Motivasi Belajar Hal Baru Saat Usia Dewasa, Jangan Kalah Sama Yang Muda - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Senin, 15 Oktober 2018

Motivasi Belajar Hal Baru Saat Usia Dewasa, Jangan Kalah Sama Yang Muda



Assalamualaikum Sahabat. Motivasi Belajar Hal Baru Saat Usia Dewasa, Jangan Kalah Sama Yang Muda. Belajar lagi ketika usia tua dewasa, nggak ada larangannya. 

Bahkan bisa saja menjadi pemicu bagi yang muda, agar semangat juga saat mempelajari sesuatu.

Menjadi tua itu pasti, bila sudah takdir. Namun menjadi tua mesti diimbangi juga dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan lingkungan.

Dua belas tahun yang lalu, ketika saya masih kinyis-kinyis menjadi dewasa dengan dua anak yang beranjak abegeh, sempat terpikir tentang masa tua.

Mulai Menorehkan Jejak Baru

Menjadi salah seorang blogger Desa Wisata

Saya inginnya tetap bisa berkarya dengan tubuh sehat. Namun situasi kerja yang tidak kondusif, terutama saat melaju di jalan raya setiap pagi dan sore, bikin saya galau. Antara ingin resign dan tetap bekerja.

Dan sembilan tahun kemudian saya pun memutuskan untuk resign. Alasannya agar bisa memulai karir baru di bidang yang ingin saya tekuni. Yaitu menjadi penulis. Saya nggak akan mampu tetap bekerja di kantor sambil menekuni dunia baru yang sepertinya sangat menarik. 

Terus terang salah satu alasan saya resign adalah agar bisa mengikuti event blogger yang lebih banyak dilaksanakan pada hari kerja.

Saya yang saat itu mulai menekuni dunia menulis, mencari beraneka cara agar bisa eksis di tengah jagad kepenulisan yang saat itu tengah marak.

Berbagai event menulis, dari lomba hingga kelas menulis online saya ikuti. Tentunya dengan mempertimbangkan kualitas sang pengajar dan penyelenggara lomba menulis.

Satu persatu karya baru mulai menorehkan tintanya dengan tayang di media cetak. Bahkan sempat pula saya menikmati jadi pemenang pertama saat penerbit mayor menyelenggarakan lomba menulis kisah inspirasi.

Sungguh itu hadiah untuk memacu semangat saya agar tetap tekun belajar hal baru, yaitu menulis.

Seperti orang yang bersepeda. Awalnya tentu susah menaiki sepeda. Namun dengan ketekunan berlatih, seseorang pasti akan piawai juga bersepeda.

Begitu pun dengan menulis. Saya mengingat ucapan Dewi Lestari. Kalo ingin menjadi penulis, ya menulis aja tiap hari. Kamu akan menemukan gaya kepenulisan yang berbeda dengan orang lain.

Senangnya saat akhirnya saya bisa mengikuti berbagai kegiatan sebagai blogger Desa Wisata. Sudah beberapa kali saya mengikuti event yang menambah wawasan dan teman baru.

Baca di sini : Hari Batik Nasional di Pekalongan

Menjadi Blogger Yang Ingin Bisa Menginspirasi

Blogger katanya suatu pekerjaan yang baru muncul awal abad 21. Namun meski begitu, masih banyak yang belum mengetahui apa itu blogger. 

Daya nalar orang awam tak mampu menerjemahkan kata blogger sebagai satu bidang pekerjaan yang menghasilkan duit.

Saya beberapa kali menemukan kejadian yang menggelikan tiap ada yang bertanya, apa profesi saya sekarang.

Biasanya kalo sudah mentok, saya akan menjelaskan tentang mesin pencari google ketika mereka ingin tahu tentang sesuatu. Baru lah mereka memahami apa itu blogger.

Biasanya mereka akan berdecak kagum. Dari mana seorang blogger bisa menuliskan serangkaian kalimat yang bagi orang awam merupakan sebuah kesulitan tingkat tinggi. *lebay mode on

Dari sini saya lebih mudah saat menjelaskannya dengan detil. Karena kebanyakan blogger memulai karirnya dari curhat kegiatannya sehari-hari. Dikemas dengan gaya bahasa yang menarik atau asal-asalan yang penting tercipta tulisan yang komunikatif.

"Jadi kalian curhat aja gitu?"
"Nggak dimarahi sama suami atau tetangga?"

Hahahaaa, makanya jangan curhat tentang tetangga.

Sebenarnya nggak semua blogger memulai karir dari curhat. Ada juga yang serius sejak bikin website, berniat menulis karya ilmiah. Contohnya blogger yang memulai karirnya dari tugas kuliah dari dosen.

Saya sendiri memulai karir sebagai blogger karena mentok ingin menerbitkan buku. Namun nggak lolos dari saringan mata tajam sang editor. Jadi lah website yang isinya adalah karya saya tentang beragam hal. 

Dengan niche lifestyle, mudah bagi saya menuliskan beragam hal yang ingin saya tuliskan untuk pembaca. Impian saya inginnya bisa menulis artikel yang bisa menjadi inspirasi bagi pembaca. Namun tentu saja semua itu tak mudah. Yang penting saya terus belajar dengan mengikuti setiap perkembangan blog dengan segala kerumitannya. Hhahahaa.


Susahnya Menjadi Blogger pada Usia Dewasa

Bagi saya yang memulai bikin blog di usia tak lagi muda, tentunya banyak hambatan. Bikin blog aja awalnya dibuatkan oleh anak bungsu saya yang usianya masih 10 tahunan.

Saya mah gaptek sekali saat itu. Cuma bisa kirim email karena urusan pekerjaan di tempat kerja. Selain itu, nol besar.

Setelah punya blog, saya pun nggak langsung nulis dan post artikel. Hahaha. Saya benar-benar gaptek. Mau nulisnya kayak gimana, cara menyisipkan foto, dan beberapa hal teknis yang sungguh sulit saya pahami.

Dan satu ketika saya ingin mengikuti giveaway. 

Tahu dong ada detil syarat untuk bisa masuk jadi peserta dan dapat penilaian dari juri lomba.

Saya nggak mau nanya-nanya pada blogger yunior usianya namun sudah memiliki banyak prestasi.

Terus terang saya gengsi, hahahaa.

Namun saya nggak mau dong kasih kendor, dengan patah semangat sebelum ikut lombanya.

Saya pun mencari info dari mesin pencari Google. Dari cara menyisipkan link, edit foto, sampai membuat judul yang menarik minat pembaca.

Senangnya adalah saya jadi belajar sesuatu yang baru dengan mudah tanpa takut malu. Meski berjam-jam saya habiskan waktu untuk membaca tutorialnya. Bahkan menerapkan hal yang dianjurkan untuk menghasilkan konten yang menarik. Namun saya tetap semangat.

Kalo melihat blogger yang masih muda dengan segudang prestasi, saya melihat semangat mereka ketika ikut lomba. Mereka berjuang mencapai tujuannya, meraih impian sebagai pemenang lomba. Melakukan riset, mengolah kata menjadi konten yang menarik, melakukan pengeditan foto, hingga mencari tahu karakteristik juri lomba.

Jadi ketika mereka meraih juara, saya pun melontarkan kagum. Memberikan ucapan selamat dengan tulus tanpa dengki.

Saya bisa merasakan kesenangan ketika nama kita dituliskan dalam pengumuman lomba blog. Karena saya pun pernah menikmati euforianya menjadi pemenang blog. Dari lomba blog yang hadiahnya lipstick, hingga smartphone. Kesemuanya itu menjadi pemacu semangat agar tak kendor terus memantik impian.


Saya Ibu Blogger, Bersama Anak-Anak Blogger

Saya dan anak-anak yang mulai dewasa
Seperti yang sudah saya sebutkan di atas, bahwa blog www.hidayah-art.com dulunya dibuatkan oleh si bungsu. Berkolaborasi dengan kakaknya yang saat itu mulai sibuk dengan kegiatannya di SMK. 

Kadang juga kalo saya menanyakan sesuatu tentang blog yang susah untuk dipahami, mendapat jawaban yang bikin sebel.

"Ibu ketik aja di chrome, info apa yang ingin dicari. Kalo ibu sedikit-sedikit nanya, ntar nggak nambah pinter,"

Gitu ih jawaban si bungsu. Sementara kakaknya yang sedang bikin tugas senyum simpul.

Dan saya pun berkata dalam hati. Ini mana anaknya, mana emaknya?!

Mereka, anak-anak saya begitu pintar memakai ucapan saya ketika menemaninya belajar matematika atau pelajaran lainnya. Saya suka bilang, kalo ingin tahu tentang jawaban soal dari guru mereka, cari dan baca isi buku pelajaran. 

Ya sudah lah, saya pun banyak mencari info di google. Dari pada ntar dapat insight yang nggak lucu dari anak kecil.

Dan ketika saya bisa mendapatkan beragam kebaikan dari profesi sebagai blogger, anak-anak sungguh membanggakan ibunya.

Namun saya tak hanya ingin berhenti sekedar jadi kebanggaan mereka. Saya inginnya mereka pun juga mengelola blog seperti ibunya ini. Saya menginginkan anak-anak memiliki website untuk menunjukkan karya yang mereka kuasai.

Si sulung sudah memiliki website, ada dua macam malah. Yang satu sebagai media mengumpulkan tugas dari dosennya. Yang satunya lagi adalah tempat ia berkarya, dengan menawarkan keahliannya membuat website.

Sementara si bungsu masih enggan bikin blog untuk media keahliannya bikin gambar animasi. Dia masih menyukai dengan memamerkan karyanya di medsos Instagram.

Dengan menekuni website milik saya, harapannya anak-anak pun mau menekuni hal yang sama sesuai bidang keahlian mereka masing-masing.

Saya meyakini bahwa memberikan contoh secara langsung, bakal menarik minat anak-anak suatu hari nanti.

Motivasi saya belajar hal baru saat usia tak lagi muda, semoga menjadi sebuah insight bagi anak-anak saya. Kalo sahabat saat ini sedang belajar sesuatu kah? Yuk, share di kolom komentar ya. Wassalamualaikum.


*tulisan ini diikut sertakan dalam Apresiasi Collab Blogging KEB dengan trigger Belajar Di Usia Dewasa yang ditulis oleh mak Indah Juli.

#KEBloggingCollab #ApresiasiKEB

42 komentar:

  1. Belajar itu memang tidak memandang umur mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harus terus belajar sampai Allah akan panggil kita kelak

      Hapus
  2. Buk, anak ibuk pengen tak jitak. Ibune kon sinau dewe. Hahaha.

    Aku dulu kenal dan belajar blog ya otodidak, Bu. Cari2 di internet kayak njenengan. Pokoke Mbah Google andalan banget deh. Tapi, ya ada sih beberapa yang aku angkat tangan karena kupikir waktunya terlalu habis kalau hanya ngutak ngatik itu, misal ganti template yang kece badai. Hahaha.

    Mbak Untari..Mbak Un...ini pahlawannya nih.

    Percayalah Bu, wis pokoke njenengan ki begitu menginspirasiku. Terus berkarya ya, Bu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa, aku pun minta tolong mba Untari kalo ganti template. Pusing lah kalo semua diurus sendiri

      Hapus
  3. Saya belajar blog juga otodidak, belajar motret awalnya juga gitu, tp terbantu banget mmg klo ada workshop2 fotografi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah makanya saya rajin ikut pelatihan, baik edit video, foto maupun SEO

      Hapus
  4. Mbak Wati, kalau saya sebenarnya ingin berkarir, tapi suami yang memberi alternatif lain. Katanya, anak-anak lebih butuh saya. Ya sudah, saya manut saja.

    Kayusirih dibuat tahun 2010, setelah saya resign mengajar dan pindah ke Solo ikut suami. Tapi dulu saya nggak pede dengan tulisan saya. Baru deh tahun 2013 saya nekat nulis. Kalau saat itu saya nggak nekat, mungkin hari ini saya nggak kenal Mbak Wati ya.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nggak bakal kenal ya. Aku tuh bangga bisa kenal dengan blogger muda usia yang inspiratif dan nggak pelit bagi ilmunya

      Hapus
  5. bener nih usia jangan jadi penghalang untuk terus belajar. harusnya usia nambah semangat belajar nambah hehe

    BalasHapus
  6. Tekhnologi makin berkembang pesat, maka yang generasi tua pun harus belajar untuk menggunakannya, seperti browsing di google dan sebagainya.

    Tetap semangat belajar, mak!

    BalasHapus
  7. wkwk aku ngakak mba. "makanya jangan nulis soal tetangga". untung tetanggaku ga tau aku blogger jadi kalau tak tulis masi aman. hehe

    BalasHapus
  8. Senang ya mba jika kecintaan kita menulis dapat menural ke pada anak-anak, terlebih lagi mereka sudah menentukan apa yg mereka lakukan di web nya

    BalasHapus
  9. anakku jug aada blog udah lama aku buatin, skr dia hapus semua ganti tema isinya gambar semua.
    Aku juga mau belajar lagi mbak buat upgdare diri sebagai blogger :)

    BalasHapus
  10. Keren mba Wati..senang bertemu teman keren begini gara2 ngeblog. Sangat menginspirasi..yuk, kita ttp jadi blogger dewasa yg tak pernah kadaluwarsa...haha...

    BalasHapus
  11. Saya kadang malu jika ada ibu-ibu seumuran lebih tua dari saya tapi sikap belajarnya ngalahin anakmudaaa.. Yaa allah.. tapi jadi tertular semangatnya.. karena mereka malah mengayomi yah mbaa..

    BalasHapus
  12. Belajar gak kenal usia ya mba. Saya juga sekarang lagi senang belajar ngeblog sama DIY ��

    BalasHapus
  13. Setuju mba Wati.
    Justru aku bertekad untuk tetap produktif dan berkarya meski tergerus usia.
    Tak ingin pensiun dari berkarya, karena dengannya aku merasa hidup!

    Jadi ingat iklan "Bikin Hidup Lebih Hidup"

    Menurut para ahli, dengan tetap aktif berkarya kita juga terhindar dari pikun dan beberapa hal negatif lainnya.

    Namun memang perlu beberapa usaha ya agar tetap bisa produktif dan berkarya di usia senja seperti yang aku kutip dari www.cnnindonesia.com yaitu olah raga, mengatur pola makan, istirahat cukup, kurangi stress, menemukan tujuan hidup dan banyak minum air putih

    BalasHapus
  14. Belajar bisa kapan pun ya mba wati, tidak harus usia muda, memang belajar di usia matang tantangannya lebih besar, sukses terus ya mba wati untuk jadi blogger yang menginspirasi

    BalasHapus
  15. mbaaaa...anak-anaknya udah besar-besaaar yaaa. Tapi bétul bangeeet..mari terus belajar biar ngga kalah sama yang muda

    BalasHapus
  16. Aku juga selalu berusaha belajar ilmu ilmu baru setiap saat, Demi anak anak yang terus berkembang, Kalau aku nggak apdet ilmu terus nanti susah saat harus mendampingi mereka :)

    BalasHapus
  17. Semoga kita panjang umur ya Mbak dan jika seumurmu aku masih jadi blogger, hihihi. Dulu motivasiku ngeblog buat curhat dan agar tulisanku dibaca orang. Habis kirim ke koran ditolak terus

    BalasHapus
  18. Jujur, sampai sekarang pun aku masih terus belajar apalagi ngeblog gini butuh foto yang bagus, kan. Jadi aku belajar moto. Belum lagi anak2 yang pelajarannya mulai berat, aku pun jadi ikut belajar lagi. Sampai usia kepala 3 masih terus belajar biar aku bisa upgrade diriku.

    BalasHapus
  19. Sukaaaa, yang dewasa aja mau belajar ya Mbak, masa yang muda gak mau maju juga. Harus lebih semangat dong ya harusnya.
    Hihihih, bayangin Mbak waktu diminta sama anaknya cari info di Chrome untuk menemukan jawaban itu pasti bikin geemesss yah, hihih.
    Tapi karena itu jugalah Emaknya sekarang makin ngehits ;)

    BalasHapus
  20. Kalau punya anak laki-laki, Ibunya jadi beneran cepet pinter yaa, mba..
    Kami juga terlahir dari 4 bersaudara. Saudaraku semua laki-laki...

    Dan bener, kalau Ibu tanya, suka dijawab "Ibu kalau bingung, tanya aja ke google."

    Yhaa....^^

    BalasHapus
  21. Kalau aku pasti belajar karena masih punya balita usia 4 tahun yang perlu pemahaman. Terkadang saya harus mengulang materi bahasa Inggris.

    BalasHapus
  22. Kalau saya lagi belajar pede di depan kamera kak, biar bisa buat vlog yang komunikatif namun tetap bagus.. hehehe. mbak Hidayah itu luar biasa. salah satu blogger panutanku :)

    BalasHapus
  23. Wah, inspiring banget mba ceritanya. Aku juga kadang suka merasa telat, tapi emang gak ada kata telat ya untuk yang namanya belajar.

    BalasHapus
  24. intinya jangan lelah untuk belajar yaa, Mba, di usia berapapun kita :)

    saya juga masih terus belajar untuk memperdalam ilmu ngeblog, nih :)

    BalasHapus
  25. Keren yah mba, saya jadi terinspirasi :) belajar gak pernah pandang usia

    BalasHapus
  26. Jeng besan ini keren sekali lhooo...terus semangat belajar tanpa memandang usia ya. Memang agak susah ya mba nyantolnya. Aku pun sudah mulai kesusahan belajar ini itu. Harus berguru kepada Mb Wati nih untuk konsisten berkarya.

    BalasHapus
  27. Mbaaa, aku salut padamuu.. Ayuk kita belajar sama2 yaaa, saling menginspirasi lewat tulisan ya..

    BalasHapus
  28. Menurut saya, bertambahnya umur bukanlah penghalang untuk kita belajar.
    Btw ada yang mau jadi Guest Post di blog.achikuchi.com :D

    BalasHapus
  29. bener banget deh... meskipun untuk sekarang usiaku masih terbilang muda tapi aku pengen terus belajar sampai tua nanti nggak berhenti nulis.

    BalasHapus
  30. Haduh bu.usia saya sudah 58 tahun,dan mulai baru bikin blog,tapi apa kata ibu,saya pantang menyerah,tidak mau kalah sama yang muda

    BalasHapus
  31. Meskipun sudah dewasa. Tp ga ada kata terlambat utk belajar mba

    BalasHapus
  32. Mantap deh. Jadi bloger bikin makin banyak belajar ya

    BalasHapus
  33. sakut deh sama mbak wati, selalu semangat belajar apa aja. aku kalo ketemu mbak wati ketularan semangatnya. pengen pinter kek mbak wati dan blogger kece lainnya

    BalasHapus
  34. Seru ya mbak Wati belajar hal2 baru. Apalagi menurutku di jaman sekarang ini kan putaran arusnya cepet banget. Kalo ngerasa nyaman disitu2 aja ya kita ngga bisa maju.
    Semangat terus mbak buat berkarya 😚😚😚

    BalasHapus
  35. Jadi bisa belajar bareng anak2 ya mba. Keren semangatnya.. hihi langsung tanya google aja yaaa
    Meski anak2 udah gede perlu menyibukkan diri kegiatan yg positif ya mba.. noted deh buat akuu

    BalasHapus
  36. Aku masih belajar bikin video Mba.. Setelah setahun vakum, pengen mulai lagi.
    Trus lagi pengen mencoba hal baru yg ringan, mewarnai. Udah lama sih pengennya, tapi belum kesampaian.
    Pengen belajar desain grafis juga tapi anak-anak belum bisa ditinggal. Pengen kursus bahasa asing, Arab/Mandarin gitu. Haha. Banyak pengennya

    Masyallah anak2 Mba Wati shalih2 ��

    BalasHapus
  37. Wkkk. Jangan nulis tetangga. Aduh tetangga mah jadi segudang ide buat ditulis. Tinggal nulisnya Aja dibikin elegan.. hahahaha. Aaaah mbak Wati mah selalu menginspirasi.. kadang kalau malas.. malu sama mbak Wati yang selalu rajin blogging n selalu updating hal-hal baru.

    BalasHapus