My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Jumat, 17 April 2020

Good LIfe, Pelajaran Hidup Dari Pensiunan dalam Film The Intern
April 17, 2020 22 Comments

Good Life, Pelajaran Hidup Dari Pensiunan dalam Film The Intern




Assalamualaikum Sahabat.  Stay at Home tidak lantas bikin saya bosan setengah mati. Meski nggak bisa nonton film di bioskop, namun di rumah ada smart TV yang memiliki beragam channel dengan pilihan drakor, film hollywood, FYI, dan lainnya. Bisa juga buat nonton YouTube, asik kaaan. 

Trus selama di rumah aja nyaris sebulan lebih udah nonton drakor berapa bijik? Oh tidaaak, saya bukan pecinta drakor. Saya lebih menyukai film Hollywood, atau film lepas dari negara pun. Namun saya tak menolak untuk nonton film serial sepanjang jalan ceritanya bagus.

Film produksi dari Eropa juga suka, biasanya alurnya lambat. Eh ini yang saya tonton sih. Suka dengan plot twist ceritanya dan setting lokasi yang khas di dataran Eropa.     

Kali ini saya akan tuliskan review film yang disutradarai Nancy Meyers. Dibilang film dengan mengusung feminisme, bisa jadi ya. Tapi ada tokoh laki-laki baik yang di sini menjadi panutan semua orang. Film ini udah tayang tahun 2015, dan saya nonton di HBO. Sayang banget kalo nggak saya tuliskan di sini. 

Sinopsis Film The Intern :

Film ini mengisahkan cerita  duda berusia 70 tahun, bernama Ben Whittaker (Robert De Niro). Istri yang sudah 42 tahun mendampinginya telah meninggal. Sementara anak dan cucunya tinggal di tempat terpisah. Ben juga pensiunan wakil direktur sebuah percetakan. Usai pensiun dia mengisi kegiatan dengan olah raga untuk lansia, ke gereja, bertemu dengan teman sebayanya. Seperti lansia umumnya lah.

Suatu hari dia mengajukan aplikasi sebagai pekerja magang di perusahaan belanja online. Perusahaan fashion yang merupakan startup ini didirikan oleh Jules Ostin (Anne Hathaway) yang juga selaku SEO di About The Fit. 



Situs belanja online ini mempekerjakan anak muda yang dinamis, tampil dengan dandanan casual, dan energik. Kehadiran Ben yang tampil dengan gaya necis dari setelan jas dan sapu tangan yang terselip di kantong jas, memberikan warna baru di perusahaan milik Jules.

Saya suka aktris Anne Hathaway karena aktingnya yang bisa serius, jenaka, romantis. Dan saya udah banyak nonton film-filmnya, seperti Armageddon, The Princess Diaries, Ella Enchanted, The Princess Diaries 2, Brides Wars, The Devil Wears Prada,  Brokeback Mountain, Passengers, Ocean's Eight, Interstellar, yang lainnya lupa, hihii. Terakhir nonton film Anne di bioskop itu judulnya HUSTLE. 

Silahkan baca review nya : film Hustle, Penipu Yang Tertipu


Review film The Intern ala saya :

"Experience Never Gets Old" adalah tagline yang diusung oleh film The Intern.  Tagline yang pas banget dengan film yang mengisahkan Ben, seorang pensiuanan yang bekerja selama puluhan tahun di perusahaan percetakan buku telepon. 

Suatu hari ia mengikuti seleksi program magang warga senior di AboutTheFit, milik Jules Ostin. Bisnis startup online shop fashion yang meroket dalam waktu singkat. Jules seperti baterai yang masih gres dengan kekuatan energinya sebagai pengusaha perempuan sukses. Ia mengelola 200 karyawan dengan bidang kerja yang kontemporer.

Seorang pekerjanya mengabari bahwa lusa akan ada pegawai senior magang memulai pekerjaan di AboutTheFit. Semula Jules menolak karena merasa tak butuh asisten. Namun ia terpaksa menerima saran dari salah seorang koleganya.

Ternyata Ben bisa beradaptasi dengan lingkup anak muda tanpa kehilangan kebanggaannya sebagai pria dengan tampilan klasik. Ben juga memiliki disiplin tinggi yang telah membentuknya menjadi dirinya sekarang. Ben bahkan mau belajar teknologi, termasuk bikin akun yang pertama kali di Facebook. 



Ben hadir beda dengan jas dan selipan sapu tangan di antara karyawan yang mengenakan kaos dan celana jins. Namun ia handal dengan gayanya yang tak pernah mengomentari tingkah karyawan lainnya. Tak pernah pula memberikan ceramah layaknya orang tua.

Film ini menyentuh hati saat asisten Jules menangis dan teman kerjanya yang sudah lama jatuh hati, memberikan sapu tangan. Iyess, sapu tangan milik Ben yang dipinjamankan pada anak muda itu untuk mendekati 


Ketika melihat beberapa adegan dalam film ini, kamu akan merasa sulit mendefinisikan hubungan yang terjalin antara Ben dan Jules. Satu sisi mereka tampak seperti bos dan karyawan, sisi lainnya sebagai sahabat, namun dalam adegan yang lain tampak seperti ayah dan anak. Terlihat ada sisi romansa hubungan laki-laki tua dengan perempuan dewasa yang tengah bingung dalam perannya sebagai pengusaha sukses.

Kepiawaian Nancy Mayers dalam menyusun cerita dengan menggabungkan budaya kerja orang tua dengan anak muda, terlihat sangat mengesankan. Anak muda yang tidak peduli termasuk senang menaruh sampah di tempat tertentu. Hal ini ditunjukkan melalui sikap peduli Ben yang senang membantu untuk membersihkan meja kerja yang telihat semrawut dan tidak bersih. 



Sutradara perempuan ini ingin menunjukkan pula sisi lain Jules sebagai pengusaha. Seorang ibu yang jarang bisa mengantar putrinya ke sekolah dan mendapat nyinyiran dari sesama ibu. Sebuah kisah klasik perseteruan atau pro kontra ibu pekerja dan Stay at Home.

Jules pun memperkenalkan Ben kepada suaminya, Matt (Anders Holm) dan putrinya, Paige (JoJo Kushner). Suami dan anak Jules menyukai Ben yang ramah dan baik hati. Bahkan Paige terlihat makin akrab tiap kali Ben mampir ke rumah. Oiya posisinya saat itu Ben sudah menjadi driver pengganti karena yang sebelumnya sakit flu parah.

