Bangga Menjadi Orang Indonesia, Bijak Saat Bermedia Sosial - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Senin, 11 Oktober 2021

Bangga Menjadi Orang Indonesia, Bijak Saat Bermedia Sosial

 


Assalamualaikum Sobat. Bila saya bertanya, apakah sobat bangga menjadi orang Indonesia? Saya yakin kebanyakan sobat bakal menjawab bangga menjadi orang Indonesia. Karena saya dikelilingi orang-orang yang juga memiliki kebanggaan yang sama pada negeri ini. 


Namun ketika ditanya, apa yang kamu banggakan dari Indonesia? Dan mengapa saya menuliskan judul Bangga Menjadi Orang Indonesia, Bijak saat Bermedia Sosial? Nah baca hingga paragraf ini berakhir, yuk. 


Sabtu tanggal 9 Oktober 2021, saya beruntung memiliki kesempatan diundang dalam Netizen Gathering di Ibis Hotel jalan Gajah Mada 142 Semarang. Hotel yang lokasinya dekat banget dengan landmark Kota Semarang yaitu Simpang Lima.


Tema Netizen Gathering bareng MPR RI ini adalah "Proud to be Indonesian, Bijak Bermedia Sosial Dalam Mewujudkan Karakter Bangsa".


Terus terang saat membaca tema gathering ini, saya sempat terdiam sejenak. Pikiran saya mengaduk kembali memori beberapa komentar di sosial media. Saya menemukan komentar negatif yang sangat banyak di berbagai postingan foto di sosial media. Apalagi kalo kasusnya viral, makin dahsyat aja tuh komentarnya. Bahasa yang tidak sopan pun bermunculan. 


Masih ingat dengan survey yang dilakukan oleh Microsoft tentang tingkat kesopanan pengguna internet sepanjang tahun 2020? Indonesia berada di urutan ke-29 dari 32 negara yang disurvei. Hasil tersebut menjelaskan bahwa Indonesia menjadi negara dengan tingkat kesopanan yang paling rendah di Asia Tenggara. 


Dan netizen Indonesia pun menyerbu kolom komentar akun Instagram Microsoft dengan bahasa senada. Mereka tidak terima, dan malah jadi terlihat dari komentarnya yang kebanyakan tidak sopan ini. Miris kaan?


Jadi ketika diadakan netizen gathering bareng blogger Semarang, penggiat literasi digital, dan influencer yang juga memiliki profesi beragam ini, saya merasa senang. Paling tidak dengan hadir dan kemudian menuliskan cerita tentang keseruan acara, ada kontribusi yang bisa dituliskan dalam blog ini.


Bijak Bermedia Sosial



Ibu Siti Fauziah, SE,.M.M, Kepala biro Hubungan masyarakat dan sistem informasi sekretariat jenderal MPR RI membuka netizen gathering dengan menitipkan beberapa pesan.


Saat ini hampir semua orang memiliki gawai. Terutama kaum milenial yang selalu update tiap ada gawai dengan fitur baru diluncurkan ke pasar. Bagi mereka dengan memiliki gawai yang paling terbaru, dunia serasa dalam genggaman. 


Namun ada juga kekurangannya karena ketika dalam satu acara, masing-masing orang asik dengan gawai miliknya. Bahkan bisa juga di dalam rumah, penghuninya asik sendiri. Gawai ini juga yang menjadikan yang dekat jadi jauh, dan yang jauh terasa dekat.


Memiliki gawai dan akun media sosial, bisa jadi pisau bermata dua. Saat ini setiap orang saling berkomentar yang bisa menyebabkan perpecahan, saling adu domba. Kamu pasti pernah ada dalam WAG yang anggotanya sempat berdebat. Awalnya ada foto atau infografis, ataupun link berita yang dibagikan. Kebetulan kontennya tentang hal yang mengundang komentar beragam. Bisa pecah nih perdebatan yang akhirnya menjadi konflik. Hubungan silaturahmi jadi merenggang, ujungnya bisa jadi anggota WAG keluar dari grup. 


Cara Bijak Menggunakan Media Sosial

- Bijak Menayangkan Konten

Sebagai netizen yang baik, ketika ingin menayangkan konten baik itu tulisan ataupun foto, infografis, bisa loh dibaca lagi. Dicek lagi apakah konten yang akan dipublikasikan di sosial media kamu bakal berefek baik atau buruk. 


Kalo efeknya baik, menjadi vibes positif, ya silakan aja dipublikasikan. Tapi bila konten itu memiliki efek yang negatif, mending tahan jari kamu. Pikir ulang apa yang akan kamu terima bila konten itu tetap ditayangkan di akun sosial media milikmu?


Terlebih saat ini ada UU ITE yang sudah memiliki rambu-rambu bagi warga Indonesia dalam berinteraksi di dunia digital.


Ibu Titik sapaan akrab beliau, mengingatkan kami kembali tentang 4 Pilar MPR.  Nah saya pernah juga menuliskan apa itu 4 Pilar MPR RI. 


Silakan dibaca :

Netizen Ngobrol Tentang Empat Pilar


- Bijak Berkomentar di Sosial Media

Dari survei yang diadakan oleh Microsoft, orang Indonesia senang berkomentar buruk. Ini saya setuju dari membaca ribuan komentar di Twitter, Instagran, Facebook, bahkan di website portal berita. 


Ayo lah tahan jarimu untuk menuliskan komentar negatif. Bila kamu tidak setuju, bisa kok menuliskan kritik tapi dengan bahasa yang baik. Jangan sampai yang kamu tulis adalah isi kebun binatang. Duhhh jangan deh. 


- Saring Informasi dari Sosial Media

Saat ini banyak informasi yang mudah sekali didapatkan, beda dengan jaman dulu. Dahulu kamu hanya mendapatkan info dari surat kabar edisi cetak. Sekarang orang sudah jarang membaca surat kabar dalam bentuk cetak. Orang lebih suka membaca dari gawai yang ada di genggaman. Lebih praktis, cukup mengandalkan paket data atau wifi yang murah, udah bisa membaca informasi yang lengkap. 


Namun ternyata info ini bisa jadi tidak valid. Banyak sekali berita hoax bertebaran yang kadang susah dicek kebenarannya bagi orang awam. Sebagai netizen yang cerdas, bijak lah menyaring berita yang valid. Malu lah pada diri sendiri kalo sampai kamu menyebar berita bohong. Udah malu di dunia, nanti di akhirat pun bakal diminta pertanggungjawaban. Ngeri banget!


- Proteksi Informasi Pribadi

Jaman digital memudahkan setiap orang bisa mengakses akun sosial media setiap orang. Bahkan banyak sekali orang tanpa keahlian khusus bisa mengintip informasi pribadi yang kamu sebarkan di sosial media. Dari tanggal lahir, alamat, peristiwa penting yang sudah kamu tulis di akun sosial mediamu.


Memang di akun sosial media ada juga fitur untuk mengatur privasi kamu. Namun tetap lah bijak menuliskan info pribadi di sosial media. Seperti nama sekolah, tempat kerja, alamat rumah, dan lainnya. 


- Waspada Menerima Pertemanan

Bagi sebagian netizen, memiliki jumlah teman atau follower yang banyak merupakan kebanggaan tersendiri. Hal ini penting jadi perhatian kamu agar berhati-hati menerima permintaan pertemanan. 


Tips dari saya, selidiki dahulu rekam jejak digital calon teman ini. Jadi jangan asal diterima karena senang mendapat teman atau follower baru. Lebih baik lagi terima pertemanan dari lingkaran yang satu hobi atau komunitas. Jadi paling tidak ada banyak teman lain yang juga mengenal calon teman ini.


- Filter Akun Yang Kamu Ikuti

Sosial Media itu sebenarnya bisa dijadikan branding nama bagi seseorang. Namun lebih banyak lagi yang memisahkan akun sosial media dengan kehidupan pribadinya. Jangan silau dengan konten yang dibagikan teman dunia maya kamu. Jangan sampai kamu terlalu mengagumi kehidupan orang lain yang tampil di sosial media mereka. Dan membandingkannya dengan kehidupan kalian.


Apa yang tampil di sosial media kadang tidak sama dengan kehidupan mereka sehari-hari. Pilih ikuti sosial media orang yang berbagi inspirasi, hal-hal baik, yang menghibur, dan bisa menjadi manfaat untuk kehidupan kita.


Bijak bermedia sosial itu tidak hanya memberikan manfaat, namun juga menunjukkan karakter kamu. Karena sebenarnya, siapa kamu di sosial media adalah refleksi dirimu di kehidupan nyata, secanggih apapun kamu bersembunyi di balik konten yang ada.


Bangga Menjadi Orang Indonesia

Bapak Budi Muliawan, SH.,M.H., Kepala Bagian pemberitaan dan hubungan antar Lembaga sekretariat jenderal MPR RI, hadir sebagai narasumber berikutnya. Beliau menuturkan sebuah kisah yang diharapkan jangan menjadi pengantar tidur bagi kami yang hadir, hahaha. 


Kita adalah bangsa yang tangguh. Indonesia merdeka karena perjuangan bukan pemberian. Ini yang membedakan ktia dengan negara serumpun. Jadi bangga menjadi orang Indonesia yang selalu tangguh berjuang. 


Secara global dunia diguncang oleh pandemi covid-19. Terbukti hari ini, saat pandemi terlihat bagaimana warga negeri ini berjuang bersama menyelesaikan masalah. Banyak dari kita yang menjadi sukarelawan, berbagi sembako pada tetangga atau warga yang mesti isolasi mandiri, dan masih banyak lagi. Kemudian ketika ada program vaksinasi dari pemerintah. Semua berjuang bersama, pemerintah tidak bisa melakukannya sendiri. Ada pemerintah daerah, swasta, stake holder, dan masyarakat yang turut mensukseskan program vaksinasi.


Ini menjadi bukti kita adalah bangsa yang terbiasa berjuang, bergotong royong, tanpa harus diminta dan tanpa harus dipaksa. Semua kegiatan itu berangkat dari kesadaran moral, dari pemahaman bersama kita adalah bangsa yang tangguh berjuang. Itu lah makanya tagline peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus tahun ini adalah Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh.


Bangga menjadi orang Indonesia bukan hanya karena negeri ini memiliki kekayaan alam yang berlimpah. Bukan hanya karena Indonesia memiliki ribuan pulau, suku dan budaya yang beragam. Bukan hanya karena memiliki beragam kuliner dan bahasa yang unik dan menarik. Namun juga bangga menjadi warga Indonesia yang bijak dalam berkomunikasi di media sosial. Semua ini untuk mewujudkan kita menjadi netizen dengan karakter yang positif. 


Gathering netizen yang super seru dan hepi. Berangkat dari kerinduan setelah pandemi memisahkan jarak di antara blogger dari berbagai kota. Akhirnya kami dipertemukan dalam acara yang keren, menginspirasi, memotivasi, agar tetap berkarya dengan semangat kebaikan. 

Meski dalam suasana pandemi, kami sadar banyak adaptasi yang harus dilakukan. Meski kami mengenakan masker tak menjadikannya sebagai halangan untuk berkomunikasi yang hangat. Insya Allah kami yang hadir dalam keadaan sehat, terlihat dari semangat dan antuasiame kami saat itu. Acara tidak hanya diisi oleh materi dari narasumber. Kami pun diminta aktif untuk memberi masukan dan kritik untuk akun sosial media lembaga MPR RI. 



Acara yang dimoderatori oleh Nia Nurdiansyah berlangsung seru, pernuh tawa, namun tak mengurangi esensi saling berbagi pendapat. 


Kami juga diminta untuk membuat karya dalam bentuk digital sesuai teman Proud to be Indonesian. Dan kami blogger Semarang sepakat untuk membuat video dengan tema bangga menjadi orang Indonesia dalam keberagaman budaya, suku dan kekayaan alam. 



Yang menarik selain sesi diskusi adalah behind the scene pembuatan video. Meski kami serius dari awal diskusi saat menentukan konten. Namun saat eksekusi diiringi canda, tertawa menyaksikan ekspresi teman-teman, hingga saling membantu dalam pengadaan kostum.


Peserta yang hadir antusias berkolaborasi. Dimulai dari dress code kain batik, baik dalam bentuk sarung, kain yang dibentuk beragam, atau seperti saya yang mengenakan kulot batik.



Sementara masker kami yang seragam itu merupakan sumbangan dari Nyi Penengah Dewanti. Masker lurik produk dari kerja bersama Nyi dan sang suami, Hadi. Silakan diintip di akun sosial media mereka di @nyipedesouvenir.


Ahh rasanya saya enggan meninggalkan suasana hangat yang sudah lama dirindukan. Namun ada kewajiban lain menanti di rumah. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi pembaca. Wassalamualaikum.


Dokumentasi :

- Tim MPR RI
- Mira Sahid
- Pribadi
- Dikoko.production

Informasi Akun Resmi MPR RI :

Instagram : @mprrigoid
Twitter : @mprrigoid
Facebook : @mprrigoid
Youtube : @mprrigoid
Website : www.mpr.go.id

27 komentar:

  1. Acaranya walau bersifat formal tapi dikemas dengan apik ya mbak Wati. Senangnyaaaa bisa ketemu teman teman lagi. Semoga berkesempatan bisa hadir juga one day

    BalasHapus
  2. Wah, keren ini apalagi kompak seragam batik terlebih bisa berjumpa dengan teman. Bangga menjadi orang Indonesia, ya kita harus bijak dalam bersosial media.

    BalasHapus
  3. Media sosial sangat bisa membantu menaikan branding Indonesia sebagai negara ramah, berbudaya tiggi dan penduduknya cerdas-cerdas. Banyak banget yang bisa kita angkat. Jadi ya emang sebaiknya gunakan sosial media untuk yang baik-baik saja

    BalasHapus
  4. Bijak bermedia sosial itu poin penting yang mesti diwujudkan dalam bentuk nyata, karena kebanggaan kita pada Indonesia salah satunya juga terletak pada etika yang baik. Hal-hal yang sifatnya material memang banyak membuat bangga, tapi yang sifatnya ada pada mental, ini masih menjadi PR besar. Urung bangga kalau masih banyak orang tak beretika, termasuk di media sosial, ya mbak :)

    BalasHapus
  5. Sekarang siappaun bisa makai medi sosial ya mbak, gak peduli usia maupun latar belakangnya. Banyak info bertebaran kadang tercampur dengan hoax. Emang kudu pinter memilih mana konten yang beneran bisa dipercaya mana yang gak ya?
    Senengnya bisa ketemu lg ma temen2 walau sebentar di acar offline ya

    BalasHapus
  6. Bangga jadi warga Indonesia.
    Dan bahagia karena kekayaan budayanya.
    Tapi kudu dibekali dengan bekal persatuan dan kesatuan yaa.. Agar tidak mudah terpecah belah, meski oleh sebuah berita yang belum bisa dipastikan kebenarannya.

    BalasHapus
  7. Pastinya bangga juga dong menjadi warga negara Indonesia. Memang harus bijak bermedsos, jangan sampai merugikan Kita sendiri. Memang bener harus hati-hati menerima pertemanan di medsos dan jangan sembarangan ngasih informasi pribadi, bahaya soalnya takut disalah gunakan.

    BalasHapus
  8. Komen negatif selalu ada di mana-mana ya mbak, apalagi mereka publik figur. Sedih banget ya dinilai tingkat kesopanan kita di media sosial rendah banget.
    Harus dimulai dari diri snediri lalu tularkan ke orang2 terdekat supaya bisa bermedia sosial

    BalasHapus
  9. Dinobatkan sebagai bangsa tak ramah di medsos masuk akal sih ya, baca komen-komen kasus viral kalau ngebully ga pake hati, begitu juga perang politik di twitter, kasar-kasar twitnya, padahal yg ngtwit orng berpendidikan. Semoga generasi berikutnya ga spt ini ya

    BalasHapus
  10. Miris banget mbak, peringkat kesopanan netizen kita rendah banget ya mbak wati. Alhamdulillah punya teman-teman yang sering memberikan edukasi untuk membuta konten baik, seperti yang disampaikan mbak wati di atas. Jadi sedikit banyak saya jadi kebawa mikir dulu untuk posting konten di medsos. btw mbak Wati seru banget ya acarany, bener mbak, unik banget yaa. dress codenya juga cantikk.

    BalasHapus
  11. MasyaAllah setelah sekian purnama tak jumpa ya Mba. Akhirnya rinduntumpah ruah dan menghasilkan karya yang luar biasa

    BalasHapus
  12. ya ampun ga heran sih ya mba diurutan 29 paling rendah tingkat kesopanannya se-Asia Tenggara wong aku juga suka nemuin komennya ga ada akhlak banget hahaha

    BalasHapus
  13. perlu usaha serius untuk merawat dan memelihara keberagaman kita yg super beragam dan binekanya agar apa yang telah diperjuangkan founding father kita dahulu dan karena media sosial paling cepat menjangkau seluruh masyarakat, maka yuk kita sebarkan

    BalasHapus
  14. Aku juga bangga jadi orang Indonesia mbak. Memang nahan jari itu sama sulitnya dg menahan mulut buat ngomong yang ga ngenkin ya mbak. Kudu dilatih terus

    BalasHapus
  15. Kemudahan membuat akun di media sosial, memang harus diikuti juga dengan pengetahuan etiket berkomunikasi di dunia maya. Walau interaksi di dunia maya, tetap harus menjaga kesopanan sebagaimana di dunia nyata.

    BalasHapus
  16. Bangga dong menjadi orang Indonesia, tapi data penting itu susah sekali ya di mana sekolah anak-anak juga sering diwajibkan share foto/video di media sosial mana wajib pakai twibbon heheh

    BalasHapus
  17. Keren banget sih kak acaranya... Kelihatan Indonesia banget hehe.. semoga ada kesempatan ikut acara ini di Surabaya...

    BalasHapus
  18. Kompak banget sih pakai bawahan batiik keren mbak, aku juga miris banget nih soal netizen Indonesia yang terkenal barbar ikutan kena imbasnya kita dan maluuu padahal mah kita netizen yang sopan dan penuh kasih sayang huhu

    BalasHapus
  19. memang sedih banget ya, mbak pas ada yang bilang Indonesia itu netizennya paling sadis di Asia. Memang nih perlu banget ditingkatkan sosialisasi tentang bijak dalam bermedia sosial bagi masyarakat kita

    BalasHapus
  20. Aku bangga jadi warga Indonesia karena punya alam yang i.dah dan budaya yang beragam. Keberagaaman inilah yang membuat kita harus lebih hati-hati dalam menggunakaan media sosial ya, mba. Karena, perbedaan bahasa dan budaya kadang menjadi ajang saling menghina oleh para netizen yang tidak bijak. Apalagi netizen Indonesia yang terkenal tidak sopan. Huhu.... Berharap bangey ada sosialisasi yang berlanjut untuk para pengguna Internet.

    BalasHapus
  21. jangan pernah lupa untuk selalu bangga dengan tanah air kita tercinta ya mbaaa dan pastinya sebagai netizen kita harus bijak selalu

    BalasHapus
  22. Iya banget, bijak bermedia sosial memang harus kita lakukan. Apalagi di masa sekarang. Sensitif banget. Mudah sekali terpecah dan diadu domba. Btw, keren deh netizen Semarang. Niat dengan kostumnya. Sangat mencirikan kebhinekaan Indonesia 😍

    BalasHapus
  23. Seru nih kegiatannya. Memang saat bermedia sosialharus bijak yah menyebarkan informasi

    BalasHapus