Wisata Hits di Kabupaten Brebes Ini Wajib Kalian Kunjungi - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Minggu, 24 Desember 2017

Wisata Hits di Kabupaten Brebes Ini Wajib Kalian Kunjungi


www.hidayah-art.com
Photo taken Ika Puspita
Assalamualaikum Sahabat. Udah tahu kah, ada Wisata Hits di Kabupaten Brebes yang layak kalian kunjungi? Awal bulan Desember ini saya dan teman-teman blogger sempat menikmati wisata di Kabupaten Brebes. 

Meski awalnya saya agak bingung, destinasi wisata mana yang akan kami kunjungi saat di Kabupaten Brebes.

"Emang Brebes punya tempat wisata?"

Begitu pertanyaan yang saling kami lontarkan tanpa ada yang menjawab dengan pasti. Tapi kalo saya baca rundown yang dibagikan sih, bakal ada trecking hutan mangrove. Hmmm, saya agak gimana gitu kalo mendengar wisata hutan mangrove. Apa sih asiknya jelajah hutan mangrove? Biasanya hutan mangrove tuh banyak nyamuk, aromanya enggak banget deh.


Etapi saya salah banget. Karena Kabupaten Brebes ternyata memiliki tempat wisata yang banyak. Terdapat 3 revitalisasi yang dibangun untuk meningkatkan potensi wisata di Kabupaten Brebes.

1. Revitalisasi wisata di Pantura yaitu di Desa Pandansari
2. Revitalisasi wisata gunung yang pusatnya terletak di Kaligua
3. Revitalisasi wisata susur sungai yaitu di Ranto Canyon

Saya jadi nggak sabar pengen bisa menyaksikan sendiri potensi wisata di atas.

Menginap di Homestay Milik Ibu Waipah

Begitu tiba di stasiun Tegal, kami akan dijemput oleh panitia dari POKDARWIS MANGROVESARI. Sambil menanti jemputan datang, kami memilih jalan-jalan di depan stasiun. Ada banyak sajian makanan di beberapa warung. Sate Ayam Tegal menjadi pilihan kami. Oiya, ada yang unik dalam penyajiannya. Karena di Tegal sini Sate Ayam dijual per Kodi. Harga per kodi cukup murah, yaitu sebesar 45 ribu. Dagingnya berukuran besar. Jadi kenyang meski cuma makan tiga tusuk.

Ketika jemputan datang sejam kemudian, kami langsung diantar di sanggar untuk registrasi. Kemudian segera melanjutkan perjalanan menuju homestay di rumah penduduk. Tempat saya menginap merupakan homestay milik Ibu Waipah. Orangnya ramah, rajin masakin kami sarapan. Saya yang malas sarapan kalo di rumah, jadi doyan makan di sini, hihiii.



Tempat tidurnya bersih dan rapi. Saya satu kamar dengna mba Tanti. Kami asik ngobrolin masa muda yang ternyata pernah ikut dalam satu kegiatan ekstrakulikuler sekolah dulu. Ya ampuuun, dunia emang sempit ya.

Mata saya langsung terpejam begitu udah lelah ngobrol. Karena kami mesti bangun pagi untuk prepare kegiatan trecking esok hari.

Trecking Hutan Mangrove

Desa Wisata Pandansari layaknya desa nelayan lainnya di wilayah Indonesia. Aroma khas udara laut, perahu nelayan yang bersandar di muara sungai, menjadi pertanda kami berada di desa nelayan. Yang membedakan adalah, desa ini memiliki POKDARWIS. Masyarakatnya memiliki impian ingin mengembangkan wisata komplit.

Nah, pagi itu kegiatan kami dimulai dengan ikut mendengarkan sarasehan pokdarwis se Jawa Tengah. Ada beberapa perwakilan pokdarwis, seperti dari Banjarnegara, Purbalingga, Kudus, Demak, Kabupaten Semarang, Kota Semarang, banyak lagi deh lainnya. 

Seperti yang dituturkan oleh Pak Hadi, bahwa Desa Pandansari sudah memiliki site plan desa wisata yang bikin kami berdecak nyaris iri. Desa yang terletak jauh dari ibu kota propinsi Jawa Tengah ini memiliki impian yang GILA. 

Pak Auky a.k.a Bang Bas, menuturkan tentang rencana GILA ini. Singkatan dari Gerakan Insan Lestarikan Alam merupakan upaya dari penggerak wisata atau pokdarwis Mangrovesari.

Dulunya desa ini makmur dengan limpahan hasil budidaya udang dan hasil tambak lain. Tahun 1985 terjadi abrasi karena eksploitasi budidaya yang berlebihan. Abrasi pun menghancurkan tambak milik penduduk. Penduduk yang dulunya makmur, menjadi hancur. Banyak yang meninggalkan desa untuk mencari penghasilan dari pekerjaan di kota. 

Pak Hadi dan beberapa warga, memulai mereparasi desa mereka dengan menanam mangrove. Dari foto dan video yang diputar, udah bikin saya dan teman-teman blogger terkagum-kagum. Masa iya sih Brebes memiliki hutan mangrove yang luas seperti itu?

Saatnya nih blogger mesti menyaksikan langsung apa yang sudah dilakukan oleh Pak Hadi beserta Pokdarwis Mangrovesari.

Kami diajak menuju dermaga Dewi Mangrovesari. Bagi kalian yang ingin menyusuri treck hutan mangrove, mesti membeli tiket masuk di loket yang berhadapan dengan kantor sekretariat Pokdarwis Mangrovesari. Untuk pengunjung dewasa mesti merogoh duit 15 ribu, dan anak-anak hanya 5 ribu. Harga tiket tersebut berlaku selama weekdays. Tapi kalo hari libur harga tiket sebesar 20 ribu untuk pengunjung dewasa. Sementara anak-anak hanya bayar 10 ribu.


Dari gerbang kita diajak menikmati suasana hutan bakau yang teduh. Di sisi kanan dan kiri jalan terdapat warung milik warga yang menawarkan oleh-oleh khas setempat. Ada juga warung makan yang menyajikan seafood dan masakan lain.


Begitu meninggalkan kios cindera mata, mata langsung berhadapan dengan dermaga dan perahu nelayan.

Wahhhh, mau ngapain nih di dermaga?






Rupanya setiap pengunjung yang akan trecking di Mangrovesari mesti menaiki perahu terlebih dulu. Jangan cemas karena perahu hanya menyusuri muara sungai yang nantinya akan menuju ke laut. Selama 15 menit tiap pengunjung akan menikmati pemandangan hutan mangrove yang indah. Oiya, kalian bisa loh menjemput senja dan menatap matahari tenggelan bila datang saat sore. Pemandangan sunset di Mangrovesari katanya eksotis, temans!



Begitu sampai di dermaga Dewi Mangrovesari, sudah ada spot awal untuk selfie. Setiap pengunjung yang menjejakkan kaki di dermaga, nggak sabar pengen foto di gerbang hutan mangrove.


photo taken Kang Geri

Trecking di Mangrovesari bikin saya tersenyum bahagia.  Baru kali ini saya menikmati trecking hutan mangrove.  Pak Auky yang menjadi pemandu trecking siang itu bikin rombongan semangat. Banyak sisipan candaan dan wawasan baru yang bikin kami nggak merasa bosan. 



Seperti candaan tentang manfaat pucuk akar dari tanaman mangrove. Pucuk yang rasanya sepet (mirip dengan pucuk daun jambu klutuk), manfaatnya untuk menghentikan diare. Kalo untuk laki-laki, katanya pucuk akar mangrove ini bisa meningkatkan stamina. 



Waktu pak Aucky menuturkan manfaat akar mangrove ini, kami jadi heboh. Dan sebenarnya malah jadi bahan candaan tentang ukuran akar yang baru muncul sepanjang dua senti. Hingga memunculkan salam dua senti waktu foto bareng, hahahhaa.

Trecking di Dewi Mangrovesari plus Sesi Foto  

Oiya, awalnya trecking Mangrovesari hanya sepanjang 700 meter. Namun saat saya dan teman-teman blogger datang, trecking udah mencapai 1,8 km. Pak Auky menuturkan selama weekdays wisatawan yang berkunjung mencapai 600 hingga 700 orang. Tapiiii... bila hari libur atau hari Minggu, yang berkunjung bisa mencapai 1.500 wisatawan.

Nggak heran sih kalo Mangrovesari banyak dikunjungi wisatawan. Di samping keunikan sarana wisata berupa perahu nelayan untuk mencapai hutan mangrove. Juga trecking hutan mangrove yang menarik dan memiliki spot foto yang instagramable. 


www.hidayah-art.com
Jalur trecking berwarna yang instagramable buat foto-foto
Picture by Mechta Deera
Dari broog cinta, Menara Pandang satu dan dua, Spot Foto dengan icon Ikan Belayar dan Ikan Glodog. Oiya, dua ikan ini merupakan penghuni perairan di hutan mangrove Pandansari. Ikan Belayar itu jenis kelaminnya betina. Sedangkan ikan Glodog jenis kelaminnya jantan. Untuk berkembang biak, kedua ikan ini mesti berkelahi dulu. Lucu banget deh, karena untuk masuk ke dalam endapan lumpur, ikan ini berjalan muncur.


Seperti yang saya tuturkan di atas, kalian nggak bakal bosan bila trecking di  hutan Mangrovesari. Kalo lelah pun ada banyak bangku yang terbuat dari bambu, batu, dan kayu yang bisa dijadikan tempat duduk. Tempat sampah pun banyak disediakan oleh pengelola agar kawasan hutan tetap bersih. Senangnya lagi pengunjung di sini cukup menghargai kawasan wisata dengan membuang sampah di tempat sampah.

Nggak usah cemas bila terlupa membawa bekal. Di setiap sudut hutan mangrove, terdapat warung yang menjajakan berbagai makanan. Asiknya lagi nih, harga makanan udah tercantum di tenda maupun papan menu. Kalian nggak perlu pusing berhitung duit yang ada di dompet. Harganya juga nggak mahal. 

Dari seafood, gado-gado, soto, ayam goreng, mie rebus dan goreng, hingga minuman. Tapi jalan-jalan menyusuri hutan mangrove tuh paling asik minum kelapa muda.

Hembusan angin laut berpadu dengan aroma daun tanaman bakau, sambil menyesap air kelapa muda yang manis, seperti berada di surga, temans.

Warung yang ada di sini milik mantan petani tambak yang terkena abrasi. Mereka diajak untuk lebih berdaya dengan mengelola warung makan dan tempat minum bagi wisatawan.

Ahhh rasanya saya masih ingin bercerita lebih banyak tentang Desa Wisata Pandansari. Karena kemarin saya sempat melanjutkan perjalanan menyeberang ke Pulau Cemara. Gimana asiknya penyeberangan kami melewati perairan laut Jawa? Saya akan tuliskan dalam artikel lanjutan Wisata Hits di Kabupaten Brebes. Yuk jalan-jalan, temans. Wassalamualaikum.

17 komentar:

  1. Yuuk..jalan2 lagi ke sana, mba Wati..kmrn kita blm ke pulau pasir di sekitar mangrove itu y.. Ah Pandansari langka padane!

    BalasHapus
  2. Aku baru tau lo ada trmpat sekeren ini di brebes. Moga2 bisa mampir kesana juga someday

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ajakin keluarga trecking di hutan mangrove ya Muna, hehee

      Hapus
    2. Ajakin keluarga trecking di hutan mangrove ya Muna, hehee

      Hapus
  3. aku suka banget mangrove
    duh kapan bisa ke mangrove lagi
    brebes juga asyik ya buat dikunjungi
    TFS

    BalasHapus
  4. Taunya sih Brebes itu terkenal sama Telur Asinnya xD

    Eh tapi banyak juga yang bagus dan edukatif :)

    BalasHapus
  5. Saya selalu suka dengan wisata lokal berbau alam ketimbang wisata buatan yang modern. Belum pernah ke Brebes nih, mupeng ke hutan bakau. Makasih infonya, Mbak.

    BalasHapus
  6. Yuuk kesana lagi mbaak...
    Aku masih penasran sama Kaligua dan Salem

    BalasHapus
  7. Duh, hits banget Mbak Wati. Ini tempat wisatanya kudu banget didatengin deh kalo aku ke Brebes.

    Atau mbak ada rencana ke Brebes lagi? Nanti aku ikut :D
    keep traveling ya Mbak Wats.

    BalasHapus
  8. bagus banget ya bun hutan mangrove nya. ga kalah dengan yang ada di jakarta hehehe



    mampir yuk bun ke blog http://nuvaderma.com/blog

    BalasHapus
  9. Aku penasaran sma hutan mangrovenya nih, kok kece bgt. slama ini baru 4 hutan mangrove aja yg bru kukunjungi

    BalasHapus
  10. Pemandangannya cakep banget... emang seru ya jelajah mangrove.

    btw aku juga sebelumnya melontarkan pertanyaan yang sama, emang Brebes punta tempat wisata? hihi

    BalasHapus
  11. Wow, ternyata Brebes cantik ya. Bikin mupeng ke sana. Terimakasih infonya ��

    BalasHapus
  12. Pandasari Brebes kece juga ya mbak wati, sayang waktu itu gak bisa ikutan, tapi hikmahnya adalah untung ke ponorogo waktu itu sehingga minggu ini sekalian liburan ke bandung juga persiapan segala sesuatunya ke jakarta 😀

    BalasHapus
  13. Nggak nyangka di Brebes ada tujuan wisata sekeren ini mbak. Jadi pengen treking hutan mangrove nih. Ayo mbak Wati ajakin saya dong :)

    BalasHapus
  14. Persis yg ada di pikiranku mba, emang Brebes ada tempat wisata? Wah abis baca ini jadi tercerahkan deh..

    BalasHapus