My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Jumat, 26 Juli 2024

Keseruan Fun Forest Healing Bersama PMI di Hutan Wonosari Mangkang Semarang
Juli 26, 2024 2 Comments
Assalamualaikum Sahabat. Suara ranting yang saling bersentuhan memperdengarkan musik alam nan merdu. Sesekali suara daun kering bergemerisik saat sepatu saya menimpanya dalam perjalanan di tengah hutan pohon jati. Suara burung mencericip, seakan menjadi pelengkap irama ayunan langkah kaki. 

Kadang kita butuh diam saat melangkah pelan di tengah hutan, tidak perlu memusingkan sesuatu, menikmati suasana dan fokus pada suara-suara di sekitar kita. Masalahnya bagi warga kota besar, sangat sulit menemukan hutan kota. Karena kondisi sekarang ini kota besar lebih banyak memiliki gedung dibanding hutan kota. 

Kota Semarang terkenal memiliki matahari yang terik apalagi kalo motoran dan terpaksa mesti berhenti di lampu bangjo. Bahkan ada yang suka bercanda kalo kota tercinta ini punya lima matahari. Bener sih terutama akhir-akhir ini saya udah malas benget keluar rumah kalo nggak ada urusan penting. Pengennya ngadem aja di rumah. Atau sekalian aja keluar rumah mencari tempat yang banyak pohon plus sungai dangkal dengan air jernih. Pengen ngadem banget ya Allah.

Eh tiba-tiba saya dapat info kalo ada hutan yang masih masuk kawasan Kota Semarang. Wihh penasaran dong di mana lokasi hutan di Kota Semarang yang masih terjaga kelestariannya. 

Pembekalan Bagi Peserta Fun Forest Healing

Sabtu, tanggal 20 Juli 2024 saya dan teman-teman blogger Gandjel Rel berkesempatan ikut kegiatan Forest Therapy and Fun Forest Healing bersama PMI Semarang. Selain blogger, ada juga peserta dari duta kemanusiaan dan tim kesehatan PMI. Seru juga karena jumlah peserta ada sekitar 30 orang, dari usia anak sekolah SD sampai kami yang udah nyaris pra lansia. 

Entah kenapa pagi itu terjadi drama saat saya berangkat diantar paksuami. Ceritanya kami udah sampai dekat dengan masjid Agung Jawa Tengah (dekat rumah kami), eh saya ingat kalo HP tertinggal di rumah. Balik lagi dong ke rumah yang jaraknya nggak sampai 5 menit. Duhhh, udah berangkat gasik juga jadi gagal kalo ada drama seperti ini. 

Bersyukur saya tiba di Klinik Utama PMI Kota Semarang tempat titik penjemputan sekitar pukul 6.30 WIB. Klinik yang juga menjadi Markas PMI Kota Semarang ini letaknya Jl. MGR Sugiyopranoto No 35 Semarang. Selisih satu gedung dari Klinik Utama, merupakan kantor PMI yang juga dijadikan untuk warga mendonorkan darah. 

Peserta yang sudah hadir diminta untuk registrasi dan cek tekanan darah. Saya sempat kaget karena tekanan darah saya 137/78, yang atas agak tinggi. Apakah karena saya sempat lari-lari dari pintu depan hingga ke dalam gedung, hehehee.

Setelah seluruh peserta lengkap, kami pun berangkat menggunakan armada yang udah disediakan oleh koordinator acara. Ternyata lokasi Hutan Wonosari Mangkang itu nggak jauh, waktu yang kami tempuh nggak sampai satu jam.

Rombongan tiba di base camp di hutan Wonosari Mangkang. Ada Ibu Ratna (Sekretaris PMI Kota Semarang), menyambut dan mengajak peserta masuk ke base camp. Bangunan sederhana yang menjadi tempat pembekalan peserta.

Dari ki-ka : dr. Awal, Dr. Hendro, Bu Ratna

Bu Ratna secara ringkas menjelaskan bahwa PMI memiliki unit usaha seperti pembuatan batako dan pupuk. Rencananya juga akan dibuat kolam pemancingan di depan basecamp.

Sebelum kegiatan dimulai, kami mendengarkan sambutan dari Ketua PMI Kota Semarang Bp. Dr. dr. Awal Prasetyo, M.Kes, Sp. THT-KL, MM (ARS). 
PMI tidak hanya berurusan dengan donor darah atau transfusi saja. Tetapi PMI juga membantu pemerintah Indonesia di bidang sosial kemanusiaan, antara lain menangani bencana atau musibah, membantu pelayanan kesehatan dan sosial pada masyarakat dan tugas-tugas kemanusiaan lain.
Lebih lanjut dijelaskan pula oleh dr. Awal bahwa menurut WHO, kesehatan itu dipengaruhi oleh 3 aspek, yaitu fisik, psikis, dan sosial. Ketiga hal ini harus seimbang termasuk aspek sosial yang ada relasinya dengan lingkungan sekitar. Seseorang yang udah mengalami ujian berulang kali, akan menanggapi biasa ketika mendapat ujian lagi. Ini aspek psikis yang tidak semua orang memiliki ketangguhan yang sama. 

Timbulnya berbagai masalah pada aspek psikis ini yang menjadikan kesadaran munculnya niat mengadakan kegiatan forest therapy. Untuk yang pertama ini bisa disebut Fun Forest Healing sesuai dengan tema PMI tahun ini yaitu Humanity For Greenlife.

Kemudian ada pembekalan singkat tentang Forest Therapy dari Dr. Hendro Prabowo, S.Psi. Beliau adalah praktisi Forest Therapy sekaligus psikolog dari Universitas Gunadarma Jakarta. Dr. Hendro menjelaskan betapa pentingnya memberikan perhatian dengan sengaja yang sedang dilakukan saat ini atau disebut 'present moment'. Kesadaran 

Selama ini kalo kalian pergi ke tempat kerja atau kampus atau kemana pun, naik motor atau mobil, kayak auto pilot. Kayak naik motor dan nggak sampai beberapa lama kok udah tiba di tempat tujuan. Loh tadi di jalan ketemu apa aja? Mungkin jarang kalian perhatikan. Karena kebutuhan untuk tiba di tempat tujuan secepatnya dengan alasan takut terlambat melakukan sesuatu.

Dari sini dr. Hendro mengingatkan agar peserta tidak memikirkan hal-hal di luar kegiatan, nikmati proses berjalan di hutan, dengan langkah pelan, dengan menggunakan 5 panca indra (sentuhan, penglihatan, pendengaran, penciuman, dan perasa) plus 1 yaitu insting. 

Sarapan Sehat dan Nikmat 

Telinga saya mendengarkan penjelasan terapis namun mata ini terpaut pada sosok ibu yang membawa senampan penuh isi pisang rebus. Ahhh perhatian saya teralihkan, Sahabat.

Tidak hanya pisang rebus, namun juga ada singkong rebus, kimpul, kacang, serta minuman bir pletok dan teh panas. Cemilan sehat ini rupanya disediakan ibu-ibu Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT).


Saya pun mengambil pisang dan bir pletok. Pisang rebus memiliki manfaat kalium yang alami dan bagus untuk tubuh. Bir pletok menghangatkan tubuh dan bermanfaat untuk pencernaan. Makan satu buah pisang rebus terasa kurang hingga saya pun mengambil singkong rebus. Ahhh, hati saya lumer karena tekstur singkong yang mempur (lembut/empuk).

Kalo ingin kenyang memang harus ngambil singkong atau pisang lagi, tapi nanti malah ngantuk jadinya. Saya pun mengambil tiga buah kacang rebus dan mengupasnya. Cukup deh untuk pengisi perut sebagai bekal jalan di hutan pagi ini.

Apalagi tak berapa lama setelah sesapan terakhir bir pletok, koordinator mengatur rombongan peserta menjadi dua kelompok. Karena blogger ada 8 orang, kami pun dibagi menjadi 4 orang untuk masing-masing kelompok. 

Dan,  perjalanan menembus hutan pun dimulai...

Mindful Walking

Saya, mbak Tanti, Mbak Farida Pane, dan mbak Ika masuk dalam kelompok 1 yang didampingi terapis Mas Rahman dan mba Ninik. Selain kami berempat ada juga peserta lain dari duta kemanusiaan, dan SIBAT.

Sebelum mulai perjalanan, kami sudah diminta untuk tidak membawa beban, seperti tas bahkan HP. Maksudnya agar kami benar-benar berjalan dengan langkah ringan dan santai. Terapis juga mengingatkan agar kami tidak bertanya tentang tujuan perjalanan ini sejauh apa, finishnya di mana, dan jarak tiap pos kira-kira berapa meter.

Kami diajak menyusuri jalan setapak di hutan jati Wonosari Mangkang dengan menerapkan mindful walking. Kami berjalan dalam diam, kami tidak saling berbicara, namun merasakan setiap pijakan kaki yang bersentuhan dengan tanah, batu, daun kering, dan benda yang ada di jalan. 

Saat mulai masuk ke dalam hutan jati, mulai terasa kesejukannya dari angin yang berhembus. Suara daun dan dahan yang bergerak menimbulkan desau ritmis khas hutan. Suara fauna mengiringi langkah kami pagi itu, entah suara burung, unggas, atau serangga hutan. Kesemuanya itu menjadi satu alunan khas alami yang hanya dimiliki oleh hutan.

Selama ini karena tinggal di kota, jarang banget kan nemu daun kering dari pohon berukuran besar seperti jati atau trembesi.. Jadi saat fun forest ini saya seperti anak kecil, suka banget saat mendengarkan kaki saya menginjak daun kering. Suara yang muncul akan berbeda tergantung tingkat kekeringan daun.

SILENCE

Ada percabangan di depan mata, ketika mas Rahman menjelaskan tentang tumpukan sampah organik yang menarik minat kami. Ternyata ini bukan sampah biasa. Namun sampah yang berasal dari tulang daun jati itu bernilai ekspor. Iya, daunnya digunakan untuk pakan ternak. Sementara tulang daun dijadikan kompos namun melalui proses yang cukup lama. Kondisi sampah tulang daun jati, masih berusia beberapa bulan, jadi masih panas dan tidak layak dijadikan kompos. 



Di dekat tumpukan kompos itu pula kami membentuk lingkaran dan melakukan silence. Oleh terapis/pendamping, kami diminta mengatur napas tanpa terburu-buru. 

Kami diajari untuk bernafas menggunakan perut dengan penuh kesadaran. Caranya dengan menarik nafas perlahan melalui hidung hingga perut mengembang. Posisi ini dilakukan sambil merentangkan kedua lengan ke samping lalu ke atas. Masih dalam proses menahan nafas beberapa saat, dengan perlahan melepaskan nafas melalui mulut.

Saat mata terpejam ternyata berpengaruh pada  suara alam yang tertangkap indera pendengar. Suara alam lebih intens, ada cericip burung, gemeresik daun yang bersentuhan dengan angin, serangga yang tak lagi ada di kota, terdengar jelas. Suara yang bikin jiwa saya tenang, hati terasa damai.


Tree Hugging

Saat melanjutkan perjalanan, kembali kami berjalanan dalam diam. Tiba lah kami di percabangan jalan berikutnya dan kaki saya terhenti. Indera penglihatan saya menangkap satu area di sisi kiri jalan yang nampak berbeda di hutan jati ini. Suasana di area itu terlihat lebih rimbun. Pepohonan trembesi yang dikenal sebagai tanaman yang mampu menyimpan air terlihat udah cukup tua. Beberapa pohon ada tanaman yang menempel, seperti anggrek hutan dan tanaman merambat lainnya. Lumut juga terlihat menempel di sebagian batang dan dahan. 

Rasanya area itu seperti hidden gems yang memanggil saya untuk mendatanginya. Saya pun bertanya apa tempat ini boleh kami singgahi, atau harus di tempat lain sesuai panduan? Ternyata pendamping kami mengatakan boleh aja kalo ingin singgah di sini. Ah senangnya, saya pun berjalan memasuki area lahan yang menjadi tempat trembesi tumbuh dengan kokoh.

Pendamping pun meminta kami melakukana tree hugging, yaitu memeluk salah satu pohon yang ada di sana. Saya memilih pohon yang berbatasan dengan area hutan seberangnya. Sepertinya ada selokan dan aliran air yang tidak terlihat. Tapi pendamping kami juga bercerita kalo kawasan dekat dengan tanaman trembesi itu terdapat sumber air.

Saat tubuh saya menempel di batang pohon, ada kekuatan untuk lebih mendekat. Wajah saya makin menempel dan tak terasa kalo ada semut di atas kepala saya yang tengah menyusuri batang pohon. Lapisan kulit kayu yang kasar tidak saya rasakan. Dengan mata terpejam, saya justru merasakan kedamaian. 

Mendadak ada suara angin yang cukup kencang di kawasan hutan di belakang tubuh saya. Terasa udara yang sejuk menyelimuti tubuh. Ahhh ini bukan lah pohon pertama yang saya peluk seumur hidup saya. Namun berbeda ketika mata terpejam dan merasakan kedamaian hutan ini secara mindful.


GROUNDING

Oleh pendamping yaitu Mas Rahman, kami diajak menuju aliran air yang katanya berasal dari curug di hutan ini. Wihhh saya yang anak kota dan selalu rindu bermain air di sungai kayak menemukan wahana baru.

Meski awal berangkat saya nggak tertarik bila nanti masuk ke sungai, tapi pemandangan di depan mata ini nggak boleh dilewatkan. Saya pun melepas sepatu dan kaos kaki, kemudian melangkah perlahan menuju sungai yang jernih airnya. Yup kami melakukan grounding atau bersentuhan langsung dengan bumi.


Mas Rahman menyarankan kami menikmati suasana di sungai. Kami diminta merasakan air yang dingin dan benda yang ada di dasar sungai. Rasanya jadi enggan beranjak dari kesegaran air yang berasal dari sumber mata air di hutan ini. Namun perjalanan belum usai.

Mindful Sitting

Kami mulai berjalan lagi. Karena ribet bila harus mengenakan kaos kaki dan sepatu, saya pun melanjutkan grounding. Tak berapa lama pendamping menyarankan kami berhenti dan duduk dengan posisi senyamannya.

Kami duduk dengan tenang dalam jarak yang tetap terpisah. Oleh pendamping kami diajak merasakan angin yang berhembus, suara burung, dan aroma hutan dengan mata terpejam. Kami juga diajari cara mengatur napas, seperti yang kami lakukan sebelumnya saat SILENCE. Selama proses mindful sitting itu, pendamping memberikan pendalaman materi yang bisa jadi bahan renungan. Seperti penerimaan diri, ikhlas, dan sabar setiap menemukan masalah.


Usai melakukan mindful sitting, kami melanjutkan perjalanan. Oia selama menyusuri jalanan di dalam hutan, sejak awal peserta tidak diperkenankan bertanya tentang pos 1 - 5. Kami hanya diminta menikmati proses perjalanan, tidak memaksakan jalan cepat, bernapas dengan teratur, sehingga tidak merasa lelah ataupun ngos-ngosan.

Kadang istirahat tak lebih dari dua menit. Kebetulan pula di tengah perjalanan kami menemukan sebatang pohon yang roboh. Ahhh rasanya nyaman kalo kami duduk sejenak sambil tetap mendengarkan suara-suara dari hutan.


Istirahat cukup sejenak. Kami melanjutkan perjalanan menuju curug. Membayangkan kata curug, semangat makin menyala. Namun kami tetap mempertahankan langkah perlahan, tak perlu tergesa-gesa.

Dari posisi yang agak tinggi kami berjalan beriringan dengan pemandangan aliran air di sisi kanan dan bukit di sisi kiri. Akhirnya kami menuruni jalur menuju curug. Suara air yang bergemuruh menandakan curug ada di depan kami.

Forest Bathing

Forest bathing dikenal pertama kali di Negeri Sakura, Jepang. Di sana terdapat sebuah metode healing klasik yang dikenal bernama Shinrin-yoku. Shinrin-yoku sendiri memiliki arti, melakukan kontak dan terpengaruh dengan suasana atau atmosfer hutan secara fisik maupun psikis (Peck, 2019).

Di kawasan curug ini pula kami mulai melakukan forest bathing. Peserta bebas memilih untuk berbaring atau duduk di atas matras yang diletakkan di atas bebatuan. Ukuran batu di sini pun tentunya tak sama namanya juga di alam bebas. Saya awalnya memilih posisi tiduran dengan mata terpejam. Lokasi yang saya pilih adalah jalan turunan berdekatan dengan pohon besar. Suasana adem, rindang karena di bawah pohon, membuai saya dan sejenak tertidur. 



Sepertinya bukan hanya saya yang tertidur. Mungkin suasana hutan dengan curug yang memunculkan suara alam bersahabat memberi efek nyaman. Padahal bayangkan tubuh yang tidur di atas lahan tidak rata seperti dalam foto di atas. Harusnya tidak nyaman kan? Namun nyatanya kami merasa nyaman aja.

Mindful Eating

Hidup yang serba cepat sepertinya membuat beragam masalah  muncul. Mandi, berpakaian, makan, bahkan berkendara serba tergesa-gesa. Tak heran kalo sekarang makin banyak orang mengeluh masalah kesehatan seperti asam lambung. 

Tahu kah sahabat, kalo makan terburu-buru bakal menyebabkan lambung susah mencerna makanan?!

Setelah sesi forest bathing, kami beristirahat sejenak dan menikmati pemandangan sekitar curug. Ada dua panitia yang membagikan buah pisang pada peserta. 

Asisten terapis mas Aziz mengajak peserta agar tidak langsung makan buah pisang tersebut. Dia mengajarkan peserta untuk perlahan menggunakan indera penciuman. Membaui aroma pisang, seperti apa menurut kalian?

Mindful eating dengan meraba tekstur kulit buah pisang, mengupasnya, membaui aroma daging buah, memperhatikan bentuknya. Kemudian mendekatkan ke mulut, jangan digigit dulu. Ketika muncul rasa lapar, baru lah gigit pisang, tahan dalam mulut dan kunyah perlahan hingga lembut. 

Sebenarnya pisang yang dibagikan kemarin itu saya nggak suka. Pisang ambon memang sering saya beli untuk anggota keluarga di rumah namun saya nggak pernah ikut makan. Terus terang ini kali kedua saya makan pisang ambon. Yang pertama adalah saat melakukan ibadah haji, sepulang dari shalat dhuha di masjidil Haram. Ada orang baik yang membagikan pisang ambon. Saya tidak tertarik jadi nggak mendekat. Namun mendadak ada orang di sisi kiri yang mengangsurkan sebuah pisang pada saya. Katanya rejeki nggak boleh ditolak, ya udah saya terima dan kasih kepada suami. 

Ternyata suami malah udah dapat 2 pisang ambon. Suami bilang, makan aja katanya tadi lapar. Mendadak saat itu perut saya menagih janji. Ya udah saya pun mengupas pisang tersebut dan makan sambil berdiri karena di sana tidak ada satu pun tempat duduk. Tempat kami menerima pisang adalah jalan basement hotel (loby pintu masuk) depan masjidil Haram. Jalur menuju terminal bus kami. Jadi memang tak ada kursi untuk duduk.

Kembali lagi mindful eating pisang ambon yang saya tak pernah mengonsumsinya, saya pun agak kaget. Kok saya tak ada keinginan menolak makan pisang? Mungkin bawah sadar saya merasakan suasana nyaman selama proses mindful di hutan. Berjalan sejauh 1,5 km dari basecamp hingga curug, perut pun meminta jatahnya. Entah lah apakah nanti sepulang dari fun forest ini saya bakal doyan pisang ambon atau balik lagi, hihii. 

Bagi saya makan pisang ambon ini ibarat mengisi kembali energi ke dalam tubuh. Agar tubuh tetap kuat berjalan nantinya saat kembali ke basecamp.


Pulang ke Basecamp dan Berbagi Cerita

Perjalanan pulang ke basecamp udah bebas, kami saling bercerita. Suasana hati pun ceria setelah menikmati kedamaian hutan dan segala isinya. Gemericik suara air di kawasan curug menambah energi positif. Rasanya pengen lagi kembali ke hutan Wonosari Mangkang untuk bersentuhan dengan isinya.

Namun Dr. Hendro mengatakan saat sesi sharing, bahwa mindful therapi ini bisa dilakukan di mana aja. Nggak harus di hutan, di rumah pun bisa. Prosesnya sama, rasakan kehadiran diri dengan fokus terhadap yang sedang terjadi di sekitar. 

Sebelum sesi sharing, peserta menikmati sajian makan siang yang nikmat dan menyehatkan. Ibu-ibu dari SIBAT sudah menyajikan menu tradisional dengan bahan sayuran yang ada di daerah tersebut yaitu sanca inchi. Tanaman superfood ini tengah dikembangkan karena sayurnya bisa dimasak olahan tumis maupun lodeh, sedangkan bijinya bisa jadi cemilan sehat. Ada lauk tahu tempe bacem, bandeng presto, krupuk, dan lainnya. Perut yang lapar setelah berjalan sejauh PP 3 km, kembali terisi dan memulihkan tenaga. Alhamdulillah.

Rasanya saya ingin mengajak sahabat untuk merasakan pengalaman serupa. Karena kegiatan fun forest healing ini memberikan kebahagiaan dan kesehatan fisik, psikis dan sosial kita. 

Fun Forest Healing ini bisa diikuti oleh semua warga Kota Semarang maupun luar kota. Biaya ikut fun forest healing ini terjangkau, cukup 150 ribu rupiah. Ikuti akun Instagram PMI Kota Semarang untuk mengetahui cara daftarnya. Kegiatan akan dilakukan setiap hari Sabtu dan Minggu. Semoga bermanfaat yaa. Wassalamualaikum.
Reading Time:

Sabtu, 06 Juli 2024

Break The Silence: 23 Tahun Hidup Bersama Pasangan Pengidap NPD
Juli 06, 2024 31 Comments

Break The Silence: 23 Tahun Hidup Bersama Pasangan Pengidap NPD


Assalamualaikum Sahabat. Kalian pernah mendengar atau membaca tentang NPD? NPD (Narcissistic Personality Disorder)  saat ini marak jadi perbincangan di berbagai sosial media. Bahkan beberapa perdebatan kecil pun sempat viral di Twitter dan Tiktok. Dua sosmed yang menjadi tempat curhat gen Z. Dari berbagai komentar yang saya baca, banyak yang ngaku-ngaku menderita NPD. Entah mereka sudah menjalani konsultasi dengan ahlinya atau sekadar self diagnosis.



picture taken by Ranny Afandy


Beberapa waktu yang lalu saya hadir dalam #KEBIntimate dengan tema #BreakTheSilence: 23 Years of Narcissistic Abuse Survivor. Kampanye Broken but Unbroken yang diinisiasi KEB (Kumpulan Emak Blogger) dan Cognitocomms bertujuan untuk mengedukasi perempuan tentang gangguan mental NPD di 8 kota besar di Indonesia. Semarang menjadi kota ketiga setelah Jakarta dan Bandung.  


Menghadirkan NPD Survivor yaitu Mbak Kartika Soeminar yang selama 23 tahun menikah dengan pasangan hidup pelaku Abuse NPD. Perempuan asal Surabaya yang tinggal di Ubud, Bali ini memiliki seorang putri dari pernikahannya dengan seorang WNA.


Hadir juga Ibu Dra. Probowatie Tjondronegoro, M.Si yang dikenal juga sebagai psikolog senior di kota Semarang. Ibu Probo juga menjabat sebagai Kepala Humas Rumah Sakit St. Elisabeth Semarang.


Emak Blogger Semarang
Picture taken by Ranny Affandy

Cerita Kartika Soeminar Yang Menjalani Hidup Selama 23 Tahun bersama Abuse NPD

Sebelum Mbak Kartika menuturkan kisah hidupnya, ada video yang memperlihatkan sepenggal kesulitan yang dialaminya. Durasi video yang hanya beberapa menit mungkin tak mampu menggambarkan kesulitan Mba Kartika sepanjang 23 tahun hidup bersama pelaku Abuse NPD. Namun yang hanya sedikit ini telah mengusik hati dan pikiran saya, betapa mengerikan hidup bersama pengidap NPD.

NPD ternyata bisa dikategorikan salah satu penyakit kejiwaan. Salah satu ciri utama penderita NPD adalah level narsistik yang berlebihan. Pengidap NPD sering memiliki sifat superior, haus dengan pujian, merasa paling benar dan tidak punya empati terhadap lingkungan sekitar. Mereka pada umumnya tidak menyadari adanya gangguan mental pada dirinya saking level narsistik yang ekstrem ini.


Dari penggambaran ciri pengidap NPD, orang yang berada di sekitarnya bisa jadi adalah korban yang tak sadar dengan kondisi tersebut. Atau mungkin menyadari namun tidak tahu apa yang harus dilakukannya untuk terlepas dari perlakuan buruk tersebut.

Begitu pula yang dialami oleh Mbak Kartika yang merasakan pergulatan batin akibat perlakuan pengidap NPD yang tak lain adalah pasangan hidupnya. Awalnya perlakuan love bombing diterimanya. Yaitu pujian dan kalimat romantis, hujan hadiah hingga dirinya jatuh cinta hingga tak menyadari perubahan sikap pasangannya. Love bombing menjadi gaslighting, mulai memanipulasi setiap kalimat yang diucapkan. Tak ada lagi pujian atau kalimat romantis. 


Pernikahannya dalam waktu satu tahun telah berubah, sikap pasangan hidupnya menjadi manipulatif. Semua yang diucapkan mbak Kartika menjadi sebuah masalah. Semula dirinya menganggap suaminya akan berubah. Namun pengidap NPD itu tak bisa berubah kecuali yang bersangkutan yang mau mengubah sikapnya.


Mbak Kartika menyebut kondisi yang dihadapinya sebuah dilema. Padahal dia adalah pencari nafkah tunggal karena sang suami tidak bekerja. Mereka memiliki seorang anak, namun semua kebutuhan rumah tangga menjadi tanggung jawab mbak Kartika.


Saat semua perkataan suaminya merendahkan dirinya, dia hanya mampu diam. Bahkan saat di luar rumah dia masih mampu tersenyum karena tak ingin mengumbar masalah pernikahannya. Namun dia mulai mencari informasi seputar sikap sang suami dari sosial media. Dari buku yang dibacanya, juga sosial media seperti Tiktok, youtube, ciri-ciri seorang mental abuse NPD ada pada suaminya. 


Kesadarannya mulai bangkit saat mbak Kartika berani membuka diri pada seorang teman sekaligus juga psikolog. Saat itu mbak Kartika curhat sebagai teman, dan menuturkan semua yang dialaminya. Dia juga mulai berani mengajukan gugatan cerai karena menurutnya sikap suaminya tak mungkin mampu diubahnya.


Masalah muncul kemudian karena sang suami bersikap playing monkey. Setiap Kartika mengingatkan kalau suaminya ngomong A, suaminya berdalih memutarbalikkan menjadi B. Sampai-sampai Kartika ingin merekam setiap suaminya ngomong agar tak bisa berdalih. Namun suaminya akan menjelekkan bahkan memfitnah. Kartika difitnah kalo dirinya sengaja minta cerai dengan tujuan mantan suami dideportasi dari Indonesia.


Selain playing monkey, suaminya bahkan juga melakukan smear campaign. Yaitu dengan menyebar berita bohong pada kenalannya yang ada dalam circle pergaulan mereka kalo Kartika orang yang jahat. Kartika difitnah sengaja merencanakannya sejak lama untuk merugikan nama baik dan bisnisnya. 


Momen penting yang menyadarkan Kartika adalah saat dia merasa sakit-sakitan namun saat ke dokter dan diperiksa, tak ada masalah kesehatan fisik. Dokter justru nanya, Kartika punya masalah apa, karena tidak sakit namun BB nya terus turun hingga 9 kg. 


Kartika saat mulai konsultasi dengan temannya, juga mengiringinya dengan olahraga. Dia juga menyembuhkan diri dengan melakukan journaling, mencurahkan isi hatinya baik itu kesal, marah, sedih, dan emosi lainnya.


Melihat betapa banyaknya perempuan menjadi korban pelaku abuse NPD, menyadarkan Kartika pentingnya berbagi pengalamannya. Dia berniat menulis buku dan mulai membuka tulisannya saat melakukan journaling. Sementara kepada putrinya, Kartika menjelaskan kalo ibunya ingin bahagia menapaki usia untuk masa depan mereka. 


Kenali Pengidap NPD Bersama Dra. Probowatie Tjondronegoro, M.Si

Ibu Probo adalah psikolog yang dekat dengan wartawan, terlihat candaan beliau saat akan memulai sesi sharing siang itu. Beberapa dari wartawan menimpali ucapan ibu Probo yang memang mampu menerbitkan tawa kecil kami yang hadir dalam #KEBIntimate.

Menurut Ibu Probo, Narcissistic Personality Disorder adalah gangguan kepribadian di mana individu memiliki perasaan berlebihan tentang pentingnya diri sendiri. Mereka membutuhkan perhatian dan kekaguman berlebihan, kurang empati terhadap orang lain. Hal ini disebabkan karena pola asuh di masa kecil yang terlalu sering mendapat pujian.

Ibu Probo menyebutkan gejala dan ciri-ciri NPD agar kalian bisa menghindari orang-orang yang mengidap NPD. Di antaranya adalah :

  • Perasaan grandiositas, merasa diri sangat penting dan superior dibandingkan orang lain. Mereka adalah orang yang memiliki harga diri tinggi dan menganggap orang yang berbakat, berpengaruh, dan sangat dibutuhkan orang lain.

  • Kebutuhan konstan akan pujian

  • Keyakinan bahwa mereka istimewa dan unik

  • Eksploitasi interpersonal

  • Kurangnya empati

  • Iri terhadap orang lain atau percaya bahwa orang lain iri pada mereka

  • Perilaku arogan dan sombong

Orang yang memiliki gangguan NPD memiliki kombinasi faktor genetik, biologis, dan lingkungan. Mereka memiliki pengalaman masa kecil yang salah, seperti pola asuh yang terlalu memanjakan atau terlalu kritis. Semua keinginannya selalu dipenuhi dan tidak pernah mengalami penolakan atau penundaan untuk pemenuhan keinginannya. Hal ini menyebabkan seorang NPD menganggap dirinya tidak pernah salah.


Saat ini di media sosial ada banyak orang yang menuliskan status kalo dirinya mengidap NPD. Mereka merasa dirinya narsis karena suka mengunggah foto di sosial media. 


Padahal jelas beda banget narsis dan narsistik ekstrem hingga menjurus NPD. Untuk menganggap seorang NPD harus melalui proses konsultasi dengan ahlinya, mendatangi psikolog misalnya. Ibu Probo menjelaskan gimana mendeteksi NPD, yaitu melalui evaluasi psikologis dan kriteria DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, fifth Edition). Yaitu dengan mengidentifikasi pola jangka panjang dari perilaku narsistik dan kesulitan interpersonalnya masing-masing.


Tidak setiap orang dengan gangguan narsistik bisa langsung dikenali. Harus ada tahapan yang dilakukan dengan proses seperti :


• Psikoterapi: Terapi kognitif-perilaku, terapi psikodinamik. Hippotherapy. Terapi oleh psikolog bisa dengan memberikan pelukan, kadang-kadang penderita ada yang sampai histeris meski belum sempat bercerita. Dan ini bisa diredakan dengan pelukan.


• Obat-obatan: Tidak ada obat khusus untuk NPD, terapi obat untuk gejala terkait (seperti depresi atau kecemasan) bisa digunakan bagi penderita.



Dan banyak loh orang yang tak menyadari atau mengakui kalau dirinya memiliki masalah. Mereka kesulitan dalam membentuk hubungan terapeutik yang sehat. 


Ibu Probo memberikan 5 langkap psikologis bagi kalian untuk menghadapi orang dengan gangguan NPD :


1. Menerapkan Batasan

Yaitu dengan menerapkan batasan, memperkuat diri sendiri dengan tidak terlalu memperhatikan perlakuan pengidap NPD. Bersikap apatis atau cuek, mengurangi interaksi dan komunikasi.


2. Afirmasi Positif

Menstimulasi energi positif pada diri sendiri setiap hari, dengan mengucapkan kata-kata yang bisa menguatkan mental. Seperti,"saya semakin kuat, saya bisa menghadapi semua". 


3. Journaling

Bu Probo mengajarkan untuk mengambil secarik kertas, bebas, boleh kwitansi atau bon belanjaan, tuliskan isi hati kalian. Luapkan emosi terhadap orang NPD. Kemudian robek kecil-kecil dan buang. Terapi ini efektif meluapkan rasa kesal dalam diri kita yang merasa tersakiti.


4. Pendekatan Spiritual

Dekatkan diri pada tuhan, tingkatkan ibadah, dan memohon diberikan kekuatan mental dan kesehatan jasmani agar mampu berhadapan dengan pengidap NPD.


5. Konsultasi dengan ahli

Temui dan konsultasikan kesehatan mental kalian, sekaligus cari tahu tentang cara menghadapi orang NPD pada ahli jiwa.


picture taken by Uniek Kaswarganti


Acaranya seru dan bergizi dengan inspirasi dari dua pembicara, cukup membuka mata saya tentang NPD. Saya pernah punya pengalaman menghadapi orang yang toksik, dan memang salah satu caranya adalah meninggalkannya. Butuh kekuatan mental, doa yang tak berkesudahan, bahkan pernah saya tuliskan di blog ini juga, untuk menyembuhkan hati yang tersakiti.


Terima kasih pada Mbak Kartika Soeminar, semoga penerbitan bukunya lancar, sukses untuk semua langkahnya, dan sehat selalu. Saya setuju dengan kalimat penutup beliau, jangan pernah memprioritaskan kebahagiaan orang lain. Karena kebahagiaan kita lebih penting untuk mental health kita. Kalo dirinya sehat tandanya dia bahagia.


Dari Ibu Probo ada kalimat penutup, bahagia itu kita ciptakan, cintailah apa yang kita lakukan, jangan berharap orang memahami kita, jangan berbuat orang senang dengan kita. Namun  berbuatlah sesuai norma. Kita bisa membahagiakan orang tapi belum tentu orang tersebut akan membahagiakan kita.


Sesi terakhir adalah senam 5 jari untuk memulihkan diri dari kesedihan, menjadi semangat dan sehat. Ibu Probo menyarankan agar peserta melakukan senam 5 jari ini setiap pagi sehabis bangun tidur agar semangat memulai hari. 


Sekian cerita #KEBIntimate session 3 with Kartika Soeminar di Kota Semarang. Semoga kalian yang membaca bisa mengambil manfaatnya. Wassalamualaikum.

Reading Time:

Rabu, 12 Juni 2024

 ASUS LAPTOP AI Pertama Hadir Menjadi Pilihan Utama Konsumen
Juni 12, 20241 Comments
Assalamualaikum Sahabat. Pertama kali ada kabar kalo brand ASUS akan hadir di Kota Semarang untuk memperkenalkan produk terbaru, saya udah penasaran. Tahu nggak karena apa? Kalo yang ngikutin saya sejak lama, di akun sosial media sering loh saya sharing tentang produk dan brand ASUS. 

Jadi ya... masa sih saya nggak ingin gabung dalam acara Media Roadshow 2024 yang memperkenalkan produk brand ASUS AI. Yaitu jajaran laptop yang sudah dibekali dengan hardware dan fitur berbasis AI. 

Cerita Perjalanan Laptop ASUS 

Sebelum saya jabarkan Laptop ASUS AI itu fiturnya seperti apa, sini saya ajak flashback ke tahun 1997. Laptop ASUS P6300 yang pertama kali hadir tahun 1997 itu udah yang terbaik. laptop ASUS ini dipilih sebagai perangkat pendukung untuk misi Kosmonot Rusia di stasiun luar angkasa MIR. Dalam misi tersebut, laptop mampu bertahan tanpa masalah apapun di lingkungan gravitasi mikro yang penuh dengan radiasi kosmik selama 600 hari. 



Sejak itu pula setiap produk yang diluncurkan oleh ASUS hingga saat ini, selalu melalui uji ketahanan. ASUS juga selalu mengedepankan inovasi serta kualitas di setiap produknya. Produk Ultrabook ASUS menjadi yang paling diminati dan mendapatkan penghargaan terbaik.

Berikutnya tahun 2018 hadir Zenbook Pro 15 (UX580) merupakan seri ZenBook pertama yang mengadopsi ScreenPad, yang juga berfungsi sebagai layar kedua. ScreenPad ini dilengkapi dengan berbagai fungsi ekstra seperti dapat terintegrasi dengan aplikasi Microsoft Office hingga Spotify.

Tahun 2019, ASUS kembali menghadirkan inovasi berupa ScreenPad Plus. Sesuai dengan namanya, ScreenPad Plus merupakan layar kedua yang ukurannya lebih besar dari ScreenPad dengan posisi tepat di bawah layar utama yang sejajar dengan keyboard. Hal ini memungkinkan penggunanya menikmati ruang kerja yang lebih luas. ScreenPad Plus pertama kali hadir pada ZenBook Duo (UX481) ScreenPad Plus.

Inovasi yang terus dilakukan oleh ASUS, menghadirkan laptop dengan layar yang bisa dilipat dan dirilis tahun 2022. Zenbook 17 Folddable OLED UX9702 dilengkapi dengan Windows 11 lebih nyaman di mata dan mampu bekerja lebih optimal. Yang menarik dari laptop ini ada enam mode penggunaan untuk mengoptimalkan produktivitas pengguna. Mulai dari mode laptop, mode tablet, mode laptop dengan Bluetooth Keyboard, mode desktop, mode baca, dan mode extended.

Selanjutnya tahun 2024 ini hadir Zenbook DUO UX8406 dengan Dual-Screen. Laptop AI dengan dua layar terbaik saat ini dengan 5 metode penggunaan yang sangat fleksibel dan nyaman bagi penggunanya. Lebih jauh ada penjelasannya nanti di bawah.

Laptop Terbaik untuk Pelajar



Tahun 2023 lalu ASUS telah memperkenalkan dua laptop terbaik untuk pelajar yaitu Vivobook 14 (A1404) dan Vivobook Go 14 (E1404). Laptop dengan desain trendy, body tipis dan ringan, cocok digunakan untuk pelajar dan mahasiswa. Dengan aktivitas yang padat, mobile, laptop ini pas banget menjadi teman mengerjakan tugas sekolah maupun kuliah.
Silakan baca ulasan saya :


Kedua laptop ini merupakan laptop dengan spesifikasi serta harga terbaik di kelasnya. Hayuk baca detil laptop yang target marketnya diperuntukkan bagi pelajar. Laptop ini sudah mengantongi sertifikasi US Military Grade (MIL-STD-810H). Artinya, Vivobook 14 (A1404) dan Vivobook Go 14 (E1404) sudah lolos bermacam uji ketahanan ekstrem berstandar militer AS. 

Vivobook 14 (A1404) dan Vivobook Go 14 (E1404) memiliki performa yang dapat diandalkan karena ditenagai oleh prosesor 13th Gen Intel® Core™. Sistem operasi kedua laptop juga udah menggunakan Windows 11 dan telah dilengkapi Microsoft Office Home and Student 2023 dengan lisensi seumur hidup. 

Vivobook 14 (A1404) merupakan versi terbaru demgan layar Full HD serta memori yang dapat di-upgrade. Meski demikian, laptop ini tetap hadir dengan desain yang cukup portabel dengan bobot 1,4 Kg dan ketebalan 1,7 cm. Nah, Vivobook Go 14 (E1404) menawarkan desain yang lebih portabel untuk para pelajar dengan mobilitas tinggi. Senang pasti dong bisa membawa laptop dengan bobot hanya 1,3 Kg. Bahkan dimasukkan ke dalam tas pun ga bakal bikin bahu pegal. Kedua laptop ini sudah tersedia di Indonesia di harga mulai dari enam jutaan rupiah.

ASUS Laptop AI Pertama Didukung Fitur Keren

ASUS dikenal sebagai brand terajin dengan update produk yang selalu diminati dan dinantikan oleh konsumen. Saat hari Kamis, tanggal 6 Juni 2024 kemarin tim ASUS memperkenalkan laptop dengan logo ASUS AI, saya sangat excited.

Sebelumnya saya udah nonton YouTube yang mengulas tentang laptop AI, salah satunya brand ASUS.

“Semua laptop yang memiliki logo ASUS AI dipastikan hadir sebagai laptop AI, sehingga masyarakat Indonesia tidak akan kesulitan saat mencari laptop AI,” ujar Jimmy Lin, ASUS Southeast Asia Regional Director.

Lebih lanjut Jimmy menjelaskan bahwa ASUS AI merupakan bentuk komitmen ASUS dalam menghadirkan inovasi teknologi laptop terdepan. Bahkan hingga saat ini, ASUS merupakan satu-satunya brand laptop yang konsisten menghadirkan jajaran laptop AI serta memiliki portofolio produk paling lengkap.

Apa sih laptop berbasis AI itu?

Laptop berbasis AI adalah laptop yang udah dilengkapi dengan kecerdasan buatan, di mana penggunanya terbantu hingga mampu meningkatkan efisiensi kerja secara lebih produktif.

Ada banyak kekhawatiran dari gen Z yang bakal terganggu atau kehilangan pekerjaan dengan kehadiran teknologi AI. Udah seharusnya kekhawatiran itu tidak perlu. Kalo para pekerja bisa menyeimbangkan etos kerjanya dengan lebih produktif dan efisien. Karena hadirnya AI yang merupakan sebuah tools pasti akan dipakai saat ini dan masa depan.

Si Paling Inovatif


ASUS memudahkan konsumen yang mencari laptop berbasis AI dengan adanya logo ASUS AI. Dan udah dipastikan dengan adanya logo ASUS AI artinya laptop udah dibekali software dan hardware berbasis AI. Beberapa persyaratan kategori laptop berbasis AI, adanya prosesor yang udah memiliki NPU atau Neural Processing Unit. Keberadaan NPU untuk membantu pemrosesan AI di laptop menjadi jauh lebih efisien.

Syarat laptop berbasis AI lainnya adalah dibekali sistem operasi Windows 11 Home yang kompatibel dengan fitur Copilot. Dukungan Copilot dan Windows 11 akan memberikan pengalaman penggunaan AI secara maksimal. Dalam waktu dekat ASUS akan menghadirkan aplikasi dan fitur berbasis AI dalam laptop ASUS AI untuk memperkuat ekosistemnya.

Si Paling Lengkap


Kalian perlu tahu yagesyaa, kalo ASUS merupakan satu-satunya brand laptop di Indonesia dengan jajaran laptop AI paling lengkap melalui ASUS AI. Mulai dari satu-satunya laptop AI dengan layar ganda yaitu Zenbook DUO (UX8406), laptop AI paling tipis dan ringan yaitu Zenbook S 13 OLED (UX5304), hingga laptop AI pertama di Indonesia yaitu Zenbook 14 OLED (UX3405). Dan ketiga laptop tersebut dijamin memiliki persyaratan sebagai laptop AI.


Tiga Laptop ASUS AI Yang Bisa Kamu Miliki

Zenbook DUO (UX8406)


Nah, berbeda dengan yang sebelumnya, Zenbook DUO (UX8406) merupakan satu-satunya laptop AI dengan dua layar yang ukurannya sama besar. Zenbook DUO (UX8406) merupakan laptop yang powerful. Ditenagai oleh prosesor Intel® Core™ Ultra Series yang di dalamnya sudah dibekali Intel® AI Boost NPU dan chip grafis Intel® Arc™. Tampil sebagai laptop ASUS AI, Zenbook DUO (UX8406) ditenagai oleh Windows 11 dan didukung Copilot untuk pengalaman AI sekaligus multitasking tak tertandingi.


Zenbook DUO (UX8406) bukan sekadar laptop dengan dua layar biasa. Laptop ini telah dinobatkan sebagai Honoree di ajang CES 2024 Innovation Awards.


Yang menarik adanya lima model penggunaan, yang membuat laptop ini sangat fleksibel untuk berbagai aktivitas. Zenbook DUO (UX8406) hadir di Harga mulai dari Rp34.999.000.


Zenbook S 13 OLED (UX5304)

Sementara Zenbook S 13 OLED (UX5304) adalah laptop AI yang paling tipis, ringan, dan ringkas. Meski memiliki bobot hanya 1 kg, Zenbook S 13 OLED (UX5304) juga ditenagai oleh prosesor Intel® Core™ Ultra Series dan didukung Windows 11 serta Copilot, sehingga laptop ini juga merupakan laptop ASUS AI yang paling portabel.


Zenbook S 13 OLED (UX5304) memiliki keunikan pada material yang digunakan. Bagian belakang layar laptop ini dibuat menggunakan bahan Plasma Ceramic Aluminium yang diproses secara khusus. Kelebihan material ini adalah tidak melibatkan cairan kimia sama sekali, sehingga sangat ramah terhadap lingkungan. Merunut hal ini, Zenbook S 13 OLED (UX5304) mendapatkan berbagai sertifikat ramah lingkungan. Di Indonesia, laptop ini dipasarkan mulai dari harga Rp24.999.000.


Zenbook 14 OLED (UX3405)



Ini yang menarik minat saya hingga akhirnya fokus melihat fitur yang keren. Perlu kamu tahu, kalo Zenbook 14 OLED (UX3405) ini adalah laptop AI pertama di Indonesia. Zenbook 14 OLED (UX3405) merupakan laptop AI pertama ASUS dengan desain premium dan portabel. Dengan berukuran tipis (ketebalan 14,0 mm) dengan bobot ringan (1,2 kg), serta udah dibekali prosesor Intel® Core™ Ultra Series.

Prosesor generasi terbaru yang telah ditenagai oleh AI. Tujuannya adalah agar dapat mengakomodasi pemrosesan aplikasi berbasis AI secara lebih optimal dan hemat daya. Kapasitas baterai 75 Wh, bisa digunakan lebih dari 15 jam, dan fast charging.

Zenbook 14 OLED (UX3405) juga hadir dengan layar ASUS Lumina OLED beresolusi 3K. Dengan layar yang memiliki resolusi WQXGA + dan aspek rasio 16:10, kecerahan puncak adalah 600, kecepatan refresh 120 Hz dan waktu respons piksel 0,2 ms.

Hadir sebagai perangkat penunjang produktivitas dan mobilitas, Zenbook 14 OLED (UX3405) juga dirancang tangguh dan berhasil meraih sertifikasi lolos uji ketahanan berstandar militer AS (MIL-STD-810H). ASUS bahkan menghadirkan Zenbook 14 OLED (UX3405) sebagai laptop tipis ramah lingkungan dengan jejak karbon hingga 50% lebih rendah dibandingkan laptop sekelasnya. ASUS Zenbook 14 OLED (UX3405) dipasarkan mulai dari Rp16.699.000.


Picture by Uniek


Nah, pilihan laptop AI dari brand ASUS udah saya jelaskan secara detil di atas. Kembali lagi ya pilih sesuai kebutuhan kamu dan tentunya budget yang ada. Semoga bermanfaat ya sahabat. Wassalamualaikum.

Reading Time: