Renungan Akhir Tahun 2023, Mawas Diri dan Perbanyak Doa - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Senin, 11 Desember 2023

Renungan Akhir Tahun 2023, Mawas Diri dan Perbanyak Doa

Assalamualaikum Sahabat. Menjelang akhir tahun ada hari tertentu yang biasanya saya pilih untuk kontemplasi. Apakah kontemplasi yang saya maksudkan ini? Secara sederhana, kontemplasi merupakan sebuah aktivitas merenung dengan disertai kebulatan pikiran atau perhatian penuh terhadap diri maupun lingkungan sekitar. 

Ada yang menyebut kegiatan ini sebagai muhasabah diri. Dan setiap akhir tahun Hijriah maupun Masehi bisa menjadi momen yang penting. Muhasabah adalah meneliti perbuatan kita pada masa lalu dan masa kini, apakah ia merupakan perbuatan baik atau perbuatan buruk.

Kegiatan ini bisa menjadi pijakan, apakah kita akan melangkah dengan penuh optimis pada fase berikutnya di tahun yang akan datang. Atau justru kita masih dalam lingkaran masalah yang sakarang ini. Misalkan ada satu masalah yang hingga kini masih belum menemukan solusi.

Dalam sebuah hadits riwayat Imam Tirmidzi, Rasulullah bersabda:

“Orang yang cerdas (sukses) adalah orang yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri, serta beramal untuk kehidupan sesudah kematiannya. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT.”

muhasabah di Arafah saat musim haji
istirahat bentar usai muhasabah
saat ibadah puncak haji di Arafah

Renungan Akhir Tahun

Ada beberapa hal yang mulai saya lakukan ketika memasuki usia pertengahan kepala 4 (sekitar tahun 2010). Saat saya mulai merasa tidak nyaman mendengar hingar bingar suara letusan mercon atau kembang api. 

Sesekali saya masih berkumpul bersama teman, namun akhir-akhir ini hanya bersama keluarga pada malam pergantian tahun. Tapi lebih sering lagi tidur awal tak ubahnya malam lainnya. 

Namun menjelang malam pergantian tahun, biasanya usai shalat Maghrib, saya melakukan renungan usai berdzikir. Mengingat kembali semua perbuatan, biasanya yang lumayan menyita pikiran selama setahun ini akan muncul dengan mudah. 

MEMINTA MAAF

Melakukan interaksi sosial tiap harinya, besar kemungkinan jika kita senantiasa mengucapkan perkataan yang menyakiti hati orang lain. Entah hal itu kita lakukan secara sengaja maupun tidak. Begitu pula dengan sikap dan tingkah laku, mungkin saja membuat orang lain merasa tidak nyaman. Dan bisa jadi kita tidak menyadari apa yang telah kita lakukan. 

Akan mudah meminta maaf secara langsung ketika kita melakukan kesalahan. Namun kesalahan yang tidak kita sadari ini lah yang acap lalai dan gampang terhapus dari ingatan. 

Saya belajar dari sahabat saya yang tiap kali usai pertemuan akan mengucapkan kata maaf. Katanya, aku nggak tahu apakah selama aktivitas kita seharian ini tanpa sengaja ngomong atau melakukan hal salah. Begitu ucapnya yang menjadi bahan pikiran usai kami ketemuan. 

MAWAS DIRI

Mawas diri akan mampu menyelamatkan kita dari kesalahan yang sama. Sikap kehati-hatian ini akan membantu kita terhindar dari masalah. Meski kadang ada pula yang menyebut sikap ini sebagai orang yang takut ambil resiko. 

Namun di tengah gempuran media digital, mawas diri menjadi penjaga kita agar tidak mudah percaya kabar bohong. Banyak kabar bohong dengan berbagi link penipuan yang akan menyebabkan kerugian secara material ataupun mental. 

picture by Mona

Mawas diri juga penting saat banyak musibah dan bencana terjadi di muka bumi. Tenaaang, kita bisa tetap mawas diri dan tidak sampai overthinking bila mampu mengendalikan suasana hati. Perbanyak istighfar, shalawat, inshaa Allah bisa menjaga pikiran tetap santai.

MEMBUAT KOMITMEN 

Sebagai manusia pasti memiliki kesalahan, baik kepada diri sendiri maupun dengan orang sekitar. Introspeksi diri menjadi waktu untuk memperbaiki diri dan berkomitmen untuk tidak mengulangi kembali kesalahan yang telah dilakukan pada masa lalu.

Menutup masa lalu yang negatif, dan membuka lembaran baru kehidupan yang lebih baik. Siapa tahu kita bahkan bisa mencapai sesuatu yang positif hari ini dan hari yang akan datang.

Rasulullah bersabda :
“Siapa saja yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang beruntung. Siapa saja yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang merugi. Siapa saja yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia orang yang dilaknat (celaka).” 
(HR Al-Hakim)

Bertambah usia kayaknya bikin saya gampang banyak berpikir. Hal ini yang sering tidak disukai suami. Katanya, setiap kejadian itu sudah ditakdirkan oleh Allah azza wa jalla. Memang sebagai manusia kita diwajibkan ikhtiar, baik untuk kesehatan diri dan keluarga, berdoa, dan menyikapi setiap kondisi. Namun serahkan hasil akhirnya pada kuasa Ilahi Rabb.

Saya udah meyakini hal itu. Namun saat sendiri di rumah, kondisi di luar hujan petir yang bikin hati dag dig dug serrr, tentu aja pikiran jadi nggak karuan. Meski akhirnya saya banyakain baca istighfar dan shalawat. Juga doa meminta agar dijauhkan dari musibah dan bencana. 

Terlebih akhir tahun identik dengan bencana alam yang terjadi di mana-mana. Sebagai manusia yang lemah, kita hanya mampu memperbanyak dzikir. Begitu lah sahabat, renungan akhir tahun yang sebenarnya sering pula saya lakukan setiap shalat malam. Wassalamualaikum.

Tidak ada komentar: