Mei 2021 - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Jumat, 28 Mei 2021

Mengisi Waktu Liburan Menginap di Crystal Lotus Hotel di Kota Jogja, Sambil Makan Pizza Homemade
Mei 28, 2021 33 Comments


Assalamualaikum Sobat. Hari Sabtu terakhir jelang bulan Ramadan lalu, saya  dan keluarga berkesempatan staycation di salah satu hotel di Jogja. Sebenarnya bukan hanya ada keluarga saya. Tapi ada juga keluarga adik ipar dan mbak ipar. Karena ini memang staycation keluarga suami meski tidak semua anggota keluarga bisa ikut. Sebenarnya keluarga adik ipar yang tinggal di Bogor akan datang ke Semarang. Namun adanya pembatasan menyebabkan gagal balik. Ya udah menanti situasi sudah agak membaik lah ya.


Jadi Sabtu, tanggal 10 April 2021 itu saya, suami dan anak-anak udah meluncur ke rumah Ibu sekitar pukul 11 siang. Rencananya rumah Ibu menjadi titik kumpul rombongan di Semarang. Namun ternyata yang berangkat bareng hanya keluarga saya, mbak ipar yang tinggal bersama Ibu dan mbak ipar bersama suaminya yang dari Pekalongan. Adik ipar beserta keluarga yang tinggal dekat rumah Ibu rencananya menyusul. Karena pasien di klinik gigi masih ada beberapa orang yang butuh perawatan. 


Nah yang mengajak staycation bareng keluarga besar ini adalah adik bungsu yang tinggal di Salatiga. Dia memiliki voucher nginap yang lumayan banyak. Voucher ini diperoleh dari hadiah jasa pengiriman langganan. Bersama adik ipar ini, ada anak-anaknya dan staf yang berangkat dari Salatiga. Sementara suaminya menjaga rumah karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Oiya, Ibu juga tidak ikut dalam staycation kali ini. Sejak pandemi memang Ibu udah nggak pernah ikut lagi setiap kami melakukan perjalanan. Beliau ada yang nemenin, kakak tertua yang tinggal bareng di rumah Ibu.


Oke, udah ya opening nya yang ternyata jadi panjang, hahahaa. Jadi staycation di Jogja ini memang sekadar liburan tipis-tipis gitu. Setelah lama keluarga besar suami enggak liburan bareng. Terakhir liburan bareng adalah bulan Desember 2019. Jadi liburan ini emang nggak ada rencana wisata ke satu tempat tertentu selama di Jogja. Yuk saya ceritakan aja staycation di hotel yang ada di Jogja.


Check In Yang Kesorean


Saat itu rombongan pertama yaitu adik ipar, udah nyampai selisih lima belas menit dari kami. Karena dia yang booking kamar hotel, tentu saja langsung check in. Ada 11 kamar yang udah dipesan. Jadi ketika rombongan dari Semarang juga udah nyampai di hotel sekitar pukul 5 sore, tinggal bagi kunci aja. Daaan, suasana di lobi hotel jadi rame. Karena jumlah kami ada sekitar 18 orang dewasa dan 3 anak-anak.


Check-in di Crystal Lotus hotel adalah jam 14:00 WIB (tidak bisa early check-in), seperti umumnya lah ya. Nah kalo Sobat datang lebih awal, sabar aja menunggu di lobby atau bisa jalan-jalan dulu spend waktu di mall yang dekat dengan lokasi hotel. Waktu check-out jam 12:00 WIB.


Begitu mendapat kunci, tentu aja kami segera masuk kamar untuk membersihkan diri. Karena rencananya setelah shalat maghrib kami akan makan malam keluar dari hotel.


Nah untuk akses ke lantai tempat kamar-kamar yang kami tempati (ada di lantai 1), harus menggunakan kunci (bentuk kartu). Cukup tempelkan kartu kamar pada tanda yang ada di dekat pintu lift, kemudian pencet lantai yang dituju. Sebagian dari rombongan kami dipecah di dua lantai, yaitu lantai 1 dan lantai 2.


Staycation di Crystal Lotus Hotel Saat Pandemi Belum Usai

Sejak pandemi saya dan keluarga udah pernah menginap di hotel namun untuk urusan pekerjaan suami. Beda dengan kondisi sebelum pandem. Kami sering staycation untuk liburan. Namun aslinya sih sama aja, karena menginap di hotel saat ngurus pekerjaan pun bisa kami sisipkan liburan.


Biasanya juga kami memilih hotel yang udah menerapkan kebiasaan baru. Seperti menyediakan hand sanitizer, sabun cuci tangan dan air mengalir, serta ada pengecekan suhu tubuh. Kemudian manajemen hotel juga menerapkan aturan protokol kesehatan lainnya yaitu wajib mengenakan masker. 


Di hotel tempat kami staycation di Jogja ini juga menerapkan kebiasaan baru. Begitu akan memasuki pintu hotel, ada tempat untuk cuci tangan. Tersedia sabun dan kran air di sisi pintu masuk sebelah kiri. Kemudian ada petugas yang menyambut untuk pengecekan suhu tubuh.


Di sisi kiri pintu masuk adalah lobi dengan meja front office yang siap melayani tamu hotel. Di depan meja front office tersedia beberapa kursi bagi tamu yang masih menanti jadwal check in. 


Memilih Makan di Warung Dekat Hotel

Rencana awal kami sebenarnya ingin ke kawasan Malioboro untuk makan dan nyari sesuatu yang unik. Namun kemalasan datang lebih cepat, hahahaa. Bersyukur lah hotel tempat kami menginap di jalan besar yang dekat dengan mall dan pusat bisnis. Jadi ada banyak pilihan makan meski kebanyakan warung kaki lima. Restoran ada juga sih tapi rumah makan Padang. Dan saya termasuk yang nggak mau makan nasi dengan lauk bersantan gitu.


Jadi akhirnya kami memilih warung makan penyetan pinggir jalan yang lokasinya bisa diakses dengan jalan kaki dari hotel saking dekatnya. Tahu dong alasan kami enggan ke Malioboro? Ya alasan jalan macet lah penyebabnya. Entah lah apa karena malam Minggu ya jadi jalanan depan hotel itu macet seperti sebelum pandemi gitu. Yang jadi driver, melihat jalanan macet pun akhirnya memutuskan makan yang bisa diakses dengan jalan kaki.


Bersyukur sih kami menemukan warung penyetan yang menyajikan makanan dengan cita rasa enak. Yup, penilaian saya memang hanya bisa merasakan enak dan enak banget, hahahaa.


Dan yang berangkat ke warung juga cuma 11 orang yang terdiri dari 2 anak-anak, dan 9 orang dewasa. Peserta staycation lainnya dipesankan makanan untuk dibungkus dan dinikmati di kamar hotel. Ya kondisi pandemi memang bikin liburan jadi agak waspada. Karena kami hanya makan malam di warung pinggir jalan dan takutnya pengunjung penuh, itu solusi yang kami pilih. Meski ternyata warung dalam kondisi sepi saat kami tiba di sana.


Selesai makan kami juga langsung kembali ke hotel untuk istirahat. Dan saat itu juga rombongan adik ipar yang masih dalam perjalanan kirim notif di WAG keluarga, sudah mengusulkan untuk kegiatan pagi harinya. Yaitu nyari pot teracotta di Kasongan. Akhirnya kami masuk ke kamar masing-masing. Saya dan suami terpisah kamar agak jauh dengan anak-anak. Mereka mendapat kamar di bagian ujung karena alasannya udah dewasa. Sementara ponakan ada yang mendapat kamar dekat dengan kami karena usianya masih belasan tahun.


Review Kamar dan Fasilitas Crystal Lotus Hotel

Kamar hotel yang kami tempati deluxe room dengan tempat tidur single bed. Ada balkon yang sayangnya tanpa pemandangan ke gunung Merapi di Kaliurang. Jadi pintu kamar yang menuju balkon enggak saya buka. Cukup gordyn aja yang dibuka untuk melihat langit di atas gedung.

Kamarnya luas, ruang untuk
shalat juga cukup 

Fasilitas seperti umumnya hotel bintang 4. Tempat tidur yang empuk beserta perlengkapan tidur lainnya. Di sisi kanan dan kiri ada meja kecil untuk menaruh printilan jika kalian ingin menjangkaunya dengan mudah. Enaknya tuh di atas meja kecil ini masing-masing ada stop kontak. Jadi nggak berebut memasangkan kabel usb ke stop kontak kalo baterai gawai udah minim.


Di pojok kanan dekat pintu menuju balkon dan satu deretan dengan TV, terdapat meja kerja dan kursi sofa kotak model stool. Mejanya tapi kecil. Kalo mau buka laptop sambil naruh agenda gitu, kayaknya nggak muat deh. Karena saya dan suami juga enggak berniat kerja, ya udah nggak jadi masalah juga meja kecil itu.


Oiya kalo di aplikasi atau web beberapa travel agent, katanya sih tertulis hotel bintang 4. Namun sayangnya channel TV yang ada di kamar itu pilihannya terbatas. Biasanya kalo hotel bintang 4 itu channel pilihan banyak. Kan saya jadi malas nyalain TV. Ya udah lah, pillow talk aja sama suami, qiqiqiii.


Nah di dekat pintu masuk setelah pintu kamar mandi, terdapat lemari untuk penyimpanan barang yang kita bawa. Fasilitasnya ada rak dan gantungan untuk menyimpang pakaian. Kemudian di bawah nya lagi ada nampan dengan perlengkapan bikin minuman hangat. Ada juga kulkas mini dan safety box. Selain itu ada 2 pasang sandal hotel, plastik untuk baju kotor, dan apalagi ya, hmmm. Udah sih itu aja.


Nah di balik lemari ada kamar mandi. Di dalam nya terdapat closed duduk dan ruang untuk mandi dengan shower yang dipisahkan dengan kaca pembatas. Untuk wastafel kok sayangnya kurang cekung, jadi ketika saya menggunakan untuk cuci muka, cipratan airnya kemana-mana. Tempat sabun yang saya taruh di meja wastafel akhirnya basah. Ada hair dryer yang bisa digunakan bila kalian ingin mengeringkan rambut setelah keramas.


Amenity seperti sikat gigi, pasta gigi, body wash dan shampo, tersedia dan diletakkan di meja wastafel. Untuk tisu juga tersedia lengkap bahkan ada stok tisu di lemari penyimpanan di bawah wastafel. Nah handuk hotelnya bersih dan harum. Jadi nyaman aja sih kalo kalian mau pakai.


Menikmati Malam Minggu di Kamar Hotel

Bukan sekali ini aja saya dan suami tidur dan menikmati suasana kamar hotel. Justru kesempatan seperti ini bisa kami nikmati tanpa memikirkan pekerjaan yang ditinggal di kota kami. Hahahaa.


Apalagi staycation ini memang murni untuk liburan nginap di hotel. Jadi ya udah, nikmati aja suasana hotel, meski di kamar aja. 


Anak-anak saya dua kali masuk ke kamar kami untuk ngobrol sebentar. Sambil nanya Hari Minggu rencananya kemana aja. Kemudian kami berempat bikin wedang untuk menghilangkan lelah. Terutama suami yang saat berangkat sengaja nyetir sendiri dan gak digantikan oleh si bungsu. Jogja itu dituju dari arah mana aja, sama. Lalu lintasnya padat dan sesekali  mobil terjebak kemacetan. 


Oiya, pagi hari sebelum berangkat, saya sempat bikin pizza 3 loyang dan dijadikan bekal di jalan. Itu rencananya. Ternyata di jalan tuh anak-anak dan ponakan malas ngemil pizza. Akhirnya 3 pizza itu saya bagikan untuk 4 kamar yang ditempati ponakan dan anak-anak. Pizza buatan saya selalu jadi favorit anak-anak dan ponakan. Jadi saya luangkan waktu untuk bikin dulu. 



Jadi malam minggu di kamar, kami ngemil pizza dan minum wedang uwuh serta kopi. Selain pizza, saya juga bikin bolu pisang. Ini juga saya bagikan pada rombongan. Kelar ngobrol sambil ngemil dan wedangan, anak-anak balik ke kamar mereka. Saya dan babenya pun tidur pulas karena capek setelah aktivitas seharian dan di perjalanan.


Sarapan Soto dan Bubur Ayam

Staycation kali ini tanpa fasilitas sarapan di restoran yang ada di hotel. Memang sengaja memilih tipe kamar tanpa sarapan. Jadi kami bisa menyusuri jalanan di belakang hotel untuk mencari sarapan.


Dari pihak satpam hotel, kami ditunjukkan arah menuju tempat berjualan sarapan yang ternyata dekat dengan pasar. Wah usai sarapan saya dan adik ipar pun belanja buah untuk dibawa pulang. 


Eits jangan protes dulu, jauh-jauh liburan ke Jogja kok malah belanja buah?!

Nah, ternyata buah yang dijajakan di pasar ini harganya murah banget. Kalo pepaya dengan ukuran sama di Semarang tuh harganya bisa tiga kali lipat. Saya senang banget dapat harga murah untuk pepaya dan salak. Apalagi sepulang kami dari Jogja, udah bakal bertemu awal bulan Ramadan. Pas banget lah, saya udah menyiapkan persediaan buah untuk menu sahur di 5 hari pertama Ramadan.


Pagi itu sarapan kami beragam. Ada yang memilih nasi dan gudeg untuk sarapan. Ada juga yang memilih bubur ayam. Saya dan suami memilih soto yang kuahnya seger. Harganya murah banget. Bikin hepi kaum ibu, hahahaaa.


Usai sarapan kami balik ke hotel untuk rebahan lagi. Dan juga siap-siap untuk check out sekitar pukul 10. Karena masih pukul 7.30, kami memilih ke kolam renang sambil menemani ponakan yang main air. 


Kolam renang hotel ini terdapat kolam untuk anak-anak. Tapi tetap harus ada pengawas dari orang yang lebih tua. Nah lokasi kolam renang itu bersebelahan dengan restoran tanpa ada sekat pembatas. Jadi nggak nyaman kalo renang di sana saat ada orang makan.


Interior Hotel Unik dan Menarik Untuk Foto

Setiap hotel selalu mendekorasi ruangannya dengan cita rasa spesial. Seperti hotel yang terletak dekat dengan kawasan Jombor ini. Terdapat mural, lukisan, patung, dan bahkan kereta kencana yang bisa dijadikan latar belakang foto. 

Di belakang anak-anak, 
terlihat kereta kencana untuk foto-foto

Lobi hotelnya cukup luas dengan kursi sofa berkuran besar. Misalkan kalian check in berbarengan dengan tamu yang lumayan banyak. Bisa melipir dulu di teras taman yang berhadapan dengan kafe. 



Di sini tersedia kursi yang cukup menampung belasan orang. Di sebelahnya adalah lift menuju kamar di lantai atas.


Kafe yang terletak
di depan teras taman

Mural yang terletak di antara lobi dan teras taman ini lucu. Sayangnya saya lupa nggak narsis di depannya. Di dekat lobi disediakan kursi roda untuk tamu hotel yang membutuhkan. Keren nih fasilitas yang disediakan oleh pihak hotel.


Di depan kamar saya juga terdapat kursi dan meja dengan ruangan semi terbuka. Ada pagar pembatas yang terdapat tanaman hias dengan pandangan keluar tanpa penyekat. Jadi kalian bisa menengok ke lantai bawah yang menjadi area kolam renang.


Tempat ini juga yang menjadi titik kumpul ketika akan makan malam, sarapan, maupun saat akan check out. Jadi ketika kami bersiap pulang, kartu yang menjadi akses masuk kamar pun dikumpulkan di meja untuk bersantai ini.


Liburan jelang bulan Ramadan 1442 H ini cukup menjadi pemantik semangat kami setelah sekian lama tidak berkumpul. Kangen jalan-jalan dan liburan ke tempat wisata bareng keluarga besar suami. 


Entah kapan kami bisa liburan bersama lagi seperti sebelum ada pandemi. Semua rencana liburan dan berangkat umroh sekeluarga gagal. Namun kami bersyukur masih diberikan kesehatan dan bisa berjumpa sesekali meski tidak semua anggota keluarga bisa ikut. Ahhh, kondisi ini udah patut kami syukuri. Semoga kita selalu diberikan kesehatan dan dalam lindungan Allah SWT. Wassalamualaikum.

Reading Time:

Senin, 10 Mei 2021

Pendanaan Untuk Mendukung UMKM Bersama P2P Lending Akseleran
Mei 10, 2021 23 Comments

 

Assalamualaikum Sobat. Sudah satu tahun lebih berjalan, ada hikmah di balik musibah pandemi yang hadir di tengah masyarakat. Seperti bermunculan usaha kecil rumah tangga dari para pekerja yang kena PHK. Dengan bermodalkan uang pesangon usaha kecil yang kreatif mampu tumbuh dan berkembang meski badai pandemi masih ada.


Salah satunya adalah usaha catering milik adik teman saya yang usianya baru 14 bulan. Tadinya Irma yang tinggal di Tegal ini adalah ibu rumah tangga. Namun sejak suaminya mengalami PHK karena omzet penjualan menurun, mengakibatkan keuangan rumah tangganya ikut terganggu. Jalan satu-satunya yang dikuasai oleh Irma adalah membuka catering. Kali ini sang suami setuju dan malah memberikan dukungan dengan menjadi pengantar pesanan masakan.



Usaha yang baru dimulai tentu membutuhkan modal. Untuk peralatan masak sih aman ya. Sementara untuk belanja bahan masakan awalnya juga gak masalah karena ada modal dari uang pesangon. Namun ketika pesanan makin banyak cukup bikin pusing Irma. Alasannya pesanan untuk nasi kotak yang masuk kadang mencapai 50 - 100 dus. Tentu butuh duit yang cukup banyak untuk belanja kebutuhan bahan masakan. Apalagi kalo pemesan lebih dari 2 orang. 


Irma harus membagi bugdet dalam beberapa pos pengeluaran. Dari membeli bahan masakan, wadah kotak makanan, membayar karyawan, hingga untuk biaya pengantaran. Karena kebetulan suaminya udah mulai masuk kerja juga hingga tak bisa membantunya. Nah masalah muncul karena pemesan juga membayar ketika nasi kotak udah sampai di tengan mereka.



Bagi pemilik usaha kecil yang masih terbilang awam, mengusahakan modal juga butuh pengetahuan. Nggak hanya itu saja. Keberanian mencari modal butuh tekad tersendiri. Pinjam pada saudara atau teman, antara takut untuk menyampaikannya atau malu karena tidak pernah berhutang. Mengajukan pinjaman ke bank konvensional juga prosesnya nggak bisa cepat. Mengapa tidak coba pendanaan online dari P2P Lending?


Pendanaan Online Memudahkan UMKM Mendapatkan Dukungan Modal

Saat ini di tengah masyarakat sudah hadir P2P Lending. Bagi yang belum mengenal apa itu peer 2 peer (P2P) Lending, saya akan jelaskan sedikit. P2P Lending adalah jasa keuangan yang mempertemukan pemberi pinjaman (lender) dengan penerima pinjaman (borrow) secara langsung (online) melalui teknologi digital.


Salah satu P2P Lending yang hadir menjadi penghubung UMKM dengan Lender adalah Akseleran. Akseleran adalah platform peer-to-peer lending di Indonesia yang menghubungkan pemberi dan penerima pinjaman yang memiliki usaha produktif.


Akseleran terdaftar dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Akseleran sudah memiliki izin per tangga 13 Desember 2019 yang tercatat dalam surat tanda berizin KEP-122/D.05/2019. Akseleran juga menjamin keamanan investasi pendanaan. 


Dengan sertifikat ISO 27001 full scope, Akseleran menjamin keamanan data si penerima pinjaman (borrow), maupun si pemberi pinjaman (lender). Pengajuan pinjaman juga diseleksi ketat oleh tim profesional dan berpengalaman. Selain itu, di semua kampanye pinjamannya sudah terportesi asuransi kredit yang menjamin pengembalian tunggakan pokok hingga sebesar 90%.


Dengan memberikan dukungan pinjaman UMKM di Akseleran, sebagai lender kita juga dapat memperoleh manfaat ekonomi berupa bagi hasil hingga 21% per tahun. Nilai ini tentu lebih besar dibanding produk keuangan lainnya. Proses pemberian pinjaman secara online dengan konsep pinjam meminjam yang mudah dipahami. 


Kalian sebagai pemberi pinjaman bahkan bisa memulai pendanaan dari 100 ribu rupiah. Nantinya dana kita ini akan dipinjamkan dan berkembang karena dimanfaatkan oleh pemilik UMKM yang membutuhkan dukungan modal di Akseleran. 


Menjadi Pemberi Pinjaman Untuk Manfaat Ekonomi


Tertarik untuk menjadi pemberi pinjaman dan mendapatkan bagi hasil serta memberikan manfaat ekonomi bagi UMKM, bisa dimulai dengan melakukan registrasi. Kalian bisa membuka website Akseleran di www.akseleran.co.id atau download aplikasi Akseleran di Google Play Store (Android) atau Apple Apps store (iOS).

1. Siapkan Email dan Password

Pada halaman pertama, pilih daftar. Kemudian isi dengan email dan password. Jangan lupa baca dan pelajari kebijakan privasi. Setelah itu tekan lanjut.


2. Masukkan Kode Referral

Selanjutnya masukkan kode referral. Pakai   kode referral AKSLHIDAYAH417312 ya, agar mendapatkan free saldo sebesar Rp100.000,- yang bisa langsung digunakan untuk berinvestasi pendanaan. 


3. Verifikasi Email

Lakukan verifikasi email, agar akun Akseleran bisa diakses. Setelah sukses verifikasi alamat email, sekarang waktunya untuk verifikasi nomor handphone.  Nomor ini akan digunakan demi keamanan akun, tim Akseleran akan mengirim kode OTP yang nantinya digunakan untuk verifikasi.


4. Lengkapi Profil

Langkah selanjutnya adalah melengkapi profil akun Akseleran. Lengkapi profil Akseleran agar akun kita bisa digunakan sebagai pemberi pinjaman (lender) perorangan.

Siapkan KTP dan nomor NPWP. Input data sesuai dengan yang ada di KTP. Ikuti seluruh langkah dengan mengisi data rekening bank dan di akhir prosesnya adalah tanda tangan. Sekarang kamu tinggal menunggu 1x24 jam untuk proses verifikasi yang dilakukan oleh team Akseleran.


Nah, jika sudah mengisi profil, lakukan pinjaman dengan saldo yang ada dari kode referral  AKSLHIDAYAH417312 sebesar Rp100.000-,. Atau kamu bisa melakukan tambah dana (top up) untuk melakukan proses pengembangan dana di Akseleran.


Selain mendapatkan keuntungan dari mengembangkan dana melalui pendanaan, di Akseleran kita juga bisa mendapatkan keuntungan dari kode referral yang kita miliki. Jadi share juga kode referal pada teman atau kerabat yang ingin mendukung pendanaan online untuk UMKM.


Semoga sharing tentang pendanaan online bersama P2P Lending Akseleran ini bermanfaat untuk sobat semua. Share juga ya kode referral yang udah saya tulis di atas agar kamu bisa mendapatkan saldo Rp. 100.000,- dan memulai langkah mendukung UMKM. Terima kasih udah membaca artikel ini dan sampai jumpa. Wassalamualaikum.

Reading Time:

Kamis, 06 Mei 2021

Kulineran Kupat Glabed dan Sate Blengong di Tegal, Bakal Bikin Kamu Ketagihan
Mei 06, 2021 25 Comments


Assalamualaikum Sobat traveling. Beberapa waktu yang lalu, saya dan anak-anak diajak suami menemaninya survey lokasi proyek pengerjaan rumah di kawasan Bumiayu. Biasanya memang kalo suami ada pekerjaan keluar kota, inginnya mengajak keluarga. Istilah Jawanya ngiras ngirus. Bekerja sambil mampir tempat wisata misalkan lokasinya dekat. Dan tentu saja harus kulineran juga demi menambah energi, hahahaa.


Silahkan baca : Mitos Telaga Ranjeng

Sepulang dari wisata tipis-tipis menyaksikan fenomena ikan yang berukuran besar dan tidak ada yang berani mengambilnya di Telaga Renjeng. Anak-anak udah ditawari pengen makan apa, sate, ayam goreng, atau kuliner lainnya. Namun karena sudah sepakat sebelumnya, kami akan menyicipi Kupat Glabed dan Sate Blengong. Kuliner khas yang akan mudah kalian jumpai di Tegal, Brebes, dan kota sekitarnya.


Mungkin kalian hanya mengenal Tegal karena warteg yang menjamur dengan harga relatif murah. Bahkan di beberapa kota masyarakat lebih suka makan atau belanja sayur di warteg a.k.a warung Tegal. Karena ragam makanan yang ditawarkan memang banyak. Namun di Tegal sendiri yang terkenal adalah satu kuliner khas yang mampu memanjakan lidah. Rasanya yang enak, unik, dan harganya juga terjangkau. Yaitu Kupat Glabed.


Saya dulu penasaran mengapa namanya unik. Ternyata kuliner Kupat Glabed ini diberikan nama sesuai penampilannya. Isiannya memang potongan kupat dengan kuah yang kental. Orang Tegal menyebut tekstur kuah kental yang masuk ke dalam mulut ini adalah glabed. Penyebutan ini bergeser hingga menjadi makna sebuah sajian kuliner yang berisi potongan kupat dengan diguyur kuah berwarna kuning yang teksturnya kental.  


Nah, biasanya untuk menemani kuliner kupat glabed ini ada sate blengong. Jangan bengong dulu yaa. Sate blengong itu merupakan hasil dari persilangan mentok dan bebek. Dagingnya empuk hingga bikin penikmatnya sangat menyukainya. Pokoknya setelah menikmati sate blengong ini kalian bakal lupa udah habis berapa tusuk.


Mencari Warung Kupat Glabed dan Sate Blengong Yang Legendaris

Saya dan keluarga sengaja ingin menikmati kuliner ini sepulang dari Bumiayu. Pas banget kan siang sepulang dari survey lokasi proyek dan wisata tipis-tipis, makan siang di Tegal. Dan kupat glabed yang menjadi incaran kami ada di Tegal.


Dari kawasan pegunungan di Kecamatan Paguyangan, Brebes, kami menyusuri jalanan yang sebagian besar udah beraspal mulus. Hingga tiba di pertigaan jalan raya Talok, ambil arah ke kanan menuju Kota Tegal. Begitu masuk Kota Tegal arahkan tujuan ke kawasan Randugunting. Lokasi warung yang menyajikan kupat glabed berada di tengah pemukiman penduduk. Kalo kalian ingin memilih warung yang aksesnya mudah, bisa menuju alun-alun Kota Tegal. Warung Pak Saleh ada di jajaran kios di kawasan alun-alun.


Suami memilih makan di warung Pak Saleh yang ada di rumahnya. Karena bayangan kami tentu tidak seramai di alun-alun yang gampang diakses pelintas jalur pantura.



Siang itu saya pesan 4 porsi kupat glabed, 2 porsi sate blengong dan 1 porsi sate ayam. Tadinya cuma pesan 1 porsi sate blengong dan 1 porsi sate ayam. Namun karena rasa sate blengong itu lezat, gurih, dan enak banget, kami nambah lagi satu porsi, wkwkwkk.


Cita Rasa Kupat Glabed dan Sate Blengong

Isi 1 porsi kupat glabed adalah potongan kupat tentu saja yang diguyur dengan kuah berwarna kuning. Sepintas mirip dengan kuah opor. Namun rasanya beda karena teksturnya lebih creamy Kayaknya ada maizena yang dicampurkan dalam kuah karena kental banget di indera pengecap. 


Ada tambahan kerupuk mie kuning yang diremas dan ditaburkan bersama bawang goreng. Krupuk mie ini menjadi penyelamat bagi lidah saya yang kurang suka rasa kuah yang kental. Saya dan suami tidak menghabiskan kuah glabed ini karena alasan terlalu kental. 


Nah kupat glabed emang selalu dinikmati bareng sate. Pilihannya beragam, dari sate ayam, sate kikil kambing, sate kerang, dan sate blengong. 



Karena tiga jenis sate lainnya udah pernah makan, tentu saja saya memesan sate blengong. Namun suami meminta saya tetap memesan sate ayam untuk berjaga misalkan tidak doyan dengan sate blengong.



Ternyataaa ... sate blengong menjadi favorit kami. Itulah sebabnya kami menambah satu porsi sate blengong. Saking enaknya sih jadi tanpa sungkan kami memesan lagi. Hihihiii. 


Tekstur daging sate blengong lebih mendekati mentok. Meski berasal dari persilangan induk mentok dan bebek. Anaknya ini yang disebut blengong. Pertama kali saya kenal kuliner ini saat ikut acara desa wisata di Brebes. Blengong biasanya disajikan dalam wujud masakan opor. Nah, saya penasaran ketika mengetahui blengong juga dijadikan sate.


Dan rasa penasaran keluarga saya terbukti, blengong lebih enak dijadikan sate. Karena dagingnya empuk, citarasanya juga khas. Coba deh kalian datang dan menikmati sate blengong ini. Bisa jadi nambah pesanan karena merasakan dagingnya yang gurih dan empuk.


Menikmati menu kupat glabed dan sate blengong di warung Pak Saleh di Randugunting ini, cocok ditemani dengan teh khas Tegal. Siang itu menikmati sajian teh panas yang kental, pas banget menjadi penghalau tubuh lelah. Mata jadi segar manakala lidah menyesap teh khas Kota Tegal.




Yang bikin saya dan suami kaget adalah saat membayar makanan pesanan. Pesanan 4 porsi kupat glabed, 2 porsi sate blengong, 1 porsi sate aya, dan 2 gelas jeruk panas, 3 gelas teh panas, kami cukup membayar 137 ribu rupiah. Jadi sate di warung Pak Saleh ini dihitung per satuan tusuk. Untuk 30 tusuk sate yang harganya sama, tinggal dikalikan 3 ribu. Untuk sate harga totalnya adalah 90 ribu rupiah. Sisanya untuk bayar kupat glabed dan minumannya. Murah banget kaaan?!


Bukan karena harganya yang murah yang bakal bikin kami akan kembali lagi menyicipi kuliner di warung Pak Saleh ini. Tapi juga citarasa sate blengong yang mampu bikin lidah kami jadi ketagihan. Sayang juga sih bila dipesan untuk dibawa pulang ke Semarang. Nanti rasanya pasti udah berubah. Mending sabar aja dulu, nunggu pembatasan selama lebaran udah selesai, kami baru bisa menikmati kuliner sate blengong lagi. Karena pengerjaan proyek rumah tinggal juga diundur jadwalnya setelah lebaran. Pas banget kan untuk kembali kesana dan menikmat lagi kupat glabed dan sate blengong.


Sobat ada yang udah pernah menikmati kuliner khas pantura ini? Cerita yuk pengalaman kalian. Apakah ketagihan seperti kami atau justru kapok? Wassalamualaikum.

Reading Time: