Kamis, 11 Agustus 2022
Rabu, 03 Agustus 2022
Laporan sementara, banjir di Garut tersebut merendam ratusan rumah di dua kecamatan, yakni Tarogong Kidul dan Garut Kota. Semoga kita semua senantiasa diberikan lindungan oleh Allah SWT #PrayForGarut - tulis akun @Sobat_RK
![]() |
info.bisnis.co |
Program CSR JNE Melibatkan Berbagai Pihak
JNE Hijau
JNE Komunitas
JNE Pendidikan
Program Vaksinasi Covid-19 di Semarang
Dukungan JNE pada UMKM Tak Pernah Berhenti
Senin, 01 Agustus 2022
Assalamalaikum. Ketika anak-anak sudah beranjak dewasa, saya kadang suka mengingat masa lalu. Masa ketika mereka masih bocah dan senang sekali mencoret dinding di rumah menjadi lukisan surealis. Bapaknya sampai gemes karena dinding baru aja selesai dicat belum ada satu bulan.
Saya dan suami memang cuma bisa gemas, meski udah disediakan papan tulis ukuran besar untuk coret-coret, anak-anak tetap aja memilih dinding rumah sebagai media gambar. Ya sudah lah, kami nggak ingin mematikan hasrat anak-anak mengekspresikan imajinasinya di dinding. Meski dinding jadi nggak cantik lagi, hahahaa.
Saya yakin masa mencoret-coret dinding itu nggak lama, nanti saat usia 5 atau 6 tahun mereka udah bisa dikasih saran agar tidak melakukannya. Apalagi usia segitu juga udah sekolah, udah diajari menggambar di buku tulis atau papan tulis.
Satu hal yang saya ingat dari hobi kedua anak saya, si sulung masih menurut bila diingatkan untuk menggambar di papan tulis. Meski nanti juga lupa lagi kalo udah beberapa hari. Sementara si adik tetep aja nggak mau menggambar di papan tulis. Katanya papannya jelek, ibu pusing deh kalo alasannya seperti itu. Padahal papan tulisnya itu udah dibikin yang bagus karena saya pesan di salah satu tukang kayu langganan suami.
Manfaat Seni Gambar Bagi Anak-Anak
Namun tidak semua orang tua menerima kesenangan anak-anaknya menggambar di dinding rumah. Sering saya menemukan orang tua yang marah karena dinding jadi nggak karuan dengan coretan abstrak si kecil. Anak usia 3 tahun mana tahu kalo dia telah merusak dinding rumah dengan coretannya? Dia hanya ingin mencoret sesuka dan sebisanya aja. Nggak paham dengan dinding yang berubah kotor, nggak cantik, nggak rapi lagi di mata orang dewasa.
Saya ingat pernah membaca di salah satu artikel di majalah Ayah Bunda, majalah langganan saya sejak menikah hingga mengasuh anak-anak. Dari artikel tersebut dituliskan tentang kesenangan anak menggambar di media mana aja itu memiliki manfaat bagi tumbuh kembangnya.
Bahkan bisa aja seni gambar yang dilakukan anak kita kelak menjadi sumber nafkahnya? Siapa yang tahu, ye kaan?!
Saya juga baca dari salah satu portal berita dari disdikpora, menggambar dan juga mewarani itu memiliki manfaat bagi anak-anak. Berikut ini manfaat menggambar dan mewarnai :
- Sebagai Media Berekpresi
Bukan hanya orang dewasa yang butuh mengekspresikan perasaannya. Anak-anak terutama yang masih balita dan belum bisa menyampaikan isi hatinya, butuh media untuk berekpresi. Bagaimana isi hati mereka, marah, sedih, gembira, semua dituangkan dalam seni gambar.
- Membantu Anak Mengenal Perbedaan Warna
Ini untuk menggambar sekaligus mewarnai, atau mewarnai saja. Memberi kegiatan seni mewarnai untuk anak, membantu mereka mengenal warna. Sekaligus mengajarkan perbedaan warna, kata yang tepat untuk setiap warna agar tidak salah menyebutkannya.
- Menstimulasi Otak Kanan
Seni gambar juga mampu menstimulasi otak kiri dan kanan secara seimbang. Bila otak kanan berhubungan dengan kreativitas, imajinasi, musik, warna, dan emosi serta ingatan jangka panjang. Sedangkan otak kiri berkaitan dengan logika, analisa, hitungan, tulisan dan ingatan jangka pendek.
- Melatih Anak Menggenggam Pensil
Sebagai orang tua, tentu kalian pernah kesulitan mengajarkan anak memegang pensil. PR banget ya membimbing anak memegang pensil. Belajar menggenggam dan mengontrol pensil di tangan itu harus dibiasakan. Kemampuan tersebut nantinya pasti akan dibutuhkan saat mulai masuk sekolah.
