My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi: Healing
Tampilkan postingan dengan label Healing. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Healing. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 25 Februari 2023

Ketika Tangguh Tidak Cukup, Bangun Kekuatan Mental, Begini Caranya!
Februari 25, 20230 Comments

Kesehatan Mental Untuk Menjadikan Kamu Tangguh

Kekuatan Mental

Assalamualaikum Sahabat. Dunia ini keras, tempat orang yang tangguh menjalani hidup tanpa ampun. Sederet  kata yang mendadak  muncul di pikiran saya, ketika di grup WA ada yang mendadak pamit keluar. Alasannya karena dia merasa ditinggalkan oleh kami. 

Huhuue, sedih juga karena teman kami satu ini memang mudah baper. Beberapa kali pernah kejadian dia merasa nggak diajak, meski sebenarnya udah ada info sebelumnya. 

Ada orang-orang yang susah dipahami ketika dia ingin menjauh. Jadi ya biarkan saja agar kesehatan mentalnya terjaga. Saat ini tuh tetap tangguh menghadapi masalah kehidupan penting banget.  Tidak semua orang memiliki mental yang tangguh. Kesehatan mental menjadi prioritas agar kamu menjadi pribadi tangguh.


Pandemi telah mengikis kekuatan mental, melihat banyak kenalan bahkan kerabat menjadi korban virus covid yang lalu. Rasa kecewa menghadapi kekalahan, kehilangan, dan kepedihan, nggak bisa dihapus dengan sekali tepuk. 

Namun manusia diciptakan menjadi makhluk yang tangguh untuk berjuang menghadapi masalah kehidupan. Mental yang kuat pula yang mampu mendampingi fisik yang tangguh, berjuang bersama saling mendukung.

Apa Yang Dimaksud Dengan Kekuatan Mental?

Kekuatan mental adalah keterampilan kognitif dan emosional yang digunakan untuk membingkai ulang pikiran negatif dan keadaan buruk. Menjadi pribadi yang kuat mentalnya akan mampu melawan pengaruh internal dan eksternal. Kepercayaan diri lebih berkembang dan membantu kita mewujudkan psikis yang sehat.

Memiliki mental tangguh tidak lantas bikin kita dilarang mengeluh, menangis ataupun mencurahkan kegalauan. Wajar ya namanya manusia kadang bisa ngalami mental lemah karena keadaan yang menekan. Kondisi kesehatan, stres di tempat kerja dan jalan raya, pasti akan mempengaruhi mental kita.

Sama hal nya dengan kesehatan fisik untuk membangun kekuatan mental yang tangguh. Kesehatan mental terbangun karena adanya kekuatan pertahanan mental kita. Ketangguhan mental yang kita miliki bisa membantu menghadapi tekanan yang datang, menghilangkan gangguan atau efek buruk dari dalam diri. 

Contohnya ketika kita tengah melakukan presentasi di hadapan pimpinan, salah seorang teman kerja menyanggah, menunjukkan kekurangan strategi kita. Bukannya kita melemah atau sedih, jangan yaa. Persiapan presentasi bisa digunakan untuk menemukan hal seperti ini. Sehingga kita nggak takut dengan sanggahan yang datang dari teman kerja yang ingin menunjukkan kelemahan kita. Di sini lah kekuatan mental yang tangguh sangat membantu kita untuk berani memberikan alternatif C atau D dari pilihan utama A.

Namun jangan ragu juga untuk meminta dukungan dari teman kerja yang selama ini selalu berbagi tugas dalam satu divisi. 

Manfaat Mengembangkan Kekuatan Mental 

Kekuatan mental membantu kita melawan ketakutan dan kecemasan. Saat kita membangun kekuatan mental, kita lebih mampu membingkai ulang kecemasan dan mendengar apa yang ingin disampaikannya kepada kita. 

Hempaskan Stress

Kekuatan mental juga memengaruhi kita dengan cara penting lainnya. Di sini saya tuliskan 5 manfaat mengembangkan kekuatan mental :

1. Lebih sedikit stres

Saat kuat secara mental, kita tidak terlalu tertekan oleh hal-hal yang terjadi dalam hidup, entah masalah besar atau kecil. Kita  melihat kesulitan sebagai kesempatan untuk tumbuh. Bahkan ketika hal-hal besar terjadi, kita dapat membingkai ulang dan percaya bahwa kita akan melewatinya. Terlebih sebelumnya juga kita udah pernah mengalami masalah yang lebih besar.

Mengelola stres merupakan salah satu cara efektif agar kita sehat secara fisik dan mental. Tingkat stres yang rendah tentunya akan menjauhkan kita dari resiko depresi, kecemasan berlebih, dan kondisi kesehatan fisik lainnya. 

2. Motivasi

Kekuatan mental yang buruk menyedot energi dan motivasi. Kita merasa seperti apa pun yang dicoba lakukan, hal-hal buruk terjadi dan tidak ada yang berhasil.

Sebaliknya, orang yang bermental kuat memiliki internal locus of control yang tinggi. Itu berarti bahwa mereka percaya bahwa mereka memiliki kendali atas keadaan mereka. Rasa kontrol itu memotivasi mereka untuk terus berusaha, berkembang, dan mencari solusi. Orang yang tangguh tidak mudah menyerah.

Kekuatan mental juga membawa disiplin dan motivasi intrinsik yang diperlukan untuk mencegah penundaan. Orang yang tangguh secara mental memiliki waktu yang lebih mudah untuk memulai dan menyelesaikan tugas.

3. Kebijaksanaan

Bagian dari menjadi sukses dalam hidup adalah mengetahui apa yang harus didengarkan dan apa yang tidak boleh didengarkan. Sangat mudah untuk terlempar oleh kritik internal dan eksternal. Ketika kamu sedang mengembangkan ketangguhan mental, tetap lah fokus pada tujuan. Jangan biarkan pendapat orang mempengaruhi kamu. Bijaksana bersikap ini penting untuk membangun ketangguhan mental.

Kebijaksanaan juga merupakan kunci untuk mengembangkan kesadaran diri,  yang bermanfaat untuk mengatur emosi. Emosi negatif yang muncul bukan masalah bila kamu bisa menyikapi dengan bijaksana. 

4. Keberanian

Ketika kita merasa kuat secara mental, kita tidak terlalu takut gagal. Bahkan jika kita khawatir tentang kemungkinan hasilnya, lebih mudah bagi kita untuk beralih ke mode pemecahan masalah. Keyakinan diri yang lebih tinggi, kita merasa lebih yakin dengan kemampuan untuk mencari solusi. Lebih penting lagi, kita merasa yakin bakal mampu kuat dan selamat dari skenario terburuk (jika itu benar-benar terjadi).

5. Kemampuan beradaptasi

Mengembangkan kemampuan kita untuk mencari solusi membuat kita lebih gesit dan mudah beradaptasi. Jadi kita hanya butuh waktu yang nggak banyak untuk memikirkan apa yang tidak berjalan dengan baik. Yang nantinya kita bisa lebih banyak fokus pada bagaimana cara mencapai hasil yang diinginkan.


Nah untuk memiliki kekuatan mental dimulai dari kesehatan mental tentunya. Seperti di awal yang udah saya sebutkan, kalo mental sedang melemah, nggak perlu panik. Menyingkir dari orang atau hal yang menjadi penyebab mental lemah adalah pilihan tepat. 

Jalan terbaik adalah menemui orang yang ahli, konsultasi psikiater bisa jadi rekomendasi bila mental melemah. Kadang kita butuh dukungan dari orang yang ahli di bidangnya. Coba baca cerita pengalaman Inez dalah salah satu artikelnya di blog personalnya. Namun sebelumnya tentu harus cek kesehatan mental juga untuk memutuskan solusi terbaik bagi diri kamu. Wassalamualaikum.
Reading Time:

Senin, 14 November 2022

Healing Bareng Bestie di Tebing Breksi dan Candi Ijo Bareng Bestie
November 14, 2022 25 Comments

Assalamualaikum Bestie. Minggu lalu saya diajakin suami ikutan silaturahmi di rumah temannya di Jogja. Kali ini kami perginya nggak bersama anak-anak. Tapi kami pergi berombongan naik bus bersama bestie yang asik dan rame. Saya baru kenal beberapa bulan ini. Mereka adalah teman suami kala sekolah dasar yang belum lama ini reuni. Dan yang berangkat kebanyakan pasangan suami istri, ada juga yang masih single. Rencananya setelah silaturahmi kami akan healing di Tebing Breksi dan Candi Ijo.


Minggu pukul 6 pagi saya dan suami udah boncengan  motor menuju titik kumpul di dekat sekolah dasar mereka di kawasan Seteran, Semarang. Saya hanya bawa bekal jeruk 2 kg dan biskuit serta air mineral. Nantinya kami akan mendapat sarapan di bus, ada donatur yang udah nyiapin nasi kotak. 


Kami udah ngumpul tapi bus nya belum datang. Dari pada bengong, kami ngobrol untuk ngisi waktu, bercanda agar tidak bosan nungguin bus. Rasanya kok kami jadi kembali ke masa anak sekolah ya. Yah gitu deh, usia udah setengah abad lebih tapi masih suka ngumpul dan dolan. Kalo ngumpul pasti seru karena saling mengolok tanpa ada yang ngambek. Udah tua nggak cocok kan kalo suka ngambek.


Begitu bus nya datang langsung deh diserbu. Tapi nggak ada yang berebut karena peserta wisata ini hanya 18 orang. Sementara bus berkapasitas 25 kursi. 


Saya duduk dengan suami? Enggak dong! Di rumah udah berduaan tapi kalo di luar rumah enaknya duduk terpisah. Jadi saya duduk dengan teman perempuan suami yang kebetulan juga teman SMP kami. Oia udah tahu kan kalo saya dan suami adalah teman satu SMP? Kalo baru tahu juga santuyy aja ya geesss.


Tetap Ceria Selama Perjalanan di Dalam Bus


Paling asik kalo dalam perjalanan itu duduk santuy, nyanyi, bercanda bersama teman serombongan. Ada sih yang hilir mudik jalan ke belakang balik depan, tapi sambil bagi nasi kotak. Ada juga yang bagi-bagi air mineral, jajanan, atau perman. Kok nggak abis-abis yang dibagikan? Ya iya lah tiap orang bawa bekal lumayan banyak dengan maksud dinikmati barengan di dalam bus. Kantong yang nempel di kursi depan kita, langsung penuh isi jajanan, alhamdulillah yaa.


Eh tadi begitu bus jalan kami udah berdoa bersama, semoga perjalanan lancar tanpa hambatan. 


Perjalanan selama 3 jam tidak terasa karena ngobrol sepanjang jalan. Meski sesekali mata digayut kantuk. Namun ketika ada celetukan iseng mengundang tawa, kantuk langsung lenyap. Teman-teman suami dengan pasangannya adalah orang yang asik. Mereka sekelompok orang yang apa adanya dan tidak pernah jaim saat bertemu. Dan saya nyaman berkumpul dengan mereka. 

Silaturahmi di Rumah Sahabat

Rumah yang kami kunjungi berada di kawasan wisata, dekat banget dengan Situs Ratu Boko. Itu artinya kami akan mampir berkunjung ke tempat wisata dekat kawasan itu. Tapi bukan ke Situs Ratu Boko. Di kawasan itu banyak tempat wisata. Nanti ya setelah silaturahmi di rumah teman, akan saya ceritakan kami wisata di mana. 


Acara silaturahmi berjalan asik, santai, namun tetap ada seriusnya. Karena acara dijalankan dengan urutan layaknya pertemuan rapat. Ada pembukaan, kata sambutan tuan rumah, sambutan ketua, laporan keuangan, dan tentu saja menikmati sajian hidangan dari tuan rumah.



Seru acaranya, kudapannya juga enak sesuai selera kami penyuka jajanan tradisional. Rasanya meski makan sedikit hati tetap hepi karena banyak yang nemenin makan. Saya udah terbiasa makan siang sendirian karena suami dan anak-anak hanya bisa sesekali aja nemenin. Dengan kesibukan masing-masing tentu saya ikhlas. Makanya kalo ada acara ngumpul, saya senang bisa ikut silaturahmi dengan bonus makan bersama, hahahaa.


Foto Syantik Bareng Bestie di Tebing Breksi


Setelah makan, shalat, dan istirahat sejenak, kami berpamitan undur diri. Dan tuan rumah yang baik mengajak kami wisata di tempat terdekat dari rumah. Ahhh senangnya ya punya teman baik yang memahami kebutuhan kami healing.


Tempat pertama yang kami tuju memang sudah dibicarakan saat istirahat usai makan dan shalat. Tebing Breksi sengaja dipilih karena ingin menikmati suasana jelang sore dan tentu saja foto-foto.


Setelah memutuskan di mana tempat sesi foto, kamera pun mulai beraksi. Sayang suami saya memilih duduk di depan tempat parkir. Karena ada teman kami yang nggak memungkinkan untuk keliling menyusuri spot foto. Jadi jangan dicari yang mana suami saya. Tapi nggak masalah karena kami pernah berkunjung ke tempat ini setahun yang lalu. 


Jadi kalo ingin mengenal Tebing Breksi bisa loh baca cerita saya di blog ini. Di aratikel ini saya nggak akan menuliskan detil tentang Tebing Breksi yang viral hingga hari ini. Dan menjadi salah satu tempat wisata wajib dikunjungi bila kamu sedang di Jogja.


Silakan baca di sini : Mengunjungi 3 Tempat Dalam 1 Hari


Sekitar 1 jam kemudian kami diajak berpindah tempat yang jaraknya hanya 15 menit perjalanan. Kali ini kami meninggalkan bus di tempat parkir wisata Tebing Breksi. Akan kemana kah kami? Yuk baca di bawah ini, bestie.


Mendaki Candi Ijo


Jadi kami ke tempat wisata berikutnya naik apa? Hmmm, bentar ya saya ceritakan dulu. Tuan rumah acara sudah menyiapkan mobil keluarga untuk mengantar kami hingga tiga kali bergiliran dalam tiga rombongan. Keren ya sampai segitunya, nggak kenal rasa lelah mengantar kami, menyenangkan kami semua. Itu lah yang namanya teman terbaik. Tapi saya melihat teman-teman suami ini saling mendukung, suka berbagi, dan tidak mengenal kaya atau miskin. 


Saya ikut rombongan pertama yang diantar hingga ke lokasi, yaitu Candi Ijo. Pandangan pertama di tempat parkir udah bikin hepi. Ada gardu pandang yang juga dijadikan spot foto. Asik kan yaaa?


Bergiliran kami foto karena ada aturan tertulis tempat itu hanya boleh memuat 3 orang. Peraturan untuk keamanan ini mesti diikuti ya sob. Peraturan dibuat untuk ditaati karena demi keamanan bersama tentunya.


Setelah foto-foto jangan lupa juga untuk mengisi recehan, yaitu 3 ribu. Tapi kalo kamu baik hati dan suka sedekah, boleh kok ngisinya dilebihkan gitu. 


Setelah puas foto-foto dan rombongan pun lengkap, kami berpindah ke tempat wisata Candi Ijo. Jangan nyari candi yang warnanya ijo, kamu nggak bakal menemukannya. Saya juga belum googling mengapa dinamakan Candi Ijo padahal bangunannya tidak berwarna ijo.

Gambar atas adl candi paling bawah
Setelah itu ada anak tangga menuju ke atas

Kami menaiki anak tangga setapak demi setapak. Ya ampun pemilik tulang ini mesti bersabar kayaknya, hahahaa.


Ya gimana sih, usia udah 54-57 tahun kok masih suka naik anak tangga. Tahu kan kalo anak tangga bikinan pemahat candi itu jaraknya sama sekali tidak ergonomis. Napas udah mulai engap tapi semangat masih menyala. Saya meyakini kalo kami mampu sampai di pelataran candi paling atas. 


Saya pun memberikan semangat manakala ada yang menyerah dan kembali turun. 


"Ayo bisa yookkk... strategi nggak gampang engap adalah, naik satu anak tangga berhenti. Boleh foto selfi sambil tarik napas dalam dalam dan hembuskan perlahan,"

Anak tangga terakhir menuju
candi paling atas

Gitu terus tiap ada yang mengeluh. Meski saya sendiri aslinya juga udah merasa engap. Tapi saya orang yang suka tantangan meski tetap mengukur kemampuan diri. Dan saya merasa diri saya mampu menaiki anak tangga dengan langkah pelan tapi yakin sampai di anak tangga terakhir.


ALHAMDULILLAAAH... Senang banget waktu pucuk candi terlihat. Saya nggak mau takabur dengan berlari. Napas tua ini mesti diatur dengan lebih kalem. Padahal pengennya segera mencari spot foto paling kece. 


Dan lebih hepi lagi karena kami akhirnya bisa sampai semua di atas. Heboh deh semuanya mengeluarkan ponselnya untuk foto selfi. Saya memilih saling membantu fotoin teman dan sebaliknya juga mereka bantuin fotoin saya.


Namun setelah euforia kebahagiaan karena mampu menaklukkan rasa putus asa dengan tiba di pelataran tertinggi candi, kami pun mulai berkumpul. Salah seorang mulai mengatur gaya kami untuk sesi foto yang rasanya nggak selesai-selesai.


Sayang juga ya kondisi pengunjung tidak begitu banyak. Apakah candi ini tidak mempesona? Enggak juga loh. Bangunan candi itu sebuah mahakarya dari leluhur kita jaman dahulu. 


Untuk kebersihan cukup terjaga meski ada sampah di beberapa tempat tapi hanya satu dua gitu. Untuk tiket masuk juga terjangkau banget karena per orang dikenakan tarif 7 ribu rupiah.


Tapi ada senangnya juga ya dengan area candi yang pengunjungnya sepi begini. Kami jadi nyaman foto tanpa bocor, hahahaa. Puas banget foto-foto di sini tapi nggak akan saya pamerkan semua di sini. Takut pembaca blog ini muak dengan foto gak jelas kami serombongan.


Sepulang dari wisata bersama bestie, ya saya sudah menganggapnya begitu. Karena tiap kali kami bertemu yang ada hanya menertawakan apa aja. Hidup terasa mengalir, tiada beban apapun. Saya bersyukur diajak suami untuk gabung dan menjalin pertemanan dengan mereka. Rasanya berkah memiliki teman baru di usia senja ini. 


Saya jadi teringat dengan teman blogger Rani Noona yang tinggal di Kudus. Dari artikel di blog yang pernah saya baca (maaf ya mba Ran, nggak semua dibaca), ada satu yang menarik minat. Jurnal Syukur artikel yang menurut saya sangat pantas dijadikan pilihan bacaan. Terutama untuk kalian yang masih menyimpan luka-luka masa lalu yang belum terselesaikan. Meski bisa aja menjadi bacaan semua perempuan yang menyandang status ibu. Coba deh sempatkan waktu untuk membacanya. 


Tapi kalo kalian nggak memiliki luka masa lalu, nggak masalah juga untuk membacanya. Dari artikel ini saya ikut belajar tentang self healing yang sederhana. Membuat jurnal syukur bisa jadi self healing. Betapa bersyukurnya bisa mengingat nikmat yang kalian rasakan seharian ini dan menuliskannya di media apapun. 


Ahhh rasanya tulisan ini pun merupakan jurnal syukur, ungkapan terima kasih pada teman-teman suami dan pasangannya masing-masing. Yang telah merangkul saya menjadi keluarga mereka. Kalian pernah juga masuk dalam sebuah perkumpulan orang-orang baik yang bersahaja seperti saya, bestie? Semoga udah ya dan mari kita rawat silaturahmi dengan mereka. Wassalamualaikum.

Reading Time: