My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi: Apel Washington
Tampilkan postingan dengan label Apel Washington. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Apel Washington. Tampilkan semua postingan

Selasa, 25 Februari 2020

Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Saat Memasuki Musim Panca Roba
Februari 25, 2020 31 Comments

Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Saat Memasuki Musim Panca Roba


Assalamualaikum Sahabat. Pasti kalian tahu kalo musim hujan lebih lambat dari yang seharusnya. Biasanya memasuki bulan September sampai Oktober, bakal muncul hujan dengan curah yang sedang. Begitu juga bulan berikutnya yaitu Nopember. Hujan baru mulai intensitasnya pada bulan Desember dan Januari.

Namun perubahan iklim yang terjadi menyebabkan musim penghujan datang lambat. Baru bulan Februari ini hujan nyaris setiap hari dengan intensitas curah hujan yang tidak teratur. 

Menghadapi cuaca seperti ini saya biasanya jadi makin rajin masak. Mau keluar rumah cuma beli masakan matang gitu agak malas juga. Mending sedia bahan mentah untuk masakan dua atau tiga hari.

Sebagai ibu yang lebih senang menyiapkan makan untuk keluarga, saya makin rajin masak. Apalagi sekarang seluruh anggota keluarga, termasuk suami lagi ngumpul di rumah. Biasanya mereka tinggal berpencaran karena pekerjaan dan sekarang ngumpul juga alasan sama. Alhamdulillah banget, saya jadi bisa masak setiap hari. 

Menyiapkan hidangan untuk seluruh anggota keluarga tentu sesuatu yang menyenangkan. Sejak menikah, saya memang semangat belajar masak berbagai resep baru yang sebelumnya tak pernah dimasak oleh ibu. Termasuk bikin jajanan tradisional, bikin kue, atau masakan yang kadang disajikan di pesta pernikahan. Seperti galantin, sup pengantin, ayam goreng mentega, kakap asam manis, dan lainnya.

Sementara ibu saya selama ini selalu menyajikan masakan sederhana. Seperti sayur asem, sayur lodeh, tumis sayuran (tergantung yang ada di pasar), dengan lauk tahu, tempe, ikan air tawar atau laut, dan telur. Daging sapi biasanya kami nikmati saat tertentu, karena ibu dan bapak memang lebih mementingkan keuangan untuk pendidikan anak-anaknya. 

Kebiasaan ibu menyajikan masakan sederhana pasti mempengaruhi pilihan saya juga. Apalagi suami pun sudah langsung cocok dengan masakan ibu saya. Hanya beberapa masakan baru yang ibu belum pernah bikin, saya coba untuk mengenalkannya pada keluarga kecil saya.

Kebiasaan Makan Keluarga 

Sejak kecil saya dan adik-adik sudah dibiasakan sarapan. Biasanya kalo ibu tidak menyiapkan masakan di rumah, ada banyak pilihan yang ada di sekitar kami. Karena saya lahir dan besar di lingkungan pecinan, di mana ada banyak penjual yang menjajakan makanan tradisional. Seperti nasi pecel, nasi liwet, bubur sambel goreng, bubur kinco, nasi langgi, nasi gudeg, soto, dan lainnya.

Makanan jaman saya kecil tentu masih dijamin kebersihannya. Karena bapak adalah orang yang selalu memeriksa kebersihan tempat masak penjual langganan. Kebetulan mereka memang orang perantau (boro) yang tinggal dengan mengontrak di dekat rumah.

Beda jaman dan generasi, beda pula cara mengolah masakan. Meski tidak meninggalkan kebiasaan Ibu tentang masakan, saya punya resep sendiri. Karena begitu menikah, saya dan suami langsung menempati rumah sendiri. Tentunya masak menjadi bagian tugas baru saya sebagai istri dan ibu rumah tangga yang mempunyai kewajiban menyajikan hidangan sehat. Saya dibebaskan suami untuk beli matang atau masak sendiri. Namun saya memiliki kepuasan ketika bisa menyajikan hidangan hasil olahan tangan saya untuk keluarga.



Alhamdulillah selera anak-anak dan suami cocok dengan hasil masakan saya. Tentu awal masak saat pengantin baru masih ada kesalahan. Seiring dengan bertambahnya usia perkawinan, kemahiran masak saya meningkat, hahahaa. Eh ini kata suami dan tetangga yang udah ngincipi hasil masakan saya. Bahkan tetangga pernah berujar, kenapa saya nggak jualan atau buka catering. Waduhhhh, saya nggak kebayang buka usaha catering. Membayangkannya udah capek duluan. Hihihii.

Pilihan saya untuk masakan sehari-hari pernah saya tuliskan di blog ini. Ada beberapa resep favorti keluarga. Seperti sup jagung, swike ayam, sup ikan nila, kakap asam manis, ayam rica, galantin masak semur, ayam bumbu bali, sayur asem, tumis sayuran hijau, dan ayam bakar. 

Favorit masakan kok banyak sih, Bu? Hmmm, maklum deh anak-anak saya cowok semua, makannya gampang sejak kecil. Jadi mereka menjadi tukang icip pertama setelah suami.

Karena sejak kecil orang tua membiasakan saya makan sayur dan buah. Saya pun melakukan hal yang sama. Setiap hari saya selalu menyediakan buah di meja makan. Untuk buah yang selalu ada seperti pepaya, apel, pir, melon, sangat mudah ditemukan di tukang jualan sayur dekat rumah. Atau kalo anak-anak lagi pengen makan buah lainnya, saya cukup ke supermarket dekat rumah yang menyediakan segala jenis buah segar.

Intinya dalam asupan makan keluarga saya setiap hari, harus ada buah untuk sarapan. Kemudian makan siang dan sore, saya siapkan sayur dan pelengkapnya berupa protein. 



Protein yang sering hadir di meja makan adalah tempe dan tahu. Keluarga saya penggemar kedua pelengkap nasi dan sayur ini. Saya sendiri suka belanja tempe dan tahu karena di samping harganya murah, juga bisa diolah menjadi berbagai jenis masakan. Bisa dimasak bacem, bumbu bali, sambel tempe kencur, semur, dan lainnya.


Perbanyak Konsumsi Sayur dan Buah Untuk Daya Tahan Tubuh


Oiya saya mau cerita awal bulan Januari sempat sakit. Cuma batuk sih, dan nggak parah juga. Namun ternyata bikin saya enggan makan. Trus efeknya tubuh jadi lemes. Ternyata setelah diajak periksa ke dokter, hasilnya adalah Hb rendah karena di bawah normal. Bukan itu aja, karena gula darah saya juga cuma 70. Bahkan tensi pun ikutan ngedrop, cuma 100/60. Pantes aja tubuh saya rasanya lemes dan pengennya rebahan. 

Enggak hanya itu, saya juga merasa mual dan pusing. Kayaknya efek dari anemia yang saya alami. 

Dengan kondisi seperti ini, nafsu makan saya pun ikutan ngedrop. Melihat nasi aja perut udah mual, kayak orang hamil muda. Padahal jaman hamil muda enggak ngalami hal ini.

Suami sampai nanya saya pengen makan apa, agar nafsu makan balik lagi. Hihiii. Saya sebenarnya kasihan melihat suami merawat istrinya ini. Tapi apa daya, emang lagi malas banget makan sesuatu. 

Saya hanya pengen makan yang seger, kayak buah gitu. Jadinya suami mengupas pepaya dan apel buat sarapan. Bahkan ngemil pun seharian juga buah ini. Saya jadi ingat ketika masih kecil dan sakit, selalu meminta dua buah ini pada bapak.



Alhamdulillah setelah memperbanyak konsumsi buah, nafsu makan saya berangsur membaik. Saya mulai bisa menyuap tiga sendok nasi dengan sayur sop. 

Untuk sarapan saya lebih memilih bikin salad. Biasanya saya belanja sayur organik di Pasar Sehat saat jalan-jalan di CFD.





Sedia Apel Washington Sebagai Cemilan Yang Praktis

Apel adalah buah yang udah terkenal sejak saya kecil. Kalo jaman dulu saya hanya kenal buah apel lokal. Sekarang apel dari luar negeri pun udah jadi pilihan konsumsi keluarga saya.



Anak-anak udah saya kenalkan dengan buah apel juga sejak mereka masih balita. Saya mengenalkannya tentu dengan menyesuaikan kemampuan mengunyah mereka. Ketika awal menyiapkan MPASI, saya lumatkan apel dengan blender menjadi seperti smoothies. Rasa manis dan kesegaran apel mampu membuat senyum manis mereka. 

Semakin beranjak besar, saya potong apel dengan ukuran dadu kecil. Tentunya agar mereka mudah mengunyah dengan gigi susu yang mulai tumbuh satu persatu. Enggak apa habisnya lama, yang penting gigi dan indera pengecap mereka belajar mengenal segala rasa buah.

Saat ini apel menjadi pilihan ketika kami pergi road trip keluar kota. Kesukaan suami mengajak kami sekeluarga road trip bikin saya harus cerdas memilih cemilan. Biasanya karena buah selalu ada di rumah, jadi ya apa aja yang tersisa dibawa untuk cemilan di dalam mobil. Enaknya kalo udah bawa cemilan gini, kami nggak usah berhenti beli jajan.

Kalo misalkan kelupaan nggak bawa pisau pun, dan nggak sempat nyiapin potongan buah di rumah juga nggak masalah. Bawa apel beberapa butir, bisa dijadikan cemilan dengan makan langsung. Yang penting udah dicuci bersih di bawah air mengalir dulu tentunya.

Kami serumah, kecuali si sulung suka mbrakoti apel. Hahahaa, kata lain mbrakoti apa sih? Pokoknya makan apel tanpa dikupas gitu lah langsung gigit kres kres kresss. Enak karena terasa segar dan melatih gigi juga katanya. 

Ternyata kesukaan kami makan apel juga didukung oleh banyak manfaat bagi tubuh. Suami saya kebetulan pernah kena serangan jantung. Dahulu dia hanya suka beberapa jenis buah, seperti semangka, pepaya, pisang, atau melon. Sejak recovery, dia makin memperbanyak konsumsi buah apel.

Karena katanya, apel bagus untuk kesehatan tubuh, dan menjauhkan kita dari beragam penyakit.

Manfaat buah apel adalah untuk :
- Mencegah kanker, dari warna merah yang mendominasi sebagiah besar jenis apel. Ada zat sejenis fitonutrien atau senyawa kimia unik yang hanya terdapat pada tumbuhan, memberikan banyak manfaat melindungi tubuh dari kanker paru, payudara, dan usus.

- Mengendalikan gula darah, karena dalam satu apel matang terdapat sekitar 4 gram serat atau 17 % kebutuhan serat harian. Serat larut yang disebut pektin ini mengendalikan kadar gula dalam darah. Pektin yang bekerja sama dengan fitonutrien dapat mengontrol kadar lemak dan menjaga berat badan. 

- Menangkal radikal bebas, bila mengonsumsi apel beserta kulitnya yang mengandung antioksidan dari vitamin C sebanyak 1.500 mg. Jadi jangan buang kulit apel ketika kalian mengonsumsinya ya. Karena itu lah cuci apel di bawah air mengalir untuk menghilangkan kotoran yang menempel. Bila tidak yakin bisa dicuci dengan sabun khusus untuk mencuci buah dan sayur.

- Mengandung banyak vitamin baik, dari vitamin C, B6, B1, yang dari satu buah apel setara dengan 8,4 mg vitamin C. Kalian pasti udah tahu kalo vitamin C mampu memperbaiki jaringan-jaringan yang rusak, terutama tulang dan gigi. 

Jadi nggak ada lagi alasan tidak mengonsumsi buah apel yang memiliki banyak manfaat bagi tubuh ya. Saya aja ketika tengah mengalami sakit seperti awal tahun, memilih untuk memulihkan kondisi dengan makan apel. Enak banget rasanya saat potongan apel bertemu dengan gigi dan lidah. Ada sensasi manis, masam, dan kesegaran buah apel ini.

Yuk, perbanyak konsumsi buah dan sayur, terutama apel untuk meningkatkan daya tahan tubuh untuk menghadapi musim panca roba ini, Sahabat. Wassalamualaikum.

Sumber materi :
- Sembutopia
- Hallosehat(com)
Reading Time:

Rabu, 11 Desember 2019

Resolusi Kesehatan Keluarga demi Impian Traveling Tahun 2020
Desember 11, 2019 40 Comments

Resolusi Kesehatan Keluarga demi Impian Traveling Tahun 2020




Assalamualaikum Sahabat. Seperti biasa ketika berada di ujung bulan Desember, ada keinginan untuk memikirkan resolusi tahun berikutnya. Saya enggak terlalu memusingkan dengan status di linimasa tentang resolusi itu tidak penting. Bagi saya sendiri, resolusi itu penting.

Resolusi adalah impian atau keinginan yang diwujudkan dalam satu periode waktu. Banyak sekali dari kalian memikirkan hal-hal yang akan menjadi tujuan di tahun 2020 dengan merincinya dalam sebuah resolusi.

Banyak resolusi yang gagal diwujudkan. Mengapa bisa gagal? Bisa jadi karena resolusi itu merupakan hasil contekan atau ikut-ikutan teman. Namanya juga contekan dan bukan hasil pemikiran atau perenungan, bisa aja gagal. Karena ekspektasi tiap orang tidak sama. 

Tips saya membuat resolusi itu yang masuk logika, terukur, dan relevan. Buat resolusi yang tidak menjadi beban hingga tak bergerak mewujudkannya. Namun jangan pula bikin resolusi yang sederhana hingga tak ada ikhtiar berlebih untuk mewujudkannya. 

Tips Resolusi Yang SMART

Menurut jurnal Management Review tahun 1981, sebuah resolusi harus SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound). Berikut penjelasannya ya:

1. Specific (Spesifik)

Misalnya adalah resolusi ingin menurunkan berat badan. Hal ini masih belum spesifik. Resolusi yang bisa diwujudkan harus lebih spesifik. Misalnya, ingin menurunkan berat badan 5 kg selama jangka waktu dua bulan.

2. Measurable (Bisa Terukur)

Resolusi yang masuk akal dan bisa terukur lebih mudah diwujudkan. Maksudnya terukur adalah ketika kamu bisa menunjukkan hasil yang lebih baik dari waktu sebelumnya.

Misalkan, resolusi tentang melakukan olah raga yang lebih rajin. Ada usaha yang mesti dilakukan dengan tekad, semangat, dan konsistensi. Resolusi melakukan olah raga kadang hangat di awal, dan selanjutnya tak ada kabarnya. Makjleb banget sih karena saya suka gini.

3. Achievable atau Mudah Diraih

Bermimpi meraih puncak gunung boleh saja, namun buat impian yang masuk akal. Jangan sampai impian besar kamu menjadi halangan untuk mewujudkannya. 

Seperti keinginan rajin olah raga, niatnya pengen gowes sepanjang 26 km setiap hari Minggu. Tentunya kalo setiap hari tidak rutin melakukannya, susah loh untuk diwujudkan. Lebih baik lakukan gowes dari jarak pendek misalnya 10 km, ini lebih masuk akal.

4. Relevan

Resolusi merupakan impian pribadi, bisa untuk diri sendiri ataupun keluarga. Seperti saya yang ingin mewujudkan resolusi kesehatan bagi seluruh anggota keluarga dengan memulai hidup lebih sehat. 

Impian saya adalah bisa terus traveling, sebisa mungkin ke tempat yang belum pernah kami kunjungi. Relevansi resolusi saya tentang kesehatan keluarga tentunya demi mewujudkan suksesnya traveling pada tahun 2020 nanti. 

5. Time Bound (Batas Waktu)

Resolusi mestnya memiliki batas waktu untuk mewujudkannya. Trimester awal adalah tonggak yang udah mulai disiapkan untuk bisa menyukseskan resolusi terbesar kamu. Nantinya dari resolusi di trimester awal, sedikit demi sedikit bisa sukses juga mewujudkan resolusi di trimester kedua.

Itu lah kenapa bikin resolusi yang sederhana, misal udah terwujud bisa melanjutkan pencapaian yang berikutnya.


Resolusi Kesehatan Keluarga Tahun 2020

Pembaca yang pernah dan beberapa kali berkunjung di blog ini, pasti udah baca tentang pengalaman saya merawat suami yang kena serangan jantung.

Peristiwa yang terjadi tahun 2018 itu sungguh tak ingin terulang. Bukan hanya pada suami, tapi juga jangan sampai terjadi pada saya maupun anak-anak. Itu lah sebabnya saya selalu mengingatkan diri sendiri dan anak-anak agar rajin berolah raga, mengonsumsi makanan sehat, menghindari gaya hidup yang merusak diri, dan berpikir positif.

Silahkan baca : Hindari Penyakit Jantung Koroner

Beberapa hal yang sudah saya lakukan untuk keluarga, terutama tentang makanan. Saya tidak menghindari gorengan, karena kalo sesekali saya sajikan tentu tak masalah. Dari pada anak-anak yang menginjak usia dewasa membeli jajanan di luar. Karena mereka bukan anak kecil lagi dan lebih memiliki peluang jajanan di luar sana.

Namun karena udah berusia dewasa, saya jadi lebih leluasa pula menjelaskan detil sebab akibat bila mereka tidak peduli dengan asupan makanan sejak muda. 

Seperti yang pernah saya tuliskan, suami kena serangan jantung dalam kondisi tubuh tidak sedang sakit apapun. Kondisi tensi, gula darah, kolesterol, semua normal. Dokter hanya mengambil kesimpulan bahwa serangan jantungnya karena sumbatan dan itu disebabkan oleh asupan makanan saat usianya masih dua puluhan.

Tentu saja karena saya udah mulai mengelola makanan yang lebih sehat ketika usia kami memasuki 30 tahunan. Saya ingin menua bersama suami, bisa menikmati traveling berdua atau bersama anak-anak. Impian banget kan bisa menikmati masa tua bersama dalam keadaan sehat?!

Saya sendiri percaya dengan quote yang suka didengungkan, bahwa ibu itu nggak boleh sakit. Apa kabar rumah dengan ibu yang sakit? Tentu keluarga menjadi tidak terurus, dapur tidak ngebul, bahkan anak-anak bisa ikut redup semangatnya karena ibu yang sakit.

Nah, sejak hampir tiga bulan ini saya lebih cermat lagi dengan kesehatan tubuh. Saya ingin tetap bisa traveling bersama suami khususnya, atau dengan anak-anak. 

Apalagi keluarga suami bahkan memiliki jadwal khusus untuk berkumpul dan traveling bersama. Satu tahun bisa tiga atau empat kali kami jalan bareng dan memilih tempat wisata seputar pulau Jawa. Karena dalam rombongan ada ibu yang masih semangat ikut dalam perjalanan kami. 

Traveling di Pulau Panjang Jepara

Jalan-jalan di Jogja Bay
Usia ibu sekarang udah 80 tahun. Namun beliau masih semangat mengikuti keinginan anak dan cucunya untuk jalan-jalan. Jadi semangat beliau memunculkan pula usaha dari kami agar juga menjaga kesehatan diri dan keluarga.

Nah apa yang sudah lakukan selama ini? Saya tuliskan di bawah ini yuk :


- Konsumsi Buah dan Sayur

Sebenarnya di keluarga saya, udah menjadi hal rutin mengonsumsi sayur tiap hari. Saat keluarga komplit berkumpul di rumah, saya lebih suka masak sendiri. Beda sih ketika di rumah hanya ada saya dan si bungsu, makanan yang praktis memang pesan di online, hahahaa.

Namun udah 2 bulan ini kami ngumpul sekeluarga, bikin saya jadi semangat masak rutin lagi seperti tahun sebelumnya. Nah kalo masak sendiri di dapur, sayuran menjadi bagian penting yang harus saya sajikan. Kebiasan mengonsumi sayur ini udah ditanamkan kedua orang tua sejak saya masih kecil. Jadi saya inginnya anak-anak pun suka sayur untuk asupan makanan harian.


Tumis brokoli favorit keluarga
Waktu anak-anak masih kecil, saya sudah mengnalkan buah dalam MPASI mereka. Saya masih ingat buah yang pertama saya kenalkan di minggu awal adalah pisang, pepaya, dan jeruk. Jadi anak-anak tumbuh besar dengan mengonsumi buah tanpa pilih-pilih. 

Mereka semua suka konsumsi buah apa aja, terutama kalo saya udah menyiapkannya dalam bentuk buah potong. Kecuali si bungsu yang suka makan buah apel langsung tanpa mengupas dan memotongnya jadi bagian kecil-kecil. Dia bahkan suka bawa bekal apel ke sekolah atau sekarang saat udah jadi mahasiswa. 



Apel Washington menjadi kesukaan Naufal karena kerenyahannya. Rasa buahnya juga lebih segar dengan kandungan air yang cukup menjadi kebutuhan tubuh. 

Si bungsu yang suka segala buah, terutama yang bisa dimakan langsung (dibrakot - bahasa Jawa), juga menyukai pear. Alasannya sama karena pear mengandung air yang bisa menyembuhkan rasa haus sekaligus mengenyangkan. Sambil menanti jam makan berikutnya. Ya, si bungsu memang sedang menyukai cemilan sehat berupa buah-buahan.





Olahraga yang terukur


Ada hal baru yang saya lakukan dengan terukur dan rutin di rumah akhir-akhir ini. Yaitu olah raga di rumah, tanpa mengeluarkan biaya, tidak perlu keluar rumah atau bahkan mencari teman demi menyehatkan tubuh.

Kan biasanya kalo pengen olah raga selalu alasannya nggak ada teman, atau biayanya mahal. Nah ketika saya menemukan video olah raga di channel Youtube, excited banget.

Olah raganya kesannya nggak banyak gerak, namun ketika selesai melakukan latihan, keringat membanjiri seluruh tubuh. Latihan pertama benar-benar bikin saya takjub. Hari kedua ketika akan melakukan latihan lagi, paha dan betis saya masih terasa pegal. Namun saya semangat melakukannya lagi dan lagi hinggal berjalan selama lima hari dalam sepekan.

Saya merasa tubuh menjadi lebih bugar ketika sudah rutin menjalaninya selama satu bulan. Tubuh saya terasa longgar di bagian perut dan pinggang.

Perlu kalian ketahui, tubuh saya memliki kandungan gula darah cenderung rendah. Jadi dengan porsi makan yang udah sedikit, saya tidak mungkin menghilangkan karbo sama sekali. Jalan keluarnya memang harus melakukan latihan rutin dan terukur. 

Jadi dalam waktu satu minggu, saya lakukan latihan lima kali. Dan itu masih saya imbangi dengan melakukan gerakan sit up menjelang tidur.

Sementara anak-anak juga melakukan olah raga yang mereka sukai, yaitu gowes dan lari. Hanya suami yang butuh effort agar bersedia melakukan latihan rutin dan terukur. Suami hanya bisa meluangkan waktu jalan kaki sejauh tiga km seminggu sekali bersama saya saat CFD di hari Minggu. Tentunya masih kurang dengan kebutuhan tubuh untuk aktivitas fisik yang terkur.

Namun setiap hari dia selalu jalan kaki tiap ke masjid, cukup lah kalo lima kali dalam sehari. 


- Mengelola pikiran agar lebih Santai

Suami adalah pemilik usaha sendiri, jadi memang waktu dan kebutuhan pekerjaan bisa disesuakan. Namun ketika ada pekerjaan yang yang datang bertubi-tubi dalam satu waktu, mau gak mau ya mesti dipegang langsung.

Kondisi ini yang kadang menghabiskan tenaga dan pikiran karena suami harus konsentrasi pada pekerjaan ini. Tidak ada yang dikalahkan, semua menjadi prioritas untuk dikerjakan. Nah kondisi ini kadang memicu stress.

Beruntungnya suami bisa mengkondisikan pikirannya dengan meluangkan waktu untuk tidur sejenak. Dia gampang banget tidur di sela waktu bekerjanya. Baik di rumah maupun di mobil ketika sedang di lokasi proyek. 

Memiliki tubuh sehat tentu menjadi dambaan setiap orang. Namun bagaimana memiliki tubuh sehat pasti ada proses yang tak semua orang mau melakukannya. Karena prosesnya membutuhkan niat, keyakinan, usaha, dan semangat yang harus selalu dirawat dan dijaga.

Mewujudkan resolusi untuk hidup lebih sehat memang butuh usaha yang tiada henti. Bagi saya sih yang penting ada usaha untuk mewujudkannya. Itu lah sebabnya resolusi saya untuk kesehatan keluarga ini direncakan dalam bentuk sederhana yang mudah untuk dilakukan. Cerita yuk resolusi kesehatan versi kamu, sharing di kolom komentar ya. Wassalamu'alaikum Sahabat.
Reading Time: