Agustus 2021 - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Sabtu, 28 Agustus 2021

Makan Nasi Uduk dan Menikmati Sejuknya Udara di Lereng Gunung Merbabu
Agustus 28, 2021 35 Comments



Assalamualaikum Sobat plesiran. Masih bersabar di rumah aja selama PPKM? Nah saya malah dari puasa ramadhan belum kemana-mana. Sebelumnya pernah ke beberapa kota karena nemenin suami survey lokasi proyek pekerjaan suami. 


Sejak sebelum pandemi saya sering ikut suami keluar kota untuk ngurus pekerjaannya. Namun kebetulan juga sejak pandemi pekerjaan luar kota menurun. Saya syukuri sebenarnya karena pekerjaan di kota sendiri aja juga ada banyak. Menurut saya, suami bisa pulang untuk makan siang dengan kerja di kota Semarang. Lebih aman, terutama untuk pencegahan penularan virus covid-19.


Sejak awal pandemi saya bahkan krasan banget di rumah aja. Ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan di rumah. Seperti berkebun, masak dan berkreasi mengolah makanan atau jajanan yang belum pernah dicoba di dapur saya. Atau pernah juga saya kerajinan di depan mesin jahit, bikin masker, bikin daster tanpa lengan, hahahaa.


Namun saya juga sesekali masih ikut suami keluar kota. Karena masih ada tawaran masuk kepada suami untuk mengerjakan renovasi atau membangun rumah dan toko. Ya masa sih rejeki ditolak. Jadi kami tetap penuhi keinginan calon klien dan berkunjung ke kota mereka. Tawaran pekerjaan paling jauh adalah Kota Bumiayu. Dan kami sempat mampir ke tempat wisata dengan melihat keadaannya terlebih dulu, apakah aman untuk didatangi.


Silahkan dibaca :


Ketika Jenuh Udah Mentok, Solusinya Apa?


Sebenarnya di rumah aja juga belum bikin saya bosan. Namun mengapa akhirnya kemarin kami sekeluarga malah melakukan perjalanan keluar kota tanpa ada alasan penting?


Itu terjadi mendadak tanpa ada rencana. Jadi ceritanya hari itu merupakan hari lahir saya. Sehari sebelumnya udah ada niat pengen bikin nasi uduk. Untuk menu hari itu adalah masak nasi uduk, ini juga keinginan si sulung yang lagi seneng sarapan menu itu. 


Rencananya Minggu itu saya bikin nasi uduk dengan pelengkap sederhana. Jadi ketika masakan udah selesai, kami berkumpul untuk berdoa dan makan bareng. 


Menu sederhana saat
Hari lahir saya

Mendadak suami ngajak pindah makan siang ke tempat yang masih asri. 

"Mau kemana emangnya, hari ini masih ada PPKM," celetuk saya sambil membersihkan meja makan.

"Cuma ke Salatiga aja, ke Kopeng atau Selo," jawab suami.

Kalo Selo itu kawasan desa wisata di bawah kaki Gunung Merbabu dan Merapi. Saya udah empat kali nginap di kawasan Selo. Ceritanya pernah saya tuliskan di blog ini.

Silahkan baca :



Biasanya jika suami udah ngajak gitu, seluruh anggota keluarga pun setuju. Suami saya sering ngajak keluar kota yang dekat dengan Kota Semarang. Dia suka ngajakin mendadak atau terencana ke kawasan wisata Bandungan sekadar minum susu kedelai. Atau ke Kopeng cuma pengen jajan sate kelinci. 


Tapi itu jauh sebelum ada corona di muka bumi ini. Sejak pandemi kami menahan diri melakukan perjalanan keluar kota hanya untuk wisata. Jadi kalo keluar kota biasanya karena ada pekerjaan suami yang butuh kehadirannya di lokasi. Dan kami biasanya ikut nemenin juga.


Seberes memasukkan nasi uduk beserta pelengkapnya ke dalam wadah bekal, saya panggil anak-anak untuk meletakkannya di dalam mobil.  Tas-tas berisi makanan, kerupuk, juga galon air mineral tak luput dibawa ke dalam mobil di jok belakang. Tak ketinggalan meja kecil untuk nantinya tempat naruh makanan di tempat piknik.


Ketika semua udah siap di dalam mobil, suami pun mengarahkan tujuan ke kawasan Kopeng Salatiga. Kota yang berjarak dekat dengan Semarang karena ada jalan tol. 


Ternyata penyekatan yang tadinya ada di pintu keluar menuju Bawen, udah nggak ada. Jadi penyekatan dibuka sehari sebelum kami lewat tol ini. Kami bisa lewat Bawen untuk menuju kawasan Salatiga. Jalanan nggak begitu ramai. Maklum masih suasana PPKM, namun kami beriringan dengan beberapa mobil. Waktu mampir beli BBM di tempat rest area juga masih ada beberapa mobil yang parkir. 


Mencari Hidden Gem Tempat Piknik Keluarga 


Jadiii.. ceritanya kami tidak akan ke tempat wisata karena memang semuanya ditutup selama PPKM. Sejak pandemi kami selalu memilih tempat yang sepi, bisa ke kebun, sawah, ladang di lereng gunung, sungai dekat tempat camping, yang semuanya bukan milik saya, hehehee.


Nggak masalah sih karena warga lokal yang kami temui juga welkam ketika kami numpang istirahat. Sekadar duduk, sambil ngobrol, foto-foto, atau minjam tempatnya untuk menggelar makanan.


Jadi hari Minggu tanggal 25 Juli kemarin, kami mencari tempat yang sepi, bukan tempat wisata, bukan tempat parkir, untuk rehat dan makan siang. 


Jalan menuju kawasan wisata Kopeng ramai tapi lancar. Beberapa mobil plat luar kota beriringan dengan mobil yang membawa kami berempat. Jendela mobil biasanya kami buka tiap kali berada di kawasan berudara sejuk. Namun sejak pandemi ini kami nggak pernah lagi melakukannya. Agak parno juga kalo virus covid ada di udara, hahahaa.


Melewati Taman Wisata Kopeng yang juga ditutup karena PPKM ini, mobil kami masih melaju santai. Beberapa kali kami menunjuk belokan ke kiri yang nampaknya asik buat tempat istirahat. Tapi suami enggak menyetujui pilihan saya dan si sulung. Mobil pun terus jalan membelah kawasan Kopeng.  


Ada rencana untuk ke kawasan Selo tapi bukan di tempat wisata. Yah makan jagung bakar aja di warung pinggir jalan juga oke. 


Mendadak mata saya melihat tempat kami pernah camping di Omah Kembang. Suami berinsiatif masuk ke jalan akses camp ground yang juga satu lokasi dengan kafe yang cukup terkenal di sana. Awal pandemi itu masih indent kalo pengen ngafe, dan saya pilih enggak berkunjung kesana. 


Jadi bulan Agustus tahun 2020 lalu kami memilih camping di Omah Kembang yang juga memiliki kafe. Sayangnya kafe belum buka saat kami ingin ngopi esok harinya. Hahahaa, ya udah akhirnya pesan coklat susu aja yang udah siap.

Silakan baca cerita :



Cakep ya view camping ground
Omah Kembang, Salatiga

Kembali ya cerita saat mencari tempat makan di alam. Siang itu mobil hanya melintas di jalan yang mengarah ke kaki gunung Merbabu. Cuma di sana nggak ada tempat agak terbuka dan teduh. Akhirnya suami putar kemudi dan kembali memasuki jalan raya Kopeng. Menuju arah Grabag, menatap ke bagian kiri untuk mencari tempat yang asik buat beristirahat dan maksi.


Saya sebenarnya mencari sebuah tempat yang mungkin bisa dijadikan tempat istirahat. Cuma saya agak lupa belokan menuju kesana. Mendadak mata saya menangkap papan nama yang familiar dalam ingatan. WEKAS, ah ini kan base camp untuk memulai pendakian Gunung Merbabu.


Saya meminta suami mengarahkan kemudi mobil menuju jalan kampung tersebut. Jalan cuma cukup untuk dua mobil berpapasan dengan salah satunya mesti ke pinggir.


Langit biru cerah dengan hiasan awan putih yang berubah setiap kali tertiup angin. Saya terpesona dan langsung jatuh cinta. Dan jadi pengen pindah tempat tinggal di kawasan ini, hahahaa. Ini impian saya si anak kota yang selalu bermimpi memiliki rumah di desa.

Foto di lereng Gunung Merbabu


Saat ada belokan di sebelah kiri, suami menghentikan mobil di sisi kiri. Kami mengamati area perkebunan warga. Jalan kecil yang dijadikan tempat parkir mobil enggak cukup luas. 


Suami memutuskan meninggalkan tempat tersebut karena enggak bisa beristirahat di sana. Enggak enak aja kalo misalkan nanti ada motor lewat. Meski sebenarnya pengguna motor tetep bisa aja melintas.

Ada Yang Tertinggal di Rumah 


Akhirnya kami kembali ke jalan dan kali ini menuju kawasan Selo. 

Namun belum sampai Hutan Kragilan yang menjadi tempat wisata selfie, kami melihat tempat untuk parkir mobil. Enggak luas tapi cukup untuk parkir 3 mobil. 

Ternyata itu merupakan pintu masuk tempat selfi, saya lupa namanya. Tempat wisata di Jawa Tengah dihimbau tutup oleh Gubernur Jawa Tengah, termasuk tempat yang kami jadikan untuk parkir mobil. 

Setelah suami memarkir mobil, saya segera turun dan mencari tempat landai untuk menggelar tikar. 

Membayangkan camping
 di tanah lapang di atas


Sayangnya tikar yang saya siapkan tertinggal di rumah. Saya ingat meletakkan tikar di ruang tamu. Wkwkwkk. Ya udah lah.


Kata pepatah nggak ada rotan akar pun jadi. Nah nggak ada tikar, ada mobil yang bisa dijadikan untuk tempat makan.

Bagian kursi belakang mobil
untuk tempat makan 😂


Saya pun menata meja lipat yang udah dibawa untuk dijadikan meja makan. Saya menata wadah bekal di atas meja. Ketika semua udah siap, kami pun makan.


Menikmati nasi uduk di tengah suasana perbukitan rasanya beda. Saya bersyukur menuruti ajakan suami meski sebenarnya agak malas. Saya memang parno keluar rumah, apalagi enggak ada alasan penting. Kami bisa juga makan di rumah.


Namun karena suami setuju untuk memilih tempat yang sepi dan jauh dari kerumunan orang-orang. Saya pun mengiyakan ajakannya.


Benar sih tempat kami menikmati makan siang, sepi banget. Memang kami ada di pinggir jalan. Namun tak ada orang yang berada di lokasi sama dengan kami. Jadi menurut saya lokasi ini aman untuk dijadikan tempat istirahat dan makan siang.




Nasi uduk dengan pelengkap mihun goreng, ayam goreng, orek tempe, telur dadar, sambel, kerupuk, dan lalapan. 




Ah jadi ingat saat kami dulu sering road trip ke beberapa kota di Pulau Jawa dengan mobil blind Van. Untuk makan biasanya kami bawa bekal dari rumah. Jadi kami menggelar tikar atau di dalam mobil yang bagian belakang udah diubah jadi tempat tidur. Atau beli makanan dan dinikmati di dalam mobil. Jadi kami memilih tempat parkir di pinggir jalan yang agak luas.


Kepergian kami kali ini memang mengobati kerinduan road trip dan makan di pinggir jalan. Karena kondisi negeri ini yang masih pandemi, mengurungkan niat untuk road trip keliling Jawa Bali dan Sumatera. 


Entah lah kapan impian kami bisa terwujud. Saat ini kami cuma bisa menerima kondisi dengan ikhlas dan sabar. Namun juga tetap merawat mimpi bisa road trip dengan mobil yang rencananya akan diubah menjadi campervan.


Udara lereng gunung telah mengobati kerinduan kami berpetualang di alam. Sudah cukup waktu kami bercengkerama dengan alam meski hanya sebentar. Saatnya kembali ke rumah. Wassalamu'alaikum.
Reading Time:

Kamis, 26 Agustus 2021

Mewujudkan Masyarakat Indonesia Yang Inklusif
Agustus 26, 2021 29 Comments


Assalamualaikum Sahabat.  Bulan Agustus setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Pemuda Internasional atau International Youth Day (IYD). Tepatnya sejak tanggal 12 Agustus 2000, PBB menetapkan sebagai International Youth Day. Hal ini dimaksudkan agar menjadi kesempatan bagi pemerintah dan pihak terkait untuk lebih memperhatikan tentang isu-isu pemuda di seluruh dunia.


Dengan alasan ini pula Ruang Publik KBR bekerja sama dengan NLR Indonesia mengadakan talk show dengan tema : Yang Muda Yang Progresif, Untuk Indonesia Inklusif.




Host Talk show Ruang Publik KBR, Ines Nirmala menjelaskan, menurut data ada sebanyak 21.84 juta atau 8.26 persen penduduk Indonesia adalah penyandang disabilitas. 



Nah pada kenyataannya, penyandang disabilitas -termasuk orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK) sebagai bagian dari kelompok disabilitas- masih menghadapi kesulitan dalam upaya pemenuhan hak mereka. Hal ini dikarenakan stigma dan hambatan dalam mengakses layanan umum dan layanan dasar. 


Berdasarkan data Riskesdas 2018, kelompok orang muda usia 18-24 tahun dengan disabilitas (18-24 tahun) merupakan populasi disabilitas terbesar ketiga setelah kelompok usia lansia dan dewasa akhir. Mereka dapat dipandang sebagai peluang dalam mewujudkan Indonesia yang Inklusif, serta tidak sedikit inovasi dan perubahan yang digagas oleh orang muda dengan disabilitas dan OYPMK. 




Bagaimana Menciptakan Masyarakat Yang Inklusif?

Mbak Ines menjelaskan bahwa bincang di Ruang Publik KBR ini juga disimak di 100 radio jaringan KBR di seluruh Indonesia, dari Aceh hingga Papua, dan 104.2 MSTri FM Jakarta. KBR menggandeng narasumber Widya Prasetyanti, Program Development & Quality Manager, NLR Indonesia dan Agustina Ciptarahayu, Founder & CEO PT. Botanina Hijau Indonesia.


Bersama Ibu-Ibu Doyan Nulis juga yang hadir, Mba Ines juga mengajak teman-teman disabilitas dan OYPMK (Orang Yang Pernah Mengalami Kusta) untuk turut menyimak dan memberikan komentar dalam talk show kali ini. 


Widya Prasetyanti, Program Development & Quality Manager NLR Indonesia

NLR adalah organisasi non pemerintah yang didirikan di Belanda pada tahun 1967 untuk menanggulangi kusta dan konsekwensinya di seluruh dunia. Langkah yang ditempuh adalah dengan menggunakan pendekatan tiga zero. Yaitu zero transmission (nihil penularan), zero disability (nihil disabilitas), dan zero exclusion (nihil eksklusi).




Di Indonesia NLR mulai bekerja tahun 1975 bersama pemerintah. Namun sejak tahun 2018, NLR memilih menjadi entitas nasional. Tujuannya agar bisa lebih spesifik bekerja di setor kesehatan dengan efektif dan efisien menuju Indonesia bebas dari kusta. NLR memiliki slogan : Hingga kita bebas dari kusta. 


Visi NLR 

- Dunia yang bebas dari kusta dan konsekuensinya; 

- Semua orang Indonesia, terutama OYPMK atau orang dengan disabilitas, menikmati hak-hak mereka di tengah masyarakat inklusif tanpa stigma dan diskriminasi.




Misi NLR :

Kami mencegah, mendeteksi dan menangani kusta dan mendukung kesehatan, kemandirian dan inklusi penuh bagi OYPMK di dalam masyarakat dengan :

- Memperkuat petugas kesehatan, organisasi penyandang disabilitas dan komunitas orang dengan disabilitas.

- Mengedukasi masyarakat tentang kusta dan disabilitas.


Apa Kepanjangan OYPMK:

OYPMK adalah singkatan dari Orang Yang Pernah Mengalami Kusta. Artinya di sini mereka dulunya pernah menderita kusta namun sudah dinyatakan sembuh dari penyakitnya. 

Kusta adalah penyakit yang menyerang sistem syaraf. Gejala kusta biasanya ditandai dengan munculnya bintik putih di kulit. Bintik yang seperti panu ini rasanya nggak gatal. Penyakit kusta bisa disembuhkan dengan konsumsi obat dan terapi. 


NLR memprioritaskan beberapa program untuk kelompok pemuda. Di antaranya adalah :

- Program untuk hak ketenagakerjaan formal maupun kewirausahaan untuk kaum inklusif. Kemudian ada porgram untuk anak dan remaja disabilitas dan kusta, dalam aspek kuncu tumbuh kembang mereka. 

- Program pendampingan bagi anak-anak down syndrome, anak-anak dan remaja OYPMK dengan  melakukan pendampingan untuk topik khusus kesehatan seksual dan repodruksi.   

- Program pemagangan inklusif, bagi kaum disabilitas dan kusta untuk magang di kantor NLR dan organisasi mitra di wilayah di seluruh Indonesia.

- Program Konseling secara khusus untuk teman-teman OYPMK menjadi pendamping untuk teman-temannya sebagai konselor.

- Program Suara Untuk Kusta, menyasar orang muda, warganet, ke kampus untuk penyadaran tentang kusta.


Populasi orang muda dari penduduk Indonesia, dari 270 juta, adalah gen Z usia 9-20 tahun ada 28% atau 75 jutaan. Sementara di bawah usia 9 tahun kelak bisa menjadi orang muda ada 38,8%. Bayangkan lebih dari 104 juta penduduk di Indonesia dalah orang muda.


Penyandang disabilitas juga sama, ada 3,3% yang berusia 5-17tahun. Kalo ditambah usia 18-24 tahun ada 21,1%. Atau total 24% dari penyandang disabilitas adalah usia 5-24 tahun ada 5 juta.


Ada sumbangan kasus baru setiap tahunnya atau 16 ribu yang 11% adalah usia 15 tahun ke bawah. Terbayang nggak sih ada sekitar 1700 anak dengan penderita kusta ditemukan setiap tahun.


Setelah melihat angka ini, jadi wajar yaa mengapa NLR peduli dengan kaum muda, terutama penyandang disabilitas.


Faktanya stigma pada kaum disabilitas dan kusta itu menjadi penghambat terbesar, baik itu dari diri sendiri, masyarakat luar. Dan itu berdampak diskriminasi dalam berbagai aspek. Termasuk dalam penerimaan kerja karena melihat kekurangan calon pekerja bukan melihat dari kemampuan bekerjanya. Ini lah yang menghambat ruang gerak bagi kaum disabilitas dan kusta.



Yang dilakukan oleh NLR, melalui mitra di wilayah baik dengan dinkes, puskesman, rumah sakit maupun organisasi di wilayah bisa berbeda. Semua disesuaikan dengan kondisi wilayah masing-masing.


NLR Indonesia bekerja untuk :

- Mengidentitfikasi penemuan kasus, 

- Penanganan Kusta, 

-Pendampingan hingga mereka bisa beraktualisasi diri, 

- Menerima dirinya dengan kondisinya, 

- Membuka diri  agar bisa beraktualisasi di manapun berada. 

Ini yang disebut  pendekatan twin trek atau jalur ganda. Jadi ada pendampingan aspek individunya tetap harus dilakukan. Dalam hal ini kebutuhan kesehatan maupun pengarus utamanya dengan lingkungannya, dengan masyarakat, keluarga, teman-temannya. Jadi tidak bisa dikerjakan satu persatu, karena yang menjadi perhatian adalah manusia dengan seluruh aspek harus dikerjakan bareng, karena saling terkait.


Pelatihan untuk OYPMK, setiap tahun ada periode untuk pemagangan bagi teman disabilitas (dan kusta) ada info ke masyarakat. Ada seleksi dari profil yang masuk, ada assessment juga. Dan awal perekrutan tentu juga melakukan program yang sesuai untuk masing-masing peserta sesuai minat. 


Ada 13 propinsi dengan 34 kabupaten/kota keberadaan mitra yang memiliki kegiatan di wilayah. Tentu berbeda dengan kegiatan di kantor pusat. Untuk training formal tidak ada setiap saat sesuai program yang dibutuhkan. Tetapi melalui program baik untuk penguatan kapasitas diri atau untuk self stigma, termasuk juga konseling untuk kegiatan. Juga bila ada kaitan dengan ketenagakerjaan adalah mempersiapkan peserta dengan soft skill siap bekerja di manapun berada.


Untuk tahun ini pemagangan tertunda dengan adanya PPKM. Jadi nanti akan diinfokan kembali pada kaum disabilitas dan OYPMK bila pemagangan sudah mulai berjalan lagi.


NLR Indonesia juga pernah bekerja sama dengan warga kampus dalam program Suka Suara untuk Kusta. Ada roadshow ke kampus untuk penyadaran masyarakat kampus tentang kusta. 


Di sana NLR membuka peluang dengan warga kampus yang berminat menjadi volunter. Terutama dengan kampus yang berbasis kesehatan pasti nya akan jauh menjadi kerjasama yang menarik. Warga kampus bisa mengajukan diri untuk kerjasama dengan menuliskan di chat room channel YouTube ini. Atau bisa juga cek di sosial media NLR Indonesia.




Agustina Ciptarahayu, Founder & CEO PT. Botanina Hijau Indonesia

Menurut Mba Tina, sekarang ini bidang kerja makin tak terbatas namun lebih pada inovasi. Sehingga Botanina justru melahirkan kerjasama berdasarkan skill yang dimiliki masing-masing. 


PT Botanina menganggap konsep inklusif ini merupakan konsep yang wajar. Semua orang bisa berpartisipasi di dunia usaha, sepanjang bisa berkarya setiap orang bisa mengikuti pola kerjasama sesuai kelebihan dan kekurangan masing-masing.


Botanina selama ini udah melakukan kerjasama dengan disabilitas dengan kelebihan penciuman yang sangat tajam. Dalam pandangan Mba Tina, Tuhan itu adil dengan memberi kekurangan namun memiliki kelebihan indera penciuman. Dan dia ini adalah tangan kanan Botanina yang memiliki keterbatasan low vision.


Dan sekarang lagi musim saling memberikan merchandise. Seperti produk merchandise dari Jepang yang membutuhkan ketelitian karena nampak rumit namun unik. Nah untuk mengerjakan merchandise atau gift dengan unik gitu, dibutuhkan orang yang bisa fokus. Dan ternyata justru orang autis yang bisa bekerja dengan hasil karya yang istimewa. Tentu karena kelebihannya saat berkarya itu lebih fokus dan teliti.


PT. Botanina didirikan 7 tahun yang lalu dengan produk healt & beauty. Yaitu produk kesehatan, personal care, untuk anak-anak dan bayi, dan untuk imun. Untuk menciptakan produk seperti itu, salah satu skill yang dibutuhkan adalah menciptakan aroma.


Untuk bisa menciptakan produk tersebut harus bisa menciptakan aroma yang menyenangkan, seperti relaksasi atau menyegarkan. Karena bahan bakunya natural yang alami. Namun bahan alami itu resikonya ada perubahan wangi saat proses produksi dari base 1 hingga berikutnya. Jadi memang indera penciuman yang tajam dibutuhkan di sini.


Pertanyaan diajukan oleh pendengar yang gabung :

- Rafi, Bandung

Bagaimana perusahaan menyediakan apakah ada fasilitas khusus untuk mempekerjakan orang disabilitas?

Jawaban :

Tina : PT Botanina menyediakan pola kerjasama dengan pekerjaan full time, part time, dan freelance. Selama ini pengalaman perusahaan dengan disabilitas yang low vision, tuli, dan disabilitas yang ringan. Jadi penyesuaian lebih pada detil yang tidak terpikir. Misal lampu harus seterang apa, tulisan harus dengan font sebesar apa. 


Widya : Harus dilihat kondisinya seperti apa bagi penderita kusta yang bekerja. Kalo pekerjaan yang terlalu capai, bisa mengalami stres memunculkan kulit kemerahan. Ini yang harus dipahami, dari sisi jam kerja, tempat kerja, dan ada orang dengan kusta ini yang udah kehilangan indera peraba. Harus dijauhkan dari pekerjaan dengan peralatan benda tajam seperti pisau. Namun untuk hubungan sosial nggak ada bedanya, seperti makan siang bareng, nongkrong bareng.


Cerita Gaby, OYPMK Orang muda dari NTT

Gaby mengikuti pengobatan dan terapi karena pernah mengalami lumpuh ringan. Sehingga dia harus mengonsumsi obat dan terapi. Gaby kenal organisasi NLR Indonesia. Dia jadi tahu bahwa kusta bukan penyakit menular. Sehingga dia ingin mengenalkan kaum muda bahwa penyakti kusta ini menyerang bagian sistem syaraf kita sehingga membuat kondisi tertentu menjadi mati rasa atau lain sebagainya.


Ketika mengalami lumpuh kegiatan menjadi terhalang, tidak bisa berjalan sehingga sulit untuk membantu diri sendiri. Sehingga Gaby harus membutuhkan bantua orang lain untuk beraktivitas. Namun setelah mengikuti terapi di yayasan sosial Ibu Alfrida, dia bisa kembali melakukan aktivitas seperti biasa meski masih harus tetap ikut terapi. 


Gaby merasa bersyukur udah berkenalan dengan NLR karena membuka matanya bahwa kusta tidak menghambat langkahnya. Meski sebelumnya dia sempat putus asa namun kemudian semangatnya muncul karena pendampingan dari yayasan sosial. Gaby mulai belajar menenun, setidaknya dengan menggunakan tangan.


Keren ya, semangat untuk Gaby dan semua teman-teman OYPMK yang udah bangkit dan tetap berkarya sesuai kemampuan masing-masing.


Pesan dari PT. Botanina, berdasarkan dari pengalaman Mbak Tina, banyak sekali kategorinya dari ringan sampai berat. Setiap perusahaan punya peluang tinggal disesuaikan dengan kapasitas masing-masing. Ada beberapa skill yang dibutuhkan dan dimiliki oleh kaum disabilitas. 


Lebih lanjut dijelaskan oleh Mbak Tina bahwa ada gap informasi tentang kebutuhan tenaga kerja kaum disabilitas. Alangkah baiknya perusahaan bisa ikut komunitas atau mengetahui info yang lengkap untuk mencari calon pekerja disabilitas dengan kualitas yang dibutuhkan.


Sementara dari Mbak Widya, bagi perusahaan yang membutuhkan info profil kaum disabilitas, NLR bisa mendampingi pelaku usaha.


NLR terbuka apabila ada pelaku usaha yang mencari profil disabilitas yang memang menjadi kebutuhannya. Mereka bisa menghubungkan pelaku usaha dengan kaum disabilitas. Dalam persiapan untuk mendampingi OYPMK juga bisa dilakukan. Pendampingan ini dilakukan untuk kaum disabilitas / OYPMK  memasuki dunia kerja.


Bagi kalian yang belum sempat nonton talk show kemarin, bisa cek live streaming via website kbr.id dan youtube Berita KBR. 



Semoga talk show ini bisa membuka ruang yang lebih luas lagi untuk orang-orang yang pernah mengalami kusta dan juga kaum disabilitas. Semoga juga bisa mewujudkan Indonesia Yang Inklusif. Wassalamualaikum.

Reading Time:

Minggu, 22 Agustus 2021

Mengenang Masa Kecil Ketika Ngemil Kue Jadoel Gandjelrel
Agustus 22, 2021 39 Comments

 


Assalamualaikum Sahabat. Terlahir di kawasan pecinan Kota Semarang bikin indera pencecap saya dimanjakan oleh jajanan dan masakan yang kaya rasa. Kalo bapak saya bilang, yang penting halal ayo dinikmati aja. Masa kanak-kanak saya memiliki pengalaman kuliner yang mengesankan. Hingga ketika usia dewasa diajak kulineran pun, lidah saya akan membandingkan rasanya bila menikmati masakan yang sama.


Kawasan pecinan memang surganya kuliner di Kota Semarang pada masa itu. Warga asli Semarang akan menjejakkan kakinya ke kawasan ini untuk menikmati kuliner yang khas dan jarang ada di kawasan lainnya di kota ini. Saya ngomongin kuliner sebelum tahun 2000an ya. Kalo sekarang kuliner enggak lagi didominasi kawasan tengah kota, karena udah menyebar di pinggir kota seiring kemajuan teknologi.


Salah satu jajanan yang hingga hari ini masih suka saya kangenin adalah bolu jadoel. Salah satunya adalah kue gandjel rel.


Bagi warga Kota Semarang dan mereka yang pernah berkunjug ke kota ini, tentu udah tahu dengan kue gandjel rel. Bentuknya khas dengan tekstur yang padat dan berwarna coklat cenderung gelap. Bagi kalian yang belum pernah menyicipi kue ini, yuk bayangkan dulu rasa dan rupanya dengan membaca tulisan ini lebih lanjut.


Sekilas Tentang Kue Gandjel Rel

Kue Gandjel Rel berbentuk kotak, berwarna cokelat dan bertabur wijen serta bercita rasa kayu manis. Kue ganjel rel memiliki tekstur yang padat, seperti kue bantat, dan agak sulit dikonsumsi. Kalian yang udah merasakan kue Gandjel Rel versi jadul akan menceritakan gimana buliran kue itu akan nyelip di sela gigi. Juga ada rasa lengket dari lapisan atasnya, yang bikin kue ini memiliki cita rasa khas. 


Namun tekstur kue yang padat ini menurut kata ahli kue justru bagus untuk pencernaan. Kue ini memang tidak lembut layaknya kue berbahan tepung teripu lainnya. Dan menikmati sepotong ukuran kecil pun udah bikin perut kenyang. Karena saat menelan potongan demi potongan kue dibutuhkan segelas air minum. Saya biasanya menyiapkan teh panas kental dan agak manis. Ahhh jadi kangen kan pengen ngemil kue yang seret dan bikin lengket di gigi ini, hehehee.


Jaman saya kecil, untuk menikmati kue gandjel rel cukup pergi ke pasar di kawasan pecinan. Bisa di pasar Gang Baru atau di Karang Kembang, pasar yang dekat dengan rumah masa kecil saya. Di lapak penjual jajanan biasanya mudah ditemukan kue seret ini.


Kue gandjel rel ini juga selalu menjadi rebutan masyarakat Semarang saat perayaan Dugderan. Yaitu tradisi menjelang pengumuman  awal bulan Ramadhan. Biasanya akan ada kirab yang dipimpin oleh Bupati Semarang yang biasanya diperankan oleh Walikota yang menjabat. 


Kue gandjelrel produk Toasty Deli
untuk Kirab Dugderan

Nah biasanya saat kirab ini akan dibagikan kue gandjel rel pada warga yang hadir. Tradisi ini selalu dinantikan karena hanya terjadi setahun sekali. Ribuan warga bahkan rela berdesakan untuk mendapatkan kue tersebut karena dipercaya mampu memperkuat diri ketika menjalankan ibadah puasa.


Saya sendiri lupa, apakah tradisi membagikan kue gandjel rel ini memang udah ada sejak masa lampau. Karena saya tidak pernah mendapatkan bagian dari pembagian kue tersebut. Saya memang rutin ke Dugderan saat anak-anak hingga usia sekolah. Tak lupa pasti nonton kirabnya karena kegiatan ini jadi keasikan tersendiri. Menanti pengumuman kapan mulai mengawali puasa ramadhan. 


Tapi begitu bekerja malah udah nggak pernah lagi ke Dugderan. Sementara untuk rebutan kue pun bukan kebiasaan saya dan keluarga. Apalagi harga kue gandjel rel yang dijajakan di lapak di pasar tradisional dekat rumah juga nggak mahal. Biasanya dijajakan dalam potongan kecil ukuran 3x4 cm, harganya sekitar 3.500 (tahun 2018). Harga kue gandjel rel saat saya masih kecil juga udah lupa berapa, tapi yang pasti harganya terjangkau.


Kue Gandjel Rel Toasty Deli



Satu hari seorang teman bercerita kalo di Semarang ada produksi kue gandjel rel dengan tekstur yang lembut dan tidak padat. Penasaran dong jadinya. Karena saya udah nyoba beberapa kue gandjel rel dari beberapa produsen dan masih ada rasa ngganjel di gigi, hihiii. 


Nah saya pun nyobain kue gandjelrel produk dari Toasty Deli. Apakah benar teksturnya lembut, enggak seperti kue jadoel yang saya kenal selama ini?


Pertama kali memegang kotak kue gandjelrel Toasty Deli, nggak sabar pengen bergegas menyicipinya. Kemasannya warna cream dengan bagian atas tertulis :

Toasted! Soft Gandjelrel Khas Semarang 

Cita Rasa Klasik Tempo Doeloe

Di bagian muka berupa motif batik dengan penjelasan seperti ini :

Gandjelrel adalah kudapan manis rasa rempah kayu manis, yang dinamakan oleh karena bentuknya yang menyerupakai rel kereta api. Toasted! Gandjelrel dibuat lebih empuk untuk menambah kenikmatan santapan kue klasik tempo dulu ini


Ahhh, karena saya sedang puasa, jadi ya hanya dipotong-potong dulu. Menjelang maghrib saya udah siapkan irisan kue gandjelrel beserta teh manis yang panas. Di rumah saya udah jadi tradisi untuk menyiapkan teh panas untuk berbuka puasa. Jadi begitu adzan maghrib berkumandang, kami serumah bergegas membatalkan puasa dengan teh manis dan seiris kue gandjelrel dari Toasty Deli.



Ternyata sesuai dengan yang disebutkan di atas, kue gandjelrel Toasty Deli ini teksturnya lembut. Kalo kalian udah pernah makan banana cake atau kue marmer, ya seperti itu lah teksturnya. Pantas aja kalo Toasty Deli mendeklarasikannya sebagai Soft Gandjelrel.




Cita rasa klasik dengan komposisi bahan yang terdiri dari campuran gula palem, telur, tepung terigu, gula, margarin, ada tepung pati jagung, rempah, kayu manis, pengembang dan susu. Terlihat sih dari bahan-bahannya merupakan pilihan hingga menciptkan kue yang lembut dan empuknya khas. 


Anak-anak saya selama ini nggak pernah mau makan kue gandjel rel jadul. Tapi ketika saya minta mereka cicipi kue dari Toasty Deli ini, langsung berubah pendapat. Mereka semua suka, karena rempahnya pas.




Nah yang paling bikin saya amazing itu, kue gandjelrel Toasty Deli ini memiliki kadar kolesterol hampir 0 di setiap potongannya. Saya rekomendasikan kue ini buat kamu yang diet kolesterol, aman untuk nyicipinya. Oia untuk harga kue gandjelrel ini 1 loyang adalah 35 ribu rupiah. 


Toasty Deli adalah sebuah small-team bakery yang mengedepankan nilai kebersamaan. Mereka memproduksi makanan dengan sepenuh perhatian. Dan pastinya akan bisa memberikan kehangatan dan menyatukan selera konsumen dalam setiap sajiannya. 


Bagi Toasty Deli produk yang disajikan nilainya harus cukup baik untuk dikonsumsi oleh keluarga mereka juga. Karena itu Toasty Deli memperhatikan segala aspek dari kualitas, nutrisi, higienitas dan keterjangkauan harga produknya.



Bagelen Toasty Deli

Hayooo siapa yang doyan banget ngemil bagelen? Nah, Toasty Deli juga memproduksi roti kering ini. Bagelen ini menjadi favorit saya sejak dulu, kue kering jadul yang pasti menjadi bekal di kost-an juga, hahahaa.


Dipatok dengan harga cuma 25 ribu rupiah satu kotaknya. Kemasannya warna unyu gitu. Dan ada penjelasan kalo bagelen merupakan produk homemade dengan resep keluarga sejak tahun 1967.


Roti kering renyah dengan aroma mentega, dipadu manisnya gula dan toping keju parut, merupakan perpaduan rasa klasik yang tak lekang oleh waktu. Dalam kemasan juga disarankan untuk menikmatinya bareng secangkir teh atau kopi. 




Ahhh saya sendiri kemarin menikmati roti kering bagelen dengan segelas teh kental panas dan agak manis. Hmmm, surga bangeeet pagi-pagi ngemil seperti ini tanpa memikirkan pekerjaan rumah. Ya iya lah karena semua pekerjaan rumah udah rampung sebelum saya menikmati bagelen yang renyah dan gurih ini.


Roti Manis Toasty Deli



Toasty Deli tentu saja tidak hanya memproduksi kue Soft Gandjelrel. Kemarin anak-anak saya juga sempat mencoba beberapa jenis roti manisnya. Mereka cepat banget mengambil beberapa jenis, hikss. Dan saya cuma kebagian satu yaitu roti isi daging asap yang rasanya gurih dengan campuran keju.


Anak-anak yang udah sering makan roti manis pun sepakat, bahwa roti produk Toasty Deli ini empuk dan enak. Ada juga roti sisir gula isiannya itu mentega dengan gula dan cukup banyaaakk. Jadi ingat kan saat masih usia SD, Bapak membuatkan saya roti ini untuk sarapan.




Untuk roti manis itu ada 20 varian rasa dengan harga mulai 5 ribu rupiah, murah kaaan. Varian rasa yang kami coba ada pisang keju, coklat, sisir klasik, dan kacang. 


Nah kalo kalian tinggal di Semarang bisa tuh menyambangi tokonya langsung. Toasty Deli terletak di kawasan perumahan di Semarang Barat, gampang ditemukan. 


Namun kalo kalian takut keluar rumah dengan kondisi pandemi sekarang, bisa kok pesan melalui whatsApp. Atau kalian juga bisa memesan di Shopee. Untuk pengantaran Toasty Deli menggunakan ojek online atau ekspedisi same day. Bila rumah kalian hanya berjarak 8 km, ada free delivery dengan minimal pembelian sebesar 50 ribu rupiah. Murah yaa.


Apakah saya akan membeli lagi kue gandjelrel dan teman-temannya ini? Oiya dong pastinya. Karena kemarin saya nggak kebagian roti sisir klasik dan kacang. Itu varian rasa favorit saya, sahabat. Anak-anak dan suami kok gercep banget ya mindahin roti ke perut mereka, wkwkwkk. Buka puasa Asyura kemarin kami udah kenyang makan kue dan roti. 


Ayok kita belanja kue gandjelrel dan roti kering bagelen dulu. Jangan sampai ketinggalan juga roti manisnya yang empuk. Sampai jumpa dalam cerita pengalaman nyobain kuliner khas Semarang berikutnya, Sahabat. Wassalamualaikum.


Toasty Deli Cake & Bakery

Jl. Padma Boulevard, Tambakharjo, Kec. Semarang Barat,

Kota Semarang

Telepon: 0878-7111-1044

Buka Senin-Sabtu Pukul 07.00-19.00 WIB

Reading Time:

Rabu, 18 Agustus 2021

Lowongan Kerja Surabaya di BUMN
Agustus 18, 2021 33 Comments

 


Assalamualaikum Sahabat. Di Surabaya, persaingan dalam mencari lowongan pekerjaan bisa terbilang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan jumlah muda-mudi yang baru saja lulus sekolah atau kuliah terus bertambah setiap tahunnya. 


Terlebih lagi, Surabaya juga termasuk dalam kota yang maju sehingga banyak industri atau perusahaan yang berdiri disini. 


Salah satu jenis lowongan pekerjaan yang selalu menjadi idola adalah bekerja di BUMN. BUMN merupakan singkatan dari Badan Usaha Milik Negara yang dalam menjalankan usahanya mempunyai saham terbesar menjadi milik negara. 


Adanya perusahaan BUMN ini diharapkan mampu mewujudkan sebuah kesejahteraan untuk masyarakat dari berbagai sektor. 


Nah, berikut ini disajikan informasi mengenai 5 lowongan kerja Surabaya di BUMN yang mempunyai banyak peminat:


PT. Pertamina

PT. Pertamina menjadi langganan pertama untuk para fresh graduate dalam mencari pekerjaan. Hal ini dikarenakan Pertamina selalu membuka lowongan setiap tahunnya, dan biasanya lowongan tersebut membutuhkan jumlah personil yang cukup banyak. 


Sebagai salah satu bagian dari BUMN, tentu saja Pertamina menerapkan beberapa standar penting untuk para calon karyawannya. Salah satunya dengan pendidikan minimal SMA/SMK/Sederajat. 


Tidak hanya itu, para pelamar harus mampu untuk menyelesaikan beberapa tes yang diajukan oleh pihak perusahaan. Untuk gajinya, karyawan pertamina bisa mendapat upah minimum sekitar 1,9 juta (belum termasuk tunjangan). 


PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) 

Perusahaan BUMN yang selanjutnya dan cukup banyak diminati adalah Perusahaan Listrik Negara atau yang lebih dikenal dengan nama PLN . 


picture by DTCP PLN

Bergerak di sektor energi, PLN telah mempunyai setidaknya 11 anak perusahaan. Sehingga, perusahaan ini selalu membutuhkan tenaga kerja baru di setiap tahunnya. 


Untuk dapat bekerja di PLN, para pelamar harus melengkapi sejumlah berkas dan persyaratan yang dibutuhkan. 


Kualifikasi yang biasa dibutuhkan dimulai dari tamatan SMA se-derajat. Jika berhasil direkrut, nantinya para pegawai PLN akan diberi gaji minimum sekitar 2,5 juta. 


PT. Pegadaian

picture by Berita Satu


Salah satu perusahaan BUMN yang sering membuka lowongan kerja setiap tahun adalah PT Pegadaian. Bergerak di sektor keuangan, Pegadaian menjadi satu-satunya perusahaan di Indonesia yang punya izin resmi untuk melakukan kegiatan penyaluran dana ke masyarakat dalam bentuk gadai. 

Sama seperti perusahaan BUMN lainnya, Pegadaian juga menerapkan beberapa kualifikasi. Salah satunya pendidikan standar minimum yakni SMA/SMK se-derajat. Untuk besaran gaji, karyawan pegadaian bisa mendapatkan upah minimum sekitar 1,4 juta. 


PT. Kimia Farma

BUMN juga mempunyai perusahaan yang bergerak dibidang farmasi yakni PT Kimia Farma. Menjadi salah satu perusahaan yang tertua, sangat tidak mengherankan jika kini anak perusahaan Kimia Farma telah banyak tersebar di seluruh daerah. 

Hal itu tentu sangat bermanfaat untuk masyarakat, khususnya mereka yang mencari pekerjaan. Kimia Farma menyediakan berbagai posisi pekerjaan dengan kualifikasi minimal tamatan SMA/SMK. Untuk gaji, perusahaan ini menawarkan upah minimum setara dengan UMK masing-masing daerah yakni sekitar 2 juta. 


PT. Pos Indonesia

picture by Pikiran Rakyat


PT Pos Indonesia adalah perusahaan BUMN yang bergerak dibidang pengiriman, baik itu surat maupun barang. Perusahaan yang satu ini sudah mempunyai banyak anak perusahaan di seluruh Indonesia dan selalu membuka lowongan setiap tahunnya. 


Untuk bisa menjadi pegawai disini, PT Pos Indonesia menerapkan beberapa standar kualifikasi. Misalnya saja, pendidikan minimal yang bisa diterima yakni SMA se-derajat. Jika berhasil direkrut, karyawan akan mendapat upah minimum sekitar 1,5 juta dan belum termasuk tunjangan atau insentif lainnya.


Nah gimana nih sahabat, kalian ingin mengajukan lamaran kerja di mana? Tetap semangat untuk mewujudkan impian kalian bekerja di mana pun yang diinginkan. Semoga bermanfaat. Wassalamualaikum.

Reading Time:

Rabu, 04 Agustus 2021

Nutrisi Anlene ACTIFIT 3X dan GOLD 5X Lebih Dari Susu, Agar Tetap Sehat Sampai Tua
Agustus 04, 2021 58 Comments

 


Assalamualaikum Sahabat. Pernah mendengar ungkapan, Tua itu pasti namun sehat itu pilihan? Pernah dong ya, karena saya pun udah mendengar ungkapan ini sejak masih usia dua puluhan. Usia ketika kita merasa tubuh baik-baik saja dan merasa sehat. 


Namun usia segitu juga kayaknya banyak yang masih suka makan makanan apa aja. Masih juga ditambah jarang olah raga, jarang bergerak, cuma rebahan nonton film atau drakor, hahahaa.


Jadi ketika diajak gabung oleh Ibu-Ibu Doyan Nulis dalam event Community WEBINAR Launching Anlene Actifit 3X & Gold 5X, saya hepi dong. Berasa akan bertemu dengan pasangan setia a.k.a susu Anlene, yang menemani saya selama ini menuju usia emas. Eh, saya masih terlihat muda kan meski udah 50 plus 😂 Iyain aja ya sob, agar hati bahagia. Hahahaa.




Bersama member komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis, ada juga member dari PERWATUSI (Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia) dari berbagai kota. Senang ya bisa berkumpul virtual sambil mengikuti kegiatan yang positif. Bersama orang-orang yang peduli dengan kesehatan dirinya dan keluarga. Ya, self care itu penting. Peduli dengan tubuh kita dulu sebelum mengurus keluarga. Kalo tubuh kita sehat, insyaa Allah mengurus keluarga juga lancar. Ye kaaan?!


Saya udah sejak usia tiga puluhan awal lebih peduli dengan kesehatan tubuh. Terutama sejak melahirkan anak kedua dan merasa kekuatan tubuh udah tidak sama saat hamil anak pertama ketika usia masih 28 tahun. Bagi saya mengubah gaya hidup sedari muda merupakan self care. Saya udah mulai memilih lebih banyak konsumsi sayur dan buah. 


Pada usia 34 pula saya udah memiliki kecemasan bagaimana nanti saat usia emas, apakah tulang saya masih kuat untuk berjalan dan beraktivitas. Ini yang membuat saya mulai rajin olah raga dan memilih aktivitas jalan kaki tiap pagi di lingkungan perumahan. 


Saat ini usia saya udah 53 tahun, dan tetap bisa beraktivitas di rumah untuk mengurus keluarga. Menyiapkan menu masakan, melakukan kegiatan hobi yang menyenangkan dengan berkebun di teras, dan berkreasi bikin jajanan. Namun karena pandemi pula saya nggak berani jalan kaki keluar rumah. Akibatnya saya sering mager dan kurang bergerak aktif. Apalagi sebagai content writer, saya lebih banyak duduk. 


Beruntung kan ikut webinar yang sarat informasi keren sekaligus ikut bergerak saat sesi Gentle Yoga. Acara dipandu host Tommy Prabowo, yang menyapa ramah peserta dan sesekali disisipi celetukan lucu, yang menerbitkan senyum bahkan tawa. Tommy juga mengajak peserta untuk aktif selama mendengarkan sharing dari beberapa narasumber. Nantinya peserta diberikan kesempatan untuk bertanya pada narasumber.




Narasumber dalam Webinar Launching Anlene Actifit 3X & Gold 5X :

1. Rhesya Agustine – Marketing Manager Anlene, PT Fonterra Brands Indonesia

2. Haryadi Raharjo – Scientific and Nutrition Manager, PT Fonterra Brands Indonesia 

3. Liliyana Natsir – Peraih Medali Emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016

4. Olahraga (Yoga Conditioning) bersama Amanda Lasning, Instruktur Yoga Bersertifikat.


Aktif Bergerak Meski di Rumah Saja Dengan Gentle Yoga

Nah sebelum sesi ngobrol bareng narasumber, Tommy Prabowo mengajak peserta untuk bergerak aktif dalam sesi Yoga. Adalah Mbak Amanda Tasning, instruktur Yoga Bersertifikat akan membimbing peserta webinar mengikuti gerakan Gentle Yoga. 

Yoga bersama mbak Amanda

Senang ya bisa bergerak, mencari keringat, bersama teman-teman peserta namun tetap di rumah masing-masing. Terus terang saya udah lama banget nggak jalan kaki tiap pagi. Terutama sejak varian delta menyebar di lingkungan perumahan. Olah raga di rumah mana asik? Saya lebih suka jalan kaki memutari sungai dan taman dekat rumah, sekitar 3 km PP lah. Dan itu bisa bikin keringat saya keluar. 


Namun saat webinar kemarin saya terkesan dengan gerakan Gentle Yoga yang diajarkan mba Amanda. Gerakannya sederhana namun mampu membuat keringat membasahi seluruh tubuh. Dan yang tak kalah penting, tubuh kaku saya perlahan mulai terasa nyeri. Meski begitu saya nggak kapok. 


Hari berikutnya saya putar lagi video di channel YouTube Anlene di bagian mbak Amanda membimbing Gentle Yoga. Saya bergerak kembali mengikuti semua gerakannya. Beda dengan hari pertama, hari kedua itu saya merasa tubuh udah mengenali gerakan. Memang saya merasakan kalo rutin bergerak minimal 30 menit sehari selama lima hari dalam seminggu, tubuh terasa bugar. Nggak gampang lelah dan sakit, terutama sekarang kondisi pandemi ini. Bergerak aktif itu penting banget sebagai bentuk self care untuk tubuh kita. 


Tip dari instruktur Yoga, Mbak Amanda : 

Listen to your body atau dengarkan badan kalian. Caranya adalah perhatikan napas kalian. Kalo udah mulai ngos-ngosan pasti akan terasa. Mungkin ada gerakan yang susah dan kalian menahan napas. Seharusnya kalian tetap bernapas saat melakukan gerakan yoga. Sesuaikan gerakan yoga dengan kemampuan tubuh masing-masing dan harus diawali dengan peregangan.


Nah olah raga atau bergerak bebas udah nih. Tapi tubuh kalian masih butuh nutrisi yang berkualitas untuk mendukung kebutuhan kebebasan untuk bergerak. Seperti yang dituturkan oleh Mas Tomy, bentuk self care selain bergerak aktif adalah dengan memberikan nutrisi yang berkualitas. 


Mas Tommy pun mengajak peserta untuk mengobrol dengan narasumber yang sudah bersiap, tak kalah semangat dengan peserta.



Nutrisi Yang Lebih Dari Susu, Anlene Actifit 3X dan Gold 5X

Rhesya Agustine – Marketing Manager Anlene, PT Fonterra Brands Indonesia menjadi narasumber pertama setelah sesi Gentle Yoga. Mbak Rhesya menjelaskan bahwa Anlene udah dua dekade hadir di tengah masyarakat Indonesia dan selalu konsisten berkomitmen inovasi dari sisi produk. Dan juga tetap memberikan platform untuk menginspirasi dengan mengajak masyarakat untuk aktif bergerak. 


Dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2016, orang Indonesia paling malas bergerak. Disebutkan dari 10 orang, ada 3 orang selama 6 jam dalam sehari nggak ngapa-ngapain. Dan itu tidak baik untuk kesehatan alat gerak kita. Jadi kalo pengen bisa tetap bergerak dari hari ini sampai di usia emas, namun tetap bisa menikmati hidup yang bermakna, kita harus menjaga keaktifan bergerak.


Mba Rhesya mengenalkan Anlene yang terbaru yang menjadi partner nutrisi harian untuk orang dewasa. Anlene lebih dari susu dapat dikonsumsi usia dewasa. Anlene mengenalkan Anlene Actifit 3X menjaga kekuatan tulang, kelenturan sendi, dan energi sepanjang hari. Sementara Anlene Gold 5X bantu menjaga kekuatan tulang, kelenturan sendi, dan energi sepanjang hari, rendah kolesterol dan tanpa penambahan gula jadi aman dari risiko kesehatan terkait usia.


Nah, para ibu dan ayah yang memiliki anak balita aktif, butuh nutrisi harian dari Anlene lebih dari susu. Jadi si ayah masih kuat mengangkat anaknya di atas bahu, main ala barongsai misalnya. Ibu pun juga enggak mengeluh saat mengangkat anaknya saat ingin digendong karena kepadatan tulangnya udah terbentuk dari kalsium yang ada dalam Anlene.



Lebih jauh mba Rhesya menjelaskan bahwa dari tahun 2002, Anlene udah bekerjasama dengan keliling Indonesia ke beberapa kota. Anlene mengadakan acara untuk mengajak warga kota bergerak. Rekor Anlene di satu kota adalah mengajak 20 ribu orang untuk bergerak dengan semangat. Selama seminggu Anlene pasang poster untuk yang berisi ajakan pada masyarakat untuk tetap bergerak aktif.


Kemudian pandemi datang, Anlene tetap mengajak orang untuk bergerak meski di rumah. Dan terakhir berkolaborasi dengan Liliyana Natsir atau akrab disapa Ci Butet. Programnya adalah Anlene menjadi atlet di rumah, pas banget ya dengan PPKM yang sekarang udah tambah ketat. Artinya semua orang harus jaga diri supaya bisa menjaga orang tersayang.


Ini yang dilakukan Anlene dengan mengadakan menjadi atlet di rumah, sekaligus untuk menyemangati atlet yang berlaga di Tokyo. Secara fisik kita nggak bisa hadir di sana. Namun secara spirit kita bisa mengirimkan suport dengan menjaga semangat atlet-atlet berlaga di sana.


Dua hal bahwa untuk menjaga kebebasan bergerak hari ini dan nanti yaitu, nutrisinya harus cukup, bergeraknya juga harus cukup. Namun supaya bergeraknya bisa maksimal kita harus memastikan badannya harus cukup nutrisi. Pastikan juga pilih yang nutrisinya sempurna dan sesuaikan kebutuhan tubuh masing-masing.


Berikutnya adalah sharing dari Bapak Haryadi Raharjo atau akrab disapa Pak Adi. Beliau adalah Scientific and Nutrition Manager, PT Fonterra Brands Indonesia.


Anlene Actifit 3X hadir untuk mendukung masyarakat aktif dan bertenaga sepanjang hari. Anlene Actifit 3X dengan formula Movemax mengandung nutrisi lengkap untuk dewasa. 



Berikut ini Kandungan Anlene Actifit 3X :

- Kalsium tinggi untuk mendukung kepadatan tulang yang kuat 

- Kolagen plus vitamin C untuk mendukung kelenturan sendi, 

- Protein dari susu yang berkualitas tinggi

- Vitamin B6 untuk memenuhi fungsi otot agar tetap aktif dan berenergi sepanjang hari




Untuk Anlene Gold 5X formula Movemax mengandung nutrisi superior untuk dewasa. Kandungannya ada apa aja? Yuk cek di bawah ini :

- Kalsium tinggi untuk mendukung kepadatan tulang yang kuat

- Kolagen plus Vitamin C untuk mendukung kelenturan sendi

- Protein dari susu berkualitas super 

- Kandungan kolesterol yang rendah

- Sumber kalium dan vitamin B6 untuk resiko kesehatan terkait usia, serta tidak ada tambahan gula.

Anlene Gold 5X bebas resiko masalah kesehatan terkait usia seperti kolesterol tinggi, darah tinggi, diabetes yang merupakan faktor resiko utama penyakit jantung koroner dan stroke. 


Jadi Atlet di Rumah, Ngobrol bareng Liliyana Natsir

Liliyana Natsir atau akrab dipanggil Ci Butet, menjelaskan sebagai self care memang harus bergerak aktif. Untuk menjaga kekuatan tulang, kelenturan sendi. Kadang-kadang saat mengambil barang di tempat tinggi, ada otot yang kaget karena jarang digunakan untuk bergerak aktif.


Apalagi sejak pandemi, kita kebanyakan duduk nonton TV atau YouTube. Atau sebagai blogger, saya kadang lupa waktu saat mengetik di depan laptop. Kalo ingat baru deh berdiri tiap satu atau dua jam sekali untuk keluar rumah di teras aja. Menatap tanaman di rak yang sengaja saya letakkan di teras depan rumah untuk menyaring udara kotor dari jalan.


Ci Butet bercerita gimana dia pun kadang butuh bergerak aktif. Ketika dia mengisi waktu dengan nonton pertandingan lewat layar kaca, mendadak berdiri akan terasa tegang atau kram otot. Jadi investasi untuk kesehatan masa depan itu penting. Dan mengonsumsi nutrisi yang tepat untuk kesehatan tulang, sendi dan otot itu sama pentingnya.  


Self care dari diri sendiri dan kalo bisa menginspirasi orang di sekitarnya, membuat Ci Butet peduli dengan nutrisi susu tambahan yang udah dikonsumsinya sejak masih aktif sebagai atlet.

Contoh video kompetisi untuk #JadiAtletDirumah
bisa dilihat di instagram @anlene_indonesia

Ci Butet menyarankan untuk masyarakat umum agar tetap berolahraga di rumah. Yang disarankan adalah berlari, berjalan, dan melompat dengan pemanasan di kaki. 


Untuk pemula jangan terlalu semangat atau menggebu-nggebu. Mulai dengan gerakan yang ringan-ringan aja selama beberapa menit misal 5 menit dulu. Nanti ditingkatkan bertahap jadi 10 menit. Durasinya perlahan ditingkatkan dengan konsistensi. Dilakukan setiap hari dengan konsisten dan durasinya ditingkatkan.


Tips dari Liliyana Natsir :

Karena kondisi pandemi dan PPKM, Lilyanan mengkondisikan olah raga di rumah. Disesuaikan aja dengan situasi di rumah, tidak harus tempat yang luas. Di rumah aja itu bukan berarti tidak mengikuti aktifitas maksimal. Dari rumah bisa untuk menyemangati altet olimpiade di Tokyo. Ayo bergerak lebih untuk diri sendiri dan menginspirasi masyarakat luas.


Dalam kesempatan itu, Liliyana Natsir dan Anlene mengajak masyarakat untuk ikut kompetisi virtual melakukan gerakan berlari, berjalan, dan melompat. Jangan sampai ketinggalan kompetisi #JadiAtletDiRumah pada 23 Juli 2021 - 8 Agustus 2021. Ada banyak kesempatan kalian untuk memenangkan hadiah menarik.


Cara mengikuti kompetisi sebagai berikut :

  • Follow Instagram @anlene_indonesia
  • Membuat video gerakan olahraga Berlari, Berjalan, atau Melompat saat di rumah saja.
  • Upload video tersebut di Instagram feed masing-masing, dengan menggunakan hastag #JadiAtletDirumah #PilihYangLebih dan #LebihDariSusu
  • Pastikan produk Anlene terlihat dalam video juga ya (bisa lihat gambar yang saya sertakan di atas)
  • Jangan lupa juga tag @anlene_indonesia dan mention 5 teman kamu untuk ikutan kompetisi ini.
Ada hadiah menarik yang bisa kamu menangkan, seperti vouche Tokopedia senilai 300 ribu rupiah untuk satu pemenang, voucher Indomaret 100 ribu rupiah untuk 3 pemenang, dan hadiah eksklusif dari Anlene untuk 3 pemenang. 

Untuk info lebih lengkap, kamu bisa melihat di instagram @anlene_indonesia ya.


Anlene juga menyediakan pemeriksaan mobilitas gratis pada http://anlenemovecheck.com/ dengan mengikuti Kuis Pemeriksaan Gerakan Anlene, alat sederhana yang dikembangkan khusus untuk menilai mobilitas dengan melakukan gerakan fisik sederhana.


Anlene GOLD 5X dan Actifit 3X sudah bisa didapatkan di minimarket terdekat seperti Indomaret, Alfamart, Alfamidi. Sementara ini karena sedang PPKM, lebih baik belanja online juga bisa dan udah tersedia di Tokopedia. Hayuk lah borong Anlene buat persediaan pemenuhan nutrisi kalsium. Tinggal kalian pilih sesuai kebutuhan ya.



Di rumah saja kalian bisa tetap produktif bekerja atau berkarya. Jangan lupa juga tetap bergerak seperti yang dituturkan oleh Ci Butet, bebas pilih gerakan yang paling kalian mampu. Atau bisa juga memilih yoga seperti yang udah diajarkan oleh Mbak Amanda. Sesuaikan gerakan dengan kemampuan tubuh kalian. Yang penting adalah bergerak dengan konsisten. Sehingga tubuh menjadi lebih sehat meski di rumah saja. Yuk sobat konsisten bergerak aktif meski di rumah aja, wassalamualaikum.

Reading Time: