My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Senin, 27 April 2020

Beragam Kegiatan Agar Betah di Rumah, Nomer 2 Yang Paling Asik!
April 27, 20200 Comments

Beragam Kegiatan Agar Betah di Rumah

Assalamualaikum Sahabat. Menjadi orang yang aktif di luar rumah ketika sesekali harus di rumah aja, bukan hal yang susah. Beda ketika harus di rumah terus dan nggak boleh keluar rumah dengan kondisi pandemi seperti saat ini. 

Coba sejenak berpikir, di rumah aja memang menyenangkan kalo sesekali. Terutama bagi kalian yang aktif bekerja atau punya kegiatan di luar rumah. Namun saat larangan keluar rumah agar tidak terjadi penyebaran virus Covid-19, membuat kalian tidak bebas bergerak, gimana rasanya?

Sebagai orang yang krasan di rumah aja, saya belum mengalami jenuh saat dipaksa di rumah aja. Seperti yang pernah saya ceritakan dalam artikel sebelumnya di blo ini, nikmatnya di rumah aja baru saya alami mulai tahun 2015 hingga sekarang. Karena bulan September 2015 itu saya baru aja resign dari tempat kerja. Setelah sibuk kerja dari jam 9 sampai 5 sore, tentu resign ini sangat saya nantikan. Hingga hari ini, bahkan saat harus di rumah aja seperti sekarang, saya belum merasakan bosan.

Saya aslinya orang introvert yang menyukai keheningan. Kalo tidak mengingat sebagai makhluk yang harus bersosialisasi, saya lebih nyaman tinggal di rumah. Reuni alumni yang saya ikuti cuma dua, yaitu dengan teman SMP dan kampus. Di luar dua alumni itu saya belum tertarik. 

Saya ikut reuni dengan teman SMP juga awalnya karena suami (teman satu kelas) yang memiliki pembawaan ramah, mengajak saya hadir saat pembentukan panitia. Otomatis saya pun ikut didapuk jadi panitia inti. Sementara kalo reuni kampus, karena hanya satu angkatan dan satu jurusan. Dan saya memang kangen mereka setelah lama terpisah.

Namun saya menyadari betapa membosankan saat harus di rumah aja bagi mereka yang aktif dan menyukai kegiatan di luar rumah. Saya nggak perlu menunjuk orang lain, cukup lah anak-anak di rumah. Mereka beberapa kali ngajak jalan-jalan. Cukup lah ke Ungaran aja, di mobil aja, yang penting melihat suasana lain di luar rumah. Oh no haluuuu!

"Heiiii, kalian diminta di rumah aja, sabaaar... nggak usah keluar rumah kecuali Ibu minta tolong beli sesuatu. Please stay at you bedroom, Nang," seru saya suatu hari.

Saya nggak perlu ngomong panjang lebar tentang bahayanya virus covid-19. Mereka sudah masuk usia dewasa jadi bisa nyari info sendiri di sosial media.

Tapi usia tidak menjadi mereka mudah beradaptasi. Setahu saya kalo usia masih di bawah 17 tahun itu butuh diajakin bicara tentang pentingnya mencegah penyebaran covid dengan di rumah aja. Anak-anak saya yang udah berusia di atas 20 tahun pun juga butuh diingatkan meski bukan dengan nasehat panjang lebar. Paling saya ajak mereka mengingat korban covid yang sudah meninggal, mereka yang dirawat di ruang isolasi, tenaga medis yang bertaruh nyawa demi merawat pasien ini. 

Saya akan bercerita tips agar anak remaja betah di rumah. Berikut ini tips betah di rumah :


1. Sedia Buku Bacaan


Kebetulan saya lumayan sukses mengajak anak-anak suka baca buku. Bahagia banget bisa membiasakan mereka baca buku karena suami saya itu nggak suka baca buku. Namun bersyukur banget dia support dengan menyiapkan rak buku dan saldo tabungan untuk belanja buku.

Bahkan pernah suami yang pagi jam 03.00 WIB baru datang dari Cibitung, khusus mengantar ke BBW di Jogja demi anak istrinya bisa borong buku. Gimana saya nggak makin cinta pada suami, hihiii. Sukses deh saya dan anak-anak belanja buku sepuasnya sementara suami tertidur di mobil di parkiran gedung JEC tempat BBW ngadain pameran.

Silahkan baca : Tips Berburu Buku Murah di Big Bad Wolf di Jogja


2. Akses Internet

Awal tahun 2020 ini atas permintaan si sulung, kami upgrade internet di rumah. Semula kami menggunakan internet dengan kapasitas 10 Mbps dan TV channel plus telpon rumah. Mulai bulan Maret 2020, kami memilih layanan internet dari Indihome dengan kapasitas 20 Mbps tanpa TV channel.

Seneng dooong, akses internet tanpa batas mulus tanpa lemot. Serumah ada 4 orang yang semuanya suka nonton YouTube. Saya suka streaming film hollywood, sementara suami suka nonton channel Berburu Mobil Impian, Rifato  milik pembalap Rifat Sungkar, dan channel seputar mobil di Youtube. Anak-anak memiliki channel favorit sendiri yang berbeda. Jadi kami masing-masing nonton channel yang berbeda. Hanya channel Big Living Tiny House, National Geography, atau Waku-Waku aja yang jadi tontonan sekeluarga.


Sungguh akses internet tanpa lemot ini mampu membantu keluarga saya mengusir jenuh di rumah aja. Jadi ketika anak-anak muter rumah kecil kami, saya meminta mereka nonton streaming di YouTube. Pokoknya berusaha duduk tenang dulu deh di rumah aja.


3. Melakukan Hobi

Di rumah aja memang kadang bikin bosan ya. Terutama kalo kamu suka jalan-jalan atau ngemall. Sabar dulu deh, kalo kalian menurut dengan anjuran pemerintah, dengan di rumah aja udah bantuin mencegah penyebaran virus covid-19.

Saya memiliki hobi beragam. Dari baca buku, berkebun, merajut bikin bros sederhana, nonton film hollywood, atau acara menarik lainnya. 



Kalian juga bisa melakukan hobi yang akan bikin betah di rumah aja. Beneran deh, ketika asik melakukan hobi itu bisa bikin lupa waktu. Seperti saya saat berkebun, mendadak waktu berjalan sangat cepat. 


Tak terasa memindahakan tanaman yang tumbuh makin besar dari pot semula ke pot yang lebih besar bisa menghabiskan waktu. Ya tentunya karena nggak hanya satu atau dua pot aja. Biasanya bisa sampai 7 pot kalo melihat ada stok pot tanaman yang lebih besar ada di rumah.


4. Olah Raga

Saat pandemi covid-19, hal penting yang harus dilakukan adalah olah raga. Karena nggak mungkin lagi jalan-jalan ke taman Virgin dekat rumah, saya memilih olah raga ringan di dalam rumah. 

Cukup dengan memilih salah satu channel work out di YouTube, saya bisa menirukan gerakan instruktur selama 30 menit. Itu aja udah bikin tshirt yang saya gunakan basah karena keringat. Tubuh pun jadi segar dengan olah raga ini. So simple, Sob!


5. Work From Home & Learn From Home

Yup sejak tanggal 17 Maret 2020 di Semarang mulai diterapkan social distancing. Tidak ada lagi pembelajaran di sekolah maupun di kampus. Si bungsu pun udah kuliah online, melanjutkan pembelajaran semester 4 dari rumah aja.

Beberapa kali dia ikut Google Classroom, mengumpulkan tugas, mendengarkan, dan diskusi dengan dosen dan teman-temannya di sana. Jadi meski diminta di rumah aja, belajar pun tetap berjalan lancar.

Saya sendiri sudah lama bekerja di rumah sebagai content writer dan blogger. Sebuah profesi yang 10 tahun lalu gak pernah terlintas di pikiran. Meski saat itu hingga saya resign tahun 2015, selalu meminta pada Allah azza wa jalla agar memberikan saya pekerjaan yang bisa dilakukan di rumah. Ahhh manisnya sebuah doa ketika terwujud. 



Jadi ketika harus work from home, saya enjoy karena udah terbiasa melakukannya. Memang sih dengan adanya pandemi, kegiatan blogger di satu event, kodar, jadi terhambat karena di-cancel semua. Namun di rumah aja saya bisa ikut kopdar daring. 



Asik kan bisa bertemu dengan teman-teman di dunai maya.


6. Berjemur 

Nah, ini salah satu kegiatan yang dianjurkan oleh semua kalangan, agar berjemur saat pukul 10.00 WIB. Kalo saya lebih suka sebelum jam 10 udah mulai mengulur slang air. Jadi sambil berjemur, saya nyiram tanaman. Lumayan kan dalam satu waktu ada dua kegiatan yang sudah saya lakukan. 
  
Anak-anak saya juga melakukan ini gantian agar semua menikmati sinar matahari pagi yang menyehatkan. Tubuh bekeringat, tulang nambah kuat, kulit pun senang karena tetap kena cahaya matahari. Cukup berjemur 10 menit aja ya Sahabat. Ntar kulit muka gosyong kalo lebih dari setengah jam. Bhuahahaaa.

__________________

Tuh kan dengan enam kegiatan tetap seru dan asik kok. Semua itu agar saya dan anak-anak betah di rumah aja. Sudah deh tahan diri agar tidak keluar rumah. Di rumah aja lebih aman, nyaman, hemat BBM, tidak perlu mandi dandan pakai lipstik. Eh beneran saya sampai lupa kapan terakhir pakai lipstik. 

Nah, itu enam tips betah di rumah versi saya. Sebenarnya masih ada lagi, tapi saya simpan dulu untuk tema @BPN30DayRamadhan berikutnya. Yaitu Kegiatan Seru Bersama Keluarga di rumah. Wassalamualaikum.
Reading Time:

Minggu, 26 April 2020

Jika Pandemi Covid-19 Berakhir, Apa Yang Ingin Kalian Lakukan?
April 26, 20200 Comments

Jika Pandemi Covid-19 Berakhir, Apa Yang Ingin Kalian Lakukan?

Assalamualaikum Sahabat. Saat ini virus Covid-19 masih bercokol di bumi pertiwi. Tiap hari laporan dari Gugus Tugas Covid-19 terus menyampaikan kenaikan warga yang terpapar virus. Setiap hari selalu ada kenaikan yang menyebabkan pemerintah mengambil sikap baru.

Ketua Gugus tugas Covid terus mengingatkan warga agar tidak keluar rumah dan kumpul-kumpul yang tidak penting. Masyarakat harus memutus rantai penyebaran virus corona dengan di rumah saja.


Kapan Pandemi Covid-19 Berakhir?

Dari penelitian yang dilakukan ilmuwan Singapore University of Technology and Design (SUTD) memberikan prediksi  virus corona di Indonesia berakhir. Prediksi diunggah dalam laman resmi SUTD dengan judul When Will COVID-19 End.

Prediksi kapan virus corona di Indonesia berakhir dilakukan SUTD Data-Driven Innovation Lab menggunakan model susceptible-infected-recovered (SIR). Model ini mengumpulkan data dari seluruh dunia untuk memperkirakan kurva siklus hidup dan berakhirnya pandemik di suatu negara dan dunia.

Namun namanya prediksi tentu keakuratannya masih diragukan. Masyarakat tidak boleh terlalu optimis berdasarkan prediksi. Karena efeknya dapat melonggarkan kontrol dan disiplin yang sudah terbangun selama ini. Sikap melonggarkan kontrol kebersihan dan keamanan bisa berakibat buruk. 

Masyarakat bisa saja langsung keluar rumah dan melonggarkan physical distancing. Bahayanya adalah kasus infeksi bakal menyebar makin luas.

Pemerintah perlu tetap memberlakukan physical distancing meski kasus covid nantinya mulai melandai. Aturan untuk tidak keluar rumah harus tetap dilakukan. Agar penyebaran virus benar-benar terhenti. 


Jika Pandemi Covid-19 Berakhir

Tulisan ini juga harapan dan doa yang saya haturkan, ketika pandemi berakhir, saya akan tetap :

- Menjaga Kebersihan Diri dan Lingkungan


Kebiasaan baik selama pandemi dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan, harus terus dijalankan. Seperti mencuci kaki dan tangan begitu datang dari luar rumah. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, juga BAK/BAB.


- Menjaga Pola Hidup Sehat


Selama pandemi covid-19, warga menerapkan hidup sehat. Ketakutan dan antisipasi menghindar dari penularan virus covid, menyebabkan seluruh warga melakukan aktivitas fisik, berjemur, mengonsumsi makanan sehat, mengelola stres, dan istirahat yang cukup.


- Belajar Ketrampilan Baru

Saat pandemi ini, saya sudah belajar menjahit masker. Rencananya sambil work from home, saya juga ingin belajar bikin tunik atau gamis. Rasanya menyenangkan kalo bisa bikin sesuatu yang bisa dipakai sendiri. Atau kalo udah mahir nantinya pengen bikin untuk calon cucu?! Hihiihii.



Silahkan baca : Belajar Jahit Masker Saat Pandemi


- Work From Home

Karena sebelum pandemi, saya sudah bekerja dari rumah. Namun selama di rumah aja, saya jadi berpikir akan mengurangi kegiatan di luar rumah yang berhubungan dengan pekerjaan sebagai blogger. Saat memilih kerja dari rumah, bukan karena alasan usia. Namun karena ingin lebih banyak beribadah dan menyiapkan kepulangan nantinya.


- Stay At Home

Iyaa, saya akan tetap stay at home sampai yakin pandemi beneran berakhir. Karena prediksi tiap penelitian tidak sama. Ada yang bilang akhir Juli, September, Desember. Siapa yang bisa menjamin virus itu udah beneran menghilang di bumi?!

Karena saya yakin ketika pemerintah mengumumkan pandemi berakhir, masyarakat banyak yang langsung jalan-jalan. Baik ke mall, tempat wisata, dan tempat hangout lainnya demi membunuh rindu yang selama ini cuma bisa ditahan-tahan.

Tetap jaga kesehatan, keselamatan, meski di rumah aja, karena saat sedang pandemi juga ada banyak orang jahat yang merongrong suasana. Yang sedang susah banyak, tapi yang menyalahgunakan keadaan hanya orang jahat. Semoga kita semua dalam perlindungan Allah SWT. Wassalamualaikum.  
Reading Time:

Sabtu, 25 April 2020

Wajib Pakai Masker, Bila Kamu Ingin Terhindar Dari Covid-19
April 25, 2020 11 Comments

Wajib Pakai Masker, Bila Kamu Ingin Terhindar Dari Covid-19


Assalamualaikum Sahabat. Awal bulan April WHO menyarankan kepada pengambil kebijakan bagi pemimpin negara, untuk menerapkan penggunaan masker sebagai pengendalian penyebaran virus covid-19. Sebelumnya WHO memang tidak menyarankan penggunaan masker bagi orang yang sehat. Masker hanya untuk tenaga medis dan orang yang positif Covid-19.

Namun ketika penyebaran virus covid-10 telah mencapai populasi yang begitu banyak, hingga menyebabkan jumlah kematian mencapai 7.000 di negeri Paman Sam. Menyadarkan sejumlah pemimpin di dunia agar mengenakan masker sebagai pencegahan bila tidak ingin kena virus Covid-19.

- WHO Mendukung Pimpinan Negara Tentang Penggunaan Masker

Sejumlah riset pun dilakukan dari berbagai lembaga yang peduli dengan tindakan pencegahan penularan covid-19.

Ada juga pengujian oleh satu panel ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menimbang riset yang menguji apakah virus ini bisa terlontar lebih jauh dari perkiraan sebelumnya yaitu 1 - 3 meter.

Di Amerika Serikat, Gedung Putih menganjurkan warga Amerika untuk memakai masker kain atau syal di depan umum. Namun yang aneh saat itu adalah Presiden Donald Trump mengatakan, "Anjuran ini tidak wajib, bila orang ingin pakai, silakan pakai. Saya tidak akan memakainya." (CNNIndonesia - 3/4/2020)

Jumlah kematian di Amerika Serikat sekitar 6 ribu orang. Mengingat populasi warga di kota New York, kota yang paling parah penyebaran covid di Amerika Serikat. Penggunaan masker sangat mendesak dilakukan untuk menutup wajah saat berada di tempat umum. Namun penggunaan masker kain lebih disarankan karena masker bedah hanya untuk tenaga medis. 


Ada satu kajian di Amerika Serikat yang menyebut virus bisa terlontar sejauh enam meter saat batuk, dan delapan meter saat bersin. Sungguh mengerikan ya bila banyak warga yang masih abai dengan tidak peduli mengenakan masker kain.


Ini lah yang akhirnya membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendukung inisiatif pemerintah berbagai negara, yang mendorong masyarakat mengenakan masker di tengah pandemi corona (COVID-19).

Dukungan WHO ini muncul ketika ada penelitian ilmiah yang menunjukkan efek positif dari mengenakan masker dalam penyebaran virus corona.
"Kita tentu dapat melihat keadaan di mana penggunaan masker, baik buatan sendiri maupun topeng kain, di tingkat masyarakat dapat membantu dengan respons menyeluruh yang menyeluruh terhadap penyakit ini," ujar Dr. Michael Ryan, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO, Jumat (3/4/2020)

Kebijakan RI Tentang Masker Untuk Semua


Di Indonesia sendiri awalnya juga meniru kebijakan WHO, bahwa orang sehat tidak perlu mamakai masker. Namun melihat perkembangan bahwa jumlah korban baru positif covid-19 terus bertambah, pemerintah mengeluarkan kebijakan baru. 

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengungkapkan sesuai rekomendasi WHO, pemerintah menjalankan kebijakan masker untuk semua.
"Semua harus menggunakan masker. Masker bedah dan N95 hanya untuk tenaga medis. Gunakan masker kain," katanya di Graha BNPB, Senin (6/4/2020)

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan kurang lebih 90% penularan kasus Covid-19 melalui droplet. Oleh karena itu, masyarakat harus mengenakan masker saat di luar rumah.

Saat ini bahkan masyarakat tidak lagi berburu masker untuk medis. Banyak dari warga yang kreatif membuat masker kain dengan bahan yang sesuai dianjurkan oleh WHO. 


Warga di China membuat masker dari bahan handuk, tisu, kain piyama, dan lainnya. Bahkan ada yang kreatif membuat masker dengan bahan kulit jeruk. Saya nggak paham maksud pembuatan dengan bahan ini. Mungkin aroma kulit jeruk yang segar mampu menaikkan mood penggunanya. 

Para peneliti di Cambridge University sudah menguji berbagai bahan rumah tangga untuk masker DIY.

Kalo merujuk pada kemampuan menangkap partikel juga kemudahan pemakainya bernapas, kaus katun, kain katun dan sarung bantal merupakan plihan terbaik. Menurut peneliti kedua bahan ini cocok digunakan sebagai material masker DIY.

Bahan-bahan tersebut mampu menyaring sekitar 50 % partikel 0,2 mikron. Ukuran ini nyaris sama dengan virus corona atau covid. Seluruh bahan ini juga memudahkan pemakainya untuk bernapas dengan lebih nyaman. 

Untuk masker dengan bahan kain dua lapis dan di bagian tengah disisipkan tisu, ada pendapat dari peneliti. Bahwa efektivitas untuk filtrasi hanya naik sedikit, dan bagi beberapa pemakai akan merasa kurang nyaman.

Saran Mencuci Masker :


Peneliti mengungkapkan bahwa penggunaan masker yang efektif adalah 4 kali pemaikaian. Lebih dari itu sudah berkurang tingkat efektivitasnya. 

Apabila masker sudah digunakan selama kurang lebih 4 jam, ganti dengan yang baru. Namun masalah ekonomi yang mulai sulit, pendapatan menurun, muncul saran penggunaan masker dua lapis. 

Dengan model bagian tengah ada lubang untuk menyisipkan tisu tiap dua jam sekali diganti. Hal ini meringankan warga yang tidak mampu menyediakan masker lebih banyak dan menggantinya sesering mungkin.

Untuk saran menyuci masker, bisa dilakukan dengan cara :

1. Air panas

Ada yang bilang masker cukup dicuci dengan sabun. Namun menurut Direktur Lab Pembersihan Good Housekeeping Institute, masker wajah tersebut dicuci dengan air panas di dalam mesin cuci. 

Kemudian masker dikeringkan dengan suhu tinggi. Yaitu dijemur di bawah terik matahari hingga kering. Karena kunci untuk mematikan kuman adalah panas, termasuk untuk membunuh kuman atau virus yang mungkin ada pada masker wajah yang kita kenakan.

2. Deterjen dengan pemutih 

Saat kamu mencuci masker, pemakaian deterjen dengan pemutih atau bahan aktif lainnya lebih dianjurkan. Hal ini dilakukan untuk memastikan semua mikroba yang mungkin ada pada masker mati. 

Mencuci masker kain sebenarnya seperti saat kamu mencuci pakaian dalam. Perlakukan seperti rutinitas yang kamu lakukan tiap hari. Ganti masker secara rutin dan bekala, juga saat udah kotor. 

Tips Masker Untuk Pengguna Kacamata

Bagaimana dengan mereka yang menggunakan kacamata? Teman saya, adik saya, dan beberapa kenalan yang memakai kacamata mengeluhkan tentang ketidaknyamanan saat harus mengenakan masker.

Juru bicara Pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto meminta seluruh masyarakat Indonesia menggunakan masker saat beraktivitas. Namun, hal ini dapat menimbulkan masalah bagi orang-orang yang memakai kacamata. 

Yaitu embusan napas yang keluar lewat bagian atas masker akan membuat lensa kacamata berembun, sehingga pemakainya sulit melihat. Masker wajah akan mengarahkan embusan napas yang bersuhu panas dan lembab ke lensa kacamata. 

Tapi tenang, sahabat. Karena ada solusi untuk mengatasi hal ini. Ada tiga trik yang bisa dilakukan, agar kacamata tidak berembun saat kita mengenakan masker wajah.

1. Cuci lensa kacamata dengan air sabun 

Sebelum mengenakan masker wajah, cuci kacamata dengan air sabun. Biarkan kacamata mengering atau keringkan lensa dengan tisu lembut sebelum memakainya kembali. Sehingga lensa tidak berembun saat masker wajah dikenakan.

Cara ini biasa diterapkan oleh para perenang untuk menjaga agar kacamata mereka tidak berembun. Atau bisa juga dengan membeli bahan kimia anti-kabut untuk disemprotkan ke permukaan lensa kacamata

2. Lipat bagian atas masker 

Ada juga yang menyarankan untuk melipat bagian atas masker. Namun hal ini tidak berlaku untuk model masker dengan potongan hidung dari logam. Model masker dengan potongan hidung dari logam ini menciptkan ruang ekstra agar napas bisa keluar sebelum mengarah ke lensa kacamata.

Namun melipat bagian atas masker juga ada kelemahan. Yaitu ukuran masker menjadi lebih kecil. Padahal syarat menggunakan masker adalah, bagian tepi harus menutup seluruh permukaan hidung dan mulut.

3. Menyisipkan Tisu

Cara termudah bisa dengan melipat tisu dan menyisipkannya ke bagian dalam masker dua lapis. Hal ini gunanya adalah agar tisu mampu menyerap kelembaban dari napas dan menghalangi terbentuknya embun.

Dengan semua langkah tentang penggunaan masker, tetap ada hal penting yang harus dilakukan. WHO mengungkapkan bahwa penggunaan masker akan efektif bila kamu juga mencuci tangan dengan benar. 

Juga ketika sudah memakai masker, tetap hindari menyentuh bagian wajah dan masker. Bila tetap ingin membetulkan letak masker, cuci tangan terlebih dulu dengan cara yang benar. Baru lakukan menyentuh masker untuk membenahi saat kurang nyaman. Nah, itu semua tentang masker saat pandami covid-19. Sharing yuk pengalaman kamu menggunakan masker. Wassalamualaikum.


Sumber materi :
- Jurnal WHO
- https://lifestyle.kompas.com
Reading Time:

Jumat, 24 April 2020

Penerapan Social Distancing Untuk Mengendalikan Penyebaran Virus Covid-19
April 24, 20200 Comments

Social Distancing Untuk Mengendalikan Penyebaran Virus Covid-19


Assalamualaikum Sahabat. Pandemi covid-19 telah mengubah begitu banyak tatanan kehidupan manusia di muka bumi. Begitu pemerintah mengumumkan agar sekolah ditutup dan siswa belajar di rumah, kesibukan baru dimulai. Begitu pula ketika pekerja diminta untuk bisa work from home, dinamika baru tercipta. 

Warga dunia dipaksa untuk bekerja, belajar, melakukan seluruh kegiatan dari rumah saja. Sebuah kehidupan baru yang membuat sebagian warga terkejut dan harus bergerak mengikuti secara dinamis. Seluruh pemimpin negara mewajibkan warganya untuk social distancing. 


Social Distancing 


Social distancing merupakan salah satu langkah pencegahan dan pengendalian infeksi virus Covid-19. Artinya bagi warga yang sehat, dianjurkan untuk stay at home. Kalo tidak ada keperluan penting, batasi kunjungan ke tempat ramai yang bakal ada kontak dengan orang lain.

Menurut Center for Disease Control (CDC), social distancing adalah tindakan menjauhi segala bentuk perkumpulan, jaga jarak antar manusia, dan menghindari berbagai pertemuan yang melibatkan banyak orang.

Maksudnya adalah pemerintah menghimbau agar warga mengurangi aktivitas di luar rumah, seperti kantor, sekolah, tempat olahraga, dan semua tempat yang banyak dikunjungi oleh orang.


Saat ini istilah social distancing udah diganti dengan physical distancing. Artinya tidak ada jarak untuk bersosialisasi melalui sosial media. Namun meniadakan jarak fisik sampai pandemi berakhir.

Ketika menerapkan physical distancing, seseorang tidak diperkenankan untuk berjabat tangan. Bahkan penting untuk  menjaga jarak setidaknya 1 - 2 meter saat berinteraksi dengan orang lain. Terutama dengan orang yang sedang sakit atau berisiko tinggi menderita COVID-19.

Silahkan baca : Tindakan Preventif Agar Terhindar dari Covid-19


Beberapa hal yang harus dilakukan selama masa physical distancing :




- Bekerja dari rumah (work from home)


Sejak pertengahan bulan Maret hampir sebagian perusahaan mulai memberlakukan work from home. Meski masih ada juga yang masih masuk kerja karena tidak mungkin bekerja dari rumah.


- Belajar di rumah secara online bagi siswa sekolah dan mahasiswa

Anak saya termasuk yang mengikuti kegiatan kuliah secara daring. Kampusnya memilih Google Class Room untuk kulian online ini. Tapi ada beberapa tugas yang masih harus dikerjakan secara kelompok. Saya hanya bisa mengingatkan agar si bungsu selalu  menjaga kebersihan dan keamanan sesuai prosedur dari Dinkes.


- Menunda Pertemuan atau acara yang dihadiri orang banyak

Saat itu ada kondangan yang tidak bisa dihindari. Apalagi belum ada larangan juga dari pihak Pemkot Semarang. Dan si pengundang masih memiliki ijin dari polisi dengan tetep menyediakan prosedur kebersihan. Setiap tamu yang datang disemprot tangannya dengan hand sanitizer.

Sementara arisan keluarga ada dua yang akhirnya dibatalkan, atas permintaan dan saran dari beberapa anggota keluarga.


- Tidak ke rumah sakit untuk bezuk, dan bisa diganti dengan video call atau telpon saja. 



Isolasi Mandiri

Selain social distancing, ada pula istilah lain yang berkaitan dengan upaya pencegahan infeksi COVID-19, yaitu melakukan isolasi mandiri.

Isolasi mandiri adalah langkah yang mewajibkan setiap orang untuk tinggal di dalam rumah atau tempat tinggal masing-masing sambil melakukan upaya pembatasan fisik dengan orang lain.

Namun sebenarnya mengisolasi mandiri seperti ini juga riskan menjadi pencetus masalah baru. 

Menurut Crystal Watson dari Pusat Keamanan dan Kesehatan di John Hopkins University, social distancing bukan berarti menuntut seseorang mengunci diri sendiri di dalam rumah.

Sebab, mengunci diri sendiri di rumah justru kurang baik bagi tubuh karena tidak mendapat paparan sinar matahari. Itu lah sebabnya, ada anjuran pula agar selama di rumah, juga melakukan kegiatan yang bermanfaat.

Seperti :
- Menjaga pola makan, perbanyak konsumsi buah dan sayur
- Minum air putih minimal 2 liter sehari
- Olah raga minimal tiga kali seminggu
- Kelola stres, pilih berita atau info yang valid bila membaca artikel kesehatan
- Jaga Kebersihan dengan mencuci tangan menggunakan air dan sabun tiap kali makan dan minum, sepulang dari luar rumah, dan memegang wajah.

Saat ini memang bukan kondisi yang wajar seperti sebelum ada pandemi. Virus covid-19 tidak terlihat dipandang dengan mata secara langsung. Karena itu tindakan preventif untuk mencegah penyebarannya harus diikuti. Jaga jarak fisik, tidak bepergian keluar kota, tetap jaga kebersihan, dan di rumah saja, ini langkah yang paling bijaksana.

Semoga pandemi segera berakhir. Namun kebiasaan baik dalam menjalani perilaku hidup bersih dan sehat tetap dilakukan. Semoga kita terhindar dari virus ini, aamiin. Wassalamualaikum.
Reading Time:

Kamis, 23 April 2020

7 Pesan WHO Tentang Tindakan Preventif Agar Terhindar Covid-19
April 23, 2020 22 Comments

7 Pesan WHO Agar Terhindar Covid-19


Assalamualaikum Sahabat. Sudah saatnya nggak perlu banyak bertanya ya kabar kalian setelah sebulan lebih stay at home. Ntar malah bosen ditanya mulu dari berbagai sumber, hahahaa. Saya sendiri juga masih sering ditanya, dari grup WA pastinya. Udah bosen di rumah terus?


Jawaban saya sih belum boseeen!

Ya karena saya aslinya kan orang rumahan. Resign tahun 2015 itu udah ditunggu selama 10 tahun lebih. Jadi ketika akhirnya diijinkan resign ama pakbos di tempat kerja, saya segera sujud syukur, shalat sunnah juga. Alhamdulillah banget pokoknya bisa di rumah aja.

Kegiatan saya setelah resign selain ngurus rumah dan keluarga, sesekali ikut paksuami keluar kota urus kerjaan. Saya bagian seneng-senang kalo urusan kerja suami beres. Seperti mampir jalan-jalan ke tempat menarik di kota yang dituju dan kulineran tentunya.

Jadi ketika akhirnya ada covid-19, saya enjoy aja disuruh di rumah aja. Apalagi sebagai blogger kan bisa kerja di mana aja sepanjang ada paket internetan. Dan di rumah tuh paket internetnya luber-luber karena pakai indihome yang kapasitasnya 20 mbps. Bahagia pokoknya, bisa digunakan ngeblog lancar, nonton youtube tanpa lemot, apalagi download film favorit juga tanpa kendala.

Namun ada juga sedihnya dengan pandemi ini, karena nggak bisa lagi silaturahmi. Suami dan saya tuh hobi silaturahmi ke rumah keluarga, teman, atau tetangga di rumah lama. Bahkan ke rumah mertua aja saya udah nggak boleh karena kasihan Ibu ntar kenapa-napa.

Alasannya karena suami dan si sulung masih bertemu dengan beberapa orang di tempat kerja, di toko bangunan, atau di jalan. Suami masih bekerja menyelesaikan renovasi rumah milik klien. Karena mengemban amanah ini dan sebelum lebaran juga diharapkan udah bisa ditempati. Karena itu saya selalu menyiapkan masker dan hand sanitizer untuk mereka berdua.

Saya mengikuti anjuran WHO tentang tindakan preventif agar terhindar dari Covid-19. Saya tuliskan di bawah ini :

1. Cuci Tangan Dengan Benar

Jaga kebersihan tubuh, seperti mencuci tangan dengan benar apabila akan menyentuh wajah. Juga cuci tangan usai menggunakan toilet, sebelum makan, sebelum, selama, dan setelah menyiapkan makanan, setelah memegang hewan, setiap kali tangan kotor dan ketika merawat orang yang sedang sakit.


Cara mencuci tangan adalah dengan menggunakan air dan sabun. Lakukan dengan langkah yang benar, selama 20 detik. Apabila keluar rumah, siapkan selalu dan bawa hand sanitizer.

3. Jangan Lupa Jaga Jarak

Agar tidak kena virus Covid-19, yang bisa dilakukan adalah dengan jaga jarak dengan orang di sekitar kalian.  Minimal pertahankan jarak setidaknya sejauh 3 meter, dengan orang lain yang sedang berdiri atau duduk di satu ruangan.

4. Hindari Menyentuh mata, hidung, dan mulut

Penularan virus Covid-19 melalui tangan yang menyentuh mata, hidung, dan mulut. Dan tangan tadi sudah terkontaminasi oleh virus sebelumnya. Misalkan dari berjabat tangan dengan orang yang positif covid-19. Atau sebelumnya sempat menyentuh permukaan benda yang disentuh oleh penderita covid-19.

Jika kalian melihat orang batuk atau bersin, palingkan kepala atau seluruh tubuh dari orang itu. Gunakan masker ketika sedang keluar rumah.



5. Ketika Merasa Demam, Cari bantuan medis

Apabila kalian merasa demam, batuk, susah bernafas, segera meminta bantuan medis. Karena bisa saja penyebabnya adalah infeksi saluran pernapasan atau kondisi lainnya yang serius. Terutama bila kalian baru saja bertemu atau berkunjung di satu daerah terdampak covid.

6. Hindari makan daging mentah atau setengah matang

Salah satu cara agar terhindar dari covid-19 adalah jangan mengonsumsi daging mentah atau setengah matang.

7. Lakukan Gaya Hidup Sehat

Ada yang menyarankan untuk mengonsumsi air hangat, buah-buahan dan sayur dibandingkan vitamin. Makan yang sesuai kebutuhan tubuh, rutin lakukan olah raga di rumah aja, serta tidur minimal 7 jam. Yang paling utama adalah batasi membaca berita tentang covid, saring dan pilih yang memiliki sumber kredibel.

Tak ada pengobatan khusus pada mereka yang kena virus covid. Kebanyakan hanya diminta untuk istirahat, minum obat yang disarankan tenaga medis, jaga nutrisi yang cukup, dan karantina mandiri.

Semoga kita semua senantiasa sehat dan bisa bekerja dari rumah. Wassalamualaikum sahabat.

Materi :
website world health organization
Reading Time: