Assalamualaikum Sahabat. Beberapa waktu lalu ada kabar yang mengejutkan tentang Luly Attasiya. Atau kalian lebih mengenalnya dengan nama Tasyi Athasyia, YouTuber dengan konten genre kuliner. Kabar tentang konflik tersembunyi dengan saudara kembarnya yaitu Tasya Farasya, youtuber dan juga beauty vlogger.
Keduanya sama-sama memiliki jutaan subscriber. Keduanya sama cantik, sukses, memiliki keluarga yang terlihat rukun, damai, bahagia. Namun nyatanya, tidak seperti yang ada dalam bayangan kalian.
Saat kemarin Tasyi membongkar chat WAG, saya cukup kaget. Dan teringat dua tahun lalu saat keduanya melakukan kolab untuk konten YouTube. Keduanya ngobrol panjang lebar hingga berujung perdebatan. Kalian bisa cari di Google atau konten YouTube mereka yaa.
Intinya melihat perdebatan keduanya, ada kisah masa lalu yang belum selesai saat mereka bertumbuh menjadi perempuan dewasa.
Jangan Disimpan, Masalah Harus Segera Diselesaikan
Hubungan saudara itu cukup kompleks karena bisa dipengaruhi dari faktor eksternal. Kalo hubungan kita dengan orang di luar kerabat bisa lebih mudah untuk diputus bila tidak cocok.
Tidak begitu yang terjadi dengan hubungan kekerabatan. Nggak mungkin dong ya memisahkan hubungan kekerabatan. Suka atau tidak, kita akan terikat hingga maut memisahkan.
Faktor lainnya misalnya genetika, peristiwa, hubungan antara anak dan orangtua, serta pengalaman di luar keluarga, membuat adanya persaingan antar saudara. Dan bila hal ini tidak ditangani dengan baik bisa memunculkan konflik kelak saat mereka dewasa. Pemicunya kadang sepele namun bisa jadi konflik yang serius.
Ada juga yang menganggap konflik ini bisa mengganggu kesehatan mental yang mengalaminya.
World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia mendefinisikan kesehatan mental sebagai kemampuan yang dimiliki individu dalam mengelola stres, menjalani aktivitas secara normal dan produktif dan berperan baik dalam suatu komunitas/lingkungan masyarakat. Selain WHO, ada banyak para pakar yang memberikan definisi kesehatan mental.
Menjalankan Hobi Untuk Menjaga Kesehatan Mental
Sebenarnya setiap orang berhak memiliki hidup yang bahagia. Ada yang bilang bahagia itu diciptakan, jangan dicari. Kita yang bisa menciptakan kebahagiaan untuk diri sendiri. Itu saya setuju banget.
Apakah saya tak pernah mengalami masalah di masa lalu? Pasti ada dong, cuma kan saya menganggap masalah masa lalu alhamdulillah bisa saya anggap close the door. Hanya saya dan Tuhan yang tahu. Dan saya sudah bisa menerima dengan ikhlas. Insyaa Allah ada kebaikan dari peristiwa masa lalu dan menganggapnya sebagai pembelajaran.
Meski sebenarnya ada proses penyembuhan yang saya lakukan tanpa saya sadari selama masa bertumbuh. Namun beruntungnya saya memilih kegiatan yang positif, seperti memilih hobi yang bermanfaat. Saya juga nggak mau diam dan terus mengingat pengalaman yang tak mengenakkan. Beruntung saya didukung orang tua terutama bapak. Beliau memberikan dukungan dengan menyediakan bahan bacaan, mengijinkan saya ikut kegiatan camping atau lintas alam, kesukaan saya saat masih muda dulu.
Menurut saya dari beberapa artikel tentang konflik masa lalu, ada langkah yang bisa dilakukan. Yang paling penting adalah kenali masalah yang muncul. Bila tak bisa menyembuhkan diri, datang pada yang ahlinya seperti konsultasi pada psikolog. Sekarang bukan hal yang sulit untuk mendapatkan pertolongan pada orang yang ahli.
Bagi kalian yang ingin hidup dalam kondisi sehat mental dan fisik, bisa loh merawat diri dengan melakukan hobi. Menjaga agar mental kita tetap sehat dengan mencintai diri sendiri.
Apa aja yang perlu dilakukan? Yuk cek tips nya di bawah ini :
- Olahraga
Olahraga bisa menjadi aktivitas penunjang kesehatan mental. Tak hanya menyehatkan tubuh, olahraga juga bisa merangsang hormon endorfin yang bikin mood jadi bagus. Kalo kalian udah rutin melakukan olah raga, coba deh ingat-ingat, ada perasaan bahagia, bangga, dan energi positif yang muncul. Kita merasa tubuh makin sehat dan bugar.
Agar semangat melakukannya, pilihlah rutinitas olahraga yang menyenangkan. Misalnya dengan melakukan yoga, jalan kaki, atau lari. Sekarangi ini banyak komunitas olahraga yang bisa kita gabung untuk menambah teman. Namun olahraga sendirian pun tak masalah sepanjang kita bisa menikmati prosesnya.
- Menulis Jurnal Harian
Menulis jurnal harian dapat membantu seseorang untuk mengurai emosi-emosi negatif. Ini sangat berguna saat kita kesulitan memahami berbagai macam emosi yang kita rasakan.
Tulis perasaan yang muncul dalam jurnal dengan jujur. Seperti layaknya buku harian. Namun dengan jurnal ini bisa dijadikan satu keputusan, dari membaca kembali bermacam emosi yang kita tuangkan. Apakah lebih banyak emosi negatif yang tidak mampu kita atasi sendiri atau sudah saatnya datang ke psikolog?
- Baca Buku
Membaca buku bermanfaat seperti motivasi, self-help, kisah inspiratif, atau tips pengembangan diri bisa jadi 'makanan bergizi' buat kesehatan mental. Namun nggak ada salahnya juga memilih bacaan ringan seperti novel romance atau komik yang isianya menghibur.
- Seni Kerajinan Tangan
Udah beberapa tahun ini ada tren yang muncul dan dijadikan pilihan meredakan stress. Tren yang berkaitan dengan seni ini misalnya, melukis, mewarnai, tren yang digandrungi untuk meredakan stres berkaitan dengan seni. Misalnya mewarnai, melukis, membuat kerajinan tangan, dan yang lainnya.
- Berkebun
Salah satu kegiatan atau hobi yang bisa meredakan stress adalah berkebun. Merawat tanaman itu sebuah pelepasan emosi karena kita bisa mencangkul tanah, menginjak rumput dengan telapak kaki telanjang. Semua kegiatan ini menambah rasa bahagia karena seperti tengah mengulang kembali kegiatan masa kanak-kanak.
- Cooking
Bagi kalian yang suka makan, mungkin bisa menyalurkan stres dengan ikut kursus masak. Atau langsung saja praktek masak, entah baking atau meniru menu ala chef di channel YouTube.
Jangan melihat hasil jadi masakan kita, teman-teman. Namun nikmati prosesnya, tanamkan bahwa kegiatan memasak ini adalah saat kita belajar mengenal diri lewat bahan makanan.
- Merawat Binatang
Yaaa, merawat binatang bisa menjadi pelepas stres sepulang kerja. Tapi kalian mesti memilih binatang peliharaan yang tidak menyita waktu. Terutama bila kalian tinggal sendirian, pilihlah memelihara ikan dalam aquarium kecil.
Sepulang kerja bisa memberi makanan pada ikan, mengajak bicara, mengganti airnya tiap beberapa waktu tertentu, menjadi kegiatan yang menyenangkan.
Spending Time Dengan Orang Terdekat
Menghabiskan waktu yang berkualitas dan bertukar cerita dengan orang-orang terdekat memang termasuk aktivitas menyenangkan. Setelah ngobrol bersama mereka, bisa jadi hati menjadi lega. Masalah yang ada di pikiran pun tak jarang terurai.
Namun ingat juga, pilih orang yang mampu menjaga rahasia kita. Bukan teman dekat yang mulutnya ember. Kalian pasti punya satu orang terdekat yang bisa menjadi teman curhat.
Nah yang terakhir dan penting menurut saya, menjaga kesehatan mental bisa juga dengan mendekatkan diri pada Tuhan. Sesuai agama dan kepercayaan masing-masing, kalian bisa meredakan emosi negatif. Duduk menyendiri setelah berbicara dengan diri sendiri, memohon bantuan pada Tuhan Yang Maha Penyayang. Semoga mampu meredakan hati yang gundah, pikiran yang suntuk dari masalah yang muncul.
Kalo mengambil dari perkataan suami saya, orang hidup yang menganut agamanya dan menjalankan tuntunannya, nggak boleh bilang stres. Setiap manusia yang hidup itu pasti memiliki masalah. Hanya kadarnya aja yang berbeda. Jenis masalahnya juga berbeda. Jadi ya hadapi karena itu tanda kita masih hidup.
Nah bener juga ya. Jangan bilang stres kalo sedang mendapat masalah. Saya biasanya mengucap istighfar dan mencari solusi kalo ada masalah muncul. Karena seperti dalam salah satu ayat di dalam Al Quran.
Allah SWT berfirman dalam surat al-Baqarah [2] ayat 286 yang berbunyi:
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah [2]: 286).
Kalo membaca artikel di blog milik mba Siska Dwyta, ada label tentang Kesehatan Mental. Menarik juga artikel yang tayang dan sangat bermanfaat bagi kalian yang ingin memahami tentang kesehatan mental. Oia blog mbak Siska dengan label Kesehatan Mental ini ada di blog kedua ya, namanya Kamar Kenangan. Tahu dong kalo mba Siska itu punya blog satu lagi dengan url sesuai namanya.
Semoga artikel ini bermanfaat untuk kalian. Wassalamualaikum.