CRUISE CHRONICLE, Cinta Yang Berlayar... - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Selasa, 04 Maret 2014

CRUISE CHRONICLE, Cinta Yang Berlayar...

 

Judul:  A Cruise Chronicle

Penulis: Ruwi Meita
Halaman: 295 hal
Tahun: 2013
Penerbit: GagasMedia






Cinta bagai ombak yang bergerak di laut lepas. Dikendalikan oleh angin. Terombang-ambing dalam ketidakpastian. Namun cinta bakal menemukan jalannya. Meski hanya waktu yang mampu membuktikan, bagaimana takdir cinta bakal menghampiri.

Ahh..itu kesan yang aku baca dari novel A Cruise Chronicle. Kisah cinta Reya yang kandas karena penolakan ayahnya pada Langit. Lelaki sederhana yang menjadi cinta pertama. Cinta yang tak mampu pupus meski laki-laki itu telah 'menghilang'.

Hingga satu hari, Reya mendapat tiket naik kapal pesiar dari klien tempatnya bekerja. Olas Des Estrellas, kapal pesiar yang mewah dengan interior bernuansa Indonesia. Kabar yang beredar, pemiliknya berkebangsaan Arab yang bernama Khamid Khan. Tak mudah bisa berjumpa dengan sang pemilik kapal yang sangat merahasiakan identitasnya ini.

Reya mengajak sepupunya, Vini yang cerewet namun menyenangkan. Mereka menikmati pesiar kelas VVIP. Dengan kamar tipe suite room hingga fasilitas limousine untuk jalan-jalan saat kapal bersandar di tiap kota yang dilalui. Meski terkagum-kagum dengan pelayanan yang melenakan, Reya penasaran pada si pemilik kapal. 

Penumpang kapal yang bersebelahan dengan kamar mereka adalah pasangan Draco dan Sirens. Draco terkenal sebagai pengusaha hitam kelas kakap yang sedang berkelit dari kasus penggelapan pajak. Kekasihnya, Sirens adalah fotomodel majalah dewasa. Sirens bisa dibilang 'kembaran' Reya dengan versi indo karena berdarah Australia dari sang ayah.

Di atas kapal itu pula, Sirens bertemu Musha. Lelaki berayah Jepang yang menikahi  sang ibu, orang Indonesia. Keduanya menjadi akrab karena memiliki banyak kesamaan. Musha seorang fotografer dan memilih jalur 'ekstrim' di bidang pekerjaannya. Demi bertemu dengan Reya, ia merelakan seluruh tabungannya untuk tiket naik kapal pesiar itu.

Khamid Khan sendiri ternyata berdarah Indonesia tulen. Namanya yang berbau Arab adalah pemberian ayah angkatnya yang bernama Emir Khan, orang terkaya di Dubai. Kelihaiannya mengoperasikan kapal layar membuat nasibnya berubah. Dulu Khamid orang tak berpunya. Roda dunia berputar. Sekarang ia termasuk miliuner dengan posisinya sebagai tangan kanan Emir Khan.

Intrik yang terjadi di atas kapal Olas Des Estrellas seperti rangkaian mozaik. Penulis begitu lihai mengambil setting yang berbeda, dengan cerita yang terkesan misterius.  Di beberapa bagian cerita, penulis bahkan menyisipkan pengetahuan umum tanpa membosankan pembaca.

Namun begitu banyak masalah yang muncul, silih berganti kadang seperti dipaksakan. Cerita yang disuguhkan seperti rangkaian masalah masing-masing tokoh dengan menyelipkan unsur tak sengaja. 

Ending buku ini menyenangkan pembaca. Si tokoh utama yang terpisah dipertemukan di atas kapal. Para pemeran pembantu pun tak luput menemukan kebahagiaan. Si tokoh antagonis meregang nyawa karena mempertahankan senjata rahasia yang menjadi bukti kejahatannya.

Cerita ini memikat pembaca dari penulisan karakter tokohnya. Penulis pintar mendeskripsikan masing-masing karakter. Sayangnya penceritaan setiap tempat yang dijadikan lokasi cerita, terkesan tempelan semata. Karena memaksakan banyak lokasi tanpa deskripsi yang detail. Sebagai pembaca, aku tidak bisa menangkap setting kota yang dijadikan tempat kapal bersandar.



 

7 komentar:

  1. padahal dari deskripsi lokasi kit abisa berkhayal dan terbawa kesana ya mbak

    BalasHapus
  2. Kalo aku mbaca buku ini seperti nonton telenovela mba hehehe

    BalasHapus
  3. Aku suka cover dan setingnya :)

    BalasHapus