Jules akhirnya bisa merasakan ketulusan Ben setelah beberapa hari menerima bantuan pada saat kritis. Seperti menemani putrinya datang ke pesat ulang tahun teman sekolahnya. Namun Ben sendiri juga merasa sedih menjumpai suami Jules yang selingkuh. Oh spoiler banget!

Lika-liku masalah perempuan bekerja, suami yang bertahan di rumah meski dulu nya ia seorang CEO yang sukses. Juga keinginan Jules yang mengurangi kesibukannya di AboutTheFit agar bisa meluangkan waktu untuk keluarganya. Semua itu menjadi bumbu yang menarik dalam film The Intern.

Juga dituturkan bagaimana Ben bertemu dan terpikat pada Fiona (Rene Russo), tukang pijat atau terapis di About the Fit. Perusahaan ini memanjakan karyawannya dengan relaksasi di tengah kesibukan jam kerja yang super padat.

Walaupun berteman baik dan menyukai Fiona, Ben tetap memuja istrinya yang telah meninggal, yaitu Molly. Kehadiran Rene Russo dalam The Intern menyeimbangkan tokoh lansia di antara banyaknya anak muda. Apalagi orang tua dalam film ini tetap menarik dari segi penampilan dan kecerdasannya.

The Intern merupakan film tentang startup dengan pekerja yang loyal pada perusahaan dan pimpinannya. film ini tak hanya mengisahkan tentang dinamika pekerja magang, tapi juga bagaimana sosok Jules sebagai bos yang ditakuti namun juga disayangi.

Ada beberapa adegan yang lucu, seperti saat empat pekerja laki-laki termasuk Ben membantu Jules untuk menghapus pesan elektronik dengan nge-hack laptop mama Jules. Film yang lucu, seru, dan sangat bisa dinikmati tanpa perlu banyak berpikir, di saat pandemi sekarang ini.



Apakah Jules akan tetap mencari seorang CEO untuk menjadi pengganti dirinya mengelola startup nya? Juga bagaimana sikap Jules tentang perselingkuhan suaminya? 

Uhhh seru banget film ini, meski telat nonton lama tapi tetap menarik dan tidak ketinggalan banget lah. Suasana film masih terasa karena saat ini bisnis startup tengah digandrungi. 

Jika kalian pernah nonton film ini, cerita dong mana adegan yang paling favorit dalam The Intern? Cerita yus Sahabat. Wassalamualaikum.
Reading Time:

Senin, 13 April 2020

Mengunjungi Candi Muara Takus dan Ulu Kasok, Raja Ampat di Sumatra
April 13, 2020 39 Comments

Candi Muara Takus dan Ulu Kasok, Raja Ampat di Sumatra



Assalamualaikum Sahabat. Cerita yang saya tulis ini udah lama banget disimpan di draft. Sayang banget kalo jadi penghuni folder tanpa ditayangkan. Akhirnya setelah diedit sana sini, baru tayang sekarang. Setelah dua tahun lebih perjalanan Road Trip Bogor - Pekanbaru pada September 2017. 

Cerita pertama udah saya tuliskan, bisa dibaca sebelumnya mengapa saya mendadak ada di Pekanbaru.


Jadi hari Senin pagi, udah shalat Shubuh kami beranjak menuju mobil yang selama nyaris dua hari menemani perjalanan Bogor ke Pekanbaru.

Kali ini adik ipar saya, Yuli yang tinggal di Pekanbaru mengajak saya, suami, dan mbak ipar, Mba Nur untuk menjelajahi wisata di Pekanbaru dan Bukittinggi. Untuk cerita road trip kedua ini, saya tuliskan tentang jelajah Pekanbaru dulu ya.

Dari rumah menuju daerah Kampar enggak butuh waktu lama, karena kami berangkat ketika jam menunjuk angkat 6.30. Perjalanan lancar tanpa hambatan, hanya barengan dengan orang tua yang pulang setelah mengantar anak sekolah. Pekerja bahkan belum banyak di jalan raya, mungkin jam 7 lebih ya baru ramai jalanannya.

Saya nggak begitu paham jalanan di sini, namanya juga baru sekali ini berkunjung ke Pekanbaru. Tempat tinggal keluarga adik suami selama puluhan tahun. Mereka tinggal di Pekanbaru begitu menikah, setelah lulus dari IPB. 

Ulu Kasok, Raja Ampat di Sumatra


Perjalanan dari rumah menuju Ulu Kasok sekitar kurang lebih satu jam. Sepanjang jalan masih sepi, jadi kami merasa nyaman mengikuti jalan berkelok-kelok. 

Sebenarnya Ulu Kasok ini bukan lah tempat wisata. Namun melihat keindahannya, beberapa warga lokal menjadikan tempat ini sebagai tujuan wisata. Ceritanya kawasan Ulu Kasok dahulu merupakan sebuah desa yang dihuni penduduk.

Sebuah proyek PLTA di tahun 1991 telah menenggelamkan desa tersebut untuk waduk. Sehingga sebelumnya penduduk desa tersebut terpaksa direlokasi. Dari wilayah yang telah ditenggelamkan menjadi danau untuk pembangkit listrik bagi kebutuhan daerah tersebut.

Namun tidak semua bukit-bukit yang ada di sana tenggelam sepenuhnya. Puncak bukit-bukit itulah yang lantas terlihat seperti gugusan pulau, dan menjadikan Ulu Kasok mirip Raja Ampat mini.



Dari satu dua warga lokal yang berfoto di sana kemudian diunggah di sosial media, menjadi destinasi wisata dadakan. Dan tidak bisa dipungkiri jika wisata di Puncak Ulu Kasok sembari berfoto dengan latar belakang Raja Ampat mini menjadi favorit para wisatawan.

Dari pintu masuk pengunjung masih harus jalan kaki sekitar 300 meter dan jalannya naik. Kami memilih jalur ke sebelah kiri, ada spot foto kapal dan beberapa spot foto lainnya. Di sini pengunjung bisa foto-foto dengan setting danau yang mirip Raja Ampat di Papua.

Suami dan mbak Nur menyempatkan diri foto di sana. Saya memilih jadi jurufoto mereka. 





Setelah puas foto-foto di sini, kami melanjutkan langkah menuju bukit yang lebih tinggi. Untuk mencapai puncak Ulu Kasok, kamu harus siap mendaki bukit setinggi 200 meter lagi. Jalannya cukup menanjak dan saat itu malamnya abis ujan, jadi agak berlumpur. Mesti hati-hati karena jalan jadi licin dan berlumpur. Masih asli banget sih waktu saya kesana tahun 2017.

Sementara kalo kamu tidak ingin mendaki, bisa menggunakan jasa ojek yang ada di Ulu Kasok. Tapi saat sampai di sana, lagi-lagi masih sepi dari tukang ojek. Jadi saya dan adik ipar aja yang naik ke puncak untuk foto-foto. Sementara suami menemani mbakyu nya yang kakinya nggak kuat untuk naik ke atas bukit.





Biaya masuk ke kawasan Ulu Kasok sendiri terbilang murah, yaitu hanya Rp 10.000 saja dan Rp 15.000 bagi yang ingin wisata ke pulau-pulau kecil di Ulu Kasok. 

Di sepanjang jalan dari tempat parkir hingga ke puncak bukit, terdapat warung yang menjajakan makanan. Namun saat di sana warung-warung itu masih tutup. Mungkin karena kami kesana saat weekdays atau masih kepagian ya. Jadi sepi banget, dan nggak rebutan kalo mau foto-foto sepuasnya, hahahaa.

Candi Muara Takus Yang Cantik dan Instagramable

Perjalanan menuju candi juga cuma sebentar, nggak ada sejam dari Ulu Kasok. Mobil kami terhenti di tempat parkir yang cukup luas di kawasan candi. Masih sepi dan tak nampak wisatawan lainnya di sana. Kami pun memasuki gerbang candi dan tak ada pungutan untuk tiket masuk. 

Dari yang saya ketahui, tiket masuknya sebesar Rp. 10 ribu. Namun pagi itu kami melenggang masuk dan menjelajahi setiap sudut tanpa bayar. Duhhh maafkan ya, mau kasih ke siapa nggak tahu sih. Namun ketika mau pulang, kami pun memberikan uang sejumlah 20 ribu kepada petugas kebersihan. Hanya dia yang nampak di lokasi saat kami mau pulang.


Candi Muara Takus merupakan candi peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang terletak di daerah Kampar, Riau. Untuk retribusi kalo gak salah bayar nya per orang hanya 10ribu dehh, murah kan! 

Oiya candi ini sangat instagramable, kamu wajib foto-foto di sana. Warna rumput yang hijau berpadu dengan bangunan candi dan langit biru, pesonanya tak mampu saya ungkapkan dengan sempurna.



Selain menikmati keindahan candi, kamu pun bisa baca sejarah tentang candi Muara Takus yang diinformasikan melalui papan informasi di setiap candi yang ada. Sayangnya kami datang ketika masih pagi sekali, jadi petugas yang bisa menjadi guide belum nampak. Hanya ada petugas kebersihan. Bahkan kami pun nggak bisa numpang ke toilet karena masih dikunci.

Di candi ini kami tak lama, setelah menyempatkan sarapan dari bekal yang dibawa, kami pun segera meninggalkan lokasi untuk menuju ke tempat berikutnya. Yaitu menuju Bukittinggi melewati Kelok 9. Rencananya kami akan menjelajahi tempat wisata di sekitar Bukittinggi, Payakumbuh, dan Istana Pagaruyung. Semoga saja saya nggak malas untuk melanjutkannya, hihii.

Jadi, apakah kamu pengen ke Raja Ampat di tanah Sumatra ini? Jangan lupa mampir juga ke Candi Muara Takus ya, pemandangannya cantik banget. Semoga ada waktu terbaik ya setelah pandemi covid berlalu. Wassalamualaikum.
Reading Time:

Kamis, 09 April 2020

Hobi Masak dan Berkebun,  Bisa Menjadi Penghasilan Tambahan Keluarga
April 09, 2020 44 Comments

Hobi Masak dan Berkebun, Bisa Menjadi Penghasilan Tambahan Keluarga


Assalamualaik num Sahabat. Kalo ada yang nanya saya punya hobi apa, jawaban saya otomatis adalah baca buku, dolan, dan tidur.  Dolannya nggak usah jauh-jauh sampai keluar negeri. Suami kalo ngajak dolan ke Bandungan atau Kopeng aja, saya langsung siap-siap bawa minum dan cemilan yang ada di rumah. Semangat banget yak, hahahaa.

Bandungan dan Kopeng adalah kawasan wisata yang paling dekat dengan Kota Semarang. Dan suami saya sukanya dadakan kalo ngajak ke dua kawasan ini. Udah kayak tahu bulat gitu, wkwkwkk.

Namun begitu udah punya keluarga, hobi saya nambah lagi yaitu berkebun dan masak. Dua kegiatan baru ini ada alasannya sehingga masuk dalam daftar hobi saya.

Saya ulas satu persatu, berurutan dari masak dulu ya. 


- Hobi Masak

Hobi kok masuk dapur, masak... beneran ini? 
Bener dong, begitu menikah saya punya hobi baru masak. Karena saya percaya dengan pepatah, cinta itu bisa datang dari perut naik ke hati. Eh salah ya? Ah entah lah yang benar gimana. Yang pasti ketika saya belajar masak di dapur untuk menyenangkan hati suami, ternyata sukses bikin si dia krasan makan di rumah.



Terlebih jaman awal nikah, saya langsung diajak menempati rumah yang sudah dimiliki suami sejak masih lajang. Waktu itu kawasan Pedurungan Kidul masih sepi. Kompleks perumahan pun kalo jam 19.00 udah sepi kayak di kuburan.

Penjual keliling pun jarang banget masuk kompleks perumahan. Karena portal di salah satu ujung jalan ditutup kalo udah malam.

Mau nggak mau saya belajar masak meski kalo pagi kayak ada perang barathayuda di dapur. Waktu itu saya masih kerja ikut orang, jam 8 pagi sudah harus masuk kantor. Bisa dong membayangkan gimana rempongnya saya kalo pagi, layaknya ibu kantoran gitu.

Jadwal saya tiap pagi (saat itu) adalah, sebelum Shubuh saya udah menyiapkan MPASI si sulung. Saya masukkan ke dalam dandang (untuk masak nasi) karena waktu itu belum ada majig com, wkwkkwk..ketahuan banget tahun berapa ya usia saya.

Setelah shalat Shubuh, saya mulai meracik bahan masakan. Saya bersyukur mendapatkan suami yang mau bantu urusan rumah meski ada ART juga sih. Tapi ART tuh kalo pagi ngurusi pekerjaan rumah seperti nyuci dan bersih-bersih seluruh rumah. Maksudnya adalah ketika saya sudah selesai masak, mandi, nyuapin anak, dan ganti baju kantor, dia pun udah selesai juga melakukan pekerjaan rumah.

Jadi ketika ART dan saya sibuk kerja, suami pun sibuk mengasuh si sulung yang masih berusia 8 bulanan. Begitu masakan di dapur untuk sarapan orang serumah dan MPASI udah siap, saya mandi. Kemudian baru nyuapin si sulung dengan MPASI olahan dapur rumah sendiri.

Oiya alasan suka masak menjadi hobi baru juga karena si sulung ini ketika mulai belajar jalan, mulai susah makan pula.

Nah saya pun mulai beli buku resep (belum ada internet yaa), majalah khusus resep, apa aja deh, dari jajanan, kue, sampai masakan. Saya nyoba bikin kroket, risoles, serabi, kue lumpur, bolu, roti manis, bakpau, hingga galantin.

Semua itu saya lakukan agar si sulung mengenal segala rasa masakan juga bahan makanan. Saya seperti si sulung, belajar mengenali masakan atau jajanan apa aja yang dia suka. Jadi ketika si sulung doyan makan nagasari, ya saya buatkan nagasari. Begitu pula ketika saya pertama kali membuat kroket dan dia menyukainya, saya pun sering membuatnya.

Sampai suatu hari ketika anak-anak udah besar, si sulung berusia 9 tahun, dan adiknya masih 4 tahun, terbersit niat bikin jajanan yang bisa dijual.

Setelah dipikir dan ditimbang, saya memilih lunpia, pisang karamel, dan galantin untuk dijual. Hari pertama saya bikin lunpia dan pisang karamel sebanyak 100 buah. Saya sengaja nitip jual di beberapa warung dan toko di sepanjang jalan yang saya lewati ketika berangkat kerja. Jadi satu dayung lima tempat saya dapatkan, hehee.

Alhamdulillah, penjualan pertama langsung ludes. Senang kah saya? Tentu saja senang, tapi saya tidak mau terlena. Jualan pertama laris itu belum menunjukkan kalo jajanan saya enak dan disukai pembeli. Tes pertama justru hari kedua, apakah jajanan yang saya titipkan bakal laris seperti hari pertama?

Ah ternyata masih sisa, meski hanya 1 dan dari lima toko itu, cuma kembali totalnya ada 3 lunpia dan 1 pisang karamel. Saya bersyukur dan pengalaman ini menambah semangat saya untuk bikin lebih banyak sesuai permintaan ibu pemilik toko.

Namun ternyata saya agak kelimpungan dengan kegiatan baru ini. Pagi ngurusi masakan untuk keluarga, masak untuk jualan, ngurus anak-anak yang mau sekolah, dan masih harus prepare ke kantor. Saya kayak kelebihan energi saat itu, maklum ya usia masih di bawah 40 tahun. Merasa muda dan kuat melakukan segala pekerjaan yang saya anggap mampu.

"Bu Sugeng tuh kayak orang kurang duit, masih jualan meski udah kerja kantor,"

Begitu salah satu tanggapan tetangga saya saat tahu kegiatan pagi di rumah. Suatu hari mereka ke rumah dan melihat saya tengah menggoreng lunpia dan pisang karamel. Sementara masakan untuk keluarga udah tersaji di meja makan.



Saya memang ingin usaha di rumah suatu hari nanti, itu pikiran yang terbersit di benak ketika memilih jalur jualan makanan.

Namun ternyata saya akhirnya menyerah dan memilih sebagai pekerja kantor. Jualan jajanan saya hentikan karena kelelahan, saya makin kemrungsung. Eh apa sih namanya, kayak kejar setoran gitu deh, hahahaa. 

Yang pasti waktu santai di pagi hari udah nggak ada. Dan saya sempat diprotes anak-anak karena malam sebelumnya selalu sibuk menyiapkan lunpia, menggulungnya dan menyimpang di kulkas untuk digoreng pagi harinya.

Kebiasaan saya sejak anak-anak masih kecil memang membacakan buku atau mendongeng sebelum tidur. Ketika saya selesai prepare lunpia, anak-anak udah ngantuk. Atau saya yang ngantuk, hehee.

Akhirnya saya memutuskan untuk menghentikan jualan lunpia dan pisang karamel. Sementara galantin masih bisa saya kerjakan karena lebih praktis. Galantin bisa disiapkan dua hari sekali, sementara kuahnya dimasak tiap pagi.

Sebenarnya pemilik warung dan toko tempat saya menitipkan jajanan protes, mengapa saya hentikan jualan lunpia dan pisang karamel.

Kalo dipikir lagi, mengapa dulu saya tidak memilih berhenti kerja dan fokus aja ngurus jualan ya? Hehehe, saya hanya melihat semua itu udah keputusan yang enggak boleh disesali. 


- Hobi Berkebun

Nah, untuk hobi yang berikutnya yaitu ngurus kebun, karena rumah saya itu memiliki halaman yang cukup luas. Tanah seluas 200 meter persegi hanya dijadikan bangunan rumah seluas 115 meter persegi. Jadi masih ada sisa tanah yang lumayan kan?!

Saya mulai suka menanam sejak masih lajang, ikut bantuin bapak yang senang berkebun. Rumah kami kecil, tapi asri dengan pohon mangga manalagi dan arumanis. Belum lagi ada tanaman pare, timun, anggur, dan beragam tanaman bunga. Saya suka melihat hijau dedaunan, bikin adem yang melihat gitu.

Apalagi saya adalah anak kota yang rindu dengan aorma hutan dan sawah yang hijau menghampar. Saya sejak kecil udah suka ngikut tetangga yang pulang kampung di daerah Klaten. Alasannya karena saya nggak punya desa.

Kecintaan pada desa yang masih asri, bikin saya pun menyukai kegiatan berkebun. Saya suka bila halaman rumah yang kecil terlihat cantik dengan tanaman daun atau bunga. Jadi saya mulai membeli beragam tanaman. Dari tanaman buah, daun, hingga bunga. 

Dari awal saya memahami dan belajar sifat masing-masing tanaman. Ada teman belajar merawat tanaman, dari teman kantor, tetangga, hingga akhirnya mengantarkan saya pada tukang kebun yang juga berjualan tanaman.

Saya mulai pintar menyetek tanaman, memisahkan anakan, menyemai biji dari anthurium hingga mengawinkan serbuk bunga adenium. Suami dan anak-anak mendukung kegiatan ini. Karena ketika saya udah asik merawat tanaman, bisa seharian tuh di kebun. Dan hanya ngaso ketika waktu shalat atau makan aja. Saya bahkan bawa bekal minum air putih ketika sedang berkebun. Padahal kebunnya juga letaknya di belakang rumah, hahahaa.

Bagian belakang rumah saya pasang paranet karena tanaman yang ada di sana tidak tahan dengan sinar matahari. Jenis tanaman yang beragam seperti anggrek segala jenis, anthurium, aglaonema, bromelia, menjadi koleksi di kebun mungil ukuran 5x10 meter. 

Ternyat suatu hari tetangga yang berjualan tanaman ingin membeli salah satu tanaman agalonema yang masih anakan.

"Ayo dijual aja, jangan dibagikan terus,"
"Ah nggak enak, masa sih jual tanaman,"
"Lah saya jual tanaman untuk hidup, Bu,"
"Ya situ kan memang penjual tanaman, saya kan kolektor,"

Setelah berdebat dan tetangga pintar banget merayu, akhirnya saya luluh melepas anakan aglaonema. Alasan tetangga yang bikin saya luluh adalah, uang hasil penjualan tanaman bisa digunakan untuk membeli kompos, pot, dan kebutuhan kebun saya. Bukan kah ini yang namanya hobi yang menghasilkan ya? 

Hmmm, bener juga ya?!

Karena selama ini ketika ada teman, tetangga, atau kerabat yang datang ke rumah dan minta tanaman, mereka selalu minta komplit dari pot, tanah kompos hingga tanamannya. Ya iya lah, masa mau dibedol tanamannya? Hahahaa.

Kata tetangga lagi, itu artinya saya akan selalu keluar duit dari kantong sendiri. Misalkan saya mau menjual beberapa tanaman koleksi yang sama, ada pemasukan untuk membeli kebutuhan kebun. Dan yang paling asik adalah saya bisa juga membeli tanaman baru yang belum saya miliki. 

Waktu itu mulai banyak yang menyukai tanaman anthurium, aglaonema, anggrek dendro dan bulan, serta adenium. Saya termasuk sukses menyemai benih bunga anthurium. Dari satu bonggol, bisa menjadi anakan berjumlah sampai seratus lebih. 


Bonggol bunga anthurium gelombang cinta
yang bisa diambil dan disemai

Suatu ketika anakan anthurium yang ukuran 30 centimeter, diminati pedagang tanaman hias yang tengah pameran di Taman KB (sekarang menjadi Taman Indonesia Kaya). Waktu itu saya punya anakan ukuran 30 cm sebanyak 40 pot. Dan semuanya diambil oleh bapak Adi (nama samaran) dengan dibayar tunai. Betapa girangnya saya karena menerima total pembayaran sebesar 1.300.000 rupiah. Itu adalah pembayaran dari anakan ukuran 30 dan ukuran 60 cm sebanyak masing-masing 40 dan 10 pot.


Pict. Flona
anakan gelombang cinta

Anakan gelombang cinta ukuran sedang yang di gambar itu posisi di bawah, harganya (2006/2007) 35 ribu. Sementara yang ukuran agak besar, di atas gelombang cinta ukuran kecil. laku dengan harga 100 ribu.

Setelah itu kayak ada promo dari mulut ke mulut, mendadak ada orang yang saya tidak kenal mendatangi rumah saya. Hampir tiap hari ada aja orang yang membeli tanaman anthurium dan aglaonema. Saya aja bingung mereka dari mana tahu tentang domisili dan koleksi tanaman di rumah. Saya nggak penah curiga dan langsung aja membukakan pintu menuju halaman belakang. Karena mereka memang ingin memilih sendiri tanaman yang akan dibeli.

Hingga suatu hari ada dua orang yang ngakunya kolektor ingin membeli indukan anthurium gelombang cinta milik saya yang ukuran daunnya udah mencapai 1 meter lebih dikit. Mereka nanya harga indukan gelombang cinta tersebut. 

Saya bengong dong. Karena indukan itu yang menghasilkan ratusan anakan yang sebagian besar udah saya jual dan duitnya membantu keuangan keluarga.

Orang itu besoknya datang lagi. Namun sebelumnya saya udah mendapat bisikan dari teman sesama kolektor kalo tanaman saya bisa dihargai sebesar 20 juta rupiah. Saya juga udah diskusi dengan suami, gimana enaknya apakah dilepas atau dijadikan indukan. Suami menyerahkan keputusan di tangan saya. Karena memang saya membeli indukan itu ketika ukurannya masih kecil, sekitar 10 cm dan saya merawatnya hingga besar selama 3 tahunan.

Aslinya sih saya enggak rela melepas indukan tersebut. Dari kecil saya rawat hingga menjadi besar dan bisa menghasilkan anakan sampai lebih dari 700 anakan. Namun saya pernah kelepasan bicara dengan si sulung yang mau masuk SMP. Bahwa saya kalo dapat rejeki dari tanaman, akan membelikannya PC set dengan printer. 

Akhirnya dengan pertimbangan janji pada si sulung, dan harga yang udah cocok sejumlah 15 juta rupiah, saya pun melepas indukan dengan hati lara.

Pagi hari Minggu, saya terduduk di teras menatap indukan yang diangkat ke atas mobil pickup. Hati saya seperti melepas anak yang akan diasuh orang lain. 

Pasti ada yang bertanya ya, kok bisa tanaman anthurium gelombang cinta dihargai sebesar itu? Iya, saat itu memang booming anthurium dan banyak orang jadi gila dengan membelanjakan uang pada barang yang tak masuk akal nilainya. Namun tanaman yang mendapat harga fantastis itu adalah yang berkualitas. Daunnya keriting, kulit daun tebal, sehat, tidak ada luka gesekan daun, warna hijau sehat, dan tumbuh kompak daunnya. Tanaman indukan saya yang terjual memenuhi kriteria itu. 

Kabar yang beredar, tanaman indukan saya yang udah terjual itu, dibeli orang dari Jakarta seharga 25 juta. Gilak yaa. Saya aja sampe ngakak loh mendengar kabar itu. Dan booming harga fantastis itu hanya beberapa bulan aja kayaknya. 

Saya sendiri masih sibuk ngurus tanaman seperti biasanya. Namun kabar saya menjual tanaman seharga 15 juta menjadi gosip orang sekompleks bahkan sampai ke kelurahan, hahaa. Kebetulan rumah saya yang pertama ini memang dekat dengan kantor kelurahan. Ada pegawai nya yang pernah saya kasih anakan anthurium ini.

Hobi yang menyenangkan ini bikin saya jadi punya kegiatan tiap hari. Tubuh jadi sehat karena pagi-pagi udah ngurus tanaman. Pulang kerja juga yang dicari dan ditengok tanaman dulu. Anak-anak udah agak besar sih dan mereka pun kayak asisten saya, membantu ikut menyiram dan mengangkat pot-pot tanaman yang kecil yang bisa mereka pindahkan ke tempat sesuai keinginan saya.

Ahhh saya jadi bernostalgia menuliskan pengalaman saya saat berjualan makanan atau merawat tanaman. Tema arisan blogger Gandjel Rel ini memang unik. Saya senang bisa menuturkan kisah ini, sesuai permintaan pemenang arisan periode 3 yaitu mba Ika Puspita dan Novia Domi.

Bagaimana pun hobi yang menghasilkan bakal bikin hati bahagia. Cukup lah merawat hobi dengan jujur, ikhlas, dan berbaik sangka, insyaAllah pasti ada berkah di dalamnya. Saat ini di rumah saya memang tak lagi merawat tanaman seperti di rumah lama. 






Namun tanaman yang sekarang pun semoga juga membawa berkah. Ada tanaman cabe, jeruk nipis, jeruk limau, jerut purut, belimbing wuluh, sirsak, yang hasilnya juga dinikmati oleh tetangga. 


Dari Sahabat Anas bin Malik ra berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah seorang muslim menanam pohon atau menanam tetumbuhan kemudian burung, manusia, dan hewan ternak memakan buah-buahan dari pohon yang dia tanam kecuali hal tersebut terhitung sedekah baginya” (HR. Bukhari). 


Dalam riwayat Imam Muslim terdapat tambahan kalimat “dan buah-buahan yang dicuri dari pohon tersebut, maka hal itu adalah sedekah baginya” dan juga tambahan “maka hal tersebut adalah sedekah baginya sampai hari kiamat” (HR Muslim)

Ahh tak terasa panjang juga curhat saya tentang hobi. Saya jadi penasaran pengen nanya, sahabat punya hobi apa aja? Sharing yuk, wassalamualaikum.
Reading Time:

Senin, 06 April 2020

Konsumsi Buah Untuk Menjaga Imunitas Tubuh Saat Pandemi Covid-19
April 06, 2020 36 Comments
Konsumsi Buah Untuk Menjaga Imunitas Tubuh Saat Pandemi Covid-19



Assalamualaikum Sahabat. Rasanya saat ini dunia tengah diguncang oleh pandemi virus Corona. Tidak ada negara di muka bumi yang kebal dengan virus ini. Bahkan ekonomi dunia pun mulai terguncang, ada banyak usaha yang harus bertahan atau bahkan kolaps. 

Organisasi kesehatan dunia, WHO bahkan menyebutkan hampir 700 ribu orang dari berbagai penjuru dunia telah terpapar virus Corona covid-19. Sebagian orang yang peduli merasa cemas dan stres karena takut tertular. Sementara sebagian orang lagi kurang peduli dan seakan ingn melupakan bahayanya virus ini.

Sebenarnya tidak perlu terlalu mencemaskan kondisi ini. Karena memang akan berpengaruh negatif pada tubuh bila pikiran fokus terus tentang penularan virus ini. 

Tidak mencemaskan bukan berarti tidak peduli. Corona virus harus bisa dihentikan segera. Sebagai manusia, saya hanya bisa berikhtiar dan berdoa agar tidak tertular virus jelek satu ini. 

Banyak upaya yang bisa kalian lakukan agar tidak tertular. Pemerintah menganjurkan untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), mengikuti pedoman social distancing atau jarak sosial, mencuci tangan dengan benar, dan tinggal di rumah. 

Yang tak kalah penting adalah memperkuat sistem kekebalan atau imunitas tubuh juga perlu. Hal-hal yang bisa dilakukan antara lain olahraga, meditasi, manajemen tidur, dan manajemen stres.

Meski bagi pekerja informal masih susah untuk melaksanakan physical distancing, ada solusi yang bisa dilakukan agar tidak tertular virus. 

Perilaku Mencegah Penularan Virus Covid-19 :

- Menjaga kesehatan dan Jaga Jarak 

Solusi menjaga kesehatan dan jaga jarak (physical dsitancing) untuk diri sendiri maupun orang lain. Misalkan pekerja informal seperti tukang ojol, penjual keliling, atau kalian yang masih bekerja karena tidak memungkinkan untuk #WorkFromHome tetap jaga kesehatan. 

Apabila terpaksa keluar rumah, pastikan mengenakan masker karena kondisi di luar ada beberapa warga yang belum sadar untuk jaga jarak. Masih ada orang batuk yang tidak mengenakan masker. Jadi memang lebih baik kalian yang jaga diri sendiri. Misal terpaksa belanja di supermarket, jaga jarak dengan konsumen lainnya.

- Lakukan Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik dapat membantu mengeluarkan bakteri dari paru-paru, mengurangi kemungkinan terkena flu, dan penyakit lainnya. Itu lah sebabnya WHO menyarankan  meski #DiRumahAja tetap lakukan aktivitas fisik secara rutin. Minimal lakukan tiap hari selama lima kali dalam seminggu dengan durasi 30 menit.

Agak susah ya terutama misalkan rumahnya kecil kayak punya keluarga saya. Namun saya menggunakan bagian ruang keluarga untuk melakukan gerakan sederhana ini. Namun jangan salah, hanya melakukan kegiatan ini selama 30 menit, mampu membuat saya berkeringat.



Pendiri Browningsfitness MaryAnn Browning menjelaskan olahraga juga mengurangi kadar hormon stres di tubuh, seperti hormon adrenalin dan kortisol. Kadar hormon stres yang lebih rendah dapat melindungi dari penyakit. Olahraga juga merangsang produksi endorfin, bahan kimia di otak yang merupakan obat penghilang rasa sakit alami.

- Memperbanyak Konsumsi Buah dan Sayur

Menjaga kekebalan tubuh dari penularan virus Covid-19 saat ini menjadi sebuah kewajiban bagi kalian agar tetap sehat. Tentunya kalian harus lebih banyak makan buah dan sayur. Komposisi asupan makanan harus seimbang, antara karbohidrat, protein, buah, dan sayur. 



Kemarin pertengahan Maret, saya sudah susah mencari vitamin C yang biasanya menjadi vitamin keluarga. Kalo pun akhirnya ada di apotek lain, harganya udah melambung. Saya pikir, ngapain juga beli vitamin mahal? Mending uangnya digunakan untuk belanja buah-buahan. Vitamin C banyak terdapat pada buah sirsak, jambu merah, dan buah lainnya. Termasuk Jeruk sunkist yang berwarna orange dengan rasa buah yang asam dan segar. Saya jadi teringat waktu melaksanakan ibadah haji, dan menikmati sunkist yang banyak dijajakan di toko minimarket dekat hotel dan masjid.

Alhamdulillah mengajak anak-anak dan suami mengonsumsi buah malah lebih mudah dibanding minum vitamin. Buah-buahan yang sering saya beli di supermarket atau toko buah, adalah apel, sunkist, pear, jeruk, anggur, dan nanas madu. Saya beli buah pisang juga, tapi itu untuk anak-anak dan suami. Sungguh saya nggak doyan pisang.

- Mengatur Waktu Tidur

Kurangnya tidur bisa mengakibatkan gangguan kesehatan, menyebabkan kelebihan berat badan dan stres. Salah satunya adalah metabolisme yang terganggu karena tingkat hormon menjadi kacau.

Misal jam tidur malam kurang, bisa disiasati dengan menggantikannya saat tidur siang. Ini terbukti mampu mengurangi stres dan mengimbangi efek negatif dari kurang tidur. Tidur sebentar saat istirahat siang membantu daya tahan tubuh juga. Terbukti ketika kurang tidur, stres muncul, menyebabkan efek negatif pada daya tahan tubuh. Sistem kekebalan tubuh menurun yang mengakibatkan kemampuannya melawan virus dan bakteri pun menurun.

- Konsumsi Kurma Mejool

Medjool berasal dari Maroko. Bersama 11 pohon kurma lainnya dibawa ke Negara Bagian Nevada, AS, di tahun 1927. Enam dari sebelas pohon ini masih ada di sana dan mendapat julukan The Big Six. 

Panjang kurma medjool bisa mencapai 10-15 cm, namun bijinya kecil. Dagingnya padat, dan rasanya manis mirip karamel. Kurma medjool cocok diolah menjadi saus hingga dessert. Namun sementara ini saya lebih suka langsung menikmatinya.



Medjool mengandung fruktosa dan glukosa alami, sejenis karbohidrat sederhana yang baik untuk meningkatkan energi saat berpuasa. Medjool merupakan sumber vitamin, mineral dan kalium yang merupakan serat larut makanan. Tidak hanya baik untuk tubuh tetapi juga bisa mempertahankan rasa kenyang lebih lama. Yakin deh puasa kali ini saya bakal membeli kurma Medjool lebih banyak.

Menghadapi musim pandemi tidak lantas menjadikan saya patah semangat. Saya nggak mau energi negatif masuk ke dalam tubuh melalui pikiran. Saya orang yang selalu berpikir positif, berikhtiar dan berdoa akan membantu saya tetap sehat. Dan inginnya pun keluarga kecil saya juga melakukan hal yang sama.

Saya sudah kangen berkumpul bersama keluarga besar, bercanda, ngaji bareng, dan makan bareng. Namun kegiatan silaturahmi ini tak akan bisa saya nikamti bila pandemi tak segera berakhir. Salah satu cara adalah dengan tetap di rumah aja, menjaga kesehatan, dan memutus mata rantai penyebaran dengan tidak berkumpul sementara waktu. Stay safe sahabatku dan keluargaku semuanya. Wassalamualaikum.

Referensi Materi :

-https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/28/121200965/berikut-cara-meningkatkan-imun-tubuh-agar-terhindar-dari-virus-corona

-https://www.femina.co.id/food-story/apa-itu-kurma-medjool  
Reading Time:

Minggu, 05 April 2020

Review Film The Invisible Man, Hubungan Cinta Yang Posesif
April 05, 2020 24 Comments

Film The Invisible Man, Hubungan Cinta Yang Posesif

Assalamualaikum Sahabat. Saya dari awal tidak tertarik nonton film ini karena menganggap bukan genre pilihan. Meski saya suka genre thriller, di mata saya The Invisible Man itu cocoknya film fantasi. Dan karena telah melihat film yang sebelumnya, saya terbawa dengan jalan ceritanya yang paling juga mirip lah ya.

Namun menjadi perempuan sendiri di rumah adalah, tidak bisa memilih film drama kesukaan. Ini udah diikhlaskan sih, hahahaa. Karena saya masih bisa nonton di smart TV di rumah. Paksuami bilang, kalo pengen nonton drama romantis mending di rumah aja. 

Yo wes, dari pada saya di rumah sendiri sementara para lelaki nonton bioskop, saya pun ikut. Meski paksuami juga nggak akan membiarkan saya sendiri di rumah sih. Pasti dipaksa ikut nonton, karena katanya mumpung anak-anak udah besar dan bisa diajak menikmati nonton bareng film di bioskop.

Oiya, saya dan keluarga nonton The Invisible Man awal bulan Maret, ketika belum ada info soal #WorkFromHome. Dan merupakan film terakhir yang kami tonton di bioskop sebelum mesti #StayAtHome


Beruntung sih di rumah ada STB baru yang bisa mengubah TV biasa menjadi Smart TV. Jadi saya puas-puasin nonton film dari HBO original. 

Sinopsis Film The Invisible Man :

Film ini dibuka dengan adegan yang memperlihatkan kehidupan Cecilia yang tinggal bersama sang suami yang obsesif, Adrian Griffin (Oliver Jackson-Cohen). Cecilia hidup di bawah kontrol Adrian. Setiap gerak gerik Cecilia dipantau lewat kamera CCTV serta alarm otomatis yang membuatnya tetap di rumah.

Perhatian yang mendekati obsesif membuat Cecilia merasa lelah. Belum lagi dengan perlakuan buruk Adrian secara mental. Cecilia pun memutuskan melarikan diri dari tempat tersebut dengan bantuan kakak perempuannya Emily (Harriet Dyer). 

Ada juga sang sahabat, James (Aldis Hodge), putri James Sydney (Storm Reid),  menjadi bagian Cecilia menjalani kehidupannya yang baru. Cecilia mulai merasakan kehidupan baru yang dijalaninya lebih bebas dan membuatnya mampu tersenyum. Meski ia harus berlatih untuk berani keluar rumah, hanya ke teras saja ia masih ketakutan. Terbukti cinta posesif seorang lelaki telah sukses membelenggunya.



Namun mimpi buruk yang dikiranya berakhir ternyata malah menjadi awal dari teror yang lain. Usai mendengar kabar bahwa sang mantan kekasih meninggal karena bunuh diri, Cecilia seakan diteror oleh sesuatu yang tak terlihat. Ternyata, sosok tersebut adalah Adrian yang memalsukan kematiannya. Dia memakai baju tembus pandang ciptaannya untuk mengikuti dan menyiksa Cecilia.

Bahkan yang lebih buruk adalah, Adrian meninggalkan harta yang banyak untuk Cecilia dengan syarat tertentu. Yaitu Cecilia tidak boleh terlibat kasus kriminal atau masuk penjara. 


Review Film The Invisible Man ala Saya:

Teror yang tak kasat mata yang diberikan Adrian pun membuat orang di sekitar Cecilia menganggapnya gila. Hal tersebut semakin buruk ketika Adrian membunuh Emily di tengah restoran dan membuat Cecilia menjadi tersangka. Cecilia yang diseret ke rumah sakit jiwa dan diberikan perawatan sambil menunggu pengadilan ternyata diketahui mengandung anak Adrian.



Kabar hamilnya Cecilia ini membuat saudara laki-laki Adrian, Tom (Michael Dorman) mendatangi Cecilia dan memintanya kembali ke Adrian dan membesarkan anak tersebut bersama. 

Cecilia tidak hanya menolak tawaran tersebut namun juga mencuri pulpen dari tas Tom. Menyadari satu-satunya cara untuk memancing Adrian adalah dengan membahayakan keselamatannya, Cecilia pun pura-pura mencoba bunuh diri di dalam fasilitas kesehatan mental.

Pancingan Cecil sukses, bahkan berhasil menyerang sang mantan dan menyebabkan pakaian tembus pandang tersebut menjadi malfungsi dan menarik perhatian petugas keamanan. Adrian pun dengan sadis membunuh banyak petugas keamanan. Namun Cecilia mengikutinya kabur dari rumah sakit tersebut. Mengambil pistol dari petugas keamanan yang tewas, Cecilia mencoba menembak Adrian namun gagal. 

Adrian marah dan mengancam akan menyakiti orang terdekat Cecilia. Dan kalian tahu tentunya gimana kakak Cecil udah menjadi orang terdekat pertama yang dibunuh Adrian.

Cecil mulai dikucilkan dari lingkungannya yang baru, sahabatnya James bahkan tidak lagi memercayainya.

Menjelang film ini berakhir, muncul Cecilia yang pergi ke rumah sahabatnya, James dan memberitahu bahwa Adrian telah menjadi The Invisible Man. Cecil menuju rumah Adrian. Namun Cecil justru menemukan fakta baru. Yaitu saat ia berhasil membunuh The Invisible Man, ia mendapati sosok di balik kostum tersebut bukanlah Adrian melainkan Tom. Bahkan Adrian berada di sebuah bilik dengan tangan terikat. Cecilia tidak memecayai penglihatannya, ia menganggap Adrian lah sang pembuat skenario semua peristiwa ini.

Adrian sendiri mengaku pada petuga polisi, bahwa selama ini ia dikontrol oleh Tom dan semua perlakuannya merupakan suruhan. Cecilia yang tentunya tidak percaya menyadari satu-satunya cara untuk dapat lolos dari sang mantan adalah mengikuti permainan Adrian.

Cecilia memutuskan pergi ke rumah Adrian untuk makan bersama. Malam itu Cecilia mencoba bertahan untuk mendapatkan pengakuan bahwa Adrian membunuh kakak Cecilia. Namun bukan itu saja yang jadi tujuan Cecilia. Ia bersikap manis untuk mengalihkan perhatian Adrian.



Pada awal film, Cecilia terlihat mengambil baju tembus pandang kedua tersebut dan menyembunyikannya di belakang lemari baju Adrian. Berpura-pura ingin mandi dan membersihkan diri, Cecilia pergi untuk mengenakannya dan membunuh Adrian dengan cara yang sama pria tersebut membunuh kakaknya. 

Untuk menyempurnakan rencananya, Cecil menggunakan kamera pengawas sebagai alat bukti. Rekaman kamera tersebut memperlihatkan Adrian yang bunuh diri. Oiya saya nggak akan menyebutkan detilnya gimana, ntar kalian terkejut.

The Invisible Man terbaru dari Leigh Whannell ini menghadirkan sebuah cerita yang berbeda dari versi aslinya. Jadi bukannya fokus pada sang Invisible Man, film ini fokus pada korban dari teror tersebut. Yang pada akhirnya berhasil terbebas dari teror tersebut dengan membunuhnya. Spoiler banget deh. 

Sebagai seorang ahli teknologi, apa yang dilakukan oleh Adrian di sepanjang film pada akhirnya menjadi bumerang untuknya sendiri. Terlebih dirinya yang menganggap bahwa ia adalah orang yang berkuasa terhadap sang mantan membuatnya lengah. 

Hal tersebut dimulai dari usahanya menciptakan lebih dari satu pakaian tembus pandang. Rupanya Cecilia mengetahuinya dan berhasil menyembunyikan di pojok penyimpanana di dan digunakan oleh Cecilia untuk membunuh Adrian. Obsesi luar biasanya pada Cecilia dengan meletakkan kamera pengawas di setiap sudut rumah, justru dimanfaatkan menjadi bukti sempurna menutupi jejak bahwa Cecilia yang membunuh Adrian.

Spoiler atau enggak, tentunya kalian akan tahu setelah nonton film The Invisible Man nantinya. Karena saya nggak menuliskan ceritanya dengan detil. Ada banyak adegan yang sepanjang film tayang bikin penonton tegang. Mengantisipasi setiap kejadian apa yang bakal dialami atau terjadi pada Cecilia.

Terus terang dari awalnya nggak ingin nonton, telah mengubah pandangan saya bahwa The Invisible Man ini layak jadi film spesial. Saya bahkan ingin kembali nonton bila nanti tayang di HBO original.

Sahabat udah nonton film The Invisible Man? Seru kaaan, atau malah takut dengan adegan kekerasan yang sering tampil? 

Saya menganggap adegan kekerasan itu memang terlihat jelas ya. Dan memang sesuai peruntukannya, film ini hanya boleh ditonton oleh anak minal usia 16 tahun. Tapi misal anak saya usianya masih 16 tahun pun, nggak bakal saya ijinkan nonton. 

Anak bungsu saya udah 20 tahun bulan Mei nanti, jadi enggak apa sih nonton film ini. Apalagi ada saya dan suami serta kakaknya, kami bisa jadikan film ini sebagai bahan diskusi setelah film usai. Biasanya memang gitu sih, abis nonton bareng satu film, bakal terjadi diskusi seru selama perjalanan pulang. 

Ya udah, sampai jumpa dalam review film yang berikutnya. Saya kasih bocoran dulu, film berikutnya yang saya review diperankan oleh si cantik Anna Hatheway. Penasaran film yang mana? Tungguin ya, wassalamualaikum.
Reading Time: