Februari 27, 2020
BY Hidayah Sulistyowati
34 Comments
Kuliner Mie Ongklok Yang Selalu Bikin Kangen

Assalamualaikum Sahabat. Nusantara memiliki beragam suku dengan kekayaan budaya dan kuliner. Bagi sebagian orang yang menyukai traveling, menjajal kulinernya adalah bagian dari pengalaman yang penuh warna. Merasakan masakan lokal tempat kamu bisa mengenal setiap rasa yang dihantarkan dari semangkok atau sepiring kelezatannya.
Saya dan keluarga menyukai road trip ke beberapa daerah di Pulau Jawa. Meski belum semua kawasan yang ada di Pulau Jawa kami kunjungi, namun ada beberapa daerah yang berulang kali disambangi.
Alasannya adalah karena yang pertama, kadang nemenin suami kerja. Kebetulan pula anak-anak juga sedang libur misalnya. Akhirnya sambil kerja, kami pun ikutan jalan-jalan. Terutama mencicipi lagi kuliner yang menjadi makanan favorit kami.
Kamu tahu tentunya kuliner mie di Indonesia ini ada banyak jenisnya. Mi (atau juga sering ditulis mie) adalah adonan tipis dan panjang yang telah digulung, dikeringkan, dan dimasak dalam air mendidih. Istilah ini juga merujuk kepada mi kering yang harus dimasak kembali dengan dicelupkan dalam air.
Memang mie merupakan makanan yang disukai banyak orang dari berbagai kalangan. Di nusantara sendiri, tiap kota memiliki masakan berbahan dasar mie yang tak sama. Bahkan meski memiliki nama sama, mie Jawa di Jogja dan di Semarang bisa aja berbeda. Baik dalam penampilan maupun rasa masakannya.
Nanti deh saya mau tulis dua jenis mie ini ya, di artikel terpisah.
Nah, kembali lagi yuk dengan cerita jelajah rasa di satu kota yang sering kami kunjungi. Sebenarnya ada beberapa kota yang sering kami kunjungi berulang kali. Kali ini saya memilih Kota Wonosobo aja ya. Terus terang saya udah lupa berapa kali kami menyambangi kota yang terkenal dengan udara sejuk ini. Namun kami tak pernah melupakan sensasi rasa semangkuk mie ongklok yang lezat.
Setiap kali merencanakan kunjungan ke Wonosobo, saya selalu minta mampir dulu ke warung Mie Ongklok Bu Umi. Saya tahu ada beberapa warung yang juga terkenal kelezatannya. Namun saya memilih ngincipi mie ongklok di Warung Bu Umi karena lokasinya kami lewati ke tempat tujuan utama. Dan katanya memang warung milik Ibu Umi ini salah satu yang terkenal.
Yuk ikuti jelajah rasa Mie Ongklok di Warung Bu Umi.
Warung berwarna hijau ini udah hits banget. Kalo misalkan kamu baru pertama kali ke Wonosobo. Bisa loh cari di Google Map dengan kata kunci mie ongklok bu Umi. Begitu melewati alun-alun kota Wonosobo, ikuti aja jalur menuju Dieng.
Nah, warung Mie Ongklok terletak setelah kiri jalan. Bersebelahan dengan masjid megah dan halaman parkir yang cukup luas. Saya selalu numpang shalat di masjid ini.
Warung Mie Ongklok Bu Umi nggak begitu luas. Namun pembeli di sini seringnya kayak lumintu gitu. Lumintu adalah pembeli yang datang itu bergiliran dan tak berhenti. Jadi cukup lah dengan jumlah kursi dan meja yang ada dengan ruangan berbentuk L.
Setiap kali makan di sini, saya selalu pesan mie ongklok dan sate sapi. Menanti mie ongklok disajikan, saya biasanya ngemil jajanan khas yang ada di meja. Ada jajanan hits yang patut dicoba, yaitu tempe kemul dan geblek.
Semangkuk mie ongklok berisi mie kuning yang direbus kemudian diracik dengan campuran kol dan daun kucai. Mie ini disajikan dengan siraman kuah kental berwarna kecoklatan.
Kuah yang bertekstur kental ini berasal dari campuran tepung kanji yang biasa disebut loh atau lo. Bumbunya juga simpel sih. Terdiri dari bawang merah, bawang putih, ketumbar, lengkuas, ebi, garam dan gula jawa. Bumbu ini lalu dicampur air dan dikentalkan dengan larutan tepung kanji.
Wah saya jadi teringat pernah nyoba masak mie ongklok instan. Kuahnya bikin sendiri, udah komplit di dalam kemasannya. Duhh, jadi kudu ditulis juga niy. Hahahaa. Banyak amat janji nulisnya, Mak!
Isi mie ongklok kadang disajikan bersama suwiran daging ayam dan bawang goreng. Penyajiannya yang dihidangkan saat masih panas membuat mie ini banyak diburu masyarakat. Karena Wonosobo memiliki suhu udara yang dingin, jadi memang cocok banget dinikmati selagi masih panas. Misalkan kamu enggak segera menikmati mie ongklok, kuahnya bakal mengental karena suhu udara mendinginkannya lebih cepat.
Suami saya awalnya udah skeptis waktu pertama kali saya kenalkan dengan mie ongklok. Dia melihat di review nya kan di Google, dan penampakannya yang nglentrek-nglentrek gitu bikin ilfill duluan. Saat itu tahun 2015 saya paksa suami untuk kulineran di mie ongklok Bu Umi. Karena udah kangen dengan kelezatan rasa mie ongklok.
Saya kenal mie ongklok itu tahun 2000 di warung nya Pak Muhadi. Saat itu saya masih hamil anak kedua dan tugas ke Purwokerto. Pulangnya diajak mampir makan mie ongklok sama kepala cabang kantor kami. Ngincipi pertama kali langsung jatuh cinta. Dan saya terbayang-bayang rasanya hingga tahun 2015 kembali kesana.
Setelah itu saya selalu kembali ke warung berwarna hijau milik Bu Umi tiap kali berkunjung ke Wonosobo. Terlebih suami dan anak-anak juga menyukainya. Mie ongklok di warung ini isinya tanpa suwiran ayam. Kamu cukup memesan sate sapi atau sate yang ditawarkan di sana sesuai selera.
Karena saya lebih suka menikmati mie ongklok dengan sate sapi, kami memesan satu porsi plus pelengkapnya. Sementara anak-anak lebih memilih pelengkap sate ayam. Kuah mie ongklok tidak seseram yang dibayangkan orang saat pertama kali nyoba. Ada rasa gurih, manis, pedas dari ulegan cabe hijau, dan hangat dari kuahnya. Sementara pelengkapnya ada sate sapi dan kuah sambel kacang yang gurih. Menjadikan paduan rasa keduanya begitu istimewa.
Hmmm, nulis cerita ini bikin saya nelen ludah. Hahahaa. Sayangnya suami saat ini belum ada rencana pekerjaan di Wonosobo. Terakhir mencoba mie ongklok itu bareng teman SMP saat diundang resepsi pernikahan putri teman kami. Sekitar awal tahun 2019. Ahhh... jadi kangen dengan mie ongklok niy. Semoga setelah lebaran bisa jalan-jalan ke Wonosobo, sekadar menghilangkan rindu pada semangkok mie ongklok dan kuahnya yang terasa nikmat. Kalian sudah pernah menyicipi mie ongklok juga kah? Sharing dong di sini. Wassalamualaikum.
Alasannya adalah karena yang pertama, kadang nemenin suami kerja. Kebetulan pula anak-anak juga sedang libur misalnya. Akhirnya sambil kerja, kami pun ikutan jalan-jalan. Terutama mencicipi lagi kuliner yang menjadi makanan favorit kami.
Kamu tahu tentunya kuliner mie di Indonesia ini ada banyak jenisnya. Mi (atau juga sering ditulis mie) adalah adonan tipis dan panjang yang telah digulung, dikeringkan, dan dimasak dalam air mendidih. Istilah ini juga merujuk kepada mi kering yang harus dimasak kembali dengan dicelupkan dalam air.
Bahkan Orang Italia, Tionghoa, dan Arab telah mengklaim bangsa mereka sebagai pencipta mi, walaupun tulisan tertua mengenai mi berasal dari Dinasti Han Timur, antara tahun 25 dan 220 Masehi. Pada Oktober 2005, mi tertua yang diperkirakan berusia 4.000 tahun ditemukan di Qinghai, Tiongkok.
sumber dari : wikipedia makanan mie))Mi adalah nama generik. Orang Eropa menyebut pasta (dari bahasa Italia) secara generik, dan noodle (bahasa Inggris) untuk pasta yang berbentuk memanjang. Namun begitu, di Eropa bahan baku mi biasanya dari jenis-jenis gandum, sementara di Asia bahan baku mi lebih bervariasi.
Memang mie merupakan makanan yang disukai banyak orang dari berbagai kalangan. Di nusantara sendiri, tiap kota memiliki masakan berbahan dasar mie yang tak sama. Bahkan meski memiliki nama sama, mie Jawa di Jogja dan di Semarang bisa aja berbeda. Baik dalam penampilan maupun rasa masakannya.
Nanti deh saya mau tulis dua jenis mie ini ya, di artikel terpisah.
Nah, kembali lagi yuk dengan cerita jelajah rasa di satu kota yang sering kami kunjungi. Sebenarnya ada beberapa kota yang sering kami kunjungi berulang kali. Kali ini saya memilih Kota Wonosobo aja ya. Terus terang saya udah lupa berapa kali kami menyambangi kota yang terkenal dengan udara sejuk ini. Namun kami tak pernah melupakan sensasi rasa semangkuk mie ongklok yang lezat.
Pesan Mie Ongklok Lagi? Nggak Bosan Atau Lapar?

Setiap kali merencanakan kunjungan ke Wonosobo, saya selalu minta mampir dulu ke warung Mie Ongklok Bu Umi. Saya tahu ada beberapa warung yang juga terkenal kelezatannya. Namun saya memilih ngincipi mie ongklok di Warung Bu Umi karena lokasinya kami lewati ke tempat tujuan utama. Dan katanya memang warung milik Ibu Umi ini salah satu yang terkenal.
Yuk ikuti jelajah rasa Mie Ongklok di Warung Bu Umi.
Warung berwarna hijau ini udah hits banget. Kalo misalkan kamu baru pertama kali ke Wonosobo. Bisa loh cari di Google Map dengan kata kunci mie ongklok bu Umi. Begitu melewati alun-alun kota Wonosobo, ikuti aja jalur menuju Dieng.

Nah, warung Mie Ongklok terletak setelah kiri jalan. Bersebelahan dengan masjid megah dan halaman parkir yang cukup luas. Saya selalu numpang shalat di masjid ini.
Warung Mie Ongklok Bu Umi nggak begitu luas. Namun pembeli di sini seringnya kayak lumintu gitu. Lumintu adalah pembeli yang datang itu bergiliran dan tak berhenti. Jadi cukup lah dengan jumlah kursi dan meja yang ada dengan ruangan berbentuk L.
Setiap kali makan di sini, saya selalu pesan mie ongklok dan sate sapi. Menanti mie ongklok disajikan, saya biasanya ngemil jajanan khas yang ada di meja. Ada jajanan hits yang patut dicoba, yaitu tempe kemul dan geblek.

Semangkuk mie ongklok berisi mie kuning yang direbus kemudian diracik dengan campuran kol dan daun kucai. Mie ini disajikan dengan siraman kuah kental berwarna kecoklatan.


Kuah yang bertekstur kental ini berasal dari campuran tepung kanji yang biasa disebut loh atau lo. Bumbunya juga simpel sih. Terdiri dari bawang merah, bawang putih, ketumbar, lengkuas, ebi, garam dan gula jawa. Bumbu ini lalu dicampur air dan dikentalkan dengan larutan tepung kanji.
Wah saya jadi teringat pernah nyoba masak mie ongklok instan. Kuahnya bikin sendiri, udah komplit di dalam kemasannya. Duhh, jadi kudu ditulis juga niy. Hahahaa. Banyak amat janji nulisnya, Mak!
Isi mie ongklok kadang disajikan bersama suwiran daging ayam dan bawang goreng. Penyajiannya yang dihidangkan saat masih panas membuat mie ini banyak diburu masyarakat. Karena Wonosobo memiliki suhu udara yang dingin, jadi memang cocok banget dinikmati selagi masih panas. Misalkan kamu enggak segera menikmati mie ongklok, kuahnya bakal mengental karena suhu udara mendinginkannya lebih cepat.
Suami saya awalnya udah skeptis waktu pertama kali saya kenalkan dengan mie ongklok. Dia melihat di review nya kan di Google, dan penampakannya yang nglentrek-nglentrek gitu bikin ilfill duluan. Saat itu tahun 2015 saya paksa suami untuk kulineran di mie ongklok Bu Umi. Karena udah kangen dengan kelezatan rasa mie ongklok.
Saya kenal mie ongklok itu tahun 2000 di warung nya Pak Muhadi. Saat itu saya masih hamil anak kedua dan tugas ke Purwokerto. Pulangnya diajak mampir makan mie ongklok sama kepala cabang kantor kami. Ngincipi pertama kali langsung jatuh cinta. Dan saya terbayang-bayang rasanya hingga tahun 2015 kembali kesana.
Setelah itu saya selalu kembali ke warung berwarna hijau milik Bu Umi tiap kali berkunjung ke Wonosobo. Terlebih suami dan anak-anak juga menyukainya. Mie ongklok di warung ini isinya tanpa suwiran ayam. Kamu cukup memesan sate sapi atau sate yang ditawarkan di sana sesuai selera.
![]() |
Mie ongklok dan pelengkap sate ayam dan sate sapi |
![]() |
Ini pesanan saya, mie ongklok dan sate sapi |

Lokasi: Jalan Masjid No.11 RT. 01 RW. 14, Kauman Utara, Wonosobo Timur, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah
Jam buka: Setiap hari (10.00 AM – 09.00 PM)
Harga: Mulai 15,000 IDR per porsi
Jam buka: Setiap hari (10.00 AM – 09.00 PM)
Harga: Mulai 15,000 IDR per porsi