Orang-Orang Kesayangan Ini lah Support System Saya menjadi Blogger - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Minggu, 22 Oktober 2023

Orang-Orang Kesayangan Ini lah Support System Saya menjadi Blogger

Assalamualaikum Sahabat. Kalo ditanya siapa support system saya selama menjadi blogger, banyak banget. Tapi tentu saja keluarga terdekat lah yang selalu ada untuk saya saat ingin melakukan blogging. Mulai dari nge-draft dan menayangkannya di blog ini hingga ikutan blog walking. Ya blog walking itu juga butuh support system agar lancar dan tidak pernah kena hukuman gara-gara terlambat, hahahaa.

Masya Allah ya perjuangan seorang blogger tuh emang segitunya. Dan tentunya juga ada waktu khusus saat riset untuk materi menulis. Karena blogger tidak hanya mencari sumber materi dengan riset di website atau buku. Namun sesekali juga dapat undangan dari brand untuk memperkenalkan produk ataupun program pada masyarakat secara luas.

Ini lah cerita saya tentang orang-orang yang sangat mencintai saya dan memberikan support selama saya ngeblog :


Ijin Pasangan itu Wajib

Sebagai istri tentunya saya akan selalu meminta ijin pada suami ketika ada ajakan untuk hadir dalam satu event blogger. Meski lokasi event dekat rumah atau sampai di Kuala Lumpur, saya pasti ijin suami. Alhamdulillah suami nggak pernah melarang saya gabung dalam event apapun bahkan kadang beliau nganterin pula. Sebaik itu lah dukungan suami untuk saya selama menjadi blogger.

“Aku anterin aja, dari pada naik motor sendiri,”

“Lah pulangnya piye?”

“Aku jemput pasti, mosok aku biarkan istriku pulang sendirian.”

Aihhh so sweet ga sih, hihihiii.

Ketika saya dapat undangan dari Kementrian Kesehatan karena terpilih sebagai finalis lomba publikasi kesehatan media blog tahun 2019, suami membagikan kabar itu di WAG keluarganya.


“Aku ditinggal Wati ke Jakarta, dia sendirian berangkat naik pesawat,” dengan pasang emoticon nangis, hahahaa.

Adik-adik dan kakaknya komentar dengan pasang emot ngakak puas. Suami memang orang yang kocak abis di keluarga bahkan circle pergaulan semua temannya. 

“Ya udah masuk kopernya mba Wati aja, Mas,” usul salah seorang adiknya.

“Gak iso, kegendutan,”

Ngakak lah kami semua yang ada di grup termasuk saya. 

Kejadian yang sama beberapa bulan kemudian saat saya meminta ijin suami untuk liputan ke Malaysia. Dia membagikannya di WAG keluarga. Heboh deh keluarganya, mengolok-olok si kakak.

“Rasain kali ini mba Wati ninggalin mas Ar lebih jauh,”

“Beli makanan sendiri, jangan lupa anak-anak juga,”

“Jangan makan mi instan selama mba Wati pergi loh, mas,”

Demikian candaan adik-adiknya, sesekali ditimpali emot ngakak oleh kakaknya juga. 

Perjalanan liputan ke Malaysia saat itu selama 4 hari 3 malam dan saya mendapat jatah di Kota Kuala Lumpur. Rombongan media dan blogger lainnya ada di Johor dan Melaka.

Saya excited bisa mendapatkan kesempatan gabung dalam liputan ini. Kebetulan dari Semarang saya mewakili blogger bersama satu orang dari salah satu media. Kami berdua berangkatnya bareng karena tiket udah disiapkan oleh agency dari Jakarta. Jadi kami bertemu dengan rekan media dan blogger lainnya di bandara KLIA.

Tentu saja saya nggak hanya ninggalin begitu saja urusan rumah tangga, terutama makanan untuk keluarga. Saya udah siapkan makanan untuk tiga hari yang disimpan di frozen. Nanti suami atau anak-anak bisa memanaskannya di atas kompor. Alhamdulillah anak-anak udah besar saat saya terjun menjadi blogger, jadi nggak pernah ada masalah soal makanan ini. 

Nggak hanya dalam bentuk dukungan ijin gabung event blogger. Suami pun selalu antusias bercerita kalo ada kenalan yang lama tak bertemu dengan kami, bertanya apa pekerjaan saya. Karena kenalan ini tahu saya selalu di rumah atau sesekali ngikut suami saat kerja keluar kota. 

Dan suami pun menjawab dengan kalimat panjang, bercerita kalo saya itu blogger. Saya pernah diundang oleh berbagai brand, nginap di hotel gratis, hahahaa. Padahal ya nggak gratis ya karena ditukar dengan tulisan review. Atau dengan bangganya suami cerita saya bisa memberangkatkan adik saya umroh dari lomba posting cerita inspirasi di Instagram. Masya Allah, saya jadi terharu tiap dengar suami membanggakan istrinya ini.

Dukungan Anak-Anak Yang Luar Biasa

saya dan dua anak bujang

Ketika awal ingin memiliki blog, saya beneran buta sama sekali dengan istilah ini. Saya memang belajar dengan membaca artikel di blog (tahun 2011), namun saya tetap aja nggak paham gimana cara bikinnya. 

Anak saya yang sulung bahu membahu dengan adiknya membuatkan saya blog pertama kali yang sekarang malah udah nggak ada. Karena waktu itu saya nggak paham cara mengembangkan blog tersebut. Hahahaa, se-gaptek itulah saya dulu.

Kemudian saya pun mulai belajar serius dan bikin blog baru lagi tahun 2012.  Saat itu gantian si bungsu (usianya waktu itu 12 tahun) yang membuatkannya. Cara dia ngajari udah kayak guru, berdiri di samping saya yang sedang belajar operasional blog. 

Kalo sekadar nulis aja sih nggak masalah ya. Namun isi blog itu kan macam-macam, dari tata letak, setting, template, dan lainnya yang sungguh bikin otak saya panas. 

Peran si bungsu ini lah yang hanya sekali ngajari dan hanya berdiri ketika saya nanya-nanya lagi karena lupa yang diajarkannya, ampun deh mamak satu ini. Maklum lah saya terjun ngeblog udah di usia cantik yaitu 44 tahun. 

Namun semangat saya yang didukung suami dan anak-anak, bikin ngeblog akhirnya menjadi kegiatan yang menyenangkan. 

Dukungan anak-anak tidak sebatas saat awal ngeblog. Selama dalam perjalanan ngeblog, ketika saya butuh dukungan foto produk pun sesekali mereka membantu. Seperti saat butuh orang kedua untuk nampang di foto dengan produk dari brand, saya ajak si sulung. Yang motret kami adalah si bungsu. Masya Allah ya dukungan keduanya pada mamaknya yang dulu gaptek, nggak pernah luntur.



Dukungan Keluarga Besar Saya dan Suami

Saya bersyukur saat menjadi blogger udah tinggal dekat dengan rumah orang tua saya. Jadi ketika saya harus ikut event yang mengharuskan pergi keluar kota selama dua hari atau lebih, ada ibu dan bapak saya nemenin anak-anak. Ya saya tahu anak-anak sudah usia belasan tahun saat itu, tapi tetep aja butuh perhatian sepulang sekolah.


Ibu dan bapak th 2014
di masjid Agung Demak

Bapak saya (sekarang udah almarhum) saat itu bangga banget dengan profesi saya menjadi blogger. Beliau bisa bercerita panjang lebar tentang kegiatan saya yang menurutnya udah kayak wartawan. Masya Allah ya, dukungan orang tua pada anak itu nggak terhenti meski usia saya udah setua itu.

Ibu mertua dan keluarga suami juga memiliki dukungan yang luar biasa dengan kegiatan saya. Terutama saat kami wisata dan kulineran di satu daerah, mereka terutama ibu akan menyuruh saya motret makanannya.

“Nduk, wes difoto opo durung?” 

Terjemahaannya : Nak, udah difoto atau belum?

Ibu mertua ngedukung saya jadi blogger

Masya Allah ya sampai segitunya Ibu mertua saya mengingatkan saya. Karena beliau tahu, kulineran ini bisa menjadi artikel di blog saya. Jadi foto makanan itu penting dilakukan sebelum keluarga menikmati hidangannya.

Keluarga suami memang pecinta traveling dan kulineran menjadi kegiatan pendukung tentunya. Bahkan adiknya suami yang tinggal di Pekanbaru pernah mengajak saya ikut ke kotanya pada tahun 2017. Suami saat itu diminta bantuannya mengantar mobil yang dibeli di Kota Bogor menuju ke Pekanbaru. Saya dan mbak ipar, yang tinggal di Pekalongan ikut gabung dalam misi pengantaran mobil.

Di Pekanbaru kami diajak kulineran dan bahkan wisata hingga ke Kota Bukittinggi dan sekitarnya. Dari Kelok 9, Lembah Harau, Payakumbuh, hingga Istana Baso Pagaruyung. Senangnya karena semua itu dilakukan oleh adik ipar agar saya bisa memiliki bahan tulisan untuk di blog. 

Begitu lah support system yang saya rasakan dari keluarga yang sangat mencintai saya. Karena mereka semua saya memiliki pengalaman yang sangat menyenangkan menjadi blogger. Pengalaman yang belum tentu saya dapatkan kalo saya tidak resign tahun 2015 lalu. Terimakasih untuk semua cinta dan kepedulian kalian padaku. Wassalamualaikum.




#YukNgeblogLagi
#NgeblogAsyikBarengKEB

8 komentar:

  1. Aku terharu dan sedikit sirik juga hwhw sebab mbak dapet full support dari orang tersayang. Aku kl dipikir² ya juga dikasih dukungan, sebatas mereka tahu aku suka nulis. Just it. Tapi apresiasi lain hampir nggak ada. Kayaknya gak ada deh anggota keluargaku yang baca blogku. Ntah kalau mereka bacanya diem² ya hwhw.

    BalasHapus
  2. Mbaaa, hatiku hangat membaca tulisan mba ini. Bersyukur sekali ya mba, punya orang2 tersayang yg sangat mendukung keg mba sbg blogger.. Salam sayang utk semuanya ..

    BalasHapus
  3. Support system terbaik emang dari keluarga ya mbakk. Alhamdulillah. Terutama izin suami. Ikut senang karena suaminya mbak enteng banget kalo kasih izin liputan/event.

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah Mbak, itu rejeki besar suami mendukung kita sebagai blogger. Aku sendiri sebatas ngeblog dari rumah aja sih. Wah sampai ke Kuala Lumpur, acara apakah Mbak? Sukses selalu

    BalasHapus
  5. bersyukur banget yaaa dapet support dari orang-orang terdekat jadi lebih semangat kerjanya, kebanyakan orang kan mikirnya dapet duit itu cuman dari kerja kantoran, padahal ngeblog juga bisa dapet duit

    BalasHapus
  6. Alhamdulillah, seneng dan lega rasanya bisa dapet dukungan dari keluarga. Makanya sampe bisa diundang ke mana-mana itu pasti karena restu orang tua juga, hahaha. Kalau saya bikin blog malah awalnya diem-diem ajaa :D Semoga makin konsisten ngeblognya Mbaa <3

    BalasHapus
  7. MashaAllaa~
    Penting banget dukungan dari orang-orang yang sayang dan cinta sama kita yaa.. Sehingga semuanya berjalan dengan penuh keberkahan.

    BalasHapus
  8. ngeblog sambil didukung keluarga tercinta memang sangat membahagiakan yaa, Mba. Saya pun jadi blogger juga dapat dukungan penuh dari suami dan dukungannya tak hanya secara moril tapi juga materil

    BalasHapus