My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi: Pola Hidup Sehat
Tampilkan postingan dengan label Pola Hidup Sehat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pola Hidup Sehat. Tampilkan semua postingan

Minggu, 17 Mei 2020

Peduli Dengan Berbagi Pada Mereka Yang Terdampak Pandem
Mei 17, 2020 42 Comments
Peduli Dengan Berbagi Pada Mereka Yang Terdampak Pandemi

Berbagi Saat Pandemi

Assalamualaikum Sahabat. Sepuluh hari terakhir ramadan biasanya menjadi saat yang bikin baper. Saat-saat ramadan akan meninggalkan kita. Semoga kita masih diberikan waktu dan rejeki untuk berjumpa ramadan tahun depan dalam kondisi yang lebih baik. Saat yang sama juga merupakan hari-hari yang menceriakan karena lebaran akan tiba. Keceriaan yang membungkus suasana dalam silaturahmi bersama keluarga, kerabat, dan sahabat.

Sayangnya ramadan dan lebaran tahun ini tidak seperti biasanya. Kondisi pandemi yang masih mencengkeram erat warga negeri ini, mengikis sedikit keceriaan dalam menyambut bulan suci. Suasana ramadan yang sepi dari kegiatan tarawih, berbagi takjil, dan tadarus di masjid, tentunya menjadi akan jadi kenangan pahit.

Namun sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia, kita diwajibkan tetap berprasangka baik dengan kondisi saat ini. Pandemi memang mengusik kegiatan warga negeri ini dan juga warga dunia, untuk sejenak berhenti. Seakan alam mengnginkan manusia beristirahat dari kegiatannya yang mengusik alam selama ini. Polusi udara, kemacetan jalan raya, sampah yang berlimpah di TPA dan di jalanan, sudah saatnya dikurangi secara luas.

Terlihat kan begitu pemerintah mengumumkan agar seluruh masyarakat stay at home, dan pekerja agar work from home, pelajar dan mahasiwa juga learn from home, lingkungan menjadi lebaih baik. Langit biru karena tak ada polusi udara yang membungkus udara kota. Jalan terlihat agak lengang karena banyak warga yang melakukan kegiatan di rumah saja.

Tapi masa iya ada pandemi seperti ini baru perubahan lingkungan bisa terwujud? Nanti setelah pandemi usai, artinya situasi kembali seperti semula dong? Ngenes ya jadinya.

Ulang Tahun Dalam Keprihatinan

Mungkin kah ada yang mengingat bahwa tahun ini Indonesia genap berusia 75 tahun? Kalo mengingat jutaan impian milik warga negeri ini bisa merayakan ulang tahun negeri dalam keceriaan, sepertinya tidak akan terlaksana. Mengingat sekarang ini kurva orang yang terjangkit covid masih terus meningkat. Dan sampai kapan pandemi berakhir, beberapa ahli tidak berani memberikan prediksinya.

Bukan itu saja. Pemerintah bahkan akan mengendurkan peraturan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Yaitu bagi mereka yang berusia di bawah 45 tahun diperkenankan untuk berkarya kembali. Alasannya adalah karena mereka tergolong warga dengan imunitas tubuh bagus.

Saya malah berpikir seperti ini,  kalo warga usia di bawah 45 tahun bekerja lagi di kantor. Mereka memang memiliki imunitas bagus karena faktor usia. Namun itu artinya bila mereka terpapar virus di luar rumah, ketika pulang bisa saja menjadi OTG (Orang Tanpa Gejala) yang membawa virus di tubuhnya. Ini sih perkiraan saya sebagai orang awam dari hasil membaca berbagai informasi seputar penyebaran virus covid-19.

Kondisi dalam PSBB aja masih banyak orang yang keluar rumah untuk hal tak penting. Apalagi bila PSBB dibuka, apa tidak mungkin warga menjadi bertindak ngawur? Traveling bebas, ke kafe/restoran, ngumpul di angkringan. Bayangkan bila beberapa warga membawa virus dalam tubuhnya, dia menjadi OTG. Karena terlihat sehat, bugar, namun di dalam tubuhnya ada virus covid.

Udah tahu kan gimana penyebaran virus covid? 

Yup, virus ini cara penyebarannya adalah dari satu orang ke orang yang lain melalui percikan (droplet), dari saluran pernapasan yang sering dihasilkan ketika batuk atau bersin. 

Perlu kalian tahu, jarak jangkauan droplet dulu sekitar 1 meter. Namun saat ini WHO menyebut jarak jangkauan droplet menjadi 2 hingga 3 meter. 

Droplet ini lah yang bisa menempel di permukaan benda. Seperti meja, pintu, handle pintu, angkutan umum, dan benda lain di tempat umum.


Kalo warga berusia di bawah 45 tahun ini menjadi OTG, bisa dibayangkan dong efek dominonya. Yaitu ketika dia pulang dan bertemu dengan keluarga di rumah, bisa terjadi penyebaran virus.

Terlebih bila di rumah tersebut ada orang lansia, anak-anak, ibu hamil. Bisa membayangkannya nggak sih apa yang akan terjadi?

Harapan saya dan banyak teman-teman di luar sana, yang masih aware dengan tetap diam di rumah, adalah putusnya mata rantai penyebaran virus. Semoga pemerintah mempertimbangkan kembali peraturan yang akan melonggarkan PSBB. Pengen kan kurva covid di Indonesia melandai pada bulan Juli? Sehingga perayaan ulang tahun kemerdekaan RI ke 75 bisa berlangsung meriah di seluruh negeri.

Tetap Menjaga Pola Hidup Sehat       

Akhirnya memang semua kembali pada diri kita sendiri. Sebagai istri dan ibu, saya sejak memiliki bayi pun sudah mengingatkan suami untuk jaga kebersihan dan kesehatan tubuh. Begitu anak-anak mulai tumbuh, hal serupa pun saya tekankan pada mereka.

Saya terbiasa menjaga pola hidup bersih dari bapak yang disiplin untuk jaga kebersihan. Tiap pulang dari bepergian, bapak selalu menekankan agar kami segera mencuci kaki dan tangan. Baju juga segera masukkan ke ember cucian.  Baru lah kemudian kami boleh ambil minuman atau makanan. 

Kata bapak waktu itu, kuman dari luar akan terus menempel tubuh bila langkah yang dimintanya tidak dilakukan. 

Apa yang diajarkan bapak sejak saya kecil, ternyata merupakan langkah yang dianjurkan oleh Kemenkes sebagai pola hidup bersih dan sehat dengan GERMAS. Perilaku pola hidup bersih dan sehat memang penting, terutama saat terjadi pandemi seperti sekarang. Apalagi kalo kalian masih harus bekerja keluar rumah. Atau butuh belanja sayuran dan kebutuhan rumah tiap periode tertentu. 

Berikut beberapa hal yang mesti jadi perhatian saat pandemi covid:     

1. Rajin mencuci tangan dengan sabun

Menjaga kebersihan menjadi salah satu rutinitas yang paling sering digaungkan sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19. Salah satu perilaku menjaga kebersihan yang sangat gencar dikampanyekan adalah mencuci tangan memakai sabun. Kalo diingat kegiatan mencuci tangan ini sebenarnya sudah dilakukan saat mau bersuci (wudhu). Bila kalian melakukan bersuci dengan benar, itu lah langkah yang sama dengan saran dari Kemenkes.

Sebagai langkah awal pencegahan masuknya virus, mencuci tangan dengan sabun merupakan bagian dari kesadaran akan penerapan PHBS. Sebenarnya, mencuci tangan dengan sabun merupakan perilaku normal keseharian yang harus dilakukan. Karena itu jadikan hal ini sebagai kebiasaan baik ya.

2. Meningkatkan Imunitas Tubuh

Sistem imun yang kuat dipercaya menjadi benteng terbaik terhadap serangan virus. Karena itu masyarakat sekarang mulai rajin mencari informasi tentang hal tersebut. Salah satu caranya adalah dengan menjaga asupan tubuh dengan mengonsumsi makanan sehat dan bergizi.

Berbagi Saat Pandemi

Yaitu memperbanyak sayur dan buah sebagai konsumsi sehari-hari di luar makanan yang biasanya. Karena kalo untuk meninggalkan kebiasaan makan sebelumnya yaitu nasi, lauk pauk, dan sayur, diganti raw food, bukan hal mudah. Membiasakan perbanyak ngemil sayuran dan buah saja dan meninggalkan snack kemasan pabrik. 

Pada bulan puasa kebetulan banget kan, bisa membatalkan puasa dengan minum air putih atau teh hangat dan kurma. Sahabat bisa loh memilih kurma Medjool yang memiliki kandungan lebih dibanding kurma lainnya. 

Pandemi Covid, menjaga kesehatan

Untuk mengetahui manfaat kurma Medjool, silahkan baca :



Berikutnya setelah shalat Maghrib, saya ngemil buah potong. Baru setelah shalat Isya dan tarwih, bisa menikmati makan secukupnya. Saya tetap makan nasi dengan ukuran 3 sdm dan sayuran serta lauk yang ada. 

Saya selalu menyediakan buah-buahan lokal yang saat ini banyak dijual dengan harga murah. Saya sudah lima tahun ini tiap sahur hanya makan buah potong dan jus sayuran. Ternyata karena udah biasa, tubuh jadi terasa ringan dan enggak lemes saat melakukan kegiatan pagi hari. Saya bisa aktif berkreasi dengan merawat tanaman setiap pagi habis shalat subuh, menulis artikel ikut challenge selama 30 hari di salah satu komunitas blogger, dan menyiapkan makan untuk berbuka.

3. Rutin Olah Raga

Meski puasa saya dan anak-anak tetap melakukan olah raga ringan. Biasanya sehabis tarwih kami memilih olah raga ringan sit up. Saya hanya mampu melakukan gerakan sit up sebanyak 30 kali. 

Yang penting tetap bergerak agar tubuh terasa segar dan tidak mudah sakit. Saya merasakan sendiri sejak rutin olah raga, bulan puasa ini menjadi lebih bugar. Tidak mudah lelah dan tetap bersemangat melakukan semua pekerjaan rumah.

4. Berjemur Sambil Berkebun

Setiap hari saya berjemur di depan rumah sambil nyiram tanaman. Paling bagus memberi nutrisi pada tanaman adalah sekitar pukul 9 hingga 10 pagi hari. Saat stomata tanaman muncul untuk mencari makanan.

Alhamdulillah makin banyak waktu di rumah, koleksi tanaman saya justru makin banyak. Saya punya waktu yang luang untuk merawat tanaman lebih banyak lagi.

Berbagi Saat Pandemi

Saat ini selain tanaman lama yaitu jeruk nipis, jeruk purut, jeruk limau, cabe, sirsak, yang semuanya ditanam dalam pot. Juga ada tanaman baru yaitu seledri, daun bawang, cabe keriting, pok coy, tomat, dan kangkung. Saya memesan benih beberapa jenis sayuran di toko online. Rencananya saya akan berkebun dengan model vertikal di lahan sempit depan teras rumah.

Saat ini benih yang saya beli di toko online udah sampai. Hari ini juga menjadi hari pertama saya semai benih cabe keriting, tomat marglobe, pok coy, dan kemangi.

Berbagi Saat Pandemi

Saya bersyukur ada suami dan anak-anak yang memberikan dukungan dengan menyiapkan peralatan untuk menanam model vertikal. Semoga dengan menyiapkan ketahanan pangan dari rumah, saya bisa menghemat biaya belanja sayuran. 

5. Atur Waktu Istirahat

Siapa yang masih melek sampai malam demi kerjaan atau nonton drakor? Nah ini yang kadang sulit dihindari, tidur sampai larut malam. Alasannya banyak, dari ngejar deadline, nonton film atau drakor, jadi biang keladi. Ngejar deadline pekerjaan gak masalah, hanya waktunya yang kurang tepat. Belajar mengatur waktu harus mulai dilakukan agar tidak lagi tidur sampai tengah malam atau bahkan dinihari. Terlebih saat bulan puasa kan kita mesti bangun pukul 03.00 atau sesuai waktu kalian di daerah masing-masing. 

Ternyata tidur sampai larut malam mengakibatkan beragam masalah. Mulai dari susah mengurangi BB tubuh, kesehatan jangka panjang yang bakal terganggu, dan lainnya.

6. Mengelola Stres

Saat ini begitu banyaknya info seputar covid dan kadang belum tentu benar bisa bikin orang menjadi gampang stres atau ketakutan. Padahal bila pikiran terlalu fokus pada kabar buruk dan kita tak mampu mengelolanya, bisa menyebabkan menurunkan imun tubuh.

Coba saring dan pilah informasi yang valid, agar tidak mudah galau membaca berita. Karena memang banyak sekali berita hoax di portal berita online atau sosial media.

Lebih Peduli Pada Warga Yang Terdampak Pandemi

Berbagi Saat Pandemi

Sahabat, saat ini begitu banyak terjadi PHK karena perusahaan pun terdampak corona. Sulitnya proses produksi berakibat pada sulitnya perusahaan mempertahankan karyawannya. Terutama perusahaan besar manufaktur yang memiliki ribuan karyawan. Adik kandung saya juga mengalami PHK. Alhamdulillah dia bertahan dengan beralih jualan sembako. Model pemasarannya menggunakan sosial media. 

Saya sendiri bersama suami udah tiga kali membagikan sembako. Alhamdulillah tabungan jimpitan yang dikumpulkan oleh pengurus RT, mendapatkan jumlah yang lumayan. Dengan modal tabungan jimpitan, saya pun membelanjakan sembako untuk kerabat, tetangga, dan teman yang terdampak pandemi. 


Melihat pembagian sembako yang saya lakukan bersama suami, atau saat bersama teman alumni SMP, ada perasaan sedih. Ingin sekali bisa membantu lebih banyak. Bayangkan saja dalam satu paket sembako, isinya adalah beras 2,5 kg, gula pasir 1 kg, telur 1/2 kg, minyak 1 liter, dan teh 1 kotak kecil. 

Saya berharap sih paket sembako ini cukup untuk memperpanjang konsumsi makan keluarga penerima. Saya juga berharap lebih banyak lagi pihak yang mengulurkan bantuan pada tetangganya terdekat, keluarga, dan teman-temannya.

Mungkin bisa juga kalian bergerak bersama dengan teman satu komunitas untuk mengumpulkan donasi. Tiap orang bisa menyisihkan donasi seminimal mungkin. Duit 20 ribu yang biasanya untuk beli kopi kekinian, gak akan terasa untuk didonasikan. Duit 20 ribu dari satu orang bila dikumpulkan dalam jumlah puluhan atau ratusan orang, bisa lumayan. Hasil donasi bisa untuk dibelanjakan sembako dan dibagi pada teman satu komunitas yang terdampak pandemi. 

____________

Tidak mudah memang hidup dengan pandemi yang masih ada di lingkungan kita. Namun ingat lah, kita tidak sendiri. Seluruh warga dunia juga mengalaminya. Musibah ini tidak memandang pangkat, harta, usia, karena semua kalangan bisa mengalaminya.

Sebagai manusia kita hanya bisa berdoa dan melakukan ikhtiar semampunya. Dengan harapan pandemi lekas berakhir dan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat kembali pulih. Namun tentunya ada ikhtiar juga dari apa yang kita lakukan untuk tetap mencintai bumi pertiwi dengan hal-hal kebaikan. Hidup dengan menjaga kebersihan dan kesehatan, merawat bumi dengan ikut menanam tanaman, dan ikut aktif berbagi atau mengumpulkan donasi untuk membantu sesama. Wassalamualaikum.
Reading Time:

Minggu, 15 September 2019

Hindari Penyakit Jantung Koroner, Ubah Pola Hidup Dari Sekarang
September 15, 2019 25 Comments

Hindari Penyakit Jantung Koroner, Ubah Pola Hidup Dari Sekarang


Assalamualaikum Sahabat. Saya pernah cerita tentang serangan jantung yang dialami suami awal tahun kemarin. Hingga setahun kemudian, saya jadi aware dengan penyakit jantung dan menuliskannya di blog ini karena ingin berbagi. Saya nggak ingin ada keluarga yang bersedih karena kehilangan anggota keluarganya akibat penyakit jantung.

Paling tidak ketika ada anggota keluarga kalian yang mengalami serangan jantung seperti suami saya, ada tindakan yang segera bisa dilakukan untuk mencegah kematian.

Alhamdulillah suami saya selamat dari serangan jantung yang dialaminya. Pertolongan pertama yang saya lakukan dengan segera membawanya ke IGD rumah sakit, mampu menyelamatkan nyawa suami. Ada golden hour yang masih bisa dijadikan patokan agar korban serangan jantung bisa terselamatkan. Tentunya bukannya mengelak dari takdirNYA, namun ikhtiar itu wajib dilakukan.

Saya udah tulis ceritanya, silahkan baca :


Penyakit Jantung Muncul Karena Pola Hidup Kacau

Kali ini saya ingin berbagi seputar Penyakit Jantung Koroner. Penyakit ini mendadak menjadi pembunuh nomer 3 dari sekian penyakit tidak menular yang ada di Indonesia.


Terlebih tanggal 29 September ini dicanangkan sebagai World Heart Day yang juga diperingati di Indonesia. 


Jadi wajar kan ya alasan saya menuliskan lagi seputar penyakit yang satu ini. Alasan lain adalah masyarakat modern yang kelihatannya suka menelusuri berita di sosial media, kurang peduli dengan pencegahan sedari dini penyakit jantung.

Generasi milenial jarang aware dengan kesehatan tubuh masing-masing. Mereka berpikir kalo usia muda nggak bakal kena serangan jantung. Kalo diingatkan, jawabannya adalah masa muda itu makan apa aja boleh. Nanti deh kalo udah usia 50 tahun baru berhati-hati memilih makanan.

Itu pemahaman yang salah, Sob! 

FYI, suami saya waktu kena serangan jantung usianya 51 tahun. Selama nyaris 16 tahun udah menjalani pola makan yang benar. Meski sesekali makan gorengan, tapi nggak tiap hari. Udah nggak pernah lagi makan bebek goreng, nasi Padang, semua makanan bersantan udah bukan lagi pilihan utama.

Suami juga bukan perokok, tidak ada juga keturunan dari orang tua atau kakek dan neneknya yang pernah sakit jantung. Namun mengapa dia bisa kena serangan jantung?

Ternyata karena pilihan makan saat usianya 20 tahun hingga 30 tahunan itu seperti yang kalian makan saat ini. Dari bebek goreng, ayam goreng, jeroan, makanan bersantan, pokoknya semua makanan yang mengandung kolesterol. 

Belum lagi beban kerja saat suami mulai punya usaha sendiri, bisa tuh durasinya sampai lebih dari 10 jam. Pemicu seperti stress, makanan mengandung kolesterol yang menjadi penyebab suami akhirnya mengalami serangan jantung. Sumbatan di salah satu arteri pembuluh darah di jantung, terjadi saat usianya masih 20an tahun.

Apa yang kamu makan hari ini akan berbuntut panjang saat usiamu memasuki 40 atau 50 tahunan. Jadi, siapa bilang usia 20 tahun itu kalian boleh makan sesuka hati?

Coba deh lihat orang yang ada di sekitar kalian, sehari-hari kegiatannya bisa jadi duduk di depan laptop. Berangkat pagi kadang enggak sempat olah raga karena alasan takut telat masuk kerja. Pulang sampai rumah udah malam, kapan dong waktu untuk aktivitas fisik?

Di samping itu masih ada banyak alasan lain untuk melupakan gaya hidup sehat. Lingkaran pergaulan saat memilih makan siang, makan malam, ngafe, atau pun ngumpul di resto, menjadi kegiatan yang seru dan menyenangkan.

Di balik acara ngumpul, ada laju angka dari kadar gula, kolesterol, tekanan darah, yang menanjak naik tanpa kalian sadari. Tahu sendiri dong, kalo masyarakt Indonesia itu penyuka makanan yang digoreng. Udah gitu makannya juga sehari bisa lebih dari sekali. 

Coba bayangkan, udah bener makan pecel sayur tapi ternyata teman makannya itu bakwan, mendoan, tahu isi sayur, tahu bakso, atau gorengan lainnya. Nah kan kagak jadi makan sehat, hahaha. Saya pun dulu suka banget makan pecel dengan irisan bakwan sayur. *tawamiris


Saya sempat konsultasi dengan dokter spesialis jantung yang merawat suami waktu itu. Karena saya penasaran, kok bisa suami kena serangan jantung? Sementara udah 10 tahun lebih dia sudah mengubah pola makannya. 

Jawaban dokter ketika itu karena adanya sumbatan yang diakibatkan makanan mengandung kolesterol jaman usianya masih 20 tahunan. Nah mengapa baru terdeteksi sekarang, ketika dia sudah mengubah pola makannya? Itu disebabkan oleh faktor resiko lainnya, seperti beban kerja yang tinggi atau pemicunya bisa saja karena stress.

Nah, yuk saya jelaskan secara detil beberapa faktor resiko penyebab penyakit jantung. Ada dua faktor resiko, yang pertama adalah yang bisa kalian kontrol, yaitu :
  • Hipertensi
  • Tinggi Kolesterol
  • Merokok
  • Obesitas
  • Tidak adanya aktivitas fisik
  • Diabetes
  • Stress
Resiko kedua adalah yang tidak bisa kalian kendalikan, yaitu :
  • Jenis Kelamin
  • Keturunan
  • Usia
Untuk resiko yang tidak bisa kalian kendalikan tentunya cuma bisa pasrah kan ya. Namun tetap bisa loh kalian lakukan langkah pencegahan, agar resiko yang pertama tidak menjadi penyebab kalian kena serangan jantung.

Dari perbincangan dengan dokter suami waktu rawat inap, ada lagi faktor resiko yang tertinggi kalian bisa mengalami serangan jantung. Yaitu perokok, dengan memiliki riwayat hipertensi, dan kolesterol tinggi. 

Jadi meski ada faktor resiko di luar kendali kalian, maupun yang bisa dikontrol, tetap usahakan ikhtiar menjalankan pola hidup sehat dari sekarang.

Ubah Perilaku Hidup Lebih Sehat Dari Sekarang

Kebetulan hari Kamis malam, tanggal 12 September 2019 kemarin, saya dan teman-teman blogger Semarang ngumpul di Nestcology. Ada founder Sembutopia yaitu Bapak Kafi Kurnia yang ingin ngajak kami bebincang tentang gaya hidup kaum milenial sekarang.

Oiya, pertemuan ini kali kedua setelah bulan Juni 2018 yang pernah kami ikuti dulu. Kalian boleh kok baca tentang kegiatan blogger Semarang dengan Sembutopia tahun lalu dalam artikel berikut.


Silahkan baca : Mewujudkan Kejayaan Indonesia Tahun 2020

Dalam kesempatan kemarin, Bapak Kafi mengingatkan tentang gaya hidup yang mestinya dimulai sejak dini. Bener sih, seperti yang dibilang dokter Aldriech Kurniawan, SpJ, bahwa konsumsi makanan sehat mesti dimulai sejak usia belasan tahun. Jangan tunggu usia senja baru memilih makanan sehat.


Picture by Isul
Nah acara ngumpul sehabis shalat Maghrib kemarin pun tak lepas juga dengan makan-makan dong. Katanya mau hidup sehat, kok pilihan makannya ada manis-manisnya dan gorengan juga?

Sesekali sebenarnya nggak apa kok, asal kalian ingat untuk menebusnya dengan melakukan aktivitas fisik pagi harinya. 

Seperti yang diuraikan oleh Bapak Kafi Kurnia, generasi milenial itu sebenarnya punya keinginan hidup lebih sehat. Mereka punya rencana untuk olah raga rutin, meski akhirnya... yaaa, tinggal wacana. 

Adaaa aja alasannya, mulai dari belum punya peralatannya, hujan, atau nggak ada teman yang bisa diajak olah raga.

Nah lo, padahal untuk olah raga, kalian bisa aja menggunakan aplikasi yang bisa didonlot di smartphone. Atau bagi ibu rumah tangga yang alasannya nggak ada teman untuk senam zumba atau yoga, bisa melakukan di rumah. 

Ada contoh exercise yang bisa dilakukan saat pagi dan sore hari, sambil menunggu cucian di mesin cuci selesai.
Picture by pexels 

Untuk urusan makanan, seharusnya juga mulai mengubah yang bener. Tinggalkan masakan protein hewan yang bersantan, karena bakal menambah angka kolesterol kalian. Tinggalkan juga makanan yang digoreng, yang memicu kolesterol kalian makin tinggi. Seperti masakan bebek goreng, saya bakal dijitak abis ini sama pecinta makanan ini.


Ini contoh perilaku hidup lebih sehat versi saya :


  • Mengonsumsi sayuran dan buah lebih banyak, sarapan buah dan sayur bisa dijadikan pilihan buat kamu yang ingin menurunkan kolesterol.
  • Mengganti protein dari daging merah dengan ikan 
  • Mengonsumsi air putih minimal 3 liter sehari, bisa latihan dengan memberi interval waktu setiap sejam minum 200 ml. Gunakan alarm di hape untuk mengingatkan waktu minum air putih.
  • Melakukan aktivitas fisik yang teratur dan terukur, misalnya gowes, jalan cepat, senam, renang, atau lari. Minimal lakukan kegiatan ini selama 30 menit setiap hari.
  • Tidak merokok dan hindari asap rokok kalo ada orang yang merokok di sekitar kalian.
  • Cek kesehatan secara berkala.
Saya pernah menuliskan perilaku hidup bersih dan sehat atau yang kerap disingkat GERMAS dalam beberapa artikel di blog ini. Bisa cari dengan menuliskan keyword GERMAS, pasti akan ketemu beberapa artikel.

Kenali Gejala Penyakit Jantung

Namun meski udah melakukan langkah antisipasi seperti suami saya, tetap aja kena serangan jantung. Beruntung juga sih saya mengenali tanda-tanda serangan jantung. Misal saya tidak peduli saat itu, bisa aja kan serangan jantung itu dianggap sebagai gejala masuk angin.

Dokter yang merawat suami membenarkan kalo serangan jantung koroner itu dulunya disebut sebagai Angin Duduk. Ya emang terjadinya itu karena pasien terduduk di sembarang tempat, dengan beberapa tanda yang bisa dikenali.

Namun seringkali tanda yang muncul dianggap penyakit yang lain. Seperti keringat dingin dianggap penderita masuk angin, sehingga ada yang memilih kerokan. Atau nyeri di sekitar dada bagian tengah hingga sisi kiri, yang dianggap pegal karena lelah habis bekerja berat. Sama juga, diobati dengan mengoleskan balsem.

Bila tanda yang muncul ini merupakan serangan jantung yang terjadi pertama kali, dan dibiarkan saja. Bisa jadi serangan berikutnya yang muncul bakal berakibat fatal. Bisa saja langsung tak sadarkan diri dan meninggal di tempat, di jalan saat dibawa ke rumah sakit, atau di ruang IGD. Sedih banget kalo gini kejadiannya.

Jadiii, kenali yuk tanda-tanda atau gejala serangan jantung. Di antaranya berikut ini :
  • Ada perasaan seperti tertekan benda berat, diremas, rasa penuh atau nyeri di dada lebih dari beberapa menit. Namun perasaan ini kadang hilang timbul gitu.
  • Nyeri atau perasaan tidak nyaman pada lengan, punggung, leher, atau perut.
  • Sesak napas
  • Keringat dingin, mual, atau rasa ringan / pusing pada kepala
Bila salah satu atau dua atau bahkan lebih dari tanda di atas muncul, sebaikan penderita segera dibawa ke rumah sakit di bagian IGD. Di sana akan dilakukan deteksi dini penyakit jantung dengan melakukan pemeriksaan EKG. Kemudian akan ada observasi atau tindak lanjut bila hasil EKG ditemukan adanya sumbatan.


Urutan muncul nya
Sumbatan di arteri jantung
Doc. Pribadi 

Jangan takut menjalani semua pemeriksaan ini bila terjadi serangan jantung. Lebih baik menerima takdir dan mulai menjalankan hidup yang lebih sehat untuk jantung sehat.

Bagi kalian yang masih berusia belasan tahun, sadari bahwa penyakit jantung bisa diderita siapa pun yang tidak menjaga pola hidupnya sejak dini. Pengalaman suami saya yang menjadi guru bagi keluarga besar kami. Tidak memiliki keluarga dengan penyakit jantung, bukan tidak mungkin mengalami sakit ini.

Yang bisa saya lakukan untuk anak-anak, teman, kerabat, dan kenalan saya hanya lah dengan mengajak hidup lebih baik. Melakukan hidup cerdik untuk jantung sehat. 

Hidup CERDIK adalah melakukan :

  • - Cek kesehatan secara berkala, seperti yang saya jelaskan di atas.
  • - Enyahkan asap rokok. Artinya jauhi orang yang merokok. Kalo perlu, beri larangan daerah bebas perokok di rumah. Jelaskan pada tamu yang berkunjung ke rumah, bahwa sebagai tuan rumah kalian berhak meminta tamu tidak merokok selama di rumah kalian. Berani coba? Saya udah melakukannya sejak suami kena serangan jantung.
  • Rajin aktivitas fisik selama 30 menit setiap hari. Pilih aktivitas fisik sesuai kemampuan kalian, yang sederhana dan murah meriah adalah jalan kaki mengelilingi komplek perumahan.
  • - Diet seimbang, maksudnya adalah mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang. Ikuti porsi Isi Piringku yang dicontohkan oleh Kemenkes di website http://sehatnegeriku.kemkes.go.id

  • - Istirahat Cukup, artinya tidak lembur kerja sampai malam atau begadang nggak jelas. 
  • - Kelola stres dengan baik dan benar. Artinya bekerja lah yang seimbang, dan mengetahui batas kemampuan fisik dan mental.
Mulai lakukan sejak sekarang dengan menghindari penyakit jantung agar keluarga kalian bisa tersenyum bahagia. Keberadaan kalian sangat berarti saat di sisi keluarga dalam keadaan sehat. Sampai jumpa dalam literasi kesehatan berikutnya, sahabat. Wassalamualaikum.
Reading Time: