Mewujudkan Masyarakat Indonesia Yang Inklusif - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Kamis, 26 Agustus 2021

Mewujudkan Masyarakat Indonesia Yang Inklusif


Assalamualaikum Sahabat.  Bulan Agustus setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Pemuda Internasional atau International Youth Day (IYD). Tepatnya sejak tanggal 12 Agustus 2000, PBB menetapkan sebagai International Youth Day. Hal ini dimaksudkan agar menjadi kesempatan bagi pemerintah dan pihak terkait untuk lebih memperhatikan tentang isu-isu pemuda di seluruh dunia.


Dengan alasan ini pula Ruang Publik KBR bekerja sama dengan NLR Indonesia mengadakan talk show dengan tema : Yang Muda Yang Progresif, Untuk Indonesia Inklusif.




Host Talk show Ruang Publik KBR, Ines Nirmala menjelaskan, menurut data ada sebanyak 21.84 juta atau 8.26 persen penduduk Indonesia adalah penyandang disabilitas. 



Nah pada kenyataannya, penyandang disabilitas -termasuk orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK) sebagai bagian dari kelompok disabilitas- masih menghadapi kesulitan dalam upaya pemenuhan hak mereka. Hal ini dikarenakan stigma dan hambatan dalam mengakses layanan umum dan layanan dasar. 


Berdasarkan data Riskesdas 2018, kelompok orang muda usia 18-24 tahun dengan disabilitas (18-24 tahun) merupakan populasi disabilitas terbesar ketiga setelah kelompok usia lansia dan dewasa akhir. Mereka dapat dipandang sebagai peluang dalam mewujudkan Indonesia yang Inklusif, serta tidak sedikit inovasi dan perubahan yang digagas oleh orang muda dengan disabilitas dan OYPMK. 




Bagaimana Menciptakan Masyarakat Yang Inklusif?

Mbak Ines menjelaskan bahwa bincang di Ruang Publik KBR ini juga disimak di 100 radio jaringan KBR di seluruh Indonesia, dari Aceh hingga Papua, dan 104.2 MSTri FM Jakarta. KBR menggandeng narasumber Widya Prasetyanti, Program Development & Quality Manager, NLR Indonesia dan Agustina Ciptarahayu, Founder & CEO PT. Botanina Hijau Indonesia.


Bersama Ibu-Ibu Doyan Nulis juga yang hadir, Mba Ines juga mengajak teman-teman disabilitas dan OYPMK (Orang Yang Pernah Mengalami Kusta) untuk turut menyimak dan memberikan komentar dalam talk show kali ini. 


Widya Prasetyanti, Program Development & Quality Manager NLR Indonesia

NLR adalah organisasi non pemerintah yang didirikan di Belanda pada tahun 1967 untuk menanggulangi kusta dan konsekwensinya di seluruh dunia. Langkah yang ditempuh adalah dengan menggunakan pendekatan tiga zero. Yaitu zero transmission (nihil penularan), zero disability (nihil disabilitas), dan zero exclusion (nihil eksklusi).




Di Indonesia NLR mulai bekerja tahun 1975 bersama pemerintah. Namun sejak tahun 2018, NLR memilih menjadi entitas nasional. Tujuannya agar bisa lebih spesifik bekerja di setor kesehatan dengan efektif dan efisien menuju Indonesia bebas dari kusta. NLR memiliki slogan : Hingga kita bebas dari kusta. 


Visi NLR 

- Dunia yang bebas dari kusta dan konsekuensinya; 

- Semua orang Indonesia, terutama OYPMK atau orang dengan disabilitas, menikmati hak-hak mereka di tengah masyarakat inklusif tanpa stigma dan diskriminasi.




Misi NLR :

Kami mencegah, mendeteksi dan menangani kusta dan mendukung kesehatan, kemandirian dan inklusi penuh bagi OYPMK di dalam masyarakat dengan :

- Memperkuat petugas kesehatan, organisasi penyandang disabilitas dan komunitas orang dengan disabilitas.

- Mengedukasi masyarakat tentang kusta dan disabilitas.


Apa Kepanjangan OYPMK:

OYPMK adalah singkatan dari Orang Yang Pernah Mengalami Kusta. Artinya di sini mereka dulunya pernah menderita kusta namun sudah dinyatakan sembuh dari penyakitnya. 

Kusta adalah penyakit yang menyerang sistem syaraf. Gejala kusta biasanya ditandai dengan munculnya bintik putih di kulit. Bintik yang seperti panu ini rasanya nggak gatal. Penyakit kusta bisa disembuhkan dengan konsumsi obat dan terapi. 


NLR memprioritaskan beberapa program untuk kelompok pemuda. Di antaranya adalah :

- Program untuk hak ketenagakerjaan formal maupun kewirausahaan untuk kaum inklusif. Kemudian ada porgram untuk anak dan remaja disabilitas dan kusta, dalam aspek kuncu tumbuh kembang mereka. 

- Program pendampingan bagi anak-anak down syndrome, anak-anak dan remaja OYPMK dengan  melakukan pendampingan untuk topik khusus kesehatan seksual dan repodruksi.   

- Program pemagangan inklusif, bagi kaum disabilitas dan kusta untuk magang di kantor NLR dan organisasi mitra di wilayah di seluruh Indonesia.

- Program Konseling secara khusus untuk teman-teman OYPMK menjadi pendamping untuk teman-temannya sebagai konselor.

- Program Suara Untuk Kusta, menyasar orang muda, warganet, ke kampus untuk penyadaran tentang kusta.


Populasi orang muda dari penduduk Indonesia, dari 270 juta, adalah gen Z usia 9-20 tahun ada 28% atau 75 jutaan. Sementara di bawah usia 9 tahun kelak bisa menjadi orang muda ada 38,8%. Bayangkan lebih dari 104 juta penduduk di Indonesia dalah orang muda.


Penyandang disabilitas juga sama, ada 3,3% yang berusia 5-17tahun. Kalo ditambah usia 18-24 tahun ada 21,1%. Atau total 24% dari penyandang disabilitas adalah usia 5-24 tahun ada 5 juta.


Ada sumbangan kasus baru setiap tahunnya atau 16 ribu yang 11% adalah usia 15 tahun ke bawah. Terbayang nggak sih ada sekitar 1700 anak dengan penderita kusta ditemukan setiap tahun.


Setelah melihat angka ini, jadi wajar yaa mengapa NLR peduli dengan kaum muda, terutama penyandang disabilitas.


Faktanya stigma pada kaum disabilitas dan kusta itu menjadi penghambat terbesar, baik itu dari diri sendiri, masyarakat luar. Dan itu berdampak diskriminasi dalam berbagai aspek. Termasuk dalam penerimaan kerja karena melihat kekurangan calon pekerja bukan melihat dari kemampuan bekerjanya. Ini lah yang menghambat ruang gerak bagi kaum disabilitas dan kusta.



Yang dilakukan oleh NLR, melalui mitra di wilayah baik dengan dinkes, puskesman, rumah sakit maupun organisasi di wilayah bisa berbeda. Semua disesuaikan dengan kondisi wilayah masing-masing.


NLR Indonesia bekerja untuk :

- Mengidentitfikasi penemuan kasus, 

- Penanganan Kusta, 

-Pendampingan hingga mereka bisa beraktualisasi diri, 

- Menerima dirinya dengan kondisinya, 

- Membuka diri  agar bisa beraktualisasi di manapun berada. 

Ini yang disebut  pendekatan twin trek atau jalur ganda. Jadi ada pendampingan aspek individunya tetap harus dilakukan. Dalam hal ini kebutuhan kesehatan maupun pengarus utamanya dengan lingkungannya, dengan masyarakat, keluarga, teman-temannya. Jadi tidak bisa dikerjakan satu persatu, karena yang menjadi perhatian adalah manusia dengan seluruh aspek harus dikerjakan bareng, karena saling terkait.


Pelatihan untuk OYPMK, setiap tahun ada periode untuk pemagangan bagi teman disabilitas (dan kusta) ada info ke masyarakat. Ada seleksi dari profil yang masuk, ada assessment juga. Dan awal perekrutan tentu juga melakukan program yang sesuai untuk masing-masing peserta sesuai minat. 


Ada 13 propinsi dengan 34 kabupaten/kota keberadaan mitra yang memiliki kegiatan di wilayah. Tentu berbeda dengan kegiatan di kantor pusat. Untuk training formal tidak ada setiap saat sesuai program yang dibutuhkan. Tetapi melalui program baik untuk penguatan kapasitas diri atau untuk self stigma, termasuk juga konseling untuk kegiatan. Juga bila ada kaitan dengan ketenagakerjaan adalah mempersiapkan peserta dengan soft skill siap bekerja di manapun berada.


Untuk tahun ini pemagangan tertunda dengan adanya PPKM. Jadi nanti akan diinfokan kembali pada kaum disabilitas dan OYPMK bila pemagangan sudah mulai berjalan lagi.


NLR Indonesia juga pernah bekerja sama dengan warga kampus dalam program Suka Suara untuk Kusta. Ada roadshow ke kampus untuk penyadaran masyarakat kampus tentang kusta. 


Di sana NLR membuka peluang dengan warga kampus yang berminat menjadi volunter. Terutama dengan kampus yang berbasis kesehatan pasti nya akan jauh menjadi kerjasama yang menarik. Warga kampus bisa mengajukan diri untuk kerjasama dengan menuliskan di chat room channel YouTube ini. Atau bisa juga cek di sosial media NLR Indonesia.




Agustina Ciptarahayu, Founder & CEO PT. Botanina Hijau Indonesia

Menurut Mba Tina, sekarang ini bidang kerja makin tak terbatas namun lebih pada inovasi. Sehingga Botanina justru melahirkan kerjasama berdasarkan skill yang dimiliki masing-masing. 


PT Botanina menganggap konsep inklusif ini merupakan konsep yang wajar. Semua orang bisa berpartisipasi di dunia usaha, sepanjang bisa berkarya setiap orang bisa mengikuti pola kerjasama sesuai kelebihan dan kekurangan masing-masing.


Botanina selama ini udah melakukan kerjasama dengan disabilitas dengan kelebihan penciuman yang sangat tajam. Dalam pandangan Mba Tina, Tuhan itu adil dengan memberi kekurangan namun memiliki kelebihan indera penciuman. Dan dia ini adalah tangan kanan Botanina yang memiliki keterbatasan low vision.


Dan sekarang lagi musim saling memberikan merchandise. Seperti produk merchandise dari Jepang yang membutuhkan ketelitian karena nampak rumit namun unik. Nah untuk mengerjakan merchandise atau gift dengan unik gitu, dibutuhkan orang yang bisa fokus. Dan ternyata justru orang autis yang bisa bekerja dengan hasil karya yang istimewa. Tentu karena kelebihannya saat berkarya itu lebih fokus dan teliti.


PT. Botanina didirikan 7 tahun yang lalu dengan produk healt & beauty. Yaitu produk kesehatan, personal care, untuk anak-anak dan bayi, dan untuk imun. Untuk menciptakan produk seperti itu, salah satu skill yang dibutuhkan adalah menciptakan aroma.


Untuk bisa menciptakan produk tersebut harus bisa menciptakan aroma yang menyenangkan, seperti relaksasi atau menyegarkan. Karena bahan bakunya natural yang alami. Namun bahan alami itu resikonya ada perubahan wangi saat proses produksi dari base 1 hingga berikutnya. Jadi memang indera penciuman yang tajam dibutuhkan di sini.


Pertanyaan diajukan oleh pendengar yang gabung :

- Rafi, Bandung

Bagaimana perusahaan menyediakan apakah ada fasilitas khusus untuk mempekerjakan orang disabilitas?

Jawaban :

Tina : PT Botanina menyediakan pola kerjasama dengan pekerjaan full time, part time, dan freelance. Selama ini pengalaman perusahaan dengan disabilitas yang low vision, tuli, dan disabilitas yang ringan. Jadi penyesuaian lebih pada detil yang tidak terpikir. Misal lampu harus seterang apa, tulisan harus dengan font sebesar apa. 


Widya : Harus dilihat kondisinya seperti apa bagi penderita kusta yang bekerja. Kalo pekerjaan yang terlalu capai, bisa mengalami stres memunculkan kulit kemerahan. Ini yang harus dipahami, dari sisi jam kerja, tempat kerja, dan ada orang dengan kusta ini yang udah kehilangan indera peraba. Harus dijauhkan dari pekerjaan dengan peralatan benda tajam seperti pisau. Namun untuk hubungan sosial nggak ada bedanya, seperti makan siang bareng, nongkrong bareng.


Cerita Gaby, OYPMK Orang muda dari NTT

Gaby mengikuti pengobatan dan terapi karena pernah mengalami lumpuh ringan. Sehingga dia harus mengonsumsi obat dan terapi. Gaby kenal organisasi NLR Indonesia. Dia jadi tahu bahwa kusta bukan penyakit menular. Sehingga dia ingin mengenalkan kaum muda bahwa penyakti kusta ini menyerang bagian sistem syaraf kita sehingga membuat kondisi tertentu menjadi mati rasa atau lain sebagainya.


Ketika mengalami lumpuh kegiatan menjadi terhalang, tidak bisa berjalan sehingga sulit untuk membantu diri sendiri. Sehingga Gaby harus membutuhkan bantua orang lain untuk beraktivitas. Namun setelah mengikuti terapi di yayasan sosial Ibu Alfrida, dia bisa kembali melakukan aktivitas seperti biasa meski masih harus tetap ikut terapi. 


Gaby merasa bersyukur udah berkenalan dengan NLR karena membuka matanya bahwa kusta tidak menghambat langkahnya. Meski sebelumnya dia sempat putus asa namun kemudian semangatnya muncul karena pendampingan dari yayasan sosial. Gaby mulai belajar menenun, setidaknya dengan menggunakan tangan.


Keren ya, semangat untuk Gaby dan semua teman-teman OYPMK yang udah bangkit dan tetap berkarya sesuai kemampuan masing-masing.


Pesan dari PT. Botanina, berdasarkan dari pengalaman Mbak Tina, banyak sekali kategorinya dari ringan sampai berat. Setiap perusahaan punya peluang tinggal disesuaikan dengan kapasitas masing-masing. Ada beberapa skill yang dibutuhkan dan dimiliki oleh kaum disabilitas. 


Lebih lanjut dijelaskan oleh Mbak Tina bahwa ada gap informasi tentang kebutuhan tenaga kerja kaum disabilitas. Alangkah baiknya perusahaan bisa ikut komunitas atau mengetahui info yang lengkap untuk mencari calon pekerja disabilitas dengan kualitas yang dibutuhkan.


Sementara dari Mbak Widya, bagi perusahaan yang membutuhkan info profil kaum disabilitas, NLR bisa mendampingi pelaku usaha.


NLR terbuka apabila ada pelaku usaha yang mencari profil disabilitas yang memang menjadi kebutuhannya. Mereka bisa menghubungkan pelaku usaha dengan kaum disabilitas. Dalam persiapan untuk mendampingi OYPMK juga bisa dilakukan. Pendampingan ini dilakukan untuk kaum disabilitas / OYPMK  memasuki dunia kerja.


Bagi kalian yang belum sempat nonton talk show kemarin, bisa cek live streaming via website kbr.id dan youtube Berita KBR. 



Semoga talk show ini bisa membuka ruang yang lebih luas lagi untuk orang-orang yang pernah mengalami kusta dan juga kaum disabilitas. Semoga juga bisa mewujudkan Indonesia Yang Inklusif. Wassalamualaikum.

29 komentar:

  1. saya kalau dengar tentang penyakit kusta kok jadi ingat nabi Ayub ya. Jaman sekarang aja masih ada ya diskriminasi untuk OYPMK. bagaimana jaman nabi Ayub ya? Semoga dengan tersebarnya informasi ttg kusta, membuat kita lebih bijak ya menghadapi mereka.

    BalasHapus
  2. Dulu orang sering mengatakan kalo kusta itu penyakit kutukan yg ga bisa sembuh, dan kita semua ga boleh deket2 sama orang yang punya penyakit kusta. Padahal sekarang penyakit kusta bisa diobati ya mba. Semoga masyarakat makin peduli sama disabilitas dan tidak menganggap mereka kaum yg terpinggirkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa diobati dengan konsumsi obat dan terapi. Bisa sembuh dan beraktivitas seperti kita juga kalo udah sehat

      Hapus
  3. Penyakit kusta terdengar mengerikan dan kusta sulit disembuhkan, seperti itu anggapan sebagian masyarakat Indonesia. Tpi Alhamdulillah saat ini sdh banyak solusi utk penyakit ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masa kecil ku juga gitu, karena ada tetangga yang mengalami dan kayak lumpuh. Alhamdulillah sekarang udh diperhatikan oleh yayasan sosial dan didukung oleh negara juga

      Hapus
  4. Para penyandang disabilitas di negara ini masih di anak tirikan

    BalasHapus
  5. Dulu emangboenyakit kusta ini ..oaling ditqkutinkalobasa yang kena gak boleh deket..takut nular..apalgibngebayangin yg katanya jari2 bisa copot..

    Alhamdulilah sekarang edukasi kusta kemasyarakat udah ada..dan bis disembuhkan..

    BalasHapus
  6. Di masa lalu, banyak hal menyesatkan tentang penyakit kusta berkembang di masyarakat. Akibat nya penderita kusta kerap dikucilkan. Senang jika makin kesini edukasi mengenai kusta bisa makin luas. Semoga stigma buruk kusta di masa lalu bisa dikikis dan penderitanya memiliki kesempatan sama untuk membangun masa depannya seperti orang lain.

    BalasHapus
  7. Aku ikut nyimak ya mam... Kalau di kampungku sepertinya sudah cukup inklusif, karena diantara petugas desa ada satu orang rekan difable yang sudah bekerja lama. Dan alhamdulillah sudah diakui dengan baik hasil kerja beliau.

    BalasHapus
  8. Seneng sih kalau setiap warga bisa berkontribusi positif sesuai kemampuan masing2, ya.

    BalasHapus
  9. Setuju, justru orang2 yang disabilitas itu lebih tekun, fokus dan teliti loh dalam membuat sesuatu/ berkarya. Penderita kusta zaman doeloe dijauhi dan dianggap terkena kutukan ya, kasihan hiks :( ALhamdulillaah kini sudah disosialisasikan segala info tentang ini.

    BalasHapus
  10. Jadi terharu dengan cerita Gaby. Dia beruntung bertemu dengan pihak yang tepat. Pihak yang tidak memandang kusta sebagai sebuah stigma. Semoga saja banyak yang seperti ini. Agar semakin banyak Gaby yang tetap produktif setelah sembuh dari kusta

    BalasHapus
  11. Sedih jika orang yang pernah sakit kusta dianggap menakutkan dan dijauhi padahal mereka sama kayak orang lain butuh pekerjaan untuk menghidupi dirinya, semoga makin banyak perusahaan yang menerima oypmk di Indonesia

    BalasHapus
  12. Semoga lebih banyak lagi penderita kusta yang kenal NLR Indonesia supaya mereka bisa bangkit dan semangat dalam melangkah menjalani hidupnya. Pastinya sedih ya kalau mereka hidup di tengah masyarakat yang masih menganggap mereka kena penyakit kutukan dan mesti dikucilkan, padahal mereka bisa sembuh dan bisa produktif berkarya.

    BalasHapus
  13. Keren nih kalau semua perusahaan seperti Botanina ini ya, memberi ruang & kesempatan buat penyandang disabilitas. Andai semakin banyak perusahaan yg inklusif seperti ini

    BalasHapus
  14. Sosialisasi tentang Kusta atau Lepra memang perlu dilakukan terus-menerus ya, Mbak, agar semakin banyak masyarakat yang paham bahwa penyakit ini bisa disembuhkan dan tidak akan menyebabkan cacat apabila segera memperoleh penanganan. Pun untuk OYPMK, bisa lepas dari stigma dan bisa berbaur dengan masyarakat secara inklusif.

    BalasHapus
  15. Bagus sekali infonya Mbk, Jadi makin teredukasi dengah kusta ini. Emang selama ini kurang info aku dan semakin menambah wawasan karena penyakit ini sering dikucilkan.

    BalasHapus
  16. Semoga Indonesia bisa menjadi kota yang ramah dengan penyandang disabilitas. Gak hanya bekerja tapi juga beraktivitas.

    Sehingga mereka bisa mandiri dan tetap produktif.

    BalasHapus
  17. Iya kalau sekarang ini semakin banyak anak muda yang kreatif dan berkarya, tapi jangan sampai kreativitas mereka terhenti karena penyandang disabilitas ya. Sayang banget loh
    kalau hari ini masih memandang sebelah mata, semoga sosialisasi berjalan dengan baik ya mbak.

    BalasHapus
  18. Semoga masyarakat Indonesia yang inklusif benar2 terwujud ya mbak. Aamiin. Aku suka sedih kalau ada penyandang disabilitas yang didiskriminasi

    BalasHapus
  19. Sedih ya kalau penyandang disabilitas itu malah didiskriminasi, padahal mereka juga punya hak yang sama kayak orang2 normal lainnya... Terus orang yang pernah sakit kusta, banyak yg dikucilkan

    BalasHapus
  20. Para penyandang disabilitas tak ada bedanya dengan kita yang normal. Mereka pun berhak untuk mendapat kesempatan bekerja di mana pun. Toh secara kemampuan bisa dilatih ya. Semoga semakin banyak perusahaan yang bisa menampung dan memberikan kesempatan ini. Para penyandang disabilitas pun harus punya hidup layak.

    BalasHapus
  21. Aamiin ya rabbal alamin. Ternyata warga indonesia yang menyandang disabilitas dan kusta masih banyak ya mbak. Semoga saja dengan program ini, akan terbuka ruang untuk mereka berkarya dan bekerja agar potensi mereka bisa berkembang.

    BalasHapus
  22. Emang ya dibutuhkan komunikasi yang intensif sehingga satu sama lain tidak ngejudge yang disable dan oypmk

    Salut sama perusahaan yang mau memberikan kesempatan pada disabilitas

    BalasHapus
  23. Pendampingan untuk kaum disabilitas ini penting untuk meningkatkan semangat hidup dan motivasi mereka untuk terus berkarya. Pemahaman masyarakat pun penting agar mereka tau bagaimana bersikap terhadap penyandang disabilitas, salah satunya ya pada OYPMK ini. Paling tidak paham dulu tentang apa itu kusta dan bagaimana treatment pasca kesembuhannya.

    BalasHapus
  24. Ada program volunteer jug ya?Keren...dengan begini makin banyak orang yang paham dengan penanganan kusta dan berbagai permasalahan yang menyertai ya...

    BalasHapus
  25. Wah bisa bergabung jadi volunteer juga nih berarti. Kesempatan untuk anak-anak abegeku untuk belajar banyak nih kalo jadi volunteer di kegiatan kayak gini

    BalasHapus
  26. Lucky Club | A magical place to get ideas and advice from
    Lucky Club is a magical place to get ideas and advice from the people who know best. A magical place to get ideas and luckyclub advice from the people who know best.

    BalasHapus