Pola Hidup Sehat Bagi Perempuan Usia 50 Tahun - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Kamis, 12 Maret 2020

Pola Hidup Sehat Bagi Perempuan Usia 50 Tahun

Pola Hidup Sehat Bagi Perempuan Usia 50 Tahun


Assalamualikum Sahabat. Usia tiap tahun semakin berkurang jatah hidup di dunia. Namun saya merasa seakan enggak merasa tua. Rasanya masih semangat pengen jalan kemana kaki melangkah, ketika baca pesan di grup alumni sekolah. Ada yang ngajakin traveling ke negara Asia, ke tempat wisata dalam negeri, ziarah di makam sembilan wali, atau umrah ke tanah suci.

Tentunya enggak hanya butuh dana untuk melangkahkan kaki ke tempat yang bakal jadi tujuan, di mana pun itu. Traveling, ziarah, piknik, apapun namanya, juga butuh fisik yang sehat. Kan nggak mungkin kita tetap duduk manis di mobil terus menerus. Pasti ada saatnya jalan kaki menuju tempat yang udah ada dalam itinerary.

Pernah kah kalian mengalami, udah daftar tour namun menjelang hari H malah gagal berangkat?

Alhamdulillah saya belum ngalami hal ini sih. Tapi teman seperjalanan ada yang gagal berangkat karena sakit kepala. Dan itu pun nggak hanya satu orang. Ada tiga yang membatalkan saat keberangkatan sudah di depan mata. Jadi rombongan saya berkurang tiga orang, berkurang pula keseruannya. 

Seorang teman menulis chat di grup WA, kalo lututnya sakit dan susah berjalan cepat. Dia sudah merasakan nyeri pada lututnya sekitar lima hari. Dia sengaja enggak membatalkan jauh hari karena mengira pas hari H udah sembuh. Ternyata enggak, malah makin parah. Rupanya ada masalah pada lututnya dan ia harus menjalani fisioterapi.

Teman yang satu lagi nelpon salah seorang dari panitia, kalo batal ikut karena engkel kaki terkilir. Rupanya dia terlalu semangat olah raga, dan lupa melakukan pemanasan. Sedihnyaaa akutu.

Ikhtiar Itu Banyak Hambatan dan Nyinyiran

Pernah nggak kamu berada dalam sebuah acara, terus ada yang berkomentar tentang tubuh kita?

"Kok nggak kurus-kurus sih, makannya banyak ya?"
"Jangan diet ntar malah masuk rumah sakit,"

Yah komentar miring seperti ini sudah saya terima ketika memiliki tubuh agak berisi. Tepatnya sejak tahun 2012 - 2013, dengan berat tubuh sekitar 60 -65 kg. Apa kabar kondisi saya yang sekarang dengan BB 76 kg?

Menilik kembali tubuh saya sebelum tahun 2011, memang cukupan deh. Dengan tinggi 158 cm dan BB 57-58 udah ideal. 

Tapi ketika itu juga ada banyak yang mengomentari, bahwa masuk usia 40 tahun tuh jangan terlalu kurus. Ntar kelihatan tua. 

Saya termakan dong dengerin komentar dari rang-orang ini. Dan mengemukkan diri, hahahaa.

Nah, karena enggak enak banget ketika tubuh saya mencapai berat nyaris 81 kg pada tahun 2017, saya mulai ikut program khusus. Yaitu diet sehat tetap makan nasi dan protein. Dengan mengatur makan yang harus dikonsumsi, plus minum nutrishake yang isinya adalah sayuran plus buah dan bahan organik lainnya, saya sukses menurunkan BB sebanyak 16,7 kg selama 6 bulan.

Wah saya sebelumnya enggak pernah mau nyoba diet apapun. Karena saya percaya kalo mau menurunkan BB ya kudu mengurangi makan dan melakukan aktivitas fisik. Untuk mengurangi makan sih saya udah luamaaa cuma makan nasi sebanyak empat sendok makan. Saya sudah menjalani pola hidup sehat sejak usia 32 tahun, usai melahirkan si bungsu.

Kalo untuk aktivitas fisik ini yang kayaknya kurang. Karena rumah saya yang sekarang ukurannya kecil. Nyuci pakaian dan jemur jaraknya berdekatan. Kemudia beberes rumah pun juga enggak butuh waktu lama. Seharusnya saya memang mesti jalan kaki tiap pagi seminggu lima kali, dengan durasi waktu 30 menit. Jalannya juga enggak lamban, tapi jalan cepat.



Namun ketika cuaca enggak menentu seperti sekarang, saya lebih suka rebahan, hahahaa. Enggak rebahan seharian sih. Saya masih rutin olah raga, niru gerakan instruktur senam di channel YouTube. Saya udah dalam kondisi malas ikut jadi member senam seperti saat masih muda dulu. Olah raga di rumah juga udah sukses mengeluarkan keringat.

Kembali ke cerita ikut diet sehat yang sukses bikin saya jadi sehat. Rasanya jalan jauh aja enggak kepayahan. Tubuh berasa ringan, kuat jalan cepat sejauh 6 km. Memutari lapangan simpang lima sebanyak empat kali setara dengan jarak 6 km katanya. Dan saya enjoy aja, karena tubuh saya udah mencapai berat cukup ideal. Ingat ya, BB untuk tiap orang dan usia tertentu itu katanya enggak sama. Meski kalo mengikuti ukuran index massa tubuh, saya harusnya punya BB 55 kg. Tapi membayangkan dulu dengan BB 58 kg aja terlihat kurus. Jadi ketika sukses memiliki BB 64,3 kg udah bikin hati hepiii!

Ternyata ada efek samping dari nutrishake yang saya konsumsi sepanjang 8 bulan itu. Oiya, saya juga meniadakan konsumsi makanan yang melalui proses penggorengan. Jadi saya selama 8 bulan enggak pernah makan jajanan mendoan, bakwan, dan teman-temannya yang menggiurkan itu. Dan saya bisa menjalaninya, enggak tergoda. Sungguh segitu sucinya lidah saya enggak pengen makan atau minum yang mengandung kalori tinggi. 

Urusan meniadakan jajanan yang digoreng ini bikin teman dan kerabat saya suka gemas. Kok bisa sih saya enggak makan bakwan, mendoan, tahu petis, hahahaa. Entah lah saya kayak kena hipnotis jadi kalo hidup mencium aroma tempe yang digoreng dibalut tepung, kayak mual rasanya. Aneh ya?!

Nah efek dari segala diet sehat itu pengaruhnya pada kondisi tubuh saya di bagian dalam. Mendadak aja, kadar kolesterol, gula darah, kalium jadi merosot drastis. Dan saya masuk rumah sakit.

Dokter yang merawat saya bilang, jangan terlalu ekstrim kalo ingin sehat. Mengurangi asupan makanan yang tidak sehat boleh, tapi tubuh butuh kolesterol untuk menjaga entah apa dulu yang disampaikan bu dokter di ruang rawat inap. 

Suami yang tahunya saya sakit diare, sempat heran juga. Karena diare itu hanya bawaan dari asam lambung yang menyerang tubuh saya. Jadi sepulang dari rumah sakit itu, saya dapat PR untuk mengonsumsi makanan untuk menaikkan kadar gula darah, kolesterol, dan kalium di tahap normal. 

Dari sini lah saya jadi mengenali kondisi tubuh memang tidak sama bagi setiap orang. Namun tetap seseorang harus tahu batas tubuh boleh mengonsumsi sesuatu, tanpa membahayakan kesehatan.

Tips Sehat Bagi Perempuan Usia Lolita

Udah tahu kah lolita itu kependekan dari lolos lima puluh tahun? Hahahaa, entah siapa yang bikin singkatan itu, tapi unik juga. Dan saya bangga serta bersyukur mengalami lolita. Bersyukur masih diberikan kesehatan untuk beraktivitas setiap hari. Bahkan beberapa kali masih ikut acara blogger dan event nginap yang diadakan brand ataupun lembaga kementerian. Tahun 2017 - 2018 bahkan lumayan sering ikut famtrip desa wisata.

Event #SiapDarling
di Candi Gedongsongo

Kegiatan berkunjung ke desa wisata di Brebes
selama tiga hari dua malam
Memasuki usia 50 tahun pada tahun 2018, cukup menjadi catatan penting dalam hidup saya. Merawat suami saat kena serangan jantung, proses recovery, hingga pasang ring, membuat saya beberapa kali berasa naik roller coaster. Hati dan pikiran seakan mesti disiapkan dengan kondisi yang setiap saat bisa berubah dari baik jadi buruk, atau sebaliknya.

Untuk menemani proses perawatan suami, saya tentu harus dalam kondisi tubuh sehat. Enggak boleh ikut sakit sedetik pun. Karena saya yang mengurus semua printilan saat mesti ke faskes 1, meminta rujukan ke BPJS, daftar ke rumah sakit type C, naik kelas ke rumah sakit type B, begitu seterusnya. Hingga daftar untuk tes treadmill, USG jantung, foto di radio nuklir, dan proses lainnya, semua saya yang mengurus pendaftarannya. Suami cukup datang ketika nomer urutannya sudah dekat, jadi enggak perlu antri lama.

Alhamdulillah saya dilimpahi fisik yang bugar saat proses panjang perawatan suami kala itu. Dan ketika akhirnya semua itu usai, suami sudah sukses pasang ring, saya tersenyum bahagia. Alhamdulillah Allah azza wa jalla melimpahkan anugrah terindah di balik musibah yang kami alami sepanjang 25 tahun usia pernikahan ini.

Saya dan suami masih bisa menikmati jalan-jalan ke beberapa tempat setelah proses pasang ring. Kami benerapa kali liburan sekeluarga atau berdua aja. Alhamdulillah suami merasa kesehatannya makin lebih baik.


Camping di Wonosobo bersama keluarga



Melalui proses itu saya jadi merasakan betul betapa tubuh sehat itu mahal harganya. Bagaimana bila saya ikutan sakit ketika proses recovery suami belum usai? Banyak contoh kejadian tak mengenakkan seperti ini. Ketika satu pasangan sakit dan pasangannya merawat, justru yang semula sehat menjadi sakit. Sedih jadinyaaa.

Saya pun mulai menata hidup kembali. Cukup suami saja di keluarga kami yang mengalami serangan jantung. Caranya gimana agar kami tetap sehat dan terhindar dari penyakit tidak menular?

Silahkan baca : Resolusi Kesehatan Keluarga

Kuy ikuti cerita saya selanjutnya.

Meski sudah lama mengganti sarapan nasi dengan buah dan salad. Sesekali saya tetap minum teh untuk menaikkan kadar gula dalam darah. Entah mengapa saya sejak kecil udah ngalami yang namanya kurang gula. Obatnya adalah minum teh manis sementara saat itu saya kurang suka. Eh kebiasaan minum teh pagi dan sore hari bikin tubuh saya menggendut. Hihihiii.

Nah, saya jadi punya patokan gimana agar tubuh saya tetap sehat dan bisa melakukan aktivitas harian.

Tips sehat ala saya, yang hasil dari pembelajaran selama tiga tahun ini, menyesuaikan usia dan kondisi tubuh adalah :

- Memperbanyak Konsumsi Buah dan Sayur

Udah tahu gula darah minim, tapi kurang suka buah yang mengandung kadar gula tinggi. Seperti pisang misalnya. 

Namun saya tetap rajin mengonsumsi buah sebagai sarapan. Biasanya saya konsumsi buah lokal yang sedang musim atau yang selalu ada. Seperti pepaya, semangka, nanas, apel, pir, salak, dan buah tropis lainnya. Belanja buah seminggu sekali saya lakukan di supermarket dekat rumah. Nah kalo belanja sayur ke tempat tukang jual belanjaan dekat rumah, saya kadang juga masih beli buah. 



Untuk konsumsi sayuran juga saya pasti setiap hari. Misal hari ini saya nggak masak sayur, saya ganti dengan sarapan salad. Sarapan buahnya saya pindah pada jam 10 pagi. 

Yah intinya kalo pengen lebih sehat, cemilannya diganti buah atau bikin salad. Saya enggak pernah beli salad karena yang dijual di luar kebanyakan pakai keju dan mayonaise. Salad bikinan saya isinya sayuran organik yang saya beli di Pasar Sehat Semarang. Untuk dressing nya saya gunakan thousand island. Misalkan stok nya abis ya saya ganti dengan cincangan strawberry atau nanas. 

- Rutin Aktivitas Fisik

Bagi perempuan yang sepanjang hari aktif di rumah, beberes mengerjakan pekerjaan, sebenarnya udah dianggap melakukan aktivitas fisik. Saya pun lebih memilih jalan kaki kalo belanja dengan jarak di bawah 1 km. Kalo lebih dari jarak 1 km, biasanya saya lakukan hari Minggu yang waktunya lebih santai.

Melakukan pekerjaan menyapu, mengepel, menyiram tanaman, menjemur pakaian, udah cukup bikin fisik kita mengeluarkan energi. Meski saya tetap menambah kegiatan ini dengan jalan kaki tiap pagi setelah shubuh. Lumayan lah jalan cepat sepanjang 1 km thawaf di taman dekat rumah, hihiii.

- Istirahat Yang Cukup

Nah ini yang kadang sulit dihindari, tidur sampai larut malam. Alasannya banyak, dari ngejar deadline, nonton film atau drakor, jadi biang keladi. Ngejar deadline pekerjaan gak masalah, hanya waktunya yang kurang tepat. Belajar mengatur waktu harus mulai dilakukan agar tidak lagi tidur sampai tengah malam atau bahkan dinihari.

Ternyata tidur sampai larut malam mengakibatkan beragam masalah. Mulai dari susah mengurangi BB tubuh, kesehatan jangka panjang yang bakal terganggu, dan lainnya.

- Minum Air Putih Yang Cukup

Saya udah sejak masih muda suka minum air putih, minimal 8 gelas sehari. Kemudian kebiasaan baik ini berlanjut ketika punya anak. Saya sering kehausan, jadi saat hamil dan menyusui saya selalu mampu menghabiskan air putih sebanyak 2 - 3 liter sehari. 

Waktu ikut diet sehat tahun 2017, saya bahkan diharuskan mengonsumsi air sebanyak 4 liter sehari. Dan memang minum air putih ini menjadi kunci suksesnya menurunkan berat badan. Waktu itu saya bilang ngemil air putih. Karena ketika perut terasa lapar, kadang hanya dengan minum air putih udah bikin kenyang.

- Hindari Stres

Jaman now dengan banyaknya kegiatan, dari bekerja, bergaul dengan tetangga, teman kerja, bisa menambah beban pikiran. Belum lagi kalo kamu bekerja di tempat yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Atau memiliki kegiatan yang padat dengan jadwal kerja yang sulit untuk istirahat sejenak.

Hindari juga ikut war di sosial media, buat apa sih? Jaga hati dan pikiran agar tidak menambah beban psikis. 

Lakukan kegiatan yang menyenangkan hati. Kalo bisa ambil cuti satu atau dua hari untuk me time, atau traveling. Nggak perlu traveling sampai jauh keluar negeri. Suami saya ketika suntuk dengan pekerjaannya, suka mendadak ngajak pergi kami ke tempat wisata yang masih asri. Misalnya di Karanganyar Solo, Bandungan di Kabupaten Ambarawa sekadar minum susu kedelai, atau ke Jogja untuk memandang ombak yang berkejaran di pantai.

Sayangi tubuhmu dengan tidak terus menerus dibebani pekerjaan yang pasti tak akan ada habisnya. Percuma duit banyak kalo kamu tidak bisa menikmatinya dengan santai di tempat wisata.


Untuk lebih mudahnya tentang tips sehat ala saya, lihat infografis sederhana ini yuk.



Saya bersyukur memiliki suami yang sangat mendukung apapun kegiatan yang ingn saya lakukan. Dukungan itu tidak hanya berupa ijin ketika ingin ikut kegiatan blogger staycation atau nginap di luar kota. Tapi juga memberikan dana setiap kali saya berangkat kerja untuk meliput acara. 

Imbal baliknya adalah saya harus menuruti keinginannya agar menjaga makan, tetap ikhtiar sehat, dengan melakukan pola hidup sehat. Semoga ikhtiar saya untuk melakukan pola hidup sehat bisa konsisten. Tentunya kalo punya tubuh sehat kan saya bisa traveling bareng teman atau keluarga. 

Nah udah cukup panjang, ntar takutnya kalo kamu bosan bacanya. Tulisan ini juga untuk memenuhi kewajiban post blog arisan Blogger Gandjel Rel dengan tema TIPS SEHAT ALA KAMU. Tentunya atas permintaan pemenang arisan, yaitu Nurul Aldise dan Norma Ambarwati. Kuy temenin saya melakukan ikhtiar sehat ini. Wassalamualaikum.

24 komentar:

  1. toss, Mba. sebenarnya niat dan komitmen itu tips yang paling utama. Kalau niatnya setengah-setengah ga akan turun-turun. Saya juga 6 bulan ini turun 18kg. Tapi saya masih butuh 16kg lagi untuk mencapai target berat ideal.. huhuhu.. skrg lagi jenuh.. hahahaha.. ada masa jenuhnya juga. Jadi BB cuma turun sekilo sebulan. huhuhu..

    BalasHapus
  2. Aku pernah nyoba sarapan buah dan sayur tapi ternyata aku nggak kuat dan kepalaku pusing. Mungkin karena udah terbiasa makan nasi jadi gimana gitu kalau nggak sarapan nasi. Enaknya sih memang ngemil buah aja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya gak masalah, kondisi tiap orang beda. Santuy aja hehee

      Hapus
  3. Jadi LOLITA itu singkatan dari lolos lima puluh tahun. Baru tahu kalau ada singkatan seperti itu. Kreatif ya singkatannya.

    BalasHapus
  4. Seneng banget lihat Mbak Wati yang selalu sehat, fit dan sering traveling. Setuju banget nih kalau liburan bersama keluarga dan teman itu menyenangkan.

    BalasHapus
  5. Mbaaaaa, dirimu sangat sangat sangaaaatttt inspiring!
    Aku yg masih 35++ ini jadi terpacuuu, ketrigger banget untuk jalani pola hidup sehat.
    Makasiii reminder-nya yaaa

    BalasHapus
  6. Udah paling bener mmg kelola stres dan tidur cukuo menurutku .mthanks infonya mbak

    BalasHapus
  7. Wah, kita ternya beti ya, mba
    Juni, tahun ini aku 52

    Untuk berat badan, tidak banyak perubahan mulai sejak kuliah sampai kini.

    Aku orangnya, senang bergerak, beraktivitas!
    Mungkin itu penyebabnya ya

    Beraktivitas maksudnya bukan menyediakan waktu khusus olah raga, namun mnegerjakan aktivitas rumah tangga sendirian. Mengepel, menyapu, mencuci. Naik turun tangga menjemur dan mengangkat jemuran, dll

    Soal makanan, tak ada pantangan!
    Muahahaha.
    Semua dirap-rap, kalo kata orang Medan!

    Alhamdullillah...

    Begitulah sekilas pola hidup sehat lolita, ala-ala :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huwahahahaa, iya mba udah bener makanya tubuhnya tetep langsing. Naik turun tangga tiap hari ya, aku jemur baju cuma jalan lima meter

      Hapus
  8. Masya Allah Mbak Wati, seusia saya saja sudah harus melakukan seperti yang Mbak Wati tuliskan (in syaa Allah saya akan 46 tahun).

    Ancaman penyakit seperti mengejar kini. Semoga saya bisa lebih konsisten lagi seperti Mbak Wati. Semoga sehat selalu ya Mbak.

    BalasHapus
  9. Semangaat sehat, nyook..
    Jaman now apalagi penyakitnya kebanyakn stress, pikiran yang larinya ke makan bantak, jadinya ndut deh.
    Semoga kita semua sehat selalu ya Mba Wati, akupun udah melakukan tips diatas coz udah menjelang lolita jugaak.

    BalasHapus
  10. Masalah komitmen ini yang masih naik turun. Kadang udah niat banget, baru tiga hari udah kalah sama godaan makan nasi padang, hahahaha, atau enggak sarapan bubur ayam.Wkwkwkwk

    BalasHapus
  11. Aku dulu pernah sarapan buah tiap pagi dan badan kerasa lebih enteng mbak. Tapi sayangnya setelah menikah, hamil, melahirkan terus menyusui bubar semua konsistensi itu soalnya laperan 😅. Ini baru mulai lagi mbak biar kerasa lebih sehat

    BalasHapus
  12. Mba wati setroooong. Aku mupeng banget liat mba wati posting menu2 makanan sehat, kapaan bisa konsisten menjalankannya yaa.

    BalasHapus
  13. Aku mba......80kg sekarang
    Pengen bangetttttt mau diet tapi ga jadi2 😭
    Pengen sehat ya Allah tapi kudu niatkan hatiii

    BalasHapus
  14. Hua aku nih, over berat badan huhuhuh susah banget sih pola hidup sehat itu, susah ngalahin nafsu ingin makan ini dan itunya.

    BalasHapus
  15. Mulai terasa sekarang niih, kak.
    Aku jadi gampang kliyengan. Apa karena dietnya maksa yaa...?
    Aku hanya mengganti karbo di pagi hari dengan buah sayur. Tapi untuk aktivitas di pagi hariku, kok rasanya lebih cepet kliyengan dan mudah tersinggung, jadinya.
    Hadeeuu~
    Laper jadi baper.

    BalasHapus
  16. huah nyesek ya mba batal pergi karena sakit, aku sih ga batal pergi cuman diganti moda transportasinya waktu gondongan wkwk kantor ogah rugi :p

    betul bangert mau hidup sehat itu nyinyirannya buanyak :D

    BalasHapus
  17. Mba, jujur saja aku pernah ngeri saat dirimu diet dengan mengonsumsi yang shake shake itu. Mba Wati banyak enggak makan soalnya. Ternyata memang ada efek sampingnya ya.

    Aku nih belum pernah diet. Ya takut kalau kenapa-kenapa gitu. Ya dengan sadar diri mulai mengurangi gorengan, makan nasi dikit aja dan banyak olahraga. Kalau teh manis belum bisa ninggal hehehe... karena teh pahit itu hanya mendatangkan rasa pahit yang ngalah-ngalahin pahitnya ditinggal gebetan *mbuh gebetane sopo iku :))

    BalasHapus
  18. ha...3x baru tau aku kepanjangan lolita, kalau aku tantangannya gorengan nggak bisa tahan, batuk aja aku mkn

    BalasHapus
  19. Masya Allah sudah 25 tahun pernikahannya Mak. Barokallah semoga langgeng terus dalam kebahagiaan.

    BalasHapus
  20. Ini isnpiring bagi saya, bisa terus aktif nulis dan jalan-jalan di usia 50an. Semoga saya juga bisa seperti ini.

    BalasHapus
  21. 8 bulan tanpa gorengan wah sy salut mba. Gorengan anget selalu berhasil menggoda sy tp gorengan buatan sendiri hehe. Sy ampir ga pernah beli gorengan krn rasanya tak cocok d lidah dan membayangkan minyaknya yg berkali2 d pake

    BalasHapus