Review Film Wonderful Life, Disleksia Bukan Penyakit - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Sabtu, 15 Oktober 2016

Review Film Wonderful Life, Disleksia Bukan Penyakit



www.hidayah-art.com

Assalamu'alaikum. Sebagai seorang ibu, saya senang saat mendapat kabar akan ada nobar Film Wonderful Life di Semarang. Film dengan genre drama keluarga dan diangkat dari novel berjudul sama, karya Amalia Prabowo. Film yang mengisahkan tentang hubungan ibu dan anak penyandang disleksia. Apa dan bagaimana Film Wonderful Life mengangkat tema yang berbeda, dengan menuturkan satu inspirasi bahwa Disleksia bukan lah penyakit.

Apa sih Disleksia? Bagi sebagian orang mungkin tidak mengetahui arti kata ini. Satu kata yang ketika disematkan pada seorang bocah, menjadi satu kondisi yang sudah seharusnya diterima dengan hati lapang.

Disleksia adalah kondisi genetik yang tidak dapat disembuhkan di mana penderita mengalami kesulitan membaca dan menulis.
________________

SINOPSIS :

Kehidupan Amalia sebagai perempuan yang sukses di dunia periklanan, harus berubah seketika. Ia menghadapi kondisi anaknya, Aqil yang menyandang disleksia.

Perjuangan Amalia demi kesembuhan anaknya, membutuhkan ketekunan, sarat konflik hingga kehilangan. Amalia mesti mengubah cara pandangan hidupnya terhadap sang putra. Ia harus menerima kondisi anaknya tersebut dan justru merasa bahagia.


www.hidayah-art.com

____________

Jalan Cerita Film Wonderful Life :

WONDERFUL LIFE mengisahkan tentang Amalia Prabowo yang tumbuh dewasa dengan keyakinan ia bukan lah siapa-siapa. Semua karena tindakan sang ayah yang selalu menuntut hal terbaik di bidang akademik. Namun dengan ketekunannya ia sukses dan berprestasi hingga menjadi orang penting di satu perusahaan advertising.

Amalia pun mengharapkan hal yang sama pada anaknya, Aqil. Harus pintar, berprestasi, dan harus jadi orang. Namun takdir berkata lain. Oleh guru di sekolah anaknya, Amalia harus menerima kenyataan bahwa Aqil mengalami kesulitan membaca dan menulis.  Ia pun menemui psikolog untuk meminta saran. 


www.hidayah-art.com

Menemui jalan buntu, Amalia berjuang mencari penyembuh untuk anaknya. Proses pencarian pengobatan alternatif, menjadi perjalanan yang penuh liku. Amalia dan Aqil mengalami banyak kejadian yang tak terduga. Beberapa kali mengunjungi kediaman orang yang mengaku bisa menyembuhkan Aqil. Semua berakhir tak seperti ekspektasinya. Bahkan ada yang lebih ekstrem hingga mengakibatkan mereka berdua mesti menginap di bawah kerlip bintang.

_____________

REVIEW Film Wonderful Life :

Film yang disutradarai oleh Agus Makkie ini merupakan kisah nyata yang diangkat dari novel berjudul sama. Bagi penonton film yang sudah membaca novelnya terlebih dulu, pasti akan berada dalam dua sisi. Penonton dengan ekspektasi tinggi dan mereka yang hanya berharap menonton sebagai hiburan.

Dari segi cerita, film Wonderful Life memiliki konflik yang kuat dan sangat menyentuh sisi humanisme. Bagaimana seorang ibu yang juga wanita karir, harus menyeimbangkan posisinya dan mencoba mencarikan kesembuhan untuk putranya.


www.hidayah-art.com

Kondisi putranya yang disleksia bagaikan ujian yang tak pernah diharapkan oleh Amalia. Ia adalah wanita karir yang cenderung perfeksionis. Perbedaan yang ibarat magnet saling berlawanan dan menimbulkan selisih paham. Ujung-ujungnya membuat Amalia kehilangan akal sehat hingga mendatangi dukun.

Atiqah Hasiholan mampu memerankan sosok Amalia dengan apik. Ia mampu membetot emosi penonton dengan ekspresi seorang ibu yang stres, malu, bingung menghadapi kondisi sang putra. Atiqah piawai mendalami karakternya sebagai ibu yang sangat menyayangi putranya namun salah menetapkan posisi pada hal yang semestinya dilakukan seorang ibu.

Sebagian besar scene berisi adegan interaksi ibu dan anak. Keduanya nampak natural memerankan karakter masing-masing. Aqil (Sinyo) tampil sebagai anak yang ceria, lucu, apa adanya, dan fokus pada dirinya sendiri. 

Dan proses pencarian kesembuhan bagi penyakit Aqil, terhenti pada satu titik yang menyadarkan Amalia. Bahwa ia selama ini salah karena selalu memaksakan keinginannya pada Aqil. 

Adegan saat keduanya saling meminta maaf bikin saya trenyuh. Seorang ibu dan anak tak semestinya berdebat tentang hal yang tak perlu. 

"Maafkan Umi, udah bikin kamu sedih. Aqil boleh jadi apa aja yg Aqil mau."


"Aqil mau gambar terus boleh?"

"Boleh, nanti Umi belikan semua peralatan gambar yang banyak untuk Aqil."

Amalia menyadari kesalahan yang telah ia lakukan selama ini pada putranya. Dan ia sungguh tak ingin kehilangan Aqil, seperti bapaknya yang kehilangan seorang anaknya, yaitu kakak laki-lakinya. 

Oh iya, film ini mengambil setting di kawasan Jogja. Alam yang masih hijau, danau luas, dan tempat-tempat yang masih alami, menjadi setting menarik dan mampu menarik perhatian penonton. Saya paling suka saat pengambilan gambar dari atas pepohonan. Mobil Amalia yang melaju, terlihat seakan membelah barisan rapat pohon di sepanjang pinggir jalan. Saya jadi penasaran, di mana shooting film ini pastinya. Pengen banget menghirup udaranya yang masih bersih dan segar.

Dalam film ini pasti ada disisipkan pesan sponsor. Namun saya melihat sisipan iklan itu cukup halus dan tak mencolok. Penonton hanya mengetahui transportasi yang digunakan Amalia dan Aqil merupakan mobil yang bagus. 

Apakah yang bisa dipetik bagi penonton dari film Wonderful Life?


www.hidayah-art.com

Karena saya melihat dari kacamata sebagai ibu yang juga sempat memiliki anak dengan kebutuhan khusus, yaitu gagap. Ada banyak kesan positif dari film bertema parenting ini. 

# Menjadi ibu mesti memiliki hati sabar seluas samudra
# Ibu adalah tempat anak berani berbicara dan tidak takut untuk disalahkan
# Ibu akan berjuang demi kesejahteraan anaknya
# Daya tahan fisik seorang ibu berlipat kali bila menemukan kesulitan

Film Wonderful Life di mata saya ingin menunjukkan bahwa Disleksia bukan lah penyakit. Jadi tak mungkin disembuhkan. Disleksia juga tak menjadikan seorang anak tak sempurna. Seperti yang diucapkan oleh salah seorang pemeran di film ini, Didi Nini Towok,"Karena setiap anak terlahir sempurna."

Menjadi seorang anak yang menyandang disleksia, tak membuat Aqil tertinggal dan tak mampu berprestasi. Ia diberikan anugrah istimewa oleh Tuhan. Ia memiliki kecerdasan visual spasial. Ia mampu melihat alam ciptaan Tuhan dalam warna-warni kehidupan yang menarik dan ceria. Ia pun mengekspresikannya dalam bentuk gambar yang tak semua anak mampu melakukannya.

Film Wonderful Life mengajarkan orang tua agar tidak menuntut anak secara berlebihan. Namun melalui film ini kita diajak untuk lebih memahami keunikan dan keistimewaan tiap anak. Yang perlu kita lakukan hanya dengan mendukungnya. 


www.hidayah-art.com


www.hidayah-art.com

Yuk, nonton bareng Film Wonderful Life bareng keluarga, teman, ataupun sahabat. Hentikan juga bullying terhadap anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus. Karena setiap anak terlahir sempurna. Wassalamu'alaikum.

Photo by youtube film Wonderful Life

37 komentar:

  1. Aku suka genre film drama kayak gini ni mbak..makasih reviewnya..

    BalasHapus
  2. Baru menonton trailer film ini, ditambah membaca review dari Mba Wati, aku jadi mendadak homesick, kangen Mama.

    Ibu benar benar punya peran maha penting untuk masa depan buah hatinya ya mba. Mungkin inilah salah satu sebab, kenapa oleh Rasulullah, nama ibu disebut 3x sebagai seseorang yang patut kita hormati.

    Mudah mudahan dalam waktu dekat aku bisa mengajak partner ku untuk nonton film ini ya. Aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup, ajakin partnermu, Cha, there are many learning for us.

      Kalo kangen mama, pulang dong Cha, peluk mamaaa, hehehe

      Hapus
  3. Ceritanya inspiratif banget.
    Ulasannya komplit mewakili perasaan saya.
    Kerenn mbak!

    BalasHapus
  4. Ulasan.yg keren mbak :)
    Being a mom is.wonderful.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyeesss, Rinda. Mari terus berusaha agar tetap seperti itu :)

      Hapus
  5. Siip.. Reviewnya jempol, mb Watik.. Jd makin pengen lihat film ini.. :)

    BalasHapus
  6. adik aku punya teman yang menyandang disleksia, anaknya pintar tapi karena ada kelebihan ini teman2 adekku sampai jauhin. Untung aku punya adek yang gak memandang orang dari sesuatu terlihat dari permukaan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Tina, kasihan lah kalo dijauhin. Emang dia napa sampai dijauhin gitu. Ntar kalo punya anak juga dikasih pencerahan ya, agar jangan memandang sebelah mata anak berkebutuhan khusus

      Hapus
  7. Being a mom is wonderful ya mba..lika liku menghadapi cercaan orang dan si ibu tetap kuat itu luar biasa bgt

    BalasHapus
  8. Waktu lihat cuplikannya, saya langsung pengen nonton, cuma belum kesampaian..
    Film ini mengingatkan pada film India berjudul Taare Zameen Par, tentang anak dyslexia juga.
    Saya pikir film Wonderful Life mengadaptasi dari film itu, tp ternyata ini diambil dari kisah nyata ya?
    Luar biasaaa.. Memang jd ibu dari seorang dyslexia harus berbesar hati ya.. Salut pada sang ibu. :)

    BalasHapus
  9. Menonton film ini bisa menjadi pelajaran untuk orang tua agar bisa lebih memahami keinginan anak.

    BalasHapus
  10. ad ajg tuh, film yg dr bolliwood dgn tema film yg sama

    BalasHapus
  11. Penasaran. Selama ini cuma denger istilah n teorinya aja. Pengen liat beneran walo dlm kisah film..

    BalasHapus
  12. film yang bagus sekali ini...
    suka dengan tema seperti ini..., menggambarkan hubungan ibu dan anak

    BalasHapus
  13. Film ini bikin nangis dan terhau dr awal sampai akhir

    BalasHapus
  14. Inget Disleksia selalu kebayang Deddy Corbuzier. Saya penasaran nih belum nonton filmnya, gaungnya keras banget katanya filmnya bagus. Semoga ada kesempatan untuk nonton secepatnya ^^

    BalasHapus
  15. Film keren dan wajib tonton, ada kekurangan pasti, tapi juga ada banyak hal yang bisa dipetik dari film ini.

    Yuk, nonton film Indonesia!

    BalasHapus
  16. Makin penasaran pengen nonton nih mbaa..

    BalasHapus
  17. Baru baca review filmnya udah pengin nonton...

    BalasHapus
  18. Film ini bagus banget, recommended utk para orang tua yang (kebanyakan) suka memaksakan ini itu kepada anak. Termasuk aku mba ;)

    BalasHapus
  19. pengen nonton film ini jugaa
    aku pernah baca novel soal anak yg disleksia gitu mbak... menguras air mata novelnya :(

    BalasHapus
  20. Film yang insfiratif wonderful banget, seru juga nobar, kapan kita nobar lagi hihi

    BalasHapus
  21. Makasih yaa mba, udah mengurus semua nya buat kita kita nonton. Mba wati bener2 ibu yg baik :) maaf yaa mba kmrn saya telat..hiks

    BalasHapus
  22. Makasih yaa mba, udah mengurus semua nya buat kita kita nonton. Mba wati bener2 ibu yg baik :) maaf yaa mba kmrn saya telat..hiks

    BalasHapus
  23. Perjuangan seorang ibu memang tak terbatas yaa Mak.
    Penasaran deh sama pelemnya, belom sempet nontoon niy.

    BalasHapus
  24. Memliliki hati sabar seluas samudra. tamparan banget buat aku nih Mba... hiks makasih ya

    BalasHapus
  25. aku terharu banget nonton film ini, sempat kepikiran kasian banget anak disleksia, tapi ternyata semua anak terlahir sempurna, aqil memiliki kecerdasan lain nggak mesti cerdas dalam hal akademik

    BalasHapus
  26. Setuju bahwa disleksia bukan penyakit karena memang ngga bisa disembuhkan. Kita harus bisa merangkul dan mengarahkan sesuai keinginannya, maka pasti kedepannya akan sukses tidak kalah dengan anak-anak yang pintar secara akademik.

    Film yang wajib tonton untuk semua orang tua ya mbak Wati :)

    BalasHapus
  27. Semoga film ini bisa menjadi pembelajaran buat para orang tua yang selalu memaksakan kehendak terhadap anaknya

    BalasHapus
  28. Keren banget sih ini filem nya

    BalasHapus