Uji Adrenalinmu Dengan Rafting Di Sungai Elo Magelang - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Minggu, 24 Januari 2016

Uji Adrenalinmu Dengan Rafting Di Sungai Elo Magelang


www.hidayah-art.com


Halo assalamu'alaikum sobat, semoga sehat semua dan tetap semangat. Seperti saya yang semangat saat suami bercerita kalo ada notif di WA-nya, tentang ajakan rafting. Iya, rafting. Meski sebelumnya sama sekali tak ada pengalaman, saya semangat ingin menguji adrenalin dengan rafting di Sungai Elo Magelang.


Daaan, minggu pagi tanggal 10 Januari 2016, menjadi saksi keberanian saya menguji adrenalin rafting yang pertama kali. Udah jelita, baru nyoba rafting? Iya deh, saya ngaku kayaknya terlambat nyoba rafting. Tapi sebenarnya udah lama banget saya pengen rafting, sejak Ajie Masaid (alm) melakukannya di daerah Jawa Barat sono. Lah, jauh banget kalo saya mesti ke Jawa Barat untuk rafting. Ya udah, saya pendam deh impian ini sampeeeee..... belasan tahun kemudian. *duileee, lebay amat*

Akhirnya, saya bakal merasakan dag dig dug-nya jelang rafting. 
#Berkah silaturahim dengan teman-teman SMP, ada yang ngajakin rafting. Gratis pula, siapa berani nolak?!

Jadii, pagi itu ada 18 orang yang bakal menuju kota Magelang. Berombongan empat mobil membawa kami ke kota getuk. Sebelum tiba di lokasi, sarapan dulu. Wajib ini, karena nantinya kalori bakal terbakar abis buat ngedayung, hihiii. Nanti tentang sarapan saya cerita dalam posting tersendiri, promo dulu yeee.

Kampung Ulu Resort terletak di jalan raya Borobudur Km 2, Mungkid. Mudah banget akses menuju kesana. Kalo sudah sampai di daerah Mertoyudan, Magelang lurus aja hingga tiba di belokan kedua menuju arah Candi Borobudur. Kampung Ulu Resort terletak di sisi kanan jalan setelah menempuh jarak sekitar 2km.

Ada gapura seperti khas bangunan di Thailand, atau malah di Bali ya, ehehehee.. lagi hilang ingatan nih*lol*

Tapi karena teman kami udah booking untuk rafting, kami segera mencari tempat untuk parkir mobil dan body. Iya, lumayan juga body udah mau apkir, tapi masih seneng jalan-jalan.

Lumayan deh dapat gazebo yang berukuran besar di dekat dinding memanjang yang ada tulisannya "Kampung Ulu Resort". Sayang deh, saya manut banget diminta nyimpan smartphone, ya nurut aja. Jadi selama di sini, cuma punya foto beberapa. Kayak yang di bawah ini, saya jepretnya abis rafting dan emang ingin punya koleksi foto di lokasi aja.



www.hidayah-art.com
Satu angkot bisa muat 12 penumpang
dan dua perahu karet di bagian atas

Kami masih harus menanti jadwal rafting satu jam. Woaaa...kirain bisa langsung main air karena udah booking. Akhirnya bekal potluck pun keluar dari mobil. A moment of rujakaaan, hahaha... Kayaknya hobi teman-teman SMP saya bikin salad buah dan rujakan. 

Dari pada bosan nunggu, emang harus ada yang dilakukan sih. Mau makan juga perut udah penuh setelah sarapan di jalan menuju lokasi. Ngerumpi terus juga ntar jatuhnya dosa, ya udah makan yang bikin tubuh tetap sehat aja. Iya tho?!

Akhirnya angkot yang bakal membawa kami ke lokasi rafting, siap di tempat. Satu angkot bisa muat 12 orang. Pemandu duduk di depan, di samping sopir. 

Setelah umpel-umpelan di dalam angkot selama 20 menit, kami tiba di starting point. Beberapa tim pemandu menyerahkan jaket pelampung, helm dan dayung pada semua peserta. Pemandu juga memberikan beberapa pesan serta aturan rafting. Seperti mengajarkan cara memegang dayung serta menggerakkan saat di air, atau bertemu jeram harus gimana. 

Yang jelas sih, kalo kalian enggak bisa berenang, jangan cemas. Ada jaket pelampung yang aman, asal dipakai dengan benar.

Pemandu menjamin rafting di Sungai Elo ini aman, karena tingkat kesulitan beberapa jeram sekitar grade II - III. Jadi, don't be affraid, just do it. Masa iya seumur umur nggak pengen menikmati digoyang ombak sungai yang beriak-riak?

Saya sih udah mupeng lama pakai banget. Jadi meski agak sedikit... sedikit cemas, tapi rasa penasaran meruntuhkan takut dan cemas, hihiii. Aslinya sih, saya emang sejak bocah suka dengan petualangan. Manjat tebing udah pernah saya lakoni jaman SMA. Naik gunung juga pernah saya jalani saat masih jadi mahasiswi unyu. So, hari ini saya ingin rafting, sob.

And...here we are!


www.hidayah-art.com
Formasi komplit 16 orang dari alumni SMP N 10 Semarang

Kami akhirnya dibagi menjadi tiga regu. Regu 1 dan 2 beranggotakan 5 orang. Sementara saya dan suami masuk regu 3, anggotanya 6 orang. Ealaaaah...yang body-nya luber ada 3 orang, haghaghaggg.




Sebelum mulai rafting, kami berdoa bersama. Memohon lindunganNYA, agar perjalanan rafting menempuh arus sungai tidak menemui hambatan. Juga berdoa agar semua selamat dan bisa menikmati rafting dengan gembira. 

Rute arung jeram sungai dimulai dari Dusun Pare, Desa Blondo, Mungkid Magelang. Perjalanan menempuh arus sungai sepanjang 12,5 km akan finish di Dusun Bojong, Kelurahan Mendut. Jarak finish memang lumayan dekat dengan Candi Mendut, yaitu 150m.

Dan, kami pun siap mengarungi sungai Elo. Aduuuh, baru dua dayungan kayaknya, perahu sudah dihempas jeram yang kata pemandu grade-nya kecil. Tapi air yang masuk nyaris menggenang di dalam perahu.

Ok, kami enggak boleh panik. 

"Airnya penuuuh.." seru beberapa penumpang di perahu kami.
Saya enggak mau terlihat cemas. Apalagi pemandu juga santai melihat kondisi perahu. Enggak meminta kami mengeluarkan air. Emang bisa? Pakai apa coba, enggak ada ember mainan, hehehe.

Belum hilang cemas melihat perahu nyaris penuh air, jeram berikutnya menyambut kami. Aiiih, kok saya malah menanti jeram lagi ya. Dan begitu pula teman-teman. Alasannya sih karena begitu ketemu jeram, kami enggak perlu mendayung, enggak capek lah nih lengan.

Tiap kali ada yang niup peluit, pemandu kami meminta penumpang perahu menengok pada juru potret di pinggir sungai. Meski jantung mpot-mpotan, saat diminta action, tawa kami pun meledak semangat.

Semangaaaat...kakaaaak *cekrekkk*
Hohoho, ini lah alasan kami dilarang membawa kamera, karena semua hasil jepretan termasuk dalam harga paket rafting. 

Tapi...emang bisa foto welfie sambil ngedayung?



www.hidayah-art.com
Baru start aja perahu kami hampir terbalik dihajar jeram
Ternyata ada trik agar enggak sampai jatuh ke dalam air sungai. Yang pertama, jangan tegang, biarkan tubuhmu relaks. Tiap ketemu jeram, satu tangan memegang dayung, tangan yang satu pegangan tali yang tersedia di sekeliling perahu. Trus jatuhkan aja tubuh pada body perahu dan ikuti gerakannya tiap diayun jeram. Dijamin body bakal anteng aja di dalam perahu.

Nah, mengapa pada awal pemandu sudah memberikan beberapa tips, prakteknya emang betul-betul dibutuhkan. 

Saat pemandu di perahu bilang, pindah posisi depan, kami semua harus berjuang memindahkan tubuh ke bagian depan perahu. Kadang perahu tersangkut dan tinggal menunggu perahu berikutnya bakal mendorong body perahu. Tapi kalo nunggu kelamaan, mending pindah posisi duduk aja. Jadi arung jeram itu enggak mungkin duduk manis di perahu. Karena beberap kali kami mesti mengangkat tubuh yang rasanya makin berat karena kena air sungai.

Tapi keceriaan digoyang arus air dan kebut-kebutan di sungai itu amazing banget rasanya. Energi yang kita curahkan dengan mendayung sekuat tenaga, karena enggak mau kalah tiba di finish, sungguh menjadi dorongan tersendiri. Apalagi pemandu kami sangat pintar menyemangati. 

"Ayo dayung ke depan!"
"Pindah posisi ke dapan semuaaaa..."
Atau saat body perahu membentur tebing di pinggir sungai, dan akibatnya air bercipratan ke dalam perahu.



"Dayung ke belakaaang..." Nah, ini tanda body perahu bagian depan atau samping membentur tebing. Jadi dayungnya ke belakang. Gampang kok, tinggal gerakkan aja dayung dengan kuat. Dijamin deh, otot lengan bakal kenceng sekencang-kencangnya. Kalo tiap hari, Ade Ray bakal kalah berorot dibanding kami, hahaha.




www.hidayah-art.com
Lokasi istirahat setelah mengarungi sungai sepanjang 7 km 

Ternyata meski sering bertemu jeram, diayun ombak sungai dan nyaris terjungkal satu perahu, kami sangat menikmati rafting. Kerja sama tim memang penting. Apalagi saat otot lengat mulai menjerit ingin istirahat. Enggak mungkin lah berhenti ngedayung, memanfaatkan teman aja.

Jalan satu-satunya, kami mesti pindah posisi tempat duduk. Yang tadinya di kanan, pindah di kiri. Begitu pula sebaliknya. Tentu saja pindahnya saat tiba di arus sungai yang tenang. Padahal kalo air sungai tenang itu tanda sungai sangat dalam. Jadi harus hati-hati dan memperhatikan posisi aman saat memindahkan tubuh ke sisi lain.

Selama tiga jam kami sempat istirahat di shelter. Sudah disiapkan jajan pasar berupa semar mendem, serabi dan sosis solo untuk memulihkan tenaga. Minumnya adalah satu buah kelapa muda yang sudah dibuka dan tersaji dengan sendok. Air kelapanya murni, tanpa pemanis tambahan karena manfaatnya memang untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat mendayung.

Sayang sebagian foto belum selesai dikirim ke semua peserta yang ikut rafting. Jadi saya enggak bisa pamerin segarnya kelapa muda. Daging buahnya yang masih muda dan empuk, memang bikin kenyang. Saya aja enggak mampu menghabiskan air dan daging buah klamud ini. Suami dong yang ngabisin, hihihiii.



www.hidayah-art.com
Belum puas rasanya main ciprat-cipratan air
Sepertinya istirahat enggak lama, cukup lah 20 menit. Kami mesti melanjutkan perjalanan. Karena angkot bakal menjemput di tempat finish. Bukan di tempat peristirahatan ini. Meski ada yang bertanya, kapan kami tiba di tempat finish, semua masih semangat kayaknya. 

Iyaaa, kami belum puas kalo belum berhasil membuat basah tim perahu lain. Kadang enggak main ciprat-cipratan dengan teman serombongan. Dengan rombongan dari kota lain kalo berpapasan pun, kami sengaja. Pokoknya, tubuh harus basah. Enggak rafting namanya kalo pakaian masih kering, hihiii.

Ada juga yang lucu saat tim lain penumpangnya jatuh ke sungai. Entah sengaja jatuh, dijatuhkan oleh pemandu atau emang jatuh beneran, enggak tahu. Yang jelas sih dia enggak mau dijemput. Ibu muda yang rafting sekeluarga ini bikin kami tertawa saat menjawab ajakan putranya.

"Ma... Mama cepet naik kesini," teriak sang putra yang masih balita.
Hebat ya, balita aja berani kok rafting, masa kamu enggak?!

Jawaban ibu,"Bentar dek, Mama pengen pipis,"

Kontan jawaban polos itu bikin pecah tawa semua penumpang perahu yang tengah tiba di lokasi sungai berarus tenang. Ibu muda itu malah berenang dengan santai. Dengan wajah lempeng dan tampak menikmati arus sungai yang damai. *Dasar mahmud gaul*




www.hidayah-art.com
Duh, aksi saya gak terlihat, tertutup pakbojo
(berjuang melewati jeram pun tetap bisa narsis cantik)

Tanpa terasa, perahu kami telah tiba di titik finish. Satu persatu keluar dari perahu dan naik meniti anak tangga menuju lokasi penjemputan. Saya sempat jatuh tertidur di atas perahu dan susah bangun gegara jaket pelampung berasa berat karena basah.

Bersama-sama kami menaiki angkot menuju Kampung Ulu Resort, untuk membersihkan badan dan istirahat makan. Makan siang jelang sore sudah disiapkan oleh resto dengan menu ndeso seperti sop sawi, tahu dan tempe goreng, ayam, krupuk dan sambel. Sambelnya enak, saya sampai nambah lagi. Untuk minuman ada dua pilihan, es teh dan teh panas. Saya sih penyuka teh panas, jadi ya udah langsung aja milih itu.

Setelah hilang capeknya, kami segera masuk ke mobil masing-masing dan pulang ke Semarang. Eh sempetin foto bareng dulu. Dua teman yang ikut ke resort ada yang enggak berani rafting. Mereka dikasih tugas memotong buah untuk rujakan. *Kasihan deh, sist* Tapi gak apa deh, amal ya sambil menanti teman-teman selesai rafting :D

Sebenarnya sih hingga hari berikutnya saya masih merasakan pegal di seluruh tubuh, terutama kedua lengan. Kayaknya otot jadi melengkung semua, hahaha. Tapi kalo diajak lagi rafting, saya gak bakal nolak. Cumaaaaa.... jangan sekarang deh. Ntar aja dua atau tiga bulan lagi, hehehe. Habis, nagih siiiih. Ah iya, makasih Lukiko yang udah traktir kami rafting. Menyenangkan banget pengalaman teman-teman alumni kali ini.

Nah, saya berani loh uji adrenalin dengan rafting di sungai Elo, Magelang. Kapan giliran kamuuuu?
Wassalamu'alaikum :D



Berikut beberapa informasi Rafting di Sungai Elo :
Tingkat kesulitan: Pemula (Grade I – III+)
Panjang lintasan: 12,5 km (ditempuh dalam 2,5 – 3 jam)
Jadwal trip: Tiap hari (Trip I: 08.00, Trip II: 13.00)
Tarif: Rp. 600.000 per boat (1 boat untuk maksimal 6 peserta) 

29 komentar:

  1. Wah kerennya mbak wati berani rafting. Abis ni pasti ketahohan seh pengen lagi. Cobain rafting di progo mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya sukses bikin aku ketagihan. Rencanakan dulu nih, tapi kali ini pengen ama keluarga :)

      Hapus
  2. Aahhh...aku baru sekali nih ikut arung jeram gini..jadi pingin lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih ingat pasti sensasinya jadi pengen lagi ya, mbak

      Hapus
  3. Rumahku ke tempat rafting cuman 4km, tapi sampai sekarang pun g pernah nyobain rafting. Hehehe.. Cuman kalau body rafting udah pernah sih

    BalasHapus
  4. rafting tuh emang menyenangkan banget ya mbak ;)

    BalasHapus
  5. Seru banget. Pernah arung jeram di dufan. Hihiii... jauh sama yg di alam asli tantangannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihiii, jauh banget lah mbak bedanya. Coba deh yg di sungai beneran

      Hapus
  6. Mba Watiii berani banget, aku kalah sama mba wati nih, ngga berani yang menguji adrenalin macam gini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asik loh Mi, cobain kapan-kapan atau nunggu Hana udah umur 6 tahun gitu. Kemarin ponakanku juga berani kok, usianya masih 6 tahun

      Hapus
  7. Aufa sama suamiku pernah rafting disini lho mba Wati....Aufa malah udah nagih lagi tuh...hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang pernah nyoba pasti ketagihan, aku aja pengen lagi mbak

      Hapus
  8. Asyik mbak Wati, saya jadi pingin ni lihat keseruannya *ah, saya sih apa-apa pengin ya tapi belum satupun yang terwujud :(

    Ternyata ada tali untuk pegangan supaya nggak jatuh ya mbak, jadi nggak khawatir ya :)

    Dan jaraknya 12.5 km? Hebat :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Enggak terasa kok mbak, kalo nggak diteruskan ntar pulangnya gak ada yang jemput, hihiii

      Hapus
  9. asyik banget ya mbak petualangan arum jeram disana,makanya kantor suamiku sampe 2x nyoba rafting di sungai Elo Magelang..hehehe ketagihan terus.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mba Tanty udah nyoba pa belum, minta ikut aja sama suami, hihiii

      Hapus
  10. Nunggu lahiran dulu, baru bisa ngrasain gimana rafting :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nunggu sampai gede juga anaknya, ajakin sekeluarga makin asik kan Nis

      Hapus
  11. Mantap... Bikin ketagihan..
    Pernah pengalaman jtoh nyeruduk batu... :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh, sakit lah itu, harus hati-hati kalo nanti nyoba rafting lagi

      Hapus
  12. Waaaahh..... jadi pengen mbak. swear....
    saya ngakak waktu sampai di pertanyaan "memangnya bisa wefie dengan kamera sendiri?" dan terjawab sudah teka-teki saya. Ternyata masuk paket arung jeramnya.

    BalasHapus
  13. Terima kasih tips berarungjeramnya Mbak. Saya jadi bisa bayangin caranya. Semoga suatu saat bisa berarum jeram

    BalasHapus