Merawat Cagar Budaya Indonesia Kota Lama Semarang, Menata Peradaban di Era Milenial - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Rabu, 20 November 2019

Merawat Cagar Budaya Indonesia Kota Lama Semarang, Menata Peradaban di Era Milenial

Merawat Cagar Budaya Kota Lama Semarang,  Menata Peradaban di Era Milenial



Assalamualaikum Sahabat. Siapa yang tak kenal kota lama, sebuah kawasan di Semarang yang saat ini begitu terkenal di seantero negeri. Menjadi tujuan wisata bagi warga lokal, wisatawan dari daerah lain maupun wisatawan asing. Sebagai warga lokal, saya pun udah beberapa kali berkunjung ke kota lama. Bukan sekadar melintas tapi juga beberapa kali mendampingi teman-teman dari berbagai kota yang ingin menikmati suasana kota lama.

Menyusuri kawasan kota lama Semarang, suasana seakan menarik saya ke sebuah peradaban masa silam. Ketika Pemerintah Kolonial menguasai wilayah negeri ini, Semarang pun tak luput dari cengkeramannya. 

Ada berjuta kisah yang menyelimuti kota lama dengan bangunan tua yang masih terjaga keasliannya hingga hari ini. Merawat bangunan tua menjadi salah satu perwujudan menata peradaban untuk generasi milenial. Sejarah tak akan pernah terlepas dari kehadiran bangunan fisik dengan roh penghuni yang dahulu menjadi pemiliknya.

Sebagai warga Kota Semarang, saya ingin juga menitipkan kisah dengan menuliskan cerita tentang beberapa bangunan di kawasan kota lama. Bangunan yang merupakan Cagar Budaya Indonesia dan memiliki kisah tersendiri. Untuk itu saya akan mengajak kamu menyusuri sebagian jalan dan bangunan tua yang ada di sana. Yuk ikuti perjalanan saya hari ini.

Saya memulai perjalanan dari bagian Timur Jalan Letjen. Suprapto. Pandangan saya menatap ke arah Barat, jalan dengan paving block yang rapi memanjang. Ada pagar besi setinggi lutut orang dewasa, berbaris rapi seakan prajurit yang menjaga bangunan tua di sepanjang jalan itu.



Udara pagi yang masih segar dan matahari yang terasa hangat menemani saya sepanjang jalan. Berjalan di kawasan kota lama tidak perlu cemas bila datang sendiri. Area ini sekarang dijamin aman dan nyaman untuk kunjungan wisatawan. 

Pemerintah Kota Semarang sudah menata lingkungan ini agar menjadi destinasi wisata yang menyenangkan, hangat, dan aman. Ada jalur khusus untuk pejalan kaki yang bisa pula dijadikan tempat untuk swafoto.


Sejarah Kota Lama dan Bangunan Tua

- N.V. Winkel Maatschappij H. Spiegel


Melangkah dan menatap ke kanan jalan, pandangan tertambat pada bangunan berwarna putih. Bangunan ini dahulu merupakan toko serba ada yang menjual beragam barang mewah, dari lampu, pakaian wanita, produk kecantikan, dan lainnya. Sebelumnya bangunan ini dimiliki oleh Addler (tahun 1895) dan H. Spiegel menjadi manajer. 


Namun belakangan H. Spiegel membeli dan merombaknya menjadi toko piano bernama Firma J.H. Seeling en Zoon.   Dalam sejarah nya, bangunan ini mengalami pemugaran (tahun 2015) yang kemudian dijadikan resto dan bar.


- Gedung Marba d.h. De Zikel

Saya berbalik menatap pada bangunan di seberang jalan. Bangunan tua yang terletak di sudut jalan. Pandangan mata saya terpagut pada bangunan tua yang memiliki daya tarik kuat. Selama ini bangunan itu seakan memiliki magnet bagi setiap pendatang.


Saya menyempatkan foto
di depan gedung cantik ini

Bangunan yang memiliki nama dari akronim pemilik awal yaitu Marta Badjunet, konglomerat yang berasal dari Yaman. Dengan posisi sudut di jantung Kota Lama, bangunan ini dulu merupakan toko serba ada modern de Ziekel. Bangunan ini juga menjadi kantor perusahaan impor-ekspor serta perdagangan umum Marba. Sayangnya gedung Marba saat ini dalam kondisi terlantar.


- Oudetrap


Di seberang utara yang berbatasan dengan jalan raya dan taman, ada bangunan dengan tangga putar di teras. Banyak pengunjung yang swafoto atau foto bersama di tangga yang cantik ini.

Saat ini bangunan ini digunakan untuk kantor Posko Terpadu Kawasan Kota Lama Semarang.


- Gereja Blenduk

Bersebarang di sebelah barat dan dibatasi oleh Taman Srigunting, adalah bangunan gereja Protestan Indonesia Barat Immanuel. Salah satu bangunan fenomenal karena keunikan bentuk fasad dan kubahnya yang khas, hingga diberi nama Gereja Blenduk.



Hingga saat ini gereja ini masih dipergunakan untuk ibadah, jadi pengunjung tidak bisa semaunya datang dan melihat bagian dalam bangunannya. Namun kalo kamu beruntung, ada petugas yang mempersilahkan bagi pengunjung untuk memasuki bagian dalam gereja. 


- Gedung Asuransi Jiwasraya


Gedung yang terletak berhadapan dengan Gereja Blenduk ini memiliki nama asli Nillmij van 1859 (Nederlandsch Indiesche Levensverzekering en Lijfrente Maatschappij van 1859). Gedung yang menjadi kantor sebuah perusahaan asuransi jiwa milik Belanda di Hindia Belanda (Indonesia) sejak 31 Desember 1859. 


Gedung Jiwasraya dan nampak
Rumah makan Ikan Bakar di sebelah kirinya

Saya pernah mengikuti walking tour di Gedung Jiwasraya, bersama Duta Kola dan teman-teman dari berbagai komunitas di Semarang. Namun sayangnya waktu itu hari Minggu dan kantor dalam posisi tutup. Aslinya kan kami ingin menyaksikan lift yang dimiliki gedung ini. 

Konon kata sang pemandu, bangunan ini merupakan yang pertama di Hindia Belanda (Indonesia) menggunakan lift/elevator. Meskipun sejak tahun 70-an lift tersebut tidak berfungsi lagi, tetapi hingga kini keberadaan dan keasliannya masih terjaga. Lift yang terbuat dari material besi dan berlantai kayu ini diketahui sebagai produksi Otis Elevator Company 


- Landraad

Orang Semarang udah pasti tahu bangunan di kawasan Kota Lama yang sekarang menjadi rumah makan Ikan Bakar Cianjur. Meski sering berkunjung untuk menikmati makanannya, mungkin mereka tidak mengetahui kisah memori dari bangunan tersebut.

Sebenarnya bangunan ini dulunya adalah gedung pengadilan milik pemerintah kolonial. Entah ada berapa banyak kasus yang maju dalam persidangan. Entah ada berapa orang yang menjadi terpidana dan nasib yang menyertainya kemudian. 


- Dunlop-Kolff

Bangunan satu lantai yang terletak di sebelah barat Gereja Blenduk ini dulu merupakan kantor makelar utama produk sembako. Dunlop-Kolff ini merupakan makelar utama yang berkedudukan di Semarang dan mengekspor produk gula, beras, kapuk, dan lainnya. Perusahaan ini saat itu menjadi pengekspor utama produk pertanian dan kehutanan dari Hindia Belanda.

Saat ini bangunan ini memiliki nama Old City 3D Art Museum yang juga merupakan rangkaian wisata Kota Lama.


_______________


Mengintip Peradaban Masa Silam di Jalan Kepodang

Sekarang saatnya memasuki lorong di seberang Old City 3D Art Museum.  Oiya, kamu mesti hati-hati saat menyeberang dan berjalan menuju lorong yang lumayan lega untuk dijadikan jalan-jalan ini. 

Di sini juga merupakan kawasan yang menjadi favorit wistawan untuk swafoto. Seperti di bawah jendela, atau bangunan tua dengan akar yang menjadi tanaman. foto dengan lokasi mirip di kota yang ada di benua Eropa ini benar-benar menjadikan tempat hits di kalangan wisatawan.

Bahkan tempat ini pula yang sering menjadi tempat pengambilan adegan syuting beberapa film karya sineas muda Indonesia. 

Yang tak kalah seru ada juga kafe yang menempati bekas bangunan tua yang sempat mangkrak. Hero Coffee, sebuah kafe asal Jogja yang memutuskan untuk membuka gerainya di salah satu bangunan tua di Kota Lama. 



Lokasinya ada di jalan Kepodang atau Hoogenorpstraat dan dahulu merupakan kantor dagang milik dari Oei Tiong Ham. Pada masa kejayaannya, Oei Tiong Ham adalah milyarder Asia Tenggara yang kerajaan bisnisnya tersebar hingga di beberapa negara Asia dan Eropa. Bangunan Hero Coffee, dulunya merupakan kantor perdagangan untuk para broker kopi, gula, dan hasil bumi lainnya. 

Di jalan kepodang ini ada satu bangunan lagi yang juga menarik perhatian masyarakat. Yaitu bangunan Monod Diep Huis. Lokasi Monod tidak jauh dari dinding akar, sebuah spot yang sering dijadikan tempat selfie atau berfoto para pengunjung Kota Lama.


Menata Peradaban di Era Digital

- Walking Tour ala Pegiat Wisata

Mengenal kota lama tidak sekadar berjalan-jalan dan swafoto di depan bangunannya yang hits. Setiap orang bisa saja datang ke satu destinasi wisata dan menikmati suasana. 

Namun saya lebih menyukai wisata dengan petunjuk yang bisa memberikan tambahan wawasan tentang tempat yang saya kunjungi. Apalagi kalo tempat yang saya kunjungi merupakan cagar budaya. 

Ada beberapa kali saya mengikuti walking tour yang diadakan oleh Duta Kola (Pemandu Wisata Kota Lama). Salah satunya ada kunjungan ke bangunan yang terletak di sebelah restoran Pringsewu. Bangunan yang dimiliki oleh Oei Tiong Ham ini sekaranag digunakan untuk tempat kerja Bank Mandiri Gelatik.

Yang menarik waktu kunjungan berbeda, dengan pemandu tour lainnya dari Bersukaria Walk. Ada cerita yang menarik bahwa dahulu Kota Semarang merupakan bagian dari kerajaan yang ada di Jogjakarta (Sultan Agung).

Sultan Agung ingin menyatukan seluruh Jawa menjadi kekuasaan Mataram. Namun karena Belanda di Batavia saat itu sudah cukup kuat bercokol, hal ini menjadi hambatan yang luar biasa bagi Sultan Agung. Hingga akhirnya  Sultan Agung digantikan Sultan Amangkurat I. 

Trunojoyo yang dibantu pasukan Belanda, melakukan serangan dan berhasil menguasai Mataram. Bahkan berhasil mengusir Sultan Amangkurat I dan keluarganya mengungsi ke daerah Banyumas. 

Pada akhirnya Belanda meminta imbalan yang cukup besar. Belanda meminta sebagian wilayah Jawa dari setelah Batavia hingga Panarukan sebagai wilayah jajahannya. Semarang sendiri resmi jadi milik Belanda sejak 1708.


Semarang jadi wilayah yang sangat diperebutkan karena hasil perkebunan, dan perdagangan melalui laut. Dulu Semarang menjadi gerbang perdagangan bagi Mataram dan sudah diincar Belanda. Akhirnya Belanda memindahkan ibukota Jateng dari Jepara ke Semarang.

Saya yang mengetahui kisah ini merasa cukup terlambat, mengapa tidak sejak dahulu mengenal sejarah Kota Semarang? Saya hanya tahu warak ngendog, dugderan, dan tempat-tempat yang memiliki historis di kota ini. Namun cerita lengkap tentang perjalanan sejarah Kota Semarang, saya hanya mengenal sedikit. 

Saya bersyukur ada dua pelaku wisata yang mengenalkan sejarah Kota Semarang ini. Mereka bahkan hanya menarik iuran yang cukup murah, bervariasi dan tergantung dengan lokasi yang akan dijelajahi. Jadi kalo kamu berkunjung ke Kota Semarang, lebih baik mengetahui kapan jadwal Bersukaria Walk dan Duta Kola ini akan melakukan penjelajahan. Dua pegiat wisata ini menggunakan sosial media di Instagram untuk menyosialisasikan kegiatannya.


- Aplikasi Kota Lama


Satu lagi pembaharuan di era digital yang bikin saya dan kaum milineal lainnya pasti merasa bahagia. Pemerinta Kota Semarang telah membuat inovasi berupa Aplikasi Kota Lama yang bisa diunduh di Playstore.

Dengan aplikasi ini, pengunjung bisa mengakses info bangunan, isinya apa, tahun berapa dibangun, fungsinya apa, arsitekturnya siapa, bahkan kondisi terkini dari bangunan tersebut.

Cuma sayangnya belum semua bangunan tua yang mendapat verifikasi sebagai Cagar Budaya Indonesia, sudah didata dan dimasukkan dalam aplikasi tersebut. Sebatas yang saya lihat, baru 30 bangunan yang masuk dalam aplikasi. 

Semoga  hal ini bisa jadi masukan bagi pengembang aplikasi Kota Lama Semarang. Karena bila informasi yang ada lebih lengkap, tentunya mempermudah wisatawan untuk mengakses dan mencocokkan dengan bangunan fisik di lokasi. Yuk menjadi wisatawan yang peduli dengan Cagar Budaya Indonesia. Wassalamualaikum.


Cagar Budaya Indonesia



Ayo ikuti lomba blog Cagar Budaya Indonesia: Rawat atau Musnah!

Sumber Materi :
- Portal Online Suara Merdeka
- Pegiat Wisata Duta Kola (Pemandu Wisata Kota Lama)
- Pegiat Wisata Bersukaria Walk
- Wikipedia/kotalama.co.id
- datakata.com

45 komentar:

  1. kota lama tuh all time favorite buat wisata di Semarang ya Mbak.. Kalo ada sodara pengen jalan, ajak ke sana beress. Apalagi sekarang tambah cakeeep

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bisa jadi tempat ngobrol dengan pemandangan kece kalo ada sodara atau kenalan yang ingin main di Semarang dan dekat juga dengan kota

      Hapus
  2. Aku beberapa kali ke kota lama di waktu yang salah, pas panas-panasnya. Enaknya kapan tuh, Mam? Sore atau malam? Katanya kalo malam cakep ya?

    Aku baru tahu kalo ada pemandu wisata kota lama, jadi kepo ke Instagramnya. Karena rasanya hampa kalo sekedar jalan-jalan mengagumi bangunannya. Hihihi.

    Atau mam Wati mau jadi pemanduku sekaligus partner momong si K? Wkwkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asal K mau aja aku gandeng, hayuk lah kapan jalan-jalan bareng di kota lama

      Hapus
  3. Aku njuk kangen kota lama mbak. Dan ga begitu detil tau. Tp baca blogmu nih berasa dapat banyak wawasan baru. Sukses mbak wati

    BalasHapus
    Balasan
    1. Enak lagi kalo jalan sambil mendengar langsung sama pemandunya, yuk mbak Wid turun dari gunung lah

      Hapus
  4. Asiik banget bacanya deh, ngalir dan berasa kayak jalan2 ke kota lama sambil dengerin pemandu, bedanya ini ngga sambil panas2an

    BalasHapus
  5. Gedung Marba d.h. De Zikel syantik ya, ku suka kayak bangunan ala ala Eropa (kayak sdh pernah ke Eropa aja gueh ) wkwkwkkww...... Kalau bangunan banyak cagar budaya berada banyak di tengah kota, makin asik buat memandangi dan mengulik sejarahnya ya mbak :))

    BalasHapus
  6. Duh, cantiknyaaaaa Semaraaaanggg :D
    Mau banget main2 ke sana
    Millenials dan kita semua wajib banget concern akan cagar budaya.
    sama2 menjaga dan melestarikan.
    ini wujud kebanggaan kita semua sebagai warga yg baik, ya kan?

    BalasHapus
  7. Ini contoh nyata bahwa cagar budaya jika dikelola dengan baik bisa jadi branding wilayah. Pengen banget mbolang ke kota lama semarang ☺

    BalasHapus
  8. Aku juga suka jalan2 di Kawasan Kota Lama Semarang, apalagi setelah dipercantik, baik bangunan maupun jalan untuk pejalan kakinya.
    Ikut walking tour & dpt cerita lebih jg jadi hal yg menyenangkan. Wisata nggak melulu soal foto-foto aja, tp jg nambah wawasan.

    BalasHapus
  9. yampun cakep-cakep banget suasana kota lama semarang. nyesel dulu waktu 3 bulan tinggal di semarang ga sempet wisata ke kota lama

    BalasHapus
  10. sekarang kota lama makin bagus ya, sudah nyaman buat jalan-jalan juga dan semakin menarik, mantap deh

    BalasHapus
  11. Masya Allaaah, daku baru tau loh ada gedung gedung antik lain selain LAWANG SEWU, duuh maluuuu ... padahal aku orang Semarang istilahnya, karena Ibuku lahir dan besar di sini, dan kami tiap tahun pasti pulang

    Ternyataaaa..begitu banyak bangunan yang masih tak kutahu!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo maaakk kita halan2 telusuri Semarang agar makin kangen untuk terus balik ke kota ini ;)

      Hapus
  12. Ternyata dulunya mengandung historical yang cukup.. Ah aku jadi membayangkan betapa sibuknya Semarang tempo dulu di mana para pedagang ekspor impor bekerja di sana

    BalasHapus
  13. Wahh, baru tahu kalau ada aplikasi kota lama di playstore. Unduh ah, kayaknya menarik banget. Di kota lama serasa hidup di Eropa pada jaman dl...

    BalasHapus
  14. Kota Lama kini makin cantik ya mba, jadi kerasan kalau jalan-jalan di sana. Tapi penuuuhh terus sepanjang hari saking menariknya ;) Pemerintah Kota Semarang memang luar biasa dalam menangani Kota Lama yang masuk ke dalam Kawasan Cagar Budaya.

    BalasHapus
  15. Aku masih blom puas jalan2 di Kota Lama ini mba.. semoga berjodoh acara jalan2 lainnya lagi ahg bener2 kenal dg cagar budaya Semarang.

    BalasHapus
  16. Kangen Kota Lama... Pas mudik itu sempat lewat dan udah rapi banget... �� Semoga kapan2 bisa ikut walking tournya...

    Btw keren sampai ada aplikasinya. Semog terus terawat peninggalan sejarah ini.

    BalasHapus
  17. Kota Lama emnag terlove banget ya buuuk...ini juga salah satu tempat favoritku di Semarang apalagi ada galeri seninya juga...

    BalasHapus
  18. Kota Lama sekarang emang makin ramai setelah direvitalisasi. Meski masih butuh perbaikan konsep, kondisi jalan yang kurang rapi, parkir yang mahal, yang biasanya jadi keluhan pengunjung. Tapi usaha dari pemerintah tetep perlu kita apresiasi. Termasuk para pengunjung yang perlu tau tentang sejarah yang ada di sini, supaya kita bisa sama-sama menjaga apa yang sudah kita miliki. Tetep jadi area yang paling nyenengin sih kalau pulang kerja lewat sini, love banget.

    BalasHapus
  19. Duh kangen explor di Kota Lama Semarang, apalagi minum kopi di Spiegel Bar itu. Aku sama teman-teman foto pernah foto disalah satu gang seberang gereja itu, bagus deh.

    BalasHapus
  20. KABAR BAIK!!!

    Nama saya Lady Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman agar sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu kepada Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran di muka, tetapi mereka adalah penipu , karena mereka kemudian akan meminta pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, jadi berhati-hatilah terhadap Perusahaan Pinjaman yang curang itu.

    Perusahaan pinjaman yang nyata dan sah, tidak akan menuntut pembayaran konstan dan mereka tidak akan menunda pemrosesan transfer pinjaman, jadi harap bijak.

    Beberapa bulan yang lalu saya tegang secara finansial dan putus asa, saya telah ditipu oleh beberapa pemberi pinjaman online, saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman yang sangat andal bernama Ms. Cynthia, yang meminjamkan saya pinjaman tanpa jaminan sebesar Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa konstan pembayaran atau tekanan dan tingkat bunga hanya 2%.

    Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya terapkan dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.

    Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik jika dia membantu saya dengan pinjaman, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa stres atau penipuan
    Jadi, jika Anda memerlukan pinjaman apa pun, silakan hubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan atas karunia Allah, ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda mematuhi perintahnya.
    Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan memberi tahu saya tentang Ibu Cynthia, ini emailnya: arissetymin@gmail.com

    Yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran cicilan pinjaman saya yang akan saya kirim langsung ke rekening perusahaan setiap bulan.

    Sepatah kata cukup untuk orang bijak.

    BalasHapus
  21. sudah lama mau ke semarang , sementara ini hanya lewat dan mampir beli oleh2 saja. dan akhirnya akhir desember ini ikutan acara kantor suami ke semarang

    BalasHapus
  22. Pas mudik lewat Kota Semarang sempat mampir sih tapi hanya ke Lawang Sewu, padahal aku kepingin banget menjelajahi kota lama di Semarang. Ternyata banyak juga ya cagar budaya Kota Semarang, karena sejak dahulu kota ini memiliki arti yang sangat penting dalam perdagangan. Mudah-mudaha tetap terjaga kelestariannya.

    BalasHapus
  23. Waaah belum pernah menjelajah Kota lama Semarang. Jadi pengen kesana. Gereja Blenduk unik. Ada kubahnya kayak masjid. Semoga selalu terawat cagar budaya di Semarang.

    BalasHapus
  24. Keren ya, Semarang punya aplikasi kota lama. Semoga nanti bisa terdata semua bangunan tua yang mencerminkan kota lama Semarang.
    Semoga pula nantinya Makassar juga bisa punya aplikasi untuk kota tuanya.

    BalasHapus
  25. Ak termasuk orang yang bisa dibilang jarang banget wisata ke cagar budaya.. Karena nggak semua daerah kayaknya punya cagar budaya yang harus dilestarikan gitu kan..

    BalasHapus
  26. Mbak..aku jadi pengin mampir Semarang pas mudik nanti dan ikut walking tournya. Kepoin sosmed Bersukaria Walk dan Duta Kola aja kalau gitu ya.
    Membaca artikel ini jadi nambah wawasanku tentang Semarang terutama cagar budayanya.

    BalasHapus
  27. Banyak ternyata ya Mbak yang termasuk bangunan cagar budaya di Semarang ya Mbak. Belum pernah ke sana saya. Jadi masuk wish list-ku ini.

    BalasHapus
  28. Waaah aku udah lama banget nih ga ke Kota Lama Mbak. Padahal udah kangen banget pengen kesana apalagi sekarang udah semakin cantik ya plus ada aplikasi kota lama juga biar bisa berkeliling

    BalasHapus
  29. Ahhh selalu jatuh cinta ama kota lama. Indah dan heritagenya banyak. Wisata sejarah yang bikin bahagia kalo main ke sini

    BalasHapus
  30. yg epic tuh bekas kantor pengadilan jd tempat makan. waaah kalau pas makan di sana dan inget2 sejarah tempatnya mana bs makan dg nyaman

    BalasHapus
  31. Kota Lama Semarang makin indah dan nyaman dikunjungi setelah direvitalisasi, semoga wisata Semarang makin bersinar ya...

    BalasHapus
  32. Kalau aku berwisata dg media papan petunjuk juga lebih suka mbak. Jadi bisa nambah pengetahuan terkait tempat tsb hehee
    Aku setuju sama kutipan ini "Merawat bangunan tua menjadi salah satu perwujudan menata peradaban untuk generasi milenial"

    BalasHapus
  33. Beberapa kali lewat dan berkunjung ke Semarang, tetapi belum sempat ke Lawang Sewu. Eh ternyata masih banyak juga cagar budaya yang ada di Semarang ya...

    BalasHapus
  34. Wuaahh makin pengen ke Semarang khususnya ke kota lamanya mbak. Bagus ya bangunan lawasnya masih dimanfaatkan. Kalau aku ke sana ntr anterin keliling donk mbak heheeh :D
    Aku belum pernah ke Semarang pdhl dulu bapakku sempat tinggal di sana. Doain ada kesempatan ke Semarang yaa :D

    BalasHapus
  35. Duh kota lama semarang kece banget euy... semoga senantiasa terawat ya... bahkan semakin indah biar anak cucu kita nanti bisa menikmatinya juga

    BalasHapus
  36. Kota Lama keren banget ya. Aq terakhir kesana udah 10 tahun lalu, dan waktu itu masih banyak gedung yang terlantar. Kalau sekarang kayaknya udah rapi dan banyak yang terawat gitu. Jadi pengen main.

    BalasHapus
  37. saya udah lama tinggal di jakarta tapi baru tau loh bangunan tua nya.. nice info

    BalasHapus
  38. Banyak ya bangungann bersejarahnya. Pas ke Kota Lama cuma sempat foto-foto di depan Gereja Blenduk aja

    BalasHapus
  39. Cantik binaan bangunan tempat ni. tertarik melihatnya.

    BalasHapus
  40. Dua kali singgah di Semarang tetapi belum banyak yang saya ketahui. Mungkin suatu hari busa sampai dibtempat ini.

    BalasHapus
  41. Menelusuri jejak bangunan lama selalu menarik ya, Mbak. Sayanya banyak yang kurang terawat dan akhirnya digusur diubah jadi bangunan baru kekinian.

    BalasHapus