PANTAI KLAYAR, Dari Wisata Air Hingga Mendengarkan Suara Seruling di Tepi Samudra Indonesia - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Rabu, 21 Mei 2014

PANTAI KLAYAR, Dari Wisata Air Hingga Mendengarkan Suara Seruling di Tepi Samudra Indonesia


www.hidayah-art.com


Assalamu'alaikum. Sebagai kota yang terkenal dengan sebutan kota seribu pantai, Pacitan memang cocok dipilih sebagai destinasi liburan. Bisa dengan mengajak teman-teman karib, keluarga, atau tetangga. Kali ini saya sekeluarga sengaja memilih destinasi wisata Pantai Klayar. Katanya sih di Pantai Klayar ini kita tidak hanya bermain air, tapi bisa juga mendengarkan suara seruling di tepi Samudra Indonesia. Apa sih sebenarnya suara seruling itu? Dari mana asalnya? Yuk ikuti perjalanan keluarga kami. 

Tulisan saya yang sebelum ini kan jalan-jalan di Pantai Teleng Ria, bisa deh dibaca di blogpost ini : Jalan-Jalan Seru di Pacitan

Meski cuma setengah jam aja di sana. Namun kami malah bisa menikmati kuliner lokal yang yummy. Kebetulan suami memilih jalan keluar yang ada deretan warung. Jual apa yaaa, batin saya penasaran.
Huwaaaa.....jajanan seafood yang bikin ngeces nih.

www.hidayah-art.com


Harganya murah dan bervariasi sesuai jenis seafood-nya ya. Kalo saya sih karena bingung milih yang mana, enak semua haha... Akhirnya saya memutuskan nyerahin  duit lima puluh ribu dan minta campur aja. Jadi lah duit selembar dapat tiga plastik ikan Tuna, cumi, dan udang.

Duuh, nulis ini jadi nelen liur.

Nah, usai dari pantai Teleng Ria, kami segera melaju ke tujuan utama. Apalagi kalo bukan Pantai Klayar. Menurut foto-foto di rumah mbah gugel, tempat itu memang ciamik. Belum lagi ada janji bakal denger suara seruling dari bebatuan. Siapa coba yang nggak pengen ke pantai cantik ini?!

Saya ngebayangin jalan ke pantai itu mulus gitu. Tapi suami milih jalur yang lewat Goa Gong. Pertigaan Sadeng, kami ambil arah ke penunjuk jalan Klayar. Bayangan saya sih paling juga deket.

Ternyata oh...ternyata. Kami mesti melewati jalan yang cuma muat satu mobil. Jalannya sepi. Serasa berada di daerah terpencil. Emang terpencil ding. Kanan kiri cuma bukit berbatu. Persiiis Gunung Kidul. Tapi di Gunung Kidul kan udah ramai jalannya. Di sini sepi, nggak ada pengguna jalan lain sepanjang berpuluh kilometer kami melintasi jalan.

Ternyata jalan berbatu itu puanjaang!  Kami sekeluarga masih asik aja ngobrol diselingi bercandaan gitu. Begitu nyaris setengah jam jalan tetep jelek bin sepi, saya protes sama mas sopir tersayang.

"Kita tersesat nih, say..."
"Kayaknya sih," tutur suami kalem.
Hah?! Jawabannya bikin saya dan anak-anak ngakak.

"Trus piyeee...?"
"Yo wis ngikutin jalan ini aja. Pasti ada ujungnya," jawab mas sopir sambil tersenyum yakin.

Ya udah, saya pun pasrah dengan keputusan mas sopir. Gimana nggak pasrah?! Kan cuma duduk manis aja. Nggak usah mikir susahnya nyetir di jalan berbatu di daerah antar berantah.

Setelah mengingat pesan seorang teman, suami bilang dia salah mengambil jalan. Karena jalan menuju pantai Klayar ada dua pilihan. Yang pertama adalah yang dilewati ini. Sedangkan yang mulus lewat daerah Punung. Jalan yang diaspal mulus karena pak BY mau lewat.

Yo wis lah, kita prihatin dulu melewati jalan rusak bagai off road ini. Saya milih merem aja deh. Pasti masih jauh jalan yang mesti ditempuh. 

Sejam berlalu serasa sewindu. Tiba-tiba ada penunjuk jalan arah Pantai Watu Karung (bener gak sih, lupa euy namanya). Wah, saya dan anak-anak udah jejingkrakan. Akhirnya udha sampe pantai. Meski bukan tujuan kami, tetep aja seneng. Huraayyyy...i'm commiiiing. Udah ngebayangin main air. Suegeeer pasti.

Suami mengikuti jalan masuk dan melintas di sepanjang pinggir pantai. Kok nggak ada gardu penjual tiket? Waaah...di Semarang aja kami harus bayar kalo masuk ke pantai Marina. Padahal pantainya kotor, nggak bisa main air lagi, hihiiii... Maaf banget ya warga semarang, saya kan ngomong apa adanya.

Eh, kami nggak jadi turun di pantai ini. Sejak awal kami sudah sepakat hari ini akan bermain air sepuasnya di satu pantai aja. Yaitu Pantai Klayar. So, suami pun melajukan mobil mengikuti jalan desa yang hanya satu jalur itu. Melewati rumah-rumah penduduk. Hmm...pantas aja nggak ada gardu tiket untuk memasuki kawasan pantai. Hampir tiap rumah penduduk ada petunjuk jalan masuk menuju pantai Watu Karung. Wiiih...asik banget kali ya punya rumah yang halaman belakangnya sejauh mata memandang  pasir dan pantai yang membentang luas.

Perjalanan berlanjut tanpa jeda. Sekali lagi saya merasa perjalanan ini nyasar. Karena jalan jelek berbatu kami temui lagi. Kali ini lebih parah. Namun saat bersamaan pula, kami tak sendiri di jalan antah berantah ini. Jadi kami masih bisa nyanyi-nyanyi. Meski terdengar seperti radio rusak, haahahaa.

                                            
Olalaaa, suami tiba-tiba menghentikan mobilnya.



www.hidayah-art.com
Mobil yang pertama tengah berjuang.
Mobil yang jalan paling depan, sedang selip rodanya. Jalannya sebenarnya nggak begitu menanjak. Namun jalan berbatu dan kadang rusak seperti sungai kering seperti ini, tak bisa diprediksi memang. Atau bisa jadi pengemudi salah mengambil ancang-ancang.

Akhirnya dua mobil di belakangnya berhenti. Penumpangnya juga keluar karena takut mobil pertama nggelondor, nggak kuat melewati tanjakan plus batu besar yang nongol. Berasa offroad dah.

Setelah jalan mulai bagus, rombongan ini melewati pemukiman penduduk. Akhirnya, ada juga yang tinggal di desa antah berantah ini. Saya sempat juga mampir di sebuah warung. Tujuannya selain beli air mineral, bertanya pada yang punya warung. Apa bener jalan yang kita lalui ini berujung ke Pantai Klayar?

Ibu warung yang ramah itu membenarkan.
"Kok milih jalan ini tho nak, kan jauh, jelek lagi," kata si ibu.
"Iya bu, kami keliru. Tapi, kalo nggak nyasar gini kan nggak kenal ibu, hehehe..." jawabku ngeles.

Meski warung di pedalaman, harga air mineral nggak beda dengan yang dijual di minimart. Alias sama. Setelah yakin dengan jalan yang ditempuh, suami melanjutkan perjalanan. Setelah rumah-rumah tertinggal di belakang, jalan mulai agak mulus.

Jalan juga mulai dipadati dengan pengguna motor, mobil dan angkudes. Ah, kita nggak tersesat, temans. *senyum syukur*

Namun perjuangan belum berakhir. Di beberapa titik masih dijumpai jalan berbatu dan menanjak. Setelah bertaruh waktu dan berdoa tiap menemui jalan menanjak, menikung, plus jurang di kanan atau kiri jalan. Pantai Klayar menghadang di depan mata.

Uhh cantiknyaaaa...

www.hidayah-art.com


Dari atas bukit tempat kami masih antri menuruni jalanan yang mulai ramai, nampak pantai dengan airnya yang biru.

Lunas sudah badan sakit abis dikocok-kocok selama di perjalanan.

Pantai Klayar memiliki pesona alam yang komplit. Mulai dari air laut yang terlihat biru dan jernih. Dengan pantai berpasir putih yang bersih. Langit biru membentang. Menaungi laut yang eksotis. Sesekali gumpalan awan putih berpindah tempat karena tiupan angin. Membentuk awan baru. Hmm...surga ini ada di Indonesia.

www.hidayah-art.com



www.hidayah-art.com



Ada lagi keindahan di pantai ini.  Yaitu pesona bebatuan yang mirip dengan Mr. Sphinx di Mesir. Ituuu, patung yang bertubuh singa dan berkepala manusia.

Nah, nggak perlu jauh-jauh buang duit ke negrinya Pak Mursi, di tanah air aja ada kok tiruannya. 


www.hidayah-art.com

www.hidayah-art.com


Indonesia itu elok, kawan. *minjem tagline*

Oh iya, sebelum nyampe di patung ala Mr. Sphinx, kita akan melewati undakan yang berpenjaga. 

Tugas pemandu ini adalah mengingatkan pengunjung agar kita tidak mendekati tebing yang berbahaya. Setiap pengunjung yang lewat diharapkan membayar eh, memberikan uang sukarela. Terserah deh mau ngasih berapa. Namanya juga sukarela.

Mereka ramah dan baik kok. Malah menawarkan pada rombongan saya untuk bisa narsis.

www.hidayah-art.com
Akhirnya bisa juga narsis sekeluarga :D





Nah, nyampe di pelataran batu yang luas, saya penasaran. Mana sih suara serulingnya? Kagak ada kok. Ah, hoax nih berita di mbah gugel ;D

Bapak yang menjadi pemandu pun menjawab rasa penasaran saya. Ternyata, untuk mendengar suara seruling, kita kudu sabar berdiri di rekahan batu yang dimaksud. Ini nih, batunya.

www.hidayah-art.com
Rekahan Batu asal suara seruling



Suara yang mirip seruling itu berasal dari dalam rekahan batu ini. Saat ombak yang didorong oleh tiupan angin kencang, masuk ke dalam lubang batu di bawahnya. Kalau dorongan angin cukup besar, akan mendorong air naik ke atas. Melewati lubang atau rekahan batu. Nah, cipratan air yang diiringi bunyi gemuruh dari bawah batu akan menciptakan bunyi mirip suara seruling.

Namun tentu saja tak setiap ombak bakal diiringi bunyi seruling. Karena saya dan beberapa orang yang menunggu di dekat rekahan batu, hanya menjumpai satu kali saja. Padahal sudah ditunggu nyaris setengah jam. Tiap kali ada suara gemuruh, pengunjung selalu menanti sambil berharap cemas. Suara gemuruhnya bikin dag dig dug deerrr! Ngebayangin andai batu di bawah pijakan kaki ini bergeser, hiiiiyyy.

Maka saya pun tak lama-lama di pelataran batu yang berdekatan langsung dengan samudra Indonesia ini. 

Apalagi suami malah jalan-jalan di bibir tebing. Duuuh, napa juga berdiri bengong sambil menatap lautan luas di sono? 

Dari jauh pun juga terlihat elok, nggak usah dekat napa? Saya langsung narik tangannya dan mengajak kembali ke pantai yang aman.

Nah...ini pantai yang aman untuk bermain air. Puasi-puasin aja deh mainnya. 

www.hidayah-art.com
Main air sepuasnya pun aman



Matahari mulai memancarkan sinar teriknya. Sementara si bungsu dan bapaknya bermain air. Saya duduk di warung bersama si sulung. Sambil menikmati air kelapa muda dan kacang kulit yang renyah. Murah kok harganya. Satu butir kelapa muda yang sudah dikerok dan diberi tambahan sirup (tergantung permintaan) hanya dibandrol Rp. 6.000,-. Kacang kulit yang dibungkus plastik kecil dihargai seribu rupiah. 

Eh, si sulung kelaparan minta dibuatkan mie goreng plus telur. Saya sih menikmati sea food yang masih banyak. Nggak perlu pake nasi. Itu saja sudah nyam nyam kok. 

Yuk, mikmati keindahan negeri kita yang kaya pemandangan alamnya. Salah satunya adalah wisata di Pantai Klayar yang komplit dari wisata air dan bisa sambil dengerin suara seruling. Teman-teman pasti puas deh main air di sini. Pamit dulu ya, sampai jumpa di destinasi wisata berikutnya, teman. Wassalamu'alaikum.

28 komentar:

  1. wah pantai......I Like beach....indah

    BalasHapus
  2. Gak sia2 perjalanan jauh pake tersesat, akhirnya melihat pemandangan indah ya mbak :)

    BalasHapus
  3. bisa kenyang ya maka sea food disana harganya murah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener mba Lidya, buat berempat pun kenyang kok :)

      Hapus
  4. Subhanallahh, cantiknyaaa jadi mupeng mbaa...moga ada rejeki bisa bawa kedua anak pantaiku kesini yaa aamiin..cepet sembuh kakimu ya mbaa..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo ajak Nai dan Alde ke pantai ini. Tapi harus diawasi karena ombanya gede. Amiin, makasih doanya mbak Dew :)

      Hapus
  5. Maaf ya....saya nggak bisa balas langsung di bawah komentar teman-teman. Lagi ada masalah. Masih dalam perbaikan.

    Terima kasih :)

    BalasHapus
  6. Walaupun perjalanannya kurang mulus, tapi pantainya indah banget yaaaa :D
    dan seafood 50ribu dapet 3 plastik itu bikin ngiler banget :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha, apalagi kalo baru diangkat dari penggorengan, uenaaak bingit jeng Pungky. Puas-puasin deh makannya :)

      Hapus
  7. saya dr beberapa bulan yang lalu pengen banget kesitu mbak tapi belum kesampean, padahal tempat tinggalku di daerah klaten g terlalu jauh dr jogja, dan kerja juga di jogja tapi sampai sekarang belum juga bisa kesana. kunjungan perdana dan salam perkenalan, silahkan berkunjung balik, barangkali berminat saya punya banyak vcd pembelajaran anak2, sangat cocok sekali untuk mengasah kecerdasan dan kemampuan anak serta membantu mendidik ,membangun karakter dan moral anak sejak usia dini, semoga bermanfaat dan ditunggu kunjungan baliknya, mohon maaf bila tdk berkenan ^_^ terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo berkunjung ke pantai Klayar mbak Putri.

      Oke aku niatin berkunjung ke rumah maya Putri :)

      Hapus
  8. berkunjung dijumat siang yang cerah, salam

    BalasHapus
  9. Wiiihh...Pantai Klayar bagus bangeeettt... mupeng pengin ke sana :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Naah...kudu masuk list pantai yang wajib dikunjungi mbak :)

      Hapus
  10. makanannya murmer harganya. Kyknya puas makannya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Silahkan mbak dolan kesana, kan buktikan kemurmerannnya hahaha

      Hapus
  11. bagus banget ya di apit bebatuan besar gitu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe...keren deh pemandangannya. Serasa enggan pulang :) Yuk kunjungi pantai Klayar mbak Lidya

      Hapus
  12. pingin banget ke klayar....klik2 mbah gugel, eh baru ngeh ternyata mbak wati sudah nulisss...aku yang ketinggalan nggak pernah bw...hehehe.

    bagusss banget ya mbak....jadi mupeng trusss mupengggg bangetttttttsssss

    BalasHapus
  13. ah, kenapa udh rame bgt ya klayar -__- Aku tuh dulu dtg ksana, pengunjungnya nyaris ga ada... cuma 5 ato 8 gitu.... pasirnya bersiiiih bgt... kalo rame, yg dikuatirin cuma kotor mba..sayang pantai secantik ini rusak... tp jalanan k klayar emg yahud deh, aku aja ngeri2 sedap kesana :D..Tanjakan dan turunannya extreme ^o^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekarang jalannya udah rusak lagi, eh tapi aku kesana lagi tahun kemarin tapi bulannya lupa, hihihiii... kayaknya september. Yang gak suka petualangan, pada pusing kepalanya, terutama ibu-ibu. Kemarin itu aku anter ibu2 tilik bayi, nah pulangnya aku ajakin ke klayar

      Hapus
  14. Saya sempat bingung dengan tanggalnya nih, mbak Wati. Ternyata postingan lama ya? Tapi seru ya pengalamannya, dari perjalanannya aja sudah merupakan wisata tersendiri, penuh perjuangan, hehe. Coba pak SBY lewat yang jalan itu ya mbak, pasti mulus :)

    Buat saya pantai selalu indah, bahkan pantai Marinapun tetap indah buat saya karena hanya disanalah saya beberapa kali berkunjung dan menikmati suasana pantai, hehe

    BalasHapus