My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi: Wisata Curug
Tampilkan postingan dengan label Wisata Curug. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wisata Curug. Tampilkan semua postingan

Jumat, 31 Januari 2025

Hidden Gem Mencari Keheningan di Air Terjun Parang Ijo
Januari 31, 20250 Comments
Assalamualaikum Sahabat Jalan Jalan. Traveling murah tentunya menjadi pilihan banyak orang. Termasuk saya dan keluarga adalah penyuka traveling murah. Meski dengan budget murah tentu tetap pilihannya tempat wisata yang menarik. Salah satu tempat wisata yang menjadi favorit keluarga adalah berkunjung ke curug atau air terjun. Kali ini saya akan menceritakan perjalanan wisata ke Air Terjun Parang Ijo di Karanganyar Jawa Tengah.

Air Terjun Parang Ijo



Siapa yang udah pernah ke air terjun Parang Ijo? Air terjun ini mungkin hits pada jamannya. Saya menuliskan begitu karena saat berkunjung ke sana, hanya ada sedikit pengunjung. Kalo nggak salah hitung, saat kami berada di lokasi air terjun, hanya ada tiga rombongan termasuk keluarga saya.

Baik lah mari mulai perjalanan menuju air terjun tersembunyi. Hidden gem yang bisa dijadikan tempat menyepi di air terjun Parang Ijo yang sejuk.

Perjalanan Seru Mencari Air Terjun Yang Sepi

Sejak awal berangkat, saya udah tertarik memilih Air Terjun Parang Ijo. Alasannya adalah tempatnya menarik, dengan keindahan alam berpadu sejarah. Selain itu air terjun yang satu ini nampaknya juga sepi dari pengunjung. Seru sih kalo menjumpai tempat wisata yang sepi karena kita bisa menyepi dari kebisingan.

Dari gardu loket kami membayar tiket yang cukup murah untuk hari libur yaitu Rp. 15.000. Kalo weekdays cukup bayar Rp. 10.000 dan untuk wisatawan manca negara hanya dikenakan tarif Rp. 25.000. Petugas yang jaga menjelaskan kalo akses jalan cukup dekat saat kami menanyakan lokasi air terjun.

Loket tiket Air terjun Parang Ijo
Saya dan si sulung

Jalan menuju air terjun di trek awal datar dengan jalan berbatu yang diplester. Sisi kiri adalah selokan kecil yang airnya jernih dengan tebing nggak begitu tinggi dan sisi kanan adalah kebun warga. 


Sepanjang jalan pengunjung tidak akan merasa lelah dengan suguhan pemandangan yang memanjakan mata. Terlebih udara sejuk menyambut tubuh yang mulai memanas karena perjalanan. 

Kemudian jalan mulai menurun dengan anak tangga dan pagar di sisi kanan. Tenang aja, treknya aman dan nyaman kok. Saya dan keluarga menikmati perjalanan tanpa merasa lelah karena bener seperti yang dituturkan petugas di loket, perjalannya nggak jauh.



Beberapa langkah berikutnya saya sudah melihat dasar lembah. Ada undakan jauh di sebelah kiri yang menuju ke arah air terjun serta ada undakan lagi mengarah ke kanan, arah berlawanan dengan arah undakan pertama. Undakan ke kanan itu arah ke kolam renang, warung makan, dan akses keluar yang berbeda dengan akses masuk.

Setelah sampai di dasar lembah, saya melewati sebuah jembatan dengan sungai mengalir di bawahnya. Lalu ada sepasang arca Dwarapala dan tengara arah ke kiri menuju ke Air Terjun Parang Ijo Karanganyar, Saraswati, Lingga Yoni, Gardu Pandang, Tempat Bermain, dan kolam renang. 

Si bungsu pose
di spot dekat air terjun


Namun saya tidak memilih jalan menuju gardu pandang, tempat bermain maupun kolam renang. Oia dulunya di sini juga ada flying fox. Mungkin karena pengunjung udah sepi, permainan ini nggak disediakan seperti semula.

Area pertama kawasan wisata Air Terjun Parang Ijo Karanganyar adalah area taman dimana pada bagian tengah terdapat aliran sungai dari air terjun. Beberapa tanaman bunga, tanaman pagar, dan rumput di sela bebatuan terlihat ditata rapi. Di sini kami sempat duduk dan beristirahat menikmati udara pegunungan yang bersih. Suasana lembah yang sunyi kecuali deburan air terjun yang tak pernah berhenti, mampu menentramkan hati dan pikiran.


Si sulung dan istrinya

Kondisi taman terlihat terawat dengan baik dan bersih tanpa ada sampah yang berserakan. Sepertinya pengelola selalu menjaga kebersihan lingkungan dengan memunguti sampah yang dibuang sembarangan. Kondisi ini diharapkan pengunjung yang berwisata juga turut menjaga lingkungan dengan membuang sampah ditempatnya. Ada tempat sampah di beberapa sudut yang bisa terjangkau dengan mudah.

Air Terjun Parang Ijo Cocok Jadi Tempat Menyepi

Nggak butuh waktu lama, cuma kurang lebih 20 menit kami menjumpai air  terjun yang tersembunyi di balik tebing tinggi. Ketinggian air terjun katanya sih sekitar 50 meter. Saya baca di beberapa artikel tentang tempat wisata ini menyebutkan angka tersebut.

Daya tarik utama dari kawasan wisata ini adalah keindahan pemandangan alamnya. Air terjun yang mengalir di antara tebing-tebing cukup tinggi. Pada tebing tersebut ditumbuhi berbagai vegetasi sehingga warnanya pun menghijau.



Bisa jadi kondisi tersebut yang membuat air terjun ini memiliki nama Parang Ijo. Vegetasi yang ada di tebing-tebing ini tidak pernah mati karena selalu mendapatkan suplai air yang sangat cukup. Sinar mentari pun bebas menyorot lokasi wisata yang tersembunyi dari jalan besar.



Menatap air terjun yang mengalir deras ke kolam di bawahnya, mampu membuat kami tertarik turun dan bermain air. Terlebih kolamnya itu dangkal, jadi aman aja bahkan buat anak usia 6 tahun ke atas. Tentu saja harus dalam pengawasan orang dewasa. 

Suami dan si bungsu malah iseng ngambil air dari tetesan yang ada di tebing atau aliran air di kolamnya. Mereka ingin merasakan air curahan dari tebing menjadi air minum. 


Saya lihat air yang diambil dan dimasukkan ke botol itu jernih tanpa ada kotoran. Apalagi bekal minum kami yang cukup juga habis, jadi lah kami bergantian minum air dari aliran air terjun tersebut. Alhamdulillah perut kami aman aman saja, Masya Allah.

Cukup lama juga kami di lokasi air terjun menikmati suasananya yang hening dan sejuk. Cemilan dan air minum udah berpindah ke perut kami. Hati puas, perut kenyang dari bekal yang kami bawa, dan pikiran pun jernih oleh alam yang menenangkan. Kami pun beranjak pulang karena akan melakukan shalat di masjid dekat dengan lokasi gardu loket.

Lokasi Air Terjun Parang Ijo

Air Terjun Parang Ijo terletak di Dusun Munggur, Desa Girimulyo, Ngargoyoso, Karanganyar. Air terjun ini berada di ketinggian kurang lebih 1.000 meter di atas permukaan laut. Dengan ketinggiam air terjun mencapai ±50 meter.

Akses menuju objek wisata alam di Karanganyar ini cukup mudah, sebab pihak pengelola telah membangun jalan setapak. Selama perjalanan menuju air terjun pengunjung disuguhkan pemandangan hijau yang mempesona.

Tips Berkunjung ke Air Terjun Parang Ijo

- Datang pagi hari untuk menikmati suasana yang lebih sejuk dan cuaca mendung
- Gunakan alas kaki yang nyaman karena area ini memiliki jalan setapak berbatu.
- Bawa bekal minuman dan makanan ringan, karena warung tidak berjulan sejak tempat ini sepi pengunjung.
- Jangan lupa membawa kamera atau ponsel untuk mengabadikan momen di spot foto menarik.
- Jaga kebersihan tempat wisata agar alam tetap lestari

Bagaimana sahabat, apakah tertarik berkunjung ke Air Terjun Parang Ijo? Atau mungkin sahabat udah pernah bermain air di sana? Cerita yuk di kolom komentar. Wassalamualaikum.
Reading Time:

Kamis, 16 Januari 2025

Treking Curug Lawe, Tertipu Review di Channel YouTube
Januari 16, 20250 Comments
Assalamualaikum. Judulnya kok gitu amat sih? Ya emang saya tertipu review jalur yang ada di video salah satu channel YouTube. Yang ditayangkan hanya secuil, saya kira jalurnya ya cuma nanjak dan turun tipis tipis. Ternyata kenyataan tidak seindah di reel Instagram atau video di YouTube. Treking di Curug Lawe itu puanjaaang dan laamaaaaa.


Bagi orang yang usianya masih muda, treking ke curug Lawe mungkin biasa aja. Meski tak dipungkiri kemarin ada juga dan banyak anak usia belasan atau awal 20an yang keteteran jalannya seperti kami. Gaya-gayaan, berhenti dan ambil foto, cekrek, hahahaaa. Alasannya ambil foto, selfie, aslinya sih tarik napas panjang agar engap berkurang.

Kata suami,"Andai tahu jalannya sejauh ini, aku nggak bakal kesini,"

Hahahaa, saya ngakak denger ucapan suami sepulang dari Curug Lawe. Meski tak dipungkiri kami berdua sangat menikmati perjalanan berangkat dan pulang dari Curug Lawe. Tapi memang jalannya jauh banget. Kalo baca review di google, rata-rata orang bilang jalurnya sekitar 2 km. Nonton di beberapa video channel YouTube pun juga testimoninya sama.

Namun mengapa alat pengukur langkah yang saya pakai, menunjukkan 3,4 km jarak dari gapura bertuliskan CLBK menuju Curug?

Oiya, CLBK bukan kependekan dari Cinta Lama Bersemi Kembali yaa. Tapi Curug Lawe Benowo Kalisidi. 

Gapura CLBK
Jalur treking di belakang kami

Ya udah lah ya, terlanjur basah jadinya kami tetap lanjut jalan dong. Yuk baca cerita saya bersama suami menyusuri treking menuju Curug Lawe.

Tiket Masuk

Harga tiket untuk per orang 11.000, saya dan suami dikenakan 22k. Untuk parkir kendaraan roda dua 3.000, roda empat 5.000, dan roda enam 10.000.

Lahan parkir cuku luas untuk menampung beberapa mobil dan kendaraan roda dua. Pagi itu pengunjung yang datang ramai terlihat dari tempat parkir yang penuh.

Menyusuri Jalur Panjang Curug Lawe

Curug Lawe berada di Desa Kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat. Lebih tepatnya RT.01/RW.06, Hutan, Kalisidi, Kec. Ungaran Bar., Kabupaten Semarang, Jawa Tengah 50519.

Setelah bertemu Kantor Kecamatan Gunung Pati, kalian maju aja sedikit dan belok ke kiri jika dari arah Ungaran. Setelah itu ikuti petunjuknya. Kalo suami kemarin pakai GPS di HP atau GPS dalam arti lain, yaitu Gunakan Penduduk Sekitar. Hahahaa.
  
Akses jalan sebagian mulus, walaupun di beberapa titik ada jalan yang tidak rata, alias rusak  tapi enggak parah. 

Sisi kanan dan kiri jalan adalah rumah penduduk, dengan tanaman hias yang terlihat subur dengan warna cantik. Tanaman keras dan buah ada juga yang ditanam di pekarangan rumah. Ada warung makan, sembako, bahkan mendekati tempat wisata terdapat beberapa usaha ternak ayam. 

Memasuki desa Kalisidi jalanan lumayan menanjak dengan pemandangan yang cantik. Jalan yang berkelok mengikuti jalan kampung, kadang lewat pertigaan juga. Namun tenang saja petunjuk jalannya ada di setiap percabangan.

Mendekati lokasi wisata, vegetasi berganti dengan perkebunan, kebanyakan tanaman cengkeh. Namun ada juga tanaman kopi, jati, berbagai jenis tanaman lainnya. 

Setelah melintas perkebunan yang cantik, penunjuk mengarah pada gerbang bertuliskan Curug Lawe Benowo Kalisidi. Alhamdulillah akhirnya sampai juga di lokasi curug. Eh tapi ini baru sampai lokasi tiket ya, curugnya masih harus jalan lumayan jauh. Suami langsung parkir motor (iya kami sengaja memilih naik motor berdua) dan menuju tempat penjualan tiket.

Kecantikan Pemandangan Sepanjang Jalur Curug Lawe

Setelah tiket di tangan, kami pun melanjutkan perjalanan menuju pintu masuk rimba Curug. Dari loket tiket, jalan berupa cor beton di dua sisi dengan dipisahkan tanah berumput di bagian tengah.

Setelah melewati jalan cor kurang lebih 300 meter, pengunjung diarahkan belok kiri dan bertemu gapura bertuliskan CLBK. Sebelum menuruni anak tangga dengan pegangan di sisi kiri, saya dan suami foto dulu. Ada sesama pengunjung yang membantu kami mengambil gambar. Ceritanya saya menawarkan satu keluarga yang akan foto welfie. 

"Mari saya bantu ambil gambarnya, Pak,"

Ihhh modus ya, ahahahaa. Ya gak apa sih, kan saling membantu teman seperjalanan. Mereka senang bisa dapat hasil foto keluarga yang bagus, saya pun juga. 

Kelihatan kan pegangan
tangga di belakang kami berdiri?

Setelah puas foto-foto, saya dan suami mulai berjalan turun lewat anak tangga. Lumayan sih agak berjarak dengan kemiringan yang tajam. Untuk kamu yang memiliki masalah persendian, nampaknya bakal butuh effort deh.

Treking awal
sesudah gapura CLBK

Setelah anak tangga terakhir, perjalanan masih aman. Kanan dan kiri jalur itu jurang dan selokan yang merupakan jalur irigasi. Airnya jernih sampai terlihat ikan kecil yang berenang.

Pastikan selalu hati-hati kalau melangkah menyusuri jalan setapak ini. Karena sisi kanan adalah selokan yang kedalamannya lumayan meski airnya cukup dangkal. Sisi kiri langsung jurang yang dalam tanpa ada pengaman atau pembatas sedikitpun. 

Sebelum treking ini, saya sempat nonton video perjalanan ke Curug Lawe di YouTube. Jadi sejak awal saya udah mempersiapkan nyali berjalan di jalur yang cukup bikin jantung dag-dig-dug. Pokoknya sepanjang jalan isinya dzikir deh, Masya Allah. 

Meski jalur di awal perjalanan cukup menguji nyali, saya dan suami tetap menikmati sepanjang jalan. Rindangnya pepohonan di kiri jalan, udara yang bersih dan segar, suara alam yang menenangkan hati, mampu menenggelamkan rasa ngeri melihat area jurang.

Apalagi saat berjalan nggak sampai 400 meter udah ketemu jembatan yang viral di sosial media. Iya jembatan cinta namanya. Jembatan yang terbuat dari kayu dan besi itu mampu membangkitkan semangat saya. Aslinya agak ngeri sih karena di bawah jembatan itu jurang yang nggak terlihat kedalamannya. Pagar pengaman juga cuma satu sisi. 

Jembatan cinta dicat warna merah dan terdapat tempat selfie di bagian tengah. Di mana pun bagian jembatan merupakan titik favorit pengunjung untuk ngambil foto. Saya pun tak mau ketinggalan ikut foto selfie sendiri. Biasa lah, suami susah diajakin foto bareng.

Sisi kanan saya
itu langsung jurang

Selepas jembatan kami bertemu dengan sungai dan ada jembatan kecil yang hanya cukup untuk satu orang. Bila ada orang yang ingin menyeberang dari sisi berlawanan, harus bergantian. Karena jembatan ini tanpa pagar pembatas.

Berpikir mau turun, begitu ngeliat
jalur menanjak di belakang
Tapi bohong, karena saya masih
 semangat naik


Treking di jalur ini memang dibutuhkan nyali, pantang menyerah, dan kehati-hatian. Banyak jalur yang membutuhkan kewaspadaan, nggak boleh lengah pokoknya.

Setelah menyeberang, kami langsung berhadapan dengan jalur menanjak yang terdiri dari ban bekas. Saya dan suami masih semangat. Nggak sia-sia deh setiap hari kami rutin jalan kaki minimal 3,5 km, bahkan di akhir pekan bisa mencapai 5 km. Jadi hingga separoh perjalanan belum merasa engap dan lelah.

Wajah saya masih antusias

Terlebih sepanjang perjalanan itu pemandangan begitu indah. Sepanjang jalur kita akan disuguhi pohon yang rindang dan anak sungai dengan air yang jernih. 

Aslinya pengen main air
Tapi tanjakan di belakang begitu
menggoda untuk dijelajahi, hehee

Jadi kalo lelah, kamu bisa rehat dan bermain air atau foto-foto. Kalo kamu suka ngonten, pasti akan sering berhenti untuk ngambil foto atau video. Kami sih sering lupa ngambil foto saking terpesona dengan hutannya yang keren banget.

Jalur menuju lokasi curug itu memiliki berkali kali tanjakan dan turunan. Saya sampai nggak mau berekspektasi kapan sampe Curug. Dijalanin aja, ntar kalo emang udah saatnya juga bakal tiba di lokasi.

Bersyukur pengelola CLBK ini sangat peduli dengan kebutuhan pengunjung soal makanan dan minuman. Di beberapa titik pendakian terdapat warung yang menyediakan beragam jajanan dan minuman. Saya dan suami datang saat hari Minggu, jadi warung yang jualan ada 4. Kalo hari biasa apakah jualan atau libur, saya kurang tahu. 

Pengelola juga menyiapkan toilet, tempat untuk rehat di beberapa titik, musholla, dan tempat sampah. Salut loh pada pihak pengelola CLBK karena sepanjang jalur itu cukup bersih dari sampah. Saya hanya menjumpai sampah satu dua plastik kemasan entah jajanan apa di jalur. Artinya pengelola cukup rajin menginspeksi sampah di sepanjang jalur.

Setelah berjalan selama 40 menit, kami bertemu sebuah percabangan. Ada papan petunjuk yang menjelaskan dua pilihan. Bila ingin ke Curug Lawe ambilah ke arah kanan, namun kalo ingin ke Curug Benowo ambilah ke arah kiri. 

Ya, Curug Lawe dan Benowo merupakan dua buah curug yang berbeda, namun lokasinya berdekatan. Dari papan petunjuk tersebut, Curug Lawe memiliki jarak yang sedikit lebih jauh dari persimpangan tadi. Tapi, entah mengapa sepertinya Curug Lawe lah yang lebih sering dikunjungi. Dan itu terlihat dari banyaknya pengunjung yang ngambil arah kanan seperti kami.

Dari persimpangan jarak yang harus ditempuh menuju Curug Lawe masih 800 meter lagi. Ayuk semangat!

Tanjakan terakhir yang paling terjal menghadang langkah kami. Hmmm, ingin berhenti sebenarnya. Namun beberapa pengunjung yang kami jumpai saling menyemangati. 

Sisi kiri sungai dan jurang
Saya jalannya mepet kanan

"Semangat, Ibuk.. bentar lagi sampai di curug. Ini tanjakan terakhir,"

Ucapan semangat yang sering saya dapatkan dari sesama pengunjung ini mampu menyuntikkan energi dari hati turun ke kaki. Terlebih saat suara deburan air yang tajam tertangkap Indra pendengaran. Kaki auto bergegas menapak di jalur yang basah karena gerimis yang cukup deras. 

Iya, setelah anak tangga terakhir, kami menjumpai satu jembatan di atas sungai kecil yang deras. Mendadak gerimis luruh ke bumi. Tadinya kami santai aja tetap berjalan. Eh makin deras juga airnya, hingga kami harus memakai jas hujan. Beruntung saat itu ada batu atau tebing tinggi yang bisa jadi tempat berteduh sambil memakai jas hujan.

Kemudian kami berjalan lagi hingga akhirnya tiba di Curug Lawe. Ketinggian curug yang gagah dengan curahan air deras dan kencang memang sangat mempesona. Sayangnya saat itu gerimis masih setia menemani, jadi kami foto dengan memakai jas hujan, hahaha.

Ada yg bantu motret

Saya dan suami nggak berlama-lama di curug. Di samping hujannya makin deras, kami memilih istirahat makan siang di warung yang aman dari hujan. Maaf ya saat di warung kami nggak foto-foto. Karena kami sungkan dengan pengunjung lainnya yang tengah menikmati suasana jajan di hutan.

Tips Treking ke Curug Lawe

Kalo kamu ingin jalan-jalan ke Curug Lawe, perhatikan beberapa hal berikut ini yaa.

  • Pakai pakaian yang nyaman dan menyerap keringat. 
  • Gunakan sepatu untuk treking, jangan pakai sandal jepit.
  • Bawa bekal secukupnya, jangan  lupa air minum yang cukup
  • Bawa obat-obatan yang sekiranya dibutuhkan bila ada keadaan darurat
  • Kondisi tubuh harus fit karena treking ke curug ini nggak main-main. Fisik kalian harus kuat sehingga nggak akan merepotkan orang di jalur trek.
  • Perhatikan jalur, hati-hati selalu karena di titik awal ada beberapa ruas trek yang pinggirnya itu jurang.
Misal kalian kurang tidur, jangan langsung treking. Mending istirahat sebentar atau minum kopi, makan permen agar mata waspada.

Kalian yang usianya seperti saya (56 tahun), tetap bisa treking sepanjang udah mempersiapkan diri dengan rutin jalan atau joging. Jadi jangan galau, yang penting siapkan fisik sehat dan bugar.

Sekian ya cerita saya dan suami yang sukses treking menyusuri jalur trek Curug Lawe yang katanya pendek. Ternyata kami kena prank. Jalurnya Masya Allah panjang banget. Alhamdulillah kami aman aja berjalan berangkat dan pulangnya. Next trip kemana lagi enaknya? Kasih saran di kolom komentar ya, wassalamu'alaikum.
Reading Time:

Kamis, 14 Februari 2019

Pesan Tiket Kereta Api Untuk Liburan ke Kota Bogor
Februari 14, 2019 32 Comments


Tiket Kereta Api

Assalamualaikum Sahabat. Pesan Tiket Kereta Api untuk Liburan ke Kota Bogor menjadi alternatif moda transportasi darat. Pilihan naik kereta ke Kota Bogor memang menjadi keputusan saya. Dan rencananya kami akan wisata di Kota Bogor, di samping silaturahmi di rumah adik ipar.

Wisata di Kota Bogor dari masa ke masa tak pernah ada kata membosankan. Saya tak mampu menghitung berapa kali mengunjungi kota Bogor. Setiap kali ke Kota Bogor, saya selalu memiliki kesempatan mengunjungi tempat wisatanya. 

Ada beberapa tempat wisata yang selalu menjadi kenangan karena setiap perjalanan pasti meninggalkan kesan yang mendalam. Saya sudah merangkumnya dalam lima tempat wisata di Bogor dari masa ke masa. 


Pesan Tiket Kereta Api Secara Online

Saat ini berkunjung ke Kota Bogor dari berbagai kota besar di wilayah pulau Jawa sangat dimudahkan. Penyuka jalan darat dengan fasilitas tol yang lancar, bisa memilih akses jalan bebas hambatan ini.

Namun kalo kalian tidak ingin lelah karena mengendarai mobil sepanjang perjalanan, bisa juga menggunakan kereta api.

Tahun lalu saya pernah menggunakan kereta api untuk berkunjung ke Kota Bogor. Dari Kota Semarang saya memilih naikkereta Gumarang. Berangkat pukul 20.01 WIB  dari Stasiun Tawang dan naik Kereta Gumarang. Perjalanan memakan waktu sepanjang kurang lebih 6 jam 35 menit, dan tiba di Stasiun Jatinegara menjelang pukul 02.36 dinihari. 


Tiket Kereta Api
Naik kereta api bisnis Gumarang
dari Stasiun Tawang, Semarang
Sambil menanti kereta lanjutan menuju Bogor, kami sempat numpang shalat Subuh di mushola staisun Jatinegara. Karena comuter line menuju Stasiun Bogor baru tiba di Stasiun Jatinegara pada pukul 05.01 WIB. Kami sebelumnya udah mengantongi kartu e-money untuk membayar tiket menuju Stasiun Bogor.

Setibanya di Bogor, kartu e-money bisa ditukarkan kembali ataupun disimpan untuk digunakan lagi saat pulang. 


Tiket Kereta Api
Tempat penukaran
Kartu e-money di stasiun Bogor
Kalian bisa pesan tiket kereta api utuk melakukan perjalanan seperti saya dan keluarga. Gampang banget kok, tinggal install terlebih dulu aplikasi pegi-pegi di smartphone. Kemudian isi data secara lengkap untuk mengetahui berbagai promo khusus member dari pegi-pegi. Kalian juga bisa mendapatkan PepePoin untuk digunakan sebagai diskon dalam transaksi berikutnya.


Tiket Kereta Api

Karena rencananya bulan Maret akan ke Kota Bogor lagi, saya pun udah install aplikasi pegi-pegi. Kali ini saya ingin menikmati fasilitas kereta api eksekutif dan jam berangkat pagi hari. Malas aja kalo mendapatkan jadwal keberangkatan malam dan sampai Stasiun Bogor dinihari kayak tahun lalu.


Tiket Kereta Api
Daftar jadi member  pegi-pegi, agar dapat
menikmati promo khusus member
Sebelumnya saya memilih stasiun asal dengan mengisi Semarangtawang. Kemudian saya isi staisun tujuan Jakarta semua stasiuan. Jadi nanti akan muncul berbagai pilihan staisun tujuan di Jakarta.


Tiket Kereta Api
Pilih stasiun asal dan tujuan,
kemudian isi data penumpang
Kemudian saya pun memilih tanggal keberangkatan, juga jumlah penumpang. Karena saya belum tahu akan berapa hari tinggal di Bogor, saya memilih Pergi aja. Kemudian saya klik CARI TIKET. Nanti akan muncul beberapa pilihan kereta api, kelas ekonomi, bisnis, ataupun eksekutif, termasuk harga tiket, dan jam keberangkatan.


Tiket Kereta Api
Pilih kereta api yang diinginkan
Setelah yakin dengan pilihan dan melakukan pemesanan, saya tinggal isi data penumpang. Mulai dari mengisi nama dan NIK atau nomer KTP. Setelah konfirmasi, saya tinggal bayar. Ada beberapa fasilitas pembayaran, bisa memilih yang paling mudah.

Selesai deh proses pesan tiket kereta api, siap tunggu tanggal keberangkatan kereta dan liburan keluarga. Yeaayyy!

Nah, kemarin saya juga baru datang dari liburan di Kota Bogor bareng keluarga. Berikut ini wisata pilihan keluarga selama di Kota Bogor, siapa tahu ada yang butuh untuk destinasi liburan kalian nanti.

Lima tempat /wisata di Kota Bogor:

1. Terpesona Curug Bidadari

Wisata alam selalu menjadi pilihan untuk mengisi liburan keluarga saya. Terutama suami yang lebih memilih wisata alam. Katanya, Indonesia kaya dengan pesona keindahan alamnya. Jadi mengapa tidak menikmati keindahan alam negeri ini saja?

Wisata ke Curug Bidadari ini menjadi liburan keluarga yang menyenangkan. Bermain di kolam dengan limpahan derasnya air dari Curug Bidadari bikin kami enggan pulang. Air yang jernih dan dingin karena berasal dari pegunungan, tentunya bakal menjadi rekreasi yang sempurna melepas penat.

Curug Bidadari terletak dalam kawasan elit Sentul Paradise Park. Pihak pengelola wisata menjaga agar sumber mata air curug tetap terjaga. Ketinggian curug yang mencapai kurang lebih 50 meter, ketika curahan airnya turun menimbulkan suara yang keras. 




Ketika saya kesana, kondisi cuaca tengah hujan deras. Jadi ya air yang tumpah ke kolam berwarna coklat. Anak-anak pun hanya menatap kolam dengan air keruh kecoklatan. Sayang banget jadinya kami gagal bermain air di sini.

Lokasi Curug Bidadari :
Bojong koneng, Babakan Madang, Bogor
HTM : Rp. 30.000/orang

2. Terpagut Pesona Kebun Raya Bogor (KBR)


Siapa yang belum pernah liburan di Kebun Raya Bogor? Sayang banget loh kalo kalian belum pernah sekalipun ke tempat yang mampu memanjakan mata dan hati. Memandang warna hijau akan menyehatkan mata kalian. Tak berhenti di situ saja, memandang pepohonan yang tumbuh subur bakal menyejukkan pikiran. Hati pun menjadi tenang dan damai.

Kalian tak hanya mengagumi pepohonan selama di KRB. Namun kalian bisa juga melakukan kegiatan lainnya, seperti joging, jalan-jalan santai, foto-foto, belajar aneka ragam hayati, atau pun kulineran. Ya, di beberapa tempat terdapat tenda-tenda tenant yang menjajakan berbagai cemilan khas maupun mie instan.



Bahkan ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan bersama rombongan. Misal reuni, pengajian, ataupun arisan dengan memesan areal tertentu. Atau sekedar menggelar tikar dan piknik bersama keluarga. Membuka bekal dan dinikmati bareng-bareng tentu menjadi kegiatan yang menyenangkan.

KBR terbagi dari berbagai zone sesuai dengan jenis tanaman. Ada kolam air mancur, monumen peninggalan sejarah, berbagai zona taman, danau, dan juga halaman belakang istana Bogor. 

Untuk mengelilingi KBR yang seluas 87 hektar, tentu tak mungkin kalian lakukan dalam satu waktu. Kemarin saya dan keluarga memang memilih jalan kaki karena hanya mengunjungi spot tertentu. Seperti Taman Mexico yang bersebelahan dengan jembatan cinta. Melintasi jalan menuju danau dan air mancur serta rumah Anggrek.

Kemudian kami istirahat di kawasan pintu bagian timur dan menyicipi jajanan siomay dan batagor. Si bungsu malah memesan mi instan goreng. Kayaknya kelaparan karena kami berjalan sejauh kurang lebih 5 kilometer. Hihiii.

Tapi kalian yang malas jalan kaki seperti kami, bisa memilih naik kereta api mini dengan membayar tiket seharga Rp. 25.000. Nggak capek seperti kami dan tetap bisa foto-foto. Karena oleh pengemudinya, akan disediakan waktu untuk berhenti sejenak di spot foto tertentu.

Lokasi Kebun Raya Bogor :
Jl. Ir. Haji Djuanda No. 13 
Paledang, Bogor Tengah, Kota Bogor
HTM : Turis domestik : Rp. 15.000/orang
          Turis asing : Rp. 25.000/orang

3. Spot Foto Selfi di Hutan Pinus Gunung Halimun


Lokasi ini bisa ditempuh dengan melalui Kampus IPB Dramaga lurus melewati Pasar Ciampea. Kemudian begitu ada pertigaan, kalian bisa ambil arah belokan ke kiri dan masuk kawasan Gunung Bunder. Dari sini ikuti aja jalan berliku-liku melewati perkampungan dan kebun warga hingga mencapai pintu gerbang Taman Nasional Gunung Halimun (TNGH). 

Kalo kalian bingung, andalkan aja Google Maps untuk mengikuti arahnya. Taman Nasional ini memiliki gerbang masuk dari berbagai arah. Namun kami lebih memilih jalur Ciampea karena lebih dekat dari tempat kami menginap di kawasan Dramaga.  

Setiap orang dikenakan tarif Rp. 15.000 dan parkir Rp. 15.000. Udara dingin mulai menembus masuk ke dalam mobil. Jendela mobil yang diturunkan, menjadi pilihan kami untuk menyesap aroma biji pinus yang mekar berjatuhan. 

Rumput basah karena embun pagi menguar, meresap ke dalam indera penciuman. Segarnyaaaa, pengen di sini terus. Nggak hanya foto-foto kalo kalian berada di sini. Kalian bisa sekadar duduk menatap batang pinus yang berjajar di antara tanah lembab hutan pinus. Udah gitu aja, bikin hati damai.

4. Menyepi di Curug Cihurang


Meninggalkan hutan pinus, kami beranjak ke Curug Cihurang. Curug yang lokasinya paling dekat dari gerbang TNGH. Semula kami merencanakan ke Curug Cigamea. Tapi karena Curug Cihurang ini yang pertama kami jumpai, ya udah mobil pun memasuki area parkir yang dikenakan tarif Rp. 5.000.

Jangan ragu atau membayangkan jalan treking menuju curug bakal berliku. Saya baru sekali ini berjalan ke curug dengan jarak yang sangat dekat. Cukup berjalan sejauh 50 meter, saya udah menjumpai Curug Cihurang.

Sepanjang jalan mata kalian akan terpesona dengan pepohonan di bukit. Ada aliran sungai kecil yang memecah jalan menjadi dua bagian. Saya dan keluarga mengambil sisi jalan sebelah kiri dengan bukit di sisi kirinya. Sisi kanan adalah camping ground bagi anak muda yang ingin menghabiskan malam dengan membakar jagung atau singkong.

Suara gemuruh air terdengar ketika kami baru melangkah sepanjang 10 meter. Bikin semangat kami terdongkrak dan makin bergegas menuju lokasi asal suara.

Meski kecil curahan air yang jatuh ke dalam kolam, tetap aja menyenangkan. Ada dua curahan air yang turun dan masuk ke dalam kolam. Dua kolam kecil bisa jadi pilihan kalian bermain air. Kolamnya dangkal, dengan perosotan untuk anak-anak bermain air. Kehadiran perosotan yang terbuat dari plastik, malah bikin lokasi curug jadi tidak alami.



Di Curug Cihurang ini kami tidak lama, karena ingin menuju destinasi berikutnya, yaitu...

5. Menjelajah Litle Eropa di DeVoyage


Sekarang kalian tak perlu susah payah menabung untuk wisata ke Eropa (saya aja kali, hihii). Karena di Kota Bogor ada tempat wisata baru yang sedang menjadi trending topic di media sosial yaitu Devoyage.

Menempati lahan seluas 1,5 hektar, ada beragam spot foto kekinian yang menarik minat anak muda. Kalian bisa foto-foto dengan latar bangunan khas Eropa.

Terletak di kawasan yang sejuk nan teduh, ada ratusan titik spot foto yang bakal bikin kalian enggan pulang. Saya kebingungan mau memilih foto di beberapa lokasi. Sebenarnya bukan hari libur, tapi tetap aja pengunjung lumayan ramai. Maklum ya masih baru dan viral di media sosial. Jadi pengunjungnya udah ramai. Pintar-pintarnya kalian aja memilih lokasi foto yang agak sepi atau bergantian dengan pengunjung lain.

Ada sungai dengan perahu kecil yang berwarna cerah dan jembatan kayu di atasnya. Ini merupakan spot foto paling favorit. Ada pengunjung yang enggan pindah ke spot foto lain, hahahaaa.



Untuk masuk ke Devoyage, pengunjung dikenakan tiket Rp. 25.000/orang untuk weekdays. Sementara hari Minggu dan libur nasional harga tiket sebesar Rp. 35.000/orang.

Ada fasilitas permainan untuk anak-anak, minizoo, juga cafe dengan desain ala desa di Eropa. 

Lokasi Devoyage :
Jl. Boulevard 
Bogor Nirwana Residence

Nah, itu lah kelima wisata yang udah saya pilihkan untuk kalian. Cukup tinggal di Bogor selama tiga hari kalian bisa menikmati kelima tempat wisata di atas. Ayo buruan pesan tiket kereta api dan pilih liburan ke Kota Bogor bareng sahabat atau keluarga. Wassalamualaikum.
Reading Time: