Cerita Baru Klinting di Bukit Cinta Bersama Blogger, Vlogger Milenial dan GENPI - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Kamis, 06 Oktober 2022

Cerita Baru Klinting di Bukit Cinta Bersama Blogger, Vlogger Milenial dan GENPI

Assalamualaikum Besti. Jangan bosan ya kalo bertemu tulisan tentang jalan-jalan di blog ini. Karena saya memang masih ingin menceritakan Famtrip Kabupaten Semarang bareng Blogger, Vlogger, Influencer, dan GENPI. Tema famtrip Ayo Dolan Nang Kabupaten Semarang. Seru banget karena bisa kembali ikut event offline bareng teman-teman satu passion. Kunjungan ketiga di tempat cantik untuk menikmati senja yaitu di Bukit Cinta. Yang pasti seru karena sambil dengerin cerita legenda terciptanya rawa pening. 


Foto by @Dotsemarang


Untuk rangkaian dua tempat lainnya, bisa dibaca ceritanya di sini :

Watu Gajah Park, Wisata Air di Kabupaten Semarang

Pesona Garda Wisata Air Viral di Kabupaten Semarang


Perjalanan dari Pesona Garda menuju Bukit Cinta nggak lama, sekitar satu jam. Kami tiba di Bukit Cinta pukul 15.10 WIB. Udara sejuk menyergap tubuh begitu turun dari mobil minivan yang setia membawa kami serombongan. Beberapa pengunjung masih terlihat di lokasi tempat wisata. Ada yang berduaan, berombongan, saling bantu motret, atau sekadar duduk ngobrol dan menikmati suasana sore dengan mentari masih bersinar. Beruntung ya udara sejuk lumayan mengurangi panas dari matahari sore.


Memasuki gerbang tiket tatapan tertuju pada patung ikonik berwarna putih. Tempat yang selalu jadi spot foto favorit pengunjung. Patung naga dengan puncaknya adalah si baru klinting yang membawa lidi. Patung ini perwujudan legenda Baru Klinting, asal usul Rawa Pening.


Nah kalian penasaran nggak sih? Atau kalian udah pernah membaca atau siapa tahu pernah berkunjung ke rawa pening, dan mendengar cerita dari si bapak tour guide-nya? 


Mendengar Cerita Legenda Baru Klinting, Asal Usul Rawa Pening

Rawa Pening adalah danau alam dengan luas 2.670 hektar. Dana yang berada di 4 kecamatan di Kabupaten Semarang, yaitu Kecamatan Ambarawa, Bawen, Tuntang, dan Banyubiru. Letaknya berada di lembah di antara Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran.


Di pintu masuk ada Bapak Suyamto berdiri dan menyambut rombongan kami. Wah berasa menjadi tamu istimewa, hehee. 


Selanjutnya kami diajak masuk ke dalam sebuah ruangan yang biasanya menjadi tempat singgah tamu yang datang ke Bukit Cinta. Bapak Suyamto adalah kepala UPTD Dinpar Kabupaten Semarang. 


Menurut Bapak Suyatmo, destinasi wisata Bukit Cinta dijadikan daya tarik unggulan kedua setelah Candi Gedongsongo. Dua destinasi wisata ini dikelola oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang. Bedanya adalah Candi Gedongsongo sudah sangat dikenal dan menjadi destinasi wisata yang banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara.


Saat ini Bukit Cinta sudah bersolek, makin cantik dengan jalan dan dermaga yang bisa dijadikan spot foto. Potensi alam yang sudah dipermak dengan prasarana yang mendukung agar makin banyak wisatawan yang berkunjung.



Saat itu hadir pula Bapak Mugiono, pengelola destinasi wisata Bukit Cinta. Beliau menuturkan tentang legenda Rawa Pening. Kalo kalian pernah berkunjung ke Bukit Cinta, di sisi kanan setelah pintu masuk ada patung putih berbentuk mirip gunungan. Ada patung ular, anak kecil mengacungkan lidi (Baru Klinthing), ibu yang mendayung lesung. Selain itu ada juga berbagai relief yang mengisahkan tentang legenda Rawa Pening. 



Bapak Mugiono menceritakan kalo legenda Rawa Pening itu ada 2 versi, yaitu Gumuk Sukorini dan Gumuk Sukorono. Dan satu lagi kisah Baru Klinitng. Ini kisahnya!


Dahulu ada perempuan cantik bernama Endang Sawitri yag sedang berguru pada Ki Hajar Selokantara. Saat itu sedang ada acara dan para wanita kebagian pekerjaan di dapur, mengolah masakan. Endang Sawitri meminjam pisau untuk memotong sayuran. Ki Hajar Salokantara meminjamkan pusaka miliknya dan berpesan agar tidak meletakkan pusaka di atas pangkuannya.


Karena fokus pada kegiatannya, Endang Sawitri lupa pesan sang guru. Dia melanggar pantangan yaitu meletakkan pusaka di atas pangkuannya. Endang Sawitri meminta maaf dan bilang pada sang guru agar mengampuninya. Ki Hajar Salokantara menjawab kalo hukuman sudah mulai berjalan. Ternyata Endang Sawitri hamil tanpa memiliki suami itu. Kemudian untuk menutup aibnya dia pun dinikahkan dengan Ki Hajar Salokantara.


Untuk menutup aibnya karena perutnya makin membesar, dia pun diasingkan ke Gedongsongo hingga akhirnya melahirkan. Proses kelahiran anaknya di Situs Air Suci Gedongsongi membuat Endang Sawitri bersedih mendapati wujud anaknya adalah bayi naga dan dinamakan Baru Klinting. Bayi naga ini sudah langsung bisa bicara.


Ketika udah agak besar, Baru Klinting pun bertanya kepada ibunya apakah dia memiliki ayah. Endang Sawitri menjawabnya dengan jujur bahwa ayah dari anaknya sedang bertapa di Gunung Telomoyo. Ia pun kemudian meminta Baru Klinting untuk menemui ayahnya sambil membawa tombak bernama Baru Klinting milik ayahnya sebagai bukti bahwa dia memang anaknya.


Sesampainya di lereng Gunung Telomoyo, Baru Klinting pun bertemu Ki Hajar yang disebut ayahnya. Sayangnya sang ayah belum mau mengakui dirinya sebagai anak. Ki Hajar meminta meminta Baru Klinting bertapa di gunung Kleker agar tubuhnya berubah menjadi manusia. Dia harus bisa melingkari gunung itu dengan tubuhnya. Namun Baru klinting yang licik menjulurkan lidahnya agar bisa menautkan kepala dan ekornya karena memang kurang sejengkal untuk melingkari gunung tersebut. 


Saat Baru Klinting bertapa di Gunung Kleker, penduduk Desa Pathok mencacah tubuhnya. Saat itu mereka belum menemukan binatang yang dicari sebagai santapan dalam sebuah pesta panen. Saat tubuh Baru Klinting disiapkan sebagai santapan untuk pesta rakyat, arwah Baru Klinting menjelma menjadi seorang anak buruk rupa (anak bajang) dan bau amis.


Tubuh penuh sisik dengan wajah yang menyeramkan, dia pun menuju Desa Pathok untuk meminta makan. Namun warga desa mengusirnya karena bau tubuhnya yang amis. Hanya seorang nenek yang mau memberikan makan. Dan yang dimakannya adalah daging yang ditusuk dengan lidi. Oleh Baru Klinting. lidi itu ditancapkan di tengah desa. Ia meminta warga untuk mencabutnya yang sayangnya tak ada satu pun yang berhasil.


Dan ketika akhirnya Baru Klinting mencabut lidi tersebut, terdengar bunyi gemuruh dari air bah yang keluar dari dalam tanah. Air itu mengenggelamkan seluruh desa. Kemudian daerah tersebut dinamakan Rawa Pening. 


Daya Tarik Bukit Cinta Rawa Pening

Daerah yang dulunya berupa bukit ini memang menjadi tempat yang paling keren untuk menatap Rawa Pening. Sekarang tempat ini memiliki beberapa spot foto yang seru untuk dinikmati wisatawan. 





Kalian bisa mengeksplorasi kawasan Bukit Cinta seperti spot foto gembok cinta. Selain itu kalian bisa naik perahu motor keliling danau. Ada juga jet ski yang tentunya menjadikan adrenalin kalian makin berpacu saat di tengah rawa. 



Bagi kalian yang hanya ingin menikmati keindahan danau, bisa duduk saja sambil menikmati hembusan angin. Ada banyak kursi yang disediakan oleh pengelola.


Fasilitas yang ada di Bukit Cinta antara lain parkir yang luas, mushola yang bersih, dan toilet. 


Ada juga dua anjungan yaitu anjungan Brawijaya yang lebih besar, sementara yang lebih kecil anjungan Baru Klinting. Kemudian ada juga tempat bermain untuk anak-anak, pendopo, petilasan, dan museum ikan.


Bagi pengunjung yang ingin membeli jajanan atau oleh-oleh khas Kabupaten Semarang, bisa mampir ke kios-kios yang berjajar sebelum pintu masuk. Oleh-oleh khasnya seperti belut goreng, cetul goreng, grubi, enting-enting, keripik bayam, kering singkong pedas, dan masih ada lagi yang lainnya.

Foto by Erina


Gimana bestie, tertarik berkunjung ke Bukit Cinta Rawa Pening? Yuk ajakin bestie kalian atau keluarga sembari menikmati suasana alam yang sejuk. Oia kalian bisa memilih berkunjung saat pagi atau sore hari agar tidak merasakan teriknya matahari. Wassalamualaikum.


Bukit Cinta Rawa Pening
Alamat : Desa Kebondowo, Kec. Banyubiru, Kab. Semarang, Jateng
Jam buka : 08.00-17.00 WIB
Website : www.kabsemarangtourism.com
Instagram : @bukitcinta.rp

32 komentar:

  1. Wah, dekat rumahku ini, Mbak. Aku juga suka ke Bukit Cinta, terutama kusuka kawasan pinusnya. Bawaannya adem gitu. Dan dermaganya cantik buat foto-foto, ya.

    BalasHapus
  2. Waaaah, sangat tertarik Mbaaak. Belum pernah ke sana euy. Padahal yo nggak jauh-jauh banget ya. Rapat sama paksu dulu ah, jadi salah satu destinasi wisata yang pengen dikunjungi.

    BalasHapus
  3. Belum pernah dengar legenda Rawa Pening baru baca ini, apalagi ke Rawa Peningnya jadi penasaran. Seru banget sih ini, terlebih sama keluarga besar blogger, dan lainnya. Jadi, pengin ke sana, terima kasih sharingnya!

    BalasHapus
  4. waaa...Rawapening makin cantiik sekarang..jadi pengen jalan2 lagi ke sana. terima kasih sharing pengalaman jalan2nya ya mna..foto2nya pun cantik2 euy.. mantaab..

    BalasHapus
  5. Kemarin aku nyesel nggak beli oleh-oleh di sana, Mbak. Padahal kalo diitung-itung, murah juga lho. Hehe.

    BalasHapus
  6. Legenda Baru Klinthing sangat menarik ceritanya.
    Bukit cinta sekarang sudah semakin cantik dan tertata rapi.
    Merupakan salah satu destinasi wisata di Kab Semarang yang bisa direkomendasikan untuk para wisatawan.

    BalasHapus
  7. Wah jadi penasaran pengen ke Bukit Cinta juga bareng suami, gak jauh juga dari Semarang. Makasih ya mbak sudah share dongeng baru klinthing juga, mayan jadi bahan cerita buat ponakan.

    BalasHapus
  8. Makin cantik dan terawat ya Mbak sepertinya. Aku terakhir ke Rawa Pening sepertinya tahun 2016, baru ada Hasna.. halal bihalal RT, main ke rawa Pening

    BalasHapus
  9. Apik banget ya mbak sekarang ga mengira jd sekece itu. Dulu kesana males banget ga asyik blas bingung mo apa hahahah..sekarang sih betah kayanga

    BalasHapus
  10. Aaaa mupeng mbak, inj hasil jalan jalan kmrin ya mbaak, keren yaaa kabupaten semarang, gercep cari potensi sekitar untuk diangkat dan berkolaborasi dengan banyak pihak

    BalasHapus
  11. Ini kunjungan pertamaku lho ke Bukit Cinta hihi ternyata pemandangan secantik itu ya apalagi sekarang penataan lebih cantik, rasanya segar banget otak piknik ke sana

    BalasHapus
  12. Kliatan adeeemmm bgt dah mbaaa
    Kontras dgn SMG kota yg panaasss khanmaen yak.
    Aku mupeengg cuss k sana.

    BalasHapus
  13. Aku pernah ini motret di Rawa Pening mak, sambil nungguin si bapak yang ada diatas kapal menjalankan kapal kecilnya itu. Pas aku dulu habis explore Semarang sama teman-teman fotografer. Dari Ambarawa kita ke Rawa Pening.

    BalasHapus
  14. Cerita Baru Klinthing ini memang melegenda ya mba, ada beberapa versi ceritanya. Makin bagus nih Bukit Cinta, jadi pengin dolan ke sana lagi. Anak wedok pasti seneng tuh klo diajak pepotoan di situ.

    BalasHapus
  15. Waktu berwisata ke Semarang, aku ga mampir ke Rawa Pening. Tapi aku puas berkeliling di Lawang Sewu dengan guide-nya. Nah, kisah baru Klinting di Bukit Cinta, aku malah baru ngeh sekarang hehehe. Cocok untuk rekreasi keluarga ya bahkan bawa anak-anak pun oke. Seru banget pasti kalau main jet ski juga :D

    BalasHapus
  16. berkunjung ke Bukit Cinta enaknya pas musim panas atau sedang cerah ya mba, makin indah pastinya pemandangan di sana

    BalasHapus
  17. Bukit cinta merupakan karuniaNya. Oleh-oleh bawa yang banyak agar kebagian semua. Semua dapat hadiah sebagai bukti dari perjalanan bukit cinta

    BalasHapus
  18. Ternyata ada kisah pilu tentang Rawa Pening. Menyakitkan memang, ketika anak lahir tak diakui oleh ayahnya. Belum lagi cobaan yang dihadapinya sangat berat. Hingga murka, sebatang lidi yang tertancap tanah, ketika dicabut pun bisa menenggelamkan desa.

    Wah, senengnya udah pada kopdar lagi.

    BalasHapus

  19. Indonesia kaya akan cerita legenda. Saya baru tau tentang Rawa Pening. Menarik juga untuk dikunjungi. Kelihatan bersih dan nyaman tempatnya

    BalasHapus
  20. Seru sekaliiii
    Semarang tak hanya Lawang Sewu tapi banyak lokasi wisata alam yang bagus buat dikunjungi ya mbak.
    rawa pening ternyata memiliki latar belakang yang tak hanya menyedihkan tapi awalnya ada romansa2 yaa (yaaa walau romansanya juga sedih huhu).

    BalasHapus
  21. Baru tau Raw Pening dari postingan ini saya Mbak. Belum banyak yang ngereview kayaknya ya. Pasti asik dan seru bisa rame-rame famtrip begitu ya...

    BalasHapus
  22. Gal bosen kok mbak, seru malah bisa ikutan perjalanannya walaupun cuma lewat tulisan & foto.
    Ada sejarahnya pula diceritakan tentang Rawa Pening. Aku jarang jalan2 ya kalau ke Semarang udah cape duluan hehehe, padahal seru ya mbak

    BalasHapus
  23. Nggak bosan kok mbak
    Justru seru karena bisa tahu banyak tempat wisata menarik di Semarang
    Senangnya ikut famtrip ya gini ya mbak

    BalasHapus
  24. Alhamdulillah sudah pernah kesana Februari kemarin, pemandangannya baguss, udara seger disana

    BalasHapus
  25. Aku kalau lewat Rawa Pening, pengen mampir, tapi belum kesampaian. Ternyata ada kisah kaya gitu ya sampai tercipta rawa ini. Kalau buatku ya jadi hiburan saja. Jadi kangen jalan-jalan

    BalasHapus
  26. Waa...udsh mulai famtrip aja. Senang pastinya, nih. Dan nama obyeknya unik banget, Baru Klinting. Temenan sama Brawijaya itu ya, Mbak? Hahaha.

    BalasHapus
  27. Bersih ya Mbak di Bukit Cinta Rawa Pening ini. Kakak sepupuku suaminya orang Ambarawa, tapi aku belum pernah ke sana. Hehe. Jadi cuma sering lihat foto-fotonya saja. Dan untuk sejarahnya, baru dari tulisan mbak Wati ini aku tahunya. Makasih ya, Mbak :)

    BalasHapus
  28. Yang seru memang selain lokasinya yang indah juga mengandung kisah di balik keindahannya.
    Seakan bercerita dan wisatawan sekalian napak tilas kisah pilu tersebut.

    BalasHapus
  29. Saya yang belum pernah sama sekali ke Kabupaten Semarang jadi ikutan jalan-jalan virtual deh lewat postingan yang memuat banyak informasi dan foto ini. Alhamdulillah punya teman blogger dari berbagai daerah, yang sering melakukan perjalanan ke mana-mana, jadi nambah nih pengetahuan soal berbagai destinasi di Indonesia.

    BalasHapus
  30. wah sekarang sudah rame ya mb Wati wisata-wisata di Semarang. jadi pengen melipir main ke Jateng nih

    BalasHapus
  31. Sejak lama penasaran sama Watu Gajah Parkir, jadi ada gambaran setelah baca tulisan Mba Wati ini, ini yg famtrip kemarin sama dinpar ya Mbaa

    BalasHapus
  32. pernah denger legendanya tapi belum pernah ke rawa pening. beneran nyesel deh waktu di Semarang gak kemana-mana

    BalasHapus