Si Sulung Belajar Berpuasa Menjadi Ramadan Yang Paling Berkesan - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Jumat, 22 Maret 2024

Si Sulung Belajar Berpuasa Menjadi Ramadan Yang Paling Berkesan

Assalamualaikum Sahabat. Nggak apa ya saya ucapkan selamat menunaikan ibadah selama bulan Ramadan, meskipun terlambat. Mari kita tingkatkan amal kebaikan dengan memperbanyak perbuatan baik. Rasanya puasa makin tahun makin tak terasa. Saya sampai takut, dan selalu mengucapkan kalimat istighfar karenanya. Entah apa saya aja yang merasa puasa selalu lekas berlalu. 


Berbeda saat saya masih usia sekolah, kayaknya puasa lama banget. Bahkan nungguin saat berbuka aja kayak setahun. Apa karena masih anak-anak jadi pikirannya masih bebas dari masalah. Hanya nunggu jam yang berlalu sehari aja lama banget. 

Mengenang masa kecil, saya justru teringat saat anak sulung saya belajar puasa. Apakah ada kejadian seru atau lucu, silakan baca terus hingga akhir paragraf ya sahabat.

Mengajak Anak Belajar Puasa

Puasa bagi anak kecil itu tidak wajib. Namun banyak orang tua sudah meminta anak-anaknya untuk membiasakan puasa sejak dini. Sebenarnya berpuasa bagi anak-anak itu ada pahala dan tidak ada dosa jika meninggalkannya. Jika anak itu masih kecil dan belum balig, tidak diharuskan berpuasa


Bagi orang tua sebaiknya perlu mempertimbangkan kondisi masing-masing anak sebelum memutuskan untuk mengajarkan mereka berpuasa. 

Hal ini termasuk kondisi kesehatan secara keseluruhan, tingkat aktivitas, dan ketahanan diri terhadap rasa lapar.

Bila orangtua ingin mengajarkan anak berpuasa, sebaiknya tidak mengharapkan si anak berpuasa sehari penuh sejak awal. Sebaiknya, ajarkan mereka berpuasa secara bertahap sesuai dengan usianya. 

Nah, untuk mempermudah mengajarkan anak berpuasa, berikut ini adalah beberapa tips yang dapat diterapkan oleh orangtua.

1. Beri Pemahaman Yang Benar

Untuk mengajarkan anak berpuasa sejak dini adalah dengan cara memberikan pemahaman yang tepat. 

Jelaskan secara singkat mengapa umat Islam harus berpuasa selama bulan Ramadan. Saat menjelaskan, sebaiknya gunakan bahasa yang sesuai dengan si Kecil. Dengan begitu, mereka lebih mudah untuk memahaminya. 

2. Ajak Anak Berpuasa Pada Usia Yang Tepat

Sebagai orangtua, penting untuk mempertimbangkan apakah si Kecil sudah mampu untuk berpuasa sebelum mulai mengajarkannya. 

Para orangtua disarankan untuk mengajarkan anak puasa menjelang masa pubertas atau setidaknya saat si Kecil sudah berusia 6—7 tahun, tetapi perlu disesuaikan lagi dengan kemampuan anak. 

Jadi, sebenarnya usia anak untuk mulai belajar puasa juga bisa lebih cepat tergantung kesiapan orangtua dan si Kecil.

3. Lakukan Secara Bertahap

Untuk melatih anak agar terbiasa berpuasa, sebaiknya dilakukan secara bertahap. Pasalnya, bagi si Kecil mungkin akan terasa sulit bila harus berpuasa satu hari. 

Oleh karena itu, sebagai tahap awal perkenalan anak dengan puasa, mulai ajari anak untuk puasa selama setengah hari atau dari pagi hingga waktu makan siang.

Setelahnya, orangtua dapat mencoba menambah waktu puasa secara perlahan hingga anak dirasa mampu untuk puasa sampai sore hari.

Pada tahap ini, sebaiknya jangan terlalu memaksa anak untuk puasa hingga waktu yang ditentukan.

Hal ini karena dikhawatirkan malah akan membuat anak sakit atau bahkan menjadi tidak suka berpuasa dan berbohong.

4. Menjadi Contoh Bagi Anak-Anak

Sebagai orangtua, kita tahu lah kalo anak adalah peniru yang ulung. Setiap anak tentu akan mengamati, menyimak, dan pikirannya akan mencerna apa pun yang orangtua lakukan. 

Karenanya sebagai orangtua, kita bisa memberikan contoh kepada si Kecil agar ia bisa terbiasa untuk menjalani ibadah puasa. 

Kita juga bisa menceritakan kepada anak tentang pengalaman  saat berpuasa. Apa aja suka duka selama menjalani ibadah ini, dan lainnya.

5. Lakukan Aktivitas Yang Menyenangkan Bersama Anak

Lakukan aktivitas yang menyenangkan dan anak sukai dapat membuat anak lupa akan rasa lapar yang mungkin timbul. Dengan begitu, ia akan lebih merasa senang saat menjalani ibadah puasa. 

Contohnya kita bisa mengajak anak bermain suatu permainan yang ringan dan tidak melelahkan. Bahkan bisa juga menonton film kartun yang mereka suka.

Jika anak merasa lelah, orangtua dapat menyarankan anak untuk tidur siang sejenak agar rasa laparnya tidak terlalu terasa.

6. Hargai Setiap Usaha Anak Belajar Puasa

Cara lainnya untuk mengajarkan anak puasa sejak dini, yaitu dengan membiarkan anak mencobanya sendiri. Namun perlu diingat kembali, sebaiknya bersabar dan terus mendukungnya selama proses ini. 

Saat mereka sudah mulai bisa berpuasa meski hanya setengah hari, sebaiknya hargai usaha anak agar ia lebih semangat lagi untuk terus belajar berpuasa. Apalagi menjalankan puasa tentu hal yang tidak mudah bagi anak. 

Ada banyak cara yang dapat orangtua lakukan. Anda dapat memberi penghargaan pada anak setelah puasa dengan memujinya di depan anggota keluarga lain. Orangtua juga dapat menjanjikan hadiah kepada anak jika berhasil melakukan puasa.

7. Siapkan Asupan Makanan Yang Bergizi

Asupan saat sahur dan berbuka menjadi bagian penting dari puasa, terutama untuk anak-anak. 

Mereka tidak hanya wajib mengonsumsi makanan kaya serat, tetapi juga perlu asupan protein yang baik, seperti produk susu agar tetap kenyang lebih lama. 

Jadi, saat sahur dan berbuka pastikan si Kecil tetap mengonsumsi makanan bergizi. Sebaiknya hindari untuk memaksa anak makan secara berlebihan karena dapat menyebabkan anak mengalami gangguan pencernaan. 

Yang perlu diingat, butuh kesabaran dalam mengajarkan anak tentang puasa. Orang tua juga perlu memberikan dukungan, pengertian, dan Perhatian pada usaha anak-anak. Karena setiap anak memiliki kebutuhan, keunikan, dan kemampuan yang berbeda. 

Pertanyaan Anak Yang Pertama kali Puasa

Awal si sulung belajar puasa, banyak pertanyaan yang muncul. Meski pertanyaan yang muncul tidak dalam satu waktu namun tetap saja mencuri perhatian. Curhat si kecil ini menjadi bagian parenting talk saya dan anak-anak, sesekali bareng bapaknya juga.

Berikut ini beberapa pertanyaan seputar berpuasa :

  • Berkumur boleh atau enggak? Si sulung sering banget menanyakan hal ini. Alasannya karena dia suka berkumur sepulang sekolah (TK A), jalan kaki bikin dia haus. Hahahaha, saya tahu dia sambil berkumur minum air. Bibi ART cerita kalo si sulung suka ngambil air dari dispenser untuk berkumur. 
  • Kalo ngupil membatalkan puasa? Nah ini juga sering dijadikan pertanyaan. Katanya di kelasnya, topik ini sedang menjadi debat yang tak pernah terselesaikan. Ini kejadian si bungsu saat kelas 2 SD.
  • Apakah boleh tidur sepanjang hari? Enak sih kalo tidur jadi lupa kelaparan. Pertanyaan ini sering diucapkan anak-anak bahkan temannya yang main di rumah kami.
Masih ada banyak pertanyaan yang dilontarkan anak-anak saya. Ini masih saya ingat-ingat, lumayan kalo bisa ditambahkan hingga jadi kenangan manis. 

Masa anak-anak memang menyenangkan. Dalam suasana apapun, selalu menjadi saat belajar dan merakit kenangan. Kalo kalian pengen baca artikel parenting, bisa berkunjung ke blog Mama Rani, teman saya yang tinggal di Kudus. Semoga bermanfaat, wassalamu'alaikum.

Tidak ada komentar: