BAGAIMANA CARA MENGHINDARI MEMBELI BERAS PALSU? - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Minggu, 24 Mei 2015

BAGAIMANA CARA MENGHINDARI MEMBELI BERAS PALSU?


hidayah-art.com


Halo temans, sejak minggu lalu kita dihebohkan oleh kabar beras palsu yang beredar di salah satu pasar di wilayah Bekasi. Hikmah dari kejadian ini adalah, masyarakat kita sudah aware tentang perlindungan konsumen. Sudah mengetahui hak-hak yang dimiliki, bila menemukan produk yang mengecewakan mereka. Bahkan konsumen berani bertindak dengan melaporkan pada pihak yang berwenang.


Hal ini terjadi ketika  Ibu Dewi Setiani membeli beras seharga Rp. 8.000 seliter di Pasar Mutiara Gading, Bekasi.  Ibu Dewi menemukan keanehan saat memasak beras tersebut. Begitu dimasak, hasilnya lembek. Bahkan saat ditambah air makin lembek, dan butirannya pecah.

Akhirnya beliau menulis di sosial media, hingga pihak berwenang pun mendatangi lokasi ruko tempatnya berjualan bubur. Oleh dinas terkait, beras miliknya diambil untuk dijadikan sampel dan diperiksa di laborat yang melibatkan Sucofindo. 

Bahkan uji laborat, sudah menunjukkan hasil tentang kandungan beras yang beredar di wilayah Bekasi. Ini penuturan Bapak Adisam, Kepala Bagian Pengujian Laboratorium Sucofindo terkait beras yang beredar di pasar Mutiara Gading Bekasi.

"Kami melakukan uji laboratorium dengan alat yang sensitif dan profesional. Beras ini dibedakan sampel 1 dan 2, secara fisik hampir sama. Hasilnya ada suspect, kandungan yang biasa digunakan untuk membuat bahan plastik," ujar Kepala Bagian Pengujian Laboratorium Sucofindo, Adisam ZN, kepada Liputan6.com di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (21/5/2015).

Yang lebih menyeramkan adalah efek sakit perut usai menyantap beras yang telah dimasak ini. Dan bila dikonsumsi dalam waktu lama, bisa menyebabkan kanker karena pernah diuji pada tikus. Sementara itu di negara Eropa, bahan ini telah dilarang penggunaannya untuk bahan campuran mainan anak. Apalagi untuk campuran makanan, tentunya lebih berbahaya.

Pihak kepolisian segera meminta jajarannya dari Polda hingga polres untuk mengusut ke agen dan pasar-pasar hingga polosok kota. Karena ada seseorang dari Karawang yang juga melaporkan penemuan beras palsu. Beberapa sampel beras mulai diambil untuk dilakukan uji laboratorium. Namun hasil sampling yang diambil dari beberapa lokasi di tanah air, baru bisa diketahui hari selasa.

Menuruti imbuan Menteri Perdagangan agar masyarakat mewaspadai dengan mengetes beras yang dibeli untuk memastikan beras itu palsu atau asli.


"Cara mengujinya sederhana, kita bakar sampel beras tersebut, meleleh atau tidak. Jika meleleh, itu beras palsu," jelasnya.
Gobel menambahkan, saat ini beras plastik tersebut sedang dicek di laboratorium dan memastikan beras tersebut hasil impor atau tidak.


Sementara itu Menteri Pertanian menghimbau agar masyarakat lebih mencintai produk dalam negeri. Tentu saja dengan membeli beras produksi negeri kita sendiri. 

Ada beberapa tip membeli beras agar terhindar dari penyalahgunaan orang yang berniat jahat. yaitu :

1. Beli lah produk di penjual langganan yang sudah kenal baik. Saya biasanya membeli pada tetangga yang juga berjualan sembako. Orangnya galak, namun ia selalu menjual produk yang bermutu dan tidak palsu.

2. Membeli langsung di tempat penggilingan gabah. Kebetulan suami memiliki banyak pekerja yang berasal dari desa penghasil padi. Dari mereka inilah, saya suka titip beli beras. Sudah pasti tak ada pewangi atau pemutih beras yang dicampurkan pada produk beras. Saya yakin karena mereka menggiling sendiri gabah simpanan dari hasil panen milik sendiri. Saya pun merasa aman membeli dari pekerja ini. Bahkan mereka begitu senang tiap kali bisa memberikan sekarung beras pada kami.

Sambil menanti hasil uji lab yang dilakukan oleh badan POM, mari kita usir sikap prasangka dengan lebih teliti membeli beras. Tak perlu cemas berlebihan, karena penemuan beras palsu hanya di satu lokasi dan tak menyebar di berbagai tempat.

18 komentar:

  1. Isu beras ini emang bikin heboh dan bikin parno banget yah mbak...

    Sampai saat ini sih, aku kalo beli beras juga di tetangga mbak, warung mama Ajeng...
    Dan udah aku interogasi, InsyaAllah sih aman mbak...

    Mudah2an aja kita selalu dilindungi yah mbak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaaa... iya sama, aku juga interogasi penjual langganan, biar aja dibilang bawel yang penting aman ya mbak :D

      Hapus
  2. Aku biasanya beli ke petaninya langsung mak..jd beli beras pas waktu musim panen trs disimpen n dikasih daun pandan atau jeruk nipis biar si kutu beras nggak muncul..
    Kmren smpet nonton brita katanya slh satu cara ngeceknya dg menggigit beras tersebut, kalau mudah patah berarti asli..
    Tfs y mak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo ama petani langsung, lebih nyaman di hati ya mbak. Oiya, makasih tips nya ya :D

      Hapus
  3. Iya nih sekarang heboh beras plastik, mesti hati-hati ya.
    Aku kalo beras, biasanya beli di toko mertua tiap bulan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu lebih aman dan nyaman ya mbak, lebih terpercaya :D

      Hapus
  4. lokasinya dekat banget dengan rumahku mbak. harus lebih hati-hati lagi ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Owh deket ya mbak, harus lebih cermat lagi pasti, mungkin beli aja ke petani langsung. Berasnya lebih enak kalo baru digiling, beda banget rasanya :D

      Hapus
  5. mengerikan banget ya, org kok pada jahat2 gitu ya....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dan kita nggak tahu motif sebenarnya apa, kalo materi kata pakar enggak mungkin. Bikin beras plastik itu lebih mahal biaya produksinya.

      Hapus
  6. daku ngecek BPOM nya mba kalau beli di toko beras, huhu..takut deh..kadang ada juga pakai pemutih kayak bayclin teganyaa...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emak cerdas nih, hahaha
      Iya ngeri loh mbak Dew, mosok beras kok dikasih bayclin, ihhh

      Hapus
  7. Haduuh, semoga segera di tarik itu beras2 plastik yang kadung beredar. semoga kita nggak tertipu membeli beras palsu ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju mbak Ika, ngeri deh kalo sampe ada yang mengonsumsinya

      Hapus
  8. Makin ngeri aja serba dioplos,.
    knpa ga di naikin aja harganya ga usah dioplos segala

    BalasHapus
  9. Itu menteri perdagangan klise banget ngomongnya ya, cintailah produk dalam negeri, lah stok dalam negeri nya terbatas, tanahnya jadi kebun semua, berasnya makin dikit sedang jumlah penduduk nambah terus. ya mau nggak mau konsumsi barang impor juga kitanya. Beruntung orang-orang yang dekat dengan kampung penghasil beras, tapi yg nggak dekat susah jadinya. :D hadoh jadi ngomel, hahaha

    Yup, Semoga nggak menyebar ke daerah lain dan nggak lagi ada barang-barang palsu atau oplosan lain ya mak.. Heran saya, beras aja dipalsuin, ckckck

    BalasHapus
  10. ya, mendingan beli sama yang udah dipercaya

    BalasHapus