- Melatih Kreativitas Anak
Tahu nggak bu-ibu, anak yang suka menggambar biasanya menggunakan imajinasinya untuk menorehkan pensil atau apapun itu ke media sesuai bentuk yang diinginkan. Anak usia 3 tahun belum bisa menampilkan gambar yang kece. Ya iya lah, coretan tak berbentuk mulus pun udah suatu prestasi baginya.
Si bungsu kami sejak kecil suka mencoret dinding rumah. Begitu usianya 4 tahun gambarnya mulai berbentuk. Cuma kadang saya merasa agak seram lihat gambarnya yang bawa pedang dengan darah menetes gitu. Apaaah? Anak usia 4 tahun udah menggambar hal yang mengerikan? Ya saya nggak bisa menyuruh dia untuk menggambar yang manis manis aja. Eh pernah sekali saya arahkan begitu. Malah hasilnya kaku, gak alami.
Ternyata cara saya membiarkan justru menjadi efektif karena si bungsu bebas berkreasi. Dan sekarang anaknya udah jadi mahasiswa semester 7 di jurusan DKV Udinus. Udah nyambi kerja juga dan ini karena dilamar oleh owner perusahaannya via DM Instagram. Boleh magang di situ juga dari pada keluar kerja. Kerjanya menyesuaikan jam kuliah karena sekarang sebagian udah mulai tatap muka.
- Melatih Kepekaan Pada Lingkungan
Anak yang suka menggambar, terbiasa mengamati lingkungannya. Dia punya kepekaan dan menuangkan hasilnya di media gambar. Karya si bungsu sejak dia suka menggambar di kertas, dipajang di lemari kaca meja belajarnya. Dari gambar kucing yang menjulurkan lidahnya, dengan badan setengah manusia, pemuda membawa pedang, gadis yang duduk sendirian, dan masih banyak lagi.
Saya tidak tahu dia mengamati siapa, kemudian dituangkan dalam ekspresi yang berbeda dengan aslinya. Namun saya mengagumi tangannya yang menggores garis tanpa mleyot, tegas dan yakin dengan setiap goresan pensil di kertas. Saya pun akhirnya menyediakan buku sketsa yang cukup tebal beberapa buah. Karena kecepatan gambarnya bisa menghabiskan buku sketsa dalam beberapa waktu aja.
Mulai Menyukai Doodle dan Menorehkan Karya di Media Apa Aja
Oh iya saya masih ingat, waktu usia 12 tahun dia mulai bikin doodle. Nggak tahu juga belajar dari mana, mendadak buku sketsanya terisi beberapa doodle. Yang bikin saya ngakak adalah, rak buku di kamarnya pun tak lepas dari goresan doodle.
Sebenarnya hasil dia bikin doodle itu nggak hanya ada di buku sketsa atau lemari buku. Doodle dan hasil karyanya bisa ditemukan di sepatu, tas sekolah, kursi, slayer, atau topi. Dia paling suka kalo saya membawa pulang goodie bag dengan warna polos. Itu artinya bisa dijadikan media gambarnya.
Sejak kuliah di DKV, si bungsu mulai merasa berada di tempat yang diinginkannya sejak kecil. Setiap hari dia punya tugas menggambar, atau nerjain nirmana. Bosan nggak bosan setiap hari bertemu tugas ini.
Saya senang melihat dia nyaman di jurusan yang dipilihnya sesuai passion. Saya awalnya nggak bisa menjelaskan pada orang-orang yang bertanya si bungsu kuliah di mana. Ketika saya melafalkan DKV, orang mendengarnya itu kuliah di kafe, hahahaa.
Masih banyak orang yang nggak paham bahwa jurusan DKV ini memiliki kesempatan kerja yang lebih luas. Bahkan waktu pertama kali saya (sebagai wali mahasiswa) datang pada acara ramah tamah dengan pihak kampus bersama orang tua lain di jurusan DKV, udah mendapat warning dari dekan.
Tolong saat anaknya nanti menginjak semester 3 atau 4, jangan terlena dengan tawaran kerja. Karena kalo udah mengenal duit, bisa lupa dan nggak menyelesaikan kuliahnya
Hmm, benar juga soal tawaran kerja ini. Meski sebenarnya dia udah mulai menghasilkan duit dari passion sejak usia 14 tahun di SMP. Beberapa kali mendapat order desain logo usaha orang tua temannya. Bayarannya duit jajan atau produk usaha mereka.
Yang lumayan didapatkan si bungsu adalah membimbing anak seorang pengusaha karoseri terkenal di Semarang. Selama satu bulan memberikan pendampingan membuat desain 3D render untuk persiapan lomba.
Nah mengapa sekarang saya membiarkan si bungsu kerja di salah satu perusahaan restorasi mobil antik di Semarang? Pertama karena si bungsu tetap menjalani kuliah sesuai jadwal. Dia bertanggung jawab dengan pilihannya kuliah sambil kerja. Karena waktu ditawari pekerjaan, dia masih kuliah daring. Dan ketika sekarang kuliah udah mulai tatap muka, si bos mengijinkan dia mengutamakan kuliah dan bekerja ketika jawal kuliah libur atau kosong.
Jadi buk-ibuk, kalo anaknya suka mencoret-coret dinding rumah, jangan baper atau marah. Siapa yang tahu si anak kelak menjadi tukang insinyur, desainer, animator, dan bidang seni lainnya? Masih aman lah kalo media dinding rumah sendiri yang kena coretan anak-anak, dari pada milik tetangga?
Seperti yang udah saya tuliskan di awal, biarkan anak bebas berekspresi dengan media apapun yang dipilihnya. Ketika usianya bertambah juga dia bakal memilih media gambar dan tidak lagi coret-coret dinding. Tapi, coretan di dinding bisa jadi seni grafiti juga kan? Sebuah karya yang juga bisa dinikmati bila dibikin dengan bagus. Setuju nggak sih? Silakan berkomentar di bawah ya teman-teman, wassalamualaikum.
Minggu, 31 Juli 2022
Assalamualaikum. Pasca pandemi yang membuat banyak pihak terkena dampaknya, ekonomi mulai bergerak. Anak muda yang baru lulus kuliah mulai mendapatkan pekerjaan. Saya bersyukur si sulung pun menjadi bagian dari anak muda yang sekarang udah bekerja. Meski masih karyawan kontrak, semoga kehidupannya lebih baik pasca pandemi.
Pulihnya ekonomi di masyarakat menengah ke bawah, sebenarnya udah dirasakan saat pandemi. Banyak pekerja yang di-PHK karena dampak pandemi, justru memulai usaha sendiri. Saya beberapa kali menuliskan pengalaman beberapa kerabat, adik kandung, dan teman yang bangkit pasca kena PHK.
Yang membuat mereka semangat memulai usaha baru, nggak perlu keluar rumah, tapi tetap bisa menghasilkan uang. Caranya tentu dengan memiliki aplikasi e-money yang sekarang menjadi kebutuhan nyaris semua orang. Ya karena belanja nya online, bayarnya juga sama. Selama pandemi saat kita diminta jaga jarak, stay at home, paling aman memang belanja online. Cara belanja yang praktis, hemat waktu, hemat energi, dan tentu saja bikin hati nyaman.
Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia di Bali
Nah pas banget nih beberapa hari lalu di Bali diadakan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2022. Festival Ekonomi Keuanga Digital ini mengangkat tema Advancing Digital Economy and Finance Synergicstic and Inclusive Ecosystem for Accelerate Recovery. Sebuah ajang etalase inovasi produk, layanan dan sinergi kebijakan ekonomi serta keuangan digital yang dimaksudkan untuk percepatan pemulihan ekonomi nasional pasca pandemic COVID-19.
Siapa saja yang hadir dalam pembukaan FEKDI di Bali? Kalian hadir di sana?
Ada Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo serta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang hadir secara online.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan, digitalisasi menjadi pilar Indonesia Maju.
Hari ini pemerintah memperkuat sinergi dan kolaborasi digitalisasi Indonesia dalam FEKDI 2022 yang mengangkat tema Advancing digital economy and finance: sinergi dan Inklusi. Sinergi dan inovasi yang inklusif diperlukan untuk memajukan bangsa agar dapat bersaing secara global. Mari tunjukkan ke dunia dan G20, bahwa Indonesia sudah maju secara digital
Group Head of Marketing & CRM Finnet Irfan Budi Ramadhan menuturkan, event FEKDI 2022 ini sejalan dengan tujuan Finpay. Yaitu bertujuan mendorong percepatan ekosistem digitalisasi keuangan di Indonesia.
“Finpay ingin memberikan kontribusi untuk negara tercinta kita Indonesia. Nah salah satu yang ingin kami dukung penetrasinya yaitu pertumbuhan ekononomi digital. FEKDI 2022 ini bisa jadi ajang menampilkan inovasi produk dan layanan para pelaku industry, otoritas, akademisi dan Lembaga International. Momen ini kami manfaatkan untuk meningkatkan kolaborasi dengan pelaku industri lainnya dan membuka peluang untuk dapat bersinergi bersama”
Mengenal Finpay Money
Finpay Money adalah uang elektronik dari Finpay yang telah memiliki izin dari Bank Indonesia. Finpay Money didesain untuk kemudahan transaksi keuangan secara nontunai dengan fitur e-money, e-wallet dan digital remittance.
Tahu gak teman-teman kalo Finpay hadir sebagai solusi transaksi berbasis digital yang praktis dan mudah digunakan. Dengan Finpay, kalian bisa bebas memilih berbagai cara transaksi dimanapun dan kapanpun. Sebuah kondisi yang saat ini merupakan pilihan terbaik.
Finpay merupakan umbrella brand produk dari PT Finnet Indonesia yang mulai beroperasional pada tahun 2006. Bergerak menyediakan Layanan Finance Technology dan fokus memberikan solusi untuk industri perbankan, gerai waralaba, Telekomunikasi, ecommerce, transportasi, government, perusahaan services, yang menyediakan tagihan rutin dan industri lainnya yang membutuhkan solusi Digital Payment dan pendukungnya.
Finpay Money sendiri memiliki beberapa fungsi, yaitu :
1. Uang elektronik atau e-money yang dapat digunakan untuk bertransaksi secara digital.
2. Pembayaran menggunakan QRIS.
3. Wallet yang dapat menyimpan kartu kredit berlabel Visa dan Master di dalam aplikasi. Sehingga bisa digunakan juga bertransaksi secara digital tanpa harus repot membawa kartu.
4. Melakukan transfer saldo baik ke sesama pengguna Finpay Money maupun ke rekening bank
5. Pembayaran berbagai Tagihan, seperti Telkom, Telkomsel Halo, Indihome, PLN dan BPJS Kesehatan.
6. Pembelian voucher digital, Pulsa dan paket Data untuk telekomunikasi.
7. Pendaftaran / aktivasi autodebet BPJS Kesehatan
Banyak juga ya fungsi Finpay Money yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mendukung kegiatan sehari-hari.
Fitur terbaru Mitra Finpay
Mitra Finpay merupakan POS Management System yang memudahkan pemilik usaha untuk mengelola dan mengembangkan usahanya. Pemilik usaha dapat mengecek transaksi secara real-time dan mendapat informasi terbaru dari Finpay.
Penerimaan pembayarannya menggunakan QRIS yang membuka kesempatan pelanggan bertransaksi dengan dompet elektronik dan mobile banking yang telah mendapat ijin dari Bank Indonesia. Mudah banget ya, jadi praktis juga.
Ada informasi penting untuk kalian, yaitu fitur yang dimiliki oleh Mitra Finpay terbaru yaitu 2.0. Apa saja ya, yuk baca di bwah ini :
1. Tampilan UI/UX yang baru, lebih fresh dan user-friendly
2. Fitur POS Resto untuk kasir toko
3. Sistem Inventory dan laporan keuangan
4. Dashboard monitoring transaksi real-time
5. Push notification untuk setiap transaksi
6. Audio notification untuk transaksi yang berhasil
7. Info-info terbaru dari Finpay melalui banner
8. Program Member Get Member melalui referral code
Selain 8 fitur di atas, Finpay akan terus menjaga dan berinovasi untuk kebutuhan pasar sesuai dengan visinya yaitu Menjadi Digital FinServ Company Pilihan untuk Mengakselerasi Inklusi Keuangan Indonesia.
Oiya, dalam kesempatan terpisah, Finpay menyempatkan untuk menjumpai Leo Kelvin selaku penggiat UMKM dengan brand Yummy Donuts. Leo menyampaikan pentingnya untuk beralih ke digital.
Saat ini digitalisasi sudah merambah kemana-mana, kalau kita masih konvensional pasti akan tertinggal. Saya sangat terbantu dengan adanya Mitra Finpay, pencatatan usaha saya semakin rapi dan semakin kekinian dan bisa menerima pembayaran menggunakan QRIS
Nah perlu kalian tahu, FEKDI ini diikuti oleh sejumlah peserta, yaitu 70 exhibitor dalam 9 cluster yaitu Regulator, Cluster Asosiasi, Cluster BI-Fast, Cluster Snap, Cluster Elektronifikasi, Cluster Inisiatif KEMENKO, Cluster Inovasi Digital, Cluster QR Domestic & Cluster Cross Border dan Cluster Merchant. Finpay menjadi salah satu pelopor Fintech di Indonesia, turut ambil peran dalam cluster QR Domestic & Cluster Cross Border.
Segitu aja ya informasi seputar festival keuangan digital yang diadakan di Nusa Dua, Bali. Seru juga kalo bisa ikut hadir di sana dan menyaksikan beberapa cluster yang hadir menyemarakkan FEKDI 2022. Sampai jumpa dalam artikel keuangan lainnya, teman-teman. Wassalamualaikum.
Selasa, 26 Juli 2022
7 Makanan Korea Jadi Teman Nonton Drama Korea atau Film Korea
1. Ramyun
2. Tteokbokki
![]() |
Yang masak si bungsu, beli ttokpokki instan di minimarket |
3. Kimchi
4. Bulgogi
5. Kimbab
![]() |
Picture from sutterstock |
6. Odeng atau Eomuk
7. Hotteok
![]() |
Picture by stellanspice.com |