Mie Kopyok Makanan Tradisional Semarang ini, Mudah Loh Bikinnya - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Sabtu, 11 Juli 2020

Mie Kopyok Makanan Tradisional Semarang ini, Mudah Loh Bikinnya

Mie Kopyok Makanan Tradisional Semarang ini, Mudah Loh Bikinnya


Assalamualaikum Sahabat. Saat ini pandemi covid masih ada di bumi pertiwi, bahkan di dunia. WHO baru aja merilis cara penyebaran baru lewat udara. Emang selama ini udah lewat udara kan? 

Serius ya, saya bingung loh membaca info terbaru ini. Namun kali ini saya nggak bakal nulis tentang covid. Yang ingin saya tuliskan adalah efek dari covid yang nggak ilang hingga detik ini.

Salah satu efek yang bikin saya kehilangan momen istimewa karena covid adalah enggak bisa kulineran. Kalian pasti setuju dong. Sampai hari ini saya udah libur incip kuliner di luar rumah sambil nongkrong, ada 4 bulan. Kalo pesan makan online gitu sih sering ya.

Sedih dong karena keluarga saya termasuk yang suka incip kuliner Indonesia gitu. Meski gak nolak juga sih dengan akulturasi makanan asing yang masuk ke ranah kuliner negeri ini. Karena beberapa kali anak-anak suka juga minta makan di resto masakan Korea atau Jepang.

Ya udah bersabar aja deh, sambil terus berdoa semoga pandemi segera berakhir. Sehingga kondisi benar-benar kembali normal seperti sebelum ada pandemi covid.

Cari Keringat dan Kulineran di area CFD Simpang Lima

Perlu kalian tahu, sebelum covid ada di bumi ini, tiap minggu saya dan suami selalu jalan pagi di area Car Free Day (CFD) Simpang Lima Semarang.

Bagi warga Semarang, olah raga di area CFD itu satu hal yang dinantikan selama 6 hari sebelumnya. Begitu weekend tiba dan termasuk saya nih, udah merencanakan bakal berangkat jam berapa saat Minggu pagi. Sereceh itu ya rencana jalan-jalan pagi di area CFD. 

Ketika ada kepentingan keluar kota atau ada acara yang nggak memungkinkan kami ke CFD, terasa ada yang hilang. Hahahaa, lebay nih.

Emang sih suasana olah raga di CFD itu bikin semangat. Melihat orang yang sedang menggerakkan tubuhnya, jadi pengan ikutan. Meski saya biasanya begitu nyampai di lapangan Simpang Lima langsung jalan muter sampai dua atau tiga kali. Tergantung kondisi kaki, wkwkwkk.

Kalo udah capek, baru deh mikir mau ngisi perut. Hahahaa.

Biasanya saya dan suami suka pesan mie kopyok di depan toko kue Brilliant, pojokan Simpang Lima bagian selatan. Di situ ada gerobak penjual mie kopyok yang sering dikerumuni pelanggannya termasuk kami berdua. 

Kemarin sempat ubek-ubek foto di folder drive, dan baru menemukan penampakan mie kopyok saat jajan di sana. 


Sayangnya saya kok lupa nggak simpan foto gerobak dan bapak penjualnya. Tapi setelah nyari di arsip Instagram @hidayah_art akhirnya ketemu videonya. Saya screen capture deh, wkwkwk.


Menurut saya sih mie kopyok yang disajikan si bapak penjual ini lumayan enak kok. Rasa bawang putihnya enggak terlalu banget, kecapnya juga pas di lidah saya. Karena ada juga pembeli yang minta kecap tambahan. Beda dong dengan saya yang malah minta mie dikurangi, tapi diganti kecambah aja yang banyaaak.

Dari foto yang saya screen capture terlihat udah nyaris satu tahun saya enggak motret saat makan mie kopyok. Jadi foto di atas emang foto terakhir saat makan mie kopyok yang sempat saya ambil gambarnya.

Harga seporsi mie kopyok sekitar 10 ribu, ini awal tahun 2020. Dan udah lebih dari 6 bulan saya nggak jajan di sana, hikss.

Apa Sih Mie Kopyok itu, Beneran Kuliner Asli Semarang?

Iya dong, karena sejak saya kecil juga udah ada penjual mie kopyok ini sliweran di depan rumah menjajakan dagangannya. Jaman dahulu (1970 hingga 1987) masih ada penjual mie kopyok yang menggunakan pikulan. Penjual yang menggunakan gerobak malah belum ada. Ini seingat saya sih.

Mie Kopyok merupakan salah satu makanan tradisional Kota Semarang yang sering dijadikan alternatif sarapan. Banyak penjual yang mangkal di beberapa wilayah di Kota Semarang. Bahkan lebih banyak lagi penjual mie kopyok berjualan keliling gang atau jalanan di Kota Semarang.

Mie Kopyok Makanan Tradisional Semarang

Di rumah saya aja, tiap hari ada 4 penjual mie kopyok yang lewat menjajakan dagangannya. Tapi hanya ada 1 penjual mie kopyok yang enak rasa racikannya. Jadi kalo pengen beli harus ngintip dulu dari balik gordyn penjual mana yang lewat. Saat lama gak ngincipi mie kopyok kadang ada aja godaannya. Suara sendok yang diadu dengan piring terdengar nyaris sama. Dan saat saya intip keluar jendela, bukan langganan yang lewat. Huhuuu, hilang deh keinginan beli mie kopyok.

Mie kopyok terdiri dari mie basah dan kecambah yang ditaruh di sendok sayur berbentuk khusus. Yaitu ada lubang kecil-kecil untuk meniriskan kuahnya. Dua bahan ini dicelupkan sekitar 3 menit  ke dalam air panas di dandang. Kemudian diangkat dan dikopyok-kopyok (dikocok-kocok naik turun di dalam air panas di dandang). Itu lah penyematan nama mie kopyok yang saya ketahui dari kecil.



Selain mie dan kecambah, ada lontong, dan tahu pong, serta dikucuri kuah yang ada bumbu bawang putih. Bumbu bawang putih ini biasanya disimpan di botol bening. Kemudian ditambahkan juga kecap manis, seledri,  bawang goreng, dan krupuk gendar. 

Nah paling enak menikmati mie kopyok dengan tambahan sambel rawit setan yang cukup banyak. Biar nggak mblenger gitu. 

Yang terkenal untuk penjual mie kopyok ada di kawasan piere tendean, yaitu mie kopyok Pak Dhuwur. Bagi saya sendiri mie kopyok ini rasanya biasa aja. Karena lidah saya udah terbiasa dengan mie kopyok yang jualan di daerah Pecinan. 


Mie kopyok di atas itu saya beli di tempat penjual langganan di rumah masa kecil, yaitu di Jagalan. Tempat mangkalnya di jalan Karang Anyar, satu deretan dengan leker Paimo. Depan Asem-Asem Koh Liem, agak ke timur lagi dikit.

Yang berjualan sekarang anaknya, bapaknya udah meninggal dua tahun lalu. Mie Kopyok ini termasuk favorit di kawasan Pecinan. Meski tempatnya cuma numpang di teras bangunan milik orang, dengan kursi plastik dan tanpa atas pula, tapi yang beli lumintu. Lumintu itu pembeli yang datang bergantian, nggak pernah berhenti.

Mungkin karena beli mie kopyok di sini selalu disajikan sepiring krupuk gendar. Jadi pembeli suka dengan tambahan krupuk gendar meski tetap dihitung sendiri dan bukan bagian dari seporsi mie kopyok.

Untuk harganya sekarang ini saya kurang tahu karena udah lama nggak jajan di sana. Terakhir kalo nggak salah sekitar 11 ribu, kalo tambah krupuk gendar sepiring ada 4 buah cukup bayar 5 ribu.

Yuk Racik Sendiri Mie Kopyok di Dapur Rumah

Sebagai warga asli Kota Semarang, tentu saja saya udah beberapa kali masak mie kopyok di rumah. Biasanya untuk suguhan ketika ada acara kumpul keluarga. Karena bikin mie kopyok itu gampang banget sih. Jadi bikin sendiri pun juga gak masalah. 

Yuk saya akan berbagi resep Mie Kopyok khas Semarang

Bahan yang dibutuhkan :

- 1 kg Mie kuning segar (untuk 7 porsi)
- 8 biji bawang putih di geprek, lalu direndam dalam air mendidih dan sisihkan hingga hangat suam2 kuku. Bisa ditambahkan kaldu bubuk jamur. Masukkan ke dalam botol kaca bekas sirup
- Kecambah panjang secukupnya untuk campuran
- 10 biji tahu pong, goreng sebentar lalu potong-potong
- daun seledri secukupnya rajang halus
- lontong dipotong-potong untuk penyajian
- bawang goreng untuk taburan
- cabe rawit utuh di rebus
- kecap manis
- kerupuk gendar/kerupuk nasi/kerupuk karak, dip
- garam
- air secukupnya untuk merebus

Cara memasak mie kopyok khas semarang

- siapkan piring, ulek cabe yg sudah direbus di atas piring. Beri sedikit garam, lalu beri 5 potong lontong, sisihkan

- Rebus air secukupnya, hingga mendidih. Kemudian dengan menggunakan sendok sayur yang ada lubangnya, semacam saringan, kasih mie dan kecambah. Celupkan ke dalam air yang mendidih sekitar 3 menit. 

- Taruh celupan mie dan taoge di piring berisi lontong tadi. Kemudian beri potongan tahu, kuah bawang putih, kerupuk gendar dan kecap manis. Taburi dengan bawang goreng dan potongan daun seledri.

Koreksi rasanya, dan sajikan selagi hangat.


Mie kopyok bisa kamu kreasikan dalam porsi besar. Kamu bisa menikmati bersama keluaga ataupun teman-teman. Dijamin deh pasti pada suka dengan sajian makanan tradisional dari Semarang ini.

Biasanya mie kopyok disajikan untuk sarapan sekitar pukul 7 ke atas. Kuahnya yang ringan karena tanpa penambahan bahan protein, memberikan kesan segar. 

Kalo kalian udah pernah nyoba makanan tradisional dari Semarang ini dan kangen ingin menyicipinya lagi, buat aja sendiri. Bahannya mudah didapatkan di kota mana aja. Nanti cerita ya gimana hasil racikan mie kopyok bikinan kalian. Sampai jumpa, wassalamualaikum Sahabat.

30 komentar:

  1. Wah mantep sekali ya mbak., saya makan mie kopyok di Semarang cuma sekali waktu itu, cuma kurang ngeh sama lokasinya soalnya diajak temen.. Wkwkw :D

    BalasHapus
  2. Aku sih kalau pengen mie kopyok tinggal duduk manis, panggil yang lewat depab rumah hahaha, kapan-kapan mau ah icip mie kopyok mbak wati

    BalasHapus
    Balasan
    1. Resepnya aku nyontek milik mbakku itu, entah rasanya enak atau enggak. Yang penting abis sih, hihii

      Hapus
  3. Dulu, awal2 di Semarang sempat nggak suka dg Mie Kopyok ini karena menurutku mi nya keras. Paling suka krupuk gendarnya. Eh sekarang setelah jauh dari Semarang lha.kok ngangeni juga mi kopyok ini, hehe.. trmksh resepnya, mba Wati..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dikoreksi rasaya juga mbak, kadang kurang kuah bawangnya. Tapi kalo kebanyakan juga enggak enak rasanya

      Hapus
  4. Waktu berkunjung ke Semarang pasti nggak asing menyantap makanan ini. Btw, cara membuatnya mudah ya, bahan2nya bisa didapatkan di pasar juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bahannya ada di semua pasar di Indonesia kayaknya

      Hapus
  5. Wuah, kalau ke Semarang kayaknya musti nyobain Mie Kopyok ya kan. Kalau dari penampakannya sih pakai mie rebus. Penasaran, gimana sama citra rasanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dicoba aja, meski ada orang luar Semarang yang bilang aneh, hahahaa
      Tapi kami orang SEmarang suka banget, karena ringan rasa kuahnya

      Hapus
  6. Aku suka banget mi kopyok. Kebayang sih kalau mudah bikinnya. Terima kasih ya resepnya

    BalasHapus
  7. Aduh, jadi ngiler nih kepengen. Dari dulu penasaran pengen nyobain, tapi belum kesampaian. Coba bikin ah...

    BalasHapus
  8. sebagai pecinta mie, aku jadi penasaran dengan mie kopyok ini. selama ke Semarang belum pernah icip kuliner ini. wah..jadi ngiler.

    BalasHapus
  9. Padahal aku udah beberapa kali ke Semarang tapi belum pernah nyobain mie kopyok 😀

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nanti kalo udah aman kondisinya ke Semarang ya mbak, nyoba incip mie kopyok bareng dakuw

      Hapus
  10. Saya belum pernah nih makan mi kopyok kak. Dulu pas ke Semarang gak ada malah yg rekomendasiin menu ini. Hihihi. Sekiranya kecambahnya banyak, saya jadi merasa ini mirip sama toge goreng khas Bogor. Lezat nian tampaknya. Sebagai penggemar mie, saya pun jadi penasaran.

    BalasHapus
  11. Nampaknya mie kopyok di Semarang = mie kocok di Bandung

    Prinsipnya sama, mie dan taoge dikocok, trus disesuaikan dengan taste daerah masing-masing

    Wah harus nyobain nih ntar kalo ke Semarang

    BalasHapus
  12. Jadi kepengen nyobain Mie Kopyok yang asli di Semarang dulu deh baru berani nyoba buat bikin sendiri. Biar tau seperti apa perpaduan rasanya. Unik banget bumbu bawang putihnya. Penasaran. Moga kapan kapan aku dan keluarga bisa ke Semarang buat nyobain Mie Kopyok ini.

    BalasHapus
  13. Belum pernah cobain Mie Kopyok nih Mbak, kayaknya enak ya terus bikinnya juga gampang. Nanti aku mau cobain di rumah ahhh 😍👍 Terimakasih Mbak

    BalasHapus
  14. Sepertinya ini enak ya mbak, dan ternyata bisa dibuat di rumah ya

    BalasHapus
  15. Dekat rumahku ada warung mi Kopyok yang lumayan enak Mbak, jadi pengen jajan deh nanti sore hihihi

    BalasHapus
  16. Di sini nggak ada mie kopyok, Buk, adanya mie tektek, tapi hampir sama sih. Tuh di depan ada yang jualan juga, mangkal, seporsi 15 ribu. Mahal yak? Untuk lidahku kurang cocok. Enakan yang mamang satunya, ngider gitu, rasanya lebih mantab. Kalau harganya kayaknya nggak sama sih, lebih murah. Tapi, aku lupa, karena ya sudah jarang banget jajan. Saat ini milih masak sendiri mulu.

    BalasHapus
  17. Kesukaannya abangku nih mbak kalo aku lebih suka tahu gimbal. Resepnya contek ya pankapan bikin buat abang

    BalasHapus
  18. Banyak yang bilang ga suka dengan sensasi air bawangnya itu ya mba. Tapi mie kopyok tanpa rasa bawang mentah gitu ya enggak asyik dong hehehee... Kekhasannya kan memang di situ. Langu langu sedep gitu. :)) Aku udah lama enggak makan mie kopyok nih. Kudu berburu nih, di sekitar rumah ada mbah2 yang jualan pake gerobak. Tapi rasane ngalor ngidul je mba. :D

    BalasHapus
  19. Kalau di tempatku mie kopyok itu makanan murah meriah, mengenyangkan dan diminati mulai kaum sepuh sampai kaum milenial.

    BalasHapus
  20. Kupikir cuma aku yang merasa Mie Kopyok Pak Dhuwur yang terkenal itu biasa aja. Kalau langgananku sekarang Ada di dekat rumah.. seneng banget ketemu penjual mie kopyok yang sesuai selera hehe.

    BalasHapus
  21. Belum pernah nyoba mie kopyok sih...bolehlah kapan-kapan ke semarang nyobain mie kopyok. atau buat sendiri liat dari resep yang mb hida share :D

    BalasHapus
  22. Saya membaca ini sambil membayangkan makan lontong campur ala pasar Demaan Jepara. Sekilas mirip. TApi mi diganti dengan lontong. Tahu pong-nya diganti tahu semur.

    Lha... setelah dideskripsikan kok beda. Oalah. Risiko baca tulisan pagi-pagi sebelum sarapan

    BalasHapus
  23. Aku belum pernah bikin sendiri sih klo mie kompyok. Tahunya beli doang. Tapi layak coba nih mumpung anak2 lagi di rumah aja

    BalasHapus
  24. mbak, kok aku ngiler liat mi kopyok, buka ojol fud aaaaahhh

    BalasHapus