My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Rabu, 22 April 2020

Beli Produk Teman, Cara Peduli Saat Pandemi Covid-19
April 22, 2020 9 Comments

Beli Produk Teman, Cara Peduli Saat Pandemi Covid-19


Assalamualaikum Sahabat. Sudah lebih dari 4 minggu di rumah aja, bagaimana kabar kalian? Bosan ya? Tenaaaang, banyak temannya kok. Pengen jajan ke resto? Sabar Buk, masak dulu aja di rumah. Pengen jalan-jalan ke pantai? Banyak tempat wisata yang lock down. 

Udah sering jalan-jalan ke pantai, bertahun-tahun kan? Sekarang saatnya istirahat dulu di rumah. Belajar di rumah, bekerja di rumah, masak, bikin cemilan, menata rumah. Uhhh banyak juga ya pekerjaan rumah, nggak ada selesainya.

Bersyukur Masih Bekerja Meski di Rumah Aja

Saya nggak bermaksud menggurui, apalagi kasih tausiyah. Siapa saya? Guru bukan, ustadzah... duh apalagi ini. 

Yang pasti saya adalah teman, saudara, adik, kakak, tante kamu yang ingin mengingatkan bahwa bersyukur lah kalo kamu masih bekerja. Karena di luar sana, ada banyaakkkk sekali orang-orang yang kena pemutusan hubungan kerja begitu pemerintah menerapkan status physical distancing pertengahan Maret. Eh akhir bulan Maret ya, saya udah lupa.

Adik kandung saya pun juga kena PHK dari perusahaannya. Dengan catatan, akan dipanggil kembali saat perusahaan mulai produksi. Kapan tepatnya? Entah lah nggak ada yang tahu. Karena virus covid-19 ini bakal berakhir kapan juga nggak ada yang tahu. Ini sudah mencapai puncak pandemi aja kayaknya belum kan?! 

PHK bukan berarti akhir dunia. Justru kalo tetap ingin bertahan, buka mata dan telinga, putar otak. Ada banyak kebutuhan saat pandemi covid dan penerapan physical distancing. Banyak orang yang bekerja dari rumah dan mereka pun tidak ingin sering-sering keluar rumah meski untuk belanja.

Mendadak Jualan

Dulu ada yang bilang nggak bakat jualan. Aslinya karena malas mempromosikan jualannya. Dunia digital saat ini telah mempermudah orang yang pemalu untuk mengenalkan produksinya, dengan cara promo jualan online.

Cara jadul jualan dengan tatap muka langsung sudah tak lagi efektif. Dengan bertatap muka langsung, bisa saja dalam waktu satu jam hanya mapu meraih target calon pembeli tak lebih dari 5 atau bisa saja cuma 2 orang.

Coba bandingkan bila kalian berjualan dengan promosi di akun sosial media. Dalam satu jam saja bisa ribuan mata dan otak yang terpaku pada gambar produk yang kalian promosikan.

Sebelum pandemi sudah banyak sekali penjualan online bersliweran di linimasa sosial media. Termasuk status Whatsapp, Instagram, atau Facebook. Sosial media yang terakhir saya sebut ini yang katanya hanya milik emak-emak, justru menjadi lahan promosi yang banyak disukai online shop.

Seperti adik saya yang juga melihat peluang dengan berjualan hasil laut. Yaitu berbagai jenis ikan, cumi, berbagai macam kerang, juga olahannya seperti bandeng presto, otak-otak bandeng, dan lainnya. Jadi meski kena PHK, dia tetap bekerja dari rumah dengan berjualan online. Promosinya melalui Whatsapp grup atau di statusnya.

Stay at Home, Belanja Dari Rumah

Di tengah ribuan orang kena PHK, masih banyak juga yang tidak bisa bekerja dari rumah. Alasannya beragam, tidak punya modal, tidak memiliki ilmu, tidak tahu juga mau bekerja apa. 

Saya bersyukur di tengah pandemi ini suami masih dipercaya mengerjakan proyek renovasi 3 rumah. Meski sepertinya satu di antara ketiga proyek bakal berhenti karena duitnya udah abis. Saya tetap berharap semoga ketiganya bisa lanjut sampai renovasi selesai dan bisa ditempati oleh pemiliknya.

Yang bikin sedih juga adalah tidak ada kegiatan shalat rawatib dan shalat Jumat di masjid-masjid dekat rumah. Terutama yang bikin saya kehilangan adalah kegiatan setiap hari Jumat. 

Biasanya usai shalat Shubuh saya sudah sibuk belanja sayuran dan protein ikan atau telur, ayam, untuk dimasak. Belanja tiap hari Jumat ini dalam jumlah besar karena sekaligus untuk dijadikan sedekah nasi bungkus. Dan semuanya saya kerjakan sendiri, mulai dari memilah sayuran, mengolah dan menjadikan makanan siap santap. Langkah berikutnya adalah membungkus dalam kertas coklat dan kemudian dimasukkan ke dalam tas untuk dibawa ke masjid. 

Karena penerapan physical distancing, tak ada lagi shalat Jumat di masjid. Jemaah diharapkan shalat Dzuhur di rumah masing-masing. Efeknya tentu saja saya tidak lagi memasak untuk sedekah nasi bungkus.

Nilainya sebenarnya tak seberapa, sejumlah jajan di resto untuk dua orang tiap sekali masak. Namun nilai sedekah yang saya niatkan untuk tubuh saya agar diberikan kesehatan menjadi hilang. Ya saya baru memulai masak sendiri untuk sedekah nasi bungkus tiap Jumat. Diniatkan dengan menyedekahkan tubuh saya untuk menyiapkan hidangan bagi jemaah Shalat Jumat di masjid, Allah azza wa jalla menganugerahkan kesehatan.

Duit untuk belanja kebutuhan sedekah nasi bungkus dari suami. Jadi saya hanya memiliki tenaga sebagai modal sedekah. Itu lah mengapa saya turut merasa kehilangan nuansa masak di dapur untuk jemaah. 

Akhirnya sebagai ganti, saya memesan produk dari teman-teman blogger, tetangga, saudara yang berjualan. 



Ada bagor asmara produksi @marasoo, wedang uwuh dari @erina_julia, masker dari @annachomsiati.

Untuk cemilan saya kadang pesan pada mba Ika Puspita yang pintar masak klappertaart.  Ada juga serundeng daging, macaroni schotel, dan   lainnya .

Selain itu, seringnya untuk makan malam saya pesan makanan via ojek online. Nantinya setelah pesanan saya datang, selain memberikan bintang 5 juga memberi tip dengan memotong saldo dompet digital.

Saya memang sengaja tidak membelikan mereka makanan. Di samping saya tidak tahu selera makanan, juga bisa saja babang ojol ini sudah membawa bekal dari rumah. Yang paling luwes tetap memberikan tip dalam bentuk uang.

Alhamdulillah saya bersyukur bisa ikut menyisihkan sedikit duit untuk dikumpulkan oleh founder komunitas blogger. Saya senang membaca informasi yang dilaporkan saat bantuan dibagikan pada mereka yang terdampak pandemi covid-19. Atau ikut donasi yang banyak dishare di sosial media. Duit 10ribu, 20 ribu, 50 ribu, biasanya habis untuk sekali jajan. Namun bagi yang menerimanya, dari yang sedikit dikumpulkan menjadi jumlah yang besar, amat lah terasa manfaatnya. 

Saya bukan orang kaya, namun setiap bulan saya menyisihkan rejeki yang kami miliki untuk meringankan beban orang lain. Berapa bugdet untuk sedekah ini? Saya tidak pernah menghitungnya. Asal ada duit masuk ke rekening, akan saya ambil 10-20 % untuk bersedekah.

Saya dan suami pernah merasakan jatuh bangun mengelola ekonomi keluarga. Tak ada yang tahu ketika kami tidak memiliki duit karena memang tak pernah galau atau curhat. Kami pantang nggersulo atau nggersah. Apa sih bahasa Indonesia kata itu? Tetangga, saudara, orang tua, ngertinya kami punya duit untuk bertahan hidup. Namanya usaha sendiri, ketika ada duit masuk bisa saja dalam jumlah besar. Nanti mendadak nggak ada pekerjaan sama sekali. Tentu saja dari duit tabungan lah yang diambil untuk membiayai kebutuhan selama beberapa bulan.

Kami selalu berkhusnudzon pada Allah, bahwa akan ada rejeki bagi makhluk yang mau ikhtiar. Apalagi kami juga merangkainya dengan doa dan dzikir. Tak ada yang tak mungkin kalo Allah menghendaki rejeki akan mendatangi kita. Sepanjang jangan pernah menggerutu, berprasangka buruk, tidak mensyukuri nikmatNYA.

Wah kesannya kayak berceramah. Mohon maaf, saya niatkan menulis untuk berbagi pengalaman hidup. Tidak ingin bermaksud riya'. Semoga menjadi inspirasi bagi pembaca tulisan saya. Wassalamualaikum Sahabat.
Reading Time:

Selasa, 21 April 2020

Earth Day, Sembuhkan Bumi Dengan Berkebun Meski di Lahan Sempit
April 21, 2020 39 Comments

Sembuhkan Bumi Dengan Berkebun di Lahan Sempit



Assalamualaikum Sahabat. Saat sudah satu bulan lebih di rumah aja, apa yang sudah kalian lakukan? Saya sempat bertanya di grup WA salah satu alumni sekolah. Rata-rata jawabnya adalah masak untuk keluarga, bikin cemilan, hingga jahit bajuk.

Ya karena saya dan teman-teman di grup ini udah berusia lolita a.k.a lima puluh tahun lebih, tentu aja udah nggak ada yang direpoti anak kecil. Anak kami rata-rata udah usia SMA atau bahkan udah kerja seperti anak saya yang sulung.

Tapi ada juga yang mengisi waktu di rumah aja dengan bikin kebun dadakan. Iya mereka menyebut kebun nya mendadak dibuat karena mengingat pandemi dan susahnya belanja karena diberlakukannya PSBB atau lockdown. Teman saya ini tinggal di Bekasi dan sebagian Jakarta, juga Bogor. 

Selama ini mereka masih bekerja di kantor, atau sibuk mengejar pesawat karena dinas luar, dan meeting dengan klien. Karena faktor keamanan, mereka memilih untuk work from home. 


Sejarah Hari Bumi (Earth Day)

Awal mula Hari Bumi pertama kali dikenal pada tahun 1970. Sebelumnya gagasan Hari Bumi Sedunia atau Earth Day muncul tahun 1960 dari sebagian elemen masyarakat di Amerika Serikat. Mereka baru menyadari pencemaran lingkungan yang semakin membahayakan bumi.



Dari Wikipedia dicatat sejarah Hari Bumi Sedunia dicanangkan oleh senator Amerika Serikat Gaylord Nelson yang juga berprofesi sebagai seorang pengajar lingkungan hidup. Nah tanggal 22 April dipilih karena berbarengan dengan musim semi di Northern Hemisphere (belahan Bumi Utara) dan musim gugur di belahan Bumi Selatan.

Salah satu yang mendasari pencanangan Hari Bumi adalah kasus tumpahan minyak di pesisir Santa Barbara, California pada tahun 1969. Gaylord Nelson juga memusatkan perhatian pada masalah lingkungan hidup yang mengusik kelestarian planet yang berimbas pada kesehatan manusia umumnya.

Dan tahun ini Hari Bumi Sedunia tepat 50 tahun, yang akan diperingati oleh lebih dari 175 negara. 


Bagaimana Cara Ikut Berpartisipasi Pada Hari Bumi :



- Minimal menanam satu pohon untuk  mengurangi polusi

- Mengurangi pemakaian plastik sekali pakai
Misalnya dengan membawa tas belanja sendiri, tidak menggunakan sedotan plastik, membawa tumbler, membawa wadah bekal dari rumah, sangat lah dianjurkan.

- Menghemat listrik dengan mematikan lampu saat malam hari di ruangan yang tidak digunakan.

- Menghemat air dengan menutup kran saat tidak digunakan, terutama kalo sikat gigi.

- Menggunakan wadah plastik bekas untuk tempat menanam. Saya biasanya menggunakan gelas bekar air mineral untuk menyemai benih cabe. Nanti kalo udah tumbuh sekitar 5 cm baru dipindahkan ke pot yang agak lebih besar.




Semangat Berkebun Meski di Lahan Sempit

Saya pernah bercerita ketika masih tinggal di kawasan Pedurungan, dengan sisa lahan yang cukup luas yaitu sekitar 60 meter persegi, bisa menanam segala jenis tanaman. Halaman belakang rumah rimbun dengan tanaman buah seperti mangga, kelengkeng, dan apel putsa. 

Anak-anak paling senang ketika tanaman mulai berbuah, bisa menikmati dengan tinggal memetik buahnya di kebun sendiri.

Selain tanaman buah, ada juga segala jenis tanaman hias dan bumbu dapur. Lahan sisa yang sengaja diperuntukkan memfasilitasi hobi saya berkebun, menjadi warung hidup. Karena ada tanaman cabe, jeruk nipis, jeruk limau, tomat, sawi hijau, yang bisa dinikmati tanpa harus membeli ke warung atau pasar.

Sedihnya adalah ketika rumah ini kami jual karena harus pindah mendekati rumah orang tua. Bukannya tidak suka merawat orang tua, saya sih alhamdulillah senang dan bersyukur diberi kesempatan menemani mereka di usia senja. Namun rumah yang sekarang ini separo luasnya dari rumah lama. Tentu saja rumah mentok depan dan belakang. Hanya ada teras seluas 3,5 x 8 meter yang digunakan untuk parkir mobil dan motor. 

Saya awalnya sedih loh, bingung mau naroh tanaman di sebelah mana? Seakan-akan hobi saya berkebun jadi terhenti mendadak. Dan di mata saya, rumah tanpa tanaman itu jadi terlihat gersang dan tidak menarik.

Namun senangnya waktu tukang yang merenovasi rumah, menyiapkan pagar depan rumah untuk meletakkan pot-pot tanaman. Saya tinggal taruh aja pot-pot tanaman berdasarkan mana yang kuat menahan sorotan sang surya. Karena kebetulan rumah yang saya tempati sekarang menghadap barat.
Sementara di atas selokan, ibuatkan tatakan dari cor semen dan pasir. Fungsinya adalah untuk meletakkan pot-pot yang masih tersisa dan tidak mendapat tempat di atas pagar. Di bagian ini saya sengaja meletakkan pot tanaman yang tahan panas. Seperti tanaman buah, cabe, dan tanaman hias lainnya. 


Koleksi tanaman buah saya beragam, dari sirsak, belimbing wuluh, jeruk nipis, jeruk limau, serta jeruk purut. Tanaman lainnya ada yodium, puring, cabe, pucuk merah, kemuning yang wangi, dan euphorbia.

Senang banget kalo pagi hari bisa menikmati minuman hangat dari jeruk nipis dan air panas. Jeruknya hasil memetik dari tanaman di dalam pot di depan rumah. Menghemat uang belanja jadinya.



Saat ini tanaman cabe mulai keluar bunganya, saya tinggal bersabar aja menanti panen cabe sebulan lagi. Alhamdulillah bisa menikmati aktivitas yang menyenangkan dengan berkebun di lahan kecil.


Mencintai Diri Dengan Menjaga Kesehatan Tubuh

Oiya, saya awal tahun 2020 sempat jatuh sakit. Sakitnya sepele dan ringan, tapi proses recovery lumayan lama sampai dua minggu lebih. Seperti biasa makan nggak teratur bikin gula darah drop. Kemudian kelelahan dan kurang tidur juga menyebabkan HB saya turun.

Kembali saya serasa ditampar dengan recovery yang lama ini. Iyaa... saya memang jadi malas makan. Mulut terasa pahit. Trus asupan nutrisi yang masuk cuma dari jus sayur dan buah aja. Namun ini udah cukup jadi nutrisi dari pada enggak ada makanan yang masuk sama sekali. 

Karena nggak mau berlama-lama rebahan di kasur, saya mulai memperbanyak makan buah yang bikin kenyang. Misalnya :

- Apel USA yang ketika dikunyah terasa segar dan kriyuuuk. Enak banget dengan kandungan airnya yang terasa asam dan manis. Seakan buah ini mampu membangkitkan selera makan yang sempat hilang saat sakit.

- Pear, buah ini juga favorit di rumah saya karena kandungan airnya yang berlimpah. Apalagi kalo tahu akan pergi keluar kota, saya selalu menyediakan Pear dalam wadah bekal. Niatnya untuk bekal di jalan.

- Jeruk Sunkist yang kesegarannya tak diragukan lagi. Hmmm, saya nulis ini dengan bayangan rasa Sunkist yang asam menyegarkan. Yup vitamin C yang ada dalam Sunkist tentu lah banyak ya. Ngapain repot beli vitamin dalam kemasan di apotek, kalo menikmati Sunkist bisa mendapatkan kesegaran alami.


Picture taken by Risa
Menjaga kesehatan tubuh saat pandemi Covid-19 sangat penting. Imunitas tubuh yang kuat akan mampu menjadi benteng pertahanan menahan virus masuk ke dalam tubuh. 

Nah, mengingat puasa Ramadhan yang sudah di depan mata, saya juga menyiapkan kurma untuk berbuka. Mengikuti sunnah Rasulullah SAW, berbuka dengan yang manis dan secukupnya diartikan dengan makan 3 butir kurma dan minum seteguk air putih. 

Waktu belanja bulan lalu, saya sempat melirik kemasan kurma berwarna merah yang dipajang di bagian belakang kasir. Dan si sulung yang menemani belanja meminta saya untuk membeli kurma tersebut. 

Ternyata namanya Kurma Medjool dengan harga yang memang lebih mahal dibanding kurma biasa. Hanya bedanya kurma Medjool ini daging buahnya padat, empuk, dan rasanya manis seperti karamel.



Medjool merupakan sumber vitamin, mineral dan kalium yang merupakan serat larut makanan. Tidak hanya baik untuk tubuh tetapi juga bisa mempertahankan rasa kenyang lebih lama. Yakin deh puasa kali ini saya bakal menyiapkan kurma Medjool sebagai syarat untuk membatalkan puasa saat buka. Apalagi anak-anak udah terlanjur suka dengan kurma Medjool.


Mimpi Bapak Kafi Kurnia Tentang Indonesia Yang Lebih Sehat

Bapak Kafi Kurnia adalah pakar pemasaran di Indonesia. Beliau menginisiasi berdirinya platform digital bernama Sembutopia. Selama ini Sembutopia concern mengajak masyarakat Indonesia untuk hidup sehat. Yaitu dengan mengkonsumsi makanan sehat, seperti rajin makan buah, sayur serta berolahraga. Sembutopia juga peduli terhadap kegiatan penyelamatan lingkungan.

Sembutopia hadir didasari oleh keprihatinan bahwa prestasi Indonesia dalam mengelola manajemen kesehatan masih tertinggal sangat jauh. Dalam laporan Human Development Report tahun 2016 yang diterbitkan oleh UNDP, disebut bahwa bidang kesehatan Indonesia berada di peringkat 113. Bandingkan dengan Singapore (peringkat nomer 5), Hongkong (peringkat nomer 12), dan Malaysia (peringkat 59).

Sembutopia merumuskan 5 pilar pokok untuk program edukasi dan motivasi, yaitu :
1. HOPE, dibutuhkan harapan untuk sembuh
2. HEAL, Juga upaya untuk penyembuhan
3. HABITAT, menciptakan lingkungan yang sehat
4. HEALTH, kondisi sehat yang optimum
5. HAPPINESS, tingkat kebahagiaan setelah pencapaian kondisi optimum

Saya masih mengingat pertemuan dengan Bapak Kafi ketika berkunjung ke Semarang. Katanya :"Orang Indonesia itu susah kalo diajak sehat. Tapi ketika sakit mereka menjadi sangat termotivasi untuk sembuh. Karena itu lahir lah SEMBUTOPIA."

Nah, selama pandemi virus Covid-19 ini terjadi penurunan produksi sampah. Mungkin karena banyak orang yang melakukan aktivitas di rumah aja, sehingga sampah di jalan jadi berkurang.

Bahkan dengan adanya pembatasan penggunaan kendaraan dan penutupan jalan, membuat langit terlihat biru. Alam seakan melakukan proses recovery juga. Udara di kota menjadi agak bersih. 

Yang bikin saya dan kalian pasti juga merasakan hal sama, masyarakat lebih rajin mencuci tangan dan menjaga kebersihan lingkungan. 

Duhhh saya merinding loh nulis ini. Ketika ada pandemi, berbondong-bondong masyarakat menyadari pentingnya menjaga kesehatan diri dan kebersihan lingkungan. Semoga ketika pandemi covid-19 telah berakhir, kebiasaan baik ini akan terus dilakukan. Wassalamualaikum Sahabat.


#sembutopia #rajinmakanbuah #stayhealthy #staysafe #ilovesunkist #inikurmamedjoolyangasli #thepowerfulblueberry #dirumahaja #earthday #earthday50 #earthday2020


Sumber Materi :
- Instagram Sembutopia
- loop.co.id/articles/sejarah-hari-bumi
Reading Time:
Pengaruh Covid-19 Dalam Kehidupan Keluarga
April 21, 2020 13 Comments

Pengaruh Covid-19 Dalam Kehidupan Keluarga


Assalamualaikum Sahabat. Hal paling menyedihkan saat pandemi Covid-19 adalah terpisah dan tak bisa silaturahmi dengan ibu mertua, keluarga besar, dan sahabat saya. Karena physical distancing yang mengharuskan kami tidak bisa kumpul dan berjumpa serta ngobrol seru seperti biasanya.

Tapi saya enggak sendiri pastinya. Kalian para pembaca dan sahabat dunia maya mengalami hal ini. Bahkan ada juga yang terpisah antara suami, istri dan anak. Menyedihkan rasanya. 

Saya bersyukur banget karena mulai bulan Oktober 2019, suami dan si sulung udah tinggal bersama lagi di Semarang. Biasanya kan si sulung ngekost di Jogja, dan suami ngider di Cibitung, Tasikmalaya, atau Bogor.

Jadi saat pandemi seperti ini, saya masih bersyukur bisa berkumpul dalam satu rumah. Nggak terbayang rasanya bila terpisah rumah. Peluuuk kalian yang masih long distance marriage.

Lantas, apa sih pengaruh Covid-19 dalam kehidupan Sehari-hari Bagi Saya?

- Menahan Diri Bertemu Orang Tua dan Mertua

Ini hal paling menyedihkan bagi saya dan keluarga besar Bani Suhada. Karena biasanya menjelang puasa itu ngumpul di rumah Ibu di kawasan Singa, Semarang. 


Tapi kondisi anak-anaknya terpisah di kota berbeda, bahkan ada dua yang dinas di rumah sakit, harus menerapkan physical distancing. Suami yang masih bekerja di luar rumah pun juga nggak memungkinkan berkunjung ke rumah ibu. Takutnya membawa virus karena masih sibuk ngurus renovasi rumah klien saat pandemi.

- Menggunakan Masker Saat Keluar Rumah

Saat ada begitu banyak orang bekerja dari rumah, suami dan si sulung harus keluar rumah. Saat pandemi, suami tengah mengerjakan renovasi rumah milik tiga orang klien. Target sebelum lebaran harus sudah jadi sehingga bisa ditempati pemiliknya, membuat suami mesti keluar rumah setiap hari.


Saya hanya bisa menitipkan doa agar suami dan si sulung senantiasa mendapat perlindungan Allah azza wa jalla dari musibah dan bencana. Dijauhkan dari penularan virus covid juga. Dan saya tak pernah lupa menyiapkan masker untuk mereka berdua. Jadi setiap hari saya mencuci masker-masker yang sudah digunakan agar selalu bersih saat digunakan lagi.

- Masak Lebih Sering

Kayaknya bukan saya aja yang jadi lebih sering berada di dapur. Enggak hanya masak sayur dan lauk untuk keluarga. Tapi juga jadi rajin bikin cemilan sehat agar mereka tidak jajan di luar rumah.



Cemilan juara selama pandemi di rumah saya adalah pisang goreng dan brownis. Saya tak mampu lagi menghitung berapa kali bikin dua jenis cemilan itu. Nggak apa, buat keluarga apa sih yang enggak dilakukan oleh seorang ibu?!

- Lebih Banyak Waktu di Rumah


Selain ibu rumah tangga yang selalu di rumah, saya juga seorang content writer a.k.a blogger. Sebelum ada pandemi, saya lumayan sering hadir dalam gathering. Namun tentu saja sekarang berubah. Semua diharapkan di rumah aja, bekerja dari rumah, belajar dari rumah, yang aman memang di rumah sih.

Ternyata meski tidak keluar rumah untuk event blogger, di rumah jadi isinya kerja melulu. Selain pekerjaan rumah tangga biasanya seperti masak, mencuci baju, bersih-bersih rumah, saya malah jadi rajin mindah-mindah perabot. Kegiatan seperti beberes barang, memindahkan posisi perabot, merawat kebun juga jadi lebih banyak waktunya. Sehingga akhirnya saya bisa memindahkan tanaman cabe di beberapa pot tanaman terpisah. Tadinya abis disemai dan tumbuh agak tinggi, ada tiga atau empat tanaman cabe dalam satu pot.

- Mengelola Pikiran Agar Tetap Waras

Yup, gempuran berita yang menakutkan, menyedihkan, hingga mengerikan dari pandemi Covid-19 kadang mengusik pikiran. Menciutkan hati dan bikin sedih. Saya sejak awal sudah memposisikan diri agar menyaring berita yang valid. Saya enggak mau baca info yang bikin otak teracuni hingga bikin drop semangat. Karena paparan berita menyedihkan bisa mengganggu imunitas tubuh saat pandemi. Bahaya kan jadinya.

Itu lah sebabnya saya wajib me time. Cukup dengan melakukan aktivitas berkebun udah bikin pikiran saya teralihkan dari berita menyedihkan kepada tanaman-tanaman yang tumbuh subur. Melihat bakal buah, bunga, dan tanaman hijau yang mulai bersemi, bikin hati senang. Kalo hati udah senang tentu imunitas tubuh makin kuat.



Saya juga menyempatkan waktu untuk melakukan hobi yang lainnya. Karena anak-anak udah besar, saya bisa bebas mengalokasikan waktu dengan me time sederhana selama stay at home. Bisa baca novel favorit yang sebelumnya ada di rak buku, nonton film di smart TV, atau ikut meeting class. 

Alhamdulillah keuangan keluarga sementara ini belum kena pengaruh pandemi covid-19. Suami masih mengerjakan proyek dan saya juga ada tabungan dari hasil pekerjaan sebagi blogger. 

Saya berharap pandemi covid-19 segera berlalu. Sehingga mereka yang terkena pengaruh dari pandemi bisa bangkit lagi. Adik kandung saya yang terkena PHK sementara ini jualan online. Ada ikan segar, roti, jus, hingga salad buah. Yuk berdoa dan jangan pernah berhenti berharap bahwa akan ada pelangi yang indah setelah covid-19 berlalu. Wassalamualaikum.
Reading Time:

Senin, 20 April 2020

Mengenal Covid-19, Jangan Lupa Jaga Jarak
April 20, 2020 16 Comments
Mengenal Covid-19, Jangan Lupa Jaga Jarak 


Assalamualaikum Sahabat. Dunia mendadak terguncang ketika bulan Desember 2019 kabar tentang virus Covid-19 muncul di Wuhan, China. Namun ternyata saat ini diketahui bahwa virus ini pertama kali muncul pada tanggal 17 Nopember 2019 di Hubei, China.

Covid-19 atau Corona Virus Disease 2019 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 yang juga disebut salah satu jenis koronavirus. Tanda penderita kena Covid-19 seperti mengalami demam, batuk kering, dan kesulitan bernafas.

Hal-Hal Yang Perlu Diketahui Seputar Covid-19 :

Cara Penyebaran Virus Covid-19 :

Awalnya banyak orang menyepelekan covid-19 karena jumlah kematian yang disebabkan memiliki prosentasi lebih rendah dibandingkan Mers ataupun SARS. 

Namun ternyata penyebaran virus ini lebih cepat dan lebih banyak, serta sukar untuk dideteksi. 

Infeksi yang terjadi adalah menyebar dari satu orang ke orang lain melalui percikan (droplet) dari saluran pernapasan yang sering dihasilkan ketika batuk atau bersin. Jarak jangkauan droplet ini sekitar 1 meter. Ngeri juga ya begitu tahu begitu mudah dan masifnya penyebaran virus ini.

Nah droplet ini bisa menempel di permukaan benda, seperti meja, pintu, handle pintu, angkutan umum, dan lainnya di tempat umum. Namun droplet juga tidak bertahan lama di udara. 

- Menggunakan Masker

Penggunaan masker sekarang sangat dianjurkan bahkan diwajibkan untuk mencegah penularan. Sesuai rekomendasi WHO, semua orang baik yang sehat maupun yang sakit, saat keluar rumah perlu menggunakan masker.


Masyarakat umum dapat menggunakan masker berbahan dasar kain. Masker lebh baik digunakan tidak lebih dari 4 jam, setelah itu harus dicuci menggunakan sabun dan air. 

Masker bedah atau masker N95 hanya untuk tenaga kesehatan karena jumlahnya terbatas.

- Jaga Jarak Saat Bicara

Saat ini setiap orang disarankan untuk melakukan physical distancing yaitu jaga jarak dengan diam di rumah. Atau kalo keluar rumah, lakukan prosedur keamanan agar terhindar dari penularan virus.


Definisi Penderita Covid-19

Ada tiga jenis definisi operasional terkait covid-19 ini, yaitu :

1. Orang Dalam Pemantauan (ODP)

- Mereka yang mengalami demam atau gejala gangguan sistem pernapasan Seperti pilek atau sakit tenggorokan, dan batuk.
- Mereka yang 14 hari terakhir memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah yang terpapar covid.
- Mereka yang selama 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi Covid-19.

2. Pasien Dalam Pengawasan (PDP)

- Mereka yang mengalami infeksi Pernapasan Akut (ISPA) yaitu demam disertai salah satu gejala/tanda penyakit pernapasan. Seperti batuk, sesak napas, sakit tenggorokan, pilek, pneumonia yang ringan hingga berat.
- Selama 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah yang terapapar covid-19.
- Orang dengan ISPA/pneumonia berat yang butuh perawatan di RS dan tidak ada penyebab berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.

3. Orang Tanpa Gejala (OTG)

- Seseorang yang tidak muncul gejala dan memiliki resiko tertular dari orang konfirmasi covid-19. Orang tanpa gejala ini merupakan kontak erat dengan kasus konfirmasi covid-19.

4. Kasus Konfirmasi 

Yaitu pasien yang terinfeksi covid-19 dengan hasil pemeriksaan tes positif melalui pemeriksaan PCR.


Kuy, jaga kebersihan dengan mencuci tangan menggunakan air dan sabun agar terhindar dari penularan covid-19. Juga menjaga imunitas tubuh dengan melakukan gaya hidup sehat. Wassalamualaikum.

Materi ;
- lifestyle.okezone.com 
- https://corona.jatengprov.go.id/index.php/infografis
Reading Time:

Sabtu, 18 April 2020

After Covid-19, Gaya Hidup Sehat Akankah Tetap Dilakukan?
April 18, 2020 24 Comments

After Covid-19, Gaya Hidup Sehat Akankah Tetap Dilakukan?


Assalamualaikum Sahabat. Apa kabar kalian? Dengan hati yang tulus, saya berdoa agar kita semua diberikan kesehatan dan rejeki yang berkah. Di tengah pandemi Covid-19, ada begitu banyak perubahan yang terjadi di muka bumi. 

Ada yang buruk karena begitu banyak berita kematian, penularan virus covid-19 yang tiap hari makin banyak, hingga banyaknya APD yang menghilang di pasaran. Bahkan banyak tenaga medis yang meninggal di antara sekian banyak warga korban pandemi.

Oiya ini adalah artikel dalam rangka arisan Blogger Gandjel Rel periode ke-5. Ada mba Dian Nafi dan Chella Guru Kecil yang menjadi pemenang arisan. 


Sisi Baik Ketika Pandemi Covid-19

Namun masih ada kabar baik di tengah pandemi covid-19, sahabat. Seperti bumi yang berkurang polusinya, langit Jakarta dan kota besar di dunia terlihat biru, serta jalanan yang tak lagi macet parah.

Dan seperti yang sudah diketahui selama ini, bangsa ini memiliki warga yang punya empati luar biasa dahsyat. Ada banyak lembaga, perorangan, dan komunitas yang membuka donasi. Nyaris semuanya mampu mengumpulkan dana yang amat banyak jumlahnya. Sehingga dalam waktu singkat dana yang terkumpul bisa dibelikan kebutuhan menghadapi pandemi ini. Seperti masker, hand sanitizer, APD untuk tenaga medis, bahkan kebutuhan pokok bagi warga yang terdampak pandemi.

Warga gampang banget mengulurkan donasinya, entah dengan transfer via mBanking, ATM, dompet digital, dan cara lainnya. Sungguh menyaksikan fenomena ini saya begitu terharu. 

Saya pernah menangis tersedu dalam diam saat membaca laporan keuangan yang dikirim via email dari salah satu lembaga donasi terkenal. Nominal yang kita kirim mungkin tak seberapa besar, tapi bagi yang menerima teramat besar nilainya. Masya Allah.

Kebaikan-kebaikan lainnya juga turut andil mengubah gaya hidup masyarakat dunia. Mereka yang tadinya pulang dan masuk ke rumah tidak pernah mencuci tangan dan kaki, mendadak berubah jadi orang yang sangat peduli kebersihan tubuh. Rajin membersihkan rumah karena memiliki waktu banyak selama physical distancing. Banyak merenung dan berdzikir usai shalat, mengetuk pintu hati, membersihkan pikiran dari syak wasangka. Terbukti lebih banyak orang yang bersatu padu melawan covid-19 tak peduli agama, suku, dan asal daerahnya.

Biar lah yang masih nyinyir di sosial media, asal kita jangan ikut-ikutan lepas kendali hingga mengurangi amalan yang masih sedikit.

Yang tak kalah bagusnya adalah efek dari himbauan Kemenkes RI, Dinas Kesehatan tiap wilayah, hingga WHO agar melaksanakan gaya hidup sehat. 


Yup, tiap orang mulai banyak yang melakukan perubahan dengan menjaga kesehatan tubuhnya. Imunitas tubuh yang baik akan menjauhkan kita dari virus. Dan itu semua dilakukan dengan cara :
- Memberikan asupan gizi yang cukup
- Melakukan olah raga
- Istirahat yang cukup
- Cukup sinar matahari

Memberikan tubuh asupan gizi yang cuku termasuk mengonsumsi buah dan sayur yang lebih banyak. Saya sudah menuliskan tentang pentingnya mengonsumsi buah dan sayur selama pandemi covid-19. Dari pada pusing kan nyari-nyari vitamin di beberapa apotek, mending memperbanyak konsumsi buah dan sayur. Apalagi negeri kita memiliki aneka ragam buah dan sayur yang bisa menjamin kebutuhan tubuh akan vitamin.

Silahkan baca : Konsumsi Buah Untuk Menjaga Imunitas Tubuh

Langkah pencegahan agar tidak makin banyak penderita covid-19 juga dilakukan oleh sebagian besar warga. Seperti work from home bagi pekerja yang bisa melakukan kerja dari rumah. Belajar di rumah

After Covid-19, Gaya Hidup Sehat Masih Akan Dilakukan?

Sampai satu hari, saya bertanya-tanya apakah after Covid-19, gaya hidup sehat yang dilakukan juga ikut menghilang?

- Menjaga Imunitas Tubuh

Harapan saya tentu saja kita tetap menjaga gaya hidup sehat dengan tetap melakukan seperti selama pandemi ini. Gaya hidup sehat telah meningkatkan imunitas tubuh saat pandemi ini. Tentu berujung juga dengan kualitas hidup yang lebih meningkat.

Caranya adalah tetap mengonsumsi makanan yang bergizi, memperbanyak buah dan sayur, nutrisi yang cukup, mengurangi lemak jahat, agar daya tahan tubuh kuat. Konsumsi bawang dan jahe juga bagus untuk tubuh karena mengandung zat anti infeksi dan meredakan peradangan.



Tetap melakukan olah raga secara teratur meski di rumah saja. Tidak perlu mencari teman ke tempat gym kalo menjadikan kita susah melakukannya. Pengalaman saya seperti itu, akhirnya belajar melakukan sendiri di rumah.

Yang tak kalah penting adalah menjaga waktu tidur minimal 7-8 jam setiap harinya. Saat stay at home seperti sekarang, kita bisa membagi jam tidur dengan menambah waktu tidur saat siang hari.


- Pertahankan Sikap Empati

Peduli dengan kesusahan orang lain, terutama yang tinggal dekat dengan kita seperti tetangga dan famili. Berbagi sedikit dari yang kita miliki tak lantas membuat duit kita habis. Punya beras, mie instan, minyak, atau pun telur, bisa dibagikan pada orang dekat yang terdampak pandemi ini.

Bisa juga melakukan langkah mudah yang amat sederhana. Ketika ada teman yang punya usaha, bisa loh kita membeli produknya. Pertolongan yang mudah dan tetap menjaga martabat yang ditolong adalah dengan memberikan kail, bukan ikan.


- Mengelola Stres

Tahu kan ketika pandemi ini banyak berita bersliweran di sosial media. Di WAG, Facebook, Twitter, dan lainnya, kadang bikin kita jenuh dan cemas berlebihan. 

Mulai sharing berita yang ingin kalian baca karena tidak semua info yang beredar itu benar. Bahkan dari yang saya baca di salah satu portal berita online, per tanggal 9 April ada 1.022 berita tentang covid-19 ternyata hoax. Sedih kan kalo gini?!

Udah lelah, pusing mendengar berita orang meninggal, masih ditambah stress usai membaca info yang tidak benar. Stress dapat mengganggu sistem imun tubuh melawan infeksi. Karena itu sebaiknya diperlukan kecerdasan memilah berita agar tidak stress agar sistem imun terjaga dan kuat melawan virus covid-19.

Mulai lah melakukan kesenangan selama di rumah aja dengan hal yang positif dan bermanfaat. Seperti membuat kue, berkebun, mewarnai, membaca buku, dan kegiatan lainnya yang menyenangkan hati. Tentunya semua itu bisa dilakukan bersama seluruh anggota keluarga. 


Nantinya after covid-19, kita tetap bisa melakukan kegiatan yang menyenangkan ini dengan mengatur waktu setiap anggota keluarga. Hari Sabtu atau Minggu bisa berkebun, meminta bantuan anak-anak untuk mengatur tanaman. Atau membuat donat, kue kering, dan lainnya. Ciptakan kegiatan yang bisa dilakukan bersama keluarga yang tidak mengeluarkan duit dalam jumlah banyak. Bisa olah raga bersama, main monopoli, dan masih banyak permainan lainnya.

Ahhh, saya selalu tak putus harapan, bahwa covid-19 akan segera lenyap di muka bumi. Tentu saja kita juga tak boleh lengah dengan virus lain yang akan selalu muncul. 

Cara yang bisa dilakukan agar tubuh tetap sehat dan memiliki imunitas kuat adalah dengan melakukan langkah seperti yang telah kita lakukan selama pandemi. Semoga kita tetap diberikan kesehatan, kemudahan memperoleh rejeki yang berkah, dan bisa menikmati kehidupan yang lebih baik lagi, aamiin. Wassalamualaikum.
Reading Time: