Masjid Selat Melaka Malaysia, Tempat Hunting Foto Saat Senja (Traveling Malaysia #3) - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Selasa, 02 April 2019

Masjid Selat Melaka Malaysia, Tempat Hunting Foto Saat Senja (Traveling Malaysia #3)

Masjid Selat Melaka Malaysia, Favorit untuk Hunting Foto Saat Senja 

Melaka Malaysia

Assalamualaikum Sahabat. Masjid Selat Melaka Malaysia Menjadi Tempat Hunting Foto Saat Senja. Saya baru tahu ketika sudah tiba di lokasi dan banyak juga orang yang menanti senja sambil ngobrol dengan teman seperjalanannya.

Jadi ini adalah artikel ketiga dari serangkaian cerita Traveling Malaysia bareng teman-teman blogger.  

Baca yuk : Traveling Malaysia #1 Cek In Tiket Promo di Bandara Soetta

Saya lanjutkan ceritanya dari perjalanan naik grab pesanan yang mengantar ke homestay di kawasan jalan Kesidang. Nama homestay yang kami tinggali selama satu malam di Melaka adalah B'Your Home. Tempatnya bersih meski kayaknya jarang ditinggali atau disewa. Kayaknya bangunan lama yang abis diperbaiki. Jadi aroma lembab terasa sekali. Saya pun menyalakan kipas angin untuk mengusir bau lembab. Pendingin udara juga tetap saya nyalakan.

Homestay ini rate nya cukup murah, per kamar sekitar 95RM (350 ribu rupiah)/malam. Saya dan suami sekamar dong, begitu pula Vita dan suaminya, Anas. Sementara mba Dian satu kamar dengan Mara, sama-sama lajang sih. Homestay ini udah dibooking sejak bulan Februari 2019.

Yang jagain homestay udah ngasih kunci kamar kepada Mara, yang udah datang duluan. Rupanya dia kelelahan nungguin kami dengan jalan-jalan sendiri di kawasan Gereja Merah. Jadi saat kami tiba di homestay, dia tengah terlelap. Udah digedor-gedor sama Vita, dan ternyata salah kamar. Kamar yang ditempati Mara ada di sebelahnya lagi.   Wkwkwkk.

Kasihan sih, anaknya masih ngantuk makanya susah dibangunkan. Tapi kami butuh istirahat dan mandi. Sebelum sore nanti jalan-jalan ke Masjid Melaka dan nyari makan di dekat Gereja Merah.


Mandi dan Istirahat di Homestay B'Your Melaka Malaysia

Melaka Malaysia

Saya tuh kebiasaan kalo nginap di hotel, pasti suka bongkar-bongkar tas bawaan. Bukannya istirahat tapi ngatur baju mana yang akan dipakai hari ini. Suami sampai nyuruh saya berhenti dan tiduran sebentar biar ntar sore kuat jalan lagi untuk melihat suasana Melaka yang eksotik.


Melaka Malaysia
Kamar saya, kompliit ada
kamar mandi dalam, air mineral, TV
Eh baru juga rebahan bentar, ada info dari Mara kalo kami bakal ngumpul untuk jalan ke Masjid Melaka 20 menit lagi.

Masya Allah, belum mandi dan mata juga mulai ngantuk. Tapi chat Mara di WA grup bikin kantuk terhempaskan.

"Ayo kalo bisa jam 6 udah nyampe Masjid Melaka, biar dapat view sunset,"

Huwaaa, baca chat tersebut bikin saya semangat. Lelah dan kantuk hilang seketika. Saat itu jarum jam menunjuk pukul 17.40 waktu setempat. Di Malaysia, pukul 6 malam suasana di luar ruangan masih terang benderang.

Saya berlari sambil ngambil handuk yang udah disediakan di atas kasur. Tapi sebelumnya saya balas chat di grup kalo saya dan suami mandi dulu sebelum jalan-jalan keluar homestay. 


Menyusuri Selat Melaka Malaysia dan Melihat Kecantikan Suasana Senja

Begitu rombongan siap, Mara segera memesan grab. Di Malaysia sini nyari Grabcar gitu gampang. Dan biayanya juga murah karena kami sharing cost. Dari homestay di jalan Kesidang menuju Masjid Selat Melaka, hanya bayar 12 RM (Rp. 44.400). Ini juga masih dibagi 6 orang, jadi masing- masing iuran 2 RM atau Rp. 7,400.


Masjid Selat Melaka ini terletak di Bandar Hilir, menghadap selat Melaka Malaysia. Menurut wikipedia, masjid ini terletak di selat terpanjang di dunia. 

Letaknya di pinggir laut, mengapung gitu sih. saya jadi teringat dengan Masjid Terapung di Jeddah, Arab Saudi. Saya pernah berkunjung ke Masjid Terapung saat ibadah haji tahun 2014.

Jadi saya merasa dejavu meski bangunan masjid Selat Melaka dengan Masjid Terapung di Jeddah sangat lah beda.

Saya cerita tentang selat Melaka dulu ya. Bagaimana kecantikan selat ini mampu mempengaruhi orang-orang untuk berkunjung. Bukan hanya muslim yang berkunjung kesini. Namun banyak juga wisatawan non muslim yang datang di sini. Jadi kawasan Masjid ini seperti wisata sejarah.

Mobil yang mengantar kami berhenti di halaman masjid yang luas. Sisi kanan masjid terdapat menara. Sementara sisi kiri terdapat kios makanan dan cindera mata.


Melaka Malaysia
Menara di bagian halaman masjid

Bagian sisi kiri (dari arah pengunjung datang), juga merupakan akses menuju lokasi kece untuk mengambil foto sunset.


Jadi Mara udah lari duluan membawa kamera serta tripodnya. Saya pun mengikuti. Sementara rombongan kami lainnya masih asik foto selfie di depan masjid. 

Saya sempat mampir foto di bangunan kosong, yang rimbun oleh ilalang kering.


Melaka Malaysia

Di sepanjang tepi laut, terdapat tembok penahan gelombang. Dengan batu gunung berukuran besar terletak di pinggir dinding penahan gelombang. Di sini lah tempat orang-orang menanti sunset sambil ngobrol dan ngemil makanan ringan. Saya sempat foto-foto dengan suami, juga teman-teman serombongan.


Foto bersama rombongan
Ketika matahari terlihat dengan warna jingga yang cantik, saya terpesona. Terdiam. Menatap matahari yang bulat cantik. Lama kelamaan matahari mulai samar dan sesekali tertutup awan putih. Beberapa tangan mulai memotret kecantikan sang surya yang mulai samar. Suara petir terdengar dari jauh. 

Saya juga nggak mau kalah, ikutan selfi dalam temaram senja.


Melaka Malaysia


Kisah Masjid Selat Melaka Malaysia 

Melaka Malaysia
Penampakan Masjid Selat Melaka
ketika senja, eksotis dan anggun

Masjid Selat Melaka Malaysia ini pembangunannya menelan biaya hingga RM 11 juta. Berdiri di atas tanah seluas 1,8 hektar dan memiliki bentuk bangunan yang diadopsi dari Timur Tengah dan Melayu. Masjid ini termasuk masih baru karena dibangun pada bulan Juni 2003 hingga selesai bulan Agustus 2006.

Saat itu peresmiannya dilakukan oleh Yang di-Pertuan Agong, Tuanku Syed Sirajuddin Ibni Al-Marhum Tuanku Syed Putra Jamalullail ketika itu, tanggal 24 Nopember 2006. Masji ini mampu menampung sekitar 2 ribu jemaah saat shalat berjamaah. 

Shalat di dalam masjid ini terasa khusyuk, saya berasa sedang di negeri Arab. Ada juga ruang perpustakaan yang ada di serambi depan. 

Masjid Selat Melaka ini selalu menjadi kunjungan wajib wisatawan dari manca negara. Di samping bentuk bangunannya yang mirip masjid-masjid di Timur Tengah. Juga karena menyaksikan pemandangan sunset yang menawan. Ketika saya dan rombongan menanti babang Grab, ada rombongan wisatawan yang turun dari bus besar. Sepertinya mereka berasal dari negeri Asia, entah dari Korea atau Tiongkok.

Masjid yang didominasi warna putih ini terlihat anggun kala waktu terang. Dan ketika malam datang, berubah eksotis dengan lampu yang berpendar di setiap sudut bangunannya.

Nah, untuk menaranya itu bukan diperuntukkan untuk memperdengarkan suara adzan semata. Menara yang tingginya sekitar 30 meter itu memiliki kedudukan yang penting. Yaitu sebagai tempat untuk mengarahkan kapal-kapal yang melewati selat Melaka. 

Selat Melaka ini merupakan selat dengan kesibukan yang padat. Jadi wajar sih kalo menara masjid ini memiliki fungsi sebagai mercu suar untuk kapal yang lewat. Juga menjadi panduan bagi pesawat terbang yang melintas di kawasan itu.

Shalat Maghrib Pada Malam 1 Rajab 1440 H di Masjid Selat Melaka Malaysia

Karena tidak ingin telat ikut jemaah shalat Maghrib, kami bergegas ke tempat wudhu. Saya sekilas membaca pengumuman yang ditulis di papan tulis. Isi pengumuman adalah akan ada pengajian menyambut datangnya bulan Rajab.

Saya menyimpan sandal di tempat yang sudah disediakan di dekat koridor yang menghubungkan selat Melaka dan masjid. Ada rak tingkat untuk meletakkan sandal atau sepatu jemaah masjid. Ruang penyimpanan sandal dan sepatu ini bisa menampung dalam jumlah banyak.

Seperti masjid di Arab Saudi, tempat wudhu wanita di masjid ini lokasinya juga tertutup dari pandangan bukan muhrim. Jadi jemaah wanita bisa nyaman dan bebas membuka hijabnya untuk mengambil air wudhu. Toilet tempatnya terpisah dan terletak di samping tempat wudhu.

Setelah wudhu, kami mengambil tempat di dalam masjid yang diperuntukkan jemaah wanita untuk shalat. Sebelum memasuki ruangan shalat, terdapat tempat penjualan minuman dengan sistem kejujuran. Tak ada yang jaga, jadi yang ingin membeli minuman tinggal memasukkan uang seharga boto minuman air mineral yang yang murah. Air mineral di sini harganya 1 RM. 


Melaka Malaysia
Mara sedang mengambil
minuman yang dipilihnya
Mara justru memilih minuman yang ada di mesin pendingin. Di mesin sini harganya nggak berbeda meski ada berbagai pilihan minumannya. Kami mampir membeli minuman di sini usai shalat. Saya sih pilih air mineral yang ada di rak di samping mesin minuman berpendingin.

Waktu shalat Maghrib usai, ada pengumuman kalo akan ada pengajian menyambut datangnya malam 1 Rajab. Tepat seperti yang saya baca di papan pengumuman di depan masjid.

"Wah, harusnya kita dengerin tausiyah nya, mumpung sedang di masjid," cetus mba Dian.

"Tapi bisa sampe malam dong, dan perut udah kelaparan,"

Bener sih, maksud hati pengen ikutan pengajian mumpung di masjid yang jauh dari kampung halaman. Kapan lagi coba kami bisa dengerin tausiyah dengan bahasa Melayu. Namun panggilan untuk mengisi perut wajib ditunaikan.

Sebelum meninggalkan masjid, kami sempat foto dengan nuansa yang berbeda. Ada kerlip lampu yang menghiasi malam di Masjid Selat Melaka Malaysia. Cantik, syahdu, temaram, pengen deh kesini lagi suatu hari nanti.


Melaka Malaysia
Foto lagi abis shalat Maghrib
kesannya masjidnya kayak terapung



Melaka Malaysia
@Marasoo sedang
foto kece

Silahkan baca : Terbang Bersama Garuda ke Malaysia

Dari masjid ini kami memutuskan untuk melanjutkan jalan-jalan ke kawasan sungai Melaka. Di sana ada beberapa bangunan bersejarah.  Kami sepakat memesan grab lagi. Dan tarifnya murah karena lokasi dekat dari tempat kami. 

Dari masjid ke sungai itu hanya dikenakan tarif 10 RM. Sharing cost gini enak sih, jatuhnya murah. Kami masing-masing cukup bayar 1,5 RM. Saya dan suami hanya membayar 3 RM, murah ya. 

Cerita traveling dan berkunjung di Masjid Selat Melaka Malaysia udah usai. Kelanjutan cerita traveling Malaysia akan saya lanjutkan di artikel berikutnya. Rencananya saya akan menulis tentang kuliner kami selama traveling di Malaysia. Ditunggu yaaa, Sahabat. Wassalamualaikum.

36 komentar:

  1. iya mbak, masjidnya tampak anggun banget di tengah suasana senja yang syahdu. Lihatnya damai banget rasanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semakin malam pemandangan di masjid makin memukau emang, Cha

      Hapus
  2. Sayaaaa ada rencana jalan-jalan akhir tahun ini. Mudah-mudahan terealisasi. Jalan-jalan ke LN, yah yang deket-deket dulu deh di kawasan asia tenggara plus umroh. Aamiiin. Kalau ke malaysia, memang kudunya juga masukin masjid ya jadi tujuan wisata.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku suka kalo traveling gitu mampir ke masjid. Enggak hanya untuk shalat, tapi juga mengenal sejarah nya

      Hapus
  3. Baca ini, jadi ingat pernah trip ke kompleks pemerintahan dan administrasi Malaysia, Putrajaya dan sampai sekarang belum dieksekusi juga draftnya.

    Aku suka konsep mesjidnya mba, putih melambangkan anggun di saat terang dan berubah eksotik di kala malam menjelang

    Subhanallah...

    BalasHapus
  4. Suasana senjanya memang terlihat syahdu yaa, Mba. Pasti romantis banget menikmati senja bersama orang tercinta :)

    BalasHapus
  5. Wa alaikum salam. Masaya Allah pemandangan sunset di dekat masjid. Berasa syahdu gitu ya, Mbak

    BalasHapus
  6. Cakep ya senja dinikmati dari Masjid Selat Melaka ini. Kemarin pas ke Malaysia main ke kota Melaka juga sih saya, tapi tiba di sananya siang, jadi tak sempat menikmati senja yang cantik di sana. Semoga next bisa ke sana lagi deh

    BalasHapus
  7. Aku belum kesampean ke Melaka nih. Lebih sering ke Penang hehehe Banyak tempat bagus juga ya di Melaka, termasuk mesjid ini mba.

    BalasHapus
  8. Wakwak lucu adegan salah kamarnya. Pernah juga soalnya. Btw, Masya Allah pastinya senang banget ya bisa traveling mengunjungi tempat2 indah. Apalagi mengunjungi masjid. Makin bersyukur ya, Mbak. Semoga bisa kesitu juga suatu saat nanti.

    BalasHapus
  9. Serunyaa.. saya baru ke Malaysia sekali mba, belum pernah ke masjid malaka itu. Semoga kapan2 bisa ke sana juga deh :)

    BalasHapus
  10. Keren banget viewnya mba, tapi saya malah lebih suka yang di rumput-rumput itu ya hahaha.
    Karena kalau sunset dan sunrise tiap hari juga liat wakakka
    Semoga nanti bisa ke Malaysia, aamiin :)

    BalasHapus
  11. cantik sunsetnya memang mbak, untung bisa buru2 mandi trus pergi ya mbak. btw aku penasaran dengan bangunan yang kosong itu dulunya dipakai buat apa ya? kok mubazir gitu ya bangunan sebesar itu kosong begitu aja

    BalasHapus
  12. wah masjid Selat Melaka! bentuk bangunannya unik, ya. Dulu pernah mampir ke sini pas siang. Panasss banget, ahahah

    BalasHapus
  13. Wah masjidnya emang kece banget mba viewnya. Arsitektur masjidnya, view di sekitarnya dan tambahan bisa ngeliat sunset gitu ya. Adem deh rasanya.

    BalasHapus
  14. Subhanallah walhamdulillah.. masjidnya indah.. semoga suatu saat aku bisa ke sana. Sennegnya mba hiday bisa ke malaysia sama.babeh

    BalasHapus
  15. Cakep banget masjidnya. Mengingatkan saya dengan masjid terapung di Jeddah

    BalasHapus
  16. Seru banget ya mbaa jalan rame2 gini, ada banyak kisah yang terukir bersama. Semoga aja suatu saat nanti ada rejeki ikutan mbolang rame2 gini.

    BalasHapus
  17. Barokallah rejeki bisa main ke sana sama orang kesayangan dan sahabat ya Mba. Semoga ak bisa main ke sini aamiin

    BalasHapus
  18. Beautiful place in deed and I love the sunset. Jadi kangen main ke sini mba.. udah lama banget!

    BalasHapus
  19. Ahh senangnya bisa kesana, btw masjidnya indah ya kalau sunset gini, dan letaknya juga oke. Semoga saya bisa kesana.

    BalasHapus
  20. MashaAllah~
    Masjid memang tempat terbaik untuk wisata.
    Selain menambah ilmu juga menambah iman.
    In syaa Allah.

    BalasHapus
  21. Maa syaa Allaah indah sekali ya mbak bisa menikmati senja yang seolah bersanding dengan masjid. Apalagi ini lihat senjanya dari mesjid Selat Melaka. Duh, berasa pengen juga deh ada dan ambil gambar di sana, soalnya saya suka banget melihat senja.

    BalasHapus
  22. Wah sdh jadi aja tulisan traveling malaka nya saya mau nulis ini ga mulai mulai..heu..

    BalasHapus
  23. Masya Allah masjidnya indah sekali, terapung diatas laut berlatar belakang matahari terbenam lagi. Berlama lama disana pun untuk beristirahat rasanya juga tak bakal bosan, sembari menikmati suasana laut. Semoga saya bisa segera nyusulin kesana ya..

    BalasHapus
  24. Disimpen dulu ulasannya buat sangu pas ngrayain anniv ke Malaysia :)

    BalasHapus
  25. Cantik sekali mesjidnya. enak juga kemana2 ngegrab. Murah kalau rame2 hahaha

    BalasHapus
  26. Bagus-bagus ya lokasi wisata religinya. Itu yang bikin nyaman kalau traveling ke daerah yang mayoritas muslim. kita bisa mudah beribadah dan mengenal banyak lokasi tempat ibadah

    BalasHapus
  27. Serunya kalau pergi ramai2, selalu ada alasan untuk semangat ya mba. Kapan kita ngetrip bareng yuk.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hayuk kapan dan kemana enaknya ya, mauuu deh ngetrip bareng

      Hapus
  28. Wah, kalau malam hari tampilan masjidna lebih bagus ya, ada lampu berwarnanya gitu.
    Lama juga ya pembangunan masjidnya, sampai 3 tahun.

    Terima kasih ya sudah berbagi :)

    BalasHapus
  29. Aku dua kali ke Melaka, tapi nggak mampir ke masjid itu. Keenakan nongkrong di pinggir sungai. Hehehe.

    Baca cerita Bu Wati berasa ikutan jalan-jalan sama kalian.

    BalasHapus
  30. Waktu ke Malaka, aku nggak sempat berkunjung ke Masjid kece yang di tepi laut ini. Padahal udah diniatkan, tapi jadwal sangat padat. Kayaknya aku dan keluarga harus ke sana lagi deh.

    BalasHapus
  31. Sudah berapa kali ke Melaka tp blom pernah ke sini. Pemandangan sunset dr masjidnya keren. seru banget jalan rame2 ya mba.

    BalasHapus
  32. Subhanallah masjid di Selat Malaka bikin mupeng pingin kesana sambil menikmati view di sekitarnya

    BalasHapus