My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi: Tips Mengelola Keuangan
Tampilkan postingan dengan label Tips Mengelola Keuangan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tips Mengelola Keuangan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 03 November 2021

Perencanaan Keuangan Untuk Membangun Keluarga Yang Tangguh Secara Finansial
November 03, 2021 40 Comments

 


Assalamualaikum Sobat. Udah akhir bulan gini, apa kabar duit di dompet? Alhamdulillah kalo sobat udah terima transferan dari suaminya. Atau transferan gaji dari pekerjaan freelancer atau jualan. Bersyukur ya Moms, masih ada pemasukan duit gaji suami atau usaha sampingan. 

Saya sejak awal menikah sudah menjadi manajer keuangan, karena suami nggak mau ribet urusan di rumah. Sebagai pengantin baru yang lagi semangat mengelola keuangan kami berdua, saya udah memutuskan bakal mencatat setiap pengeluaran. Ya gini deh kalo kerja di bagian akuntasi, udah kebiasaan mencatat penerimaan dan pengeluaran.

Sebenarnya saya terinspirasi dari suami yang sudah pintar mengelola penghasilannya sejak muda. Sehingga belum menikah aja udah bisa membeli rumah sendiri. Rumah itu juga yang kami tempati begitu nikah. Jadi bersyukur nggak ngalami kontrak rumah.

Dari suami juga saya belajar mengenal asuransi, terutama asuransi kebakaran, pendidikan dan jiwa. Baru ketika kami memiliki mobil, sudah bertambah pula dengan asuransi kecelakaan.

Namun tetap saja saya suka ragu kalo ingin menambah asuransi kesehatan untuk diri sendiri sebagai perempuan. Katanya perempuan rentan penyakit, seperti kanker, osteoporosis, atau infeksi saluran kencing. Apabila sampai mengalami penyakit ini, bakal membutuhkan biaya yang tidak sedikit bila telat ddiagnosa. Aduuhhh jangan sampai terjadi deh.


Blogger Gathering KEB X Prudential Indonesia

Beruntung banget saya berkesempatan gabung dalam Prudential Indonesia Blogger Gathering, dengan tema "Membangun Keluarga Yang Tangguh Secara Finansial Melalui Asuransi. Blogger Gathering yang diikuti oleh 40 perempuan dari Komunitas Emak Blogger (KEB). Siang yang hot krispi rasanya itu, tak terasa begitu duduk dan menatap layar laptop untuk gabung dalam Zoom gathering dipandu oleh host kece Mak Ketua KEB Ely Nurul. 




Dengan narasumber berikut ini :

✅Luskito Hambali - Chief Marketing and Communications Officer Prudential Indonesia

✅ Bondan Margono - Head of Sharia Strategic Development Prudential Indonesia

✅ Aliyah Natasya - Financial Advisor

✅ Lidya Fitrian - Blogger & Anggota KEB


Di awal Bapak Luskito Hambali menjelaskan hasil survey tentang 85% kebutuhan belanja diatur oleh istri atau ibu rumah tangga sebagai menteri keuangan. Yang sangat disayangkan pula sekitar 50% perempuan merasa nggak pede dengan keputusan belanja untuk keluarganya. Bahkan ada 62% dari perempuan ini yang kebingungan saat mengambil keputusan. 


Menurut data dari OJK tahun 2019, tingkat literasi keuangan Indonesia baru mencapai 38,33%. Nah detilnya berdasar gender, tingkat literasi perempuan tentang keuangan hanya 36,13 %, sementara laki-laki ada 39,94 %.

Hmm, bener gak sih, Moms? Nanti deh ya bakal saya jelaskan lengkap. Dan menurut Bapak Kiki, sapaan akrab beliau,"Prudential memiliki visi membantu masyarakat agar hidup lebih baik dengan asuransi yang terjangkau."


Prudential Indonesia memiliki kepedulian dengan berbagai inisiatif memberikan kesadaran pada masyarakat tentang pentingnya asuransi. Kegiatan blogger gathering ini menjadi salah satu rangkaian Bulan Inklusi Keuangan. 

Silahkan baca :

Literasi Produk Jasa Keuangan di Virtual Booth Prudential Indonesia

Tujuannya agar perempuan mendapatkan wawasan yang tepat untuk mengatur keuangan  rumah tangga. Juga untuk mempelajari alokasi penghasilan termasuk untuk perlindungan asuransi jiwa dan kesehatan yang berbasis syariah.


Mengenal Asuransi Bersama Bapak Bondan Margono

Bincang selanjutnya bersama Bapak Bondan Margono yang menjelaskan skema asuransi syariah. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Prudential Indonesia, sebanyak 7 % orang Indonesia yang memiliki asuransi. 


Namun perlu diketahui, minat orang terhadap kebutuhan proteksi makin meningkat mungkin karena kondisi pandemi. Hasil survey dari 5 ribu responden, 58% orang bermint pada asuransi jiwa syariah. Sementara sekitar 44% dari kaum milenial membutuhkan asuransi.


Nah untuk sikap individu setiap orang punya pilihan saat menghadapi risiko dalam hidup mereka. Menurut Pak Bondan, setiap orang memiliki pilihan untuk menghindari risiko, meminimalisir, berbagi risiko, mengalihkan, atau menerima risiko. 



Asuransi pada dasarnya adalah salah satu strategi me-manage risiko. Yang membutuhkan asuransi adalah yang punya tanggungan. Dalam hal ini tentu saja kepala keluarga atau orang yang memiliki penghasilan dalam keluarga. Asuransi dibutuhkan karena fungsinya :



  • Perlindungan Pendapatan karena ketika yang menjadi tulang punggung keluarga meninggal dunia, ahli warisnya akan mendapatkan manfaat dari polis yang dimiliki tertanggung.
  • Dana Darurat, untuk jaga-jaga bisa digunakan ketika kondisi mendesak seperti saat pandemi
  • Perlindungan Kesehatan, untuk kesehatan seperti jamsostek, bpjs, namun dengan skema yang berbeda dan memberikan manfaat lebih
  • Warisan, keluarga yang ditinggalkan bisa memulai hidup tanpa adanya kepala keluarga
  • Dana Pensiun, bagaimana ketika kepala keluarga tidak produktif dan hidup bisa tetap berjalan
  • Perlindungan Dana Pendidikan, misal terjadi sesuatu pada seoarng ayah, dengan perencanaan keuangan yang tepat, pendidikan anak-anaknya bisa tetap berlanjut 


Intinya asuransi dibutuhakan untuk meminimalisir dampak finansial yang mungkin terjadi pada keluarga tersebut. Asuransi bukan untuk mendapatkan keuntungan. Nah kalo ada orang yang mencari keuntungan dari asuransi, itu salah banget.

 

Lebih jauh dijelaskan bahwa secara garis besar ada dua pembagian asuransi, berdasarkan jenisnya :

Asuransi Tradisional 

  • Dwiguna, dalam satu polis ada dua manfaat yang berhubungan untuk proteksi, misalnya kesehatan, kematian, penyakit kritis. Dan manfaat nilai tunai (untuk investasi / tabungan)
  • Berjangka, yang berhubungan dengan periode perlindungan  yang diberikan. Misalnya bisa 1 tahun, 5, tahun, atau 10 tahun.
  • Whole life, polis yang berlaku seumur hidup. Yang dimaksudkan seumur hidup sebenarnya ada batasan. Yaitu misalkan tertanggung masih hidup hingga usia 99 tahun, manfaat akan diberikan.

Unit Link

Untuk Unik link ini hampir sama dengan Dwiguna. Yang membedakan adalah kita bisa tahu kinerja investasinya seperti apa. Yang membedakan unit link dan tradisional adalah kebutuhan proteksi apa aja yang dibutuhkan. Jadi di Unit link bisa ditambahkan proteksi baru. Misalkan di awal beli Unik Link hanya beli proteksi kematian. Di tengah jalan kita bisa menambahkan proteksi penyakit kritis. Kalo Asuransi Tradisional hanya bisa disematkan di awal dan nggak bisa ditambahkan lagi. 


Nah, Mari Bicara Tentang Asuransi Syariah

Tercantum dalam fatwa DSN MUI No. 21/DSN-MUI/X/2001 : 

Asuransi Syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk asset dan atau Tabarru', yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad yang sesuai dnegan syariah 


Ada 3 hal penting yang melandasi asuransi syariah :

- Saling Melindungi
- Dana Tabarru' (dana tolong menolong atau kebajikan)
- Harus sesuai dengan syariah

Asuransi syariah ini hadir untuk memenuhi elemen yang tidak bisa dipenuhi oleh asuransi jiwa konvensional. 

Lantas, di mana letak perbedaan Asuransi Syariah dan Konvensional? Cek yuk :


✅ Prinsip Dasar

Asuransi Syariah : Risk Sharing. Asuransi Jiwa Syariah adalah dengan mengumpulkan peserta, dengan akad antara peserta yang disebut hibah iuran Tabarru'. 

Asuransi Konvensional : Risk Transfer, prinsip dasarnya dengan berbagi risiko. Sementara untuk Asuransi Jiwa Konvensional adalah dengan mengeluarkan premi pada tertanggung yang dikelola oleh penanggung.

✅ Perjanjian

Asuransi Syariah : Akad memiliki perjanjian tolong menolong, dengan mengumpulkan dana (Tabarru') antara peserta oleh perusahaan yang disebut wakalah bil ujrah. 

Asuransi Konvensional :  Akad antara tertanggung dan penanggung ini disebut jual beli.

✅ Peran Perusahaan

Asuransi Syariah : perusaaan sebagai pengelola dana tabarru', dan yang akan menginvestasikan pada instrumen asuransi syariah.
Asuransi Konvensional :Perusahaan asuransi sebagai penangguh risiko jika sewaktu-waktu tertanggung mengajukan klaim.

✅ Surplus Underwriting (Penyeleksian pembayaran klaim)

Asuransi Syariah : dikembalikan ke Dana Tabarru' atau diberikan ke peserta. Pembayaran klaim diberikan ke perusahaan.
Asuransi Konvensional : Menjadi milik perusahaan

✅ Pengawasan

Asuransi Syariah, diawasi oleh OJK, Manajemen Internal, dan Dewan Pengawas Syariah (DPS)
Asuransi Konvensional : operasional diawasi oleh OJK dan Manajemen Internal

✅ Jenis Investasi

Asuransi Syariah : Jenis instrumen investasi wajib yang berbasis syariah

Asuransi Konvensioanl : jenis instrumen investasi tidak wajib yang berbaasis syariah.


Dalam Islam untuk transaksi jual beli, harga harus jelas, dan apa yang didapat harus jelas juga. Nah, tentang kapan jasa yang didapatkan itu yang tidak jelas karena memang tergantung takdir. Ini lah yang tidak sesuai dnegan prinsip dasar asuransi jiwa syariah.

Jadi konsep asuransi jiwa syariah memang hadir untuk saling tolong menolong. Ada sekumpulan orang yang ingin mendapat proteksi misal terjadi sesuatu. Caranya dengan mengumpulkan dana tabaru'. Jadi ketika seseorang mengalami resiko musibah, dana akan diambil dari dana ini. Itu lah mengapa nasabat asuransi syariah bukan dinamakan tertanggung tapi peserta. 


Lantas tugas perusahaan asuransi syariah ngapain? Tenang, perusahaan bertugas membantu peserta mengumpulkan, mencari lebih banyak orang yang ikut agar dana tabarru' lebih besar sehingga lebih banyak manfaat yang diterima oleh orang yang mengalami risiko.


Sesuai prinsip dalam Islam, ada transaksi yang dihindari dalam Asuransi Syariah, yaitu :

  • GHARAR, yaitu kondisi ketidakjelasan yang tidak diperbolehkan jika terjadi pada Kontrak Komersial atau Jual Beli. Misalnya, kapan uang pertanggunggan akan dibayarkan.
  • RIBA, adanya tambahan yang terjadi pada transaksi hutang atau jual beli yang tidak memenuhi ketentuan syariah. Misalnya, beli uang kecil yang akan mendapatkan uang besar.
  • MAYSIR, yaitu taruhan yang menempatkan keuntungan salah satu pihak menjadi kerugian pihak lain diakibatkan transaksi tersebut. Contohnya adalah judi, dan taruhan.

Dan perlu juga kalian ketahui, bukan hanya muslim yang berminat dengan asuransi jiwa syariah Prudential. Banyak peserta yang non muslim juga berminat, karena prinsip sifat tolong menolong.

Ada anggapan asuransi syariah lebih mahal dibanding konvensional?

Segala yang kita butuhkan itu sesuai dengan kemampuan masing-masing. Murah dan mahalnya itu sesuai dengan manfaat yang kita harapkan. Kalo butuhnya kesehatan ya difokuskan untuk asuransi kesehatan. Nanti ketika penghasilan kita bertambah, bisa ditambahkan juga proteksi lainnya.


Nah, udah tahu kan bagaimana perbedaan asuransi jiwa syariah dan konvensional? Lantas, mengapa Pilih Asuransi Jiwa Syariah? Asuransi jiwa syariah itu salah satu bentuk ikhtiar dalam menghadapi risiko. Dan berikut ini prinsipnya :

  1. Nilai tolong menolong, asuransi syariah tidak hanya melindungi diri kita sendiri dan keluarga. Tapi juga membantu keluarga lain, sehingga hidup menjadi lebih berkah.
  2. Bersifat universal, yang artinya asuransi ini berbasis syariah dengan nilai baik yang sesuai untuk semua.
  3. Sesuai prinsip syariah, yaitu bebas dari Gharar, Maysir, dan Riba
  4. Ada Keadilan dalam operasional, baik peserta maupun perusahaan memiliki hak dan tangguh jawab. Peserta akan mendapatkan haknya bila ikut iuran (dana Tabarru'). Sementara perusahaan asuransi yang mengelola asuransi syariah, mendapat upah yang disebut ujrah.
  5. Transparansi keuangan, kantong-kantong yang ada dalam asuransi jiwa syariah udah jelas.


Dalam kesempatan tersebut, Pak Bondan menjelaskan bahwa produk digital di Prudential dimulai dengan harga yang terjangkau, yaitu 8 ribu rupiah per bulan dengan proteksi asuransi jiwa saja. Kalo bayarnya tahunan bisa hanya 5 ribu per bulan. Kalo butuhnya periode tertentu ya udah piliha aja sesuai kebutuhan. Tuh kaan terjangkau banget. Kita jajan kopi kekinian aja nggak boleh dengan harga segitu.


Jadi tergantung dengan kebutuhan dan produk asuransi, misalkan kepala keluarga masih bekerja, lebih baik tetap ikut asuransi jiwa. Untuk batas waktu tidak ada tapi waktu yang tepat itu ada. Misal ada batas waktu usia 65 tahun, tidak bisa mendaftar sebagai peserta karena sudah tidak produktif. Atau ada juga seleksi di awal gugur karena udah ada penyakit yang memang tidak termasuk dalam proteksi. 


Untuk klaim sama aja, asal terpenuhi syarat, klaim akan dikembalikan. Yang penting kenali perusahaannya, detil apa yang harus dilakukan dan didapatkan nantinya. Yang membedakan hanya sumber dananya, kalo asuransi konvensional dari perusahaannya sementara asuransi syariah dari kumpulan orang-orang dari dana tabarru'. 


Pengalaman Lidya Fitrian Menjadi Peserta Asuransi

Blogger gathering juga menghadirkan Lidya Fitrian, teman blogger yang juga anggota KEB. Lidya akan berbagi pengalamannya sebagai pengguna asuransi Prudential. 


Lidya sendiri memutuskan ikut asuransi karena merasa parno dengan masa depan anak-anaknya. DIa ingin memberikan proteksi asuransi keluarga. Saat ini Lidya memiliki 4 polis prulink dari Prudential. Menurutnya,"kita tidak pernah tahu resiko di masa deapan."


Dia juga mengatakan sebenarnya kadang menemukan kesulitan dengan pembayaran premi. Bukan jumlah yang sedikit kalo untuk membiayai 4 polis asuransi. Namun dia menganggap ikut asuransi merupakan alasannya agar mendapatkan proteksi jangka panjang. Terbukti sempat ingin menghentikan satu polis milik suaminya, untungnya nggak jadi. Saat itu suaminya mengalami kecelakaan. Mereka terbantu dengan dana darurat dan asuransi karena proses pengobatan dan pemulihannya membutuhkan dana yang besar.


Financial Planning Untuk Keluarga

Asuransi untuk keluarga itu yang cocok seperti apa? Sebelum membicarakan asurani yang tepat, Aliyah Natasha, finanial Advisor mengingatkan pentingnya dua hal. Ternyata banyak perempuan yang tidak melakukan financial planning dan ada pula yang telat melakukan financial planning. Hayoloh siapa coba yang telat atau bahkan tidak melakukan financial planning?


Ahhh nggak usah nyari siapa, tapi mengapa sih perempuan abai? Ternyata karena perempuan percaya pada Mitos-Mitos Keuangan




Apa aja mitos-mitos keuangan? Berikut ini :

- Penghasilan besar jaminan ketahanan finansial


Berapapun jumlah penghasilan kamu, jika tidak dikelola dengan baik akan mencelakakan hidupmu. Karena kamu tidak selamanya sehat, pasanganmu bisa saja sakit, meninggal, dan itu takdir. Atau seperti sekarang, banyak yang kena PHK terdampak dari pandemi. Risiko hidup selalu ada dan tidak tahu kapan akan terjadi. 

- Berinvestasi ketika uang sudah banyak dan mencapai hal-hal tertentu

Semakin early/dini mulai berinvestasi, semakin banyak waktu untuk membuat uang bertumbuh atau berkembang. Karena kekuatan itu ada di waktu bukan di nominalnya. Jadi kita dipaksa investasi untuk meminimalisir risiko. Padahal  resiko tidak berinvestasi sejak dini karena musuh utama kita adalah inflasi. Nilai uang akan merosot dan kalah dengan inflasi setiap tahunnya.

- Mengelola keuangan pribadi adalah hal yang sulit 

Ketahanan keluarga itu dari finansial, sayang banget kalo sampai tidak merencakan keuangan sejak dini. Hidup akan lebih sulit dan dipenuhi penyesalan jika kamu tidak mengendalikan dan mengelola keuangan.

Perempuan Mandiri Finansial 

Aliyah menyebutkan secara fakta, 75 % dari perempuan berusia lebih dari 45 tahun, baik yang lajang maupun yang udah menikah, mampu membuat keputusan finansial. Seperti belanja untuk kebutuhan keluarga, yang nominalnya kecil. Tapi perempuan tidak pede untuk mengambil keputusan yang besar seperti membeli rumah, asuransi, dan lainnya.

Ingat kebahagian adalah kita yang menentukan, bukan pasangan ataupun keluarga kita. Kalo tidak sedari dini memilih keputusan yang terbaik, kapan lagi kita akan menentukan hal penting dalam hidup?

Nah, sebenarnya perempuan itu tekun dan jauh lebih teliti saat mencari info dari sumber yang terpercaya untuk keputusan finansialnya. Dia lebih waspada dan berhati-hati, melakukan riset dulu lah. Tapi tetap saja perempuan butuh diyakinkan dengan keputusan yang diambilnya.


Financial Planning Journey :

Dulu awal saya menikah dan membuat catatan penghasilan serta pengeluaran, sempat ditertawakan loh. Bahkan ada yang menyebut saya pelit karena mencatat pengeluaran. Saya hanya tersenyum dan tidak membalas ucapan kerabat. Bagi saya, rumah tangga memiliki aturan masing-masing. Enggak boleh ada yang mencampuri keuangan kami. 

Saya sebenarnya tidak mencatat pengeluaran kecil, seperti beli garam misalnya. Saya merencanakan anggaran dengan mengelompokkan pengeluaran yang besar. Seperti biaya Telpon, listrik, dan air dalam satu pos, uang transport, uang masak, uang belanja bulanan sembako, uang untuk orang tua saya, sedekah, dan uang jajan. 


Nah, sebelum saya masukkan uang tersebut dalam amplop, saya ambil dulu untuk sedekah dan tabungan. Nilainya juga cukup masuk akal, untuk sedekah adalah 5 % dari gaji. Sedangkan untuk tabungan sebesar 30 % dari gaji. 


Ternyata apa yang saya lakukan merupakan kegiatan keuangan yang udah benar. Seperti yang dituturkan oleh Mba Aliyah. Jangan sampai gaji menguap begitu saja, tanpa kita sadari untuk apa aja uang yang udah keluar itu. Langkah yang disarankan adalah membuat budget selama satu tahun. Sepanjang pengeluaran yang dikeluarkan tidak menyalahi budget, ya udah nggak perlu budgeting ulang. 

Untuk apa dilakukan budgeting? Perlu diketahui bahwa eksekusi dilakukan setelah melakukan financial planner ada pada :

- Wealth protection, yaitu perlindungan untuk kesehatan dan finansial. Kalo kita tidak sehat, bagaimana bisa mencari uang kan.

- Wealth Creation, yaitu bagaimana caranya agar uang yang kita tabung bisa menjadi income tambahan. Atau bisa menjadi sumber dana pensiun saat kita tua atau sudah tidak produktif. 


Budgeting udah, lantas untuk ikut asuransi langkahnya apa aja? Yuk, simak ya :


- Know your Budget 

Kenali dulu budget untuk  alokasi asuransi ini berapa yang dibutuhkan. Berapa alokasi dana yang mampu kamu siapkan setiap bulannya. Karena asuransi itu bayarnya setiap bulan sampai masa pertangguhan yang disetujui selesai. Kalo kamu berhenti membayar di bulan ke-15 misalnya, otomatis gugur. Jadi harus tahu kemampuan keuanganmu untuk membayar premi tiap bulannya.

Misal kan seorang freelancer atau pekerja yang penghasilannya tidak tetap setiap bulannya. Lakukan langkah budgeting per tiga bulan. Ambil rata-rata jumlah penghasilan dan kemampuan kamu mengalokasikan dana untuk asuransi.

- Know your need 

Tahu dengan berapa budget yang dimiliki, kamu jadi tahu kebutuhan apa yang diprioritaskan pertama. Biasanya yang diutamakan adalah asuransi jiwa. Karena ketika pencari nafkah meninggal, ada dana dari klaim asurani untuk sumber kehidupan mereka. Yang kedua asuransi kesehatan, dan baru lah yang ketiga asuansi tambahan lain. Seperti asuransi kebakaran, atau asuransi kecelakaan (mobil).

- Know your insurance company

Kenalan dulu dengan perusahaan asuransi. Kamu bisa bertanya pada teman yang udah punya asuransi serupa. Tanya reputasinya, historis perusahaannya dalam pencairan klaim. Maksudnya agar tahu kemampuan finansial mereka dalam membayar dana ke peserta asuransi. 

- Why Sharia?

Asuransi syariah memiliki nilai kekeluargaan, dana yang dikumpulkan dilakukan secara gotong royong, dan surplus underwiting

Nah, sobat lakukan pengelolaan keuangan keluarga, dengan melakukan pencatatan. Karena kalo tidak ada pencatatan ini tidak ada kontrol dengan uang kita. Uang masuk dan keluar, selain lupa mencatat, juga kesadaran diri yang kurang menjadi penyebab bocor alus. Sering kan ini jadi alasan?!


Sebenarnya pengeluaran yang ada juga nggak masalah. Sepanjang kita coba tanya pada diri sendiri :"Uang yang kita punya dimanfaatkan untuk apa? Mungkin untuk biaya les anak-anak." Ini untuk kebutuhan masa depan anak-anak, ya enggak masalah.

Tips dari mba Aliyah :

Saat melakukan asuransi, kasih waktu 3 hari atau seminggu untuk mengisi formulir asuransi jiwa atau kesehatan. Di situ akan dituliskan riwayat kesehatan apa aja. Hal ini kaitannya dengan penyakit apa aja yang udah pernah dialami. Nantinya klaim tidak bisa diberikan karena kecerobohan saat pengisian data.



Nah udah semua yang saya catat dalam zoom Blogger Gathering tertulis di sini. Semoga bisa menjadi pencerahan untuk kita semua. Saya juga masih terus belajar kok, agar jangan bocor alus tiap bulan. 


Wajar ada pengeluaran dadakan yang di luar budget. Sepanjang pasangan dan kita sepakat, bagi kami bukan masalah. Saya sendiri selalu jujur soal keuangan keluarga. Bagaimana pun uang yang diberikan suami adalah amanah untuk keluarga kita. Begitu kaan. Wassalamualaikum.

Reading Time:

Minggu, 22 November 2020

Mengajak Anak Belajar Sehat Finansial
November 22, 2020 26 Comments

Assalamualaikum Sobat. Sejak anak-anak usia sekolah dasar, saya udah mengajak mereka belajar mengelola keuangan. Dari hal remeh dan receh kayak mengatur uang saku yang saya berikan. Mereka bebas menggunakan uang saku yang udah diterima tapi tetep ya bertanggung jawab. Karena biasanya akan ada laporan receh juga yang bakal mereka berikan pada saya.


Jadi sejak kelas 3 SD, si sulung saya ajarkan ngurus duitnya sendiri. Tentu saja duit yang didapatkan dari uang saku mingguan. Saya memang mengajak anak-anak untuk mengelola duit saku dengan cara memberinya secara mingguan. 

Menurut saya, usia 8 tahun udah bisa kok diajari cara menggunakan duit untuk membeli kebutuhannya. Ingat ya kebutuhan, bukan keinginan. 

Contohnya nih, beli jajan, menurut saya keinginan. Karena dari rumah, si sulung udah saya bawakan bekal nasi dan lauk, buah, dan jajanan. Jadi duitnya harusnya sih utuh dan nggak dibelanjakan untuk beli jajan. Biasanya duitnya berkurang untuk iuran sedekah dan nabung. Tapi kalo hari Sabtu saya membebaskan si sulung untuk beli jajan. Seminggu sekali nggak apa deh. Meski dia juga jarang jajan karena perutnya katanya udah kenyang. Alhamdulillah, tanda bekalnya dimakan sampai habis. 


Karena sekarang mereka udah dewasa dan punya penghasilan sendiri, saya masih memantau juga lho. Terlebih saat ini ada banyak godaan beli ini itu yang bikin mereka gak bisa fokus nabung.


Apalagi suami dulu seusia si sulung, udah punya investasi rumah. Dengan gaji yang tak seberapa namun hidup hemat bisa kok punya rumah di usia muda. Sebelum menikah memang lebih baik investasi dulu untuk masa depan. Jadi ketika menikah, udah ada rumah untuk keluarga kecil nantinya.

Nah tips yang saya tuliskan ini memang diambil dari pengalaman suami dan tentunya dengan modifikasi sesuai jamannya. 

Tips Cermat Mengelola Keuangan Untuk Kaum Milenial :



Dengan membuat anggaran bulanan, kalian memiliki perencanaan biaya untuk sebulan. Anggaran ini bisa dibagi dalam dua pos biaya. Kebutuhan utama, seperti makan, tranportasi, tagihan listrik, angsuran rumah, dan biaya yang sekiranya lumayan besar dan selalu rutin muncul tiap bulan. 

Kebutuhan Sampingan atau tersier, seperti belanja outfit, traveling, hangout bareng teman, dan hiburan lainnya. Memang sekarang ini kebutuhan untuk bersenang-senang nampaknya harus dipersiapkan juga. Enggak apa kalo memang kalian punya anggaran yang cukup dan tidak mengganggu pos biaya utama.

Langkah berikutnya adalah...



Sejak masih lajang saya selalu menyisihkan duit gaji untuk membantu ibu, sedekah, dan traktir sepupu serta adik sebulan sekali. Saya yakin melakukan tiga hal ini tidak bakal membuat gaji saya habis. Saya udah punya anggaran untuk tiga hal ini, sedikit tapi sebisa mungkin rutin setiap bulan setelah menerima gaji. 

Hal ini saya ajarkan pada si sulung sejak masih sekolah. Sedekah itu wajib sebagai umat muslim yang menginginkan penghasilannya menjadi berkah. Minimal 2,5% dari gaji bulanan harus dibayarkan sedekahnya, bisa di masjid, panti asuhan, atau kerabat dan tetangga yang tidak mampu.

Kemudian, lakukan hal penting ini...



Jangan pernah menunda bayar tagihan yang menjadi kewajiban kalian. Seperti angsuran rumah, motor, biaya listrik, telpon, asuransi kesehatan, dan kewajiban lainnya. Ini penting banget menjadi prioritas agar kalian tidak stres dengan tunggakan atau denda yang bakal menambah biaya di luar anggaran.

Melalukan pembayaran segera setelah menerima gaji juga bakal bikin hati tenang. Ujungnya tentu aktivitas kalian lancar dan tidak perlu memikirkan hal yang seharusnya bukan masalah baru.

Tapi sebelumnya, lakukan terlebih dulu...



Hal pertama yang saya dan suami lakukan saat menerima gaji (waktu awal kerja hingga resign) adalah menabung. Sekecil apapun saya selalu menyisihkan di awal agar bisa nabung. Dan tabungan ini alhamdulillah menjadi penolong ketika saya membutuhkan dana untuk modal berjualan kain batik. Nah, ketika mendapatkan THR saya alokasikan duitnya untuk membeli perhiasan. 

Beda lagi dengan langkah suami yang hanya mampu menyisihkan duit tapi untuk digunakan bayar kuliah. Dia kasihan pada ibunya yang harus membagi penghasilan dari gaji guru untuk membiayai pendidikan adik-adiknya. Namun suami saat memperoleh gaji ke-13 dan THR, digunakannya untuk membayar uang pokok pinjaman KPR. Jaman dahulu suami membeli rumah dengan akad  kredit bisa menyicil pokok pinjaman pembelian rumah pada saat tertentu. Saya kurang tahu apa sekarang masih ada item seperti ini.

Intinya sama ya, saya dan suami sejak masih lajang sudah memikirkan langkah finansial untuk masa depan. Investasi suami dengan cara membeli rumah. Sementara saya memilih investasi perhiasan emas yang bisa dipakai. Cara saya memang tradisional seperti ibu-ibu jaman dulu yang senang beli emas saat punya rejeki berlebih. Nantinya perhiasan emas ini akan berguna dan menjadi dana darurat. Yang penting enggak beli perhiasan emas dan dalam selisih dua bulan dijual lagi, rugi bandar dong. 

Yang penting juga, lakukan hal remeh seperti...



Sebagai orang yang sekolah dan bekerja di bidang keuangan, saya dan suami tergolong tertib dalam hal menggunakan uang. Kami selalu mengutamakan kebutuhan yang wajib dipenuhi dibanding membeli sesuatu yang sekadar keinginan. 

Langkah yang saya lakukan adalah membuat laporan keuangan sederhana. Saya catat pengeluaran yang sudah terlaksana dalam buku khusus. Jaman dahulu saya selalu memasukkan uang yang udah tertulis dalam pos bugdet bulanan ke dalam amplop berbeda. Namun untuk pengeluaran kecil saya tidak catat karena biasanya diambil dari duit makan setiap hari.

Langkah ini sukses loh bikin saya mampu mengerem keinginan belanja yang nggak penting. Kalo suami sejak masih lajang udah tertib menggunakan uang gajinya. Saya memang banyak belajar pada dia sejak kami belum menikah. Hubungan pacaran enggak sekadar haha hihi bagi kami. Namun juga menjadi ajang diskusi dan saling belajar memahami setiap masalah dan menemukan solusinya. Termasuk sejak awal sebelum menikah sudah ada komitmen untuk terbuka ketika muncul masalah finansial.

_____________________________

Lantas apakah saya pernah tergoda untuk membelanjakan uang di luar anggaran rutin? Pernah dong, dan tergantung dengan apa yang saya beli. Karena saya jarang banget beli karena tergoda promo diskon atau hadiah yang ditawarkan oleh sales marketing. 

Saya membeli barang yang selalu menjadi kebutuhan. Misal ketika tahu rencana pernikahan kami setahun sebelumnya, saya udah menganggarkan belanja kebutuhan dapur. Seperti membeli mixer, kompor gas, karpet, dan barang lainnya. 

Mengapa saya memikirkan membeli perlengkapan dapur ini, bukan yang lainnya? Alasannya sederhana, karena begitu menikah pasti kami akan menempati rumah yang sudah dimiliki suami. Namanya juga rumah baru, isinya kosong, dan butuh barang atau perlengkapan penting untuk dapur. Aktivitas rumah tangga pasti didukung kegiatan dapur setiap hari, entah cuma bikin minum atau masak nasi. Kalo saya juga beli mixer, karena memang suka bikin kue sejak masih gadis. Sementara ibu saya nggak punya dan nggak pernah tertarik bikin kue. 

Godaan Jaman Yang Berbeda, Gimana Solusi Agar Anak Tetap di Jalur Yang Benar?

Saya suka menahan diri agar tidak membandingkan anak-anak dengan bapaknya. Saya hanya mengingatkan mereka kalo langkah menuju masa depan masih panjang. 

"Kalian pengen menikah usia berapa?"
Hening seketika suasan ruang tengah di rumah. 
"Kalo udah punya rumah," celetuk si sulung
"Trus apa usahamu agar bisa beli rumah sebelum nikah?"

Si sulung tersenyum mendengar pertanyaan ibunya ini. Dia memang udah investasi duitnya di reksadana di salah satu lembaga keuangan  dan koin emas di pegadaian. 



Sebelumnya saya sempat mengajak bicara si sulung yang senang beli minuman kekinian. Nyaris tiap hari, jajan minuman dan makanan. Kalo dia tidak menghentikan kebiasaan ini, bakal habis duit gajinya. Waktu itu melaju dan tidak pernah menunggu orang yang tidak merencanakan keuangannya dengan baik. Saya ingatkan dengan satu surat dalam Al-Qur'an. 

"Demi masa, sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi"

Iya kalo masih suka nongkrong di kafe, jajan tiap hari, dengan gaji UMR, apakah bisa nyimpan duit gaji? 
Saya bilang, berhemat itu bukan berarti kamu pelit. Namun belajar untuk menjadi cerdas dalam mengelola keuangan. Cerdas finansial agar kamu bisa mewujudkan semua mimpi-mimpi

Langkahnya masih jauh untuk memiliki rumah impiannya. Namun saya dan bapaknya terus memberikan suntikan semangat agar giat bekerja dan jangan lelah meminta bantuan pada Sang Khalik untuk mewujudkan keinginannya ini. Tak ada hal yang tak mungkin terjadi. Yang harus dilakukannya cukup tawakal dan istiqomah pada niatnya itu.


Memang cara mengatur duit dari jaman dulu hingga nanti pasti memiliki kesamaan. Nabung lah selagi muda dan belum ada kebutuhan penting, jangan foya-foya, agar masa tua bisa bahagia. Duhhh ini quote dari mana coba, hahahaa.

Saya sih ngak ingin menggurui karena bukan seorang financial planner. Namun paling enggak dari pengalaman selama menikah, kami bisa merdeka dalam hal keuangan. Kami memilih KPR saat pembelian rumah karena tahun 1992 itu suami masih kuliah sambil kerja. Alhamdulillah dari rencana jangka waktu 10 tahun angsuran, kami bisa melunasi pada tahun ke-6. Hal ini bisa terjadi karena suami adalah orang yang tertib dalam mengelola keuangan.

Harapan saya dan suami adalah anak-anak memiliki tujuan keuangan yang sehat. Karena dengan cerdas mengelola keuangan, insyaAllah apapun impian mereka bisa diwujudkan. Gimana menurut kalian? Sharing yuk. Wassalamualaikum.
Reading Time: