Oktober 2025 - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Kamis, 30 Oktober 2025

Hari Blogger Nasional, Masihkah Menulis di Blog?
Oktober 30, 2025 8 Comments
Assalamualaikum Sahabat. Seharusnya tulisan ini tayang tepat tanggal 27 Oktober 2025. Bertepatan dengan Hari Blogger Nasional, sayangnya saya masih sibuk dengan realita kehidupan sehari-hari, hahaa. Ya udah lah, kaum mendang mending begini udah bersyukur bisa tetap update blog di tengah kesibukan.



Kali ini saya hanya ingin bernostalgia menjadi blogger selama lebih dari 10 tahun. Sebelumnya saya nulis artikel disimpan di folder aja. Karena saat itu saya gaptek dan belum kenal dengan platform media sosial untuk penulisan panjang. Hanya kenal Facebook sama Twitter.  Siapa nih dari pembaca blog ini yang jebolan medsos ini, hahahaa.

Blogging Untuk Bersenang-senang

Akhirnya saya gabung dengan komunitas menulis yang kegiatannya beragam. Ada pelatihan penulisan, ikutan bikin antologi buku fiksi atau non fiksi, dan yang lainnya. Kadang juga ada kopdar dan saya akan hadir kalo waktunya cocok. Bahkan sampai keluar kota pun saya berangkat juga demi dapat ilmu dan silaturahmi. Hehehe.

Tiba masanya beberapa teman ngajak bikin blog, dan saya pun ikut euforia tersebut. Blog yang isinya untuk curhat berbagai hal. Yah namanya masih cupu jadinya belum tahu tentang niche blog. Eh ini keterusan sampai sekarang, masih suka nulis segala hal a.k.a gado gado.

Sampai akhirnya membuat blog dengan platform .com karena alasan bakal ada kerja sama dengan brand. Mamak mamak IRT jadi semangat nulis dan update blog rutin saat tahun 2015 itu.

Hmmm sebuah iming-iming yang pasti bikin kalian juga pengen kan?

Tahun 2015 - 2019 adalah tahun yang menyenangkan sebagai pemilik blog dengan nama saya sendiri yaitu hidayah-art.com. Waktu itu beneran cupu karena menggunakan nama pribadi. Kalo beberapa blogger profesional bilang, lebih baik pilih nama domain yang bakal mudah diingat orang. Domain dengan nama seperti wisatayogya, dolanterus, dan yang lainnya.

Pikir saya saat itu dengan nama sendiri aja, udah banyak tawaran kerjasama dari brand. Jadi malas gitu ya kalo mau ganti nama domain. Harus branding lagi, merintis blog dengan domain baru itu butuh waktu yang lama. Kecuali memang kamu mendedikasikan waktumu untuk ngulik blog seharian. 

Dapat Banyak Rejeki Dari Ngeblog

Bersyukur meski nama blog pakai nama pribadi, nggak menyurutkan rejeki. Setiap bulan ada aja yang ngajakin kerjasama. 

Meski penghasilan dari kerjasama ini tidak sama setiap bulan, tapi selalu ada. Saya bisa nabung uang yang saya dapatkan dari artikel kerjasama. Cukup di rumah aja, saya bisa dapat income. Kebetulan tahun 2015 saya resign karena jenuh dengan pekerjaan kantor. Jadinya saya serius menekuni dunia blogging. 

Tidak hanya duit dari blogging, tapi saya juga berkesempatan jalan-jalan karena ajakan beberapa brand atau dinas pariwisata daerah. 

Rafting di Sungai Serayu
bersama Dinpar Banjarnegara

Saya bahkan bisa keluar negeri karena kerjaan dari blogging. Satu hal yang tak pernah saya bayangkan awal memulai dunia blogging. 

Diajak kerjasama Malaysia Health care


Tidak hanya rejeki materi dan bisa jalan jalan ke berbagai tempat wisata, saya pun dapat teman baru. Dari pertemanan ini yang bikin saya tetap mencintai dunia blogging. Nikmatnya menjadi blogger, Masya Allah Tabarakallah.

Apakah Blogger Masih Akan Berjaya?

Sejak dua tahun ini, saya udah sering menolak ajakan datang ke event promosi produk. Padahal sekarang pun udah jarang ada tawaran kerjasama dengan agensi atau brand. 

Alasannya karena saya memang sudah nggak sanggup ngikutin event yang kewajibannya nggak hanya nulis. Tapi harus bikin video karena sekarang memang sedang marak.

Ya, blog sekarang seakan udah kalah pamor dengan media sosial lainnya. Netizen lebih suka nonton video yang hanya beberapa detik. Tidak butuh waktu lama seperti kalo baca tulisan di blog. Brand pun lebih suka mengajak kerjasama konten di Instagram atau TikTok karena lebih luas jangkauannya.

Apakah blog kelak tidak akan lagi memiliki nilai jual? Bagaimana dengan profesi blogger, apakah akan mati?

Ternyata blog masih menjadi salah satu media yang diminati oleh brand yang menginginkan branding. Blog menjadi media yang detil bagi produsen untuk mengenalkan produknya.

Perusahaan menggunakan blog untuk mempromosikan produk atau layanan. Blog digunakan untuk membangun brand awareness di mata publik. 

Namun yang selama ini juga bikin saya bahagia, blog ini bisa memberikan informasi bagi pembaca. Saya sering menerima email ucapan terimakasih karena ada artikel yang bermanfaat untuk mereka. Hati rasanya berbunga bunga. Melebihi nilai nominal fee yang saya dapatkan dari brand. 

Semoga saya bisa terus menuliskan artikel yang bermanfaat. Meski tak lagi menjadi tempat mencari cuan, namun setiap bulan masih ada penghasilan dari blog ini. Bagaimana dengan kalian, masih setia baca blog ini? Sharing yuk, tulisan apa yang ingin kalian baca. Wassalamu'alaikum.
Reading Time:

Senin, 06 Oktober 2025

Amanda Lindhout, Penyintas Yang Mengubah Kisah Buruknya Seperti Burung Phoenix
Oktober 06, 2025 10 Comments
Assalamualaikum Sahabat. Apakah kalian pernah membaca kisah penculikan Amanda Lindhout? Perempuan cantik yang berprofesi jurnalis lepas berasal dari Alberta, Kanada. Amanda kecil terlahir dari keluarga broken home, kondisi ekonomi tidak stabil, dan memikul tanggung jawab orang dewasa. Buku dan majalah menjadi pelariannya mendampingi masa pertumbuhannya.



Hidup dalam kekurangan tak menyurutkan impian Amanda kecil. Dia memiliki impian menggapai dunia di luar lingkungan tempat tinggalnya. 

Apakah Amanda mampu mewujudkan impiannya? Bagaimana pula dia bisa terlibat dan menjadi penyintas korban penculikan? Saya akan ceritakan lebih lanjut. 

Kisah Amanda Hidup Dalam Penyekapan Penculik

Amanda dan Lorinda, sang Ibu

Dengan tekad dan kesungguhannya, Amanda mampu menggapai impiannya. Dia menjadi seorang backpacher, bepergian dan menuliskan cerita perjalanannya. Karirnya mulai menanjak menjadi jurnalis lepas dengan mendokumentasikan kisah di zona konflik. Amanda mengemas cerita dari sudut dunia yang terlupakan dengan kamera dan buku catatan miliknya. 

Sebenarnya Amanda sering backpacker sendirian ke negara Amerika Latin, Asia Selatan, dan wilayah bergejolak seperti Irak dan Afghanistan. Sikapnya yang mandiri, banyak akal, didorong dengan keyakinan bahwa dunia luar masih luas yang harus diselami secara langsung. Dalam perjalanannya ini lah Amanda bertemu dengan banyak pelancong dan jurnalis. Salah satunya adalah Nigel Brennan, fotografer yang berasal dari Australia. Keduanya juga menjalin kisah romansa karena seringnya bepergian bersama.

Tahun 2008 saat Amanda berusia 27 tahun, dia melakukan liputan di Mogadishu, Somalian. Dia tidak sendirian. Bersamanya ada fotografer Nigel Brennan, sopir, dan pemandu dari warga lokal. Mereka pergi ke kawasan tersebut dengan harapan dapat melaporkan krisis kemanusiaan di sana—sebuah kisah yang jarang diliput orang lain. Perlu kalian ketahui, Somalia saat itu adalah salah satu daerah yang paling berbahaya. 

Tanpa mereka duga, peristiwa kelam akan mengubah hidup dalam hitungan hari. Amanda dan krunya tiba-tiba disergap oleh sejumlah pemuda bersenjata AK-47. Amanda dan fotografernya, Nigel Brennan, serta sopir dan pemandu, diculik selama 460 hari. 

Amanda hidup dalam penderitaan. Mereka ditawan untuk tebusan di serangkaian penjara darurat, ruangan gelap yang tak terlihat ujungnya. Bahkan mereka seringkali dalam kondisi isolasi total dan di bawah ancaman kematian. 

Kondisinya sangat brutal. Amanda disiksa secara fisik, dibiarkan kelaparan, dan diperkosa berulang kali. Nigel pun mengalami siksaan fisik yang tak kalah mengerikan. Peristiwa itu menyebabkan hubungan mereka menjadi tegang karena kebutuhan bertahan hidup. 

Somalia terkenal dengan seringnya aksi penculikan dan meminta tebusan uang dalam jumlah besar. Para penculik menuntut tebusan jutaan dolar. Negosiasi yang dilakukan keluarga dan pemerintah dengan penculik, tidak berjalan lancar. Prosesnya berlarut-larut dan menyakitkan. Kemajuan yang diharapkan oleh Amanda dan Nigel, sayangnya tanpa kemajuan berarti.

Lewat negosiasi alot, Amanda dan Nigel akhirnya bisa dibebaskan pada November 2009. Keluarganya membayar uang tebusan kepada para penculik senilai US$ 600.000. Donasi dari pihak swasta yang membantu keluarga bisa mengumpulkan uang untuk tebusan.

Mendirikan Yayasan bernama Global Enrichment Foundation (GEF)

Setelah pembebasannya, Mei 2010 Amanda mendirikan organisasi untuk memperkuat peran wanita dan anak-anak di Somalia. Yayasan bernama Global Enrichment Foundation (GEF) menyediakan fasilitas pendidikan, kesehatan dan bantuan makanan untuk rakyat Somalia.

"Sangat jelas, orang-orang yang menculik saya adalah produk perang dan mereka dibentuk oleh perang itu," katanya.

Uniknya, Amanda pernah berkomunikasi kembali dengan salah seorang penculik lewat media sosial facebook. Sang penculik mengirim pesan padanya dan memuji langkah yang sudah dilakukan Amanda di Somalia.

"Faktanya mereka tahu apa yang saya lakukan di Somalia sekarang... Saya memilih untuk membalas mereka dengan kasih sayang. Mereka juga bisa melihat apa yang sudah dilakukan mereka tidak menghancurkan saya. Inilah keadilan yang paling baik yang bisa saya dapatkan," terangnya.

Global Enrichment Foundation (GEF), sebuah lembaga nirlaba yang ia dirikan pada Mei 2010, hanya beberapa bulan setelah pembebasannya. GEF menggunakan program-program komunal, pendidikan, dan bantuan untuk mendorong pembangunan dan perdamaian di Somalia. 

Melalui program Convoy for Hope, GEF adalah salah satu organisasi pertama yang menyalurkan makanan selama bencana kelaparan Afrika Timur pada tahun 2011, membantu 192.000 orang — sebuah pencapaian yang sangat dibanggakan Lindhout. Bantuan semacam itu seringkali dibutuhkan di negara-negara miskin dan terbelakang seperti Somalia, tetapi Lindhout tidak puas hanya dengan memberikan bantuan. 

picture by https://www.closermag.fr/

Amanda berinsiatif memberdayakan perempuan dengan Program Beasiswa Perempuan Somalia (SWSP). Somalia adalah salah satu negara yang paling represif dan berbahaya di dunia terutama pada perempuan. Pelayanan kesehatan hampir tak ada, kekerasan seksual sangat umum, angka kematian bayu tergolong tertinggi di dunia. Tak ada akses perempuan untuk mendapatkan pendidikan. Bahkan angka harapan hidup termasuk yang paling rendah di dunia. 

Namun Amanda melihat antusias lebih dari 6000 perempuan yang mendaftar program beasiswa tersebut. Ini menunjukkan setiap orang berhak memiliki mimpi dan mendapatkan kesempatan yang sama mewujudkannya. 

Menuliskan Memoar A House in the Sky

picture by pinterest


Tahun 2013 Amanda menuliskan pengalaman pahitnya tersebut dalam sebuah buku 'A House in the Sky'. Dia mengajak penulis Sara Corbett mewujudkan buku memoar tersebut. 

Memoar ini menuturkan keberaniannya bertahan hidup. Dari peristiwa itu Amanda menemukan kekuatan jiwa. Dia meyakini bahwa setiap manusia memiliki kekuatan jiwa, dan itu nyata.

Amanda menuturkan dalam memoarnya, dia tidak gentar menghadapi tragedi penculikan itu. Setiap kekerasan yang dialaminya, menjadikan dia kuat. Dia menceritakan dalam ruangan yang gelap, dia membangun sebuah rumah di langit. Rumah yang hanya ada dalam imajinasinya, tempat ia bisa melarikan diri dari rasa sakit. Tempat dia terhubung dengan kenangan sebelum peristiwa mengerikan itu, dan mengingat siapa dirinya.

Tempat imajiner ini menjadi penyelamat Amanda selama masa penyekapan. Tempat di mana dia menyimpan harapan bahkan saat kondisinya tak baik-baik saja. 

Sesudah dibebaskan, sudah pasti ceritanya belum selesai. Media yang memaksa ingin meliput ceritanya terus mendesak dan mengikutinya. Amanda ingin pulih secara fisik dan psikologis dari penderitaan yang diakibatkan oleh penculiknya. Dia ingin kembali hidup norma. Sementara komplikasi hukum untuk menjerat para penculiknya pun butuh perhatiannya. 

Menurut Amanda saat itu dia menginginkan kehidupannya kembali secara perlahan. Memaafkan untuk menyembuhkan, diyakini Amanda menjadi pilihannya untuk bisa melanjutkan hidup. Tahu nggak sih, bagaimana Amanda justru mengungkapkan rasa belas kasihnya pada para penculiknya?

Kebanyakan orang tak akan mampu memaafkan pelaku kejahatan, apalagi sebrutal seperti yang dialami Amanda. Namun perempuan ini melihat para penculik dari perspektif beda. Dia melihat kekerasan yang dilakukan para penculik ini merupakan efek dari kemiskinan, peperangan, dan doktrin yang menyesatkan. Banyak anak putus sekolah dan dipaksa menjadi tentara. 

Tidak sulit untuk memahami mengapa jalan kekerasan sering dipilih. Pemahaman ini memberi Amanda kekuatan untuk memaafkan. Saya kagum dengan kekuatan batinnya yang sungguh menakjubkan. Cara Amanda mempertahankan empati, baik untuk dirinya dan orang lain sungguh menginspirasi. 

Amanda mengambil kutipan dari salah satu sosok idola Nelson Mandela: "Kebaikan manusia adalah api yang dapat diredupkan tetapi tidak pernah padam." 

Amanda kembali ke Somalia tahun 2011


Kata-kata yang tercantum dalam memoar mantan presiden Afrika Selatan dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, Long Walk to Freedom. Ini mengingatkan Amanda bahwa meskipun terkubur berlapis-lapis di bawah rasa sakit, api kebaikan itu masih menyala di dalam diri para penculiknya. Kebebasannya direnggut, tetapi ia memilih untuk mengendalikan satu hal yang bisa ia kendalikan: responsnya. Ia memilih memaafkan.

Menjadi Sosok Inspiratif Bertahan Hidup dan Ketidakpastian

Memoar A House in the Sky sungguh memilukan, mengharukan, dan pada akhirnya membangkitkan semangat dengan cara yang tenang dan penuh perjuangan. Buku ini bukan untuk sensasi, melainkan untuk melihat dengan perspektif yang berbeda. Sebagai pengingat akan arti bertahan, menjaga jiwa tetap utuh bahkan ketika segalanya telah direnggut. 

Amanda Lindhout adalah sosok yang tak tertandingi dalam topik ketahanan, pola pikir yang luar biasa, dan mampu bertransformasi bagaikan burung phoenix. Setelah menjalani 460 hari sebagai sandera di Somalia, Amanda telah menjadi penulis memoar terlaris New York Times. 

Dia menjadi pembicara utama yang ternama secara internasional. Bahkan Amanda menjadi sosok sumber daya andalan bagi para pemimpin dan tim yang ingin menavigasi dunia tempat kita hidup saat ini.

Sebagai pembicara di salah satu perusahaan besar


Amanda telah menyampaikan lebih dari 500 keynote di 28 negara untuk beberapa merek terbesar di dunia. Kisah dan tulisannya telah ditampilkan di media di seluruh dunia, termasuk di sampul Majalah New York Times.

Perempuan ini menjelma sebagai sosok inspiratif, berbagi hikmah dari pengalaman pribadinya selama dalam penyekapan. Amanda menuturkan bagaimana dia mengatasi perubahan, ketidakapstian, dan kesulitan yang dihadapi. Menurutnya pengalamannya bisa menjadi sumber inspirasi dan menerapkannya dalam kehidupan keseharian. 

Bahkan apa yang sudah dilakukan Amanda selama dalam penyekapan bisa kita ambil sisi positifnya cara dia bertahan hidup. Perjuangan yang bisa dijadikan inspirasi terutama anak muda yang tengah merintis usahanya. Jangan terlalu berharap menjadi karyawan karena begitu banyak saingan sesama pelamar. Sahabat bisa memulai usaha dari modal yang dimiliki tanpa berhutang, dari hobi yang dikerjakana di rumah, dan usaha lainnya. 

Semoga kisah Amanda Lindhout menginspirasi sahabat semua. Saya jadi penasaran, apakah sahabat juga mengenal sosok inspiratif Amanda Lindhout? Atau mungkin sosok perempuan lainnya yang menginspirasi sahabat? Saya yakin banyak orang dengan kisah inspiratif yang luput dalam pemberitaan. Cerita yuk di kolom komentar, saya tunggu yaa. Terima kasih sudah membaca cerita saya. Wassalamualaikum.


Sumber Materi :
- https://thischickreads.com/book-review-a-house-in-the-sky-by-amanda-lindhout/
- https://news.detik.com/internasional/d-2633351/kisah-jurnalis-cantik-amanda-diculik-di-somalia-kini-ke-hollywood
- https://dolcemag.com/successstories/amanda-lindhout-global-enrichment-foundation/12848
Reading Time: