My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi: Pandemi Covid-19
Tampilkan postingan dengan label Pandemi Covid-19. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pandemi Covid-19. Tampilkan semua postingan

Minggu, 26 April 2020

Jika Pandemi Covid-19 Berakhir, Apa Yang Ingin Kalian Lakukan?
April 26, 20200 Comments

Jika Pandemi Covid-19 Berakhir, Apa Yang Ingin Kalian Lakukan?

Assalamualaikum Sahabat. Saat ini virus Covid-19 masih bercokol di bumi pertiwi. Tiap hari laporan dari Gugus Tugas Covid-19 terus menyampaikan kenaikan warga yang terpapar virus. Setiap hari selalu ada kenaikan yang menyebabkan pemerintah mengambil sikap baru.

Ketua Gugus tugas Covid terus mengingatkan warga agar tidak keluar rumah dan kumpul-kumpul yang tidak penting. Masyarakat harus memutus rantai penyebaran virus corona dengan di rumah saja.


Kapan Pandemi Covid-19 Berakhir?

Dari penelitian yang dilakukan ilmuwan Singapore University of Technology and Design (SUTD) memberikan prediksi  virus corona di Indonesia berakhir. Prediksi diunggah dalam laman resmi SUTD dengan judul When Will COVID-19 End.

Prediksi kapan virus corona di Indonesia berakhir dilakukan SUTD Data-Driven Innovation Lab menggunakan model susceptible-infected-recovered (SIR). Model ini mengumpulkan data dari seluruh dunia untuk memperkirakan kurva siklus hidup dan berakhirnya pandemik di suatu negara dan dunia.

Namun namanya prediksi tentu keakuratannya masih diragukan. Masyarakat tidak boleh terlalu optimis berdasarkan prediksi. Karena efeknya dapat melonggarkan kontrol dan disiplin yang sudah terbangun selama ini. Sikap melonggarkan kontrol kebersihan dan keamanan bisa berakibat buruk. 

Masyarakat bisa saja langsung keluar rumah dan melonggarkan physical distancing. Bahayanya adalah kasus infeksi bakal menyebar makin luas.

Pemerintah perlu tetap memberlakukan physical distancing meski kasus covid nantinya mulai melandai. Aturan untuk tidak keluar rumah harus tetap dilakukan. Agar penyebaran virus benar-benar terhenti. 


Jika Pandemi Covid-19 Berakhir

Tulisan ini juga harapan dan doa yang saya haturkan, ketika pandemi berakhir, saya akan tetap :

- Menjaga Kebersihan Diri dan Lingkungan


Kebiasaan baik selama pandemi dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan, harus terus dijalankan. Seperti mencuci kaki dan tangan begitu datang dari luar rumah. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, juga BAK/BAB.


- Menjaga Pola Hidup Sehat


Selama pandemi covid-19, warga menerapkan hidup sehat. Ketakutan dan antisipasi menghindar dari penularan virus covid, menyebabkan seluruh warga melakukan aktivitas fisik, berjemur, mengonsumsi makanan sehat, mengelola stres, dan istirahat yang cukup.


- Belajar Ketrampilan Baru

Saat pandemi ini, saya sudah belajar menjahit masker. Rencananya sambil work from home, saya juga ingin belajar bikin tunik atau gamis. Rasanya menyenangkan kalo bisa bikin sesuatu yang bisa dipakai sendiri. Atau kalo udah mahir nantinya pengen bikin untuk calon cucu?! Hihiihii.



Silahkan baca : Belajar Jahit Masker Saat Pandemi


- Work From Home

Karena sebelum pandemi, saya sudah bekerja dari rumah. Namun selama di rumah aja, saya jadi berpikir akan mengurangi kegiatan di luar rumah yang berhubungan dengan pekerjaan sebagai blogger. Saat memilih kerja dari rumah, bukan karena alasan usia. Namun karena ingin lebih banyak beribadah dan menyiapkan kepulangan nantinya.


- Stay At Home

Iyaa, saya akan tetap stay at home sampai yakin pandemi beneran berakhir. Karena prediksi tiap penelitian tidak sama. Ada yang bilang akhir Juli, September, Desember. Siapa yang bisa menjamin virus itu udah beneran menghilang di bumi?!

Karena saya yakin ketika pemerintah mengumumkan pandemi berakhir, masyarakat banyak yang langsung jalan-jalan. Baik ke mall, tempat wisata, dan tempat hangout lainnya demi membunuh rindu yang selama ini cuma bisa ditahan-tahan.

Tetap jaga kesehatan, keselamatan, meski di rumah aja, karena saat sedang pandemi juga ada banyak orang jahat yang merongrong suasana. Yang sedang susah banyak, tapi yang menyalahgunakan keadaan hanya orang jahat. Semoga kita semua dalam perlindungan Allah SWT. Wassalamualaikum.  
Reading Time:

Kamis, 23 April 2020

7 Pesan WHO Tentang Tindakan Preventif Agar Terhindar Covid-19
April 23, 2020 22 Comments

7 Pesan WHO Agar Terhindar Covid-19


Assalamualaikum Sahabat. Sudah saatnya nggak perlu banyak bertanya ya kabar kalian setelah sebulan lebih stay at home. Ntar malah bosen ditanya mulu dari berbagai sumber, hahahaa. Saya sendiri juga masih sering ditanya, dari grup WA pastinya. Udah bosen di rumah terus?


Jawaban saya sih belum boseeen!

Ya karena saya aslinya kan orang rumahan. Resign tahun 2015 itu udah ditunggu selama 10 tahun lebih. Jadi ketika akhirnya diijinkan resign ama pakbos di tempat kerja, saya segera sujud syukur, shalat sunnah juga. Alhamdulillah banget pokoknya bisa di rumah aja.

Kegiatan saya setelah resign selain ngurus rumah dan keluarga, sesekali ikut paksuami keluar kota urus kerjaan. Saya bagian seneng-senang kalo urusan kerja suami beres. Seperti mampir jalan-jalan ke tempat menarik di kota yang dituju dan kulineran tentunya.

Jadi ketika akhirnya ada covid-19, saya enjoy aja disuruh di rumah aja. Apalagi sebagai blogger kan bisa kerja di mana aja sepanjang ada paket internetan. Dan di rumah tuh paket internetnya luber-luber karena pakai indihome yang kapasitasnya 20 mbps. Bahagia pokoknya, bisa digunakan ngeblog lancar, nonton youtube tanpa lemot, apalagi download film favorit juga tanpa kendala.

Namun ada juga sedihnya dengan pandemi ini, karena nggak bisa lagi silaturahmi. Suami dan saya tuh hobi silaturahmi ke rumah keluarga, teman, atau tetangga di rumah lama. Bahkan ke rumah mertua aja saya udah nggak boleh karena kasihan Ibu ntar kenapa-napa.

Alasannya karena suami dan si sulung masih bertemu dengan beberapa orang di tempat kerja, di toko bangunan, atau di jalan. Suami masih bekerja menyelesaikan renovasi rumah milik klien. Karena mengemban amanah ini dan sebelum lebaran juga diharapkan udah bisa ditempati. Karena itu saya selalu menyiapkan masker dan hand sanitizer untuk mereka berdua.

Saya mengikuti anjuran WHO tentang tindakan preventif agar terhindar dari Covid-19. Saya tuliskan di bawah ini :

1. Cuci Tangan Dengan Benar

Jaga kebersihan tubuh, seperti mencuci tangan dengan benar apabila akan menyentuh wajah. Juga cuci tangan usai menggunakan toilet, sebelum makan, sebelum, selama, dan setelah menyiapkan makanan, setelah memegang hewan, setiap kali tangan kotor dan ketika merawat orang yang sedang sakit.


Cara mencuci tangan adalah dengan menggunakan air dan sabun. Lakukan dengan langkah yang benar, selama 20 detik. Apabila keluar rumah, siapkan selalu dan bawa hand sanitizer.

3. Jangan Lupa Jaga Jarak

Agar tidak kena virus Covid-19, yang bisa dilakukan adalah dengan jaga jarak dengan orang di sekitar kalian.  Minimal pertahankan jarak setidaknya sejauh 3 meter, dengan orang lain yang sedang berdiri atau duduk di satu ruangan.

4. Hindari Menyentuh mata, hidung, dan mulut

Penularan virus Covid-19 melalui tangan yang menyentuh mata, hidung, dan mulut. Dan tangan tadi sudah terkontaminasi oleh virus sebelumnya. Misalkan dari berjabat tangan dengan orang yang positif covid-19. Atau sebelumnya sempat menyentuh permukaan benda yang disentuh oleh penderita covid-19.

Jika kalian melihat orang batuk atau bersin, palingkan kepala atau seluruh tubuh dari orang itu. Gunakan masker ketika sedang keluar rumah.



5. Ketika Merasa Demam, Cari bantuan medis

Apabila kalian merasa demam, batuk, susah bernafas, segera meminta bantuan medis. Karena bisa saja penyebabnya adalah infeksi saluran pernapasan atau kondisi lainnya yang serius. Terutama bila kalian baru saja bertemu atau berkunjung di satu daerah terdampak covid.

6. Hindari makan daging mentah atau setengah matang

Salah satu cara agar terhindar dari covid-19 adalah jangan mengonsumsi daging mentah atau setengah matang.

7. Lakukan Gaya Hidup Sehat

Ada yang menyarankan untuk mengonsumsi air hangat, buah-buahan dan sayur dibandingkan vitamin. Makan yang sesuai kebutuhan tubuh, rutin lakukan olah raga di rumah aja, serta tidur minimal 7 jam. Yang paling utama adalah batasi membaca berita tentang covid, saring dan pilih yang memiliki sumber kredibel.

Tak ada pengobatan khusus pada mereka yang kena virus covid. Kebanyakan hanya diminta untuk istirahat, minum obat yang disarankan tenaga medis, jaga nutrisi yang cukup, dan karantina mandiri.

Semoga kita semua senantiasa sehat dan bisa bekerja dari rumah. Wassalamualaikum sahabat.

Materi :
website world health organization
Reading Time:

Rabu, 22 April 2020

Beli Produk Teman, Cara Peduli Saat Pandemi Covid-19
April 22, 2020 9 Comments

Beli Produk Teman, Cara Peduli Saat Pandemi Covid-19


Assalamualaikum Sahabat. Sudah lebih dari 4 minggu di rumah aja, bagaimana kabar kalian? Bosan ya? Tenaaaang, banyak temannya kok. Pengen jajan ke resto? Sabar Buk, masak dulu aja di rumah. Pengen jalan-jalan ke pantai? Banyak tempat wisata yang lock down. 

Udah sering jalan-jalan ke pantai, bertahun-tahun kan? Sekarang saatnya istirahat dulu di rumah. Belajar di rumah, bekerja di rumah, masak, bikin cemilan, menata rumah. Uhhh banyak juga ya pekerjaan rumah, nggak ada selesainya.

Bersyukur Masih Bekerja Meski di Rumah Aja

Saya nggak bermaksud menggurui, apalagi kasih tausiyah. Siapa saya? Guru bukan, ustadzah... duh apalagi ini. 

Yang pasti saya adalah teman, saudara, adik, kakak, tante kamu yang ingin mengingatkan bahwa bersyukur lah kalo kamu masih bekerja. Karena di luar sana, ada banyaakkkk sekali orang-orang yang kena pemutusan hubungan kerja begitu pemerintah menerapkan status physical distancing pertengahan Maret. Eh akhir bulan Maret ya, saya udah lupa.

Adik kandung saya pun juga kena PHK dari perusahaannya. Dengan catatan, akan dipanggil kembali saat perusahaan mulai produksi. Kapan tepatnya? Entah lah nggak ada yang tahu. Karena virus covid-19 ini bakal berakhir kapan juga nggak ada yang tahu. Ini sudah mencapai puncak pandemi aja kayaknya belum kan?! 

PHK bukan berarti akhir dunia. Justru kalo tetap ingin bertahan, buka mata dan telinga, putar otak. Ada banyak kebutuhan saat pandemi covid dan penerapan physical distancing. Banyak orang yang bekerja dari rumah dan mereka pun tidak ingin sering-sering keluar rumah meski untuk belanja.

Mendadak Jualan

Dulu ada yang bilang nggak bakat jualan. Aslinya karena malas mempromosikan jualannya. Dunia digital saat ini telah mempermudah orang yang pemalu untuk mengenalkan produksinya, dengan cara promo jualan online.

Cara jadul jualan dengan tatap muka langsung sudah tak lagi efektif. Dengan bertatap muka langsung, bisa saja dalam waktu satu jam hanya mapu meraih target calon pembeli tak lebih dari 5 atau bisa saja cuma 2 orang.

Coba bandingkan bila kalian berjualan dengan promosi di akun sosial media. Dalam satu jam saja bisa ribuan mata dan otak yang terpaku pada gambar produk yang kalian promosikan.

Sebelum pandemi sudah banyak sekali penjualan online bersliweran di linimasa sosial media. Termasuk status Whatsapp, Instagram, atau Facebook. Sosial media yang terakhir saya sebut ini yang katanya hanya milik emak-emak, justru menjadi lahan promosi yang banyak disukai online shop.

Seperti adik saya yang juga melihat peluang dengan berjualan hasil laut. Yaitu berbagai jenis ikan, cumi, berbagai macam kerang, juga olahannya seperti bandeng presto, otak-otak bandeng, dan lainnya. Jadi meski kena PHK, dia tetap bekerja dari rumah dengan berjualan online. Promosinya melalui Whatsapp grup atau di statusnya.

Stay at Home, Belanja Dari Rumah

Di tengah ribuan orang kena PHK, masih banyak juga yang tidak bisa bekerja dari rumah. Alasannya beragam, tidak punya modal, tidak memiliki ilmu, tidak tahu juga mau bekerja apa. 

Saya bersyukur di tengah pandemi ini suami masih dipercaya mengerjakan proyek renovasi 3 rumah. Meski sepertinya satu di antara ketiga proyek bakal berhenti karena duitnya udah abis. Saya tetap berharap semoga ketiganya bisa lanjut sampai renovasi selesai dan bisa ditempati oleh pemiliknya.

Yang bikin sedih juga adalah tidak ada kegiatan shalat rawatib dan shalat Jumat di masjid-masjid dekat rumah. Terutama yang bikin saya kehilangan adalah kegiatan setiap hari Jumat. 

Biasanya usai shalat Shubuh saya sudah sibuk belanja sayuran dan protein ikan atau telur, ayam, untuk dimasak. Belanja tiap hari Jumat ini dalam jumlah besar karena sekaligus untuk dijadikan sedekah nasi bungkus. Dan semuanya saya kerjakan sendiri, mulai dari memilah sayuran, mengolah dan menjadikan makanan siap santap. Langkah berikutnya adalah membungkus dalam kertas coklat dan kemudian dimasukkan ke dalam tas untuk dibawa ke masjid. 

Karena penerapan physical distancing, tak ada lagi shalat Jumat di masjid. Jemaah diharapkan shalat Dzuhur di rumah masing-masing. Efeknya tentu saja saya tidak lagi memasak untuk sedekah nasi bungkus.

Nilainya sebenarnya tak seberapa, sejumlah jajan di resto untuk dua orang tiap sekali masak. Namun nilai sedekah yang saya niatkan untuk tubuh saya agar diberikan kesehatan menjadi hilang. Ya saya baru memulai masak sendiri untuk sedekah nasi bungkus tiap Jumat. Diniatkan dengan menyedekahkan tubuh saya untuk menyiapkan hidangan bagi jemaah Shalat Jumat di masjid, Allah azza wa jalla menganugerahkan kesehatan.

Duit untuk belanja kebutuhan sedekah nasi bungkus dari suami. Jadi saya hanya memiliki tenaga sebagai modal sedekah. Itu lah mengapa saya turut merasa kehilangan nuansa masak di dapur untuk jemaah. 

Akhirnya sebagai ganti, saya memesan produk dari teman-teman blogger, tetangga, saudara yang berjualan. 



Ada bagor asmara produksi @marasoo, wedang uwuh dari @erina_julia, masker dari @annachomsiati.

Untuk cemilan saya kadang pesan pada mba Ika Puspita yang pintar masak klappertaart.  Ada juga serundeng daging, macaroni schotel, dan   lainnya .

Selain itu, seringnya untuk makan malam saya pesan makanan via ojek online. Nantinya setelah pesanan saya datang, selain memberikan bintang 5 juga memberi tip dengan memotong saldo dompet digital.

Saya memang sengaja tidak membelikan mereka makanan. Di samping saya tidak tahu selera makanan, juga bisa saja babang ojol ini sudah membawa bekal dari rumah. Yang paling luwes tetap memberikan tip dalam bentuk uang.

Alhamdulillah saya bersyukur bisa ikut menyisihkan sedikit duit untuk dikumpulkan oleh founder komunitas blogger. Saya senang membaca informasi yang dilaporkan saat bantuan dibagikan pada mereka yang terdampak pandemi covid-19. Atau ikut donasi yang banyak dishare di sosial media. Duit 10ribu, 20 ribu, 50 ribu, biasanya habis untuk sekali jajan. Namun bagi yang menerimanya, dari yang sedikit dikumpulkan menjadi jumlah yang besar, amat lah terasa manfaatnya. 

Saya bukan orang kaya, namun setiap bulan saya menyisihkan rejeki yang kami miliki untuk meringankan beban orang lain. Berapa bugdet untuk sedekah ini? Saya tidak pernah menghitungnya. Asal ada duit masuk ke rekening, akan saya ambil 10-20 % untuk bersedekah.

Saya dan suami pernah merasakan jatuh bangun mengelola ekonomi keluarga. Tak ada yang tahu ketika kami tidak memiliki duit karena memang tak pernah galau atau curhat. Kami pantang nggersulo atau nggersah. Apa sih bahasa Indonesia kata itu? Tetangga, saudara, orang tua, ngertinya kami punya duit untuk bertahan hidup. Namanya usaha sendiri, ketika ada duit masuk bisa saja dalam jumlah besar. Nanti mendadak nggak ada pekerjaan sama sekali. Tentu saja dari duit tabungan lah yang diambil untuk membiayai kebutuhan selama beberapa bulan.

Kami selalu berkhusnudzon pada Allah, bahwa akan ada rejeki bagi makhluk yang mau ikhtiar. Apalagi kami juga merangkainya dengan doa dan dzikir. Tak ada yang tak mungkin kalo Allah menghendaki rejeki akan mendatangi kita. Sepanjang jangan pernah menggerutu, berprasangka buruk, tidak mensyukuri nikmatNYA.

Wah kesannya kayak berceramah. Mohon maaf, saya niatkan menulis untuk berbagi pengalaman hidup. Tidak ingin bermaksud riya'. Semoga menjadi inspirasi bagi pembaca tulisan saya. Wassalamualaikum Sahabat.
Reading Time: