Perawatan Pasca Khitan Pada Anak Agar Tidak Terjadi Infeksi - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Sabtu, 28 April 2018

Perawatan Pasca Khitan Pada Anak Agar Tidak Terjadi Infeksi


Assalamualaikum Sahabat. Perawatan Pasca Khitan Pada Anak Agar Tidak Terjadi Infeksi cukup mudah. Meski masih banyak orang tua yang merasa cemas apakah mampu melakukannya sendiri di rumah. Atau memilih datang ke klinik tempat anak khitan.

Namun bila akhinya terjadi kasus infeksi yang di luar dugaan, hal pertama yang dilakukan adalah segera ke dokter. Seperti yang terjadi pada si sulung usai khitan. Seharusnya hari kelima setelah khitan si sulung bisa beraktivitas. Namun ia mengeluh luka khitannya sakit.


Saya kemudian mengecek bekas luka di pen1snya yang ternyata agak bengkak. Setiap pagi saya yang bertanggung jawab merawat lukanya. Namun kondisi pen1s si sulung pagi itu tidak seperti biasanya. Saya pun bicara pada suami agar segera mengantar kami ke dokter tempat dia khitan.

Ketika tiba di tempat klinik si sulung khitan, dokternya berbeda. Ternyata dokter yang melakukan proses khitan si sulung sedang cuti. Dokter pengganti pun memeriksa kondisi bagian tubuh yang baru dikhitan, setelah saya utarakan keluhan si sulung. 

"Wah, ini jahitannya terbuka,"

Ucapan dokter tersebut menimbulkan reaksi terkejut bagi saya dan suami. Karena selama pasca khitan, saya memperhatikan kebersihan luka khitan secara benar sesuai anjuran dokter. 

Dokter pengganti kemudian menenangkan kami. Beliau  menuturkan bisa saja ini penyebabnya adalah alergi pada antibiotik yang diberikan usai khitan.

"Apakah Milzam punya alergi pada antibiotik tertentu?" usut dokter tersebut.

Baca kisah saya seputar mendampingi si sulung saat divonis menderita Epilepsi. Di sini ya artikelnya, klik aja : Aku Ibu dari seorang ADE

Saya dan suami serempak menggeleng. Milzam sejak kecil sudah berurusan dengan masalah kesehatan. Dari pengalaman operasi Hernia saat usia 17 bulan dan 19 bulan ataupun rawat inap karena sakit tipes saat usia 4 tahun. Dan pemberian antibiotik saat itu tidak ada masalah dengan tubuhnya. Jadi saya memang tidak tahu apakah dia memiliki alergi pada antibiotik tertentu.

"Saya akan jahit ulang bekas luka khitannya. Kemudian akan kami berikan obat yang indikasinya seminimal mungkin terjadi alergi," tutur dokter dengan nada menenangkan.

Yup, situasi saat itu rasanya cukup menegangkan bagi kami. Ketika orang tua lain dan si anak merasakan kebahagian pasca khitan, kami dirundung kecemasan. 

Infeksi pasca khitan itu nggak pernah ada dalam bayangan kami. Karena itu pula kami cemas dengan kondisi akhir usai luka khitan sembuh. Apakah nantinya akan berpengaruh dengan kondisi alat kelaminnya? Apakah nantinya bakal mempengaruhi kondisi psikologis si sulung? 

Semua bayangan buruk itu berputar di kepala saya, yang suka sekali mendramatisir tiap kali terjadi sesuatu pada kesehatan anak-anak.

Alhamdulillah si sulung tergolong anak yang pemberani. Mendengar kondisi yang sedang dihadapinya, dia terlihat santai dan tidak takut. Bahkan hari-hari sebelumnya pun dia tetap asik bermain bersama sepupunya. Tidak mengeluhkan rasa sakit di luka khitannya.


Bersama sepupunya asik bermain

Alhamdulillah, dokter berhasil memperbaiki bekas jahitan yang robek. Si sulung juga kooperatif, menurut dengan setiap saran dari dokter. Tidak takut meski menghadapi jarum suntik lagi untuk proses pembiusan.

Dari pengalaman menghadapi infeksi pasca khitan si sulung, saya belajar hal baru. Bahwa perawatan pasca khitan itu penting. Lebih penting lagi adalah mengetahui apa saja penyebab infeksi usai anak khitan. Meski ada beberapa hal di luar kemampuan kita untuk mencegah infeksi. Tetap saja pengetahuan tentang penyebab infeksi usai anak khitan patut saya ceritakan di sini.


Penyebab Infeksi Usai Anak Khitan

- Prosedur Khitan yang tidak dikerjakan dengan benar. Misal proses khitan yang tidak dilakukan dengan steril. Atau bisa juga khitan yang dilakukan dengan metode yang bukan konvensional.

- Perawatan luka yang tidak bersih. Seperti usai kencing, luka sunat mesti dilap dengan tisu atau kasa steril. 

- Anak terlalu banyak gerak atau aktivitas fisik. Sehingga bisa saja luka khitan menjadi berdarah lagi.


Dari pengalaman si sulung usai khitan pula, saya memiliki langkah antisipasi saat sepupunya dan adiknya khitan beberapa tahun kemudian. Banyak yang jadi rambu-rambu agar pasca khitan, anak tetap nyaman dan tidak mengalami infeksi.

Langkah Perawatan Pasca Khitan Agar Tidak Terjadi Infeksi :

- Istirahat Yang Cukup

Karena biasanya anak-anak tetap suka bermain tanpa menyadari bahwa ada luka di alat kelaminnya. Saking antusiasnya mereka bermain bersama sepupu yang berkumpul di rumah. 

Ada anak yang nggak merasakan sakit pasca khitan, dia pun beraktivitas dengan semangat. Seperti main bola, lari-lari di halaman,  atau main petak umpet. Tentunya saran istirahat diberikan agar mengantisipasi terjadinya pendarahan, jahitan yang lepas, ataupun perban lepas sebelum waktunya.

Saat anak kedua khitan, saya udah siapkan mainan seperti Lego, catur, robot bongkar pasang, serta monopoli untuk aktivitasnya. Alhamdulillah anak kedua ini memang agak penakut, jadi menurut aja dengan duduk atau berbaring di tempat tidurnya.

- Menjaga Perban Tetap Kering

Biasakan untuk mengelap dengan tisu basah ketika habis BAK (buang air kecil). Atau saat mandi, saya pakaikan plastik pembungkus pada perban. Untuk menghindari luka usai khitan yang masih basah, agar cepat kering. Karena bila luka yang diperban basah bisa menyebabkan infeksi.

- Minum Obat Teratur

Biasanya dokter akan memberikan obat analgesik, anti bengkak dan radang, serta antibiotik. Begitu usai khitan, anak disarankan minum ketiga obat ini. Tujuannya agar anak tidak merasa sakit akibat jeda hilangnya bius saat menjelang khitan.

- Menjaga Kebersihan Pada Luka Khitan

Jaga juga agar air kencing tidak mencemari perban. Dulu saya membiasakan anak kencing dengan jongkok di toilet. Tujuannya agar air kencing lebih dekat kena lantai toilet. Kemudian dibasuh dengan menggunakan tisu basah.

- Kenakan Pakaian Longgar

Alat kelamin yang usai dikhitan tentunya menjadi lebih sensitif. Itu lah kenapa orang jaman dulu selalu menyarankan anak yang habis khitan untuk mengenakan sarung.

Dengan mengenakan sarung maksudnya agar tidak tersenggol bagian yang bekas dikhitan. Di samping itu juga lebih memudahkan saat akan BAK. 

Sebenarnya bila tidak terjadi infeksi, ada beberapa anak yang lebih cepat kering luka khitannya. Ada yang dua atau tiga hari udah sembuh dan memakai celana panjang dan bukan sarung.


Dua putra saya sudah dikhitan semua :D

Si bungsu yang khitan dengan cara penyembuhan alami, malah tidak diberikan obat. Bekas lukanya pun hanya dibubuhi semacam powder agar cepat kering. 

Tiap metode khitan memiliki cara yang berbeda tentang perawatan pasca khitan. Sebagai orang tua tugas kita hanya memberikan rasa nyaman pada anak selama proses penyembuhan. Sahabat udah pernah mengkhitankan putranya? Share yuk pengalaman mendampingi anak usai khitan. Wassalamualaikum.

Tulisan ini merupakan bagian dari #KEBloggingCollab dari Grup Butet Manurung sebagai respon terhadap post trigger dari kelompok Khofifah Indar Parawansa tulisan Mak Harie Khairiah Emak Blogger dari Aceh di Blog KEB.  Mak Harie sehari-hari menulis di blog http://www.khairiah.com/.



Bisa juga baca curhat mba Ophi Ziadah ketika sang putra mengalami sakit pada masa tumbuh kembangnya. Baca dalam artikel berikut : https://www.ophiziadah.com/2012/06/its-called-breath-holding-spells.html

2 komentar:

  1. aduh mba sejujurny aku lagi dag dig dug banget nih maju mundur mau sunat dek Paksi
    saat anaknya udah mau, ibunya yg deg2an mbaa

    BalasHapus
  2. baru tahu, tp jd deg degan gimana arkaan nanti ya hehehe

    BalasHapus