My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi: #Covid-19
Tampilkan postingan dengan label #Covid-19. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label #Covid-19. Tampilkan semua postingan

Selasa, 21 April 2020

Pengaruh Covid-19 Dalam Kehidupan Keluarga
April 21, 2020 13 Comments

Pengaruh Covid-19 Dalam Kehidupan Keluarga


Assalamualaikum Sahabat. Hal paling menyedihkan saat pandemi Covid-19 adalah terpisah dan tak bisa silaturahmi dengan ibu mertua, keluarga besar, dan sahabat saya. Karena physical distancing yang mengharuskan kami tidak bisa kumpul dan berjumpa serta ngobrol seru seperti biasanya.

Tapi saya enggak sendiri pastinya. Kalian para pembaca dan sahabat dunia maya mengalami hal ini. Bahkan ada juga yang terpisah antara suami, istri dan anak. Menyedihkan rasanya. 

Saya bersyukur banget karena mulai bulan Oktober 2019, suami dan si sulung udah tinggal bersama lagi di Semarang. Biasanya kan si sulung ngekost di Jogja, dan suami ngider di Cibitung, Tasikmalaya, atau Bogor.

Jadi saat pandemi seperti ini, saya masih bersyukur bisa berkumpul dalam satu rumah. Nggak terbayang rasanya bila terpisah rumah. Peluuuk kalian yang masih long distance marriage.

Lantas, apa sih pengaruh Covid-19 dalam kehidupan Sehari-hari Bagi Saya?

- Menahan Diri Bertemu Orang Tua dan Mertua

Ini hal paling menyedihkan bagi saya dan keluarga besar Bani Suhada. Karena biasanya menjelang puasa itu ngumpul di rumah Ibu di kawasan Singa, Semarang. 


Tapi kondisi anak-anaknya terpisah di kota berbeda, bahkan ada dua yang dinas di rumah sakit, harus menerapkan physical distancing. Suami yang masih bekerja di luar rumah pun juga nggak memungkinkan berkunjung ke rumah ibu. Takutnya membawa virus karena masih sibuk ngurus renovasi rumah klien saat pandemi.

- Menggunakan Masker Saat Keluar Rumah

Saat ada begitu banyak orang bekerja dari rumah, suami dan si sulung harus keluar rumah. Saat pandemi, suami tengah mengerjakan renovasi rumah milik tiga orang klien. Target sebelum lebaran harus sudah jadi sehingga bisa ditempati pemiliknya, membuat suami mesti keluar rumah setiap hari.


Saya hanya bisa menitipkan doa agar suami dan si sulung senantiasa mendapat perlindungan Allah azza wa jalla dari musibah dan bencana. Dijauhkan dari penularan virus covid juga. Dan saya tak pernah lupa menyiapkan masker untuk mereka berdua. Jadi setiap hari saya mencuci masker-masker yang sudah digunakan agar selalu bersih saat digunakan lagi.

- Masak Lebih Sering

Kayaknya bukan saya aja yang jadi lebih sering berada di dapur. Enggak hanya masak sayur dan lauk untuk keluarga. Tapi juga jadi rajin bikin cemilan sehat agar mereka tidak jajan di luar rumah.



Cemilan juara selama pandemi di rumah saya adalah pisang goreng dan brownis. Saya tak mampu lagi menghitung berapa kali bikin dua jenis cemilan itu. Nggak apa, buat keluarga apa sih yang enggak dilakukan oleh seorang ibu?!

- Lebih Banyak Waktu di Rumah


Selain ibu rumah tangga yang selalu di rumah, saya juga seorang content writer a.k.a blogger. Sebelum ada pandemi, saya lumayan sering hadir dalam gathering. Namun tentu saja sekarang berubah. Semua diharapkan di rumah aja, bekerja dari rumah, belajar dari rumah, yang aman memang di rumah sih.

Ternyata meski tidak keluar rumah untuk event blogger, di rumah jadi isinya kerja melulu. Selain pekerjaan rumah tangga biasanya seperti masak, mencuci baju, bersih-bersih rumah, saya malah jadi rajin mindah-mindah perabot. Kegiatan seperti beberes barang, memindahkan posisi perabot, merawat kebun juga jadi lebih banyak waktunya. Sehingga akhirnya saya bisa memindahkan tanaman cabe di beberapa pot tanaman terpisah. Tadinya abis disemai dan tumbuh agak tinggi, ada tiga atau empat tanaman cabe dalam satu pot.

- Mengelola Pikiran Agar Tetap Waras

Yup, gempuran berita yang menakutkan, menyedihkan, hingga mengerikan dari pandemi Covid-19 kadang mengusik pikiran. Menciutkan hati dan bikin sedih. Saya sejak awal sudah memposisikan diri agar menyaring berita yang valid. Saya enggak mau baca info yang bikin otak teracuni hingga bikin drop semangat. Karena paparan berita menyedihkan bisa mengganggu imunitas tubuh saat pandemi. Bahaya kan jadinya.

Itu lah sebabnya saya wajib me time. Cukup dengan melakukan aktivitas berkebun udah bikin pikiran saya teralihkan dari berita menyedihkan kepada tanaman-tanaman yang tumbuh subur. Melihat bakal buah, bunga, dan tanaman hijau yang mulai bersemi, bikin hati senang. Kalo hati udah senang tentu imunitas tubuh makin kuat.



Saya juga menyempatkan waktu untuk melakukan hobi yang lainnya. Karena anak-anak udah besar, saya bisa bebas mengalokasikan waktu dengan me time sederhana selama stay at home. Bisa baca novel favorit yang sebelumnya ada di rak buku, nonton film di smart TV, atau ikut meeting class. 

Alhamdulillah keuangan keluarga sementara ini belum kena pengaruh pandemi covid-19. Suami masih mengerjakan proyek dan saya juga ada tabungan dari hasil pekerjaan sebagi blogger. 

Saya berharap pandemi covid-19 segera berlalu. Sehingga mereka yang terkena pengaruh dari pandemi bisa bangkit lagi. Adik kandung saya yang terkena PHK sementara ini jualan online. Ada ikan segar, roti, jus, hingga salad buah. Yuk berdoa dan jangan pernah berhenti berharap bahwa akan ada pelangi yang indah setelah covid-19 berlalu. Wassalamualaikum.
Reading Time:

Senin, 20 April 2020

Mengenal Covid-19, Jangan Lupa Jaga Jarak
April 20, 2020 16 Comments
Mengenal Covid-19, Jangan Lupa Jaga Jarak 


Assalamualaikum Sahabat. Dunia mendadak terguncang ketika bulan Desember 2019 kabar tentang virus Covid-19 muncul di Wuhan, China. Namun ternyata saat ini diketahui bahwa virus ini pertama kali muncul pada tanggal 17 Nopember 2019 di Hubei, China.

Covid-19 atau Corona Virus Disease 2019 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 yang juga disebut salah satu jenis koronavirus. Tanda penderita kena Covid-19 seperti mengalami demam, batuk kering, dan kesulitan bernafas.

Hal-Hal Yang Perlu Diketahui Seputar Covid-19 :

Cara Penyebaran Virus Covid-19 :

Awalnya banyak orang menyepelekan covid-19 karena jumlah kematian yang disebabkan memiliki prosentasi lebih rendah dibandingkan Mers ataupun SARS. 

Namun ternyata penyebaran virus ini lebih cepat dan lebih banyak, serta sukar untuk dideteksi. 

Infeksi yang terjadi adalah menyebar dari satu orang ke orang lain melalui percikan (droplet) dari saluran pernapasan yang sering dihasilkan ketika batuk atau bersin. Jarak jangkauan droplet ini sekitar 1 meter. Ngeri juga ya begitu tahu begitu mudah dan masifnya penyebaran virus ini.

Nah droplet ini bisa menempel di permukaan benda, seperti meja, pintu, handle pintu, angkutan umum, dan lainnya di tempat umum. Namun droplet juga tidak bertahan lama di udara. 

- Menggunakan Masker

Penggunaan masker sekarang sangat dianjurkan bahkan diwajibkan untuk mencegah penularan. Sesuai rekomendasi WHO, semua orang baik yang sehat maupun yang sakit, saat keluar rumah perlu menggunakan masker.


Masyarakat umum dapat menggunakan masker berbahan dasar kain. Masker lebh baik digunakan tidak lebih dari 4 jam, setelah itu harus dicuci menggunakan sabun dan air. 

Masker bedah atau masker N95 hanya untuk tenaga kesehatan karena jumlahnya terbatas.

- Jaga Jarak Saat Bicara

Saat ini setiap orang disarankan untuk melakukan physical distancing yaitu jaga jarak dengan diam di rumah. Atau kalo keluar rumah, lakukan prosedur keamanan agar terhindar dari penularan virus.


Definisi Penderita Covid-19

Ada tiga jenis definisi operasional terkait covid-19 ini, yaitu :

1. Orang Dalam Pemantauan (ODP)

- Mereka yang mengalami demam atau gejala gangguan sistem pernapasan Seperti pilek atau sakit tenggorokan, dan batuk.
- Mereka yang 14 hari terakhir memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah yang terpapar covid.
- Mereka yang selama 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi Covid-19.

2. Pasien Dalam Pengawasan (PDP)

- Mereka yang mengalami infeksi Pernapasan Akut (ISPA) yaitu demam disertai salah satu gejala/tanda penyakit pernapasan. Seperti batuk, sesak napas, sakit tenggorokan, pilek, pneumonia yang ringan hingga berat.
- Selama 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah yang terapapar covid-19.
- Orang dengan ISPA/pneumonia berat yang butuh perawatan di RS dan tidak ada penyebab berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.

3. Orang Tanpa Gejala (OTG)

- Seseorang yang tidak muncul gejala dan memiliki resiko tertular dari orang konfirmasi covid-19. Orang tanpa gejala ini merupakan kontak erat dengan kasus konfirmasi covid-19.

4. Kasus Konfirmasi 

Yaitu pasien yang terinfeksi covid-19 dengan hasil pemeriksaan tes positif melalui pemeriksaan PCR.


Kuy, jaga kebersihan dengan mencuci tangan menggunakan air dan sabun agar terhindar dari penularan covid-19. Juga menjaga imunitas tubuh dengan melakukan gaya hidup sehat. Wassalamualaikum.

Materi ;
- lifestyle.okezone.com 
- https://corona.jatengprov.go.id/index.php/infografis
Reading Time: