ANDAI KAU TAHU - CINTA TAK PERNAH SALAH - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Selasa, 27 Januari 2015

ANDAI KAU TAHU - CINTA TAK PERNAH SALAH





Judul Buku : ANDAI KAU TAHU
Penulis        : DAHLIAN
Penerbit      : GAGASMEDIA
Tahun Tebit: 2013
Tebal Buku : vi + 366 halaman
ISBN           : 979-780-613-8

Bagaimana mungkin nasib mempermainkan hidupnya seperti ini?


Sejak lama saya sudah suka tulisan DAHLIAN. Sebelum baca buku satu ini, sudah ada tiga karyanya yang pernah saya lalap habis. Lupa apa aja judulnya. Satu yang paling aku ingat adalah PROMISES, PROMISES. Seperti novel terdahulunya, Dahlian selalu membidik hubungan romantis sepasang anak manusia dengan menyisipkan percikan sentuhan fisik. Buku yang hanya boleh dibaca perempuan dewasa sebetulnya. Yang menarik adalah kemampuan penulis memunculkan romansa secara lembut. 




Jalan ceritanya sederhana dengan ending yang mudah ditebak. Namun penulis pintar sekali membuat konflik cerita dengan menuliskan detil permasalahan tanpa membuat bosan pembaca.

Bahkan bagian awal cerita pun sangat klasik. Peristiwa tabrakan antara Tania dengan Reza, menjadi 'timing' pembuka yang dimunculkan penulis. Namun karena dikemas dalam kalimat yang cerdas khas Dahlian, saya larut juga membaca kisahnya hingga halaman terakhir.

Dua tokoh utama ini sebenarnya telah dijodohkan oleh orang tua mereka. Ayah Tania yang juga orang tua tunggal dan juga pemilik rumah sakit peninggalan sang opa. Reza adalah dokter spesialis bedah syaraf dan putra sahabat ayahnya. Persoalan perjodohan ini makin rumit karena Tania sebenarnya sudah punya kekasih, Hendrik. Seorang vokalis band yang tengah meniti karir di sebuah kelab malam. Bukan calon menantu idaman di mata ayah Tania.

Kalau kurang jeli, pembaca bisa saja salah menginterpretasikan pertemua kedua Tania dan Reza sebagai sebuah kebetulan. Yang benar sih itu sebuah kesengajaan. Reza menjadi tokoh sentral perjodohan karena ia telah terpikat dengan kecantikan serta kemolekan Tania. Bahkan ia memperoleh restu ayah Tania saat kabar pelariannya dari rumah berakhir di kediaman sang dokter muda ini. Wow...sebuah niat perjodohan yang tak main-main dari tekad keras orang tua.

Tinggal satu atap pasti menimbulkan friksi berupa sikap dan tindakan dua manusia beda kelamin. Dan akhirnya memunculkan rasa tertarik satu sama lain.  Ada percikan sensual yang muncul karena ketidaksengajaan sentuhan fisik. Perasaan Tania pun terusik. Ketika hatinya mendendangkan suatu 'rasa' yang bahkan tak mampu dimunculkan oleh sang kekasihnya selama ini. Namun ia tetap keras kepala, tak mau mengakui hatinya yang terbelah oleh perhatian Reza yang tak henti mengalir sepanjang waktu.

Keras kepala pula yang membuat Tania masih sangat mengharapkan cinta Hendrik kembali padanya. Bahkan sampai menyambangi tempat kost pemuda itu dan memaksanya agar menjalin kembali hubungan mereka. Segala cara dilakukan hingga menyulut api cemburu sang mantan kekasih. Sikap kekanak-kanankan Tania ini memunculkan masalah baru. Namun munculnya masalah ini justru yang membuka mata hati Tania, kemana hatinya pantas dititipkan pada seorang laki-laki. Pada kekasihnya yang lama, Hendrik ataukah sang dokter muda? 

Menarik sekali membaca friksi yang dimunculkan lewat sikap sembrono Tania dengan perhatian Reza. Kalang kabutnya hati Reza gara-gara menghilangnya Tania saat tengah malam. Atau Tania yang cemas manakala Hendrik mengunjunginya ke rumah Reza. Hingga saat matanya terbuka pada sisi lain kebaikan hati Reza. Yang membuat kekagumannya muncul secara gamblang tanpa mampu lagi disembunyikannya. Semua itu dikemas menjadi satu cerita roman yang penuh konflik, mendebarkan dan menggemaskan. 

Sebagai pembaca, saya gemas dengan sikap Tania yang kadang tidak tahu diri. Tidak sadar dengan perhatian seorang laki-laki baik yaitu Reza. 

Yang bikin saya bertanya-tanya, sebegitu longgarnya, sikap permisif masyarakat dengan tidak memedulikan seorang laki-laki dan perempuan tinggal bersama. Kesadaran moral yang mulai sirna tanpa terasa karena tergerus waktu. Saya yakin kisah seperti ini ada di sekitar kita bila mau buka mata dan telinga. 

At the least, saya selalu suka baca buku-buku Dahlian. Mampu mengisi hari-hariku dengan kisah romannya yang manis dan menghibur.

Nah, yang penasaran dengan jalinan cerita roman ini, yuk deh baca bukunya :)

4 komentar:

  1. Entah mengapa saat baca review ini pikiran saya kembali scene2 Dokter Karmila. Meski tak sama, lintasan kisah cintanya berjalan di rel yg sejenis ya Mba ;) Huhuuu...aq juga mau baca buku ini yaaaa...

    BalasHapus
  2. Wah, ternyata suka baca novel romance juga mbak. Jadi makin terpicu pingin nulis novel romance nih :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba, sukaaaa
      Btw, tunggu review Brisbane yaaaa ^^

      Hapus