Assalamualaikum Sahabat. Apakah kalian pernah membaca kisah penculikan Amanda Lindhout? Perempuan cantik yang berprofesi jurnalis lepas berasal dari Alberta, Kanada. Amanda kecil terlahir dari keluarga broken home, kondisi ekonomi tidak stabil, dan memikul tanggung jawab orang dewasa. Buku dan majalah menjadi pelariannya mendampingi masa pertumbuhannya.
Hidup dalam kekurangan tak menyurutkan impian Amanda kecil. Dia memiliki impian menggapai dunia di luar lingkungan tempat tinggalnya.
Apakah Amanda mampu mewujudkan impiannya? Bagaimana pula dia bisa terlibat dan menjadi penyintas korban penculikan? Saya akan ceritakan lebih lanjut.
Kisah Amanda Hidup Dalam Penyekapan Penculik
Dengan tekad dan kesungguhannya, Amanda mampu menggapai impiannya. Dia menjadi seorang backpacher, bepergian dan menuliskan cerita perjalanannya. Karirnya mulai menanjak menjadi jurnalis lepas dengan mendokumentasikan kisah di zona konflik. Amanda mengemas cerita dari sudut dunia yang terlupakan dengan kamera dan buku catatan miliknya.
Sebenarnya Amanda sering backpacker sendirian ke negara Amerika Latin, Asia Selatan, dan wilayah bergejolak seperti Irak dan Afghanistan. Sikapnya yang mandiri, banyak akal, didorong dengan keyakinan bahwa dunia luar masih luas yang harus diselami secara langsung. Dalam perjalanannya ini lah Amanda bertemu dengan banyak pelancong dan jurnalis. Salah satunya adalah Nigel Brennan, fotografer yang berasal dari Australia. Keduanya juga menjalin kisah romansa karena seringnya bepergian bersama.
Tahun 2008 saat Amanda berusia 27 tahun, dia melakukan liputan di Mogadishu, Somalian. Dia tidak sendirian. Bersamanya ada fotografer Nigel Brennan, sopir, dan pemandu dari warga lokal. Mereka pergi ke kawasan tersebut dengan harapan dapat melaporkan krisis kemanusiaan di sana—sebuah kisah yang jarang diliput orang lain. Perlu kalian ketahui, Somalia saat itu adalah salah satu daerah yang paling berbahaya.
Tanpa mereka duga, peristiwa kelam akan mengubah hidup dalam hitungan hari. Amanda dan krunya tiba-tiba disergap oleh sejumlah pemuda bersenjata AK-47. Amanda dan fotografernya, Nigel Brennan, serta sopir dan pemandu, diculik selama 460 hari.
Amanda hidup dalam penderitaan. Mereka ditawan untuk tebusan di serangkaian penjara darurat, ruangan gelap yang tak terlihat ujungnya. Bahkan mereka seringkali dalam kondisi isolasi total dan di bawah ancaman kematian.
Kondisinya sangat brutal. Amanda disiksa secara fisik, dibiarkan kelaparan, dan diperkosa berulang kali. Nigel pun mengalami siksaan fisik yang tak kalah mengerikan. Peristiwa itu menyebabkan hubungan mereka menjadi tegang karena kebutuhan bertahan hidup.
Somalia terkenal dengan seringnya aksi penculikan dan meminta tebusan uang dalam jumlah besar. Para penculik menuntut tebusan jutaan dolar. Negosiasi yang dilakukan keluarga dan pemerintah dengan penculik, tidak berjalan lancar. Prosesnya berlarut-larut dan menyakitkan. Kemajuan yang diharapkan oleh Amanda dan Nigel, sayangnya tanpa kemajuan berarti.
Lewat negosiasi alot, Amanda dan Nigel akhirnya bisa dibebaskan pada November 2009. Keluarganya membayar uang tebusan kepada para penculik senilai US$ 600.000. Donasi dari pihak swasta yang membantu keluarga bisa mengumpulkan uang untuk tebusan.
Mendirikan Yayasan bernama Global Enrichment Foundation (GEF)
Setelah pembebasannya, Mei 2010 Amanda mendirikan organisasi untuk memperkuat peran wanita dan anak-anak di Somalia. Yayasan bernama Global Enrichment Foundation (GEF) menyediakan fasilitas pendidikan, kesehatan dan bantuan makanan untuk rakyat Somalia.
"Sangat jelas, orang-orang yang menculik saya adalah produk perang dan mereka dibentuk oleh perang itu," katanya.
Uniknya, Amanda pernah berkomunikasi kembali dengan salah seorang penculik lewat media sosial facebook. Sang penculik mengirim pesan padanya dan memuji langkah yang sudah dilakukan Amanda di Somalia.
"Faktanya mereka tahu apa yang saya lakukan di Somalia sekarang... Saya memilih untuk membalas mereka dengan kasih sayang. Mereka juga bisa melihat apa yang sudah dilakukan mereka tidak menghancurkan saya. Inilah keadilan yang paling baik yang bisa saya dapatkan," terangnya.
Global Enrichment Foundation (GEF), sebuah lembaga nirlaba yang ia dirikan pada Mei 2010, hanya beberapa bulan setelah pembebasannya. GEF menggunakan program-program komunal, pendidikan, dan bantuan untuk mendorong pembangunan dan perdamaian di Somalia.
Melalui program Convoy for Hope, GEF adalah salah satu organisasi pertama yang menyalurkan makanan selama bencana kelaparan Afrika Timur pada tahun 2011, membantu 192.000 orang — sebuah pencapaian yang sangat dibanggakan Lindhout. Bantuan semacam itu seringkali dibutuhkan di negara-negara miskin dan terbelakang seperti Somalia, tetapi Lindhout tidak puas hanya dengan memberikan bantuan.
![]() |
picture by https://www.closermag.fr/ |
Amanda berinsiatif memberdayakan perempuan dengan Program Beasiswa Perempuan Somalia (SWSP). Somalia adalah salah satu negara yang paling represif dan berbahaya di dunia terutama pada perempuan. Pelayanan kesehatan hampir tak ada, kekerasan seksual sangat umum, angka kematian bayu tergolong tertinggi di dunia. Tak ada akses perempuan untuk mendapatkan pendidikan. Bahkan angka harapan hidup termasuk yang paling rendah di dunia.
Namun Amanda melihat antusias lebih dari 6000 perempuan yang mendaftar program beasiswa tersebut. Ini menunjukkan setiap orang berhak memiliki mimpi dan mendapatkan kesempatan yang sama mewujudkannya.
Menuliskan Memoar A House in the Sky
![]() |
picture by pinterest |
Tahun 2013 Amanda menuliskan pengalaman pahitnya tersebut dalam sebuah buku 'A House in the Sky'. Dia mengajak penulis Sara Corbett mewujudkan buku memoar tersebut.
Memoar ini menuturkan keberaniannya bertahan hidup. Dari peristiwa itu Amanda menemukan kekuatan jiwa. Dia meyakini bahwa setiap manusia memiliki kekuatan jiwa, dan itu nyata.
Amanda menuturkan dalam memoarnya, dia tidak gentar menghadapi tragedi penculikan itu. Setiap kekerasan yang dialaminya, menjadikan dia kuat. Dia menceritakan dalam ruangan yang gelap, dia membangun sebuah rumah di langit. Rumah yang hanya ada dalam imajinasinya, tempat ia bisa melarikan diri dari rasa sakit. Tempat dia terhubung dengan kenangan sebelum peristiwa mengerikan itu, dan mengingat siapa dirinya.
Tempat imajiner ini menjadi penyelamat Amanda selama masa penyekapan. Tempat di mana dia menyimpan harapan bahkan saat kondisinya tak baik-baik saja.
Sesudah dibebaskan, sudah pasti ceritanya belum selesai. Media yang memaksa ingin meliput ceritanya terus mendesak dan mengikutinya. Amanda ingin pulih secara fisik dan psikologis dari penderitaan yang diakibatkan oleh penculiknya. Dia ingin kembali hidup norma. Sementara komplikasi hukum untuk menjerat para penculiknya pun butuh perhatiannya.
Menurut Amanda saat itu dia menginginkan kehidupannya kembali secara perlahan. Memaafkan untuk menyembuhkan, diyakini Amanda menjadi pilihannya untuk bisa melanjutkan hidup. Tahu nggak sih, bagaimana Amanda justru mengungkapkan rasa belas kasihnya pada para penculiknya?
Kebanyakan orang tak akan mampu memaafkan pelaku kejahatan, apalagi sebrutal seperti yang dialami Amanda. Namun perempuan ini melihat para penculik dari perspektif beda. Dia melihat kekerasan yang dilakukan para penculik ini merupakan efek dari kemiskinan, peperangan, dan doktrin yang menyesatkan. Banyak anak putus sekolah dan dipaksa menjadi tentara.
Tidak sulit untuk memahami mengapa jalan kekerasan sering dipilih. Pemahaman ini memberi Amanda kekuatan untuk memaafkan. Saya kagum dengan kekuatan batinnya yang sungguh menakjubkan. Cara Amanda mempertahankan empati, baik untuk dirinya dan orang lain sungguh menginspirasi.
Amanda mengambil kutipan dari salah satu sosok idola Nelson Mandela: "Kebaikan manusia adalah api yang dapat diredupkan tetapi tidak pernah padam."
![]() |
Amanda kembali ke Somalia tahun 2011 |
Kata-kata yang tercantum dalam memoar mantan presiden Afrika Selatan dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, Long Walk to Freedom. Ini mengingatkan Amanda bahwa meskipun terkubur berlapis-lapis di bawah rasa sakit, api kebaikan itu masih menyala di dalam diri para penculiknya. Kebebasannya direnggut, tetapi ia memilih untuk mengendalikan satu hal yang bisa ia kendalikan: responsnya. Ia memilih memaafkan.
Menjadi Sosok Inspiratif Bertahan Hidup dan Ketidakpastian
Memoar A House in the Sky sungguh memilukan, mengharukan, dan pada akhirnya membangkitkan semangat dengan cara yang tenang dan penuh perjuangan. Buku ini bukan untuk sensasi, melainkan untuk melihat dengan perspektif yang berbeda. Sebagai pengingat akan arti bertahan, menjaga jiwa tetap utuh bahkan ketika segalanya telah direnggut.
Amanda Lindhout adalah sosok yang tak tertandingi dalam topik ketahanan, pola pikir yang luar biasa, dan mampu bertransformasi bagaikan burung phoenix. Setelah menjalani 460 hari sebagai sandera di Somalia, Amanda telah menjadi penulis memoar terlaris New York Times.
Dia menjadi pembicara utama yang ternama secara internasional. Bahkan Amanda menjadi sosok sumber daya andalan bagi para pemimpin dan tim yang ingin menavigasi dunia tempat kita hidup saat ini.
![]() |
Sebagai pembicara di salah satu perusahaan besar |
Amanda telah menyampaikan lebih dari 500 keynote di 28 negara untuk beberapa merek terbesar di dunia. Kisah dan tulisannya telah ditampilkan di media di seluruh dunia, termasuk di sampul Majalah New York Times.
Perempuan ini menjelma sebagai sosok inspiratif, berbagi hikmah dari pengalaman pribadinya selama dalam penyekapan. Amanda menuturkan bagaimana dia mengatasi perubahan, ketidakapstian, dan kesulitan yang dihadapi. Menurutnya pengalamannya bisa menjadi sumber inspirasi dan menerapkannya dalam kehidupan keseharian.
Bahkan apa yang sudah dilakukan Amanda selama dalam penyekapan bisa kita ambil sisi positifnya cara dia bertahan hidup. Perjuangan yang bisa dijadikan inspirasi terutama anak muda yang tengah merintis usahanya. Jangan terlalu berharap menjadi karyawan karena begitu banyak saingan sesama pelamar. Sahabat bisa memulai usaha dari modal yang dimiliki tanpa berhutang, dari hobi yang dikerjakana di rumah, dan usaha lainnya.
Semoga kisah Amanda Lindhout menginspirasi sahabat semua. Saya jadi penasaran, apakah sahabat juga mengenal sosok inspiratif Amanda Lindhout? Atau mungkin sosok perempuan lainnya yang menginspirasi sahabat? Saya yakin banyak orang dengan kisah inspiratif yang luput dalam pemberitaan. Cerita yuk di kolom komentar, saya tunggu yaa. Terima kasih sudah membaca cerita saya. Wassalamualaikum.
Sumber Materi :
- https://thischickreads.com/book-review-a-house-in-the-sky-by-amanda-lindhout/
- https://news.detik.com/internasional/d-2633351/kisah-jurnalis-cantik-amanda-diculik-di-somalia-kini-ke-hollywood
- https://dolcemag.com/successstories/amanda-lindhout-global-enrichment-foundation/12848
Tidak ada komentar: