November 22, 2019
BY Hidayah Sulistyowati
23 Comments
Membantu Orang Tua Mengatasi Speech Delay Pada Anak Bersama Dini.id
Assalamualaikum Sahabat. Menyaksikan sepasang orang tua yang kebingungan menghadapi putranya yang belum juga bisa bicara saat usianya 22 bulan, saya ikut berempati. Meski anak-anak saya dulu tak mengalami keterlambatan bicara, tapi si sulung punya masalah juga. Masalah si sulung adalah cara bicaranya yang gagap saat usianya udah menginjak 3 tahun.
Menghadapi kesulitan si sulung saat mengucapkan satu kata aja udah bikin saya cukup panik. Apalagi saat itu saya tidak memiliki sumber info yang kompeten seperti sekarang. Jadi saya hanya menggunakan insting aja, mengajari si sulung untuk belajar bicara dengan lebih perlahan dengan intonasi diperjelas.
Cukup menguras energi, butuh kesabaran, namun senangnya saya didukung paksumi dan ART yang mengasuh si sulung. Saat itu saya masih menjadi working mom di sebuah perusahaan distribusi.
Terkadang orang tua sering kali menganggap sepele masalah keterlambatan berbicara pada anak usia dini. Beberapa ada yang percaya mitos bahwa perkembangan berbicara anak bisa saja terlambat karena perkembangan di bidang lain lebih cepat.
Menghadapi kesulitan si sulung saat mengucapkan satu kata aja udah bikin saya cukup panik. Apalagi saat itu saya tidak memiliki sumber info yang kompeten seperti sekarang. Jadi saya hanya menggunakan insting aja, mengajari si sulung untuk belajar bicara dengan lebih perlahan dengan intonasi diperjelas.
Cukup menguras energi, butuh kesabaran, namun senangnya saya didukung paksumi dan ART yang mengasuh si sulung. Saat itu saya masih menjadi working mom di sebuah perusahaan distribusi.
Terkadang orang tua sering kali menganggap sepele masalah keterlambatan berbicara pada anak usia dini. Beberapa ada yang percaya mitos bahwa perkembangan berbicara anak bisa saja terlambat karena perkembangan di bidang lain lebih cepat.
Menurut Psikiater Konsultan Anak & Remaja, dr. Anggia Hapsari, SpKJ (K), perkembangan berbicara pada anak memiliki tolak ukur. Misalnya saat usia 12-13 bulan, anak seharusnya bisa memiliki satu kosa kata baru selain ‘mama’ dan ‘dada’.
“Tolak ukur perkembangan bicara dan bahasa itu sebagai tolak ukur perkembangan kognitif mereka, intelektual mereka. Jadi menentukan perkembangan pada tahap-tahap selanjutnya,”
Mereka yang mengalami speech delay akan memiliki risiko terkena gangguan jiwa juga ternyata, depresi, ansietas/kecemasan.
Bagi mereka semua perasaan itu nggak nyaman, tapi apa yang bisa mereka lakukan?
"Mereka nggak bisa ngomong, sedih kah, marah kah, kecewa kah? Mereka nggak bisa gomong gara-gara mengalami speech delay,” tutur Dr. Anggia lebih lanjut.
"Mereka nggak bisa ngomong, sedih kah, marah kah, kecewa kah? Mereka nggak bisa gomong gara-gara mengalami speech delay,” tutur Dr. Anggia lebih lanjut.
Ada banyak faktor penyebab speech delay, salah satunya faktor lingkungan yang deprivasi. Faktor ini dapat dilihat ketika orang-orang di lingkungan mengharapkan sangat banyak pada kemampuan anak.
“Contohnya, ada anak baru umur 3 tahun udah pakai 3 bahasa: Indonesia, Mandarin, Inggris. Kalau anak yang nggak ada gangguan itu nggak masalah, tapi anak dengan gangguan bisa jadi kacau balau,” jelasnya.
Kemampuan kognitif tiap anak berbeda. Terlalu memaksa anak mendapat nilai sempurna terkadang malah membuatnya menjadi sosok yang berbeda. Anak menjadi mudah merasa cemas. Takut kalau nilainya turun akan dimarahi orang tua, takut tidak disayang lagi dan lain sebagainya. Sehingga kemudian interaksi sosial anak juga akan memburuk.
Padahal pondasi besar dari kemampuan verbal anak ialah interaksi sosialnya. Dari anak yang kerap bercengkrama dengan kedua orang tuanya ataupun terbiasa bergaul dengan teman sebayanya, menjadikan anak jadi terasah kemampuan berbahasanya. Dari lingkungan terkecil yakni keluarga, anak jadi mengenal kata baru dan maknanya. Itulah sebabnya yang wajib diberikan orang tua ialah kebersamaan dalam bermain, bukannya mainan yang banyak dan mahal harganya.
Bagi anak, bermain adalah salah satu cara untuk belajar. Orang tua yang menemani kegiatan menyenangkannya ini bisa membantu anak dalam mengarahkan mana hal-hal baik, termasuk kosa kata dan perbuatan, yang kemudian dicontohnya. Dengan adanya interaksi dua arah bisa membantu berkembangnya kemampuan emosionalnya.
Nah, jadi buibuk dan pakbapak paham kan betapa pentingnya memberikan stimulasi kemampuan bicara pada anak. Selain sering mengajak anak ngobrol dan bermain bersama, salah satu solusi yang bisa dipilih orang tua untuk melakukan stimulasi dan intervensi dalam tumbuh kembang anak yaitu Dini.id.
Dini.id adalah startup yang khusus dirancang untuk memberikan program stimulasi dan intervensi dalam tumbuh kembang anak dengan memadukan antara teknologi, ilmu psikologi, orang tua, dan tim ahli.
Beberapa program Dini.id adalah :
1. Sistem assessment online gratis di website www.dini.id yang dapat mengidentifikasi keterlambatan dan potensi dalam perkembangan anak.
2. Kelas stimulasi dan intervensi sambil bermain yang dilakukan di playground-playground mitra yang dirancang untuk mengaktifkan neuron dalam otak, sehingga meningkatkan perkembangan kognitif dan menjadi dasar perkembangan tahap selanjutnya terutama untuk belajar.
Dengan stimulasi dan intervensi dalam tumbuh kembang anak, diharapkan speech delay yang terjadi pada anak akan menghilang.
Semoga dengan stimulasi dan intervensi dalam tumbuh kembang anak, speech delay dapat teratasi dan anak jadi lebih lancar bicara.
Oiya ini ada video tentang Mengatasi Speech Delay pada Anak Usia Dini yang sudah saya tonton. Isinya benar-benar 'bergizi' dan semoga bisa memberikan banyak pengetahuan baru untuk kita semua.
Semoga kita jadi lebih mengerti bahwa stimulasi dan intervensi dalam tumbuh kembang anak adalah sangat penting dan diharapkan speech delay yang terjadi pada anak akan menghilang. Wassalamualaikum Sahabat.