Agustus 2025 - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Sabtu, 09 Agustus 2025

Sampahmu Adalah Tanggung Jawabmu, Pilah Sampah Menjadi Solusi
Agustus 09, 20250 Comments
Assalamualaikum Sahabat. Hampir setiap hari saya olahraga di salah satu tempat yang dekat dengan rumah. Alasan kami menyukai tempat ini karena treknya nyaman, aman, tergolong sepi untuk jalan kaki. Bahkan bukan hanya saya dan suami yang suka olahraga di sini. Namun ada banyak orang yang juga menyukai tempat ini untuk olahraga. Memang lokasinya merupakan bagian dari tempat ibadah umat muslim yaitu Masjid Agung Jawa Tengah. 



Meski cukup banyak yang menggunakan tempat tersebut sebagai olah raga pagi hari, tetap saja suasananya tak begitu ramai. Karena kami olahraga di sini saat weekdays. Kalo hari Minggu sengaja kami pilih tempat lain karena di sini bakal ramai orang yang datang. 

Tempat Keramaian Identik Dengan Sampah

Sampai sejauh ini, saya dan suami masih menyukai halaman yang mengitari bangunan Masjid Agung sebagai tempat jalan kaki rutin tiap pagi. Selain saya dan suami, ada juga tetangga di sekitar tempat tinggal saya memilih tempat ini untuk olahraga entah itu jalan atau lari.

Banyak juga anak muda yang lari di area yang sama. Rasanya vibes tempat tersebut mampu menggugah niat orang untuk berolahraga. 

Seperti di awal saya tuliskan, tempat di halaman yang mengitari bangunan masjid itu luas, beraspal, tidak banyak kendaraan berlalu lalang. Kecuali rombongan jemaah yang menggunakan berbagai jenis kendaraan. Namun posisi kendaraan tentunya dalam keadaan terparkir dengan mesin mati. Jadi tidak mengganggu para penikmat olahraga di sana.

Nah yang mengganggu adalah banyaknya sampah yang berserekan di setiap sudut jalan yang mengitari bangunan masjid. Terutama kalo malam sebelumnya ada acara, udah dipastikan paginya akan ditemukan banyak sampah. 

Saya dan suami sampai takjub melihat banyaknya sampah berserakan. Padahal perlu kalian tahu, pihak pengelola masjid sudah menempatkan banyak tempat sampah di setiap sudut. Tak ada alasan tidak ada fasilitas tempat sampah hingga membuat orang yang datang bisa seenaknya buang sembarangan.



Yahhh... bisa dikatakan perilaku membuang sampah sembarangan ini bisa mengakibatkan kerusakan lingkungan. Dampaknya bisa loh mengganggu kesehatan warga. 

Dan memang selama ini ketika kita berada di tempat keramaian, sering melihat sampah di beberapa tempat. Seperti di tempat wisata, jalanan, atau tempat berkumpulnya orang-orang. Pasti kalian akan menjumpai sampah kertas atau plastik. Bener atau bener? Syediiihhh.

Ya, tempat keramaian di negeri ini identik dengan adanya sampah. Orang yang kurang peduli dan dengan mudahnya membuang bungkus jajan sesuka hati. Lebih banyak orang yang tak peduli dibanding dengan mereka yang peduli membuang sampah di tempat yang seharusnya.

Kebiasaan Buruk Buang Sampah Sembarangan

Tahu nggak sih, kalo kebiasaan buang sampah warga Indonesia bisa dibilang masih cukup memprihatinkan. Berdasarkan data yang dilansir dari KLHK, Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 67,8 juta ton di tahun 2021. 

picture by pixabay

Menurut Forbes, Indonesia juga termasuk sebagai negara penghasil sampah plastik di laut paling banyak nomor dua, sebesar 56,3 juta ton. Sedih dan malu nggak sih dengan realita yang dipaparkan ini?!

Kebiasaan buang sampah sembarangan banyak dijumpai di tengah masyarakat Indonesia. Kebiasaan lain tentang membuang sampah suka suka itu termasuk membakar sampah. 

Kebiasaan buruk tentang masalah sampah ini di antaranya adalah :

  • Membakar Sampah

Di tempat tinggal kalian apakah masih ada warga yang membakar sampah? Mungkin untuk mereka yang tinggal di perkotaan terutama perumahan, sudah tak ada lagi warga yang bakar sampah. Karena biasanya pengurus RT/RW punya aturan tentang membakar sampah. 

Namun warga yang tinggal di pinggiran kota atau desa, masih banyak dijumpai yang membakar sampah. Bisa jadi karena fasilitas pengelola sampah belum tersedia seperti di perkotaan. Andai mereka menyadari betapa bahayanya asap yang dihasilkan dari kegiatan ini, pasti tidak akan membakar sampah.

  • Mengubur Sampah Anorganik

Terus terang saat menempati rumah baru selepas nikah, di halaman oleh bapak dibuatkan lubang untuk buang sampah. Namun saya hanya membuang sampah organik ke lubang tersebut. Sementara sampah plastik dan kertas saya buang di tempat sampah yang diletakkan di depan pagar rumah.

Saat itu bapak saya sudah memiliki pengetahuan yang baik tentang pembuatana kompos dari bahan sampah dapur. Kata beliau, sampah dapur bila ditimbun akan menjadi pupuk yang bagus untuk tanaman. Ahhh, semoga ilmu yang dibagikan bapak ini menjadi amalan beliau, aamiin.

Namun masih lebih banyak warga di negeri ini yang tidak memiliki pengetahuan tentang pengolahan sampah. Masyarakat kita terbiasa membuat lubang untuk segala jenis sampah. Dari sampah dapur, plastik, dan sampah anorganik lainnya. Bahaya loh bila sampah ini ditimbun, justru akan merusak kesuburan tanah.  Karena sampah anorganik itu susah terurai hingga puluhan tahun.

  • Membuang Sampah ke Sungai 

Kebiasaan buruk warga negeri ini yang lain adalah membuang sampah di sungai. Ngeri kan ketika hujan deras, sampah-sampah ini akan menyumbat saluran dan dampaknya adalah banjir. 

Dampak lain membuang sampah di sungai akan menjadi endapan yang akhirnya merusak ekosistem sungai. Bahkan aliran airnya berikut sampah yang mengalir ke laut juga menimbulkan kerusakan yang lebih luas.

Sampahmu Adalah Tanggung Jawabmu

Hal yang paling bikin saya mengelus dada ketika dalam satu perjalanan ke satu kota bersama teman. Suami tengah menyetir mobil dan yang duduk di sebelahnya adalah temannya. 

Dari rumah saya menyiapkan snack dalam dos untuk setiap penumpang. Saya juga sudah menyediakan tempat membuang sampah agar nanti setibanya di kota tujuan atau rest area, sampah bisa saya buang di tempat sampah.

Mendadak saya dikejutkan dengan tingkah buruk teman suami (sebut saja namanya D) yang duduk di depan. Dengan santainya dia membuka jendela dan membuang bungkus jajan pasar di jalan tol.

Otomatis saya menegurnya. Karena udah jadi kebiasaan kecil setiap melihat orang buang sampah dan saya kenal, saya akan menegur dan mengingatkan. Tahu nggak jawaban teman suami?

"Nggak apa apa, mbak. Wong kecil, nanti juga hilang kena angin".

Hahhhh?

Saya sampai tak mampu membalas ucapan si D ini saking takjub dengan perbuatan dan sanggahannya yang meremehkan sampah kecil itu. 

Sampah yang memenuhi sungai itu awalnya pun dari satu orang yang meremehkan sampah kecil. Ahhh, tidak mengapa buang di sungai atau di jalan. Cuma bungkus permen. 

Namun mereka yang memiliki kebiasaan buruk buang  sampah sembarangan ini tidak menyadari bahwa dari satu bungkus permen, kalao yang membuang ada satu juga orang, bisa dibayangkan gimana banyaknya, kan?!

Kembali ketika saya dan suami olahraga pagi di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, sempat mendengar percakapan tiga jemaah yang tengah istirahat di lokasi. 

"Sampahnya kok banyak," celetuk salah satu dari tiga jemaah tersebut.
"Petugasnya kesiangan jadi belum sempat membersihkan,"
"Udah buang aja di situ, nanti juga dibersihkan."

Petugas kebersihan tengah
membersihkan sampah

Mendengar percakapan tersebut, ingin rasanya saya menyanggah mereka. Heiii, petugas kebersihan sebenarnya tugasnya tidak membersihkan sampah yang dibuang orang sembarangan. Tugas mereka adalah membersihkan daun dan ranting kering yang berguguran, bunga cemara, buah asem yang jatuh saking udah masak, dan kotoran organik lainnya hasil dari pohon di kawasan masjid.

Sayangnya saya hanya mengucapkan sanggahan itu di dalam pikiran, hahahaa. Malas banget sih ngasih pencerahan hal yang mestinya udah jadi kebiasaan baik ini.

Pilah Sampah di Kota Semarang

Sampah plastik
Untuk Pilah Sampah

Pilah sampah merupakan bagian dari program Semarang Bersih yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. 

Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng menuturkan,"Mari kita jadikan sampah sebagai sesuatu yang berharga, bukan sebagai buangan. Kita treatment dengan benar. Misal sampah kertas dikumpulkan bisa ditukar dengan uang. Sampah botol, sampah kaca, dan sampah organik pun sama jika diperlakukan dengan tepat bisa menghasilkan uang," 

Awal mendengar kabar ini dari Ibu Ketua Kelompok PKK RT kami, saya biasa aja. Karena RT kami sudah sejak tahun 2013 mengelola pilah sampah. Waktu itu kebetulan saya yang memegang uang hasil penjualan pilah sampah. Nominal setelah tiga tahun pilah sampah cukup lumayan. Dari uang tersebut atas kesepakatan bersama, digunakan untuk piknik seluruh warga RT. Menyenangkan ya bisa menikmati hasil pilah sampah bersama seluruh warga.

Kegiatan ini sempat terhenti karena rumah kosong yang dipergunakan untuk menyimpan sampah yang sudah dipilah, justru menjadi tempat sampah. Ada warga yang sesukanya membuang segala sampah bahkan sofa rusak. Akhirnya kegiatan pilah sampah dihentikan sementara sampai waktu yang tidak diketahui.

Setelah diumumkan bahwa setiap RT di Kota Semarang diharuskan mengadakan kegiatan pilah sampah, pengurus RT pun memutuskan beberapa hal. Salah satunya adalah, tiap rumah disarankan pilah sampah mandiri dan menyimpannya di rumah masing-masing. Setiap dua minggu sekali warga setor sampah di depan rumah ibu ketua Kelompok PKK RT. Nantinya ada pengepul sampah yang siap menerima pengumpulan sampah yang sudah dipilah warga.

Seperti yang disarankan oleh Wali Kota Semarang yang mengajak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang dalam kegiatan Pilah Sampah ini. DLH mengajak seluruh warga untuk memilah sampah dalam beberapa jenis. Misalnya dipilah sampah organik, anorganik, dan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).

Saya melihat ajakan Wali Kota dan DLH Kota Semarang ini super keren. Karena dengan kegiatan pilah sampah, akan memiliki dampak sosial dan lingkungan.

Dampak sosial dari kegiatan pilah sampah adalah mempermudah pengelolaan sampah, karena sampah yang terbuang akan lebih berkurang. Warga menerima pemasukan dari hasil penjualan pilah sampah. Bagi warga yang kreatif juga bisa menghasilkan karya dari sampah yang didaur ulang hingga punya nilai ekonomis. 

Dampak positif bagi lingkungan adalah volume sampah yang dibuang ke tempat pemrosesan akhir menjadi berkurang. Lingkungan rumah tinggal pun menjadi lebih sehat dengan tak adanya kegiatan membakar sampah. 

Bagaimana dengan tempat tinggal di rumah sahabat, apakah sudah melakukan pilah sampah juga? Semoga sharing kali ini bisa bermanfaat. Wassalamualaikum.
Reading Time: