Mei 2025 - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Senin, 05 Mei 2025

Tips Jitu Yang Bikin Kamu Lekas Move on Dari Kegagalan
Mei 05, 20250 Comments
Assalamualaikum sahabat. Saat kita gagal dan curhat pada seseorang, kadang mendapat nasehat, kegagalan itu adalah sukses yang tertunda. Entah itu hanya basa basi namun kadang bikin kita jadi terhibur. Ada juga nasehat yang sama ditanggapi dengan reaksi berbeda. Namun saya yakin kalo kita berpikiran positif, saat mengalami kegagalan dan mendapat nasehat serupa bakal berterima kasih. Kemudian saya akan lakukan introspeksi, merenung penyebab kegagalan, dan bangkit dengan terus melakukan ikhtiar yang lebih baik.


Sejak kecil saya mendapat didikan dari bapak yang memiliki pandangan optimis. Sikap bapak cenderung menulari saya. Dari berpikir positif, memandang sesuatu dengan sikap ingin tahu dan mempelajari semua hal baik. Hingga selalu percaya bahwa hasil itu tidak akan mengkhianati ikhtiar yang sudah dilakukan. 

Namun sebagai orang yang percaya pada takdir Tuhan, saya yakin ketika usaha yang telah dilakukan menghasilkan kegagalan, jangan larut dalam kesedihan. 

Apalagi kalo kalian sudah membaca surat At-Taghbun ayat 11 :
Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah; dan barang siapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu

Ayat ini yang selalu menguatkan saya ketika pernah gagal, atau mendapat musibah. Dan saya yakin akan mendapatkan petunjuk ketika sabar menghadapi musibah. Mungkin kegagalan itu suatu hal yang baik untuk saya. Karena bisa jadi dengan mengalami kegagalan, saya akan banyak berdoa, terus berikhtiar, dan tetap semangat. Semua itu bisa saya jalani karena dapat didikan dari bapak saya, orang yang selalu optimis meski sedang dalam kesusahan.

Orang Tua Adalah Sahabat Terbaik Bagi Anaknya

camping di Telaga cebong, Dieng

Saya adalah ibu dari dua anak laki-laki. Mereka sekarang sudah tumbuh menjadi dewasa dan bekerja sesuai keinginannya masing-masing. Sejak kecil anak-anak itu tumbuh dengan bimbingan kami orang tuanya, serta ibu bapak saya. Hal ini karena saya bekerja dan ada asisten di rumah. 

Sementara bapak ibu saya tidak ingin anak tumbuh hanya bersama asisten rumah tangga. Jadi orang tua setiap hari datang ke rumah saya mendampingi anak-anak sepulang sekolah sampai saya tiba di rumah saat sore hari.

Meski tumbuh bersama asisten rumah tangga yang berganti-ganti, anak-anak lebih dekat dengan saya. Karena begitu sampai rumah dan mandi, saya pegang sepenuhnya kedua anak ini. Begitu pun ketika pagi, saya yang mengurus kebutuhan anak-anak. 

Ini yang bikin anak-anak sejak kecil hingga masuk usia remaja selalu curhat apapun kegiatannya pada saya. Seringnya memang curhat pada ibunya dibanding bapaknya. Karena suami saya sesekali ada kerjaan keluar kota dan pulang tidak pasti, bisa seminggu baru pulang atau pertengahan minggu.

Semua bentuk permainan bisa kami lakukan bersama sepulang saya kerja. Kalo weekend tentu saja bertambah dengan kehadiran bapaknya Kami kadang main sepak bola di belakang rumah yang masih ada lahan terbuka. Atau anak-anak bantu saya merawat tanaman karena melihat kesibukan di kebun.

Keseruan aktivitas bermain bersama keluarga ini memang sengaja saya ciptakan agar mereka memiliki hubungan kedekatan. Meski anak kami laki-laki, namun tak pernah terdengar pertengkaran karena sudah terbiasa berbagi sejak kecil. Seperti ketika main game di PC setiap weekend. Mereka berdua yang mengatur setiap satu jam sekali bergantian main game. 

Ketika anak-anak udah belajar di sekolah menengah pun, saya tahu kegiatan mereka. Mungkin karena kedekatan saya dan anak-anak, saat ada teman lawan jenis mendekat pun, mereka akan curhat. Dan ibunya yang kepo mulai deh mencari tahu dengan lagak pura-pura gak peduli. Hahahaa. 

Ketika Gagal Lulus Sarjana


Anak sulung saya akhirnya mengalami ujian kehidupan. Saat itu dia tengah mengerjakan skripsi. Beberapa kali ada kendala yang datang. Mulai dari pergantian tema, yang tadinya topiknya tentang banjir menjadi bangunan bersejarah. 

Dia pun juga mengalami kendala dalam bimbingan karena dosennya mengambil kuliah S3 di luar kota. Si sulung sampai menyusul dan kost di kota tersebut. Dan karena dosen pembimbing mengarahkan satu instansi pemerintah sebagai tempat penelitian, si sulung setuju. Namun di sini pun banyak kendala dari instansi tersebut. Dari permintaan ijin harus dari pusat (Jakarta), data pun tidak diijinkan dibawa pulang. Jadi lah si sulung meminjam untuk diperbanyak dengan fotocopy. 

Dari sini si sulung mulai menjauh dari keluarga terutama saya, ibunya yang selalu menjadi teman curhat masalah pendidikannya. 

Saya yang saat itu sibuk dengan kesehatan suami, menjadi lupa bahwa ada anak yang butuh pendampingan saya ketika dia menghadapi masalah. Saya lupa karena fokus pada kondisi suami saat itu. Juga fokus saya yang berikutnya adalah si bungsu yang tengah ujian nasional kelulusan SMA.

Saya berpikir si sulung baik-baik saja di tempat kost di luar kota. Saya tahunya dia tengah fokus mengurus skripsinya. Ternyata kondisinya saat itu tidak baik-baik saja. 

"Ibu, aku udah diterima kerja di sini,"
Mendadak dia ngabari kalo udah kerja. Padahal dia masih fokus mengerjakan skripsi. Hal yang saya takutkan adalah nantinya dia lebih suka bekerja karena menerima uang yang lumayan. Dan akhirnya melupakan urusan skripsi yang banyak dramanya. Dugaan saya terbukti beberapa waktu kemudian.

Tiba-tiba ketika saya mendampingi suami yang tengah mempersiapkan operasi pasang ring, si sulung bilang kalo dia ingin drop out. 

Saya kaget dong! 

"Aku kerja aja dulu, Buk." 
Dan si sulung menjelaskan beberapa alasan karena pilihannya ini. Saya yang tak ingin membebani suami dengan keputusan si sulung, hanya menceritakan secara singkat. 

Sebenarnya saya kecewa dengan pilihan si sulung. Karena alasannya juga sebenarnya bisa dicari solusi yang lain. Namun si sulung menganggap dia bisa mempertanggungjawabkan keputusannya itu. 

Hingga beberapa bulan kemudian, adik saya yang dulu pernah mengasuh si sulung, menceritakan pangkal masalahnya. Sebenarnya saat mendengar penuturan adik saya (tantenya si sulung) saya sedih, kecewa, sekaligus marah pada diri sendiri. 

Saya pun merenung, mengingat masa sekolah, kuliah dan hingga awal masuk dunia kerja, terasa mulus tanpa hambatan. Kehidupan saya memang benar-benar berjalan lancar. Saya tidak pernah mengalami apa yang sekarang si sulung alami. Jadi saya benar-benar bingung, apakah keputusan si sulung ini benar? 

Terlebih mendengar saran adik saya agar membiarkan si sulung dengan keputusannya. Kehidupan saya dan si sulung berbeda. Ada banyak kisah yang menjadi beban pikiran si sulung. Akhirnya saya mendukung pilihannya dan memberi perhatian lebih dengan sesekali bertanya kabar pekerjaan dan kehidupannya di kota tersebut.

"Kamu boleh kerja dulu sementara. Namun ingat, jangan tinggalkan kuliahmu. Ambil cuti, dan di sela kesibukan kerja, coba mengumpulkan materi dari berbagai sumber,"

Tak henti saya memberinya dukungan, saran, dan tentu saja doa untuk si sulung. Beberapa video motivasi dari beberapa sumber pun saya kirimkan setelah menontonnya terlebih dulu. Sesekali saya dan suami, serta adiknya mengunjunginya, mengajak dia jalan-jalan saat libur. Pokoknya kami semua menjaga si sulung agar tidak larut dalam kegagalannya. 

Tips Agar Lekas Move on Dari Kegagalan

Hidup kadang tak berjalan sesuai rencana. Gagal dengan semua perencanaan bukan menjadi akhir kehidupan. Boleh merasa sedih, marah, ataupun kecewa. Namun jangan sampai kepercayaan diri runtuh dan meragukan kemampuan kita. 

Setelah meluapkan kesedihan, saatnya kamu bangkit dan memulai lagi untuk merencanakan tujuan yang ingin diwujudkan. Tips di bawah ini saya jadikan bahan diskusi dengan si sulung. Saya memintanya agar mulai menuliskan setiap tujuannya. Dia harus fokus pada sesuatu yang ingin dilakukannya tanpa menengok lagi ke belakang. 


1. Jangan Menyimpan Masalah Sendiri

Si sulung semula adalah pribadi yang periang. Ketika dia mengalami masalah, sikapnya berubah. Dia menarik diri dan tak lagi curhat pada saya. Dia tidak ingin menampakkan kesedihannya, kegagalannya, yang katanya akan mengecewekan saya.

Saat itu saya bersyukur ada tantenya yang mendampingi si sulung. Adik saya bilang, dia membiarkan si sulung menangis saat mengutarakan kesedihan, ketakutan, kekecewaan karena kegagalannya. 

Ketika ada kesempatan saya pun mengingatkan si sulung, jangan merasa kecil dan tak berguna meski gagal. Kamu boleh sedih, kecewa, atau marah. Namun kamu tidak boleh larut dalam kegagalan. Justru dengan kejadian ini, kamu bisa menjadi pribadi yang kuat dan kelak ketika mengalami masalah, mampu menemukan solusi yang tepat.

2. Mengakui Kesalahan dan Memaafkan Diri Sendiri

Episode berikutnya adalah mengakui kalo kejadian itu juga akibat salah mengambil keputusan. Memang sulit mengakui kesalahan, namun hal ini bisa menjadi pembelajaran agar tidak terulang. Cari tahu penyebab kegagalan ketika sudah bisa mengakui kesalahanmu. Dengan begitu si sulung bisa bergerak maju dan bangkit memulai lagi.

Tapi sebelum memutuskan untuk bergerak maju, ambil tanggung jawab atas apa yang telah terjadi dan memaafkan diri sendiri. hal ini akan menjadi pelajaran paling berharga yang bisa diambil dari kegagalan yang dialami.

3. Temukan Kegiatan Yang Menjadi Kesukaanmu

Banyak orang yang gagal larut dalam tekanan dari lingkungan sekitarnya. Bahkan mampu membuat pikiran negatif menguasai dirinya. Pemikiran yang negatif ini bisa menghambat proses pemulihan. Ketakutan akan kegagalan yang berulang menyelimuti perasaanmu hingga akhirnya menyulitkanmu berpikir kreatif. 

Di sini saya ajak si sulung untuk menangkal emosi negatif yang saat itu menyelubunginya. Saya tekankan padanya, bahwa dirinya adalah pribadi yang baik, punya kelebihan, dan ada keluarga yang akan selalu mendampinginya. Saya mengajak si sulung berpikir positif, membuka pikirannya bahwa dia tetap bisa sukses dengan pilihannya. Yang penting selalu tentukan tujuan dan fokus mewujudkannya. 

Saya ajak dia menekuni hobinya menulis. Dia suka jalan-jalan ke tempat bersejarah. Kalo biasanya dia berkunjung ke tempat bersejarah karena tugas dari dosen, kali ini saya memintanya sebagai self healing. Terapi menyembuhkan diri dengan berlibur, rehat sejenak dan memberi jeda untuk memulihkan diri. Si sulung nggak perlu jauh-jauh liburannya. Karena di kota tempat dia tinggal ada banyak tempat berlibur dengan biaya terjangkau.

Saya juga memintanya untuk menuliskan pengalamannya ini. Saya anggap dengan menulis, dia akan mampu menyembuhkan dirinya dari berbagai rasa negatif. Terapi menulis ini dituangkannya dengan membuat blog sebagai media. Berangsur si sulung mampu kembali pada sikap awalnya sebagai anak yang ceria.

4. Cari Kesempatan untuk Memulai Kembali

Dari kegagalan yang terjadi, kamu bisa belajar dari kesalahan tersebut. Saat itu lah kamu bisa membuat tujuan baru, menyesuaikan kemampuan diri dan membuat perubahan. 

Cari informasi sebanyak-banyaknya dari pengalaman orang yang sudah sukses. Prinsip ATM, yaitu Amati, Tiru, dan Modifikasi perlu dilakukan untuk menciptakan hasil yang berbeda. Tahapannya mungkin bisa lambat, tidak apa-apa. Kesulitan yang muncul bisa menjadi celah untuk mengenal peluang yang mungkin tersembunyi. 

5. Motivasi Diri untuk Bangkit

Dari seorang motivator, si sulung belajar bahwa saat melakukan suatu pekerjaan, ada baiknya membuat visualisasinya. Jadi ada gambaran dengan merencanakan prosesnya. Mereka yang sukses menganggap kegagalan bukan bagian dari pribadinya. Namun sebagai pembelajaran untuk mencari tahu bagaimana meningkatkan kemampuannya. 

Cara Bangkit Dari Kegagalan Dengan Pilihan Olahraga

Manusia itu bukan makhluk sempurna. Begitu kata berikutnya yang saya ucapkan pada si sulung. Sebelumnya saya rangkul dia dengan segenap kasih sayang tanpa syarat. Sebagai ibunya saya harus memeluknya ketika dia gagal. 

Saya bilang, kegagalan mungkin akan membuatmu jatuh. Namun ingat ya sayang, yang terpenting adalah kemampuanmu untuk bangkit kembali. Gusti Allah menyukai orang-orang yang tidak mudah putus asa. 

Saya pun mengajaknya agar kembali menjalani olahraga. Saya yakin olahraga itu bagian dari terapi ketika orang mengalami keterpurukan. Si sulung dulunya suka olahraga renang, lari, dan gym. 

Olahraga apa pun itu bisa membantu orang bangkit dari kegagalan. Ada beberapa pilihan yang efektif tentang olahraga yang menekankan ketahanan mental seperti lari, berenang, atau yoga. Olahraga yang bersifat kompetitif seperti basket atau bola voli juga dapat membantu karena menekankan kerja tim dan persaingan yang sehat. 



Berikut beberapa alasan mengapa olahraga bisa membantu kamu bangkit dari kegagalan:
  • Meningkatkan mood dan mengurangi stres; Dengan olahraga melepaskan homon endorfin. Hormon ini memiliki efek menenangkan dan meningkatkan mood. 
  • Menghilangkan rasa frustrasi; Olahraga dapat menjadi cara yang sehat untuk mengalihkan perhatian dari kegagalan dan membuang energi negatif. 
  • Meningkatkan kepercayaan diri; Ketika berolahraga ada satu tujuan bahkan hal kecil sekalipun. Dengan mencapai tujuan olahraga, mampu meningkatkan rasa percaya diri pada diri sendiri. 
  • Membantu belajar dari kesalahan; Olahraga, terutama yang kompetitif, memberikan kesempatan untuk belajar dari kesalahan dan meningkatkan performa. 
  • Memperkuat kerja tim dan persaingan sehat; Olahraga tim dapat membantu membangun rasa persahabatan, saling mendukung, dan meningkatkan kemampuan beradaptasi dengan perubahan. 

Beberapa jenis olahraga yang bisa kamu lakukan adalah :
  • Lari; Kamu bisa lari di treadmill maupun di luar ruangan. Olahraga lari bisa membantumu membuang energi negatif dan meningkatkan mood. 
  • Berenang; Berenang adalah olahraga yang baik untuk tubuh dan bisa meningkatkan stamina serta kekuatan otot. 
  • Yoga; Yoga membantu meningkatkan fleksibilitas, keseimbangan, dan ketahanan mental. Olahraga ini sangat disarankan untuk kamu yang membutuhkan stress release, ketika masalah bertubi-tubi dan tak mampu menyelesaikannya. 
  • Basket/Bola voli; Olahraga tim ini bisa membantu meningkatkan kerja tim dan persaingan yang sehat. Basket ataupun bola voli juga mampu membantu kamu berlatih dalam kerja sama dengan tim. 
Pilihlah olahraga yang paling menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan kamu. Dengan pemilihan jenis olahraga yang tepat, kamu pun mampu fokus pada tujuan hidupmu. 

Si sulung saat itu memilih lari dan gym untuk stress release-nya. Dia merasa dengan olahraga lari, mood nya kembali membaik. Alhamdulillah dia mampu bangkit lebih cepat dan memiliki impian-impian baru.


Banyak yang saya bicarakan dengan si sulung saat berdua. Beberapa pesan seperti, jangan takut untuk mencoba hal baru. Karena kamu tidak akan pernah tahu potensi dirimu bisa terwujud pada hal baru yang kamu pelajari ini. Jangan pula terpaku pada kegagalan sebelumnya. Ketika ada kemungkinan gagal, jangan pernah menyerah. Anggap kegagalan menjadi pelajaran berharga untuk mencapai kesuksesan di masa depan. 

Saya pun memintanya lebih mendekatkan diri pada Allah azza wa jalla. Tempat dia bisa menangis ketika takut pada suatu hal. Tempat dia bisa meminta banyak hal tanpa malu karena itu kewajiban seorang hamba pada Rabb-NYA. Semoga curhat saya tentang mendampingi si sulung saat mengalami kegagalan ini bisa bermanfaat. Wassalamualaikum.


Sumber Materi :
- https://obhcombi.co.id/artikel/tips-jitu-bikin-kamu-gampang-move-dari-kegagalan
- https://rey.id/blog/kesehatan/hidup-sehat/mengenal-arti-healing/
- https://www.successstartswithin.com/sports-psychology-articles/athlete-mental-toughness/resilience-bounce-back-from-failure/
Reading Time: