Launching Mustika Rasa on Stage, Mengenalkan Resep Warisan Sukarno - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Rabu, 29 Desember 2021

Launching Mustika Rasa on Stage, Mengenalkan Resep Warisan Sukarno


Assalamualaikum Sahabat. Pernah terpikirkan bahwa presiden pertama kita, Ir. Soekarno berniat mengumpulkan resep masakan nusantara? Berawal dari kegelisahan beliau setelah membaca hasil riset FAO (Badan Pangan dan Pertanian Dunia). Apa yang menjadi penyebab kegelisahan beliau? Ikuti saja tulisan saya, jangan lupa siapkan cemilan favorit dan minuman.


Jumat siang saya beruntung mendapat undangan untuk menghadiri Kick off Mustika Rasa. Atau launching Tour De Mustika Rasa On Stage Tahun 2022 di Oud En Niuew GKBI Kota Lama Semarang. Senang dong mendengar kabar kalo Semarang adalah kota pertama dalam Tour De Mustika Rasa On Stage. 


Alasan Kota Semarang dijadikan kota pertama karena dikenal memiliki kekayaan kulturenya terutama keberagaman kulinernya. Seperti lunpia yang asalnya dari Tiongkok dan sudah berakulturasi menjadi kuliner khas Semarang.


Kick Off Mustika Rasa on Stage Sebagai Ajang Pembudidayaan Ideologi Pancasila

Kota Semarang siang itu tak begitu terik, ini sih penilaian saya sebagai warga asli yang udah terbiasa dengan cuaca kota ini. Atau bisa jadi karena ruangan di Restoran Oud En Niuew GKBI Kota Lama Semarang yang bikin suasana terasa adem. Bangunan kuno yang masih dilestarikan eksistensinya di kota lama ini memang cukup nyaman untuk event seperti ini. Terasa pas menjadi tempat ngobrol kumpulan resep sarisan presiden pertama RI Ir. Soekarno.


Setelah makan siang, peserta pun duduk mendengarkan serangkaian acara dari perkenalan narasumber, latar belakang Launching Mustika Rasa on Stage, hingga ada cooking class, dan temu wicara.


Narasumber yang terdiri dari Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Ir. Prakoso, Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu, Sejarawan JJ. Rizal, Kadisporapar Jateng Sinoeng N Rachmadi, dan Chef Seto.




- Sejarah Mustika Rasa 

Iren  yang menjadi host acara launching Mustika Rasa on Stage. Kak Iren mengingatkan tentang BP7 dan sekarang udah diubah menjadi BPIP. Bahkan banyak orang yang menganggap sudah tidak jaman lagi penataran P4. Namun sekarang memang nggak hanya mengenalkan Pancasila dalam seminar saja. Tapi juga dengan pendekatan kurltural, atau budaya seperti dari masak memasak. 


Pada tahun 1958, Presiden RI pertama Ir. Soekarno mengumpulkan ratusan pakar Indonesia dan membuat strategi bagaimana membangun Indonesia setelah merdeka 100 tahun nanti. Salah satu yang dibahas adalah kuliner dan beliau mengumpulkan  1.600 resep. 


Sebenarnya ketika kita mengulik resep masakan Indonesia, di sana lah bukti mencintai Indonesia. Untuk mengkonklusikan panggung Mustika Rasa, Sejarawan JJ. Rizal menuturkan peristiwa tentang resep warisan nusantara. Melanjutkan cerita Kak Iren tentang kegelisahan Bung Karno begitu membaca hasil riset FAO atau badan dunia untu pangan. Bahwa dalam 100 tahun ke depan, Indonesia bakal terancam krisis pangan karena hanya mengandalkan nasi. 


Usai pertemuan tersebut, Menteri Pertanian Azis Saleh (1960), memberikan tugas pada Lembaga Teknologi Makanan untuk menyusun buku resep yang lengkap dari seluruh wilayah Indonesia. Bahkan pada saat itu juga dibentuk Panitia Buku Masakan Indonesia.


Bung Karno merancang politik pertahanan pangan yang kemudia menjadi kedaulatan pangan yang digagas oleh Dewan Perancang Nasional. Kemudian panitia ini mengumpulkan resep dari seluruh Indonesia meski dalam keterbatasan alat komunikasi pada masa itu. Kondisi berbagai peristiwa sempat menenggelamkan proses buku itu. Hingga terjadi peristiwa G30S yang menyebabkan Soekarno jatuh. Namun pada masa senjanya, Bung Karno menginginkan buku tersebut segera diterbitkan.


Hingga akhirnya Mustika Rasa terbit tahun 1967 oleh Departemen Pertanian. Dan pada tahun 2016 Mustika Rasa kembali dicetak ulang oleh Penerbit Komunitas Bambu.


- Pembudayaan Ideologi Pancasila Dengan Pendekatan Kuliner

Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BAdan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Ir Prakoso mengatakan bahwa Mustika Rasa on  Stage adalah kegiatan yang terinspirasi dari kumpulan resep warisan Sukarno. 


Kegiatan ini merupakan bagian dari pembudayaan ideologi Pancasila dan gotong royong melalui pendekatan kuliner. Hal ini diharapkan dapat memberikan pemahaman pada masyarakat terhadap nilai penting sejarah dan warisan kuliner Indonesia. Hingga dapat membentuk gerakan keluarga menanam tanaman bumbu dan obat di pekarangan. Bahkan dari pengenalan kuliner ini bisa mengembalikan kebiasaan dalam tradisi makan bersama. Yang intinya adalah bertujuan menyehatkan keluarga dan membangun strategi ekonomi keluarga. 


Bapak Prakoso menyambut baik kerjasama yang digelar di Kota Semarang ini menjadi yang pertama. Menurut beliau Semarang memiliki akulturasi sejarah dengan keberadaan kulinernya. Itu yang menjadi salah satu alasan Kota Semarang menjadi tempat launching Mustika Rasa on The Stage Tahun 2022.




Buku Mustika Rasa adalah warisan Presiden pertama Ir. Soekarno, yang sejak dulu mencintai makanan tradisional Indonesia. Hal ini lah yang ingin disosialisasikan sebab Indonesia merupakan tempat keanekaragaman hayati yang cukup berlimpah dari Papua hingga Aceh. Dengan buku ini semoga menjadi bagian dari bentuk bahwa Indonesia merupakan negara yang besar, kuat dan unggul. 


"Pancasila itu ada di Mustika Rasa yang di dalam buku dengan jumlah halaman sekitar 1.200 itu terkumpul resep sebanyak 1.600 mulai dari Sabang sampai Merauke," tutur Bapak Prakoso.


- Mengapresiasi Buku Mustika Rasa Dengan Tutorial Menu Masakan

Wakil Wali Kota Semarang, Ibu Hevearita G Rahayu yang hadir siang hari itu menyampaikan apresiasi event Mustika Rasa on Stage. Terlebih beliau senang masak dan oleh Bapak Wali kota juga meminta agar membuat tutorial masak dengan menu yang ada di buku resep Mustika Rasa.



Cuma memang ada beberapa bahan yang cukup sulit untuk ditemukan karena tidap daerah memiliki khas sendiri-sendiri. Misal menu Bergedel atau perkedel itu tidak hanya dari bahan kentang tapi juga bisa dari ikan.


Di dalam buku tersebut juga dijelaskan bahwa bahan makanan pokok tidak hanya nasi. Ada juga sagu, sorgum (canthel), singkong dan sukun. Hal ini yang akhirnya oleh Bapak Wali Kota Semarang beberapa waktu lalu melakukan penanaman pohon sukun sebanyak 6.100 bibit yang disebar di 16 Kecamatan di Semarang. Selain itu juga diadakan pelatihan memasak dengan bahan sukun yang ternyata bisa dibuat menjadi beberapa menu masakan. Dan semua resepnya diambil dari buku Mustika Rasa.


Cooking Class Masak Menu Perkedel Ambon oleh Chef Seto

Akhirnya sesi cooking class yang mengambil menu dari buku Mustika Rasa, yaitu Perkedel Ambon. Namun rupanya bahan utama bukan seperti perkedel (orang Semarang menamai bergedel) kentang. Namun Perkedel Ambon ini terbuat dari ikan. Resepnya saya sertakan dalam bentuk foto dari isi kumpulan resep Mustika Rasa.




Dari tanya jawab, untuk bahan cabe bisa diganti paprika, ikan juga bisa diganti tuna, atau ikan yang lain. Kemarin saya nyobain, untuk pedasnya masih terasa kurang. Jadi bagi kalian penyuka pedas, biji cabe enggak perlu dibuang.



Perkedel Ambon ini udah memenuhi gizi, seratnya juga dapat. Dan bisa dinikmati bareng nasi jagung juga selain nasi. Menu ini juga bisa dijadikan menu untuk keluarga. Kalo saya melihatnya adalah cara masak ikan dengan variasi dan tampilan yang berbeda. 





Acara dilanjutkan dengan temu wicara tentang isi buku Mustika Rasa. Resep yang ada di buku ini juga prosinya besar karena untuk keluarga. Kebanyakan juga isinya masakan yang dikukus atau dpanggang.


Kaitan dengan Pancasila dari buku Mustika Rasa, Indonesia ini kaya warna, beraneka budaya, beraneka  Indonesia itu dibentuk dalam kebhinekaan. Pancasila sebagai pemersatu dan pandangan hidup. Salah satunya kita diharapkan cinta pada pangan yang ada di Indonesia. Karena Indonesia ini ciata-citanya merdeka, bersatu, dan berdaulat dalam bidang pangan juga. 


Ada 1.600 resep di Mustika Rasa yang tertulis dan bisa mengenal, dan mengetahui bahan pangan sendiri. Kita tetap bahagia dengan pilihan bahan pangan, tidak hanya padi. Tapi ada cantel, sagu, porang, tiwul, itu merupakan bahan pangan eksois yang juga menyehatkan. Diharapkan masyarakat Indonesia mencintai dengan resep warisan nusantara ini. Makanan juga merupakan simbol dari masyarakat, menjadi identitas diri yang menyajikannya. 


Menjadi bagian dari berkebudayaan melalui makanan dibangun dari narasi. Oleh karena itu bahwa selain rasa, membangun narasi juga bisa menjadi edukasi agar menjadi daya tarik. 


Tentang buku ini seperti yang dituturkan oleh JJ Rizal, dia melihat Chef Seto membawa buku Mustika Rasa. Baru Chef Seto yang mengetahui buku ini. Akhirnya bang Rizal menemukan master chef yang beneran. Karena sebelumnya belum pernah ada yang tahu dengan buku Mustika Rasa. 


Generasi sekarang diharapkan lebih mengenal resep nusantara yang udah dikumpulkan dalam buku Mustika rasa ini. Agar lebih mencintai makanan asli Indonesia. Dan tentu sang ibu atau ayah yang memiliki kewajiban mengenalkan makanan asli Indonesia. 


Ahh, senangnya bisa hadir dan mendengar cerita hadirnya kumpulan resep warisan Bung Karno. Bahkan saya juga berkesempatan menyaksikan chef Seto menunjukkan keahliannya masak salah satu resep dari buku tersebut.  Yuk sahabat cobain resep asli kita dan mengenalkannya pada anak-anak. Wassalamulaikum.

30 komentar:

  1. Wah keren, kalau ditilik memang makanan tradisional Indonesia itu ga bisa dilupakan cita rasanya dan bikin ketagihan. Khas banget dengan rempah-rempah yang gak ada duanya.

    BalasHapus
  2. Waw keren ya. Aku baru tahu lho karena pak Sukarno ini sampai ngumpulin resep makanan juga apalagi sampai 1600 resep. Keren. Makanan indonsia memamg khas sih ya dan kaya rempah rempah. Aku malah lebih suka makanan indonesia daripda makanan eropa yang cenderung hambar

    BalasHapus
  3. Bung Karno memang Bapak Bangsa yg sangaaatt visioner!
    MasyaALLAH, takjub dan bangga bangeettt dah dgn beliau, ya.

    Aku makin paham nih mba, setelah baca ulasan dikau... seputar politik pertahanan pangan yang kemudian menjadi kedaulatan pangan.

    Dan, saluutt banget dgn BPIP yg pakai pendekatan kuliner, keren!

    BalasHapus
  4. WOW 1600 resep masakan khas nusantara dalam satu buku. Itu kekayaan budaya!
    sepakat mbak bahwa Pancasila perlu dikenalkan lebih membumi, bukan cuma dihafal 5 sila atau bahkan zaman dulu itu hafalan P4 yah (bukan zamanku sih, hehe).

    BalasHapus
  5. Wow, Mustika Resep ini kerennya bukan main. AKu jadi kepengen punya hehehe :) Takjub aku bacanya. Masakan Nusantara ada di buku ini kompliiit semua. Kita jadi makin menghargai kuliner berbagai daerah di Indonesia dan mencoba praktek bikin sendiri di rumah :)

    BalasHapus
  6. Jadi penasaran sama resep warisan Bung Karno nih..ya penasaran sama rasanya ..penasaran juga sama resep-resepnya..Apalagi bahan-bahannya juga asli Indonesia..

    BalasHapus
  7. Mba aku baru tahu ada kumpulan resep Masakan Nusantara dan lengkap sekali ini mba. Aku kayaknya harus coba juga membaca langsung

    BalasHapus
  8. Visinya keren ya mba... Bener sih, dari kuliner tuh identitas kebangsaan kita bisa terlihat karena kita punya keanekaragaman budaya. Kalau mau beli buku resepnya di mana ya mba? Kisaran berapa ya harganya?

    BalasHapus
  9. Beruntung banget mba bisa hadir dalam acara ini, aku baru tahu loh tentang buku mustika rasa ini dan wow banget ya ternyata sampe 1200 resep. Aku pun baru tahu sukun termasuk makanan pokok..ini favoritku banget soalnya

    BalasHapus
  10. Biasanya makanan dengan resep Masakan Nusantara itu rasanya lebih lezat karena keanekaragaman bumbu-bumbunya ya. Pengen juga masak dengan resep warisan Pak Soekarno.

    BalasHapus
  11. Jadi pengen beli buku Mustika Rasa karena pasti isi resepnya lengkap banget. Buku itu jadi harta karun ya karena isinya sangat komplit dan merupakan bentuk perhatian dari Bung Karno terhadap bidang boga di Indonesia.

    BalasHapus
  12. Duh jadi pingin beli buku Mustika Rasa, soalnya banyak resep-resep khas tradisional yang pastinya enak dan penuh nostalgia, sayangnya anak-anakku kurang suka makanan tradisional. Mungkin dengan Buku Resep Mustika Rasa ini, anak-anak bisa belajar mengenal aneka jenis makanan dari resep warisan.

    BalasHapus
  13. Aku bayangin perkedel ikan pasti enakkkk
    Serius buku ini luar biasa , Mustika Rasa dengan jumlah halaman sekitar 1.200 dan resep sebanyak 1.600 mulai dari Sabang sampai Merauke, Wow...kita sehari nyoba satu resep saja bisa 4 tahunan baru kelar itu semua resep dicoba. Hebat dan salut untuk ide Presiden Soekarno dan tim Mustika Rasa

    BalasHapus
  14. Hal yang menarik perhatianku saat membaca tulisan ini yaitu bahan baku utama yang digunakan tidak hanya nasi, melainkan Ada juga sagu, sorgum (canthel), singkong dan sukun.

    BalasHapus
  15. Masya Allah 1600 resep Nusantara keren banget ini mb Wati. Sebagai pecinta menu tradisional saya kudu baca nih hahaha. Bisa untuk mempekernalkan ke anak-anak juga tentang kuliner Nusantara ya mbak Wati

    BalasHapus
  16. Resep warisan ini sehat ya mbak isinya kebanyakan dikukud dan dipanggang. Asyik juga kyknya nih kalau ditiru sebagai resep makanan keluarga sehari2 :D
    Aku baru tahu ada perkedel tapi dari ikan. Btw org Sby juga nyebutnya berkedel biasanya dicampur daging hehe
    Wow banget bisa kekumplu sampai ribuan lebih resep, jd penasaran pengen punya bukunya hehehe

    BalasHapus
  17. wah beruntung sekali mbak Wati bisa hadir dalam acara Mustika Ratu on stage itu yaa. Saya juga kalau acara berbau sejarah begitu rasanya pengen ikutan juga. Buku itu buku lama atau buku baru mbak? Buku lama yang direproduksi atau itu adalah buku yang dicetak dan diterbitkan saat presiden soekarno masih hidup mbak? Beneran penasaran deh, pengen juga punya buku resep itu. Resepnya kayaknya unik-unik kali ya mbak

    BalasHapus
  18. Pak Soekarno dulu memang pecinta kuliner yaa..
    Aku dengar saat sedang tour virtual dan tour guidenya berkata kalau resto yang rutin di datangi beliau memang terkenal dengan cita rasa yang kuat. Gak heran kalau menjadi kuliner legend yang bertahan hingga kini.

    Dan kini dibukukan menjadi buku Mustika Rasa. Pasti mencerminkan cita rasa yang kuat khas bumbu Indonesia.

    BalasHapus
  19. Perkedel ikan? Kebayang sih tapi aku sendiri belom pernah coba makannya kayaknya emang enak banget yah kak dan seru banget

    BalasHapus
  20. warisan bisa datang dalam berbagai bentuk ya mbaa termasuk lewat kuliner dan aneka resep masakan tradisional yang asli enaaak

    BalasHapus
  21. wah, banyak riset yang sudah dilakukan presiden kita ya Mba, banyak itu 1600 resep. ada resep dari Bengkulu gak yah, kan si bapak menikah dan tinggal juga di Bnegkulu, hehehe

    BalasHapus
  22. Baru tahu nih, ternyata Bapak Presiden pertama kita juga perhatian terhadap warisan kuliner nusantara.

    Buku Mustika Rasa ini cocok nih dimiliki kita, biar kita bisa memasak kuliner lokal dengan cita rasa yang enak.

    Hmm, saya penasaran gimana rasa perkedel ikan, sama rasanya juga.

    Terus untuk Sukun, kayaknya udah lebih 10 tahun udah gak makan Sukun hiks. Kangen pengen nyicipin lagi.

    BalasHapus
  23. Jadi pengen punya bukunya, secara lidahku tuh paling masuk sama masakan daerah, masakan nusantara mau aceh sampe papua, enak semua menurutku. Bumbunya itu menggunggah rasa.

    BalasHapus
  24. Keren banget ya resepnya sampai lebih dari seribuan gitu. Apalagi mbak wati dapat kesempatan keren bisa datang ke acara yang pasti seru abis ya

    BalasHapus
  25. Waah keren banget nih ada 1600an resep kuliner Nusantara itu butuh brapa taun buat praktekin semua resepnya ya

    BalasHapus
  26. Pak Soekarno keren bgt, sampai rela kumpulin resep2 Nusantara sebanyak itu.. Pdhl jaman dly g kyak jaman skrg yg tggl googling ��

    BalasHapus
  27. Baru tahu kalau perkedel ada varian lain. Biasanya kalau bikin perkedel... bahannya tahu atau kentang, eh ternyata bisa dari ikan juga ya.

    Wah ada 1600 resep dijamin nggak mati gaya di dapur nih.

    BalasHapus
  28. Diantara kesibukan Bung Karno memimpin negara ternyata beliau juga peduli ya dengan kuliner tradisional hingga meluangkan waktu untuk mengumpulkan resep masakan warisan tak ternilai harganya untuk bangsa Indonesia ya mba

    BalasHapus
  29. 1600 resep? wuidih gak bakal mati gaya buat atur menu masakan harian deh kalo punya buku Mustika Rasa.. menarik buat dijadikan koleksi.. karena buku ini penuh sama resep tradisional Indonesia yang harus dilestarikan

    BalasHapus