemonilo, tidak terasa micin. Ah iyaa, tentu saja karena Mie Instan Lemonilo dibuat tanpa bahan-bahan berbahaya. Seperti pengawet, pewarna ataupun penguat rasa. Meski begitu rasanya tetap enak. Nah bisa aja lidah saya menganggap mie instan goreng Lemonilo ini enak karena sudah tidak terbiasa makan mie instan yang ada di warung tetangga itu.

Teman saya yang menyajikan mie instan goreng Lemonilo meyakinkan saya kalo keluarganya udah lama menyetok mie tersebut. Mereka memiliki anak-anak yang hobinya makan mie hampir tiap hari. Dia takut kalo lambung anak-anaknya bermasalah karena memang ada kejadian pada anak teman kami yang lain, yang juga suka banget makan mie instan. 

Sejak saat itu saya pun mengganti mie instan di rumah dengan produk dari Lemonilo. Dan ternyata anak bungsu saya udah pernah mengonsumsinya saat acara camping di sekolah. Pihak sekolah ternyata menyiapkan mie instan Lemonilo untuk siswanya, bila lapar dan butuh tambahan makanan.
 

Lemonilo Solusi Sehat Keluarga Indonesia 


Kebetulan saya beruntung bisa bergabung dalam perkenalan brand ambassador Lemonilo. Online Press Conference Brand Ambassador Lemonilo X THE BALDYS tayang streaming di akun Instagram Lemonilo pada pukul 13.00 - 14.00 WIB.

Acara seru ini dibuka oleh MC kece Dave Hendrik dengan gaya khasnya. Setelah menyapa peserta online Press Conference, Dave memperkenalkan CEO dan Pendiri Lemonilo, yaitu Johannes Ardiant (Chief Product & Technology), Ronald Wijaya (Co-CEO) dan Shinta Nurfauzia (Co-CEO)


Namun saat press conference yang hadir hanya Shinta Nurfauzia dan Ronald Wijaya. Dave kemudian menanyakan apa sih produk Lemonilo yang paling digemari masyarakat?

Wah saya malah tahunya hanya mie instan Lemonilo. Ternyata ada 40 jenis produk Lemonilo yang sudah ada di pasar.

Ronald dan Shinta bergantian memberikan penjelasan secara singkat, dari awal pemilihan produk hingga pengembangannya.

Jadi awalnya mereka bertiga mendirikan perusahaan rintisan dengan niat ingin mengajak masyarakat Indonesia lebih sehat. Inspirasinya memang ingin menyehatkan bangsa ini. Menurut survei, tingkat kesehatan bangsa kita lebih rendah dibandingkan negara tetangga. 

Lemonilo ingin warga Indonesia menjadi sehat. Itu lah inspirasi awal ingin mengubah gaya hidup bangsa ini. Tercetus ide dengan membuat produk makanan yang paling digemari di negeri ini, yaitu mie instan. Namun tentu saja terbuat dari bahan-bahan alami, tanpa pengawet, penguat rasa, dan pewarna buatan.

Intinya bahannya dari alam dan tidak mengalami poses penggorengan. Seperti mie instant umumnya, cara pembuatannya kan direbus dan digoreng. Kalo Lemonilo dibuat tanpa melalui proses penggorengan, yaitu dengan teknik pemangganan dan rendah gluten juga. Karena tidak digoreng ini lah, kadar lemak mie instan Lemonilo jadi lebih rendah dan aman.

"Mie instan produksi kami tidak menggunakan proses penggorengan, melainkan dengan teknik pemanggangan. Sehingga tak mengandung lemak trans dan rendah kalori. Bahan yang disebut pewarna alami dengan menggunakan sayuran seperti sari pati kunyit, bayam, dan seledri," tutur Ronald.

Shinta menambahkan bahwa produk Lemonilo itu intinya adalah sehat, praktis, dan harganya terjangkau. Pengennya semua produk Lemonilo bisa masuk ke dalam dapur rumah masyarakat Indonesia. Jadi memang produk Mie Instan Lemonilo adalah solusi pertama yang ingin menghadirkan mie sebagai pilihan lebih sehat untuk keluarga Indonesia.

Saat ini sudah ada 40 varian produk Lemonilo dan andalannya adalah mie instan. Produk lainnnya ada kecap, juga bumbu-bumbu masak.  Semua produk Lemonilo terbuat dari bahan alami yang sehat. Lebih lanjut Ibu Shinta menjelaskan bahwa ada 100 bahan yang dilarang untuk digunakan dalam produk Lemonilo.


Sebagai brand healthy lifestyle consumer goods berbasis teknologi, Lemonilo terus melakukan inovasi untuk menghadirkan produk-produk makanan sehat dan alami untuk kebutuhan masyarakat Indonesia.

Memilih Gaya Hidup Sehat ala The BALDYS

Dave Hendrik akhirnya mengenalkan sosok Brand Ambassador Lemonilo, yaitu The BALDYS. Udah tahu kan siapa sih mereka itu?!


The BALDYS adalah nama keluarga dari pasangan Baldy Mulia Putra dan Nola 'Be3' beserta ketiga putra-putri mereka. Yaitu Naura, Bevan, dan Neona. Naura dan Neona adalah penyanyi anak Indonesia yang menjadi idola bagi anak-anak dan orang tua. 

Keluarga The Baldys sudah terjun ke dunia hiburan tanah air sebagai grup penyanyi sejak tahun 2017. Kemunculan mereka yang pertama tampil di atas panggung pada pergelaran Konser Dongeng Naura 2 pada 2018. Saat itu juga menjadi ajang peluncuran single pertama berjudul 'Dunia Kita Penuh Cinta'.

Kehadiran The Baldys disambut hangat oleh masyarakat Indonesia. Mereka dianggap sebagai ikon keluarga yang kompak dan seru setiap hari. Jadi bukan sekadar artis di panggung hiburan musik.



Nah Keluarga The Baldys yang sudah lama menjadikan Lemonilo sebagai makanan kesukaan keluarga, telah lama memilih gaya hidup sehat. Pas banget dengan gagasan Lemonilo yang ingin menerapkan hidup sehat kepada masyarakat Indonesia.

Kolaborasi Lemonilo dan The Baldys diharapkan menjadi representasi keluarga hebat Indonesia serta rekan yang tepat untuk menyampaikan gagasan hidup sehat pada masyarakat. Dan tentunya bisa menjadi inspirasi untuk keluarga Indonesia dari sosok yang mereka idolakan.

Seperti penuturan Shinta:
Lemonilo sangat senang dapat berkolaborasi dengan keluarga The Baldys. Karena keluarga ini memiliki misi yang selaras dengan Lemonilo sebagai brand yang ingin membuat gaya hidup sehat bisa diakses oleh siapa saja. Juga menjadikan hidup sehat sebagai sesuatu yang normal

Mewakili The Baldys, sang ayah bercerita bahwa anak-anak mereka demen banget makan mie instan. Sementara dia dan sang ibu meyakini bahwa mie instan kebanyakan terbuat dari bahan yang tidak menyehatkan. Selain ada penambahan penguat rasa artifisial, ada pengawetnya, dan proses pembuatannya pun dengan digoreng.

Nola, sang ibu menjelaskan juga bahwa dia sudah sejak lama ingin anak-anaknya mengonsumsi makanan sehat. Kesukaan anak-anaknya mengonsumsi mie instan sempat membuat cemas Nola. Dia pun membatasi konsumsi mie instan di rumah. 

Namun kalo di luar rumah gimana? Nggak mungkin juga kan untuk mengawasi mereka setiap saat. Jadi memang harus mengenalkan anak-anaknya gaya hidup sehat. 

"Mereka tuh nggak bisa diam, selalu aktif dan karenanya jadi banyak makan,"

Kekhawatiran Nola akhirnya membuat ia rajin menyiapkan makanan dari dapur. Memberikan anak-anak bekal yang lengkap isinya termasuk sayuran.

Dan dia bersyukur saat ada produk mie instan Lemonilo yang bisa jadi solusi makanan sehat untuk keluarganya. Nola dan Baldy jadi nggak mengkhawatirkan lagi kesukaan anak-anak mereka konsumsi mie instan.

Untuk Bevan aja dalam sekali makan bisa menghabiskan dua hingga tiga porsi Mie Instan Lemonilo Kuah rasa Kari Ayam. Nola membiarkan karena yakin dengan bahan-bahan mie instan Lemonilo yang aman untuk anak-anaknya. Sedangkan Neona dan Naura suka Mie Instan Lemonilo goreng.


Sesi Pertanyaan Yang Seru

Beberapa peserta diberikan kesempatan untuk bertanya pada Bapak Ronald, Ibu Shinta maupun The Baldys. Saya udah merangkumnya dalam penjelasan di bawah ini.

Pertanyaan pertama : 

Apakah anak balita boleh diberikan mie instan Lemonilo? Dan Mengapa memilih Keluarga Baldys sebagai Brand Ambassador Lemonilo?

Ronald secara singkat menjelaskan bahwa dirinya bersama CEO lainnya membuat produk untuk bisa dinikmati segala usia. Anaknya sendiri yang masih balita, saat itu usianya di atas 1 tahun diijinkan mengonsumsi mie instan Lemonilo.

Shinta menjelaskan lebih lanjut bahwa anak-anaknya juga mengonsumsi mie instan Lemonilo sejak balita. Dia yakin dan berani memberikan mie ini karena bahannya tidak berbahaya. Salah satu kandungan bahannya adalah tepung mocaf, yang terbuat dari singkong atau ketela pohon yang diolah dengan beberapa tahapan hingga menjadi serbuk bertekstur.

Itu lah kenapa mie instan Lemonilo aman dikonsumsi oleh segala usia, bahkan aman untuk penderita diabetes dan mengurangi resiko obesitas.

Nah, tentang kenapa dipilih keluarga The Baldys sebagai Brand Ambassador Lemonilo Mie Instan? Karena keluarga ini menyukai produk Lemonilo jauh sebelumnya. Bahkan Mie Instan Lemonilo menjadi pilihan sehat makanan keluarga anak-anak The Baldys. Kemudian keluarga ini dikenal ramah, santun, baik di balik layar maupun di depan kamera. Nggak ada yang ditutup-tutupi pokoknya.

Pertanyaan kedua :

Eryvia Maronie menanyakan apakah ada pilihan pengolahan agar anak-anaknya mau mengonsumsi mie instan Lemonilo?

Jawaban Ronald, Lemonilo sejak awal tidak mau terlalu kuat demi rasa yang lebih gurih. Rasa mie instan Lemonilo udah bisa diterima oleh lidah kebanyakan orang Indonesia. 

Dari Shinta ditambahkan penjelasannya bahwa untuk rasa sebenarnya sudah sesuai dengan selera. Lemonilo telah melakukan tes rasa pada masyarakat. Meski tetap bila ada masukan dari konsumen seperti ini akan menjadi bahan pengkajian nantinya.

Nola ikutan menjawab, bahwa gimana caranya harus mengenalkan anak-anak makanan sehat. Tentu harus dimulai dari orang tuanya. Dengan memberikan edukasi pada anak tentang gizi makanan yang sehat.

Sebelum dikontrak oleh Lemonilo, Nola dan Baldy yang mencoba lebih dulu mie instan lemonilo.

Jajan di luar rumah itu kan ngeri, tidak sehat, dan bikin sakit. Diusahakan bawa bekal dari rumah, dan isi bekalnya komplit harus ada sayuran juga. 

Pengakuan jujur dari Naura, menurutnya mie instan Lemonilo itu bebas bahan pengawet, tanpa penguat rasa, tapi memang udah cocok dengan rasanya.

"Sejak kerja sama dengan lemonilo jadi makin banyak makan mie instan, hahaha."

Pengakuan jujur Neona ini disambut tawa semua orang.



Pertanyaan ke-3 dari Vicensia :

Berapa kali boleh makan mie instan dalam sehari?

Jawabannya disampaikan oleh Ronald. Yaitu Kita asumsikan sehari itu kebutuhan makan 2000 kalori. Kalo 1 kemasan mie instan Lemonilo ada 300 kalori, kalo makan 3 porsi seperti Bevan juga masih aman. 

Apalagi seperti dituturkan oleh Baldy, Bevan adalah anak yang aktif bergerak meski di rumah saja. Dia suka olah raga, sepedaan keliling kompleks juga Jadi kalo makan sehari habis 3 porsi mie instan Lemonilo pun tak masalah. Karena kalo udah makan mie instan kan tidak makan nasi.

Ronald juga menambahkan:

"Anggap aja kalo makan mie Lemonilo sebagai karbohidrat, tapi juga harus dilengkapi dengan protein, dan vitamin, mineral, zat besi, dan lainnya. Jadi gizinya tetap tercukupi."

Apakah sehat? Tentu saja sehat karena bebas dari bahan berbahaya. Mie instan Lemonilo dibuat tanpa bahan 3P yaitu pengawet, perasa dan pewarna artifisial, Monosodium Glutamate (MSG), dan Hydroliyzed Vegetable Protein (HPV). Karena terbuat dari bahan alami yang aman untuk dikonsumsi, Mie Instan Lemonilo harus dikonsumsi dalam waktu tak lebih dari 7 bulan sejak masa produksi.

Apakah ada produk variasi rasa baru nanti dari Lemonilo? Ada dong. Pantengin terus sosial media Lemonilo tentunya untuk info produk lainnya.

Karena ada sekitar 40 produk Lemonilo, tapi yang paling menjadi andalam adalah mie instan. Selain itu ada snack Lemonilo kripik, cheaps, dan snak manis. Saat pandemi ini juga mengeluarkan produk Hand Sanitizer yang bebas bahan berbahaya karena dari herbal.

Sesi penutup ada pengundian peserta yang hadir sejak awal hingga akhir. Dan pemenang undian adalah : Delis Meka Denish, Muayied, dan Dewi Rokhmawati. Mereka berhak atas voucher emoney untuk pembelian produk Lemonilo.

Pesan dari

“Excited dan bahagia banget bisa menjadi bagian dari keluarga Lemonilo sekaligus dipercaya menjadi Brand Ambassador produk Mie Instan Lemonilo. Karena Mie Lemonilo ini terbuat dari bahan alami, tanpa penyedap rasa, pengawet, dan juga tanpa pewarna buatan sehingga sangat aman dikonsumi oleh keluarga kami. Kesehatan adalah yang utama, terlebih dengan kondisi pandemi ini di mana gaya hidup sehat sudah menjadi kebutuhan mutlak agar imunitas tubuh juga selalu terjaga,”

Nah, kalian udah pernah menikmati seporsi Mie Instan Lemonilo? Atau mungkin seperti Bevan, bisa habis 3 porsi? Nggak apa sih asal energi yang kalian keluarkan juga sepadan.

Seruu acaranya, apalagi The Baldys adalah keluarga yang ceria, komunikatif, dan mereka tampil menyenangkan. Sesi terakhir adalah foto bersama seluruh peserta, dengan MC, The Baldys, dan Ronald serta Shinta. Ah senangnya.



Wassalamu'alaikum.

Dokumentasi :
- IG Lemonilo
- Faradillah

Lemonilo
www.lwmonilo.com
FB | IG | Youtube : @lemonilo
Reading Time:

Kamis, 23 Juli 2020

Belajar Saat New Normal Bersama Guru Kreatif
Juli 23, 2020 22 Comments
Belajar Saat New Normal Bersama Guru Kreatif



Assalamualaikum Sahabat. Sudah empat bulan berlalu, dan pandemi covid masih ada di muka bumi. Sebagian orang sudah mulai melakukan aktivitas di luar rumah. New normal yang diberlakukan memang masih bikin galau. Itu juga sebabnya belajar pun masih harus di rumah aja seperti yang dituturkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Jadi meski awal tahun ajaran baru ditetapkan mulai tanggal 13 Juli 2020, namun sebenarnya ini hanya untuk penetapan saja. 

Seperti yang sudah ditentukan dan sesuai dengan SKB empat kementerian. Yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Agama. Tentang Panduan Pembelajaran pada Tahun Ajaran Baru dan Tahun Akademi Baru di Masa Pandemi covid-19. Bahwa Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang semula bersifat tatap muka dialihkan menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) baik secara daring maupun luring.

Namun sesuai dengan panduan dari Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nasional, untuk daerah zona hijau dimungkinkan untuk memulai pembelajaran tatap muka dengan persyarakatan protokol kesehatan yang berlaku.

Tahun Ajaran Baru, Belajar Daring Lagi

Sistem pendidikan dituntut untuk adaptasi di masa pandemi Covid-19. Guru dipaksa untuk menjalankan metode pembelajaran baru sesuai kebiasaan baru. 

Peran guru di sini tak lagi dengan menilai kualitas siswa berdasar satu kelas atau pelajaran. Penilaiannya juga memperhatikan setiap individu siswa, menggali potensinya, termasuk juga kemampuan teknologi. Tahu kan kalo saat ini teknologi menjadi penting untuk mendukung pembelajaran di era kebiasaan baru.

Beberapa waktu lalu saat menjelang penerimaan anak didik, orang tua mulai dihantui dengan sistem yang digunakan yaitu zonasi. Saya sendiri hanya membaca sekilas dari status di linimasa sosial media. 

Satu masalah kelar, datang masalah baru. Seakan-akan orang tua nggak hanya butuh kesabaran tapi juga kekuatan tekad untuk mendampingi anak-anak di tahun ajaran baru.

Peran orang tua yang biasanya sebatas mengantar ke sekolah, kini otomatis bertambah. Mulai dari menyiapkan peralatan dan jaringan penunjang pembelajaran secara daring, sampai mendampingi anak mengerjakan tugas-tugas dari gurunya.

guru kreatif
pict. by tes.com

Nggak cukup sampai di situ. Bahkan orang tua harus menanggung biaya sekolah yang masih tetap ada. Banyak curhatan tentang biaya sekolah atau SPP ini. Mengapa tidak ada diskon, sementara murid tidak masuk sekolah? 

Dan masih ada pengeluaran tambahan untuk paket data selama sekolah daring. Belum lagi biaya untuk membeli sarana prasarana. Bagi orang tua yang mampu memenuhi kebutuhan sekolah anak-anaknya, gak ada masalah. Namun kondisi ini diperparah dengan masalah ekonomi orang tua yang terdampak pandemi. Mulai dari mengalami penurunan pendapatan, bahkan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Saya ingin merangkum uneg-uneg orang tua dan anak-anak selama sekolah atau belajar dari rumah.

Masalah yang sering dijadikan curhat orang tua dan murid :

- Kebutuhan Sekolah Daring Lebih Mahal

Curhat bahwa kebutuhan pembelajaran jarak jauh lebih mahal karena kebutuhan kuota internet. Tidak semua orang tua murid memiliki kemewahan mempersiapkan wifi di rumah. Bahkan kebanyakan untuk membeli pulsa kuota internet saja, harus menunggu duit gajian.

- Tidak Semua Guru Siap Dengan PJJ

Karena selama ini pendidikan di negeri ini memang tidak dikenalkan dengan pemberian tugas secara daring. Ada sih guru yang memiliki ide memberi tugas pada muridnya untuk mengumpulkan tugas via email. Namun biasanya ini dilakukan oleh guru kreatif yang memang berniat untuk inovasi. Dan mengenalkan muridnya untuk lancar mengakses dunia maya tak sekadar untuk main sosial media.

- Harus Beli Hape

Ini kasusnya hampir sama dengan tidak memiliki kuota internet. Tidak semua orang memiliki gawai atau hape atau gadget. Bahkan bila punya anak yang masih sekolah lebih dari satu orang, dan jam belajar berbarengan, pasti butuh hape lebih dari dua. 

Namun ada juga keringanan dari pihak sekolah/guru yang memberikan kesempatan waktu yang lebih panjang. Maksudnya untuk memfasilitasi orang tua yang mendampingi lebih dari satu anak. Jadi bisa giliran untuk masing-masing anak. 

- Pengeluaran Bertambah

Kondisi belajar daring tentunya menyebabkan kebutuhan data internet dua kali lebih banyak. Dan ada juga pastinya penambahan biaya listrik. Belum lagi dengan pengeluaran cemilan atau makanan yang meningkat. 

Kalian yang memiliki anak atau keponakan pasti hapal dong, saat liburan sekolah selalu ada peningkatan pengeluaran makanan dan jajanan. Nah, ini bukan waktu liburan tapi sekolah di rumah. Abis belajar, kadang anak-anak suka nanyain ada jajanan nggak? Katanya mereka gampang lapar tiap abis belajar daring.

- Beban Orang Tua Bertambah

Orang tua banyak yang mengaku mengalami kesulitan mendampingi anaknya belajar daring. Terutama mereka yang dua-duanya bekerja, memiliki anak lebih dari 1 yang semua masih di usia sekolah, dan tingkat pendidikan orang tuanya kurang memadai.

Kondisi ini yang membuat banyak orang tua curhat di sosial media. Kebanyakan memang perempuan yang curhat, sejak belajar daring, makin banyak ngomel, hahahaa.

- Kurangnya Waktu Menemani Anak Belajar

pict. by edutania.id

Nah, nggak hanya orang tua yang tetap bekerja di luar rumah aja yang punya keterbatasan waktu mendampingi anak belajar. Tapi ibu-ibu atau ayah yang bekerja di rumah juga mengeluhkan hal serupa.

Mereka harus bangun lebih pagi, agar semua kegiatan berjalan lancar. Sarapan harus udah siap sebelum anak-anak belajar daring. Mereka masih harus membereskan pekerjaan rumah, masak untuk maka siang dan malam.

Pengalaman Anak saya Kuliah Daring

Terus terang saya memang nggak mengalami seperti umumnya orang tua yang menemani anak belajar di rumah. Anak saya yang sulung udah bekerja, sementara yang bungsu udah menjadi mahasiwa semester 4. 

Namun bukan berarti nggak ada masalah tentang pembelajaran daring. Ada kok, sama aja sih masalah yang muncul. Saya tulis sesuai curhatan si bungsu.

- Interaksi dengan dosen kurang
Sebagai mahasiwa DKV (Desain Komunikasi Visual) materi tidak menarik karena dibagikan dalam bentuk tulisan. Seharusnya pembelajaran di jurusan DKV memang membutuhkan tatap muka atau dengan membagikan video tutorial.

- Bimbingan dari dosen tidak ada
Kalo ada tatap muka, biasanya dengan praktek. Jadi bisa belajar atau bertanya bila ada mahasiswa yang kesulitan memahami materi. Seperti poin pertama di atas, tidak adanya tatap muka menyebabkan mahasiswa jalan sendiri selama semester genap.

- Beberapa dosen senior gaptek
Yang lucu adalah, kampus yang dikenal sebagai embrionya teknologi digital, masih memiliki dosen yang gagap teknologi. Beberapa dosen seni yang senior, sulit memahami pembelajaran kulian online. Biasanya mereka lebih suka model tatap muka atau ngomong tentang materi perkuliahan, juga dengan berdiskusi. 

Jadi selama kuliah online, dosen ini hanya memberikan tugas dalam bentuk pdf yang diunggah di website kampus. Anak saya merasa tidak bisa memahami materi yang diberikan. 

- Bosan Karena tidak ketemu teman
Nampaknya enggak anak kuliahan, anak SD, SMP, dan SMA memiliki masalah yang sama. Kangen pengen ketemu teman di sekolah atau kampus. Iya sih, sebagai makhluk sosial, bertemu dan menjalin komunikasi secara tatap muka memang salah satu bentuk hiburan.

- Tidak dapat uang saku
Hayooo mana suara emak yang pernah diprotes anak-anaknya karena selama belajar daring tidak memberikan uang saku?

Saya juga nggak ngasih anak saya uang saku. Hahahaa. 

Ya, suka duka belajar daring memang menjadi catatan sejarah yang kelak akan dituturkan pada anak cucu. Bagaimana pun manusia diciptakan sebagai makhluk hidup yang pintar beradaptasi. Jadiii, dinikmati saja kondisi ini dengan apa yang kita miliki. 

Sekali lagi, kalo mampu dan memiliki rejeki lebih, kita bisa membantu tetangga, kerabat, atau teman yang terdampak pandemi. Nggak punya duit berlebih juga bisa membantu dengan membagikan gadget yang tidak terpakai di rumah. Siapa tahu di luar sana ada kerabat atau tetangga yang membutuhkan untuk prasaran belajar daring buat anaknya.

Semoga bermanfaat apa yang saya tuliskan dari rangkuman uneg-uneg, curhatan tetangga, adik ipar, teman, anak kandung, yang mesti belajar daring. Kalian bisa juga ikut curhat di kolom komentar. Curhatannya yang asik aja yaa. Wassalamualaikum Sahabat.
Reading Time:

Jumat, 17 Juli 2020

Review Film Intruders, Teror Menegangkan Mantan Pemilik Rumah
Juli 17, 2020 26 Comments

Review Film Intruders, Teror Mantan Pemilik Rumah


 
Assalamualaikum Sahabat. Masih setia di rumah aja kan? Meski udah mulai adaptasi kebiasaan baru, saya masih tetap di rumah aja. Nggak ada yang berubah seperti awal pandemi dan diberlakukan PSBB. Kegiatan di rumah aja udah menyita waktu. Dari merawat tanaman hias dan sayur di pot, baca novel yang masih dalam kemasan plastik, hingga nonton film. 

Kali ini karena nonton film di bioskop masih gak memungkingkan, saya memilih nonton di HBO Go. Ada film dari tahun lawas hingga yang terbaru awal tahun 2020. Saya kali ini memilih nonton film yang digarap tahun 2015. Dan perlu kalian tahu bahwa film ini kabarnya memang tidak tayang di Indonesia. Karena penayangannya dalam bentuk format DVD dan HD. Dan dijual hak siarnya di channel TV nasional.

Saya sendiri udah lupa apakah pernah nonton trailer film The Intruders. Beberapa kali memang ada film-film hollywood yang tidak tayang di bioskop tanah air. Saya sering banget kecewa kalo ketemu trailer film bagus tapi enggak tayang di sini. Nah lebih kecewa lagi kalo film nya tayang di bioskop di Jabodetabek, tapi enggak tayang di Semarang. Huhuhuuu, nyesek kan kalo udah ditungguin gak tayang.

Ah tapi misalkan nggak tayang di Semarang juga enggak apa sih. Karena sekarang saya bisa nonton di HBO Go. Oiya nanti deh saya ulas khusus HBO Go ini dalam artikel terpisah. Ini beda dengan HBO yang biasanya. Di HBO Go ini kita bisa menyaksikan film-film yang sedang tayang di bioskop juga. Ada juga film seri yang nggak ada tayangannya di HBO.id atau HBO family. 

Kalo The Intruders baru saja saya lihat karena ya baru ketemu film nya, hahahaa. Dan kayaknya juga karena saya sedang asik nonton film serial seru. Saya mau cerita juga tentang film seru ini. Saya kasih bocorannya dulu, film ini mengisahkan tentang serunya pertemanan ibu-ibu di sekolah anak-anaknya di salah satu distrik. 

Sekarang ngomongin The Intruders dulu aja ya. Film yang dirilis tahun 2015 ini masih menarik meski baru ditonton. 

Sinopsis Film The Intruders :

Seorang gadis remaja bernama Rose Halshford tinggal di rumah baru bersama ayahnya. Awalnya semua berjalan mulus, namun hal-hal tak terduga bermunculan.


Salah satu adegan memperlihatkan sebuah pintu di rumahnya yang terbuka sendiri. Hari pertama Rose dikagetkan dengan kehadiran seorang pria yang tiba-tiba masuk ke rumahnya untuk berkenalan. Ruang bawah tanah yang misterius. Dapur yang belum jadi dan bersambung dengan 

Film ini mengisahkan trauma Rose Halshford yang kehilangan ibunya. Setelah pindah, Rose kemudian mencoba untuk mengungkap rahasia gelap di balik rumah barunya itu. Sayangnya, sang ayah tidak mempercayainya.

Sesuai judulnya, film ini ceritanya fokus pada penyusup yang masuk ke dalam rumah Rose. Bahkan salah satu adegan di dalam trailer memperlihatkan Rose yang tengah terancam oleh serangan dari penyusup berbahaya. 

The Intruders disutradarai oleh Adam Massey, sosok yang pernah menggarap film A Lobster Tale (2006) dan Man Vs. (2014). Naskahnya sendiri ditulis oleh Jason Juravic. Aktris cantik Miranda Cosgrove bermain sebagai Rose Halshford. Saya suka akting Miranda yang nampak menyatu sosoknya sebagai Rose. Putri yang suka menyendiri, sok tahu, peka dengan kesedihan orang lain, dan kurang yakin dengan cinta sang ayah padanya.

Sementara ayahnya Howard (Tom Sizemore, pernah bermain di film SAVING PRIVATE RYAN), adalah arsitek yang sibuk dengan pekerjaannya. Hal ini sudah terjadi sejak istrinya masih ada dan bahkan tak bisa menemani selama dalam perawatan di rumah sakit.

The Intruders juga melibatkan nama-nama bintang seperti Donal Logue, Tom Sizemore, dan Austin Butler. Dan yang perlu kalian tahu, Film ini dirilis melalui format DVD dan Digital HD pada 24 Februari 2015. 

Review Film The Intruders versi saya :

Cerita dibuka dengan nasib seorang perempuan muda yang disekap di ruang mirip gudang sebuah rumah. Mendadak sosok laki-laki memasuki ruangan dan membunuhnya. Ngeri prolog nya tapi juga bikin penasaran.
 
Review Film The Intruders, Sang Penyusup
   

Pindah rumah

Ayah dan putrinya, Rose pindah ke rumah baru namun merupakan bangunan tua yang butuh perbaikan. Mereka berdua sering berselisih pendapat. Tidak pernah ada kata sepakat, selalu beradu pendapat.

Sebelum meninggal, ibunya sempat bercanda tentang gimana nasib keduanya misal dia nggak ada. Rose menjawab mereka akan saling bunuh. Tentu saja saat itu Rose hanya bercanda. Video ini sengaja direkam oleh ayahnya, saat ibu dan Rose tengah berada di dapur.

Kenal Tetangga Baru

Rose melihat remaja sebaya dengannya yang sedang berjongkok di depan rumah seberang. Dia menyapa dan ngajak kenalan. Perbincangan yang banyak hambatan karena teman barunya yang bernama Leila (Jenessa Grant), merespon dingin.


Rose menduga ayah Leila ini suka melakukan kekerasan pada anaknya. Gara-gara ia membaca kalo sang ayah ini pernah menjadi tersangka menghilangnya Rachel. Perempuan yang pernah tinggal di rumah Rose yang sekarang.

Pekerja Konstruksi

Rumah Rose butuh perbaikan karena sudah lama nggak ada yang menempati. Salah satu pekerjanya (diperankan oleh Austin Butler)  diberikan kunci oleh ayah Rose. 


Rose sempat curiga karena dikira dia adalah sang penyusup. Apalagi dia selalu muncul tiap kali dari lantai atas atau bawah, Rose selalu mendengar bunyi-bunyian perabotan yang digeser-geser.

Rahasia Rumah Baru

Setiap kali Rose sendiri, selalu ada suara-suara yang mencurigakan muncul dari lantai atas. 


Gangguan Mulai Bermunculan

Gangguan mulai muncul dan membuat Rose sering kebingungan dan resah. Bukan hanya bunyi-bunyian. Tapi juga kepala boneka yang mendadak berpindah tempat sendiri.

Yang berikutnya adalah hilangnya cetak biru gambar bangunan milik ayah Rose. Dan kali ini Rose menjadi tersangka karena memang hanya mereka berdua kan yang menempati rumah tersebut. Nggak ada orang lain.

Bahkan satu pagi, maket rumah yang dibuat oleh ayah Rose mendadak rusak. Lagi-lagi ayahnya menuduh Rose yang merusaknya. Tentu saja hal ini bikin Rose marah dan pergi dari rumah.

Yang lebih parah adalah hilangnya Leila, tetangga baru yang mulai akrab dengan Rose. Ayah Leila mendatangi rumahnya dan bertanya keberadaan Leila. Rose mulai yakin dengan kecurigaan nya selama ini, bawah rumahnya memang memiliki rahasia.

Hingga satu hari Rose janjian untuk menyiapkan makan malam bila ayahnya mau pulang lebih awal. Namun setibanya di rumah, Rose hilang kesadaran setelah minum jus jeruk di dalam kulkas.

Kali ini petugas rescue 911 menunjukkan kadar pil milik sang ayah dikonsumsi oleh Rose dalam jumlah melebihi dosis. Rose dianggap melakukan pecobaan bunuh diri. 

Ruangan bawah tanah

Rose menemukan ruang bawah tanah tempat Marcus, pemilik rumah sebelumnya menyimpan seluruh rahasianya. Kecurigaan dan rasa ingin tahu Rose mengantarkannya pada ruang rahasia bawah tanah yang misterius.

Dari sini aja saya nonton dengan merasakan ketegangan yang memuncak. Karena mendadak sosok asing yang pernah dilihat Rose di dalam surat kabar, berdiri menjulang di hadapannya.

Rose sekuat tenaga melawan Marcus yang ternyata masih tinggal di rumah mereka. Sampai di sini saya sebenarnya udah gemas karena Rose malah tertegun dan nggak segera lari. 

Yah namanya juga film ya, kalo lari tentu ceritanya berbeda dong, hahahaa.

Rose bahkan menemukan Leila yang disekap dan kepalanya dibungkus dengan plastik. Kekuatan tekad Rose, daya juangnya karena ingin tetap hidup dan menunjukkan pada sang ayah, bahwa selama ini dugaannya tentang rumah ini adalah benar. Yaitu selama ini ia tak berhalusinasi dengan suara-suara aneh dari lantai atas. Atau dari ruang bawah tanah yang kadang ada sosok laki-laki di sana.

Penasaran nggak sih gimana akhir ceritanya. Bagaimana pula kisah Joe, teman baru yang tertarik padanya, apakah dia juga selamat dari pembunuhan yang dilakukan oleh sang penyusup? 

Hmmm, ceritanya asik, seru, meski mendebarkan dan bikin saya gemes. Sebagai penyuka film thriller, nonton ini nggak begitu menegangkan. Nilainya biasa aja sih. Akhir ceritanya mudah ditebak karena film sejenis udah sering saya tonton.

Gimana, kalian udah pernah nonton The Intruders versi Rose? Karena ada dua atau tiga film dengan judul mirip yang tayang berbeda tahunnya. Silahkan cari di google, pasti menemukannya deh. Wassalamualaikum Sahabat.
Reading Time:

Sabtu, 11 Juli 2020

Mie Kopyok Makanan Tradisional Semarang ini, Mudah Loh Bikinnya
Juli 11, 2020 30 Comments
Mie Kopyok Makanan Tradisional Semarang ini, Mudah Loh Bikinnya


Assalamualaikum Sahabat. Saat ini pandemi covid masih ada di bumi pertiwi, bahkan di dunia. WHO baru aja merilis cara penyebaran baru lewat udara. Emang selama ini udah lewat udara kan? 

Serius ya, saya bingung loh membaca info terbaru ini. Namun kali ini saya nggak bakal nulis tentang covid. Yang ingin saya tuliskan adalah efek dari covid yang nggak ilang hingga detik ini.

Salah satu efek yang bikin saya kehilangan momen istimewa karena covid adalah enggak bisa kulineran. Kalian pasti setuju dong. Sampai hari ini saya udah libur incip kuliner di luar rumah sambil nongkrong, ada 4 bulan. Kalo pesan makan online gitu sih sering ya.

Sedih dong karena keluarga saya termasuk yang suka incip kuliner Indonesia gitu. Meski gak nolak juga sih dengan akulturasi makanan asing yang masuk ke ranah kuliner negeri ini. Karena beberapa kali anak-anak suka juga minta makan di resto masakan Korea atau Jepang.

Ya udah bersabar aja deh, sambil terus berdoa semoga pandemi segera berakhir. Sehingga kondisi benar-benar kembali normal seperti sebelum ada pandemi covid.

Cari Keringat dan Kulineran di area CFD Simpang Lima

Perlu kalian tahu, sebelum covid ada di bumi ini, tiap minggu saya dan suami selalu jalan pagi di area Car Free Day (CFD) Simpang Lima Semarang.

Bagi warga Semarang, olah raga di area CFD itu satu hal yang dinantikan selama 6 hari sebelumnya. Begitu weekend tiba dan termasuk saya nih, udah merencanakan bakal berangkat jam berapa saat Minggu pagi. Sereceh itu ya rencana jalan-jalan pagi di area CFD. 

Ketika ada kepentingan keluar kota atau ada acara yang nggak memungkinkan kami ke CFD, terasa ada yang hilang. Hahahaa, lebay nih.

Emang sih suasana olah raga di CFD itu bikin semangat. Melihat orang yang sedang menggerakkan tubuhnya, jadi pengan ikutan. Meski saya biasanya begitu nyampai di lapangan Simpang Lima langsung jalan muter sampai dua atau tiga kali. Tergantung kondisi kaki, wkwkwkk.

Kalo udah capek, baru deh mikir mau ngisi perut. Hahahaa.

Biasanya saya dan suami suka pesan mie kopyok di depan toko kue Brilliant, pojokan Simpang Lima bagian selatan. Di situ ada gerobak penjual mie kopyok yang sering dikerumuni pelanggannya termasuk kami berdua. 

Kemarin sempat ubek-ubek foto di folder drive, dan baru menemukan penampakan mie kopyok saat jajan di sana. 


Sayangnya saya kok lupa nggak simpan foto gerobak dan bapak penjualnya. Tapi setelah nyari di arsip Instagram @hidayah_art akhirnya ketemu videonya. Saya screen capture deh, wkwkwk.


Menurut saya sih mie kopyok yang disajikan si bapak penjual ini lumayan enak kok. Rasa bawang putihnya enggak terlalu banget, kecapnya juga pas di lidah saya. Karena ada juga pembeli yang minta kecap tambahan. Beda dong dengan saya yang malah minta mie dikurangi, tapi diganti kecambah aja yang banyaaak.

Dari foto yang saya screen capture terlihat udah nyaris satu tahun saya enggak motret saat makan mie kopyok. Jadi foto di atas emang foto terakhir saat makan mie kopyok yang sempat saya ambil gambarnya.

Harga seporsi mie kopyok sekitar 10 ribu, ini awal tahun 2020. Dan udah lebih dari 6 bulan saya nggak jajan di sana, hikss.

Apa Sih Mie Kopyok itu, Beneran Kuliner Asli Semarang?

Iya dong, karena sejak saya kecil juga udah ada penjual mie kopyok ini sliweran di depan rumah menjajakan dagangannya. Jaman dahulu (1970 hingga 1987) masih ada penjual mie kopyok yang menggunakan pikulan. Penjual yang menggunakan gerobak malah belum ada. Ini seingat saya sih.

Mie Kopyok merupakan salah satu makanan tradisional Kota Semarang yang sering dijadikan alternatif sarapan. Banyak penjual yang mangkal di beberapa wilayah di Kota Semarang. Bahkan lebih banyak lagi penjual mie kopyok berjualan keliling gang atau jalanan di Kota Semarang.

Mie Kopyok Makanan Tradisional Semarang

Di rumah saya aja, tiap hari ada 4 penjual mie kopyok yang lewat menjajakan dagangannya. Tapi hanya ada 1 penjual mie kopyok yang enak rasa racikannya. Jadi kalo pengen beli harus ngintip dulu dari balik gordyn penjual mana yang lewat. Saat lama gak ngincipi mie kopyok kadang ada aja godaannya. Suara sendok yang diadu dengan piring terdengar nyaris sama. Dan saat saya intip keluar jendela, bukan langganan yang lewat. Huhuuu, hilang deh keinginan beli mie kopyok.

Mie kopyok terdiri dari mie basah dan kecambah yang ditaruh di sendok sayur berbentuk khusus. Yaitu ada lubang kecil-kecil untuk meniriskan kuahnya. Dua bahan ini dicelupkan sekitar 3 menit  ke dalam air panas di dandang. Kemudian diangkat dan dikopyok-kopyok (dikocok-kocok naik turun di dalam air panas di dandang). Itu lah penyematan nama mie kopyok yang saya ketahui dari kecil.



Selain mie dan kecambah, ada lontong, dan tahu pong, serta dikucuri kuah yang ada bumbu bawang putih. Bumbu bawang putih ini biasanya disimpan di botol bening. Kemudian ditambahkan juga kecap manis, seledri,  bawang goreng, dan krupuk gendar. 

Nah paling enak menikmati mie kopyok dengan tambahan sambel rawit setan yang cukup banyak. Biar nggak mblenger gitu. 

Yang terkenal untuk penjual mie kopyok ada di kawasan piere tendean, yaitu mie kopyok Pak Dhuwur. Bagi saya sendiri mie kopyok ini rasanya biasa aja. Karena lidah saya udah terbiasa dengan mie kopyok yang jualan di daerah Pecinan. 


Mie kopyok di atas itu saya beli di tempat penjual langganan di rumah masa kecil, yaitu di Jagalan. Tempat mangkalnya di jalan Karang Anyar, satu deretan dengan leker Paimo. Depan Asem-Asem Koh Liem, agak ke timur lagi dikit.

Yang berjualan sekarang anaknya, bapaknya udah meninggal dua tahun lalu. Mie Kopyok ini termasuk favorit di kawasan Pecinan. Meski tempatnya cuma numpang di teras bangunan milik orang, dengan kursi plastik dan tanpa atas pula, tapi yang beli lumintu. Lumintu itu pembeli yang datang bergantian, nggak pernah berhenti.

Mungkin karena beli mie kopyok di sini selalu disajikan sepiring krupuk gendar. Jadi pembeli suka dengan tambahan krupuk gendar meski tetap dihitung sendiri dan bukan bagian dari seporsi mie kopyok.

Untuk harganya sekarang ini saya kurang tahu karena udah lama nggak jajan di sana. Terakhir kalo nggak salah sekitar 11 ribu, kalo tambah krupuk gendar sepiring ada 4 buah cukup bayar 5 ribu.

Yuk Racik Sendiri Mie Kopyok di Dapur Rumah

Sebagai warga asli Kota Semarang, tentu saja saya udah beberapa kali masak mie kopyok di rumah. Biasanya untuk suguhan ketika ada acara kumpul keluarga. Karena bikin mie kopyok itu gampang banget sih. Jadi bikin sendiri pun juga gak masalah. 

Yuk saya akan berbagi resep Mie Kopyok khas Semarang

Bahan yang dibutuhkan :

- 1 kg Mie kuning segar (untuk 7 porsi)
- 8 biji bawang putih di geprek, lalu direndam dalam air mendidih dan sisihkan hingga hangat suam2 kuku. Bisa ditambahkan kaldu bubuk jamur. Masukkan ke dalam botol kaca bekas sirup
- Kecambah panjang secukupnya untuk campuran
- 10 biji tahu pong, goreng sebentar lalu potong-potong
- daun seledri secukupnya rajang halus
- lontong dipotong-potong untuk penyajian
- bawang goreng untuk taburan
- cabe rawit utuh di rebus
- kecap manis
- kerupuk gendar/kerupuk nasi/kerupuk karak, dip
- garam
- air secukupnya untuk merebus

Cara memasak mie kopyok khas semarang

- siapkan piring, ulek cabe yg sudah direbus di atas piring. Beri sedikit garam, lalu beri 5 potong lontong, sisihkan

- Rebus air secukupnya, hingga mendidih. Kemudian dengan menggunakan sendok sayur yang ada lubangnya, semacam saringan, kasih mie dan kecambah. Celupkan ke dalam air yang mendidih sekitar 3 menit. 

- Taruh celupan mie dan taoge di piring berisi lontong tadi. Kemudian beri potongan tahu, kuah bawang putih, kerupuk gendar dan kecap manis. Taburi dengan bawang goreng dan potongan daun seledri.

Koreksi rasanya, dan sajikan selagi hangat.


Mie kopyok bisa kamu kreasikan dalam porsi besar. Kamu bisa menikmati bersama keluaga ataupun teman-teman. Dijamin deh pasti pada suka dengan sajian makanan tradisional dari Semarang ini.

Biasanya mie kopyok disajikan untuk sarapan sekitar pukul 7 ke atas. Kuahnya yang ringan karena tanpa penambahan bahan protein, memberikan kesan segar. 

Kalo kalian udah pernah nyoba makanan tradisional dari Semarang ini dan kangen ingin menyicipinya lagi, buat aja sendiri. Bahannya mudah didapatkan di kota mana aja. Nanti cerita ya gimana hasil racikan mie kopyok bikinan kalian. Sampai jumpa, wassalamualaikum Sahabat.
Reading Time:

Minggu, 05 Juli 2020

Desa Wisata Yang Komplit di Desa Sukarara Lombok
Juli 05, 2020 21 Comments

Desa Wisata Yang Komplit di Desa Sukarara Lombok   


Wisata Komplit di Desa Sukarara Lombok

Assalamualaikum Sahabat. Hari pertama tiba di Lombok itu dinihari banget, udah ngantuk pula. Alhamdulillah saya dan mba Tanti memutuskan untuk naik ojek online aja yang kebetulan udah banyak nungguin pesawat landing di Bandara Internasional Lombok (BIL).

Senangnya bertemu driver ojek online yang ramah dan mengenalkan sekilas Lombok sepanjang perjalanan menuju hotel.

Setiba di hotel kami sudah ditunggu oleh pegawainya yang bantuin membawa koper milik saya dan mba Tanti. Setelah check in dan menerima kunci, kami diantar menuju kamar. Dekat sih lantai satu dan bersyukur karena mata udah ngantuk banget.

Setelah membersihkan diri, saya dan Mba Tanti memilih segera tidur. Karena pagi harinya kami akan memulai penjelajahan di Lombok.

Pesan Sarapan Untuk Modal Jalan

Karena saya pesan kamar hotel tanpa sarapan, pagi itu kami pun menuju ke resto hotel yang letaknya di bagian depan. Ada kursi dengan meja yang juga menjadi tempat sarapan mereka yang udah booking include kamar. Saya nyesel deh kenapa nggak memilih booking kamar yang termasuk sarapan.

Tapi karena nggak dapat sarapan, kami bisa bebas memilih menu pagi itu. Saya dan mba Tanti memilih gado-gado. Saya pikir karena terbiasa makan buah untuk sarapan, menu gado-gado cukup sesuai dibanding makan nasi.


Cukup lama juga penyajian menu pesanan kami. Saya pikir kalo memilih gado-gado pasti cepet gitu. Olala saya salah dong.

Ada tiga puluh menit kami menanti, sampai sempat foto area resto dan sekitarnya. Ketika sarapan disajikan, saya kaget karena porsinya besar. 

Saya tertawa, mengapa dari kemarin kami selalu bertemu makanan dengan porsi besar ya?

Gado-gado ala resto dari hotel di Lombok yang kami pilih, ada sayuran yang ditata rapi. Cuma sayangnya ukurannya masih tergolong besar, jadi kami agak susah juga waktu akan menikmatinya. Akhirnya saya potong dulu agar bisa sekali santap, wkwkwkk.


Sambelnya disajikan dalam mangkuk terpisah. Beruntung nih mbak Tanti nggak menuangkannya ke atas sayuran. Karena ternyata rasanya puwedesss pwolll. Rasa sambel kacangnya juga jadi nggak bisa dirasakan dengan khusyuk karena kalo pedesnya kebangeten, hilang juga rasa nikmatnya. Gurihnya kurang, manisnya apalagi, yang tercecap di lidah hanya pedes, hihiihii. 

Jadi kalo kalian menginap di hotel ini dan tidak suka pedas, saya sarankan mending pilih masakan lain deh. 

Selesai sarapan kami kembali ke kamar dan mengambil koper untuk check out. Seperti yang saya tuliskan dalam artikel sebelumnya, kami berdua menggunakan travel tour. Maksudnya agar penjelajahan di Lombok bisa berjalan lancar dan bisa sesuai itinerary. Karena kami memang sama-sama gak punya pengalaman dolan ke Lombok sebelumnya. 

Baca yuk artikelnya : Hari Pertama Trip Lombok 4D3N 

Destinasi Wisata Desa Sukarara

Ternyata driver yang dipilihkan oleh Paket Tour Lombok, Holid udah nungguin di mobil. Kami pun bergegas masuk ke dalam mobil. Setelah basa basi berkenalan, mobil pun meluncur menuju desa wisata di Lombok Tengah, yaitu Desa Sukarara.
  
Jarak menuju Desa Sukarara kalo dari Bandara Internasional Lombok sebenarnya malah dekat. Jadi kami memang mengikuti jalur menuju bandara. 

Desa Sukarara dikenal sebagai salah satu Desa Wisa Tenun. Sebagian besar warga di desa ini mengerjakan tenun sebagai kegiatan harian mereka. Sahabat bisa menyaksikan aktivitas warga yang menenun di rumah masing-masing. Oiya ada tradisi unik yaitu anak gadis setempat baru boleh menikah bila telah bisa menenun sendiri. 

Berkunjung ke Pusat Kerajinan Tenun PATUH Desa Sukarara


Pagi itu Holid mengajak kami berkunjung ke salah satu rumah yang menjadi koperasi atau semacam art shop gitu. Semula saya mengira kami akan diajak wisata belanja. Ternyata bukan itu aja!

PATUH adalah pusat kerajinan tenun yang menampung hasil tenun milik warga Desa Sukarara. Di sini kami diajak menyaksikan seorang ibu yang tengah menenun. Selain itu apalagi kegiatan kami selama di Desa Sukarara? 

Aku kasih tips buat kalian yang ingin mengisi kegiatan selama di Desa Sukarara :

- Melihat dan Ikut Belajar Menenun   

Begitu turun dari mobil, kami disambut oleh seorang anak muda yang mengenalkan dirinya sebagai guide kami. Dan namanya ternyata udah lupa, tuh, wkwkwkk. Maaf yaaa.

Saya menatap bangunan yang bentuknya seperti artshop gitu. Ada tulisan besar di bagian fasad atas bangunannya. 


Kemudian nampak ada barang khas Lombok yang dipajang di etalase. Yang bikin saya tertarik justru seorang ibu yang duduk di salah satu panggung di teras bangunan, dan tengah menenun. Wahhh, seru nih kunjungan pertama kami.

Saya dan mba Tanti berjalan mendekat ke ibu yang tengah menenun, dan...

Menyaksikan Warga Lombok Menenun

Tangan ibu yang cekatan memasukkan benang di antara motif yang udah separo jadi. Warna warna yang memikat mata menjadi piihan si ibu hari itu saat kami berkunjung kesana. Suara khas alat tenun, gesekan kayu yang ditarik merapat agar benang benar-benar tersusun kuat, terdengar dalam ritme yang sama.

Sambil tangannya lincah menyusun motif yang nampak rumit, si ibu pun bercerita tentang proses menenun. Dari tingkat kerumitan motif tenunan, waktu pengerjaan, hingga honor yang beliau dapatkan. Pssttt... jangan bilang di sini ah, gak enak aja.

Ibu tersebut menuturkan bahwa sebagai perempuan yang terlahir di desa, sejak kecil ia diajarkan untuk berlatih menenun. Hingga saat udah dewasa, ketrampilan ini bisa digunakan untuk menjadi penambah penghasilan keluarga. 

Namun sayangnya penghasilan yang diterimanya untuk kerja menenun selama minimal 8 jam per hari, tak seindah hasil tenunannya. Saya dan mba Tanti cukup kaget waktu mendengar si ibu menyebutkan sejumlah angka yang sedikit. Duit segitu bagi saya cuma untuk masak sehari, atau beli jajan untuk anak-anak. Hikss.

Sementara setahu saya, hasil kain tenun atau bahkan songket itu kan nilai harganya lumayan mahal. Atau ada yang di atas sejuta gitu kan. Dan bayangan saya, penenun nya tentu mendapat honor lumayan. Tapi memang ya kita nggak pernah tahu yang sebenarnya gimana.

Belajar Menenun di Desa Sukarara

Saat di sana, kami ditawari mencoba alat tenun tradisional yang terbuat dari kayu. Tapi saya menolak karena pengen mengambil video aja. Dan ternyata mba Tanti tertarik ingin merasakan gimana rasanya menenun seperti perempuan Lombok.


"Gimana Mbak? Kayaknya susah sekali sih memasukkan benang di bagian mana gitu," saya penasaran sih aslinya.

Mba Tanti bilang perutnya sakit karena ada tekanan dari bilah kayu, yang perannya adalah untuk memberi motif dari benang-benang yang ditariknya. Kok saya jadi penasaran tapi ogah nyoba karena arah pandang saya melirik rumah tradisional di halaman samping bangunan art shop.

Oya, ibu itu juga sempat menjelaskan alasan penenun adalah perempuan dan bukan pria. Karena katanya bila pria yang melakukannya, ditakutkan aktivitas itu dapat mengganggu kemampuan reproduksinya. Nah saya juga nggak tahu nih dengan kebenarannya. Karena kami mendapat info ini dari ibu yang menenun itu.

Baca yuk Artikel Mba Tanti :


Menjajal Baju Tradisional Lombok di Rumah Tradisional Sasak

Mata saya langsung terpaku pada isi etalase yang berwarna dan mengundang tangan untuk memilih salah satu atau dua, tiga, hahahaaa.

Tapi sebelum memilih-milih di sana, kami ditawarkan untuk mengenakan pakaian adat Lombok dan berpose di rumah tradisional yang ada di halaman samping. Saya dan mba Tanti langsung menerima tawaran si mas guide, hihihii.

Pakaian tradisional untuk perempuan namanya Lambung. Terdiri dari empat bagian. Yang pertama adalah baju atasan yang bentuknya mirip dengan baju kurung pendek. Model lingkar leher berbentuk V dan lengannya model terusan. Untuk bagian bawahnya adalah kain tenun songket panjang yang dililitkan dipinggang sebatas mata kaki yang disebut Kereng. Sebagai ikat pinggang ada kain sabuk panjang yang bernama Tongkek. Cara pakainya mudah, cukup diikatkan dengan ujung merumbai di sebelah kiri. Dan pelengkap penampilan ada kain Lempot berupa selendang panjang yang disampirkan di pundak.



Sedangkan pakaian tradisional untuk laki-laki bernama Pegon. Namun kemarin kami tidak mengetahui perangkat pakaiannya apa saja. Atau gimana cara pemakaiannya karena kami hanya berdua dan perempuan semua, hihihii. Meski sebenarnya barengan dengan kami ada satu keluarga, tapi kan gak enak ya mau lihat-lihat suami orang yang tengah memakai baju tradisional gitu.

Sesi Foto Yang Bikin Kami Puas

Setelah rapi menggunakan Lambung kami pun dipersilakan menuju ke halaman samping, rupanya di sana sudah disiapkan spot pepotoan, salah satunya adalah sebuah ruangan semi terbuka dengan hiasan beragam kain tenun sebagai latar belakang foto, dan satu lagi adalah Bale Tani.

Belajar menenun di Desa Sukarara Lombok

Pose-posenya banyak, sampai kami berdua malah bingung mau berdiri atau duduk aja enaknya. Saking semangatnya si mas yang motret dan meminta kami ganti pose agar punya stok foto banyak. 

Belanja Kain dan Cindera Mata Dengan Harga Murah

Setelah sesi foto-foto yang gak ada habisnya, gak mau rugi dong jauh-jauh ke Lombok, ahahaa. Apalagi tour guide yang bantuin motret juga penuh semangat meminta kami pose dalam berbagai gaya. 

Kami diajak memasuki ruang di dalam bangunan. Di sini terdapat beragam hasil tenun untuk diperjual-belikan. Ada yang berwujud kain, sarung, selendang, peci, dompet, tas, hiasan dinding hingga topi maupun cinderamata lainnya. Lucu dan gemes deh lihat cindera mata yang mungil itu.

Menenun di Desa Sukarara Lombok

Ahhh rasanya jadi kangen dengan suasana Desa Sukarara yang adem, asri dengan pohon rindang dan sawah yang menghijau, serta warganya yang ramah.

Pada saat saya tengah mengambil foto di luar bangunan, ada suara musik dari alat tradisional yang bikin penasaran. 

Oh ternyata itu suara ajakan untuk berkumpul dari warga yang tengah punya acara perkawinan. Jadi keluarga pengantin laki-laki mengajak kerabat dan tetangga untuk segera hadir di rumah mereka dan nantinya berkunjung ke rumah pengantin perempuan. 

Unik ya, saya jadi penasaran di mana rumah yang mengundang warga itu berada. Pengen tahu aja gimana adat lamaran itu bakal berlangsung. Nampaknya saya harus berkunjung lagi ke Lombok dan tentunya harus saat ada acara lamaran, hahahaha. Kalian yang mengaku warga Lombok, undang saya dong kalo mau melamar gadis. Jangan lupa yaaa, wassalamualaikum.
Reading Time: