Pernikahan Adat Melayu Riau Yang Menarik Perhatian Orang Jawa - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Jumat, 28 Oktober 2022

Pernikahan Adat Melayu Riau Yang Menarik Perhatian Orang Jawa

Assalamu'alaikum sahabat. Beberapa waktu yang lalu saya dan keluarga suami berkunjung ke Pekanbaru karena ada ponakan nikah. Tentang perjalanan udah pernah saya tuliskan di sini. Kali ini saya ingin menuliskan rangkaian resepsi pernikahan ponakan dengan Adat Melayu Riau.



Seperti pernikahan adat masyarakat daerah lain di negeri ini, ponakan kami memilih resepsi dengan adat Melayu Riau. Meski sepertinya tidak lengkap layaknya pernikahan adat Melayu Riau, dengan prosesi yang panjang dari perkenalan hingga resepsi. Istilahnya saya kurang tahu apa aja. Dari yang saya cari di Google, berikut ini tahapan Pernikahan Adat Melayu Riau. 

Upacara adat pengantin Melayu Riau terdiri dari beberapa akatifitas diantaranya: Merisik-risik, Menjarum-menjarum, Melamar, Mengantar tanda, Menerima antaran, Menggantung-gantung, Mengukus (membuat tabak), Berandam, Bertomat (khatam alqur'an), Akad nikah/ijab, Cecah inai, Berinai, hari langsung/ resepsi pernikahan.

Saya melihat ponakan kemarin tidak ada rangkaian acara seperti di atas. Ada beberapa memang dilakukan namun nggak selengkap seperti umumnya masyarakat Riau.  Menurut adik kami mereka memang sengaja memilih prosesi pernikahan yang sederhana.

Jadi rangkaian upacara dimulai dari berkenalan, kemudian melamar beberapa bulan kemudian yang hanya dihadiri keluarga terdekat. Kami yang tinggal di Jawa tidak menghadiri acara ini.


Ijab kabul Dengan Mas Kawin Sesuai Tanggal 

Pagi tanggal 6 Agustus 2022, di rumah sejak sebelum Subuh udah memulai persiapan. Bergantian kami mandi di 3 kamar mandi yang tersedia di rumah adik kami. Bergantian pula kami memakai make-up sederhana karena sengaja nggak ingin riasan MUA. Inginnya kami make up sendiri atau saling membantu. Untuk bikin eye liner aja, adik bungsu yang memolesnya, hahahaa.

Lumayan lah ya hasil make up ala kami. Yang penting tampil di luar kebiasaan aja. Ternyata hasilnya juga nggak tebel seperti keinginan kami.


Keluarga Pengantin Laki-Laki
dari Semarang dan Kuningan


Kami berangkat dengan menggunakan 3 mobil, semua berjumlah 12 orang. Mengapa bawa 3 mobil, bukan kah bisa 2 mobil aja? Nah karena nanti kan kami pulang tuh hanya menggunakan 2 mobil. Mobil ketiga ditinggalkan di gedung resepsi untuk adik dan suaminya, serta kakak si pengantin laki-laki, pulang ke rumah.

Singkat cerita kami udah nyampe di aula gedung resepsi yang juga bagian dari gedung Dinas PU Pekanbaru. Upacara akad nikah masih nungguin cukup lama. Tamu undangan yang udah hadir dipersilahkan untuk sarapan terlebih dulu. Karena begitu prosesi akad nikah dimulai, kegiatan makan dihentikan sementara. Tentunya agar suasana akad nikah berjalan tenang tanpa suara sendok garpu beradu di piring.

Makanan yang disajikan ada gado-gado Padang, rendang daging, sup, mie goreng, dan ayam bakar Padang. Eh ada sambel, krupuk, dan acar. Untuk nasi ada 2 macam, nasi putih dan nasi goreng. 


Begitu prosesi akad nikah akan dimulai, semua tamu diharapkan duduk rapi di kursi masing-masing. Keluarga pengantin laki-laki diminta keluar ruangan untuk mengiringi prosesi menyerahkan pengantin laki-laki kepada orang tua pengantin putri.


Seorang kakak dan 2 adik Ibu pengantin Laki-laki diminta membawa seserahan berupa cincin perkawinan, seperangkat alat shalat, dan rangkaian uang sebagai mas kawin.


Mbak dan adik-adik ipar saya

Iringan ini berjalan dengan bacaan shalawat yang bikin suasana menjadi syahdu. Orang tua pengantin putri menjemput pengantin laki-laki untuk diantarkan ke tempat duduk untuk akad nikah.

Suasana hikmat begitu terasa, hening hanya mendengar suara merdu bacaan Qur'an yang tartil. Akad nikah berjalan lancar, ponakan mengucapkan ijab dalam tempo cepat dengan suara tegas. Masya Allah saya jadi merinding mendengar suara ponakan. Haru, bahagia, dan bangga tercampur jadi satu. 

Pasangan pengantin
yang bahagia ❤️


Setelah selesai prosesi akad nikah, dilanjutkan dengan acara sungkem dan foto bersama pengantin.

Resepsi Dengan Atraksi Tarian Khas Melayu



Saya yang tengah batuk parah saat berangkat dari Semarang dan selama dalam perjalanan. Saat akad nikah, batuk saya malah berhenti. Semua karena sepanjang prosesi akad, saya menghirup aroma minyak Kutus-Kutus. Aromanya bikin batuk terhenti, namun hanya sementara. Begitu resepsi akan dimulai, batuk saya mendadak muncul, syebel banget.

Akhirnya saya memilih ke toilet sambil berlari dan menahan batuk dengan memijit pangkal leher. Gitu juga dengan menghirup minyak kutus-kutus. Agak longgar tapi tetep batuknya nggak berhenti. Sejak kecil saya paling nggak bisa mengeluarkan dahak. Tapi entah mengapa dengan minum air rebusan dari ramuan kayu manis, sere, daun salam, kunyit, ketumbar, dan jahe, saya bisa dengan mudah mengeluarkan dahak. Eh maaf malah ngomongin ginian ya.

Sebetulnya saya juga baru kali ini batuk kering sampai sebulan, dari pertengahan Juni hingga Juli. Kemudian saat akan berangkat ke Pekanbaru di awal Agustus, muncul lagi batuknya.

Akhirnya setelah tenggorokan agak longgar, saya kembali masuk ke dalam aula gedung yang jadi tempat resepsi. Ternyata acara belum mulai, masih nungguin pengantin dan keluarganya yang berganti busana. 

Tamu dari keluarga maupun tetangga dekat sudah diminta menikmati hidangan. Agar nanti saat tamu undangan datang, mereka tinggal duduk manis dan tidak perlu berdesakan mengambil hidangan.

Kali ini hidangan terdiri dari bufee sama dengan saat akad nikah, hanya ditambah pondokan atau saung siomay, bakso, dan pempek. Untuk minuman dawet masih ada hanya ditambahkan isinya tiap kali berkurang.


Resepsi dimulai dengan tarian khas Melayu Riau, saya nggak tahu namanya. Kayaknya MC juga menyebutnya tarian menyambut pasangan pengantin gitu aja, atau saya yang nggak denger ya, hehee.

Lumayan lama loh narinya. Terdiri dari 3 penari perempuan dan 2 penari laki-laki. Mereka memberikan sirih pada pasangan pengantin kemudian melanjutkan tariannya hingga iringan musik usai. 

Pemberian sirih
pada pengantin


Resepsi nggak banyak acara, hanya foto bersama keluarga dan teman dekat pengantin. Termasuk juga tetangga dekat yang udah seperti kerabat karena sama-sama tinggal di perantauan.

Mengingat ibu juga udah lelah, kami pamit pulang setelah foto bersama lagi. Usia ibu udah 80 tahun, kasihan kalo nungguin acara sampai selesai. Karena tamu undangan baru mulai berdatangan usai shalat Dhuhur. 

Suami aja udah pulang duluan bareng keluarga Om Aji. Mereka udah sepuh jadi kasihan juga kelamaan di gedung. Kalo rombongan keluarga Tante Yuli (adiknya suami) kan masih muda kecuali ibu tentunya. Ya ampun usia kami pun udah 40 tahun ke atas semuanya, tapi masih merasa kuat dan sehat, aamiin.

Pernikahan adat selalu menarik perhatian saya. Beruntungnya negeri ini memiliki kekayaan budaya dengan beragamnya suku yang mendiami ribuan pulau di Indonesia.  Dan saya baru dua kali ini menyaksikan tarian penyambutan pengantin adat Melayu Riau. Senang banget mendengar musiknya yang rancak, bikin semangat rasanya. Mata yang lelah karena ngantuk jadi melek. Rasa bosan menanti waktu berubah mengantisipasi gerakan rancak sang penari. 

Saya pun tertarik dengan cerita Blogger Lamongan yang bernama Fionaz tentang tulisannya Budaya dan Tradisi Saat Nikahan Yang Ada di Lamongan. Sayangnya saya belum pernah menghadiri upacara adat nikahan di Lamongan. Saya sendiri baru sekali nginap di Lamongan tapi karena saat itu belum marak ya media sosial, jadi ya nggak foto-foto, hahahaa.

Insya Allah pengen staycation lagi di Lamongan, berburu kuliner khas dan menjelajahi kota yang tenang (saat itu). Kangen dengan kulinernya yang enak menurut lidah saya dan keluarga. So tungguin ya jalan-jalan lagi ke Lamongan, temans. Wassalamualaikum.

22 komentar:

  1. adat melayu riau tuh bagus banget lho baju adatnya, warna merahnya juga cakep pisan dan keliatannya seger banget saat di dokumentasi

    BalasHapus
  2. Cantik banget Mak baju adat yang dipakai pengantinnya. Aku nggak bisa bayangin kalau harus pake suntiang segedhe itu kayak udah pusing duluan sebelum mulai acara. Makanya salut banget sama temen-temen yang mau nurutin keluarganya buat bikin acara nikahan dengan adat daerah asalnya.

    BalasHapus
  3. khasnya adat Melayu sumatra tu pengantin perempuan pake suntiang ya mbak. itu asli berat banget lho pusing kepala kalo kelamaan. eh terus rangkaian adat2nya juga unik sih beda sama adat jawa. seru ya mbak liat upacara pernikahan yg beda2 gini jdi makin kaya ilmu

    BalasHapus
  4. salfok sama bajunya, cakep banget yaa. anggun dan mewah, tapi masih terlihat tradisional. tapi itu pusing gak ya kepalanya pakai hiasan begitu :'D

    BalasHapus
  5. aku selalu suka banget sama pengantin-pengantin nusantara. Ini cakep banget dan kayaknya cukup berat ya yg dipakai pengantin cewe saat ijab qobul, namanya suntiang bukan yah? Dan saat resepsi khas melayu Riau nya nampak banget

    BalasHapus
  6. Cantik dan gagaah mantennya mbaa. Jadi ini ponakan mba yaa. Smoga mnjadi kluarga sakinah mawadah wa rahmah amin. Btw batuknya udah sembuh kah mba? Wah aku td bacanya deg2an apa batuk saat ijab qabul. Tp lgsg ngabur ke toilet namun acara blm mulai ya ijabnya. Aku slalu menantikan ijab klo menghadiri acara kayak gini, ikutan bahagiaaa

    BalasHapus
  7. Masya Allah cantiknya.. banyak banget budaya indonesia yang belum aku tahu juga dari adat pernikahannya. Termasuk yang melayu Riau ini.

    BalasHapus
  8. seru banget bisa melihat rangkaian upacara adat yang begitu kaya dan banyak keunikan tersendiri ya mba

    BalasHapus
  9. Budaya pernikahan di riau mirip kayak di palembang. di sini juga ada tariannya, tapi dibawain oleh cewek semua. gak ada laki2nya.

    BalasHapus
  10. Pasangan penganten yang sama sama cakep. Semoga sakinah mawadah warahmah. Makanannya yang disajikan enak enak ya. Bahkan gado-gado juga ada. Alhamdulillah batuknyaa juga reda ya mba

    BalasHapus
  11. Auto kangen Riau, aku waktu tinggal di Siak Riau pernah sekali hadir di nikahan tetangga. Prosesnya memang tergolong lama tapi seru ya mbk yang lihat hehe. Apalagi kita orang baru, jadi excited aja rasanya..

    BalasHapus
  12. Aakkkk, cantiikk cantik semuaaaaaa
    Baju dan make up nya so lovely 😍seruuu ya mba, dapat sodara luar jawa.

    Duluuuu aku sempat lho punya wacana dpt suami org Sumatra gt biar ada variasi suku d kluarga kami, tapi Rezekinya dapat tonggo dewe 😆👍

    BalasHapus
  13. Cantik sekali hiasan di kepala pengantin perempuannya. Berat itu ya seperti?
    Selalu suka dengan kisah unik pernikahan secara tradisional dari berbagai daerah.

    BalasHapus
  14. Selamat buat ponakannya mak, semoga langgeng ya. Suntiang perempuan itu berat ya pastinya. Tapi jadi besanan luar jawa juga pasti ada ceritanya ga mak yang adat beli gitu ?

    BalasHapus
  15. Suka deh pernikahan dengan nuansa adat begini, karena kadang cm bisa liat ya di acara resepsi doank, udah jarang banget sekarng kan yg ngadain. Bangga sama budaya Indonesia

    BalasHapus
  16. Ah, suka banget kalau melihat pernikahan menggunakan adat seperti ini
    Kaya banget ya budaya Indonesia itu
    Pengantinnya cantik banget

    BalasHapus
  17. kalau ikuti rangkaian pernikahan adat melayu riau yang full version panjang juga yaa sebelum ke acara inti.
    pernikahan adat selalu menarik karena satu dengan yang lain di tiap daerah punya ciri khas. contohnya tarian ini yaa sebagai pembuka resepsi. Pernah deh di daerah mana gitu, sepertinya sulawesi, malah si pengantin yang menari jadi dia harus belajar tarian tersebut.

    BalasHapus
  18. Seru sih kalau resepsinya gak ribet gitu, gak banyak acara. Benar-benar jadi dekat sama semua tamu undangan yang mana pastinya udah kepilih betul sebagai keluarga atau kerabat yang dirasa benar-benar dekat.

    BalasHapus
  19. Seingatku belum pernah aku menghadiri pernikahan adat melayu Riau. Seru kalaiu menghadiri upacara adat jadi bisa tahu gatanya gimana dan kebudayaannya seperti apa. Wah terharu kalau dalam acara pernikahan ada bacaan shalawat gitu mbak

    BalasHapus
  20. Cakep baju adatnya mbak. Baru tau adat riau pas baca blog ini. Ada bacaan shalawat jg. N tariannya cakep jg bajunya.. ❤

    BalasHapus
  21. Aku belum pernah menghadiri pernikahan dengan adat Riau, Kelihatannya seru ya pakaian pengantinnya juga keren, ditambah ada tari tarianya juga, heemmm kapan dapat undangan dengan adat ini ya.

    BalasHapus
  22. Menghadiri pernikahan dengan adat daerah lain memang seru mbak, saya dulu pernah menghadiri pernikahan teman di Kalimantan dan jadi tahu tahapannya apa saja yang dilalui kalau menikah di sana

    BalasHapus