My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi: Asuransi Kesehatan
Tampilkan postingan dengan label Asuransi Kesehatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Asuransi Kesehatan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 25 November 2021

Membeli Asuransi Kesehatan Semakin Mudah, Jangan Sia-Siakan!
November 25, 2021 24 Comments

Membeli Asuransi Kesehatan Semakin Mudah, Jangan Sia-Siakan!



Assalamualaikum. Hidup sehat merupakan hal yang tidak disadari dibutuhkan namun seringkali terlupakan. Kesehatan kini telah menjadi kebutuhan pokok manusia untuk melangsungkan hidupnya, tidak lagi cuma sandang, pangan, dan papan saja. Mungkin banyak di antara kita yang merasa kesehatan mahal hanya untuk sebagian kecil orang saja. Namun, nyatanya kesehatan mahal itu untuk semuanya. 


Badan Pusat statistik (BPS) pada tahun 2020 menyatakan bahwa biaya kesehatan mengalami laju inflasi dengan tren yang menaik setiap tahunnya bahkan jauh dibandingkan inflasi harga lainnya secara umum.  


Pandemi covid-19 menjadi penanda bagi kita bahwa kesehatan sangatlah mahal dilihat dari seberapa cepat penyebarannya dan tidak mengenal kalangan, baik tua maupun muda, kaya ataupun miskin, yang sering di rumah ataupun tidak. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga hidup yang sehat. 


Dengan resiko-resiko yang mendatang yang dapat menyerang kesehatan kita maupun keluarga, penting bagi kita untuk memberikan perlindungan sejak dini agar ketika kita jatuh sakit tidak mengalami kerugian yang besar. Salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah dengan membeli produk asuransi kesehatan. 


Gencarnya berbagai kampanye untuk kita melek asuransi, membuat masyarakat semakin paham mengenai pentingnya asuransi untuk proteksi diri maupun orang tersayang. 


Saat ini banyak perusahaan asuransi yang berlomba untuk menawarkan produk asuransi terbaiknya untuk masyarakat dengan berbagai macam manfaat yang menggiurkan dan premi yang affordable. Misalnya saja, pada awal pandemi belum ada asuransi kesehatan yang dapat memberikan perlindungan terhadap covid-19. Namun saat ini sudah banyak bermunculan asuransi covid 19 yang ditawarkan oleh perusahaan asuransi dan dapat dipilih oleh masyarakat untuk memberikan perlindungan lebih dari covid-19 dengan perawatannya yang mahal.


Perkembangan teknologi membantu dalam mencerdaskan masyarakat, dalam mengerti mengenai asuransi. Selain itu juga membantu masyarakat dalam kemudahan untuk membeli produk asuransi. Saat ini banyak perusahaan asuransi yang juga memberikan kemudahan dalam membeli produk asuransi yang ditawarkannya melalui platform digital. 


Namun, terdapat hal yang perlu diperhatikan bagi kamu sebelum membeli asuransi kesehatan secara online, simak penjelasan berikut!


Memahami produk dengan baik

Hal yang pertama perlu diperhatikan adalah pemahaman kamu mengenai produk asuransi yang ditawarkan. Apabila kamu membeli secara offline, perusahaan asuransi tentunya akan bertanggung jawab untuk menjelaskan secara rinci produk asuransi kepada kamu calon pembeli. 


Namun, apabila kamu membeli secara online, tanggung jawab untuk memahami produk sangat besar bobotnya di tangan kamu mengingat ketiadaan agen asuransi yang dapat menjelaskan ke kamu secara rinci produk yang ditawarkan. Kamu harus memahami mengenai kewajiban kamu sebagai tertanggung dan perusahaan asuransi sebagai penanggung, manfaat produk asuransi, fitur asuransi yang disediakan, dan mekanisme klaim yang ada pada produk asuransi tersebut. 



Meskipun menawarkan kemudahan dalam proses aplikasinya, namun membeli asuransi secara online, khususnya Asuransi Kesehatan Online, sangat rentan membuat peserta asuransinya kecewa karena tidak memahami produk dengan seksama. 


Memahami besar premi dan mekanisme pembayarannya

Hal yang perlu kamu perhatikan lagi adalah besar premi yang harus dibayarkan apakah sudah sesuai dengan kemampuan finansial kamu untuk membayar premi tersebut. 


Pada dasarnya, besar premi dapat menentukan manfaat yang kamu terima dari produk asuransi yang akan kamu pilih. Jangan mudah tergiur dengan premi yang murah. 



Selain itu, kamu juga perlu memperhatikan periode pembayaran dari premi produk asuransi yang akan kamu pilih.


Keamanan dan privasi

Era digital seperti ini tidak luput dari cyber-crime. Kalau kamu ingat banyak kejadian yang menyangkut kerahasiaan data yang diupload secara online (kasus jokowi dengan sertifikat vaksinnya, foto KTP, dsbnya). 



Pastikan situs yang kamu kunjungi untuk mendaftar asuransi secara online memang menyediakan keamanan data yang terjamin. Pastikan juga kebijakan keamanan dan privasi terkait penggunaan dokumen dan data yang kamu upload pada situs tersebut. 


Nah, itu dia beberapa hal yang perlu kamu perhatikan dalam mendaftarkan asuransi kesehatan secara online. Jangan sampai hal yang harusnya memudahkan kamu malah membuat kamu kecewa di masa mendatang, ya! Wassalamualaikum.

Reading Time:

Minggu, 22 November 2020

Mengajak Anak Belajar Sehat Finansial
November 22, 2020 26 Comments

Assalamualaikum Sobat. Sejak anak-anak usia sekolah dasar, saya udah mengajak mereka belajar mengelola keuangan. Dari hal remeh dan receh kayak mengatur uang saku yang saya berikan. Mereka bebas menggunakan uang saku yang udah diterima tapi tetep ya bertanggung jawab. Karena biasanya akan ada laporan receh juga yang bakal mereka berikan pada saya.


Jadi sejak kelas 3 SD, si sulung saya ajarkan ngurus duitnya sendiri. Tentu saja duit yang didapatkan dari uang saku mingguan. Saya memang mengajak anak-anak untuk mengelola duit saku dengan cara memberinya secara mingguan. 

Menurut saya, usia 8 tahun udah bisa kok diajari cara menggunakan duit untuk membeli kebutuhannya. Ingat ya kebutuhan, bukan keinginan. 

Contohnya nih, beli jajan, menurut saya keinginan. Karena dari rumah, si sulung udah saya bawakan bekal nasi dan lauk, buah, dan jajanan. Jadi duitnya harusnya sih utuh dan nggak dibelanjakan untuk beli jajan. Biasanya duitnya berkurang untuk iuran sedekah dan nabung. Tapi kalo hari Sabtu saya membebaskan si sulung untuk beli jajan. Seminggu sekali nggak apa deh. Meski dia juga jarang jajan karena perutnya katanya udah kenyang. Alhamdulillah, tanda bekalnya dimakan sampai habis. 


Karena sekarang mereka udah dewasa dan punya penghasilan sendiri, saya masih memantau juga lho. Terlebih saat ini ada banyak godaan beli ini itu yang bikin mereka gak bisa fokus nabung.


Apalagi suami dulu seusia si sulung, udah punya investasi rumah. Dengan gaji yang tak seberapa namun hidup hemat bisa kok punya rumah di usia muda. Sebelum menikah memang lebih baik investasi dulu untuk masa depan. Jadi ketika menikah, udah ada rumah untuk keluarga kecil nantinya.

Nah tips yang saya tuliskan ini memang diambil dari pengalaman suami dan tentunya dengan modifikasi sesuai jamannya. 

Tips Cermat Mengelola Keuangan Untuk Kaum Milenial :



Dengan membuat anggaran bulanan, kalian memiliki perencanaan biaya untuk sebulan. Anggaran ini bisa dibagi dalam dua pos biaya. Kebutuhan utama, seperti makan, tranportasi, tagihan listrik, angsuran rumah, dan biaya yang sekiranya lumayan besar dan selalu rutin muncul tiap bulan. 

Kebutuhan Sampingan atau tersier, seperti belanja outfit, traveling, hangout bareng teman, dan hiburan lainnya. Memang sekarang ini kebutuhan untuk bersenang-senang nampaknya harus dipersiapkan juga. Enggak apa kalo memang kalian punya anggaran yang cukup dan tidak mengganggu pos biaya utama.

Langkah berikutnya adalah...



Sejak masih lajang saya selalu menyisihkan duit gaji untuk membantu ibu, sedekah, dan traktir sepupu serta adik sebulan sekali. Saya yakin melakukan tiga hal ini tidak bakal membuat gaji saya habis. Saya udah punya anggaran untuk tiga hal ini, sedikit tapi sebisa mungkin rutin setiap bulan setelah menerima gaji. 

Hal ini saya ajarkan pada si sulung sejak masih sekolah. Sedekah itu wajib sebagai umat muslim yang menginginkan penghasilannya menjadi berkah. Minimal 2,5% dari gaji bulanan harus dibayarkan sedekahnya, bisa di masjid, panti asuhan, atau kerabat dan tetangga yang tidak mampu.

Kemudian, lakukan hal penting ini...



Jangan pernah menunda bayar tagihan yang menjadi kewajiban kalian. Seperti angsuran rumah, motor, biaya listrik, telpon, asuransi kesehatan, dan kewajiban lainnya. Ini penting banget menjadi prioritas agar kalian tidak stres dengan tunggakan atau denda yang bakal menambah biaya di luar anggaran.

Melalukan pembayaran segera setelah menerima gaji juga bakal bikin hati tenang. Ujungnya tentu aktivitas kalian lancar dan tidak perlu memikirkan hal yang seharusnya bukan masalah baru.

Tapi sebelumnya, lakukan terlebih dulu...



Hal pertama yang saya dan suami lakukan saat menerima gaji (waktu awal kerja hingga resign) adalah menabung. Sekecil apapun saya selalu menyisihkan di awal agar bisa nabung. Dan tabungan ini alhamdulillah menjadi penolong ketika saya membutuhkan dana untuk modal berjualan kain batik. Nah, ketika mendapatkan THR saya alokasikan duitnya untuk membeli perhiasan. 

Beda lagi dengan langkah suami yang hanya mampu menyisihkan duit tapi untuk digunakan bayar kuliah. Dia kasihan pada ibunya yang harus membagi penghasilan dari gaji guru untuk membiayai pendidikan adik-adiknya. Namun suami saat memperoleh gaji ke-13 dan THR, digunakannya untuk membayar uang pokok pinjaman KPR. Jaman dahulu suami membeli rumah dengan akad  kredit bisa menyicil pokok pinjaman pembelian rumah pada saat tertentu. Saya kurang tahu apa sekarang masih ada item seperti ini.

Intinya sama ya, saya dan suami sejak masih lajang sudah memikirkan langkah finansial untuk masa depan. Investasi suami dengan cara membeli rumah. Sementara saya memilih investasi perhiasan emas yang bisa dipakai. Cara saya memang tradisional seperti ibu-ibu jaman dulu yang senang beli emas saat punya rejeki berlebih. Nantinya perhiasan emas ini akan berguna dan menjadi dana darurat. Yang penting enggak beli perhiasan emas dan dalam selisih dua bulan dijual lagi, rugi bandar dong. 

Yang penting juga, lakukan hal remeh seperti...



Sebagai orang yang sekolah dan bekerja di bidang keuangan, saya dan suami tergolong tertib dalam hal menggunakan uang. Kami selalu mengutamakan kebutuhan yang wajib dipenuhi dibanding membeli sesuatu yang sekadar keinginan. 

Langkah yang saya lakukan adalah membuat laporan keuangan sederhana. Saya catat pengeluaran yang sudah terlaksana dalam buku khusus. Jaman dahulu saya selalu memasukkan uang yang udah tertulis dalam pos bugdet bulanan ke dalam amplop berbeda. Namun untuk pengeluaran kecil saya tidak catat karena biasanya diambil dari duit makan setiap hari.

Langkah ini sukses loh bikin saya mampu mengerem keinginan belanja yang nggak penting. Kalo suami sejak masih lajang udah tertib menggunakan uang gajinya. Saya memang banyak belajar pada dia sejak kami belum menikah. Hubungan pacaran enggak sekadar haha hihi bagi kami. Namun juga menjadi ajang diskusi dan saling belajar memahami setiap masalah dan menemukan solusinya. Termasuk sejak awal sebelum menikah sudah ada komitmen untuk terbuka ketika muncul masalah finansial.

_____________________________

Lantas apakah saya pernah tergoda untuk membelanjakan uang di luar anggaran rutin? Pernah dong, dan tergantung dengan apa yang saya beli. Karena saya jarang banget beli karena tergoda promo diskon atau hadiah yang ditawarkan oleh sales marketing. 

Saya membeli barang yang selalu menjadi kebutuhan. Misal ketika tahu rencana pernikahan kami setahun sebelumnya, saya udah menganggarkan belanja kebutuhan dapur. Seperti membeli mixer, kompor gas, karpet, dan barang lainnya. 

Mengapa saya memikirkan membeli perlengkapan dapur ini, bukan yang lainnya? Alasannya sederhana, karena begitu menikah pasti kami akan menempati rumah yang sudah dimiliki suami. Namanya juga rumah baru, isinya kosong, dan butuh barang atau perlengkapan penting untuk dapur. Aktivitas rumah tangga pasti didukung kegiatan dapur setiap hari, entah cuma bikin minum atau masak nasi. Kalo saya juga beli mixer, karena memang suka bikin kue sejak masih gadis. Sementara ibu saya nggak punya dan nggak pernah tertarik bikin kue. 

Godaan Jaman Yang Berbeda, Gimana Solusi Agar Anak Tetap di Jalur Yang Benar?

Saya suka menahan diri agar tidak membandingkan anak-anak dengan bapaknya. Saya hanya mengingatkan mereka kalo langkah menuju masa depan masih panjang. 

"Kalian pengen menikah usia berapa?"
Hening seketika suasan ruang tengah di rumah. 
"Kalo udah punya rumah," celetuk si sulung
"Trus apa usahamu agar bisa beli rumah sebelum nikah?"

Si sulung tersenyum mendengar pertanyaan ibunya ini. Dia memang udah investasi duitnya di reksadana di salah satu lembaga keuangan  dan koin emas di pegadaian. 



Sebelumnya saya sempat mengajak bicara si sulung yang senang beli minuman kekinian. Nyaris tiap hari, jajan minuman dan makanan. Kalo dia tidak menghentikan kebiasaan ini, bakal habis duit gajinya. Waktu itu melaju dan tidak pernah menunggu orang yang tidak merencanakan keuangannya dengan baik. Saya ingatkan dengan satu surat dalam Al-Qur'an. 

"Demi masa, sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi"

Iya kalo masih suka nongkrong di kafe, jajan tiap hari, dengan gaji UMR, apakah bisa nyimpan duit gaji? 
Saya bilang, berhemat itu bukan berarti kamu pelit. Namun belajar untuk menjadi cerdas dalam mengelola keuangan. Cerdas finansial agar kamu bisa mewujudkan semua mimpi-mimpi

Langkahnya masih jauh untuk memiliki rumah impiannya. Namun saya dan bapaknya terus memberikan suntikan semangat agar giat bekerja dan jangan lelah meminta bantuan pada Sang Khalik untuk mewujudkan keinginannya ini. Tak ada hal yang tak mungkin terjadi. Yang harus dilakukannya cukup tawakal dan istiqomah pada niatnya itu.


Memang cara mengatur duit dari jaman dulu hingga nanti pasti memiliki kesamaan. Nabung lah selagi muda dan belum ada kebutuhan penting, jangan foya-foya, agar masa tua bisa bahagia. Duhhh ini quote dari mana coba, hahahaa.

Saya sih ngak ingin menggurui karena bukan seorang financial planner. Namun paling enggak dari pengalaman selama menikah, kami bisa merdeka dalam hal keuangan. Kami memilih KPR saat pembelian rumah karena tahun 1992 itu suami masih kuliah sambil kerja. Alhamdulillah dari rencana jangka waktu 10 tahun angsuran, kami bisa melunasi pada tahun ke-6. Hal ini bisa terjadi karena suami adalah orang yang tertib dalam mengelola keuangan.

Harapan saya dan suami adalah anak-anak memiliki tujuan keuangan yang sehat. Karena dengan cerdas mengelola keuangan, insyaAllah apapun impian mereka bisa diwujudkan. Gimana menurut kalian? Sharing yuk. Wassalamualaikum.
Reading Time:

Senin, 19 Agustus 2019

Tetap Merasa Aman Saat Hamil dengan Memiliki Asuransi
Agustus 19, 2019 27 Comments
Tetap Merasa Aman Saat Hamil dengan Memiliki Asuransi

  


Assalamualaikum Sahabat. Siapa yang tidak merasa bahagia ketika kita sedang hamil? Tentu akan datang banyak ucapan syukur dan selamat dari suami, keluarga, teman, sahabat, bahkan dari rekan kerja. Sebagai ibu, kita tentu mendapat kepercayaan untuk menjaga seorang anak agar kita bimbing menjadi manusia yang sehat jasmani dan baik rohaninya.

Saat memutuskan menjadi orang tua, tentu ada banyak sekali pertimbangan yang harus kita pikirkan. Faktor kesehatan misalnya, di mana kita harus tetap menjaga diri agar si bayi tetap sehat juga. 

Ada banyak hal yang bisa kita lakukan dalam menjaga kesehatan kehamilan. Mulai dari makan makanan bergizi, olahraga yang tepat, serta mengatur pola hidup (istirahat yang cukup).

Rutin mengunjungi dokter untuk berkonsultasi juga bisa menjadi pilihan yang tepat kala masa kehamilan. Kita dan bayi akan dimonitor secara rutin, sehingga jika ada masalah kecil bisa terdeteksi sejak dini. Kesehatan ibu dan bayi sama pentingnya untuk dijaga. 

Proses Kelahiran Si Sulung Butuh Waktu 25 Jam


Menuliskan tentang kehamilan, saya jadi teringat saat si sulung masih di dalam rahim. Proses kehamilan si sulung saya jalani dengan lancar. Alhamdulillah tidak ada kendala selama kehamilan. 

Sayangnya saat itu saya hanya sekali melakukan pemeriksaan USG saat kehamilan masih 5 bulan. Setelah usia lima bulan hingga akan melahirkan, saya tidak lagi memeriksakan kondisi bayi dengan alat USG. Jadi ketika proses kelahiran baru diketahui dari pemeriksaan USG, bahwa bayi terlilit tali pusarnya sendiri.

Hal ini yang bikin proses kelahiran berlangsung cukup lama, hingga mencapai 25 jam. Saya udah lemah karena proses kelahiran cukup lama, harus dibantu dengan oksigen, dan diputuskan untuk cesar. Takutnya ntar bayinya tidak mendapat pasokan oksigen karena tali pusat yang melilit tubuhnya.

Namun saya menolak kelahiran cesar dengan alasan, proses pembukaan jalan rahin udah komplit. Masa iya bagian bawah udah kesakitan, eh ditambah bagian perut bakal sakit juga nantinya?! Bahkan rambut si sulung pun udah terlihat di jalan lahir. Akhirnya suami harus menandatangani surat yang isinya adalah, bila terjadi sesuatu hal dengan diri saya dan bayi kami, itu tanggung jawab kami.

Duhhh, sempat tegang juga perasaan ibu mertua yang ikut mendampingi saya di ruang bersalin. Tapi saya memang tegas meminta enggak mau cesar.  Bukan karena masalah keuangan, karena suami juga udah mempersiapkan biaya persalinan baby sejak lama di rekening tabungan. 

si sulung usia 10 bulan dengan babe
Alhamdulillah, dengan bantuan vakum, si sulung lahir dengan tangisan kencang. Bersyukur dari pengalaman si sulung, saya menjadi aware saat kehamilan anak kedua. Tiap tiga bulan sekali janin di dalam rahim dipantau dengan pemeriksaan USG. Terutama saat mendekati hari kelahiran. Maksudnya agar posisi bayi dan kendala yang mungkin muncul bisa diawasi dengan lebih awal. Nggak ada lagi drama udah bukaan 10, eh baru diputuskan operasi cesar.

Jadi, tanyakan pada dokter hal-hal apa saja yang diperbolehkan dan yang dilarang. Agar perkembangan janin bisa diawasi dengan baik. Siapa sih yang tidak mau punya bayi yang sehat dan pintar?

Namun, kita juga harus tahu bahwa ada risiko kesehatan pada saat kehamilan. Belum lagi seperti yang kita tahu proses dari kehamilan hingga melahirkan memiliki konsekuensi biaya yang tidak murah tentunya. 

Terlebih jika ada gangguan kesehatan, biaya yang dibutuhkan akan semakin besar. Padahal, kita sudah memiliki perencanaan keuangan yang dilakukan secara matang. Walau ada dana darurat, kita tidak tahu seberapa besar dana yang dibutuhkan suatu saat nanti.


Hal ini tentu saja memperberat biaya yang dibutuhkan jika ada risiko yang mengancam. Untuk lahir secara normal saja biayanya bisa hingga puluhan juga, bagaimana jika ada gangguan kesehatan? Belum lagi kita harus memikirkan biaya perawatan anak, pendidikannya di masa depan, dan banyak lagi lainnya. Masalah keuangan seperti ini tentu membuat kita menjadi pusing tujuh keliling.

Pentingnya Memiliki Asuransi Saat Hamil

Persiapan persalinan tentu membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya yang cukup berat. Idealnya rencana kelahiran harus selaras dengan rencana keuangan, sehingga tidak ada beban finansial yang terlalu berat nantinya. 

Namun namanya musibah siapa yang tahu. Bisa saja ada faktor risiko kesehatan yang muncul pada saat hamil, proses persalinan, atau sesudah bayi lahir. Risiko tersebut tentu bisa mengancam jiwa sang ibu dan anak. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menghindari hal-hal semacam itu. Salah satunya adalah dengan melakukan proteksi diri.

Melakukan proteksi diri, bahkan sebelum menikah sangat penting untuk dilakukan. Melihat faktor risiko kesehatan yang tinggi saat kehamilan, tentu perencanaan yang baik bisa menghindarkan kita dari masalah kesehatan bahkan keuangan. 

Salah satunya adalah dengan memiliki asuransi kesehatan yang bisa melakukan proteksi pada keuangan kita saat ini dan di masa depan. Dengan adanya asuransi kesehatan membuat kita menjadi tenang, nyaman, dan aman pada masa kehamilan dan proses persalinan nantinya.


Setelah masa kehamilan selesai, siapa yang tahu bahwa kita masih tetap produktif jika sebelumnya memiliki pekerjaan? Siapa yang tahu risiko kesehatan akan muncul lebih banyak lagi? 

Bahkan setelah memiliki anak risiko terkena gangguan kesehatan akan semakin tinggi. Ancaman tersebut tentu menjadi alasan yang kuat mengapa kita harus memiliki asuransi. Melindungi diri, anak, dan keluarga adalah hal yang sangat penting. Kita tidak bisa membiarkan mereka dalam masa depan yang tidak jelas.

Kita juga tidak boleh merasa cukup dengan jumlah uang dan investasi yang kita miliki saat ini. Siapa yang tahu karena gangguan kesehatan yang kita alami saat hamil akan menghabiskan banyak uang untuk pengobatan. Asuransi bisa melindungi kita dari masalah finansial seperti itu. Tidak perlu lagi khawatir bagaimana masa depan buah hati dan diri kita sendiri setelah melahirkan. 

Memiliki asuransi sedini mungkin bisa melindungi kita dari berbagai macam kemungkinan terburuk. Dengan demikian biaya lain bisa dipergunakan untuk pendidikan anak di masa depan. Bagaimana menurut sahabat? Wassalamualaikum.
Reading Time: