John Grisham dan Buku Karyanya Yang Selalu Jadi Bacaan Favorit - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Kamis, 31 Agustus 2017

John Grisham dan Buku Karyanya Yang Selalu Jadi Bacaan Favorit


www.hidayah-art.com

Assalamualaikum. John Grisham dan  Buku Karyanya Yang Selalu Jadi Bacaan Favorit. Adakah yang suka baca buku-buku Mr. Grisham? Suka banget sampai nungguin karya berikutnya terbit? Meski duit di dompet menipis, tapi selalu menyisihkan  beberapa lembar warna merah untuk buku karya beliau?

Nah ada juga rekomendasi novel di BestRekomendasi yang pengen saya pilih-pilih. Siapin duit dulu deh di rekening. Sebelumnya saya ajak kalian untuk book tour karya penulis hits sejagad ini ya.

Kayaknya banyak sih yang suka baca karya John Grisham. Dan perlu kalian tahu, awalnya saya lebih suka karya sastra. Terutama romance klasik dengan setting kehidupan bangsawan Inggris tahun 1700. 


Namun sejarah bacaan saya dimulai dari masa kecil. Jaman masih anak-anak bacaan saya adalah majalah Bobo, Kawanku, TomTom (duh ketahuan umurnya deh), dan lainnya. Sedangkan buku, saya selalu suka novel Little on The Prairie. Meski Enid Blyton pun juga masuk dalam list bacaan saya. Ada Lima Sekawan, Malory Tower, Pasukan Mau Tahu, dan St. Clare.

Banyak banget ternyata bacaan saya jaman dahulu. Yah saya emang cinta baca. Kalo main ke rumah bulik aja, yang lain disuguhi makanan. Tapi saya disuguhi majalah sama bulik. 

"Wati tuh cukup dikasih buku sama majalah, udah anteng," gitu kata bulik dulu.
Saya cuma meringis aja mendengar penuturan beliau.

Makin tambah umur saya, bacaan pun beragam. Tapiii... genre romance tidak begitu saya sukai. Kecuali kalo ada kisah inspirasi dalam ceritanya. Atau ada tambahan unsur komedi. 

Satu ketika sekitar tahun 1993, saya kebetulan udah kerja. Dan waktu jalan-jalan di tokbuk, mata saya melihat novel John Grisham. Tiba-tiba aja tangan saya meraih novel tersebut dan baca sinopsisnya. Dan saya terpikat berat!

www.hidayah-art.com

Saya segera membawa buku tersebut ke kasir. Nggak sabar pengen menikmati setiap untaian cerita dan konflik yang begitu memikat.

Baru baca beberapa lembar halamannya, saya makin terpikat. 

Cerita tentang tokoh sentral Mitch McDeere yang memiliki karakter kuat. Lulusan Harvard Law School dan masuk kategori lima terbaik. Bocah miskin dengan seorang kakak yang masih dalam penjara karena tindak kriminal. 

Penggambaran Grisham tentang sosok McDeere adalah bocah cerdas yang  telah menikah dengan perempuan cantik. Mendapat penawaran dari biro hukum yang kurang terkenal, namun berani memberikan gaji dan bonus yang fantastis. McDeere bahkan bisa melunasi semua hutang kuliahnya. Dia bisa punya rumah dengan halaman belakang yang luas, mobil terbaru, dan akses keuangan yang cukup. 

Hal yang tak diduganya adalah, Biro Hukum Bendini, Lambert, & Locke menyimpan rahasia besar. Biro hukum tersebut digunakan sebagai kedok pencucian uang. Beberapa pengacara mereka banyak yang mati secara misterius. Entah karena bunuh diri, kecelakaan, dan yang lainnya.

Biro hukum ini sudah sekian lama menjadi incaran FBI. Dan Mitch pun dijadikan target sebagai mata-mata untuk membuka kedok biro hukum tempatnya bekerja. Tentunya dengan imbalan yang diminta oleh Mitch dan keluarganya. 

Novel ini sangat menarik hingga bikin saya membacanya berulang kali. Dan ketika film nya tayang di layar kaca, saya pun nggak sabar nonton daaaannn... kecewa.

Filmnya nggak sebagus novelnya! 

Kisah dalam novelnya memang lebih detil dan penuh konflik. Sementara mengingat tenggat waktu di film yang terbatas. Akibatnya tentu saja banyak detil cerita yang hilang. 

Novelnya menggambarkan proses kontruksi tiap karakter dalam cerita. Dari tokoh utama, pendukung, hingga tokoh tak penting yang hanya muncul dua kali, semuanya digambarkan dengan detil yang lengkap. Hanya dengan membaca jalan ceritanya, saya punya gambaran masing-masing tokoh. Mulai dari detil wajah hingga bentuk tubuhnya. Bahkan juga sifat dan kebiasaan masing-masing tokoh dalam cerita.


Grisham dan Buku Terlaris

www.hidayah-art.com

Beberapa buku karya John Grisham masih tersimpan di lemari buku. Spesial banget nih untuk karya penulis yang satu ini, saya memang tidak memajang di rak luar ruangan. Karena alasan dipinjam dan hilang yang bikin saya protektif banget dengan buku Grisham. 

Saya bahkan udah lupa berapa buku yang udah dipinjam dan nggak balik lagi. Bikin sebel kan kalo kayak gini. Jadi memang untuk buku favorit karya John Grisham ini sengaja disimpan aja di kamar.

Buku pertamanya adalah A Time Too Kill yang terjemahannya "Saat Untuk Membunuh". Karya pertama yang sempat mengalami penolakan dari beberapa penerbit. Namun ketika akhirnya dibeli oleh Wynwood Press tahun 1987, novel pertama ini langsung dicetak sejumlah 5 ribu eksemplar dan laris manis.

Novel pertama ini menghabiskan waktu sepanjang tiga tahun. Kisahnya terinspirasi saat ia masih menjadi pengacara di ruang pengadilan De Soto County. Seorang gadis korban perkosaan yang menjadi saksi dalam sidang tersebut, memberinya inspirasi hingga terbitlah cerita tersebut.

Karyanya yang kedua adalah The Firm yang terjemahannya adalah Biro Hukum. Jadi saya berkenalan dengan John Grisham memang sejak awal. Dari pertemuan tak sengaja di toko buku dengan The Firm. Sebuah buku yang selalu menjadi kesukaan saya. Hingga tanpa sadar saya baca berulang kali. Buku John Grisham yang pertama kali saya miliki dan masih terawat hingga kini.

Ternyata saya baru tahu bahwa buku The Firm ini menduduki peringkat ke-7 novel terlaris di Amerika pada tahun 1991.

Namun sejak awal tahun 1990, John Grisham telah menorehkan prestasi dengan total penjualan yang terbesar. Prestasi yang dicatat oleh Publisher Weekly ini menyatakan Grisham adalah penulis yang cetakan pertamanya bisa terjual dua juta eksemplar. Tidak banyak penulis yang mampu melakukan hal ini.

Sejarah Singkat John Grisham

Tentunya lebih banyak riwayat hidup penulis yang selalu mengangkat tema hukum, yang bisa dibaca di wikipedia. Jadi saya hanya ingin menuliskan bahwa dia adalah lulusan sekolah hukum Universitas Mississippi tahun 1981. Sempat tertarik pada hukum perpajakan. Namun kemudian ia berubah minat menekuni hukum pidana dan perdata. Setelah lulus ia sempat menjadi pengacara hukum pidana dan perdata selama sepuluh tahun di Southaven. Ia sering tampil di ruang sidang.

Hingga kini, Grisham dikenal sebagai penulis bagi buku-buku bergenre hukum. Novelnya telah terjual lebih dari 235 juta eksemplar di seluruh dunia. Saya malah nggak hapal judul buku yang sudah terbit. Apalagi beberapa buku koleksi saya ada yang sudah hilang dari rak penyimpanan.

Dari dulu hingga sekarang, John Grisham dan Buku Karyanya Yang Selalu Jadi Bacaan Favorit. Tak tergantikan meski banyak penulis baru muncul dengan karya yang tak kalah memikat. Namun Buku-buku John Grisham selalu ada di hati. Hahahaaa, ya udah nggak usah baper ya dengan kalimat penutup ini. Coba kalian cerita deh buku dan penulis favorit di kolom komentar. Monggo. Wassalamualaikum.

41 komentar:

  1. Aku juga suka sama John grisham. Dulu, buku pertama yang aku baca itu street lawyer, pernah bikin aku pengen kuliah di hukum

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah aku malah The Firm, tapi Street Lawyer juga udah baca

      Hapus
  2. Waah aku sering denger John Grisham ya dari mbak2 Gandjel Rel. Aku sendiri belom pernah baca sih. Terhitung jarang juga baca novel terbitan luar negerk hehe. Seseru itu ya, mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah aku justru kenal novel dari karya penulis luar negeri

      Hapus
  3. Aku baca Grisham dari novel-novel koleksi bapakku, dan memang seru.. Aku paling suka Pelican Brief dan A Time To Kill, Runaway Jury dan The Client. Aku lumayan banyak baca Grisham tapi suka lupa yang mana yang belum dibaca hehe

    BalasHapus
  4. Waah kelihatannya seru ya mbaaa aku blm baca satupun Grisham. Jadi pengen coba2 baca juga. Gila itu terjual 235 juta, keren banget.

    BalasHapus
  5. Penulis produktif dengan beragam karya bukunya menginspirasi terus produktif

    BalasHapus
  6. Saya punya Painted House dan A Time to Kill mba. Hanya saja saya gak mengoleksi semuanya. Mungkin karena buku-buku di dunia ini terlalu banyak, sementara budget beli buku terbatas. Hehehe. Aduh itu koleksi buku-bukunya Mba Hidayah harta karun banget tuh. Layak dimuseumkan. Kayaknya udah susah ya kalo mau cari ke toko buku loak sekali pun.

    BalasHapus
  7. Aku kurang referensi penulis luar hehe. Melihat dari penjelasan kakak tentang romance jaman dulU, aku jadi tertarik. Semoga ada ebooknya di gramedia digital hehe

    BalasHapus
  8. Baiklah, aku sekarang penasaran dan ingin membaca bukunya. Mbaaaaak, sepertinya kita samaan deh genre novel favoritnya. Aku belum pernah baca John Grisham baru tau namanya, tapi kayaknya seru soalnya aku suka banget novel-novel thriller atau detektif. Aku suka karya Conan Doyle, Agatha Christie, Dan Brown, dll. Dan tentu saja buku itu selalu lebih bagus dibanding filmnya. 😍

    BalasHapus
  9. wah banyak sekali koleksi novel novel karya John Grisham ny mbak, aku belum pernah baca satu pun sih. tapi baca ulasan mbak, aku jadi tertarik

    BalasHapus
  10. Saya baca satu dua karya John Grisham dan nonton beberapa yang difilmkan
    Memang selalu beda jauh ekspetasi antara novel dan film. Apalagi seperti Mbak Wati yang membaca banyak karyanya dan tahu karakternya. Berasa banyak yang dibuang dari cerita ya ...

    BalasHapus
  11. Belum pernah baca novel John Grisham nih aku. Entah kenapa ya... biasanya kadanya kondisi terjemahan yang bahasanya bisa jadi nggak klop dengan aku, akhirnya bikin aku males bacanya hehehe

    BalasHapus
  12. Wah aku belum pernah mba baca buku karya John Grisham ini. Bahkan baru denger namanya *plakkkk. Keliatan banget ya maen saya kurang jauh hihihi. Soalnya saya penyuka novel tere liye. Jdi kalau beli novel suka karangan Tere terus hihihi. Oh ya novel John Grisham ini genrenya krimininal semuakah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya biasanya setting nya memang masalah hukum. Meski kadang bukan kriminal tapi perdata

      Hapus
    2. Tenang mbak Yeni, daku temenin, karena daku juga belum pernah baca novelnya John Grisham. Namun menariknya melihat koleksi bukunya Mbak Wati, pantas nih mengulasnya apik.

      Hapus
  13. Wah thanks rekomendasi bukunya. Aku suka nih baca buku2 tebel kayak gini. Bakalan aku baca deh

    BalasHapus
  14. Salut buat bahan bacaannya. Jujur sejak kuliah sempat suka novel, sempat bikin kumcer jg. Tapi lambat laun males baca dan lbh suka buku nonfiksi.

    Tp Grisham mengajarkan gw kalo jadi penulis itu hrs pny latar belakang ilmu yg kuat. Dia lulusan hukum. Jadi nulis buku (meski novel) berlatar belakang dunia hukum. Keren sekali. Jadi novelnya akan penuh informasi, tak hanya hiburan aja.

    Pantas aja novelnya udh terjual jutaan eksemplar. Smg next time bs baca novel karya beliau.

    BalasHapus
  15. Aku inget banget dulu ibuku sering minta pinjemin buku ini di perpustakaan umum Kota Pekalongan. Katanya sih emang ceritanya memikat, tapi aku sendiri justru belum pernah membaca karya dari John Grisham ini mbak :)

    BalasHapus
  16. sayapun sukaaaa..... banget The Firm dan Time to Kill

    sayang film The Firm nggak sebagus novelnya ya?

    atau harusnya nonton Tom Cruise beraksi dulu baru baca bovelnya? ^^

    BalasHapus
  17. Aku pertama baca buku Jphn Grisham yang judulnya The Firm mbak pinjam dari perpustakaan kantor dulu. JAdi kangen baca buku berat begini nih, tapi membaca buku harus terus dipaksakan nih apalagi sekarang jaman digital ya

    BalasHapus
  18. John Grisham buku dan karya sastra beliau memang sangat luar biasa ya kak, terbukti jutaan eksemplar novelnya terjual laris pada masanya. Bahkan, saya juga penggemar beliau, dan saya setuju film dan novel yang gak sesuai. Bikin ke cewa....

    BalasHapus
  19. masing-masing orang punya penulis dan bacaan favorit yaa, Mba. Dan novel-novel John Grisam ini memang bagus-bagus, wajar kalo banyak yang suka

    BalasHapus
  20. Grisham ini penulis yang produktif banget. Dan karya-karyanya itu cenderung serius. Saya sempat baca beberapa karyanya tapi dah lama banget. Yang paling berkesan itu THE FIRM. Ah jadi pengen baca lagi deh.

    BalasHapus
  21. Aku belum pernah baca karya beliau mba. Tapi memang penulis lama itu hasil karyanya memukau ya, entah kenapa kalau baca karya lama tuh bisa kayak tersedot masuk ke dalam ceritanya

    BalasHapus
  22. Buku favoritku. Awalnya nyokap yg baca, eh aku iseng baca jg, jadi keterusan karena ceritanya bagus

    BalasHapus
  23. Daku juga gitu mbak kalau lihat film dari adaptasi novel adakalnya cerita di film kurang lengkap. Jadinya sebisa mungkin sambil nonton baca bukunya juga

    BalasHapus
  24. Keren banget koleksi buku karya John Grismannya mbak. Sepertinya itu koleksi buku lama ya mbak? Kalau aku pribadi belum pernah baca karyanya.

    BalasHapus
  25. Wah, keren banget udah baca novel-novelnya John Grisham, aku sendiri baru baca The Firm.

    Aku sukanya karya sastra klasik sih, Mba. Salah satu penulis favoritku Jane Austen, saat ini ada banyak juga penulis yang kusuka, tapi kalo disebutin malah jadi bingung sendiri ahaha :D

    BalasHapus
  26. Bacaan aku lokal aja : Andrea Hirata saya suka hehe

    BalasHapus
  27. Bacaan kita waktu kecil banyak yang sama :D Kecuali Laura Ingalls. Aku dulu tinggal di ujung barat Sumatra. Bisa baca buku2 Enid Blyton kalau ortu pas dinas ke Jawa. Pulangnya bawa oleh-oleh buku :D

    John Grisham aku cuma baca beberapa buku. Rajin bacanya sih waktu masih kuliah. Minjem di perpustakaan :D

    BalasHapus
  28. Saya juga suka baca buku dan dulu pun sering baca bobo juga. Btw,Karya-karya John Grisham ini banyak yang berbau hukum ya,saya justru belum pernah baca nih.

    BalasHapus
  29. Wah saya baru tahu ada John Grisham ini, menarik genrenya tentang hukum. Saya jadi penasaran mau baca. Apalagi buku-bukunya sudah terjual 235 juta eksemplar di seluruh dunia ya. Keren banget

    BalasHapus
  30. Kak Wati.. aku tu juga masih kecil bacaannya Bobo. Tapi aku terkejut pas di tulisan tahun 93 kak Wati udah kerja.
    Sementara saya di tahun itu masih mau masuk SD. 😂

    Kayaknya John grisham ini cocok buat kak Mia deh.. soalnya dia kan dosen hukum. Hehehe

    BalasHapus
  31. Waaah dah lama ga baca bukunya pakde John jadi kangen..adabeberapa novelnya yang masih utuh belum tersentuh :)

    BalasHapus
  32. Saya juga selalu kecewa dengan buku yang di-film-kan. Jadi kalo udah baca bukunya jangan nonton filmnya, atau, kalo udah nonton filmnya duluan, mending ngga baca bukunya. Karena biasanya pasti kecewa berat.

    Saya baca buku Outlander sampai seri kedua dan menikmati setiap nuansa budaya skotlandia tahun 1800-an yang kental disajikan penulis yang jadi setting kisah cinta tokoh utamanya. Sampai kemudian tahu ternyata sudah ada film seri-nya yang isinya 50% 'cuma' adegan nganu pasangan tokoh utamanya ini. Kecewa berat dong saya.

    Makanya pas nonton Games of Thrones, saya nggak nyari bukunya lagi karena pasti beda dengan yang film. Bagian nganu-nya tinggal di skip-skip aja jadi bisa menikmati intrik-intrik cerita yang disajikan dalam balutan visual efek canggih.

    John Grisham malah belum pernah baca bukunya satupun. Bukan karena ngga suka genre-nya, cuma belum nemu bukunya aja. Sepertinya saya bakal jatuh cinta juga. Dari ulasan buku the firm di atas, sangat menarik. Saya suka buku2 njlimet yang bikin otak mikir begini. Hehe..

    BalasHapus
  33. John Grisham karya bagus. Pertarungan batin nih untuk jadi jahat dengan diam saja atau bantu FBI.

    BalasHapus
  34. Mbak, saya koq jadi tertarik pingin beli karya John Grisham ini, ya. Dan The Firm jadipilihan pertama nih,sepertinya.

    BalasHapus