April 2019 - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Selasa, 30 April 2019

Sharing Bareng YOUVIT : Makanan Sehat Yang Simpel dan Mudah Tapi Enak?
April 30, 2019 35 Comments

Makanan Sehat Yang Simpel dan Mudah Tapi Enak?


Assalamualaikum sahabat. Kalo ngomongin makanan sehat, pikiran saya selalu tertuju ke buah dan sayuran mentah. Dinikmati ala rawfood gitu, dicampur ala salad dengan toping dari buah itu sendiri. Misal strawberry dan nanas yang dicincang kasar. 

Jadi saat hari Kamis, 25 April 2019 saya mendapat kesempatan gabung dalam YouVit Gathering bersama blogger Gandjel Rel, hepi banget.

Dari bisikan seorang teman sih bakal ada sharing tentang makanan sehat yang simpel. Bikinnya juga gampang dan rasanya pun udah pasti tak kalah dengan jajanan kekinian.

Bertempat di HA-KA Hotel Semarang, hadir Rachel Olsen, Ahli Gizi YOUVIT multivitamin gummy. Gadis berdarah campuran Indonesia dan Denmark ini akan sharing seputar makanan sehat.

Bagi penggemar kuliner di Semarang tentunya kenal dong dengan lunpia, tahu gimbal, soto atau babat gongso? Sebagai warga asli yang sejak lahir tinggal di Kota Semarang, keempat jenis kuliner itu sudah saya kenal sedari kecil. Semua kuliner itu jelas terkenal sebagai makanan yang enak pakai banget. 



Tapi seperti yang banyak orang tahu, namanya jajanan beli matang, apalagi prosesnya membutuhkan minyak goreng, kwalitasnya bisa dong kalian tahu.

Yuk saya kupas salah satu kuliner Semarang yang legendaris, yaitu Lunpia.
Proses pembuatannya yang paling saya kenal (semua orang juga pastinya), adalah lunpia goreng. Namanya juga gorengan bukan wajan tentunya butuh pemanasan tinggi. Proses pemanasan ini pasti akan menghilangkan vitamin dan mineral yang terkandung dalam bahannya. Dan yang pasti hasil gorengan lunpia ini tinggi kalori
Sebenarnya banyak dari saya dan kalian yang udah tahu, kalo makanan yang digoreng itu bukan makanan sehat. Apalagi kalo kalian beli jadi, minyak untuk menggoreng biasanya udah berubah warna jadi kecoklatan. Ngeri dong buk!

Nah, berikut ini yang akan muncul dalam tubuh, bila mengonsumi makanan tidak sehat :
  • Meningkatkan bakteri jahat dalam lambung
  • Kurangnya penyerapan vitamin dan mineral
  • Meningkatkan resko obesitas
  • Meningkatkan resiko penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit jantung, gagal ginjal, dan alzheimer
Seperti yang dituturkan oleh Rachel Olsen, Nutrition Expert YOUVIT multivitamin gummy berikut ini :
“Makanan yang digoreng cenderung memiliki kadar lemak jenuh lebih tinggi. Lemak jenuh ini bisa mengakibatkan naiknya kadar kolesterol dalam tubuh. Nah, yang lebih mengkhawatirkan lagi bisa menyebabkan penyakit jantung koroner, stroke dan masih banyak lagi nantinya,”

Lebih lanjut Rachel menjelaskan tentang bahaya lemak jenuh yang dapat memicu naikya bakteri jahat yang ada di dalam pencernaan. Bakteri  jahat ini lah yang nantinya akan menghambat penyerapan vitamin maupun mineral dari makanan yang kita konsumsi.

Defisiensi vitamin dan mineral dalam tubuh dapat menyebabkan tubuh lebih rentan dengan paparan bakteri dan kuman yang berasal dari luar. Rutin mengonsumi makanan yang digoreng bisa memperburuk kondisi ini.

Trus masa sih enggak boleh menikmati kuliner Semarang yang endes mantap surantap macam lunpia goreng? 

Boleh sih sebenarnya, asal kalian bikin aja sendiri di rumah. Pilih bahan yang sehat, kemudian saat menggoreng juga menggunakan minyak yang cukup dua atau tiga kali pemakaian. 

Pola Makan Sehat itu Seperti Apa?

Banyak sekali orang yang mengaitkan pola makan sehat dengan diet. Tentu saja bukan seperti itu. Pola makan yang sehat itu sebenarnya simpel. Namun banyak yang bikin makanan simpel menjadi tidak sederhana lagi. 

Pola makanan sehat itu bisa diterjemahkan seperti berikut ini:

Makanan yang mengandung serat tinggi, metode masak rendah lemak, memperbanyak sayur dan buah, dan mengganti sumber protein jadi ubi, singkong, kacang, tahu, dan tempe.

Saya pernah juga menulis tentang pola makan sehat seperti yang dicontohkan oleh Kementerian Kesehatan RI. Yaitu adanya pedoman gizi seimbang yang dirilis sejak tahun 2014.

Pola makan yang sehat bukan lagi 4 sehat 5 sempurna. Namun ada contoh yang paling terbaik, yaitu sesuai ISI PIRINGKU.




Jadi, ada protein 17,5 %, buah 17,5 %, sayur 35 %, dan karbohidrat 35 %. Dan untuk melengkapi isi piringku, jangan sampai lupa aktivitas fisik 3 kali per minggu dan penuhi konsumsi minum air 8 gelas per hari.


Ini isi piringku saat acara

Silahkan jadikan reminder ya pedoman ISI PIRINGKU serta pelengkapnya di atas. Yang tahu tentu hanya diri saya sendiri, atau kalian sendiri dan TUHAN. Hehehee.

Bukan hanya mengonsumsi sayur dan buah, namun juga cara pengolahannya seperti apa?

Misalnya tidak merebus sayur terlalu lama agar vitamin tidak larut dalam air. Bahkan makan sayur dan buah yang banyak juga tidak menjamin tubuh bisa menyerap vitamin dan mineral secara maksimal. Karena tiap individu memiliki kemampuan mencerna yang berbeda.


Konsumsi YOUVIT #SatuGummySetiapHari


Rachel juga berbagi tentang solusi mudah untuk memaksimalkan kebutuhan vitamin dan mineral harian. 

Selain buah dan sayuran, sebaiknya kita juga mengonsumsi tambahan multivitamin dengan kandungan seimbang. YOUVIT hadir untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral harian kita.



Nah, yang asik tuh YOUVIT bisa dikunyah karena bentuknya gummy dengan rasa mixberry. Multivitamin YOUVIT ini juga praktis, bisa dibawa dan dikonsumsi saat dalam perjalanan. Karena enggak butuh air untuk teman minumnya. Namanya juga bentuknya gummy, tinggal kunyah aja.

YOUVIT ini memiliki kandungan 10 macam vitamin dan 2 mineral penting untuk membantu melengkapi kebutuhan bagi kesehatan tubuh setiap hari.

Kalian bisa mendapatkan YOUVIT di lebih dari 7 ribu toko di Indonesia. Seperti di Watsons, Guardian, Gramedia, Carrefour, Century, Kimia Farma, Indomaret Point, Alfamart, dan beberapa toko lainnya. 





Setiap gummy YOUVIT mengandung 10 vitamin dan 2 mineral penting bagi tubuh. Dosisnya mengikuti secara ketat standar AKG (Angka Kecukupan Gizi) manusia dewasa di Indonesia. Berikut adalah manfaat dari masing-masing kandungannya:
  • Vitamin A        : membantu menjaga kesehatan mata
  • Vitamin B Kompleks :
    • Vitamin B3    : bagus untuk produksi energi
    • Vitamin B5    : membantu metabolisme tubuh
    • Vitamin B6    : membantu reproduksi jaringan tubuh
    • Vitamin B7  :membantu menjaga kesehatan rambut, kulit dan kuku
    • Vitamin B9    : bagus untuk reproduksi dan pertumbuhan sel
    • Vitamin B12    : membantu produksi sel darah merah
  • Vitamin C        : penting untuk imunitas tubuh
  • Vitamin D        : bagus untuk kekuatan tulang
  • Vitamin E        : bagus sebagai antioksidan
  • Selenium        : membantu aktifitas antioksidan
  • Iodium            : penting untuk pertumbuhan dan metabolisme

YOUVIT tersedia dalam paket sachet yang berisi tujuh gummy. Multivitamin ini dianjurkan diminum saat pagi hari, untuk usia 16 tahun ke atas. 



Sekarang YOUVIT juga udah tersedia untuk konsumsi anak-anak usia 3- 12 tahun. Produk yang baru ini tersedia dalam 3 rasa, yaitu jeruk, strawberry, dan nanas. YOUVIT untuk anak ini mengandung 10 vitamin dan 2 mineral penting untuk tumbuh kembang anak.

Masak Lunpia Sehat Yang Praktis

Kemarin kami juga diajari bikin lunpia yang sehat dengan isian sayuran dan tanpa digoreng.

Mana asiknya lunpia basah? Iyup, selama ini saya lebih menyukai lunpia goreng dibanding lunpia basah. Tapi kemarin oleh chef dari HA-KA Hotel, mengajarkan bikin lunpia basah. 

Bahan isian lunpia : Rebung, kecambah, tahu, wortel dan buncis. Untuk tahu, wortel dan buncis dipotong bentuk segiempat tipis.

Masukkan sedikit minyak jagung untuk menumis bawang putih cincang. Setelah harum, masukkan rebung, aduk sebentar. Kemudian tambahkan wortel, buncis, dan tahu. Terakhir masukkan kecambah, garam, lada halus, dan kecap manis secukupnya. Masak sampai mengeluarkan aroma sedap, matikan apinya.

Letakkan isian di atas selembar kulit lunpia. Gulung dan rapikan. Kemudian potong jadi dua, dan lunpia basah bisa dinikmati bersama saus atau mayones sesuai selera. 



Wah meyenangkan sekali. Saya dan mba Archa serta mba Ika yang terpilih untuk mengeksekusi resep lunpia sehat ini, mendapat rejeki. Sekarang kalo di rumah mau bikin lunpia, tampaknya saya nggak perlu lagi membuat lunpia goreng. 

Senang juga kegiatan hari Kamis yang seru itu. Pulang pun masih membawa YOUVIT untuk dikonsumsi si bungsu yang kegiatannya dari pagi hingga sore di kampus.  

Saya memang jarang masak karena di rumah cuma berdua dengan si bungsu. Kalo masak juga memilih yang praktis, yaitu menumis atau bikin ayam bakar sekali masak untuk dua hari. Seringnya memang beli lauk jadi.

Sekarang saya nggak galau lagi kalo beli makanan jadi, karena ada YOUVIT yang melengkapi kebutuhan vitamin dan mineral untuk si bungsu. 



Sekian ya sharing saya tentang makanan sehat. Yuk bikin lunpia sehat tanpa digoreng, sahabat. Wassalamualaikum.


Dokumentasi :
- Pribadi
- WA Grup Gandjel Rel
- Materi sharing YOUVIT
Reading Time:

Senin, 29 April 2019

Golden Time Pasien Mengalami Serangan Jantung, Jangan Panik!
April 29, 2019 48 Comments

Jangan Panik Bila Keluarga Kena Serangan Jantung

Golden time pasien serangan jantung

Assalamualaikum Sahabat. Golden Time Pasien Mengalami Serangan Jantung, Jangan Panik! Yes, dari pengalaman mendampingi suami yang awal bulan April 2018 terkena serangan jantung, saya merasa beruntung. Keberuntungan yang terus mengikuti takdir kami hingga suami pun terselamatkan.

Pernikahan kami nyaris 24 tahun awal bulan Juni 2018. Rasanya ada tanda-tanda bahwa tahun ini akan tejadi sesuatu pada keluarga kami. Namun saya tak pernah menyangka kejadian sedih itu datang berupa sakit yang tiba-tiba dan dialami suami.

Satu minggu sebelum suami kena serangan jantung, dia mengeluh tubuhnya terasa berat. Suami bilang, tiap turun dari mobil ia merasa kakinya agak berat melangkah.

Saya hanya meningkahi dengan candaan, karena bobot tubuhnya pasti naik lagi.

"Besok konsumsi herbalife lagi ya," pinta suami.
Saya langsung menyetujuinya. Besoknya saat belanja, saya ambil sesisir pisang susu juga. Biasanya kalo bikin minuman herbalife, pisang susu yang jadi pilihan campuran isi jusnya.

Dua hari kemudian, suami teramat sibuk berbenah di rumah. Barang-barang sisa proyek diberesi sendiri. Biasanya ia selalu meminta bantuan tukangnya dan nanti akan dibayar upahnya seperti kalo kerja di proyek bangunan.

Beberes ini dikerjakan suami karena udah kadung janji pada saya. Hari Jumat sore di rumah akan ada Mujahadah yang diniatkan untuk mendoakan si bungsu yang akan UNBK hari Senin tanggal 9 April 2018. 

Dua hari dihabiskannya waktu untuk beberes barang sisa proyek. Sementara Jumat pagi, suami udah langsung berangkat ke Jogja. Mengurus proyek pembangunan rumah kost. Biasanya ia nginap di Jogja semalam atau dua malam. Tapi hari itu dia nggak nginap karena ada teman yang bareng ke Jogja untuk bantuin suami ngurus pemasangan daya sambung baru PLN untuk rumah kost.

Jumat sore saya udah sibuk ngurus pengajian di rumah. Jadi malam saat suami datang sekitar pukul 12, saya udah ngorok. Sempat terbangun cuma melihat sosok suami yang ambil baju bersih dari dalam lemari. Saya pun tidur lagi setelah mengucapkan say hello dan memintanya segera istirahat.

Serangan Jantung Yang Mengubah Takdir Hari itu

Sabtu pagi ada kabar kalo teman SMA suami meninggal dunia. Almarhum sakit kanker paru sejak lama. Dan kami berdua sempat bezuk dan mendoakan yang terbaik untuknya. Mungkin ini jawaban doa Tuhan untuk almarhum.

Saya dan suami udah niat akan takziyah setelah shalat Dhuhur. Karena suami kurang tidur, jadi saya biarkan dia kembali tidur usai shalat Dhuha.

Saya sendiri setelah menyiapkan sarapan juga kembali rebahan. Masih pukul 8 lebih, bisa istirahat sambil menanti shalat Dhuhur. Apalagi kepala saya agak nggliyeng karena kurang tidur dua malam ini. Malam Jumat karena memikirkan mujahadah di rumah, dan malam Sabtu menanti kepulangan suami dari Jogja.

Kayaknya saya belum sampai terlelap ketika mendengar suami menyalakan tivi. Tiba-tiba saya mendengar teriakan panggilannya dari arah ruang keluarga. Mendadak saya terbangun dan melupakan kepala yang masih terasa ringan.

Langkah saya berlari mendekati asal suara suami. Saya menatap tubuhnya yang tanpa baju, hanya celana pendek, terduduk di lantai depan tivi. Tangannya memegang dada bagian kiri.

"Kenapa berteriak, kok keringatmu kayak gini, seukuran jagung."

Saya berlari mengambil handuk kecil. Sambil nanya-nanya saya lap bagian tubuh atas suami. Rasanya handuk yang saya pegang udah basah. Namun keringatnya nggak kunjung berhenti. Kewalahan saya panggil si sulung untuk mengambilkan handuk bersih lagi yang cukup besar.

"Kayak masuk angin gini sih, yuk ke dokter aja ya," perasaan saya udah gak enak. "Yang sakit bagian mana?"
Suami hanya menunjuk dadanya dengan kelima jari tangan kanannya. Hati saya rasanya mau jatuh ke dasar jurang. Namun logika meraih kesadaran saya agar fokus pada kondisi suami. Saya mengingat satu diagnosa yang tak ingin saya yakini kebenarannya pagi ini.

Kembali saya tanyakan hal sama dan dijawab dengan gerakan yang sama dari suami. Kelima jari bagian kanannya a.k.a telapak tangan kanannya berada di dada kiri. Tepat di bagian jantungnya berada.

Saya tarik napas panjang. Tuhan, berikan langkah terbaik pagi ini. Doa itu dan segenap istighfar serta shalawat meluncur tiada henti. Sambil saya bergerak cepat untuk berganti pakaian. Dan di sela waktu itu masih mengambilkan tablet obat mag. Karena suami cerita malam sebelumnya disuguhi kopi hitam oleh temannya saat mampir di Magelang.

Kami naik motor boncengan ke klinik 24 jam terdekat dari rumah. Dokter jaga langsung memeriksanya dan memberikan tablet nyeri yang ditaruh di bawah lidah. 


Golden time pasien serangan jantung
Klinik 24 jam dekat rumah 
"Tolong Ibu segera bawa Bapak ke IGD, ya. Langsung setelah pulang dari sini," pesan dokter dengan wajah tegas. 

Saya menatap cemas yang ditutupi oleh perhatian dan pesan untuk kami.

"Tadi kesini naik apa?" tanya dokter dengan senyum menenangkan.
"Naik motor, Dok. Tapi suami nggak mau saya boncengin. Sebenarnya sakit apa, suami saya?"
"Kami nggak bisa menentukan diagnosa. Antara lambung atau jantung, dan itu harus diperiksa dengan EKG jantungnya,"

Saya mendengarkan seksama. Menentukan apa yang harus saya bawa untuk menuju ke IGD rumah sakit Roemani.

"Ibu rumahnya dekat kan? Nanti kalo ke rumah sakit naik taksi saja ya,"

Saya mengangguk. Saya melihat suami sudah terlihat tidak kesakitan seperti saat di rumah.

Pulangnya pun suami yang boncengin saya. Kami memutuskan menuruti pesan dokter di klinik. Saya nggak sempat membawa pakaian ganti. Saya berpikir, nanti di rumah sakit paling juga suami hanya menjalani EKG trus pulang dengan obat dan rawat jalan. Jadi saya hanya bawa duit, kartu BPJS, yang selalu ada di dompet khusus. 

Kembali saya berdebat tentang transportasi ke rumah sakit. Ada si sulung, tapi suami nggak mau dia yang bawa mobil. Jadi akhirnya suami yang duduk di belakang kemudi. 

Sepanjang jalan saya mengajak suami berbicara. Saya bertanya masih sakit atau enggak. Saya tak henti memperhatikan wajah dan perubahan rona mukanya. Rasanya pagi itu, jarak rumah ke rumah sakit begitu panjang. 

Alhamdulillah kami menemukan tempat parkir yang dekat dengan pintu menuju IGD. Saya tawarkan kursi roda untuk suami. Tapi dia menggeleng dan menjawab enggak sakit kok ditawari duduk di kursi roda?!

Setibanya di IGD, perawat menanyakan pasien nya mana?

Suami langsung dipanggil masuk untuk diperiksa begitu saya jelaskan kronologis peristiwa pagi itu. Saya dipanggil masuk saat suami menjalani EKG. 

"Bu, dari hasil EKG, bapak harus masuk ICU. Ada serangan jantung yang baru saja dialami oleh bapak,"

"Suami saya kena serangan jantung?"
 Doker mengangguk dengan wajah datar.
"Tapi tadi kesini bawa mobil sendiri, Dok. Trus tadi udah dikasih obat waktu di klinik dan suami bilang udah nggak nyeri lagi," saya bingung.

"Tadi bapak waktu kena serangan pukul berapa?" 

Saya jawab sependek ingatan saya karena kekacauan dari awal mula teriakan suami, periksa ke klinik, hingga tiba di IGD.

"Kalo dari penuturan ibu, ada waktu yang tersisa untuk menyelamatkan bapak. Misal serangan terjadi pukul 10.00 wib, masih ada waktu hinggal pukul 12.00 untuk bapak menerima pertolongan. Jadi nanti bapak akan masuk ke ICU untuk menjalani proses injeksi untuk menembak sumbatan di jantung."

Penjelasan dokter perempuan itu masuk ke telinga dan nyaris membuat tubuh saya melemah tak berdaya. Rasa sakit di dada karena menahan tangis, serta ujung mata yang panas, menyadarkan saya untuk kuat dan bertahan sendiri menghadapi vonis dokter di IGD. 

Saya melihat ke arah ruangan suami yang sedang diberi infus.

"Suami saya sadar, kan?" dokter mengangguk.

"Saya jelaskan sedikit ya tentang serangan jantung, bila tidak dilakukan injeksi ini, bisa berakibat fatal. Dua jam dari sekarang, bisa saja bapak kena serangan jantung lagi dan mungkin tidak selamat. Tapi kalo sekarang bapak melakukan proses injeksi, semoga masih bisa diselamatkan."

Kening saya berkerut. Memikirkan dua pilihan yang tidak ada bagus-bagusnya itu. 

Penjelasan berikutnya dari dokter yang didampingi perawat jaga, makin bikin hati dan pikiran saya saling berebut keputusan.

Dokter bilang, saya harus tanda tangan untuk menyetujui suami menjalani injeksi di ICU. Mengapa dilakukan di ICU, karena bila selama proses injeksi ada kemungkinan efek samping, ada peralatan dan obat-obatan yang akan menolong pasien. 

Efek samping pun disebutkan oleh dokter, mulai dari yang ringan yaitu sesak napas hingga muntah darah. Semua itu tergantung kondisi pasien, apakah punya riwayat penyakit yang tak terduga dan tidak diketahui selama ini.

Makin jelas semua proses dan efek samping yang disebutkan oleh dokter serta perawat jaga, makin bingung lah saya. Pikiran saya ingin injeksi ditunda. Saya ingin menelpon keluarga suami. Masih ada saudaranya dan ibu, tempat saya ingin meminta pendapat mereka semua. 

Saya takut memilih keputusan yang salah. Saya takut nantinya akan ada efek samping yang tidak ingin saya pikirkan seburuk apapun itu. Saya takut bila ada yang menyalahkan keputusan yang saya ambil. Rasanya saya tidak mampu mengambil keputusan sendirian. 

"Saya ingin menelpon Ibu dulu," ucap saya pada dokter. 

Di depan saya kertas yang butuh tanda tangan saya entah ada berapa lembar. Ada dua berkas yang harus saya tanda tangani. Satu adalah persetujuan suami masuk ruang ICU. Yang kedua persetujuan menjalani proses injeksi sumbatan di jantung. 

"Nggak ada waktu kalo harus nelpon keluarga. Takutnya waktu bapak mepet, bisa nggak tertolong,"

"Nanti di ICU, efek sampingnya bisa dikurangi?"
"Itu lah mengapa kami menempatkan bapak di ICU. Bila terjadi sesuatu karena efek injeksi, ada peralatan yang komplit untuk membantu bapak," jelas dokter dengan ucapan lembut yang bagi saya bagaikan palu besar memukul kepala.

Dalam penjelasannya lebih lanjut dokter juga tidak berani memberikan jaminan, apakah suami akan mengalami kesakitan. Dokter di IGD hanya berjanji memberikan perawatan sebaik yang mereka mampu. Karena kondisi setiap pasien tidak sama. Ada yang sampai muntah darah, hingga injeksi sumbatan pun dihentikan. Ada juga yang mengalami kondisi kritis dan tidak sadar karena komplikasi.

Saat semua ini usai, saya baru sadar kalo selama proses pengambilan keputusan itu tak lebih dari 15 menit. Entah kekuatan dari mana yang bikin saya bisa setegar itu menghadapi kondisi suami yang kena serangan jantung.

Setiap tangis yang siap meluncur di ujung mata, selalu lenyap ketika pikiran waras saya mengambil alih. Memikirkan segenap kemungkin terburuk yang akan terjadi pada suami, dan mempengaruhi masa depan keluarga saya.

Saya tahu pilihan yang dikemukakan dokter itu pasti ada efek negatifnya. Dan saya yakin dokter sudah menjelaskan kemungkinan terburuk. Bahkan saya tidak diberikan penghiburan dengan kemungkinan yang paling baik, sesedikit pun itu. Hanya hasil terburuk yang disodorkan di depan mata saya. Tapi saya yakin ada Allah azza wa jalla yang ada di samping saya. Dan saya yakin Allah tidak akan meninggalkan saya dalam keputusasaan. Bukan kah selama ini setiap doa saya selalu diijabahNYA?

Dengan mengucap basmallah, saya pun mengambil keputusan terbaik dari yang terbaik. Jari saya memainkan pulpen, menandatangani beberapa berkas sambil bibir tak henti mengucap shalawat, mengharapkan yang terbaik untuk setiap keputusan yang saya ambil.

Menuju Ruang ICU dan Proses Injeksi Sumbatan di Jantung

Saya pun mendekati suami. Menuruti saran dokter, yang menurutnya suami membutuhkan saya untuk memberitahu tentang proses yang harus dijalaninya.

Kembali ujung mata saya terasa panas. Saya tak mampu mengucapkan kata demi kata. 

"Dokter bilang, babe kudu masuk ICU. Tenang aja ya, insyaa Allah lancar prosesnya,"

"Kata dokter, aku kena serangan jantung. Nggak usah sedih, aku nggak apa-apa, aku sehat... lihat aja tubuhku ini, kesini aja masih bisa nyetir sendiri,"

Entah siapa yang butuh dikuatkan, kami saling memberi semangat. Memasuki lift menuju ruang ICU di lantai 3, setiap detiknya bayangan saya kabur. Pikiran saya entah memikirkan apa saja saat itu. Kayaknya semua tumpang tindih.

Begitu di dalam ICU, langkah saya dihentikan oleh dokter jaga ICU. Sementara dua perawat membawa suami yang berbaring di tempat tidur menuju salah satu ruang perawatan kosong di ICU.

"Silahkan ibu turun dulu ke bagian administrasi. Kami akan menangani bapak untuk mulai proses injeksi sumbatan. Nanti surat ini bawa kembali kesini,"

Saya segera berlari keluar ICU dan masuk lift menuju lantai 1 di bagian administrasi rawat inap. Seluruh proses administrasi lancar. Bahkan saya tidak perlu menyetorkan semacam deposit untuk perawatan suami. Mereka di bagian administrasi hanya meminta saya segera menyerahkan selembar berkas ke bagian perawat jaga di ICU.

Kembali saya berlari ke lift dan mengantarkan saya ke lantai 3. Saya atur napas dan melangkah ke ruang ICU. 

"Ibu sekarang lebih baik keluar, biar kami menangani bapak. Yang bisa ibu lakukan sekarang adalah berdoa untuk kelancaran proses ini,"

Langkah saya gontai menuju pintu keluar ICU. Di belakang tubuh saya, perawat mengunci pintu. Ruang ICU RS Roemani memang selalu terkunci di luar jam bezuk. 

Deretan kursi di depan pintu ICU seakan menanti tubuh saya. Saat itu lah baru saya merasa lemah. Tak berdaya. Ingin menangis. Namun air mata saya terasa kering. 

Bibir saya tak henti mengucap istighfar dan shalawat. Sesekali saya sisipkan surat pendek untuk menguatkan hati. Dan teringat bahwa saya belum mengabarkan berita suami masuk ICU pada keluarganya. Kedua ibu jari saya mengetikkan sederet pesan pada adik ipar. Saya nggak yakin mengirimkan pesan ke WA grup keluarga suami. Saya takut mereka yang ada di grup bakal terkejut membaca pesan saya.

Maksud saya mengabarkan pada adik ipar adalah, amanah suami untuk menyerahkan kunci mobil dan memintanya membawa pulang ke rumah ibu di singa. 

Kemudian saya menuju toilet dan mengambil air wudhul. Sebentar lagi shalat Dhuhur dan saya akan menanti waktunya tiba di ruang shalat di dekat ruang tunggu. 


Golden time pasien serangan jantung
Ruang tunggu di ICU
Dokter bilang, proses injeksi akan dilakukan tepat pukul 12.00 wib. Proses injeksi akan berlangsung kurang lebih 2,5 jam. Jadi sekitar pukul 15.00 paling lambat saya bisa bertemu suami lagi. Semoga Allah jaga dia, laki-laki terbaik yang paling saya kasihi di dunia ini.

Sampai di sini air mata saya meluncur tak terbendung. Saya jatuh dalam kelemahan hati. Saya menahan agar jangan sampai isakan ini berubah jadi tangis histeris. Tangisan itu tak mampu menyelesaikan masalah. Begitu lah mantra yang saya jadikan pegangan saat awal memasuki ruang IGD rumah sakit Roemani.

Penantian Panjang Itu Menguatkanku

Saya lupa berapa lama bersimpuh dalam dzikir panjang usai shalat. Saya menanti adzan Ashar dan shalat dulu, baru kemudian akan beranjak ke ruang tunggu di bagian depan pintu ICU.

Jam sudah menunjuk pukul 15.35 wib. Saya tersadar saat melihat jarum jam udah melewati jauh dari waktu yang dijanjikan dokter. 

Namun sesuai janji dokter jaga di ICU,  tak ada seorang pun yang mengabarkan gimana kondisi suami. Berpuluh tanya memenuhi otakku yang masih tak mampu menyerap peristiwa Sabtu pagi itu. 

Apa yang terjadi pada suamiku? Mengapa tiada kabar apapun? Apakah ada efek negatif yang dialami suami? Kok tak ada perawat atau dokter jaga manggil saya, meski udah lewat pukul 15.00?

Saat itu seorang perawat kenalan keluarga suami mendadak muncul. Tangis yang sekian jam tersembunyi entah di mana, meluap tak tertahankan. Saya jatuh dalam pelukan mba Eva. 

Pelukan dari seseorang yang saya kenal, meredakan kesedihan yang sekian jam saya tanggung sendirian. Saya sengaja melarang si sulung ikut mengantar babenya ke rumah sakit. Adiknya sedang persiapan ujian nasional Senin besok. Jadi dia harus menjaga adiknya di rumah. Sama ngabari ibu saya dengan sehalus mungkin agar tidak kaget mendengar kabar menantunya.

"Gimana kabar dek Ar?"

Saya pun menceritakan kronologisnya dari awal kena serangan hingga masuk ruang ICU. Saya bertanya juga, mengapa dokter atau perawat tidak ada yang keluar ruangan untuk ngabari saya? Bukan kah sudah melebihi jam yang dijanjikan?

Saya utarakan pula kecemasan dengan kondisi suami setelah proses injeksi. Apakah ada efek samping yang dialami suami?

"Sabar dek, kalo enggak dikabari bisa saja karena kondisi dek Ar baik-baik aja," tutur mba Eva.

Selang lima menit, rombongan keluarga suami pun muncul dari lift. Ada ibu, adik ipar dan suaminya juga bersama mereka. Saya seketika merasa kuat. Tangis yang tadi tercurah langsung surut. Saya tak ingin ibu sedih melihat kondisi saya. 

Kembali saya menceritakan kronologis peristiwa suami dari kegiatannya dua hari sebelum hari H serangan jantung hingga kondisi terkini. Tak lupa kecemasan yang menghantui pikiran selam sejam ini, saya ceritakan pula pada adik ipar. 

Adik ipar yang juga dokter gigi di rumah sakit tempat suami dirawat, segera menelpon dokter jaga di IGD. Meminta tolong untuk menanyakan kabar suami di ICU pada dokter jaga di sana.

Saat itu udah pukul 16.00 wib, perawat yang jaga membukakan pintu untuk kami, keluarga pasien yang dirawat di ICU. Jam bezuk sore memang jam 4. 

Saya bertanya pada ibu, apakah beliau ingin masuk duluan.

"Wes Nduk, kono ndang mlebu. Ibu nanti aja, giliran setelah kamu,"

Jawaban ibu membuat langkah saya setengah berlari menuju ruang perawatan.

Suami terlihat biasa saja. Bahkan kami berbincang cukup lama. Suami menceritakan proses injeksi dan efek samping yang dialaminya. Sesak nafas dirasakannya beberapa menit. Kemudian selang oksigen dipasang untuk membantu pernapasannya agar lebih lega.

Saya udah bahagia melihat suami menjelaskan selama proses injeksi kesadarannya tetap terjaga. Dia bisa merasakan gimana morphin sesekali menarik kesadarannya, namun ia tetap terjaga.

Saya juga senang saat suami udah menghabiskan jatah makan sore itu. Ada bubur sunsum, daging giling, dan cairan gula jawa. Ada juga buah pepaya yang langsung dilahap suami.


Golden time pasien serangan jantung


Selama lima hari dirawat di ruang ICU, suami selalu dalam keadaan sadar. Tidur seperti pasien selayaknya bukan di ruang ICU.


Golden time pasien serangan jantung
Foto pasien di rumah sakit
udah seijin perawat jaga
Banyak pula kerabat dan tetangga yang datang bergantian untuk mendoakan kesehatan suami. Sebagian hanya menunggu di ruang tunggu. Karena memang peraturan rumah sakit hanya mengijinkan dua orang setiap kali masuk ruang ICU.

Kondisi suami yang mendadak masuk ICU, memang menjadi berita yang menggemparkan kerabat dan kenalan kami. Saking banyaknya pembezuk, saya lakukan antrian agar tidak mengganggu pasien lain. Nanti dalam artikel yang berbeda akan saya ceritakan kondisi suami setelah pulang ke rumah. Kelelahan karena banyak pembezuk berakibat buruk dengan pernapasannya. Hikss.


Golden time pasien serangan jantung


Untuk lebih jelasnya, gimana proses injeksi akan saya tulis dalam artikel berikutnya. Saya akan tulis tanda-tanda serangan jantung dan penyebabnya. Termasuk proses kataterisasi tiga bulan setelah serangan jantung. Dan juga proses pemasangan ring yang memang kami pilih demi kesehatan seperti saran dari dokter. 

Jadi, kalo kalian menjumpai pasien dengan serangan jantung mendadak, jangan panik. Segera bawa ke klinik atau IGD rumah sakit. Agar pasien mendapat pertolongan pertama. Jangan lupa, bawa ke rumah sakit minimal tipe C yang udah memiliki peralatan komplit di ICU nya. Semoga keluarga sahabat dalam keadaan sehat selalu. Aamiin Ya Rabbal Alamiin. Wassalamualaikum.
Reading Time:

Jumat, 26 April 2019

 Ngobrol Tempo : Bijak Memilih Fintech Untuk Mendukung UMKM
April 26, 2019 37 Comments

Bijak Memilih Fintech Untuk Mendukung UMKM

Ngobrol Tempo tentang Fintech

Assalamualaikum Sahabat. Hari Rabu tanggal 24 April, saya berkesempatan hadir dalam acara #NgobrolTempo dengan tema Manfaat Ekonomi Fintech Lending. Katanya tak kenal maka tak sayang.

Beberapa bulan ini saya membaca di linimasa media sosial, tentang curhatan beberapa teman yang mendapat telpon atau email dari fintech. Mereka dihubungi untuk dimintai pertanggungjawaban karena dalam lingkar pergaulan, ada teman mereka yang memiliki pinjaman tak terbayar di fintech ini.

Lucu banget kan ya, ketika ada teman yang berhutang dan kita ikut ditagih gitu. Berasa kita yang punya hutang, dong.

Nah, waktu itu reaksi saya adalah, kok bisa sih fintech ini mendapatkan data teman-temannya yang punya hutang? Apalagi teman yang berhutang ini juga nggak memberikan data temannya pada fintech.

Jadi saat hadir dalam acara #NgobrolTempo, saya jadi ngerti kalo fintech itu ada aturan mainnya. 

Opening Speech Manfaat Ekonomi Fintech Lending

Bapak Indra Yuheri, Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Kantor Regional 3 Jateng &  DIY, mengungkapkan dalam sambutannya, bahwa ada banyak kendala dialami oleh UMKM tentang modal usaha.

Beberapa di antara masalah yang muncul adalah jenis usaha UMKM ini tidak bankable. Dan juga diperlukannya jaminan saat melakukan peminjaman untuk modal usaha. Nah akhirnya mereka ini meminjam kepada tengkulak yang mamatok bunga sampai 300%. Ngeri ya bunga segitu bisa mematikan usaha UMKM itu sendiri.

Ngobrol Tempo tentang Fintech

Keynote speech berikutnya adalah Bapak Yudi Mardiana, Kepala Badan Pendapatan Daerah Kota Semarang yang mewakili Wali Kota Semarang. Dalam kata sambutan walikota yang dibacakan oleh Bapak Yudi:
Pemerintah telah bertekad untuk ramah pada perkembangan teknologi. Dukungan ini dengan tersedianya 2.300 titik free wifi dan 148 sistem e-government. 
Bahkan Pemerintah Kota Semarang juga bekerja sama dengan berbagai perusahaan fintech untuk meningkatkan kesejahteraan warganya.
Seperti program pembayaran ongkos bus Trans Semarang udah menggunakan aplikasi Gopay. Dan perlu kalian tahu, pendapatannya udah mencapai 1,5 milyar. Keren yak!

Fintech Lending Membantu UMKM Mengembangkan Usaha

Fintech lending adalah penyelenggaran layanan jasa keuangan yang mempertemukan pemberi pinjaman (lender) dengan penerima pinjaman secara online.

Tidak seperti lembaga keuangan konvensional yang harus bertemu langsung, proses fintech lending ini bekerja lebih mudah dan cepat. 

Pada siang hari itu #NgobrolTempo terlibat dalam tema yang menari. Fintech lending ini tengah marak di masyarakat milenial. Hadir siang hari itu beberapa peserta dari aktivis kampus, blogger Gandjel Rel, media, dan pemilik UMKM di wilayah Kota Semarang.


Ngobrol Tempo tentang Fintech

Dalam diskusi yang menarik perhatian peserta, ada tiga pembicara. Yang pertama adalah Ibu Rati Connie Foda, Deputi Direktur Perizinan dan Pengawasan Fintech OJK. Dalam uraiannya, Ibu Connie menjelaskan bagaimana OJK menangani permasalahan terhadap begitu banyaknya kasus keuangan. 

Ada batasan yang diberlakukan pada fintech, seperti tidak diijinkan untuk mengakses data milik peminjam. Nah di sini lah perbedaan fintech dengan lembaga keuangan konvensional. Fintech itu memiliki keterbatasan hanya bisa mengakses lokasi, foto, dan microphone (berbicara) dengan nasabahnya.

Sebagai nasabah, mereka diharapkan cerdas saat memilih fintech. Karena ada ratusan fintech dan yang terdaftar legal di OJK hanya 106. Dan 102 di antaranya berada di Jabodetabek. Sedangkan ada sekitar 200an perusahaan fintech yang masih ilegal.

Meski pemerintah sudah melakukan pencekalan. Namun mereka lihai dan muncul lagi dengan nama yang beda. Masyarakat diharapkan cek dulu fintech mana aja yang udah legal di website OJK.

Dari pengalaman selama ini, ada penjelasan dari Ibu Connie bahwa fintech yang tidak terdaftar ini lah yang sering melakukan pelanggaran. 

Nah, ada empat jenis fintech di Indonesia. Di antaranya adalah :
  • Fintech yang memberikan pelayanan pembayaran
  • Fintech yang bertindak sebagai pengumpul data dan membantu pengguna mengambil keputusan dalam hal pendanaan
  • Fintech yang memberikan layanan robot advisor
  • Fintech peer to peer lending, yaitu yang mempertemukan pendana dan peminjam
Contoh fintech yang nomer empat ini lah yang menjadi sorotan masyarakat. Makanya kalian mesti perhatian dalam memilih fintech legal agar tidak kena kasus seperti yang marak dibicarakan.

Beberapa Fintech di Indonesia : 

Menurut Ibu Connie, ada dua jenis fintech lending. Yaitu :

- Fintech ekosistem tertutup

Khusus untuk pihak tertentu, seperti Tokomodal yang memberikan fasilitas pinjaman bagi warung binaan Alfarmart yang dimanfaatkan untuk meningkatkan penjualannya. Ada program yang diarahkan dengan memberikan bantuan berupa barang yang lebih banyak dan lebih variatif agar omzet meningkat. Dan untuk pembayarannya, warung binaan ini membayar setelah barang laku.

- Fintech ekosistem terbuka

Fintech ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas untuk mendapatkan pendanaan sesuai kebutuhannya. Nah seperti yang udah disebutkan sebelumnya, Ibu Connie berharap masyarakat waspada saat memilih fintech yang terdaftar di OJK.

Fungsi OJK ke dapannya nanti adalah bisa mendorong fintech yang mampu menciptakan dampak positif. Caranya dengan memberikan kontribusi yang lebih besar pada masyarakat.

Pembicara kedua ada Ibu Litani Satyawati, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang. Ibunya pemilik UMKM di Semarang yang ternyata menjadi pembicara favorit siang hari itu. Beliau menyapa dengan keramahan dan hangat, terutama pada ibu-ibu pemilik UMKM yang hadir sebagai peserta #NgobrolTempo.

Dalam kesempatan ngobrol, Ibu Litani mengajak pemilik UMKM untuk mengenal istilah yang ada di dalam fintech. UMKM harus cerdas karena semua transaksi saat ini menggunakan sistem digital. Semua pembayaran banyak yang udah mulai menggunakan e-money atau cashless. Jadi mereka harus memilki akses internet dan tentunya gawai.

Karena sekarang cukup dengan memiliki gawai, semua akses pembayaran dan informasi bisa dijangkau. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Litani, bahwa saat ini semua hal dilakukan sejauh jangkauan gawai yang dimiliki oleh setiap orang.

- Mengenal AMARTHA, Fintech Yang Menyasar Peminjam Pinggiran Kota 

Pembicara ketiga ada Mas Andi Taufan, CEO AMARTHA, merupakan jenis fintech P2P lending. Nah kalo AMARTHA ini menyasar pendanaan pada perajin UMKM dan petani di pinggiran kota. 

Siang itu diputar pula video yang mengisahkan agen AMARTHA saat melakukan survey ataupun pengenalan jasanya hingga pelosok desa. 


Ngobrol Tempo tentang Fintech

Peserta yang hadir begitu serius menyimak video serta pembicaraan yang menarik tentang fintech lending.

Mas Andi menjelaskan bahwa AMARTHA selalu melakukan penilaian usaha sebelum memberikan pinjaman dana. Agen ini sungguh merupakan perpanjangan tangan yang menguntungkan kedua belah pihak. Sebagai bagi hasil, nantinya ada bunga yang diberikan untuk pendana dan agen mendapatkan komisi.

Dan di AMARTHA karena kebanyakan merupakan petani atau peternak, dilakukan unit kelompok. Jadi tiap kelompok akan mendapatkan pinjaman dana dalam satu waktu, misal 1 tahun dengan jumlah dana maksimal 3 juta sampai 14 juta rupiah.

Amartha juga menyesuaikan cash flow peminjam untuk mengurangi kemungkinan peminjam tak mampu membayar. Kredit macet ini biasa terjadi karena namanya usaha, bisa karena hasil pertanian yang kurang berhasil.

Dalam hal ini AMARTHA bekerja sama dengan perusahaan asuransi. Sehingga jika peminjam meninggal atau bangkrut, uang pokok milik pendana tidak hilang. Besarnya asuransi biasanya sekitar 70 % dari pokok pinjaman.

Nah kehadiran fintech lending selama dua tahun terakhir memberikan banyak manfaat. Di antaranya adalah menyerap tenaga kerja sebesar 215.433 orang.  Menstimulasi pertumbuhan perbankan, perusahaan pembiayaan, dan ICT. Meningkatkan penyaluran kredit khususnya ke sektor UMKM, menambah GDB sebesar 25,97 triliun. Serta menambah pendapatan masyarakat (pekerja fintech lending) berupa upah dan gaji sebesar 4,56 triliun.



Menarik loh ngobrol bareng Tempo sampai ada begitu banyak yang bertanya saat sesi tanya jawab. Saya senang bisa menuliskan hasil dari sharing tentang finctech lending ini. Semoga menjadi manfaat bagi masyarakat yang membutuhkan pendanaan ataupun pemilik modal yang ingin investasi. 


Ngobrol Tempo tentang Fintech
pict by  @Marasoo

Sampai jumpa dalam sharing keuangan berikutnya, sahabat. Wassalamualaikum.
Reading Time:

Rabu, 24 April 2019

Memilih Nama Domain Untuk Bisnis
April 24, 2019 24 Comments

Memilih Nama Domain Untuk Bisnis


Assalamualaikum Sahabat. Memilih Nama Domain Untuk Bisnis itu ternyata gampang-gampang susah. Saya udah mengalaminya sendiri saat memilihkan nama domain untuk bisnis suami.

Sudah lama sih niat suami ingin memiliki website untuk lebih memperluas bisnisnya. Selama ini promosi yang dilakukan suami model kuno, yaitu dari mulut ke mulut.

Klien yang pernah menggunakan jasa suami untuk bantuin renovasi atau bikin rumah atau gedung usaha, biasanya merasa puas. Kemudian mereka merekomendasikan jasa suami pada orang terdekat. Bisa tetangga, kerabat, atau teman kerjanya. Jadi suami saya memperoleh kontrak kerja dari mantan kliennya. 

Beberapa kali pula mantan klien ini jadi klien kembali ketika ingin merenovasi bangunannya. Atau ingin bikin rumah atau gedung untuk tempat usaha. 

Namanya orang itu nggak pernah puas. Ingin selalu mencapai tingkat karir atau pekerjaan yang lebih luas. Seperti suami yang ingin menjangkau calon klien dari berbagai kota. 

Dua contoh rumah yang sudah dan baru dalam tahap renovasi yang dikerjakan oleh suami dan tukang bangunannya.



Selama ini suami sudah beberapa kali mengerjakan proyek renovasi atau membuat bangunan dari awal di luar kota tempat kami tinggal. Suami udah pernah mengerjakan proyek bangunan di Jakarta, Bekasi, Tangerang, dan saat ini di Bogor. Kalo wilayah Jawa Timur udah pernah mencapai lokasi Kota Pacitan. Kalo di Jawa Tengah sih udah nyaris seluruh wilayah pernah disinggahi suami sebagai tempat bekerjanya.

Jadi kalo suami ingin menjangkau potensi pasar di berbagai kota di Indonesia, memang harus menggunakan promosi di website.

Langkah Memilih Nama Domain Untuk Bisnis 

Kebetulan si sulung kami lulusan SMK jurusan Teknik Komputer Jaringan. Jadi dia bisa sih membuatkan babenya website untuk promo bisnis jasa. Cuma kami memang kepentok pada nama bisnis di website yang rencananya ingin terkesan milenal.

Apa sih nama domain?
Nama domain itu gunanya untuk mempermudah pengunjung menuju situs kamu. Jadi bagi yang ingin mempromosikan bisnisnya di website, pilih nama domain yang mencerminkan bisnis, produk, atau layanan kamu. Kemudian perkuat branding dengan nama domain populer yang mudah diingat pengunjung.

Kamu bisa mencari nama domain di salah satu penyedia hosting yang ada di Indonesia. Gampang sih kamu tinggal mencari nama domain yang available atau tersedia.


Ada beberapa langkah yang disarankan teman saya, yang punya side job setting website. Ini langkah yang wajib kalian perhatikan ketika akan memilih nama domain untuk bisnis :

1. Pilih Nama Domain Yang Mudah Diingat

Ada yang bilang, jangan menggunakan nama pribadi pemilik bisnis meski sebagus dan sekeren apapun nama kamu. Gunakan nama untuk domain yang paling mudah diingat oleh calon klien.

Usahakan juga nama domain itu yang mencerminkan bisnis kamu. Yang paling penting adalah, pilih nama domain yang unik dan tersedia di web. Jangan gunakan angka atau tanda penghubung. Pengalaman saya bikin web ini dulunya nggak mikir kalo pakai tanda penghubung jadi kurang unik. Nah yang rumit ketika saya mengadakan giveaway, dengan hastag nama domain saya, jadi susah index di instagram nya.

2. Gunakan Keyword Untuk Nama Domain


Yang paling banyak disarankan oleh pakar SEO, gunakan keyword atau kata kunci untuk nama domain bisnis.

Biasanya pengunjung situs akan mencari web sesuai kebutuhannya. Misal dia ingin mencari jasa renovasi rumah, tentu yang ditulisnya adalah renovasi rumah. Nah kamu bisa menggunakan kata kunci renovasi rumah atau yang mirip dengan keyword itu.

3. Gunakan Domanin Ekstensi

Maksudnya gunakan nama domain yang membantu web mu dijangkau pengunjung. Banyak loh pengunjung web itu orang yang nggak paham internet. Jadi dia selalu mencari web yang berakhiran dotcom. 

Padahal banyak ekstensi domain selain .com. Misal kamu susah menemukan nama domain untuk bisnis dengan .com. Bisa menemukannya dengan ekstensi lain, misal .net, .id, dan .co.

4. Gunakan Nama Domain Yang Pendek 

Biasanya ini digunakan agar pengunjung website gampang menemukan. Jadi, menggunakan nama domain yang pendek dan mudah diingat menjadi pilihan banyak pebisnis online.

Dengan menggunakan nama domain yang pendek, orang pun mudah mencari situs website yang dicarinya. Orang saat ini lebih fokus pada nama website dengan penulisan yang mudah diucapkan, mudah diingat, dan mudah dicari saat membutuhkan.

5. Hindari Nama Domain Yang Buruk 

Sebaiknya kamu jangan menggunakan nama yang berbau SARA. Google tidak menyukai nama yang mengindikasikan porno, menyudutkan ras tertentu, ataupun ujaran kebencian. Biasanya ada sekelompok orang yang tidak suka dengan nama yang merujuk SARA, bisa saja melaporkannya agar dibanned Google.

6. Jangan Gunakan Nama Domain Bekas

Maksudnya domain bekas adalah nama domain yang sudah tersedia, namun tidak diperpanjang oleh pemilik sebelumnya.

Nah, nama domain ini sebaiknya jangan digunakan, meski sekeren apapun itu. Karena kamu tidak tahu apakah nama domain yang digunakan website itu dulunya pernah post artikel atau gambar porno, menyudutkan ras atau agama tertentu. Jadi hindari penggunaan nama domain bekas.

7. Beli Domain di QWords

Setelah kamu melakukan semua hal di atas, saatnya beli domain. Beberapa teman saya menyarankan untuk beli domain di QWords. Saya sampai penasaran, mengapa banyak teman-teman saya yang menyarankan hal sama.

QWords merupakan perusahaan jasa yang menyediakan penyewaan space untuk meletakkan file website dan akses email kamu di internet. QWords juga menyediakan layanan registrasi nama domain atau alamat untuk mengakses website kamu di internet.

Testimoni beberapa teman saya tentang layanan beli domain di QWords adalah, mereka mudah meminta bantuan customer service bila menemukan masalah dengan website yang dimiliki.



Jadi nggak perlu cemas bila kamu beli domain di QWords karena customer service siap membantu kapan pun.

Saya senang bisa membantu suami memilih nama domain untuk mengembangkan bisnisnya di website. Semoga aja suami nggak berlama-lama menentukan pilihan nama domain yang sudah saya pilihkan. 

Ada beberapa pilihan dari daftar nama domain yang udah saya pilihkan. Saya sengaja memilihkan sesuai dengan keyword yang semoga bisa membantu suami mempromosikan website nya.





Kamu punya usaha yang ingin dipromosikan di website? Jangan ragu, segera lakukan dengan memilih nama domain terlebih dulu. Saya udah menuliskan langkah-langkahnya. Atau bisa juga langsung klik alamat website QWords. Ada penjelasan komplit juga di web nya. Sampai jumpa dalam tips blogging berikutnya. Wassalamualaikum Sahabat.

Sumber data dari :
- Website QWords
Reading Time: