Oktober 2019 - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Senin, 28 Oktober 2019

Deklarasi Program Pembangunan 99 Masjid Johari Zein Foundation
Oktober 28, 2019 30 Comments

Deklarasi Program Pembangunan 99 Masjid Johari Zein Foundation


Assalamualaikum Sahabat. Jangan pernah melarang seorang anak kecil hadir di masjid. Pernah baca atau mendengar himbauan ini kah? Himbauan yang dishare di berbagai linimasa sosial media ini memang butuh tindak lanjut. Gimana sih sampai ada himbauan seperti ini? Ya karena ternyata banyak takmir masjid di negeri ini yang melarang anak-anak datang ke masjid. Semua itu disebabkan karena anak-anak selalu ribut kalo di masjid.

Namanya anak-anak, di mana aja pasti selalu suka bercanda dengan teman sebayanya. Meski mereka selalu diingatkan ketika sedang di masjid, tetap aja cuma bisa diam sesaat. Ntar ketika ada satu anak yang jahil. temannya bakal ikutan. 

Dunia anak memang sedang senangnya bermain. Namun bukan berarti mereka kemudian dilarang untuk hadir di masjid. Dari masjid lah pembentukan karakter seorang anak akan terbentuk. Masjid menjadi bagian dari peran pembentukan karakter, selain tentu saja orang tua, guru, dan masyarakat.

Masjid juga menjadi tempat untuk meningkatkan keimanan seseorang. Jadi apa salahnya jika sesekali anak-anak ribut sedikit, asal mereka merasakan kenyaman di masjid. Tentunya kita tak ingin dong kalo anak-anak jadi takut mendekati masjid gara-gara takmir yang galak. Menghalau anak-anak seakan mereka adalah binatang najis. Astaghfirullah.

Pengalaman Spiritual Djohari Zein

Bagi Djohari Zein, masjid adalah tempat yang tepat untuk meningkatkan keimanan. Semakin kuat keimanan seseorang, semakin besar pula perlindungan Allah padanya. Demikian pula halnya, terhadap bangsa yang beriman, maka mereka akan senantiasa dalam lindungan Allah. Dan sesempurna-sempurnanya orang beriman adalah yang paling baik akhlaknya (beradab).

“Saya, lahir tahun 1954 di Medan dari keluarga pedagang sederhana, WNI Tionghoa, dalam lingkungan keluarga Budha namun di sekolahkan pada sekolah-sekolah Katholik sampai SMA. Alhamdulillah dalam perjalanan hidup saya, saya menemukan Islam sebagai agama saya. saya mualaf di tahun 1982, dan sejak saat itu, Al-Quran sebagai petunjuk hidup saya,” jelas Djohari Zein dalam sambutannya di peluncuran Program Indonesia Berseri di Jakarta.

Djohari melanjutkan, di usia ke 65 tahun, hampir setengah dari usianya dihabiskan waktunya untuk membangun perusahaan seperti JNE. JNE adalah perusahaan logistik di Indonesia yang Djohari impikan bisa menjadi perusahaan logistik yang jadi tuan rumah di negeri sendiri. 
“Alhamdulillah, sampai hari ini, JNE mampu bertahan sebagai market leader di bidang logistic di Indonesia. Saya menikmati perjalanan saya dengan JNE, karena saya banyak mendapat Ilmu dan pengalaman, selain uang yang cukup, saya bertemu dengan guru spiritual yang istimewa, bapak Alm H. Soeprapto, dermawan dan entrepreneur luar biasa,” lanjut Djohari.

Program Pembangunan 99 Masjid Johari Zein Foundation

Jakarta, 17 Oktober 2019. Program Indonesia Bersedekah Jariah (Indonesia Berseri) adalah program pembangunan, pengembangan dan pemakmuran 99 masjid di delapan penjuru dunia yang diinisiasi oleh Johari Zein Foundation.

Johari Zein Foundation adalah Lembaga filantropi yang didirikan oleh tokoh logistik nasional Djohari Zein pada tahun 2017. Visinya menjadi wasilah terwujudnya umat yang bertakwa melalui pembangunan 99 masjid di 8 penjuru dunia.

Berangkat dari pengalaman spiritual tersebut, lahirlah Johari Zein Foundation. Sebuah lembaga filantropi yang bercita-cita membangun, mengembangkan dan memakmurkan 99 masjid di 8 penjuru dunia. Angka 99 diambil dari nama-nama baik Allah (Asmaul Husna) yang berjumlah 99. 

Dari 99 masjid, saat ini Johari Zein Foundation telah membangun masjid Zeinurrahim di desa Medana Lombok Utara. Sesuai dengan cita-cita tersebut, jika 99 masjid sudah terbangun, Johari Zein Foundation akan kembali membangun 99 masjid lainnya, seperti halnya orang yang sedang berthawaf.


Seperti yang kita tahu, Indonesia memiliki daerah yang rawan bencana alam. Dari gempa, tsunami, banjir, dan lainnya. Dari musibah bencana alam ini tentunya ada masjid yang rubuh atau rusak.

Kerusakan tempat ibadah ini tentunya mengganggu umat Islam yang ingin melaksanakan ibadahnya di masjid. Nah, bantuan ini lah yang akan dilaksanakan oleh Johari Zein Foundation. 

Tak sampai di sana, karena mereka juga akan membangun masjid di tempat yang membutuhkan termasuk di tempat wisata yang baru muncul.

Indonesia dengan jumlah penduduk yang memeluk agama Islam terbesar di dunia, memiliki peran penting sebagai penguat bangunan bangsa. Menjadi cahaya bagi semesta raya dan melahirkan generasi yang unggul dan beradab. Nah salah satunya adalah dengan memakmurkan masjid.

Bila sejak kecil udah kenalkan dengan Al Quran, mereka insyaa Allah tidak akan berbuat zalim. 

"Bila hendak antarkan kebaikan, insyaa Allah bisa dimulai dengan membangun masjid." begitu penuturan Bapak Djohari.

Fungsi Masjid Menurut Ketua Badan Wakaf Indonesia Muhammad Nuh

Dalam sambutannya, Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Muhammad Nuh menjelaskan bahwa dirinya sangat senang atas cita-cita yang diinisiasi oleh Johari Zein Foundation. Ia berharap, cita-cita pembangunan tidak berhenti pada 99 masjid, tapi terus bertambah lagi.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI tersebut juga menyampaikan 4 fungsi masjid yang harus ada di Program 99 masjid Johari Zein Foundation. Beliau berharap masjid yang akan dibangun Johari Zein Foundation memiliki empat fungsi masjid. Yaitu, fungsi peribadatan, pendidikan, ekonomi dan kesehatan.


"Bukan sekedar membangun masjid biasa, tapi sebagai fungsi peradaban, minimal ada fungsi pendidikan, paling tidak ada PAUD, dan TPQ sehingga anak kecil sudah biasa mengenal Alquran," jelas Muhammad Nuh pada peluncuran Program Indonesia Berseri Johari Zein Foundation di Jakarta (Kamis, 17 Oktober 2019).

Untuk menyukseskan program Indonesia Berseri, Johari Zein Foundation membentuk komunitas Relawan Bangun Masjid (RBM). RBM bertujuan untuk menghimpun, menyebarkan, dan mendukung program pembangunan peradaban manusia yang unggul dan berakhlak mulia melalui masjid. RBM adalah bagian dari Program Indonesia Berseri Johari Zein Foundation.

Turut hadir dalam peluncurah Indonesia Berseri dan deklarasi RBM dari para tokoh nasional, diantara Ketua Badan Wakaf Indonesia Muhammad Nuh, Seniman Dik Doank, Anggota Dewan Syariah Nasional MUI Kyai Cholil Nafis dan Adiwarman Karim, praktisi ekonomi Syariah, serta Dik Doang.



Ketua Johari Zein Foundation, Fahrul Jamal menuturkan, setiap elemen bangsa wajib berperan aktif menyiapkan diri menyongsong peradaban yang unggul dan beradab.

Sebagai bagian dari elemen bangsa, Johari Zein Foundation terpanggil untuk membangun peradaban melalui pembangunan 99 masjid di 8 penjuru dunia.


Tentang Johari Zein Foundation (JZ Foundation)

Didirkan di Jakarta 3 Mei 2017, Johari Zein Foundation didedikasikan sebagai lembaga filantropi yang diharapkan menjadi sebuah wasilah terwujudnya peradaban dunia yang modern. Jujur, optimis, harmonis, amanah dan inovatif adalah prinsip-prinsip dasar Johari Zein Foundation dalam menjalankan peran lembaga. Pembangunan 99 masjid adalah salah satu program unggulan Johari Zein Foundation.

Bahagia ya bila ada kepedulian seperti yang dilakukan oleh Johari Zein Foundation ini. Semoga program pembangunan 99 masjid berjalan lancar. Dan makin banyak donatur yang bergabung untuk memberikan donasinya. Wassalamualaikum. 

Sumber Foto dan berita :
Johari Zein Foundation
Reading Time:

Sabtu, 26 Oktober 2019

Menyibak Eksotisme Desa Menari di Lereng Telomoyo
Oktober 26, 2019 27 Comments

Menyibak Eksotisme Desa Menari di Lereng Telomoyo


Assalamualaikum Sahabat. Musik rancak yang menggetarkan suasana siang nan terik itu mampu mengajak pengunjung Desa Menari mendekat ke panggung. Jangan kaget dulu dan menghubungkan Desa Menari yang awal Oktober saya kunjungi, dengan desa yang hits di sosial media itu.

Desa Menari yang saya kunjungi kemarin letaknya di lereng Telomoyo.  Tepatnya di Dusun Tanon, Ngrawan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Lokasinya sekitar 60 km dari Kota Semarang, ibukota Jawa Tengah.

Saya pernah datang ke Dusun Tanon ini bersama keluarga. Namun karena bukan kunjungan rombongan dan tidak memberitahu sebelumnya pada warga setempat, tentu saja tak ada kegiatan menari di dusun ni.

Festival Lereng Telomoyo

Suatu hari ketika ada ajakan untuk berkunjung ke Dusun Tanon, saya segera menyambutnya dengan semangat. Kapan lagi saya punya kesempatan menyaksikan sebuah dusun dengan penghuninya yang memiliki kecintaan pada kesenian lokal.

Sabtu tanggal 12 Oktober 2019, rombongan blogger dan fotografer terbagi dalam dua bus ukuran medium. Kami beriringan menuju Dusun Tanon yang terletak di lereng Gunung Telomoyo.

Saya menikmati sepanjang perjalanan yang menuju arah wisata Kopeng. Namun sebelum tiba di kawasan wisata tersebut, kami belok ke kanan setelah melintasi Pasar Getasan.

Dari sini perjalanan mulai berkelok-kelok dan naik turun lereng Telomoyo. Pemandangan hamparan kebun milik warga, sawah, dan rumah bergantian menemani perjalanan kami.

Jalan desa yang dibuat dengan pengecoran menjadikan perjalanan berjalan lancar. Kalo bus ukuran medium saja bisa mengakses jalan desa, apalagi kalo kamu kesana dengan membawa mobil jenis station.

Begitu memasuki gapuran desa, terdengar musik yang menunjukkan adanya keramaian. Di sisi kanan jalan terdapat rumah yang menjadi tempat Bhakti Sosial dari Ikatan Apoteker Indonesa (IAI) dan PC IAI Kabupaten Semarang, Korwil F.



Kegiatan berupa cek kesehatan, pelayanan fisioterapi, dan kampanye Dagusibu ini sepertinya diperuntukkan bagi lansia. Terlihat dari spanduk yang dibentangkan dengan tagline "Menuju Lansia Sehat dan Bahagia".

Suara alunan gending Karawitan menuntun langkah saya dan teman-teman menuju panggung terbuka yang berhiaskan daun kelapa. Di panggung tengah berdiri beberapa pejabat publik setempat yang memberikan kata sambutan.

Setelah rangkaian sambutan dan pemukulan gong, secara resmi menjadi pembukaan  Festival Lereng Telomoyo 2019. 

Mendadak suara gamelan yang rancak membahana, mengantarkan beberapa bocah berpakaian warna merah dan hitam. Riasan wajah yang terkesan garang tak mampu melenyapkan gaya kejenakaan para bocah penari ini. Karena riasan wajah mereka memang hanya garang di beberapa sisi, seperti di bagian mata. 

Mereka sedang mengikuti irama musik dengan menarikan Geculan Bocah. Tari Geculan Bocah ini merupakan adaptasi dari Tari Warok. Udah tahu kan Tari Warok? Biasanya penarinya adalah orang dewasa dan terkenal di kawasan Jawa Timur.



Pakem gerakan Tari Geculan Bocah ini memang mengambil dari Tari Warok. Namun dalam tarian ini, lebih didekatkan dengan dunia anak-anak yang jenaka, ceria, penuh tawa, dan seru. Tarian ini mempertontonkan permainan tradisional anak-anak berupa perang-perangan, guyonan anak, dan keseharian mereka.

Setelah tarian usai, para penari diajak foto bersama perwakilan Astra, pejabat yang mewakili Gubernur Jawa Tengah, serta Kang Trisno.

Usai Tari Geculan Bocah, pengunjung diajak bergeser ke teras milik warga. Di halaman rumah yang saling berhadapan, salah satunya adalah rumah milik Kang Trisno, terdapat panggung kecil.

Di sini beberapa ibu memperagakan kegiatan tradisional Lesung Jumengglung. Pengunjung bisa juga ikut dalam keseruan memainkan lesung ini. 

Tidak hanya itu, ada juga beberapa warga yang mengajak pengunjung untuk memainkan egrang. Beberapa pengunjung yang berani naik egrang bahkan diajak berlomba. Namun baik yang kalah maupun pemenangnya, semua mendapatkan hadiah dari Astra.



Sementara di atas panggung kecil, terdapat beberapa anak putri menyanyikan dan memainkan dolanan Cublak Cublak suweng. Suasana makin meriah karena kami meminta anak-anak ini mengulang lagi dolanannya.

Di depan rumah Trisno ada beberapa anak yang dolanan Suda Mada, di beberapa daerah ada yang menyebut engklek. 

Sementara sebagian besar warga ibu-ibu, sudah menyajikan makanan dan minuman hangat. Kami dipersilahkan untuk menikmati menu ndeso yang menjadi makan siang seluruh pengunjung.

Sajian makanannya adalah nasi jagung, nasi putih, serta lauk berupa sambel goreng krecek, urab sayur, tempe, dan rempeyek. Rasanya nikmat banget makan dengan beberapa teman di ruang tamu rumah warga.

Ada juga pasar rakyat, tempat kita bisa berbelanja hasil bumi warga Dusun Tanon. Saya sendiri membeli mangga, jagung rebus, dan sayuran. Duhhh harga murah semua bikin saya jadi kalap.

Di depan pasar rakyat pula disajikan atraksi pantomim oleh Mas Tata. Ternyata beliau tinggalnya di Solo dan diminta datang untuk memeriahkan event keren Festival Lereng Telomoyo.


Yang menarik dari pantomim Mas Tata adalah, beliau memberi pertunjukan yang berbeda. Dimulai dengan merias wajahnya sendiri yang tentu durasi atraksinya jadi panjang. Baru setelah Mas Tata selesai merias wajahnya, atraksi utama dilakukannya. Seru sih karena semua pengunjung yang hadir begitu terpesona dengan polah tingkah Mas Tata. Apalagi Mas Tata juga berinteraksi dengan penonton di sana. Dari ngajakin foto selfie, hingga ngajak main-main. Lucu banget deh.

Dusun Tanon Menjadi Kampung Berseri Astra

Ibu Wiwik Setyowati, Manager Environment and Social Responsibility Division PT. Astra International Tbk menuturkan dalam kata sambutannya. Selama ini Astra melakukan pemilihan desa yang layak untuk dijadikan KBA dengan cara Social Mapping atau pemetaan sosial.

Pemetaan sosial ini merupakan proses penggambaran masyarakat dengan cara sistematik mengumpulkan data dan info tengtang kegiatan warga. Kegiatan ini merupakan CSR dari AStra yang menginginkan kontribusinya untuk mengajak warga ikut aktif membangun desanya.

Menurut Ibu Wiwik, KBA bagi Astra itu memiliki ciri khas yang berbeda dan unik. Astra masih terus mencari dan mengembangkan desa-desa dengan ciri unik tersebut. Tentunya kegiatan ini membutuhkan kerja sama dnegan pemerintah pusat. Yaitu dengan melalui Kemendes yang memiliki data terperinci tentang desa-desa dengan ciri khas yang berbeda ini.

Desa yang terpilih akan dibimbing terutama dalam hal sumber daya manusia, karakter desa, dan  kegiatan warga secara sosial di lingkungan masing-masing.

Pada 9 November 2016, Desa Wisata Tanon mulai dibina menjadi Kampung Berseri Astra (KBA). Desa Menari dipilih sebagai KBA karena memiliki aspek-aspek yang sejalan dengan 4 pilar corporate social responsibility (CSR) Astra, yakni Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan dan Kewirausahaan. Karena mencakup empat aspek pilar CSR Astra inilah Desa Tanon akhirnya dipilih untuk dibina menjadi KBA pertama di Jawa Tengah.

Yang menonjol dari desa menari adalan sosok pemuda dari DusunTanon, memutuskan untuk pulang ke desanya. Pemuda ini atau lebih dikenal sebagai Trisno, telah menyelesaikan kuliah di Jurusan Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Trisno adalah pemuda pertama di Dusun Tanon yang berhasil menyelesaikan pendidikan Sarjana.

Namun setelah lulus menjadi sarjana, dia kembali ke dusunya karena ingin mengubah kehidupan warganya.

Untuk bidang pendidikan dan melalui program Beasiswa Astra Lestari, terdapat 36 anak Dusun Tanon mendapatkan beasiswa. Mulai dari sekolah dasar hingga ke perguruan tinggi. Sebuah prestasi dari anak desa yang terinspirasi dari Trisno.


Awalnya Trisno fokus pada program-program pendidikan non formal. Dia mengundang mahaswa dari perguruan tinggi, dan mengajak mereka berdiskusi dengan warga. Ide mereka juga disandingkan dengan kegiatan warga yang sehari-harinya adalah petani dan peternak. Warga desa pun mendapatkan saran bagimana mengelola pertaniannya dan peternakan.


Cinta Trisno dan Desa Menari

Dari bincang-bincang dengan pengunjung, terungkap bahwa semua kegiatan di desa menari adalah dari duit 200 ribu rupiah. Bingung ya?

Trisno yang lahir pada tahun 1981 ini bermimpi tentang desa yang memiliki usaha yang mampu menyejahterakan warganya. Mimpi yang berawal dari duit 200 ribu untuk membangun lincak di tengah halaman warga. 

Tentu saja impiannya ini tidak mendapat kepercayaan dari warga. Namun Trisno mendapat bantuan dari pemuda desa. Karena mereka percaya pada pemikiran pemuda desa yang telah mengembara di kota.

Tantangan terberat memang dari warga yang sebagian besar adalah petani dan peternak. Mimpi Trisno adalah menjadikan desa menari sebagai perusahaan sosial. Kelak bisa dinikmati oleh anak cucu dengan adanya wisata yang experience tourisme.

Trisno menginginkan homestay yang digunakan untuk pengunjung harus ada pemiliknya. Jadi pengunjung bisa berbaur dengan kegiatan keseharian pemilik homestay.

Bagi Trisno, kehadiran Astra di Desa Menari mempercepat perkembangan desa. Empat Pilar Program dari Astra berjalan beriringan dengan Tanon. Dusun yang sederhana namun telah berkembang dengan mengangkat kearifan lokal. 

Trisno menginginkan desanya berubah. Dari dulu pendidikan di Dusun Tanon masih tertinggal. Bahkan banyak penduduk desa yang tidak lulus SMP. Sebagian besar alasannya karena masalah ekonomi. Pemuda yang sudah cukup umur memilih untuk mencari pekerjaan atau bertani. Berbeda dengan Trisno, dia bertekat untuk sekolah tinggi dan lulus sebagai seorang sarjana.

Sosok Trisno menjadi contoh yang diharapkan mampu menggugah warga desa agar tidak diam di tempat. 


Saya dan Trisno
Dahulu sekitar tahun 2006 - 2009 impiannya gagal karena banyak hambatan. Tantangan sumber daya manusia, tak ada dukungan dari pemerintah, bahkan infrastruktur juga masih belum ada.

Namun Trisno ingin warga desa mandiri, berkembang dari, oleh, dan untuk warga sendiri. Masyarakat diajak belajar, mencari solusi dari masalah dan konflik yang muncul. Mereka juga diajak mencari ide-ide yang menarik untuk diunggulkan dari desanya.

"Desa dengan menonjolkan tempat wisata udah ada banyak. Kami ingin menunjukkan karakter khas desa yang berbeda." ungkap Trisno.

Dari sana lah, muncul gagasan menjadikan karakter desa berupa kearifan lokal dengan melihat suatu hal yang sederhana. Dari sudut pandang yang berbeda, kemudian melakukannya dengan cara yang berbeda, dan menikmati setiap prosesnya. Nantinya, pasti akan menghasilkan yang berbeda.


Histori Dusun Tanon

Saya dan beberapa teman mengikuti seorang warga yang menunjukkan beberapa pilar di Dusun Tanon. 

Dia berkisah bahwa Dusun Tanon masyarakatnya hidup dengan rukun dan masih memelihara budaya gotong royong dengan baik. Sebagian besar penduduknya masih dalam keturunan KI Tanuwijoyo. 

Ki Tanuwijoyo ini adalah murid dari Pangeran Diponegoro. Dusun Tanon dulunya memiliki nama Layup Tanon. Artinya desa yang mendapat ujian. 

Alasan pemberian nama ini adalah karena ada beberapa warganya yang suka minum minuman keras. Oleh Ki Tanuwijoyo, warga diajak untuk melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat. Mereka diajak memperdalam ilmu agama, mengaji, dan lebih rajin bekerja mengelola pertanian dan peternakan.

Hingga saat ini masyarakatnya masih memegang teguh tradisi leluhur. Seperti tradisi saparan yang selalu dilakukan setiap bulan saparan. Semua penduduk akan berkunjung ke satu rumah ke rumah lain. 

Nah, aslinya Dusun Tanon ini setiap harinya juga seperti dusun lain di wilayah Indonesia. Kegiatan penduduknya adalah berkebun dan beternak sapi perah. Kalo sedang tidak ada event seperti Festival di Lereng Telomoyo, suasan dusun juga sepi dan nggak semeriah ini.


Jadi misal ingin berkunjung ke Dusun Tanon dan menikmati musik rancak serta tarian dan dolanan seperti saya dan rombongan, kamu harus reservasi dulu. 

Siang itu berlalu tanpa terasa. Saya menikmati kunjungan di desa menari Dusun Tanon yang berbeda dari desa wisata lainnya.

Tarian Topeng Ayu menjadi sajian pamungkas kunjungan kami. Topeng Ayu merupakan nama lain dari Tari Ndayakan. Tarian yang muncul dari kawasan 5 gunung di Jawa Tengah ini memiliki nama asli yang eksotis. Yaitu "Toto Lempeng Irama Kenceng".

Tarian yang berirama rancak dari beberapa penari wanita dan dua penari pria ini mengundang decak kagum pengunjung yang hadir. Irama dan gerakannya berpadu rancak, tertata dengan iringan musik yang menghentak. 

Tarian ini kemudian dibranding ulang menjadi Tari Topeng Ayu, yang berasal dari kata "Toto Lempeng Hayuning Urip".



Saya seakan enggan meninggalkan Dusun Tanon dengan segala kegiatan yang multiperan. Langkah saya begitu berat, bukan karena belanjaan sayuran dan buah hasil kebun warga Dusun Tanon. Namun karena merasa ingin tinggal sejenak barang sehari atau dua hari di desa menari. Mungkin saya harus kembali kesini bersama keluarga untuk menikmati tinggal dan lebur bersama warganya dalam kegiatan memerah susu sapi.



Ah Tanon, saya ingin kembali kesini meski harus masuk dalam antrian reservasi yang panjang. Karena kabarnya untuk menikmati kegiatan bersama warga desa menari di Dusun Tanon, kamu harus reservasi terlebih dulu. Kalo kamu tidak reservasi, nanti nasibnya seperti saya yang datang kesana langsung tanpa pemberitahuan. Yuk berkunjung ke Dusun Tanon, Sahabat. Wassalamualaikum.

#KitaSATUIndonesia 
#IndonesiaBicaraBaik 
#LFAAPA2019SEMARANG
Reading Time:

Rabu, 23 Oktober 2019

Pilihan Menginap di Aston Hotel Madiun Saat Kondangan
Oktober 23, 2019 31 Comments

Pilihan Menginap di Aston Hotel Madiun


Assalamualaikum Sahabat. Menginap nyaman di Aston Hotel Madiun bisa jadi pilihan kalian saat berada di kota berudara sejuk ini. Seperti yang saya alami ketika mendapat undangan pernikahan teman kami tahun lalu.

Iyess, artikel ini baru sempat saya buat awal tahun ini. Itu pun masih tersendat dan mundur dari rencana jadwal tayang awal tahun ini. Akhirnya baru bisa diterbitkan bulan ini. Nggak apa lah ya, yang penting tetap saya tayangkan artikelnya. Mana tahu ada yang ingin membaca review ala saya saat menginap di Aston Hotel Madiun.

Jadi ceritanya, saya dan suami tinggal datang aja ke Aston Hotel dan menempati kamar yang udah dibooking oleh temannya.

Acara resepsi pernikahan dan akad jatuh pada hari yang sama, yaitu hari Selasa. Nah saya dan suami berangkat satu hari sebelum nya. 

Berdua kami meninggalkan kota Semarang, memilih jalur Solo - Magetan. Alasan suami sih karena lewat jalur ini, misalkan lelah bisa berhenti di salah satu kawasan wisata.  

Begitu tiba di kawasan wisata Tawangmangu, suami enggak menghentikan mobil. Namun dia memilih terus melajukan mobilnya hingga tiba di tempat dengan pemandangan yang selalu bikin kangen. 

Lereng perkebunan dengan berbagai tanaman palawija, udara sejuk yang sesekali terasa dingin karena kabut turun begitu saja. Suasana sepi yang nyaris jarang tersentuh polusi asap bermotor karena hanya sesekali saja mereka melintas.

Saya segera membuka kaca jendela dan menerima angin sejuk yang menyentuh wajah. Mata terpejam tanpa terasa. Menikmati sentuhan udara dingin yang serasa seperti spa alam. Berbaur aroma rumput basah, wangi bunga, dan cuitan burung di kejauhan. 

"Berhenti dulu yuk, pengen keluar mobil dan memandang alam tanpa batas," pinta saya pada suami.

Kami berjalan keluar mobil dan memilih berdiri di sisi jalan sebelah kiri. Di depan mata, terhampar lereng bukit dengan berpetak tanaman yang beragam. Saya paling gemes pada tanaman cabe yang rimbun dan tampak sehat. Cabainya memenuhi ranting dengan beragam warna, dari kuning pucat hingga orange. 

Di sisi lain ada tanaman brokoli, tomat, daun bawang, dan kembang kol. Tapi masih banyak lagi sih jenis tanaman yang tumbuh subur di Karanganyar ini. Udara sejuk dengan intensitas sinar mentari yang sedang, menjadi modal alami tanaman untuk tumbuh dan memberikan hasil yang bagus buat petani.

Saya dan suami tak berlama-lama di sana, kami melanjutkan perjalanan. Namun mendadak pengen berhenti sejenak di kawasan wisata Telaga Sarangan. Tempat cantik dengan udara sejuk yang terletak di dekat perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur.


Telaga Sarangan yang adem
Nanti akan saya ceritakan dalam blogpost tersendiri ya. Semoga nggak lupa, hihii.

Setelah melintasi kota Magetan, pukul 14.20 mobil yang hanya terisi saya dan suami memasuki Kota Madiun. Kota dengan lalu lintas yang normal menyambut kedatangan kami. Dahulu saya dan suami cuma melintasi kota ini waktu akan ke Tulungangung. Paling cuma mampir beli oleh-oleh dan belum pernah menginap di kota ini. Kali ini kami akan menginap semalam di hotel yang terkenal dengan fasilitasnya yang nyaman.

Cukup mudah mencari letak hotel dari pintu masuk Kota Madiun. Suami mengandalkan google map di ponsel. Dan mobil sudah mengarah ke tempat parkir yang terletak di basement.

Karena orang dari WO udah menitipkan pesan, bahwa check in nya ada penundaan sekitar 30 menit. Saya dan suami menunggu di lobby hotel sambil menikmati suasana dan sesekali membalas chat di WA.

Sebenarnya hotel ini sengaja dipilih bukan hanya karena fasilitasnya yang terkenal nyaman. Tapi karena pelaksanaan resepsi dan akad nikah juga di hotel ini. Jadi pilihannya tentu karena alasan praktis juga.


Aston Hotel Madiun
Front Line Staff
Loby hotel cukup luas dan terbagi dalam tiga area. Saya sendiri duduk di lobi yang menghadap area pintu masuk hotel. Sementara dua loby lain terletak di samping dan depan front line staff.

Saya asli nya udah ngantuk dan pengen segera tiduran karena lelah juga di jalan berhenti sambil jalan-jalan dulu di tempat wisata. Hahahaa. Sayangnya karena kamar belum beres dirapikan jadi ya udah lah ditunggu di loby sambil chat sana sini.

Syukurlah gak sampai sejam, kami udah dikasih kunci kamar. Jadi bisa rebahan sebentar sambil menanti makan malam abis maghrib. Oiya saya dan suami rencananya akan kulineran di luar hotel. Pengen nyari oleh-oleh juga buat keluarga di rumah.


Fasilitas Aston Hotel Madiun


Memasuki kamar di lantai 4, saya sungguh merasa hepi. Karena kamarnya lumayan luas dengan meja kerja panjang yang muat untuk naruh laptop, buku agenda, dan tas kerja. Saya kebetulan bawa laptop karena ada kerjaan yang mesti diselesaikan sebelum DL dua hari lagi. Jadi karena ngantuknya hilang begitu masuk kamar, saya pun buka laptop.






Aston Madiun mempunyai 4 tipe kamar yaitu Superior, Deluxe, Premier, dan Junior Suite. Kamar yang saya tempati memiliki fasilitas kamar sepereti umumnya hotel bintang 4. 



Saya suka loh dengan kamar mandi yang memiliki kaca tembus pandang ke arah bed. Hihiii, tinggal ditarik aja ntar gordyn nya bakal menutup atau membuka. Dan terlihat lah pemandangan kasur empuk yang mengundang untuk ditiduri.


Bed dilihat dari bathroom

Ruang shower berhadapan dengan wastafel. Ada pintu kaca yang bisa ditutup agar air bilas tak membasahi area wastafel. Cuma misal nggak ditutup pun, area Washtafel dan toilet tetap kering.


Fasilitas kamar yang lengkap mulai dari televisi, desk, lemari es, coffee/tea maker, complimentary bottled water, dan mini bar. Begitu pula dengan  toiletries yang lengkap. Buat tamu hotel yang mau berenang juga nggak perlu khawatir  kalo ingin mengeringkan rambut. Di toilet nya udah disediakan hair dryer, asik kaaan.

Letaknya pun sangat strategis. Dari hotel ini, kamu bisa sampai di Stasiun Madiun dengan berkendara tak sampai 10 menit. Untuk nyari makan pun juga gampang. Keluar hotel ambil belokan ke kanan, trus lurus aja nanti di perempatan kesatu atau kedua, banyak tempat makan. Kamu bisa memilih yang di kaki lima atau di resto.

Karena bingung mau makan malam di mana, kami malah memilih warung yang menyajikan mie Jowo, hahaha. Jauh-jauh dari Semarang ke Madiun, jajannya mie Jowo. Tapi rasanya enak jadi kami enggak nyesel. Lagi pula niat awal kan pengen makan nasi pecel. Cuma kalo makan pecel malam-malam takutnya perut saya protes.

Saya dan suami melanjutkan pencarian pusat oleh-oleh khas di Madiun. Ada kue yang terkenal dan legend banget. Kamu pasti udah kenal dengan bolu Cokro kan? Nah kemarin itu saya sempat nyaris kehabisan karena memang kalo weekend gitu suka banyak orderan via telpon. 



Akhirnya setelah menanti 20 menit, saya mendapatkan bolu Cokro rasa original 1 dus dan rasa campur 1 dus. Nggak apa deh cuma dapat dua dus itu, cukup deh buat oleh-oleh untuk anak-anak dan bapak ibu saya.


Kamar Yang Nyaman Buat Istirahat

Bed di kamar saya empuk dan nyaman buat tidur. Saya sampai bangunnya udah jam 05.00 terlewat shalat tahajud. Dihhh, enak banget nih tidurnya. Suami udah bangun sejak pukul 3 tapi katanya enggan bangunin saya karena terlihat lelap banget.

Setelah mandi lebih awal, saya lanjutin draft yang sempat saya kerjakan sore sebelumnya. Baru lah pukul 8 saya dan suami turun ke resto untuk sarapan.



Nah sayangnya foto makanan di resto ini nggak komplit. Karena kelamaan nggak ditulis, sebagian fotonya hilang, hihii. 

Tapi saya juga cuma ambil sarapan tiga macam. Yaitu buah potong berupa pepaya dan melon. Untuk makanannya saya memilih sosis dan pokcoy, serta wafel. 



Tempat duduk di restonya ada banyak pilihan. Resto nya cukup luas, kalo misal pengunjung penuh pasti masih bisa tercukupi tempatnya. Model ruangannya letter L gitu, dengan penempatan pilihan makan di beberapa meja saji.

Sarapannya sendiri ada berbagai macam, dari bubur, wafle dengan toping pilihan, nasi goreng, soto, soup, dan beragam roti serta dessert kue mungil. 

Aston hotel Madiun ini berada di Jalan Mayjend Sungkono No.41, Nambangan Kidul, Mangu Harjo, Madiun. Per malamnya, hotel ini memasang tarif kisaran 500 ribuan. Kamar mewah ala bintang lima sudah bisa kamu tempati. 

Kalo misal kamu sedang dalam perjalanan ke Jawa Timur dan butuh tempat menginap, saya rekomendasikan Aston Hotel di Madiun ini. Pelayanannya memuaskan, staff nya juga ramah dan membantu misal diminta bantuan. Cuma sayangnya saya kemarin nggak sempat tour keliling hotel karena sibuk mau kondangan di ballroom nya. 

Ya udah lah, misal nanti ke Madiun dan butuh tempat menginap, saya pasti akan balik lagi ke Aston Hotel. Apalagi kemarin nggak sempat nyoba tempat fitnes atau kolam renangnya yang terlihat dari kamar saya. 

Saya udah siap jagong di ballroom lantai 2 dengan naik tangga dari lantai 1 juga bisa. Lokasinya banyak belokannya, hahahaa. 

Sambil nunggu teman saya yang lainnya, suami sempat ngambil foto di dekat loby. Duduk di kursi dengan model kayak ada singgasana gini, saya berasa jadi ratu. Tempat saya duduk ini lokasinya bersebelahan dengan front line staff. Belakang saya duduk itu adalah lift untuk naik ke kamar-kamar di Aston Hotel.



Yup, meski nggak komplit cerita saya saat bermalam di Aston Hotel Madiun, cukup lah ya jadi masukan misal nanti terdampar di kota ini. Sampai jumpa dalam cerita pengalaman tempat menginap berikutnya. Wassalamualaikum.
Reading Time:

Senin, 21 Oktober 2019

Bulan Peduli Kanker Payudara, Lakukan Gaya Hidup Sehat
Oktober 21, 2019 47 Comments

Bulan Peduli Kanker Payudara


Assalamualaikum Sahabat. Saya cukup dekat dengan pengalaman menghadapi penyakit kanker payudara. Ada ibu mertua, tetangga dekat, bahkan adik ipar juga. Ibu mertua dan tetangga malah udah menjalani kemoterapi karena udah masuk stadium II dan III.

Kalo adik ipar yang menjalani pengangkatan tumor payudara, alhamdulillah bukan tergolong ganas. Tindakan itu membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk memutuskannya. Syukur lah bukan termasuk kategori tumor ganas. 

Sebenarnya banyak yang masih bingung apakah tumor dan kanker itu beda atau sama. Karena tumor kalo dibiarkan juga bisa jadi tumor ganas. Tapi meski beda tetap deh harus menjadi perhatian untuk diambil tindakan pengobatan apa yang dipilih.

Seperti yang dilakukan oleh adik ipar saya, Dokter memang merekomendasikan tindakan operasi pengangkatan tumor payudara jinak jika dibutuhkan. Biasanya, pertimbangan untuk melakukan pembedahan adalah jika fibroadenoma berdampak pada bentuk alami payudara, menyebabkan rasa sakit, berisiko berkembang menjadi kanker.

Saya yang menemani adik ipar saat menjalani pengangkatan tumor payudara, menyaksikan sendiri bentuknya. Jadi begitu perawat keluar dari ruang tindakan, saya dipanggil dan diminta memotret benjolan yang dimasukkan dalam toples berisi air. Saya mengambil foto dengan jantung berdegup kencang. Bentuknya mirip bakso berukuran lingkar tengah 10 cm. Benjolan itu tampak dibalut lemak. Merinding jadinya ketika mengingat saat itu.

Saya dan kakaknya yang lain teringat kalo adik bungsu ini memang doyan banget jajan di luar. Kesukaannya adalah bakso, mie ayam, nasi goreng, pokoknya beli makanan dari warung kaki lima hingga restoran. Iya sih dia memang super sibuk. Bekerja sebagai ASN sekaligus ngurus usaha dengan pegawai beberapa orang. 

Kayaknya bagi sebagian orang wajar aja beli makanan jadi karena kesibukan. Namun mana kita tahu apa yang akan kita alami bila hal ini terus dilakukan?

Penyebab kanker payudara seperti banyak diinformasikan adalah karena gaya hidup tidak sehat. Meski tidak menutup kemungkinan karena gangguan hormon atau menopause pada usia lebih tua, faktor keturunan, atau menstruasi pertama kali di bawah usia 12 tahun. Atau belum pernah menikah, melahirkan, atau melahirkan di atas usia 30 tahun. Meski resiko di atas juga nggak mesti bener sih. Dari pengamatan saya, tidak semua yang berada di resiko tersebut kena kanker payudara.


Berikut saya tuliskan penyebab kanker payudara :

1. Genetik

Udah tahu pasti kan kalo penyakit kanker ini umumnya diturunkan dari orang tua atau anggota keluarga sedarah. Dari kasus orang yang kena penyakit kanker payudara, hampir 5 - 10 % disebabkan oleh genetik. 

Tentunya dengan pengetahuan ada anggota keluarga yang sudah pernah kena kanker payudara, bisa jadi pengingat agar menjaga pola hidup yang sehat. Dengan melakukan gaya hidup sehat diharapkan meminimalkan resiko kena kanker payudara.


2. Hormon tubuh

Baik wanita maupun pria, keduanya memiliki hormon seks, yaitu estrogen, progesteron, dan testosteron. Menurut laporan dari National Cancer Institute, wanita yang memiliki kadar hormon ini lebih tinggi dari angka normal memiliki risiko besar terkena kanker payudara.


3. Gaya hidup yang tidak sehat

Sebenarnya banyak dari masyarakat Indonesia yang mengetahui bahwa gaya hidup tidak sehat menyebabkan aneka penyakit. Termasuk mempengaruhi hormon tubuh yang berkaitan dnegan sel-sel yang ada di sekitar payudara.


Terutama adalah gaya hidup yang tidak sehat menyebabkan sel berkembang scara abnormal. Kalo misalnya tidak memiliki genetik kanker payudara, tetap aja bisa jadi munculnya penyakit ini.


4. Merokok

Merokok meningkatkan risiko kanker, termasuk  kanker payudara di usia muda dan pada perempuan premenopause. Bahkan merokok memicu peningkatan risiko komplikasi saat pengobatan kanker payudara. Seperti : merusak paru-paru saat terapi radiasi, sulit penyembuhan pasca operasi dan rekonstruksi payudara, resiko penggumpalan darah.


5. Malas bergerak

Dunia digital telah memposisikan kita menjadi kaum milenial yang doyan mager. Sebenarnya aktivitas fisik bisa dilakukan untuk mengurangi resiko kanker payudara. 

6. Konsumsi Alkohol
Nggak hanya menjadi penyebab kanker payudara, tapi juga beragam penyakit lainnya. Bukan pilihan bijak mengonsumsi alkoho yang banyak mudharatnya.


Ciri-ciri Kanker Payudara

Lantas bagaimana kita bisa mengetahui ciri-ciri penyakit kanker payudara? Baik kita memiliki resiko atau pun tidak, tak ada salahnya mengenali ciri-ciri kanker payudara. 

Karena apabila kita kena kanker payudara, misal masih stadium 1, belum terlambat untuk menjalani proses pengobatannya. Yuk kepoin terus ya. 


Berikut ini ciri-ciri Kanker Payudara Stadium 1 yang perlu kita ketahui :

Munculnya benjolan di payudara
Benjolan pada payudara merupakan salah satu pertanda awal munculnya kanker payudara. Benjolan ini tidak mesti terasa sakit. Meski tidak semua benjolan yang muncul di payudara bersifat kanker, kita tetap waspada. 

Sebelum menikah, saya pernah menemukan benjolan di antara payudara kanan dan ketiak. Saya sejak mengenal SADARI, selalu melakukannya setiap bulan setelah menstruasi berakhir. Alhamdulillah benjolan di payudara kanan saya bukan tumor apalagi kanker. Cukup dengan obat dari dokter udah mampu menghilangkan benjolan itu.


Warna kulit payudara berubah

Perubahan warna ini terkadang disalahartikan dengan infeksi. Jika kita tidak yakin dengan benjolan yang muncul di dalam payudara, perubahan warna kulit sudah cukup untuk membuat kita lebih waspada. Pada tahap ini, kulit payudara akan menjadi kemerahan seperti terjadi iritasi, tekstur dan warna kulit seperti kulit jeruk, dan permukaan kulit area payudara yang terkena kanker tampak berlekuk-lekuk, serta terjadi penebalan kulit.

Puting terasa sakit
Ciri-ciri dari kanker payudara stadium 1 lainnya adalah dengan munculnya perubahan pada bagian puting disertai rasa nyeri. Mungkin juga keluar cairan tidak normal dari puting atau puting melesak ke dalam.



Muncul benjolan pada ketiak

Meski disebut kanker payudara, bukan berarti benjolan di bawah ketiak yang ditemukan tidak ada hubungannya dengan kanker ini. Jaringan payudara meluas hingga di bawah ketiak. Inilah mengapa kanker dapat menyebar melalui kelenjar getah bening di bawah ketiak.

Lakukan Gaya Hidup Sehat Agar Jauh dari Penyakit Kanker Payudara

Resiko kena kanker payudara sudah kita ketahui, ciri-cirinya juga udah dituliskan. Meski ada faktor resiko karena genetik juga, namun bisa diminimalisir dengan menerapkan pola hidup sehat.


1. Lakukan SADARI 

Mengingat betapa mengerikannya penyakit kanker payudara ini, cobalah untuk rajin melakukan SADARI atau Pemeriksaan Payudara Sendiri setiap bulan. Rajin melakukan SADARI juga dapat membantu kita mengenali tekstur jaringan payudara sendiri.

Sehingga kita mampu merasakan kejanggalan pada payudara dan dapat diperiksakan sedini mungkin. Pemeriksaan dini kanker payudara meliputi pemeriksaan fisik payudara ke dokter, serta mammografi atau USG payudara. Waktu terbaik melakukan SADARI adalah seminggu setelah menstruasi berakhir.

Silahkan baca : Cegah Kanker Payudara dengan SADARI

2. Menjalani Pola Hidup Sehat


- Tinggalkan Lemak Jahat
Semudah mengucapkan namun sulit menjalankannya untuk meninggalkan konsumsi makanan yang berlemak jahat. Seperti makanan yang digoreng, bersantan, atau jajanan fastfood.

- Lakukan Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik yang bisa jadi pilihan ada banyak, bisa jalan kaki tiap pagi. Atau membersihkan rumah tiap hari,  berkebun, bermain dengan anak-anak di luar ruangan. Terutama bisa sudah menopause, wanita dianjurkan tetap melakukan aktivitas fisik. 

- Perbanyak Konsumsi Sayur dan Buah
Masyarakat Indonesia sudah terbiasa mengonsumsi makan dengan porsi karbo lebih banyak dengan lauk protein dan sayuran yang lebih sedikit. Itu lah sebabnya Kementerian Kesehatan memberlakukan himbauan tentang Porsi Piringku. 

Silahkan baca : Jadikan GERMAS Sebagai Gaya Hidup Sehat


Mengenal Apel Washington


Foto dari Instagram Sembutopia
Siapa yang suka makan buah apel? Pasti kalian udah tahu kalo buah apel memang dahsyat manfaatnya. Nah, yang perlu kita tahu ternyata apel dapat mencegah berbagai macam jenis kanker. Seperti kanker payudara, kanker usus, dan kanker paru-paru. Kandungan phytonutrient (kaempferol dan quercetin) dalam apel juga dapat menghentikan pertumbuhan sel kanker di stadium awal.


Mengonsumsi buah apel itu sangat bagus. Namun perlu kita sadari, paling bagus itu mengonsumsi buah apel tanpa mengupas kulitnya. 

Mengapa harus mengonsumsi tanpa mengupas kulit buah apel?

Ini nih jawabannya, bahwa jika kulit buah apel dikupas dan dibuang, maka sumber serat, anti oksidan, dan kandungan lainnya yang dibutuhkan untuk mencegah kanker bisa juga akan hilang. Penelitian laboratorium menunjukkan bahwa kulit buah apel bisa mencegah penyebaran sel-sel kanker.

Makan apel Washington satu buah setiap hari mampu mengurangi resiko kena penyakit kanker payudara.  Terlebih bila kita mengimbanginya juga dengan rutin melakukan aktivitas fisik yang terukur, tentunya tubuh terjaga dari segala jenis penyakit tidak menular.

Foto dari Instagram Sembutopia
Kesehatan itu harta yang paling berharga. Menjaga keluarga dari penyakit tidak menular harus jadi perhatian utama. Terapkan gaya hidup sehat, agar kita terbebas dari resiko penyakit kanker payudara. Terutama karena kita saat ini berada di bulan Oktober. Bulan yang dikenal sebagi World Breast Cancer Day. 

Semoga kita dijauhkan dari penyakit kanker payudara dan penyakit tidak menular lainnya. Take care, sahabat. Wassalamualaikum.
Reading Time: