Februari 2021 - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Jumat, 26 Februari 2021

Serunya Acara Virtual Cang Nyiat Pan di Singkawang, Kalimatan Barat
Februari 26, 2021 36 Comments



Assalamualaikum Sobat. Mengisi kegiatan di rumah saja, ada banyak kegiatan positif dan menarik yang bisa dilakukan saat pandemi. Seperti saat saya gabung bareng Aksara Pangan dalam Acara Seri Gastronomi Indonesia yang mengangkat tradisi Malam kelima belas bulan pertama dari Tahun Lunar Tionghoa di Singkawang. Dan di Singkawang lebih dikenal dengan sebutan Cang Nyiat Pan.


Sebagai orang yang terlahir dan tumbuh dewasa di kawasan Pecinan Semarang, tradisi masyarakat Tionghoa sudah familiar sedari kecil. Dulu saat masih usia di bawah 10 tahun, saya suka bermain di rumah tetangga yang memiliki grup Barongsay dan Liong. Grup ini sering latihan, kadang juga kegiatannya memperbaiki properti yang rusak. Senang aja gitu menyaksikan anggota grup berlatih dan melakukan atraksi yang energik.


Jadi ketika ada ajakan untuk gabung dalam acara Cang Nyiat Pan, saya segera melakukan registrasi. Dan tentunya berharap bisa terpilih menjadi peserta acara tersebut. Karena saya ingin mengenal lebih dalam tentang Cang Nyiat Pan. Yang bagi masyarakat di Jawa lebih dikenal dengan sebutan Cap Go Meh. Apa yang membedakan tradisi Cang Nyiat Pan di Singkawang dengan Cap Go Meh di kota Semarang, khususnya? Penasaran dong, kalian gimana? Baca sampai paragraf terakhir ya untuk menjumpai hal unik tentang Cang Nyiat Pan.


Acara yang dilaksanakan pada Tanggal 24 Februari 2021, pukul 19.00 WIB secara daring, diikuti oleh peserta dari berbagai wilayah tempat tinggal. Profesi mereka pun beragam, dari mahasiswa, blogger dan media. 


Saya antusias banget menanti sejak satu jam sebelumnya. Dan ketika Pepy Nasution yang menjadi host acara malam itu mengenalkan narasumber, saya fokus mendengarkan. Sapaan dari Kak Pepy pada seluruh peserta cukup singkat. Dan Virtual Acara Seri Gastronomi Indonesia pun dimulai.


Chef Wira Hardiyansyah, Food Heritage Educator

Menurut Chef Wira pemilik akun Instagram @wirahardiyansyah2.0, masakan Indonesia itu perwujudan dari fushion food. Yaitu bertemunya masakan Barat dan Timur. Jadi ungkapan anak muda bahwa fushion food itu trend kekinian adalah salah besar. Karena sejak jaman dahulu yang namanya perpaduan dua budaya itu sudah terjadi. Dan secara akademis disebut juga asimilasi budaya.


Kalau membicarakan masakan Tionghoa, yang jadi pertanyaan kapan masakan Tionghoa singgah di nusantara?

Dari beberapa buku yang dibaca oleh Chef Wira, ada satu catatan yang terkuak dari buku Benny Setiono yang berjudul Tionghoa dalam Pusaran Politik.

Masyarakat nusantara telah berinteraksi dengan Dinasti Han tapi hanya di seputaran Pulau Jawa. Mereka menyebut nusantara adalah "Huang Tse". Catatan ini ada di Dinasti Han pada tahun 131 SM. Artinya interaksi masyarakat ini sudah terjadi sebelum tahun 131 SM.


Sobat bisa melihat gambar di bawah ini, yang menyatakan catatan di Prasasti Watukara I tahun 902 M. Terdapat kata tahu, yang menandakan sudah dikenal.


Sementara dari tulisan Jones Barret, tahu dalam prasasti itu diserap dari bahasa Hokkian atau dialek Selatan (Hainan) yaitu tau-hu.


Dari catatan di atas terlihat banyak sekali budaya Tionghoa yang diserap Nusantara. Salah satunya adalah sejarah liquid atau saus, kecap, bihun, mie, soun, tauco, dan lainnya. (Ishwara Hemen "Peranakan Tionghoa Indonesia, Sebuah Perjalanan Budaya, 2009)

Kemudian yang berikutnya adalah, bukan hanya bahan baku tapi ada juga teknik memasak. Yaitu teknik menggoreng yang diadopsi dari orang Tionghoa. Kuali dan penggorengan termasuk alat memasak yang dibawa oleh orang-orang Tionghoa. Bahkan menumis (fan chao), menggunakan sedikit minyak (jian), dan menggoreng dalam minyak banyak (zha ---> disebut Cah), tak pernah dikenal oleh penduduk nusantara. 


Nah ada yang perlu kalian ketahui, bahwa tahu dan gorengan ini jaman dulu hanya kasta tertentu yang bisa menikmatinya. Beda dengan sekarang yang semua orang bisa menikmati gorengan.


Lantas bagaimana dengan lontong Tjap Go Meh? Masakan yang selalu ada dalam hidangan saat Cap Go Meh ini bukan masakan asli Tionghoa. Masakan Tionghoa murni tidak memiliki rasa yang kaya, rumit, dan kompleks. Biasanya masakan Tionghoa lebih menekankan citarasa asli.

Artinya ada akulturasi budaya dalam masakan. Karena masakan Tionghoa murni tidak ada campuran rasa yang kompleks. 

Chef Wira sempat bercanda dalam penuturannya.

"Seperti ketika bawang putih dan bawang merah ditemukan dalam masakan, itu bukan drama. Tapi bawang merah itu dari India, dan bawang putih dari China. Masakan yang tersaji dari akulturasi budaya."

Tahu juga kah dengan Ronde/Tang Yuan? Jauh sebelum itu ada jenang gempol yang asli Indonesia. Ronde, Yuan Xiao, Tang Yuan itu sama seperti Jenang Gempol. Maknanya adalah melambangkan bersatunya sebuah keluarga besar yang memang menjadi tema utama dari perayaan Hari Imlek yang dipungkasi dengan Cap Go Meh. (Yoest M.S.H. "Tradisi & Kultur Tionghoa" - 2004)

Salah satu contoh bertemunya budaya dalam masakan adalah sajian Tumpeng yang ada isinya mie. Yang menurut masyarakat Tionghoa adalah umur panjang. Artinya benturan budaya tidak bisa dihindarkan untuk akulturasi makanan ini.

Mengenal Singkawang

Sobat udah tahu Singkawang terletak di mana? Selama ini kalian mungkin akrab dengan Pontianak. Nah, singkawang terletak di Kalimantan Barat.



Kalo menurut jalur rempah, orang Tionghoa hanya transit menuju di Malaka. Tapi tidak mengenalkan budaya di sana. Yang menghubungkan Tionghoa dengan Malaka adalah Kalimantan. Jadi transitnya di Kalimantan. Pada tahun 1740 mereka didatangkan untuk dipekerjakan di pertambangan emas oleh Sultan Sambas. Dari sini terjadi benturan budaya besar-besaran. 

Berbicara tentang kuliner di Singkawang, ada Bubur Pedas. Sementara bagi orang nusantara lebih dikenal sebagai Bubur Gunting. Ini merupakan resep turun temurun warga keturunan Tionghoa yang bermukim di Singkawang. 


Kuliner berikutnya adalah Choipan, berasal dari bahasa Hakka. Choipan sendiri dari beberapa website dan buku mirip dengan makanan China itu zouzy. Zouzy itu tiap kelipatan mengandung unsur kehidupan. Semakin banyak kelipatannya akan semakin baik. Kalo dari susunan bila disusun melingkar seperti ini akan biasa. Tapi kalo kita susun lurus hidup akan semakin maju.



Jadi bukan hanya nusantara saja yang memiliki makna dalam masakan. Tionghoa juga punya budaya tentang makna sebuah makanan. 


Kuliner Mie dan Tiaw yang merupakan budaya Tionghoa yang kita sendiri tidak bisa menyangkal. Marcopolo pernah membawa mie berupa spagehti pada abad 13, di Italia sampai sekarang masih jadi ajang perdebatan. Apakah spagheti itu membawa dari china atau tidak. 


Penutup sharing dari Chef Wira, Tradisi memasak Tionghoa sampai sekarang masih kita adopsi. seperti penggunaan wajan, masak dengan cara menumis, serta bahan pangan berupa tahu yang kita pakai sampai saat ini.


Kehadiran kuliner Tionghoa ini memberi warna bagi kuliner asli Indonesia. Semakin banyak inovasi kelahiran kuliner-kuliner baru Indonesia. Dan perannya sangat besar dalam menambah variasi rasa pada kuliner Indonesia.


Mengenal Budaya Cap Go Meh oleh Dr. Hasan Karman, SH., MM


Bapak Hasan lahir di Singkawang, kemudian saat remaja meninggalnya kota kelahiran dan kuliah di Universitas Indonesia. Sekarang meski beliau tinggal di Jakarta tapi  tidak pernah meninggalkan budaya Singkawang. Bapak Hasan seorang Budayawan Peranakan Singkawang dan pernah menjabat sebagai Walikota Singkawang Tahun 2007 - 2012.


Bapak Hasan memaparkan tentang latar belakang Cap Go Meh. Kalo di Singkawang lebih dikenal Cang Nyiat Pan. Pemaparannya bisa dilihat dalam gambar berikut ini :



Ada perbedaan penyebutan di antara ketiganya. Semua sebutan itu jangan sampai jadi bingung. Karena sub etnis orang Tionghoa itu ada banyak. Mereka menggunakan dialog atau aksen yang berbeda-beda.


Awal Mula Istilah Lantern Festival

Bapak Hasan mengajak kami menelusuri asal usul Cang Nyiat Pan, mulai dari yang tercatat oleh Dinasti HAN. Menurut legenda di masa itu, awalnya dirayakan sebagai Hari Penghormatan kepada Dewa Thai Yi. Ini adalah dewa tertinggi di langit sesuai ajaran Taoisme.


Ritual ini diselenggarakan secara tertutup setiap tahun di tanggal 15 bulan pertama Imlek. Jadi bukan perayaan buat umum dan hanya kalangan istana yang boleh ikut. Itu pun dilakukan pada malam hari. Karena itu lah harus dipersiapkan penerangan yang dimulai dari senja hingga esok harinya. 



Nah itu lah sebabnya perayaan ini juga dikenal sebagai Lantern Festival oleh dunia Barat dan di luar Tiongkok. Karena pada hari itu penuh dengan lampion dan lampu berwarna warni. 


Saat Dinasti HAN runtuh, perayaan Yuan Xiao Jie mulai dikenal secara luas dan dirayakan sebagai penutup penyambutan Musim Semi atau Tahun Baru Imlek. Kegiatan yang biasanya dilakukan adalah makan malam bersama keluarga. Kemudian masyarakat menikmati keindahan bulan purnama sempurna sambil menonton Tarian Naga, Liong, dan Barongsai. Mereka juga berkumpul mengadakan permainan teka-teki dan permainan lainnya. 


Pada malam itu mereka juga menyantap sejenis makanan khas "Yuan Xiao atau Tang Yuan". Sajian Yuan Xiao atau Tang Yuan ini bagian penting dalam festival tersebut. Bentuknya bulat seperti bola-bola kecil yang terbuat dari tepung ketan. Tang Yuan atau kalo di Indonesia dikenal Wedang Ronde, adalah makanan peranakan yang wajib ada dalam perayaan.



Cap Go Meh di Luar Tiongkok

Sejak berabad yang lalu, keturunan Tionghoa telah melakukan migrasi keluar dari Tiongkok Daratan. Sebagai bangsa yang memiliki sejarah lebih dari 5000 tahun, tradisi dan budaya melekat kuat dalam diri mereka. Budaya ini pun turut dibawa saat mereka beremigrasi. Termasuk hari-hari perayaan yang salah satunya adalah Cap Go Meh.


Dengan nama asli Yuan Xiao Jie di Tiongkok, masyarakat di Asia Tenggara seperti Malaysia, Singapura, dan Indonesia lebih mengenalnya dengan sebutan Cap Go Meh. Hal ini karena pengaruh bahasa Hokkian. Kegiatan yang dilakukan saat Cap Go Meh ini adalah melakukan syukuran bagi pemeluk Tridharma (Taoisme, Budhisme, dan Confucianisme).


Kegiatannya hampir mirip dengan di negeri asalnya, yaitu :

- Memasang lampion dengan berbagai variasi

- Berkumpul dengan keluarga dan makan bersama

- Membakar kembang api

- Menikmati keindahan bulan purnama, dan lainnya.


Cerita dari pak Hasan, yahun 1979 beliau penah merantau di Jawa Timur, ditunjukkan wedang ronde. Dia tadinya nggak tahu itu minuman apa. Begitu melihat dia tertawa karena ternyata sama dnegan hidangan Tionghoa. Nah akulturasi budaya terserap dalam hidangan ini.


Cerita Cang Nyiat Pan di Singkawang

Seperti yang disebutkan sebelumnya, bahwa perayaan hari kelima belas  di Singkawang disebut Cang Nyiat Pan. Berbeda dengan penyebutan di kota lain di Indonesia yaitu Cap Go Meh.


Namun perbedaanya tak sampai di situ saja. Perayaan Cang Nyiat Pan di Singkawang mempunyai keunikan tersendiri. Jadi pada hari ke-12 itu di Kota Singkawang udah mulai hiruk pikuk kelompok "TATUNG". Tatung adalah orang-orang yang kerasukan dan mengenakan baju khas. Tatung-Tatung ini keliling kota dengan diiringi tabuh-tabuhan. Saat pandemi ini arak-arakan Tatung tidak diadakan dengan alasan agar tidak membuat cluster baru.

Setiap keliling itu, Tatung selalu mampir ke klenteng besar untuk sembahyang. Klenteng nomer 2 terbesar di Singkawang ini merupakan klenteng tertua. Ritual sembahyang ini untuk mengusir roh jahat. Mereka tertib masuk satu persatu dan sembahyang bergantian.



Tatung ada juga yang memakai pakaian adat Dayak, itu menunjukkan akulturasi budaya Tionghoa dan Suku Dayak.


Ada pula acara lelang barang-barang yang beraneka ragam. Awalnya Cang Nyiat Pan dulu yang dilelang adalah makanan dan buah yang ada di meja altar. Bahkan ada pasangan jeruk bali yang biasanya sepasang harganya puluhan ribu bisa menjadi jutaan. Uang ini untuk disumbangkan untuk perayaan upacara Cang Nyiat Pan.


Dari Rumahan Menjadi Komoditas Culinary Tourisme

Kuliner Singkawang dulunya merupakan makanan rumahan. Sekarang menjadi komoditas turis atau pariwisata. Dulunya, sekitar sebelum tahun 1970 restoran di Singkawang itu masih sedikit. 


Dari keluarga, punya banyak anak banyak rejeki. Maksudnya adalah anak-anak ini lah yang nanti akan membantu mengolah masakan di dapur. Jaman dulu jajan di luar rumah itu bisa jadi omongan orang. Jadi pilihan masak di rumah dan dibantu anak-anak menjadi kegiatan rutin. 


Karena kebiasaan masak dan makan di rumah sendiri, tidak heran jika anggota keluarga banyak yang pintar masak. Mereka yang merantau keluar Singkawang, bercerita dengan keluarga yang dinikahi di kota yang sekarang. Biasanya mereka ini akan memasakkan kuliner Singkawang. Meski rasanya bisa beda, tapi ketika mereka mudik ke Singkawang, akhirnya bisa merasakan kuliner yang asli. Dan ternyata restoran di Singkawang tidak sama dengan yang mereka selama ini nikmati di kota tempat tinggal.


Di singkawang itu kuliner yang dijual mirip dengan masakan rumahan. Bahan sayuran sawi putih, udang galah, kepiting, daging, dipajang di etalase. Jadi masakannya persis seperti masakan rumahan. Bukan kayak di restoran di kota lain di luar Singkawang. Ini salah satu rumah makan 188 di Singkawang.


Jadi pengunjung yang datang bisa memilih dari sayuran atau ikan yang digantung di depan resto. Kalo tidak tahu, pengunjung bisa nanya kepada koki. Nantinya koki akan menjelaskan bahan ini dimasak seperti apa. Nah tampilannya seperti masakan rumah. 


Kuliner Cap Go Me Pontianak Kalimatan Barat oleh Chef Meliana Christanty


Chef Meli menuturkan ia belajar dari koki-koki rumahan. Dari rumah ke rumah, warung, pasar tradisional, hutan, sungai, rawa, ladang, dan lahan gambut. Dan hasilnya memberi kita bahan pangan berlimpah yang sangat kaya. Dari sana chef Meli mengenalkan kembali hidangan ini ke level yang lebih luas lagi. Dengan penyajian yang modern dan rasanya tetap yang otentik.


Chef Meli tinggal selama 14 tahun di Kalimantan. Dia menuturkan adanya Makan Besar saat perayaan Cang Nyiat Pan. Dan biasanya ada 8 hidangan utama dan hidangan pendamping. Aneka kudapannya seperti kue kering, kue basah, dan kue lainnya.



Kue nastar ini dibuat dari bahan yang segar, seperti selai nanas itu bikin sendiri. Ibu-ibu di Pontianak selalu membuat makanan dan kue dari bahan yang bagus dan masih segar. Semua kudapan di Pontianak ini selalu dibuat dari bahan yang segar, dengan pewarna alami, dan dimasak sendiri.


Mengapa selalu ada jeruk, karena melambangkan  kemakmuran. Kalo minuman tergantung tuan rumah yang menyediakan.

10 Makanan Paling Utama Untuk Cap Go Meh

- Sarang burung walet



Tips dari Meliana, cara membersihkan sarang burung walet untuk menghilangkan bulu dan kotorannya. Dengan cara merendam dalam air. Ditaruh di wadah tahan panas, diberi air, dikasih gula batu, daun pandan, biji bery, daun ginseng, dan lainnya. Kalo cara klasik yaitu double boiler, dikukus lagi. Jadi wadah sarang burung ini tidak langsung kena api, jadi dikukus gitu.

Metode doble boiler ini dipakai untuk mengilangkan aorma amis. Daun pandan, gula batu, atau kadang ditambah kelengkeng kering ini bisa juga untuk aroma terapi untuk pengobatan.

- Teripang, direndam dan diganti airnya tiap hari

- Kelopak Ikan

- Ikan Sema, ikan yang hidup liar di sungai itu lebih enak karena mengandung minyak 

- Rebung, penduduk Pontianak selalu memilih yang segar

- Udang, melambangkan kemakmuran. Biasanya udang galah, atau bisa juga diganti udang lain yang lebih kecil.

- Pork/babi, yang dipakai dagingnya, iga, atau perutnya.

- Bebek 

- Ayam kampung

- Jamur bebagai jenis

Jenis hidangan yang tersaji di acara cap gomeh

Setiap keluarga mempunyai kekhasan masing-masing. Tetapi pakem yang dianut akan tersaji 8 jenis hidangan dan ditambah nasi serta buah atau cocktail. Total hidangan ada 10 jenis. 

Jenis Hidangan Yang Tersaji di Acara Cap Go Meh :

1. Chiang mie sejenis misua yang dimasak tanpa kecap manis. Penambah warna bisa menggunakan telur, atau dari sayuran yang berwarna orange dan hijau. Misalnya wortel dan buncis yg dibentuk korek api.

2. Masakan Ca, bisa hebiaw, fish maw,bakso ikan atau haisom/teripang. Kemudian ada kiga rebung, haisom dan sam chan. Sam chan ini babi ya. Jika tidak makan babi, bisa diganti ayam kampung.

3. Hekeng, dipadukan dengan saus yang kental dengan rasa asam dan manis.

4. Ikan, bisa ikan Dorang/Dogang atau bawal jenis putih. Atau ikan jelawat, ikan bodoh (ikan malas/ikan hantu). Nama lainnya banyak, ada bakut, bakutut, balosoh, boso, boboso, gabus bodoh, ketutuk. Dinamakan ikan bodoh karena ikannya tuh diam aja alias nggak berenang kesana kemari seperti ikan lainnya. Nah biasanya ikan ini diolah dengan digoreng menggunakan bumbu kunyit. Atau dikukus dengan bumbu jahe.

5. Tek Sun atau rebung yang ditumis dengan daging

6. Udang Galah Asam Garam

7. Babi, yang terdiri dari masakan :

- Phak Lo yaitu Sam chan dimasak Lo. Bisa diganti ayam atau bebek utuh dimasak Lo. Juga ada tambahan telur rebus dimasak Lo.

- Te Ka atau kaki babi masak kecap yang kadang dicampur haisom.

- Cai Kwa yaitu sawi asin kering yang dimasak dengan sam chan.

- Sate babi atau bisa juga diganti sate ayam.

8. Sup Bebek Asinan Plum. Untuk Asinan Plum bisa diganti dengan Asinan Jeruk Nipis.

9. Ayam, yang dimasak ayam arak, ayam serundeng, kari ayam kampung. 

10. Selada

Setelah menikmati hidangan berat dan kue yang manis-manis, paling enak makan buah. Bisa Salad buah, dengan dicampur dressing susu kental manis, mayonais, atau kadang masak sendiri 

Di samping hidangan di atas, ada kondimen untuk mendampingi Hidangan tersebut. Orang Indonesia kalo nggak makan sambel rasanya ada yang kurang. Budaya peranakan di Pontianak udah bercampur dengan budaya kuliner nusantara. Di sana yang dominan adalah Tionghoa, Dayak, dan Melayu. Jadi percampuran tiga budaya ini rasanya lebih kaya rasa.


Yaitu Sambal Blacan, ini cara bikinnya cabe rawit merah, bawang putih yang ditumbuk dengan alu. Sampai biji cabenya tidak terlihat. Ada juga Sambal Mangga Muda, Cincalok dicampur Kalamansi (Kit Kia) dan irisan cabe rawit atau ebi yang dimatangkan dengan air kalamansi. Lalu dicampur dengan irisan sawi asin dan cabe rawit merah.


Selain itu masih ada lagi Comfort foods, yaitu makanan yang dirindukan yang akan dicari saat pulang ke kampung halaman. Semacam hidangan yang khas, Asam pedas ikan salah satunya comfort foods penduduk Pontianak. Bumbunya kunyit, cabe kering yang diblender agar keluar warna merahnya. Cabe kering ini di Pontianak biasa digunakan. Asam Pedas Ikan ini kuliner dari percampuran Tionghoa dan Melayu.



Ada juga Terung Asam Rimbang yang dulunya tumbuh liar di hutan. Cerita chef Meli sungguh menarik dan membuka wawasan saya. Menarik banget dan jadi pengen ke Singkawang. 


Setelah pemaparan dari chef Meli, masih ada sesi tanya jawab. Sayangnya saking asiknya mendengarkan tanya jawab, saya terlupa menulis.  Kalian bisa menyaksikannya di channel Youtube Aksara Pangan dengan judul Cang Nyiat Pan.  


Daan, akhir acara daring ada sesi foto bersama, hihiii. Silahkan cari yang mana wajah saya?



Tak lupa saya mengucapkan terima kasih pada Aksara Pangan. Karena telah mendapat kesempatan gabung dalam Acara Seri Gastronomi Indonesia. Harapan saya sih pengen bisa berkunjung ke Pontianak dan Singkawang suatu hari nanti. Untuk menyaksikan Cang Nyiat Pan yang seru, unik dan meriah. Wassalamualaikum.


Sumber Materi dan Foto :

@ Sosial Media Aksara Pangan

@ Dari pemaparan narasumber ;

- Chef Wira Hardiyansyah @wirahardiyansyah2.0
Bapak Dr. Hasan Karman, SH, MM @hasankarman_
Chef Meliana Christanty @melianachristanty

Reading Time:

Kamis, 25 Februari 2021

Menjadi Mitra ISC, Berjualan Tanpa Modal
Februari 25, 2021 23 Comments



Assalamualaikum Sobat. Kondisi pandemi ternyata membawa hikmah yang tak sedikit. Salah satunya adalah tumbuhnya usaha kecil menengah dari mantan pekerja perusahaan, yang terdampak pandemi. Saya menemukan usaha baru bermunculan, dari penjual makanan, masker, dan lainnya. Mereka mempromosikan jualannya dengan menggunakan media sosial. 


Saya sendiri selama pandemi belum punya rencana memulai usaha. Selama ini saya jualan salah satu produk perlengkapan rumah tangga. Sebelumnya saat anak-anak masih kecil, saya juga pernah usaha rumahan bikin lunpia dan pisang coklat. Sebenarnya lumayan banget hasilnya. Sayangnya saya kelelahan karena waktu itu masih ngantor. Akhirnya berhenti  deh meski pemilik warung dan kantin menyayangkan keputusan saya ini. 


Usaha jualan produk plastik yang saya tekuni juga sebenarnya belum mencapai omzet berjumlah besar. Sekarang omzetnya malah menurun karena pandemi, orang sayang beli produk dengan harga mahal. Yup, saya emang jualan produk yang terkenal harganya lumayan mahal. Produk yang dapat garansi seumur hidup ituuh.


Menjadi Pembeli Produk UMKM Milik Teman


Awal pandemi suami sempat menawarkan pada saya untuk jualan sembako. Tapi saya tolak karena merasa sungkan pada tetangga yang juga jualan sembako. Padahal kan nggak perlu sungkan. Namanya juga usaha, pasti wajar aja ada kompetitor. Justru harus menjadi semangat meningkatkan omzet jualan.


Jadi ketika pandemi saya justru sibuk belanja produk milik teman. Ada beberapa teman, kerabat, dan tetangga yang terdampak pandemi. Mereka di-PHK dan beruntungnya masih mendapatkan uang pesangon. Jadi dengan uang pesangon itu lah mereka memulai usaha.



Awal pandemi saya mengalami kecelakaan kecil, jempol saya terkilir ototnya. Udah diperbaiki namun kan nggak bisa melakukan pekerjaan rumah tangga. Jadi langkah termudah yang praktis adalah membeli makanan siap saji. Catering di tempat jualan tetangga, pesan frozen food pada teman, atau ojek online, semua itu jadi pilihan saya belanja. Katanya belanja produk jualan teman itu salah satu langkah menolong mereka yang terdampak pandemi.



Bersyukur banget loh hidup di jaman serba digital ini. Saya merasa terbantu dengan kehadiran semua jualan yang bisa dipesan secara online. Bayangkan saja semua produk saat ini bisa kalian temukan dengan mudah. Media sosial menjadi tempat promosi yang praktis, gampang, dan bisa menjangkau secara luas.



Saya beberapa kali tergiur pesan makanan setelah nggak sengaja stalking instagram. Atau pernah juga memesan petis yang udah dibumbui pada salah seorang anggota grup jualan di Facebook. Menyenangkan banget kan, cukup dengan menggunakan jari, semua terpampang di pandangan calon konsumen.


Berkenalan Dengan ISC (Indo Supply Chain)



Sejak pandemi saya jadi keranjingan belanja online. Belanja apa aja, dari wajan teflon sampai tanaman hias. Dari beras sampai lap dapur. 



Mengapa sih keranjingan belanja online saat pandemi? Karena menuruti anjuran pemerintah dan tenaga kesehatan, di rumah saja untuk mencegah penularan virus. Dan tentunya karena belanja online identik dengan harga promo, dapat diskon, dan lainnya. Apalagi kalo ongkir gratis. Senang dong pastinya. Siapa di sini yang juga cinta ongkir gratis? Komentar ya nanti, hahahaa.



Salah satu hasil kepo saya saat buka instagram adalah akun @iscglobe yang waktu itu promosi jualan sembako. Asik juga nih belanja beras bisa dapat  keuntungan lebih. Biasanya kan beli sembako atau barang kebutuhan dasar itu hanya dikonsumsi. Nggak ada manfaat yang bisa dinikmati. Tapi kalo belanja di Indo Supply Chain (ISC), ada manfaat yang bisa dinikmati oleh pembeli atau konsumen.



Jadi ISC adalah perusahaan yang bergerak dengan sistem penjualan langsung. Selama ini masyarakat lebih mengenal sebagai MLM. Bedanya dengan MLM umumnya adalah, ISC memiliki prinsip gotong royong. Dengan gabung menjadi Mitra ISC, kalian tidak hanya mendapatkan manfaat untuk diri sendiri. 




Prinsipnya memang gotong royong. Dan Gotong Royong menjadi nama merk produk dari Indo Supply Chain. Dengan gabung jadi mitra dan belanja, kalian bisa membantu UKM (Usaha Kecil Menengah) di Indonesia untuk berkembang maju. Tahu dong Indonesia identik dengan gotong royong.



ISC merangkul UKM dari seluruh Indonesia.  Bagi ISC keberhasilan terbaik adalah ketika dicapai bersama-sama. Semangat kebersamaan dan gotong royong diusung dan menjadi dasar dibentuknya sistem bisnis ISC ini.


Adakah Keuntungan Gabung di ISC?


Tentu saja kalian akan mendapatkan keuntungan bila menjadi mitra ISC.


Kentuntungan yang kalian dapatkan adalah :


- Tidak Butuh Gudang atau Toko

Menjadi mitra ISC itu asik, karena kalian bisa berjualan tanpa harus menyiapkan gudang atau toko untuk etalase produk dagangan. Karena transaksi penjualan dilakukan secara daring. Mitra bisa memesan produk di aplikasi atau website ISC. 


- Tidak Butuh Modal Besar

Nah ini yang diminati oleh setiap orang. Pengen usaha tapi nggak ada modal? Di ISC untuk jadi mitra tidak perlu bayar biaya registrasi. Kalian cukup registrasi dan langsung menjadi mitra ISC. Intinya sih kalian bisa bisnis tanpa modal dengan menjadi mitra ISC.


Untuk mendapatkan komisi 1% tiap bulannya, mitra wajib membeli produk seharga 95 ribu rupiah. Ini merupakan ketentuan untuk menutup Order ISC setiap bulan. Bulan ini tutup order pada tanggal 27 Februari 2021 pukul 14.00 WIB.


- Gratis ongkir di area pengiriman ISC

Saat ini Indo Suply Chain memiliki 5 cakupan wilayah pemasaran. Yaitu Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Semarang, dan Denpasar. Kalian bisa melihat peta yang menandakan warna hijau itu masuk layanan gratis ongkos kirim.




Sementara ISC Store terletak di Cibubur, Surabaya, Denpasar, Semarang, dan Bandung. Dan Distribusi Center ada di Tangerang Selatan dan Yogyakarta.


- Komisi 1 % Belanja di Aplikasi atau Website ISC



Kalo kalian menjadi mitra, akan mendapat keuntungan berupa komisi 1 % dari total pembelanjaan setiap bulan. Jadi kalian bisa belanja kebutuhan dasar pribadi, teman, tetangga, atau kerabat, dan bonusnya dapat komisi 1%. Seneng pastinya ya.


- Kemitraan Bisa Diwariskan

Oiya, kemitraan ini berlaku seumur hidup. Nah misalkan mitra meninggal, gimana dong dengan posisi kemitraannya? Gampang banget sob, mitra di ISC ini bisa diwariskan. Iyaa, keren ya. Jadi saat isi data untuk registrasi sebagai mitra, ada kolom isian untuk menulis kan nama ahli waris.


Produk ISC


Produk yang dipasarkan oleh ISC adalah produk-produk kebutuhan dasar yang dibutuhkan semua orang dalam kehidupan sehari-hari. Beras Premium Gotong Royong adalah produk pertama dari ISC. Kemudian produk lainnya adalah madu randu super, nasi jagung, bumbu pecel, sambel bawang, sambel ijo, keripik pisang, gudeg, dan masih banyak lagi. Semua produk ini menggunakan merk GOTONG ROYONG.




Saya udah belanja produk Gotong Royong berupa Sambel Hijau dan Sambel Bawang. Keduanya memiliki rasa pedas yang masih wajar lah. Tapi bagi penyuka pedas saya kasih rekomendasi Sambel Bawang yang pedasnya serasa menggigit lidah, hahaha.


Oiya saya mau nambahin tentang informasi yang saat ini pasti dibutuhkan, kondisi masih pandemi kan ya. Gaya hidup yang mulai memperhatikan kebersihan demi kesehatan bersama harus terus dilakukan. Salah satunya adalah menyediakan hand sanitizer.



ISC memiliki produk hand santizer yang ramah untuk kulit tubuh kita. Bahannya terdiri dari 70 % alkohol, foodgrade,  dan bentuknya spray. Setelah digunakan di telapak tangan itu langsung kering. Jadi kita bisa langsung menggunakan tangan untuk makan. Apalagi cairan hand sanitizer ini terasa lembut di tangan.



Nah, jangan takut dengan harga di ISC. Karena ISC mengikuti peraturan dari pemerintah. Bahwa untuk beras, gula, dan sembako lainnya ada dalam batas harga yang ditetapkan pemerintah.







ISC Bisa Untuk Semua


ISC itu bisa untuk semua orang. Kalian juga enggak harus ikut usahanya. Karena itu ada pembagian untuk istilah kegiatan dalam ISC. Yaitu :


- Kalo udah jadi mitra, jadi pebisnisnya boleh

- Udah jadi mitra, tapi hanya suka jadi reseller

- Join karena suka produknya, tapi pakai untuk dirinya sendiri

- Kalian nggak mau jadi mitra, tapi suka dengan produknya. Nah, kalian bisa titip beli di mitra yang kalian kenal. Nanti produk yang kalian pesan akan langsung dikirim ke alamat kalian.

- Hobi menyisihkan sebagian pendapatannya dengan membeli produk ISC untuk disumbangkan ke yayasan, sedekah, dan lainnya. Misalnya pengen donasi ke satu lokasi yang tertimpa bencana alam. Kalian bisa minta tolong di divisi ISC Care untuk mengantarkan donasi dalam wujud produk ISC ke tempat tujuan. Jadi ISC Care ini memang salah satu misi sosial ISC.


Legalitas ISC


ISC telah dilengkapi perizinan dan legalitas lengkap untuk menjalankan bisnis dengan sistem penjualan langsung. Harga terjangkau dan tidak di mark up karena sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) untuk beras premium. ISC juga secara resmi telah terdaftar oleh pemerintah dengan tergabung dalam APLI (Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia) yang telah diakui oleh Federasi Penjualan Langsung Internasional (World Federation of Direct Selling Assosiation/WFDSA).


Mau Dong Mendapat Manfaat Lebih, Caranya Bagaimana?


Di atas saya sudah menjelaskan tentang manfaat dan fasilitas menjadi mitra. Intinya semua fasilitas yang diberikan oleh ISC dilakukan melalui aplikasi. Jadi kalo misalkan kalian udah jadi mitra dan ingin membeli produk di store atau DC, apa bisa? Bisa saja, tapi kalian meski sebagai mitra tidak bisa mendapat gratis ongkos kirim.



Wah memang lebih enak belanja produk ISC melalui aplikasi ya. Ada manfaat lebih dibandingkan datang langsung ke store ISC.



Jadi, sobat sudah tertarik gabung menjadi mitra ISC kah? Prosedur menjadi mitra itu gampang banget. Kalian bisa masuk ke website ISC dan klik bagian kanan atas. Ada fitur yang terdiri dari : BerandaProdukTentang KamiInformasiTanya JawabISC LinkRegistrasi, dan Mitra area. 



Pilih Registrasi, nanti isi semua data yang ada dalam formulir tersebut. Untuk menjadi mitra, kalian wajib isi semua data. Kecuali kalo tidak punya NPWP, boleh dikosongkan aja bagian itu.




Dalam formulir kalian akan diminta isi ID Upline dan Nama Upline. Kalo kalian belum kenal atau nggak tahu siapa Nama Upline beserta ID nya, bisa cek dengan memilih fitur ISC Link. Kemudian pilih Kode Pos. Dan isi dengan kode pos tempat kalian tinggal. 




Nanti akan muncul apakah ada mitra terdekat dengan kalian. Nah kalian bisa menggunakan salah seorang mitra yang ada dalam daftar. ID mereka udah tercantum, jadi bisa kalian gunakan untuk isi data ID Upline dan Nama Upline. Boleh juga kalian hubungi nomer kontak yang tercantum, tapi ini tidak wajib ya.



Mungkin kalian bingung, mengapa harus isi data bank? Nah, data bank itu memang harus diisi juga. Gunanya agar kalian kalo udah jadi mitra dan mampu meraih penjualan tiap bulannya, bisa menerima komisi. Jadi komisi ini akan ditransfer langsung ke rekening tabungan mitra setiap bulan.


Asik yaaa kalo udah jadi mitra bisa semangat jualan kaaan?! Saya sendiri hepi begitu mendapat email verifikasi sebagai Mitra ISC. Saya belajar berjualan dengan menawarkan produk ISC. Tentu saja saya tidak akan ngotot ngajakin mereka untuk gabung menjadi mitra. Dirayu aja dulu, gimana manfaat belanja dengan mendapat keuntungan dobel. Sudah ah, saya mau menjaring calon pelanggan dulu. Siapa tahu nanti kerabat dan teman-teman saya terbujuk ikut langkah saya menjadi Mitra ISC. Wassalamualaikum Sobat.


Tulisan ini diikutsertakan pada Blogging Competition Indo Supply Chain bersama komunitas blogger Gandjel Rel






Dokumentasi :

- Gambar diambil dari Website iscglobe.com

- Dokumentasi pribadi

- Dari website ISC Globe dengan edit Canva

Reading Time: