Perencanaan Keuangan Untuk Membangun Keluarga Yang Tangguh Secara Finansial - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Rabu, 03 November 2021

Perencanaan Keuangan Untuk Membangun Keluarga Yang Tangguh Secara Finansial

 


Assalamualaikum Sobat. Udah akhir bulan gini, apa kabar duit di dompet? Alhamdulillah kalo sobat udah terima transferan dari suaminya. Atau transferan gaji dari pekerjaan freelancer atau jualan. Bersyukur ya Moms, masih ada pemasukan duit gaji suami atau usaha sampingan. 

Saya sejak awal menikah sudah menjadi manajer keuangan, karena suami nggak mau ribet urusan di rumah. Sebagai pengantin baru yang lagi semangat mengelola keuangan kami berdua, saya udah memutuskan bakal mencatat setiap pengeluaran. Ya gini deh kalo kerja di bagian akuntasi, udah kebiasaan mencatat penerimaan dan pengeluaran.

Sebenarnya saya terinspirasi dari suami yang sudah pintar mengelola penghasilannya sejak muda. Sehingga belum menikah aja udah bisa membeli rumah sendiri. Rumah itu juga yang kami tempati begitu nikah. Jadi bersyukur nggak ngalami kontrak rumah.

Dari suami juga saya belajar mengenal asuransi, terutama asuransi kebakaran, pendidikan dan jiwa. Baru ketika kami memiliki mobil, sudah bertambah pula dengan asuransi kecelakaan.

Namun tetap saja saya suka ragu kalo ingin menambah asuransi kesehatan untuk diri sendiri sebagai perempuan. Katanya perempuan rentan penyakit, seperti kanker, osteoporosis, atau infeksi saluran kencing. Apabila sampai mengalami penyakit ini, bakal membutuhkan biaya yang tidak sedikit bila telat ddiagnosa. Aduuhhh jangan sampai terjadi deh.


Blogger Gathering KEB X Prudential Indonesia

Beruntung banget saya berkesempatan gabung dalam Prudential Indonesia Blogger Gathering, dengan tema "Membangun Keluarga Yang Tangguh Secara Finansial Melalui Asuransi. Blogger Gathering yang diikuti oleh 40 perempuan dari Komunitas Emak Blogger (KEB). Siang yang hot krispi rasanya itu, tak terasa begitu duduk dan menatap layar laptop untuk gabung dalam Zoom gathering dipandu oleh host kece Mak Ketua KEB Ely Nurul. 




Dengan narasumber berikut ini :

✅Luskito Hambali - Chief Marketing and Communications Officer Prudential Indonesia

✅ Bondan Margono - Head of Sharia Strategic Development Prudential Indonesia

✅ Aliyah Natasya - Financial Advisor

✅ Lidya Fitrian - Blogger & Anggota KEB


Di awal Bapak Luskito Hambali menjelaskan hasil survey tentang 85% kebutuhan belanja diatur oleh istri atau ibu rumah tangga sebagai menteri keuangan. Yang sangat disayangkan pula sekitar 50% perempuan merasa nggak pede dengan keputusan belanja untuk keluarganya. Bahkan ada 62% dari perempuan ini yang kebingungan saat mengambil keputusan. 


Menurut data dari OJK tahun 2019, tingkat literasi keuangan Indonesia baru mencapai 38,33%. Nah detilnya berdasar gender, tingkat literasi perempuan tentang keuangan hanya 36,13 %, sementara laki-laki ada 39,94 %.

Hmm, bener gak sih, Moms? Nanti deh ya bakal saya jelaskan lengkap. Dan menurut Bapak Kiki, sapaan akrab beliau,"Prudential memiliki visi membantu masyarakat agar hidup lebih baik dengan asuransi yang terjangkau."


Prudential Indonesia memiliki kepedulian dengan berbagai inisiatif memberikan kesadaran pada masyarakat tentang pentingnya asuransi. Kegiatan blogger gathering ini menjadi salah satu rangkaian Bulan Inklusi Keuangan. 

Silahkan baca :

Literasi Produk Jasa Keuangan di Virtual Booth Prudential Indonesia

Tujuannya agar perempuan mendapatkan wawasan yang tepat untuk mengatur keuangan  rumah tangga. Juga untuk mempelajari alokasi penghasilan termasuk untuk perlindungan asuransi jiwa dan kesehatan yang berbasis syariah.


Mengenal Asuransi Bersama Bapak Bondan Margono

Bincang selanjutnya bersama Bapak Bondan Margono yang menjelaskan skema asuransi syariah. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Prudential Indonesia, sebanyak 7 % orang Indonesia yang memiliki asuransi. 


Namun perlu diketahui, minat orang terhadap kebutuhan proteksi makin meningkat mungkin karena kondisi pandemi. Hasil survey dari 5 ribu responden, 58% orang bermint pada asuransi jiwa syariah. Sementara sekitar 44% dari kaum milenial membutuhkan asuransi.


Nah untuk sikap individu setiap orang punya pilihan saat menghadapi risiko dalam hidup mereka. Menurut Pak Bondan, setiap orang memiliki pilihan untuk menghindari risiko, meminimalisir, berbagi risiko, mengalihkan, atau menerima risiko. 



Asuransi pada dasarnya adalah salah satu strategi me-manage risiko. Yang membutuhkan asuransi adalah yang punya tanggungan. Dalam hal ini tentu saja kepala keluarga atau orang yang memiliki penghasilan dalam keluarga. Asuransi dibutuhkan karena fungsinya :



  • Perlindungan Pendapatan karena ketika yang menjadi tulang punggung keluarga meninggal dunia, ahli warisnya akan mendapatkan manfaat dari polis yang dimiliki tertanggung.
  • Dana Darurat, untuk jaga-jaga bisa digunakan ketika kondisi mendesak seperti saat pandemi
  • Perlindungan Kesehatan, untuk kesehatan seperti jamsostek, bpjs, namun dengan skema yang berbeda dan memberikan manfaat lebih
  • Warisan, keluarga yang ditinggalkan bisa memulai hidup tanpa adanya kepala keluarga
  • Dana Pensiun, bagaimana ketika kepala keluarga tidak produktif dan hidup bisa tetap berjalan
  • Perlindungan Dana Pendidikan, misal terjadi sesuatu pada seoarng ayah, dengan perencanaan keuangan yang tepat, pendidikan anak-anaknya bisa tetap berlanjut 


Intinya asuransi dibutuhakan untuk meminimalisir dampak finansial yang mungkin terjadi pada keluarga tersebut. Asuransi bukan untuk mendapatkan keuntungan. Nah kalo ada orang yang mencari keuntungan dari asuransi, itu salah banget.

 

Lebih jauh dijelaskan bahwa secara garis besar ada dua pembagian asuransi, berdasarkan jenisnya :

Asuransi Tradisional 

  • Dwiguna, dalam satu polis ada dua manfaat yang berhubungan untuk proteksi, misalnya kesehatan, kematian, penyakit kritis. Dan manfaat nilai tunai (untuk investasi / tabungan)
  • Berjangka, yang berhubungan dengan periode perlindungan  yang diberikan. Misalnya bisa 1 tahun, 5, tahun, atau 10 tahun.
  • Whole life, polis yang berlaku seumur hidup. Yang dimaksudkan seumur hidup sebenarnya ada batasan. Yaitu misalkan tertanggung masih hidup hingga usia 99 tahun, manfaat akan diberikan.

Unit Link

Untuk Unik link ini hampir sama dengan Dwiguna. Yang membedakan adalah kita bisa tahu kinerja investasinya seperti apa. Yang membedakan unit link dan tradisional adalah kebutuhan proteksi apa aja yang dibutuhkan. Jadi di Unit link bisa ditambahkan proteksi baru. Misalkan di awal beli Unik Link hanya beli proteksi kematian. Di tengah jalan kita bisa menambahkan proteksi penyakit kritis. Kalo Asuransi Tradisional hanya bisa disematkan di awal dan nggak bisa ditambahkan lagi. 


Nah, Mari Bicara Tentang Asuransi Syariah

Tercantum dalam fatwa DSN MUI No. 21/DSN-MUI/X/2001 : 

Asuransi Syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk asset dan atau Tabarru', yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad yang sesuai dnegan syariah 


Ada 3 hal penting yang melandasi asuransi syariah :

- Saling Melindungi
- Dana Tabarru' (dana tolong menolong atau kebajikan)
- Harus sesuai dengan syariah

Asuransi syariah ini hadir untuk memenuhi elemen yang tidak bisa dipenuhi oleh asuransi jiwa konvensional. 

Lantas, di mana letak perbedaan Asuransi Syariah dan Konvensional? Cek yuk :


✅ Prinsip Dasar

Asuransi Syariah : Risk Sharing. Asuransi Jiwa Syariah adalah dengan mengumpulkan peserta, dengan akad antara peserta yang disebut hibah iuran Tabarru'. 

Asuransi Konvensional : Risk Transfer, prinsip dasarnya dengan berbagi risiko. Sementara untuk Asuransi Jiwa Konvensional adalah dengan mengeluarkan premi pada tertanggung yang dikelola oleh penanggung.

✅ Perjanjian

Asuransi Syariah : Akad memiliki perjanjian tolong menolong, dengan mengumpulkan dana (Tabarru') antara peserta oleh perusahaan yang disebut wakalah bil ujrah. 

Asuransi Konvensional :  Akad antara tertanggung dan penanggung ini disebut jual beli.

✅ Peran Perusahaan

Asuransi Syariah : perusaaan sebagai pengelola dana tabarru', dan yang akan menginvestasikan pada instrumen asuransi syariah.
Asuransi Konvensional :Perusahaan asuransi sebagai penangguh risiko jika sewaktu-waktu tertanggung mengajukan klaim.

✅ Surplus Underwriting (Penyeleksian pembayaran klaim)

Asuransi Syariah : dikembalikan ke Dana Tabarru' atau diberikan ke peserta. Pembayaran klaim diberikan ke perusahaan.
Asuransi Konvensional : Menjadi milik perusahaan

✅ Pengawasan

Asuransi Syariah, diawasi oleh OJK, Manajemen Internal, dan Dewan Pengawas Syariah (DPS)
Asuransi Konvensional : operasional diawasi oleh OJK dan Manajemen Internal

✅ Jenis Investasi

Asuransi Syariah : Jenis instrumen investasi wajib yang berbasis syariah

Asuransi Konvensioanl : jenis instrumen investasi tidak wajib yang berbaasis syariah.


Dalam Islam untuk transaksi jual beli, harga harus jelas, dan apa yang didapat harus jelas juga. Nah, tentang kapan jasa yang didapatkan itu yang tidak jelas karena memang tergantung takdir. Ini lah yang tidak sesuai dnegan prinsip dasar asuransi jiwa syariah.

Jadi konsep asuransi jiwa syariah memang hadir untuk saling tolong menolong. Ada sekumpulan orang yang ingin mendapat proteksi misal terjadi sesuatu. Caranya dengan mengumpulkan dana tabaru'. Jadi ketika seseorang mengalami resiko musibah, dana akan diambil dari dana ini. Itu lah mengapa nasabat asuransi syariah bukan dinamakan tertanggung tapi peserta. 


Lantas tugas perusahaan asuransi syariah ngapain? Tenang, perusahaan bertugas membantu peserta mengumpulkan, mencari lebih banyak orang yang ikut agar dana tabarru' lebih besar sehingga lebih banyak manfaat yang diterima oleh orang yang mengalami risiko.


Sesuai prinsip dalam Islam, ada transaksi yang dihindari dalam Asuransi Syariah, yaitu :

  • GHARAR, yaitu kondisi ketidakjelasan yang tidak diperbolehkan jika terjadi pada Kontrak Komersial atau Jual Beli. Misalnya, kapan uang pertanggunggan akan dibayarkan.
  • RIBA, adanya tambahan yang terjadi pada transaksi hutang atau jual beli yang tidak memenuhi ketentuan syariah. Misalnya, beli uang kecil yang akan mendapatkan uang besar.
  • MAYSIR, yaitu taruhan yang menempatkan keuntungan salah satu pihak menjadi kerugian pihak lain diakibatkan transaksi tersebut. Contohnya adalah judi, dan taruhan.

Dan perlu juga kalian ketahui, bukan hanya muslim yang berminat dengan asuransi jiwa syariah Prudential. Banyak peserta yang non muslim juga berminat, karena prinsip sifat tolong menolong.

Ada anggapan asuransi syariah lebih mahal dibanding konvensional?

Segala yang kita butuhkan itu sesuai dengan kemampuan masing-masing. Murah dan mahalnya itu sesuai dengan manfaat yang kita harapkan. Kalo butuhnya kesehatan ya difokuskan untuk asuransi kesehatan. Nanti ketika penghasilan kita bertambah, bisa ditambahkan juga proteksi lainnya.


Nah, udah tahu kan bagaimana perbedaan asuransi jiwa syariah dan konvensional? Lantas, mengapa Pilih Asuransi Jiwa Syariah? Asuransi jiwa syariah itu salah satu bentuk ikhtiar dalam menghadapi risiko. Dan berikut ini prinsipnya :

  1. Nilai tolong menolong, asuransi syariah tidak hanya melindungi diri kita sendiri dan keluarga. Tapi juga membantu keluarga lain, sehingga hidup menjadi lebih berkah.
  2. Bersifat universal, yang artinya asuransi ini berbasis syariah dengan nilai baik yang sesuai untuk semua.
  3. Sesuai prinsip syariah, yaitu bebas dari Gharar, Maysir, dan Riba
  4. Ada Keadilan dalam operasional, baik peserta maupun perusahaan memiliki hak dan tangguh jawab. Peserta akan mendapatkan haknya bila ikut iuran (dana Tabarru'). Sementara perusahaan asuransi yang mengelola asuransi syariah, mendapat upah yang disebut ujrah.
  5. Transparansi keuangan, kantong-kantong yang ada dalam asuransi jiwa syariah udah jelas.


Dalam kesempatan tersebut, Pak Bondan menjelaskan bahwa produk digital di Prudential dimulai dengan harga yang terjangkau, yaitu 8 ribu rupiah per bulan dengan proteksi asuransi jiwa saja. Kalo bayarnya tahunan bisa hanya 5 ribu per bulan. Kalo butuhnya periode tertentu ya udah piliha aja sesuai kebutuhan. Tuh kaan terjangkau banget. Kita jajan kopi kekinian aja nggak boleh dengan harga segitu.


Jadi tergantung dengan kebutuhan dan produk asuransi, misalkan kepala keluarga masih bekerja, lebih baik tetap ikut asuransi jiwa. Untuk batas waktu tidak ada tapi waktu yang tepat itu ada. Misal ada batas waktu usia 65 tahun, tidak bisa mendaftar sebagai peserta karena sudah tidak produktif. Atau ada juga seleksi di awal gugur karena udah ada penyakit yang memang tidak termasuk dalam proteksi. 


Untuk klaim sama aja, asal terpenuhi syarat, klaim akan dikembalikan. Yang penting kenali perusahaannya, detil apa yang harus dilakukan dan didapatkan nantinya. Yang membedakan hanya sumber dananya, kalo asuransi konvensional dari perusahaannya sementara asuransi syariah dari kumpulan orang-orang dari dana tabarru'. 


Pengalaman Lidya Fitrian Menjadi Peserta Asuransi

Blogger gathering juga menghadirkan Lidya Fitrian, teman blogger yang juga anggota KEB. Lidya akan berbagi pengalamannya sebagai pengguna asuransi Prudential. 


Lidya sendiri memutuskan ikut asuransi karena merasa parno dengan masa depan anak-anaknya. DIa ingin memberikan proteksi asuransi keluarga. Saat ini Lidya memiliki 4 polis prulink dari Prudential. Menurutnya,"kita tidak pernah tahu resiko di masa deapan."


Dia juga mengatakan sebenarnya kadang menemukan kesulitan dengan pembayaran premi. Bukan jumlah yang sedikit kalo untuk membiayai 4 polis asuransi. Namun dia menganggap ikut asuransi merupakan alasannya agar mendapatkan proteksi jangka panjang. Terbukti sempat ingin menghentikan satu polis milik suaminya, untungnya nggak jadi. Saat itu suaminya mengalami kecelakaan. Mereka terbantu dengan dana darurat dan asuransi karena proses pengobatan dan pemulihannya membutuhkan dana yang besar.


Financial Planning Untuk Keluarga

Asuransi untuk keluarga itu yang cocok seperti apa? Sebelum membicarakan asurani yang tepat, Aliyah Natasha, finanial Advisor mengingatkan pentingnya dua hal. Ternyata banyak perempuan yang tidak melakukan financial planning dan ada pula yang telat melakukan financial planning. Hayoloh siapa coba yang telat atau bahkan tidak melakukan financial planning?


Ahhh nggak usah nyari siapa, tapi mengapa sih perempuan abai? Ternyata karena perempuan percaya pada Mitos-Mitos Keuangan




Apa aja mitos-mitos keuangan? Berikut ini :

- Penghasilan besar jaminan ketahanan finansial


Berapapun jumlah penghasilan kamu, jika tidak dikelola dengan baik akan mencelakakan hidupmu. Karena kamu tidak selamanya sehat, pasanganmu bisa saja sakit, meninggal, dan itu takdir. Atau seperti sekarang, banyak yang kena PHK terdampak dari pandemi. Risiko hidup selalu ada dan tidak tahu kapan akan terjadi. 

- Berinvestasi ketika uang sudah banyak dan mencapai hal-hal tertentu

Semakin early/dini mulai berinvestasi, semakin banyak waktu untuk membuat uang bertumbuh atau berkembang. Karena kekuatan itu ada di waktu bukan di nominalnya. Jadi kita dipaksa investasi untuk meminimalisir risiko. Padahal  resiko tidak berinvestasi sejak dini karena musuh utama kita adalah inflasi. Nilai uang akan merosot dan kalah dengan inflasi setiap tahunnya.

- Mengelola keuangan pribadi adalah hal yang sulit 

Ketahanan keluarga itu dari finansial, sayang banget kalo sampai tidak merencakan keuangan sejak dini. Hidup akan lebih sulit dan dipenuhi penyesalan jika kamu tidak mengendalikan dan mengelola keuangan.

Perempuan Mandiri Finansial 

Aliyah menyebutkan secara fakta, 75 % dari perempuan berusia lebih dari 45 tahun, baik yang lajang maupun yang udah menikah, mampu membuat keputusan finansial. Seperti belanja untuk kebutuhan keluarga, yang nominalnya kecil. Tapi perempuan tidak pede untuk mengambil keputusan yang besar seperti membeli rumah, asuransi, dan lainnya.

Ingat kebahagian adalah kita yang menentukan, bukan pasangan ataupun keluarga kita. Kalo tidak sedari dini memilih keputusan yang terbaik, kapan lagi kita akan menentukan hal penting dalam hidup?

Nah, sebenarnya perempuan itu tekun dan jauh lebih teliti saat mencari info dari sumber yang terpercaya untuk keputusan finansialnya. Dia lebih waspada dan berhati-hati, melakukan riset dulu lah. Tapi tetap saja perempuan butuh diyakinkan dengan keputusan yang diambilnya.


Financial Planning Journey :

Dulu awal saya menikah dan membuat catatan penghasilan serta pengeluaran, sempat ditertawakan loh. Bahkan ada yang menyebut saya pelit karena mencatat pengeluaran. Saya hanya tersenyum dan tidak membalas ucapan kerabat. Bagi saya, rumah tangga memiliki aturan masing-masing. Enggak boleh ada yang mencampuri keuangan kami. 

Saya sebenarnya tidak mencatat pengeluaran kecil, seperti beli garam misalnya. Saya merencanakan anggaran dengan mengelompokkan pengeluaran yang besar. Seperti biaya Telpon, listrik, dan air dalam satu pos, uang transport, uang masak, uang belanja bulanan sembako, uang untuk orang tua saya, sedekah, dan uang jajan. 


Nah, sebelum saya masukkan uang tersebut dalam amplop, saya ambil dulu untuk sedekah dan tabungan. Nilainya juga cukup masuk akal, untuk sedekah adalah 5 % dari gaji. Sedangkan untuk tabungan sebesar 30 % dari gaji. 


Ternyata apa yang saya lakukan merupakan kegiatan keuangan yang udah benar. Seperti yang dituturkan oleh Mba Aliyah. Jangan sampai gaji menguap begitu saja, tanpa kita sadari untuk apa aja uang yang udah keluar itu. Langkah yang disarankan adalah membuat budget selama satu tahun. Sepanjang pengeluaran yang dikeluarkan tidak menyalahi budget, ya udah nggak perlu budgeting ulang. 

Untuk apa dilakukan budgeting? Perlu diketahui bahwa eksekusi dilakukan setelah melakukan financial planner ada pada :

- Wealth protection, yaitu perlindungan untuk kesehatan dan finansial. Kalo kita tidak sehat, bagaimana bisa mencari uang kan.

- Wealth Creation, yaitu bagaimana caranya agar uang yang kita tabung bisa menjadi income tambahan. Atau bisa menjadi sumber dana pensiun saat kita tua atau sudah tidak produktif. 


Budgeting udah, lantas untuk ikut asuransi langkahnya apa aja? Yuk, simak ya :


- Know your Budget 

Kenali dulu budget untuk  alokasi asuransi ini berapa yang dibutuhkan. Berapa alokasi dana yang mampu kamu siapkan setiap bulannya. Karena asuransi itu bayarnya setiap bulan sampai masa pertangguhan yang disetujui selesai. Kalo kamu berhenti membayar di bulan ke-15 misalnya, otomatis gugur. Jadi harus tahu kemampuan keuanganmu untuk membayar premi tiap bulannya.

Misal kan seorang freelancer atau pekerja yang penghasilannya tidak tetap setiap bulannya. Lakukan langkah budgeting per tiga bulan. Ambil rata-rata jumlah penghasilan dan kemampuan kamu mengalokasikan dana untuk asuransi.

- Know your need 

Tahu dengan berapa budget yang dimiliki, kamu jadi tahu kebutuhan apa yang diprioritaskan pertama. Biasanya yang diutamakan adalah asuransi jiwa. Karena ketika pencari nafkah meninggal, ada dana dari klaim asurani untuk sumber kehidupan mereka. Yang kedua asuransi kesehatan, dan baru lah yang ketiga asuansi tambahan lain. Seperti asuransi kebakaran, atau asuransi kecelakaan (mobil).

- Know your insurance company

Kenalan dulu dengan perusahaan asuransi. Kamu bisa bertanya pada teman yang udah punya asuransi serupa. Tanya reputasinya, historis perusahaannya dalam pencairan klaim. Maksudnya agar tahu kemampuan finansial mereka dalam membayar dana ke peserta asuransi. 

- Why Sharia?

Asuransi syariah memiliki nilai kekeluargaan, dana yang dikumpulkan dilakukan secara gotong royong, dan surplus underwiting

Nah, sobat lakukan pengelolaan keuangan keluarga, dengan melakukan pencatatan. Karena kalo tidak ada pencatatan ini tidak ada kontrol dengan uang kita. Uang masuk dan keluar, selain lupa mencatat, juga kesadaran diri yang kurang menjadi penyebab bocor alus. Sering kan ini jadi alasan?!


Sebenarnya pengeluaran yang ada juga nggak masalah. Sepanjang kita coba tanya pada diri sendiri :"Uang yang kita punya dimanfaatkan untuk apa? Mungkin untuk biaya les anak-anak." Ini untuk kebutuhan masa depan anak-anak, ya enggak masalah.

Tips dari mba Aliyah :

Saat melakukan asuransi, kasih waktu 3 hari atau seminggu untuk mengisi formulir asuransi jiwa atau kesehatan. Di situ akan dituliskan riwayat kesehatan apa aja. Hal ini kaitannya dengan penyakit apa aja yang udah pernah dialami. Nantinya klaim tidak bisa diberikan karena kecerobohan saat pengisian data.



Nah udah semua yang saya catat dalam zoom Blogger Gathering tertulis di sini. Semoga bisa menjadi pencerahan untuk kita semua. Saya juga masih terus belajar kok, agar jangan bocor alus tiap bulan. 


Wajar ada pengeluaran dadakan yang di luar budget. Sepanjang pasangan dan kita sepakat, bagi kami bukan masalah. Saya sendiri selalu jujur soal keuangan keluarga. Bagaimana pun uang yang diberikan suami adalah amanah untuk keluarga kita. Begitu kaan. Wassalamualaikum.

36 komentar:

  1. Perencanaan keuangan ini perlu banget apalagi yang sudah memiliki keluarga, banyak post-post yang harus dipenuhi juga. Terutama kalau buatku ini pengeluaran asuransi penting, karena sebagai perlindungan keluarga.

    BalasHapus
  2. Nah, jadi tahu pentingnya perencanaan keluarga yang juga menunjang kehidupan kita kedepannya karena belum pasti akan seperti ini pasti ada musibah yang datang.

    BalasHapus
  3. Acara virtual yang sangat penting dan bermanfaat buat kita nih. Memilih asuransi memang harus hati2. Disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan kita ya mbak Wati :) Apalagi untuk meminimalisasi risiko jika terjadi sesuatu yang ga diinginkan. Utamanya tuh asuransi jiwa, pendidikan, kesehatan dll demi masa depan cerah.

    BalasHapus
  4. Selama ini aku tu termasuk yang nggak mikir asuransi, mbak. Apalagi di kantor udah ada 2 asuransi, trus juga banyak denger kabar nggak enak tentang asuransi.
    Makanya begitu tahu ternyata ada asuransi syariah yang bebas riba dan nggak merugikan kaya gini jadi semangat banget pengen investasi deh.
    Sebagai bentuk ikhtiar jaga diri dan keluarga juga sih nenurutku.

    BalasHapus
  5. Dari kecil sebenarnya aku tuh udah dilatih ama bapak ibuku mengenai perencanaan keuangan. Mulai dari bikin anggaran, mencatat pengeluaran harian. Nggak tau kenapa sejak bisa menghasilkan uang sendiri kok malah lupa ama ajaran itu. Baru belakangan ini mulai membuat perencanaan lagi, termasuk dengan membeli asuransi.

    BalasHapus
  6. Hihi... kalau bocor alusnya tiap bulan, lama-lama jadi besar juga.

    Alhamdulillah, setelah membaca tulisan ini jadi makin paham apa dan bagaimana itu asuransi syariah. Satu lagi yang perlu di catat, asuransi itu bukan untuk mencari keuntungan

    BalasHapus
  7. Saya sebenarnya juga malas belajar tentang keuangan. Enaknya cuma tambah dan kurang. Mungkin saya termasuk kategori perempuan yang gak suka berpikir komplek juga kali ya, sekalipun senang uang tapi gak mau belajar seluk beluk di dalamnya hahahahaha...

    Semoga dengan edukasi dari Prudential ini akan lebih banyak wanita melek literasi keuangan ya Mbak. Sebagai menteri keuangan dan dalam negeri di rumah tangga itu sangat perlu

    BalasHapus
  8. Ini acara yg perlu diikuti banyak perempuan Indonesia.
    Karena sebagai Menteri Keuangan keluarga, kadang perempuan tuh clueless, ga tau harus ngapain dgn harta yg dimiliki.
    Apalagi boro2 mikir asuransi.
    semangaatt!

    BalasHapus
  9. Setuju banget mak. Uang suami adalah amanah yang diberikan untuk keluarga. Istri harus pandai menjaga dan mengelolanya. Perencanaan keuangan yang baik juga penting agar tujuan keuangan keluarga bisa tercapai ya.

    Aku senang sekali ikut acara ini, jadi makin tercerahkan perihal asuransi syariah.

    BalasHapus
  10. bener banget pendapatan besar belum tentu udah aman finansial masa depannya ya mbak. perlu ditambah proteksi juga just in case.
    aku juga pakai asuransi Prudential tp ga berharap akan kepake sih, huhu

    BalasHapus
  11. asuransi yang menyenangkan deh kalau udah pilih asuransi syariah lebih nyaman dan tenang ya, biar aman dan tenang buat dana kesehatan dan pendidikan dll

    BalasHapus
  12. perencanaan keuangan yang baik salah satu kunci untuk kesehatan finansial ya.. Dan punya asuransi tuh sekarang emang kebutuhan..jadi harus diperhitungkan juga.. Jadi pengen apply asuransi jiwa syariah..hehe

    BalasHapus
  13. Ooh baru paham bedanya asuransi tradisional dengan unit link. Kalau Prudential sendiri untuk asuransi syariah bentuknya yang mana, mbak? Apa ada yang tradisional juga?

    BalasHapus
  14. perencanaan keuangan itu penting ya mbak
    agar bisa jadi keluarga yang tangguh
    salah satunya dengan memiliki Asuransi ini

    BalasHapus
  15. Asuransi itu sebenarnya penting banget, tapi aku belum punya asuransi swasta gini... Waktu kecil, ada saudara yang merasa tertipu asuransi ya karena agennya, jadi orang2 sekeliling tuh kalau bicara asuransi udah negatif dulu, dan aku kebawa deh... Tapi baca postingan mbak Wati, jadi lebih paham apalagi ini syariah ya, secara agama InsyaAllah aman juga

    BalasHapus
  16. lengkap banget mba Wati catatannya. MasyaAllah. perencanaan keuangan keluarga ini memang penting ya mbak, sehingga kita akan bisa memastikan pengeluaran apa saja yang paling urgent, salah satunya adalah memiliki asuransi untuk kepala keluarga. btw sepakat banget dengan uang yang diberikan suami adalah amanah bagi keluarga yaa. Jadi kita perlu mengaturnya dengan sebaik mungkin.

    BalasHapus
  17. aku baru tahu bedaanya konven dan syariah. bener kata mbak finansial advisor, kalau mau sehat finansial kudu bisa tahu yang mana budget kebutuhan jadi tahu apa yang cocok produk keuangan buat kita

    BalasHapus
  18. Sebenernya, keinginan itu terus ada dan bertambah yaa..
    Tapi kebutuhan seperti asuransi begini, harus banget didahulukan, karena semoga bisa menjadi kemudahan di kemudian hari.

    BalasHapus
  19. Pas banget saya lagi nyari info seputar asuransi jiwa syariah buat suami saya. Semoga bisa berjodoh dengan Prudential

    BalasHapus
  20. Sy juga ikut webinar ini, tercerahkaan banget soal ngatur keuangan dan asuransi

    BalasHapus
  21. Adanya Surplus Underwriting ini sangat menguntungkan ya, karena diberikan kembali kepada peserta asuransi. Selain itu, pengelolaan dana tabarru' dari peerta juga dijamin bebas dari transaksi yang tidak diperbolehkan sesuai prisnip syariah. Jadi makin tenang saat menyetorkan uang.

    BalasHapus
  22. Aku baru ngeh kenapa engga hanya muslim yang pilih asuransi syariah, banyak peserta yang non muslim juga berminat, karena prinsip sifat tolong menolongnya akan membatu sesama dan membawa keberkahan bagi kita. Insya Allag

    BalasHapus
  23. Eh, baru tahu saya ternyata ada mitos keuangan, hihi. Bener banget sih. Perencanaan keuangan itu perlu. Pos pos mana saja yang harus didanai dan berapa banyak jumlahnya juga harus direncanakan dengan baik. Biar semuanya aman terkendali. Terimakasih infonya, Mbak

    BalasHapus
  24. Bisa merencanakan keuangan dengan baik, insyaAllah makmur ya mba idupnya
    aku pun ingin sehat financial masih belajar. Makasih sharingnya mba

    BalasHapus
  25. Wow lengkap banget ini Mbak penjelasannya, karena bahas asuransi memang banyak hal yang harus dipelajari ya

    BalasHapus
  26. Beruntung sekali berkesempatan ikut acara bagus seperti ini, mba..dan terima kasih sdh membagikan materi2 bernas yang didapat, sehingga aku bisa ikut belajar pula..

    BalasHapus
  27. Memang uang harus diatur pengeluarannya ya agar bisa digunakan secara bijak dan enggak keteteran ke depannya

    BalasHapus
  28. Mantep bgt nih artikelnya mbak Wati. Memang asuransi mengcover hal-hal yg tak terduga. Yg penting menyesuaikan budget masing2.

    BalasHapus
  29. Setuju banget keuangan harus diatur dengan bijak seperti pepatah sedia payung sebelum hujan, perlu memikirkan hal yang belum terjadi sehingga sudah siap jika memang terjadi

    BalasHapus
  30. Artikelnya mbak Wati lengkap banget isinya. Jadi lebih melek, sadar dengan pentingnya pengaturan keuangan dan asuransi. Apalagi beberapa sodaraku juga pakai Prudential. Makasih yah mbak atas infonya, semoga bermanfaat juga bagi pembaca lain.

    BalasHapus
  31. Masyaallah aku belajar banyak banget dari baca artikel mbak wati. Makasih ya mbak. Selama ni emang belum bisa disiplin ngatur keuangan keluarga tapi semenjak pandemi dengan keadaan kami yg sempet terdampak jqdi terpacu untuk lebih disiplin dan hati2 lagi mengelola keuangan

    BalasHapus
  32. Pandemi tuh bener-bener ngajarin aku untuk ngatur keuangan banget-banget. Kudu sering ngekep dompet pas banyak flash sale, kudu ngencengin ikat pinggang pas pendapatan menurun. Pokoknya nano nano banget

    BalasHapus
  33. Kalau enggak dicatat, memang resiko bocor finansial tinggi ya mbaa... kayaknya ga berasa, tadinya uang masih banyak, lhooo tiba-tiba udah menipis entah kemana. :)

    Proteksi gini emang penting, kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari. Maunya sih baik-baik saja. Semoga kita selalu diberikan kesehatan dan keselamatan.

    BalasHapus
  34. Mengelola keuangan memang sangat penting. Apalagi habis pandemi seperti sekarang. Btw terimikasih bu informasinya.!

    BalasHapus