2025 - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Senin, 24 November 2025

Menjadi Lebih Bahagia Dengan Semai Kebaikan
November 24, 20250 Comments
Assalamu'alaikum Sahabat. Dunia katanya sedang tidak baik-baik saja. Dari perekonomian yang sulit, bencana alam yang mendadak muncul di beberapa wilayah, mampu membuat hati menciut. Namun begitu, ada banyak kebaikan yang muncul dari setiap kesulitan. Saya merasakan terselip jutaan keberkahan pada setiap musibah yang memporak-porandakan keadaan.

Ya, saya dan banyak warga dunia meyakini bahwa setelah badai akan muncul pelangi. Meredakan kedukaan. Menciptakan sedikit sinar harapan. 


Ada Pelangi Setelah Badai

Ujian kehidupan yang saya alami ketika mendadak suami kena serangan jantung. Saya sendirian mengantarnya ke IGD, tapi suami yang mengemudi mobilnya. Masya Allah ya kami bisa selamat sampai di rumah sakit. Dokter dan perawat yang jaga aja sampe kaget. Karena kondisi suami udah agak mendingan setelah mendapat obat di klinik. 

Dari yang saya baca ada kisah orang yang susah mengakses kesehatan saat sakit. Tidak demikian yang terjadi pada suami. Klinik yang mengetahui kalo suami mengalami serangan jantung, meminta saya segera ke IGD rumah sakit. Dokter yang jaga baik banget, memaksa dengan bahasa yang soft spoken.

Tiba di IGD pun tenaga kesehatan sigap melakukan cek yang dibutuhkan dengan melihat kondisi suamai. Saya dipanggil untuk diberi informasi lengkap seputar penanganan suami. Sedikit pun tak ada kalimat yang mengacu pada besaran biaya bila suami mendapatkan tindakan yang dibutuhkan.

Tenaga kesehatan hanya butuh saya mengurus di bagian administrasi IGD, kemudian minta tanda tangan saya untuk semua tindakan yang dilakukan dokter spesialis jantung.  Saya memang sendirian menghadapi ujian kecil itu, namun saya banyak dibantu oleh tenaga kesehatan yang sigap dan ramah.

Kebaikan tenaga medis yang saya terima cukup meringankan duka di hati. Saya merasa tidak sendirian. Saat dokter melakukan tindakan pada suami, dokter dan perawat yang lain, memberi informasi lengkap seputar efek tindakan yang akan terjadi. Mereka menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, dalam intonasi yang , sopan, dan menenangkan keluarga pasien.

Meski sendiri, saya tidak mengalami ketakutan yang tak mendasar. Tak ada rasa cemas. Begitu suami sudah tiba di ICU, dokter meminta saya untuk berdoa. Tugas saya hanya itu. Menanti hasilnya dengan berdoa agar suami mendapatkan kemudahan di ruang ICU. Oiya, suami sengaja dikirim ke ruang ICU karena akan menjalani injeksi. Tindakan ini perlu dilakukan apabila terjadi efek samping dari injeksi, pasien bisa lebih mudah mendapatkan bantuan dengan adanya peralatan medis yang lengkap.

Jadi bayangan tentang ruang ICU hanya untuk orang yang hilang kesadaran, tidak benar. Suami hanya mendapat bius lokal. Namun ada kandungan obat morphin yang membuat dia sesekali hilang kesadaran. Kondisi ini hanya sementara. Indera pendengarannya juga dilindungi dengan memasang headphone yang memperdengarkan murotal. 

Alhamdulillah proses penyembuhan suami cukup lancar. Hari keenam setelah serangan jantung, suami diijinkan pulang dan berkumpul di rumah. Ucapan terima kasih pada tenaga kesehatan yang membantu suami, tak satu dua kali saya haturkan. Nakes yang merawat suami tidak sekadar melaksanakan tugasnya. Namun mereka juga memberikan empati pada setiap tindakan selama suami dalam perawatan di RS.

Yang paling bikin saya makin mengacungkan dua jempol adalah, saat suami dipindahkan di ruang VIP perawatan. Tak berselang lama, seorang perawat dari ruang ICU datang dan menyerahkan amplop. 

"Ini milik Pak Sugeng Artanto, Bu. Kami temukan saat membersihkan kasurnya."

Saya bingung namun menerima amplop yang teraba ada isinya. Saat itu saya hanya mengucapkan terima kasih dengan singkat. Dan ketika tatapan saya terpaut pada tulisan di luar amplop, hati saya menghangat. Semoga kalian semua dimudahkan menjalankan tugas selama di tempat kerja. 

Masya Allah, nakes dan cleaning service rumah sakit tempat suami dirawat, sangat jujur dan bertanggung jawab. Amplop itu ada isinya uang, dari bapak-bapak lingkungan RT tempat tinggal kami. Isinya lumayan loh. 

Meski pun misalkan amplop tersebut tidak sampai di tangan saya, tentu tidak kami ketahui. Saking banyaknya teman dan kerabat yang datang berniat bezuk suami. Terutama tetangga yang datang dengan jumlah lumayan banyak. Kayaknya satu RT datang semua, sampai perawat harus mengingatkan agar tidak berlama-lama di ruang ICU. 

Alhamdulillah suami menjalani proses recovery yang cepat. Dia juga sudah mengubah gaya hidupnya dengan mengatur pola makan bergizi seimbang. Suami bahkan bersedia olahraga rutin lima kali dalam satu minggu. Masya Allah saya senang dengan perubahan gaya hidupnya. Dia juga mengikuti saran saya untuk tidak lagi mengambil pekerjaan yang bisa mengakibatkan stress. Slow living mulai menjadi pilihan suami setelah serangan jantung kemarin.

Kebaikan Yang Menular

Terus terang saya dan suami baru 8 tahun menempati rumah yang sekarang ini ketika suami mengalami serangan jantung. Namun ikatan yang terjalin lebih panjang dari pada bilangan tahun. Tentu saja karena saya pernah tinggal di lingkungan ini jauh sebelum menikah dengan suami. Ada rumah orang tua di sana sehingga saya dan suami udah familiar banget dengan tetangga.

Yang bikin saya speechles saat tinggal di rumah yang sekarang adalah rasa sosial yang cukup tinggi. Tetangga saya bukan lah orang yang berharta. Namun rasa sosial mereka melampaui nilai kekayaan yang dimiliki. Tidak hanya tetangga yang sakit di rumah sakit yang mendapat perhatian. Namun ketika ada salah satu anggota keluarga yang mengalami kecelakaan kecil atau sakit yang tidak perlu dibawa ke rumah sakit, beberapa tetangga langsung nengok di rumah.

Ada yang hanya datang membawa makanan, namun tak sedikit juga yang hanya memberi perhatian dan doa-doa. Tindakan kecil yang nampak besar di mata saya ini menular pada pendatang baru seperti saya dan suami. Tak perlu disuruh, saya atau suami akan menengok tetangga. 

Ketika pandemi lalu, ada tetangga yang terpapar virus covid. Segera ibu-ibu membicarakan bantuan apa yang dibutuhkan oleh keluarga ini. Bapak-bapak pun ikut membantu mereka dengan menyiapkan kebutuhan di luar sembako atau masakan.

Semai Kebaikan dalam Kehidupan Sehari-hari

Berbuat baik itu sebenarnya mudah. Yang susah mungkin karena belum terbiasa. Berbuat baik dari hal kecil seperti tersenyum saat bertemu orang, mengucapkan terima kasih, dan meminta maaf. Sikap yang dilakukan dari hati, dengan tulus, jujur, dan bukan sekadar basa basi, akan tersampaikan pada orang lain. 

Kebaikan apa saja yang bisa kamu lakukan dalam kehidupan ini? Hal sederhana tentunya bisa dilakukan dengan bersikap baik pada lingkungan tempat tinggal. 

Kebaikan Hidup Bertetangga

Ada yang bilang memiliki tetangga baik itu rejeki. Saya setuju dengan ungkapan tersebut. Karena seperti yang dibilang banyak orang, tetangga adalah keluarga terdekat kita. Ketika kita mengalami musibah, tetangga yang nomor satu akan datang membantu. Bukan saudara kandung, keluarga besar, ataupun sahabat kamu.

Suatu hari saya mendapat kiriman petai yang cukup banyak dan tidak mungkin dikonsumsi sendiri. Saya meminta adik saya yang  masih tinggal bersama orang tua, untuk membagikan petai itu pada seluruh tetangga. 

Besoknya saya mendapat kiriman sayur lodeh dengan petai yang bikin kami segera menghidangkan untuk makan siang. 

Pernah juga ada tetangga yang membagikan singkong kiriman anaknya dari Salatiga. Tetangga kami ini mengupas dan merebus singkong itu. Jumlahnya yang banyak cukup untuk mereka bagikan pada tetangga terdekat. Saya pun ikut menikmati singkong rebus itu bersama suami dan anak-anak.

Tindakan kecil yang berdampak besar itu mampu menciptakan kebahagiaan kecil dalam hidup keseharian. Beberapa tindakan kecil yang  bisa kamu lakukan misalnya adalah tersenyum saat keluar rumah dan bertemu tetangga. Andai kamu sibuk dan terburu-buru berangkat ke tempat kerja, tetap sempatkan senyum dan menyapa tetangga. 

Kebaikan Dalam Interaksi Sosial

picture by pinterest

Semai kebaikan juga pada orang yang kamu jumpai di luar lingkungan tempat tinggal. Seperti saat belanja di salah satu minimarket, saya melihat mbak kasir yang wajahnya kusut. Setibanya di meja kasir dan membawa beberapa barang, saya menyapanya.

"Mbaknya cantik loh pakai lipstik warna itu."

Tahu nggak apa yang terjadi? Wajah si mbak kasir seketika berubah ceria.  Dia mengucapkan terima kasih untuk pujian kecil itu. 

Perubahan dari senyum kecil hingga  menampakkan giginya yang rapi, membuat saya ikut tersenyum. Dia pun melayani saya dengan wajah ramah dan ceria. Saat saya keluar menuju tempat motor di parkiran, sempat melihat mbak kasir melayani pelanggan berikutnya tetap dengan wajah full senyum. 

Kamu pun bisa melakukan kebaikan kecil, seperti memberikan kursi pada perempuan yang repot bawa belanjaan saat di bus atau angkot. Berbagi payung ketika hujan mendadak pada orang lain yang beriringan langkahnya menuju halte. Atau menahan pintu agar terbuka untuk orang lain saat di minimarket, apotik, dan tempat  umum. Dan banyak lagi kebaikan kecil yang bisa kamu lakukan pada orang yang bertemu di jalan.

Berbagi melalui Jumat berkah juga bisa kamu lakukan. Kamu bisa melakukannya dengan mengajak anggota komunitas, keluarga, tetangga untuk mengumpulkan donasi. Nantinya kamu bisa menyiapkan makanan nasi bungkus (makanan lain), atau bisa juga membeli makanan untuk dititipkan di masjid terdekat.

Mengajarkan Nilai Kebaikan pada Anak

picture by pinterest

Anak-anak adalah generasi penerus yang akan membawa nilai-nilai kebersamaan di masa depan. Dengan mengajarkan mereka tentang pentingnya kebaikan, sebagai orang tua turut membantu menanam benih kebaikan yang akan terus tumbuh.

Semai kebaikan  pada anak-anak dari hal kecil, seperti mengucapkan terima kasih saat menerima bantuan. Ucapkan tolong bila menginginkan sesuatu, dan meminta maaf meski hanya melakukan kesalahan kecil.

Kesibukan kerja bagi pasangan suami istri tidak lantas mengabaikan anak-anak. Setibanya di rumah, tetap luangkan waktu untuk berinteraksi dengan mereka. Ajak anak-anak bermain, seperti yang dilakukan suami saya saat mereka kecil dulu. Meski lelah dengan pekerjaan di proyek konstruksi, suami tetap semangat merangkak dengan anak-anak yang duduk di atas punggung. Saya cukup menyiapkan minuman dan buah potong untuk dinikmati saat jeda bermain.

Sedari kecil saya juga mengajarkan anak-anak untuk memiliki andil dalam urusan beberes rumah. Mereka memiliki tanggung jawab membereskan mainan bila sudah selesai main. Pekerjaan ringan sepeti menyapu di kamar masing-masing, mencuci piring dan gelas bekas mereka pakai, atau merapikan tempat tidur.

Sebagai orang tua, saya tidak malu meminta maaf ketika salah. Tujuannya agar anak-anak pun tidak enggan meminta maaf bila berbuat salah. Kata-kata pujian juga tak pelit saya ucapkan bila anak-anak berbuat baik. Seperti menata sandal atau sepatu ketika akan masuk rumah.

Menularkan Kebaikan Dalam Komunitas

Sekarang ini banyak komunitas muncul menjadi wadah untuk bersosialisasi. Mereka tergabung karena kesamaan hobi, sekolah, asal usul (kampung yang sama), dan lainnya. 

Komunitas yang tercipta karena berasal dari sekolah yang sama, seperti reuni satu angkatan sekolah atau kampus. Ada satu sisi segi sosial yang menjadi efek positif reuni. Biasanya ada uang kas yang dikumpulkan, tergantung kebijakan pengurus yang disetujui oleh anggota alumni. Uang yang terkumpul ini biasanya digunakan untuk dana sosial ketika ada anggota yang sakit atau takziyah. 

Dari hal kecil dengan mengumpulkan uang yang nilainya juga kecil ini justru melahirkan empati baru. Seperti yang saya sering alami di komunitas reuni sekolah SMP saya dan suami yang kebetulan satu almamater. Ketika ada teman yang kesulitan, sedang sakit dan tidak terdaftar asuransi kesehatan milik pemerintah, kami ringankan kaki membantunya. 

Ketika ada satu, dua, atau tiga orang melakukan kebaikan kecil ini pada teman kami, ternyata menular pada yang lainnya. Akhirnya teman kami justru mendapatkan bantuan dari beberapa teman lainnya yang tergerak hatinya.

Saya yakin ketika sudah melakukan kebaikan, ada terselip kebahagian yang muncul. Kebahagiaan ini menghangatkan hati, memupuk jiwa menjadi lebih baik. Perbuatan baik ini ternyata mampu meredakan stres. Karena ketika kita menjadikan kebaikan sebagai kebiasaan, hidup menjadi lebih berarti. Ingat kan dengan salah satu hadist, bahwa sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi orang lain.  

Semoga tulisan ini bermanfaat ya. Yuk sharing cerita kebaikan yang sudah dan akan selalu kamu lakukan di kolom komentar. Wassalamualaikum.
Reading Time:

Kamis, 30 Oktober 2025

Hari Blogger Nasional, Masihkah Menulis di Blog?
Oktober 30, 2025 8 Comments
Assalamualaikum Sahabat. Seharusnya tulisan ini tayang tepat tanggal 27 Oktober 2025. Bertepatan dengan Hari Blogger Nasional, sayangnya saya masih sibuk dengan realita kehidupan sehari-hari, hahaa. Ya udah lah, kaum mendang mending begini udah bersyukur bisa tetap update blog di tengah kesibukan.



Kali ini saya hanya ingin bernostalgia menjadi blogger selama lebih dari 10 tahun. Sebelumnya saya nulis artikel disimpan di folder aja. Karena saat itu saya gaptek dan belum kenal dengan platform media sosial untuk penulisan panjang. Hanya kenal Facebook sama Twitter.  Siapa nih dari pembaca blog ini yang jebolan medsos ini, hahahaa.

Blogging Untuk Bersenang-senang

Akhirnya saya gabung dengan komunitas menulis yang kegiatannya beragam. Ada pelatihan penulisan, ikutan bikin antologi buku fiksi atau non fiksi, dan yang lainnya. Kadang juga ada kopdar dan saya akan hadir kalo waktunya cocok. Bahkan sampai keluar kota pun saya berangkat juga demi dapat ilmu dan silaturahmi. Hehehe.

Tiba masanya beberapa teman ngajak bikin blog, dan saya pun ikut euforia tersebut. Blog yang isinya untuk curhat berbagai hal. Yah namanya masih cupu jadinya belum tahu tentang niche blog. Eh ini keterusan sampai sekarang, masih suka nulis segala hal a.k.a gado gado.

Sampai akhirnya membuat blog dengan platform .com karena alasan bakal ada kerja sama dengan brand. Mamak mamak IRT jadi semangat nulis dan update blog rutin saat tahun 2015 itu.

Hmmm sebuah iming-iming yang pasti bikin kalian juga pengen kan?

Tahun 2015 - 2019 adalah tahun yang menyenangkan sebagai pemilik blog dengan nama saya sendiri yaitu hidayah-art.com. Waktu itu beneran cupu karena menggunakan nama pribadi. Kalo beberapa blogger profesional bilang, lebih baik pilih nama domain yang bakal mudah diingat orang. Domain dengan nama seperti wisatayogya, dolanterus, dan yang lainnya.

Pikir saya saat itu dengan nama sendiri aja, udah banyak tawaran kerjasama dari brand. Jadi malas gitu ya kalo mau ganti nama domain. Harus branding lagi, merintis blog dengan domain baru itu butuh waktu yang lama. Kecuali memang kamu mendedikasikan waktumu untuk ngulik blog seharian. 

Dapat Banyak Rejeki Dari Ngeblog

Bersyukur meski nama blog pakai nama pribadi, nggak menyurutkan rejeki. Setiap bulan ada aja yang ngajakin kerjasama. 

Meski penghasilan dari kerjasama ini tidak sama setiap bulan, tapi selalu ada. Saya bisa nabung uang yang saya dapatkan dari artikel kerjasama. Cukup di rumah aja, saya bisa dapat income. Kebetulan tahun 2015 saya resign karena jenuh dengan pekerjaan kantor. Jadinya saya serius menekuni dunia blogging. 

Tidak hanya duit dari blogging, tapi saya juga berkesempatan jalan-jalan karena ajakan beberapa brand atau dinas pariwisata daerah. 

Rafting di Sungai Serayu
bersama Dinpar Banjarnegara

Saya bahkan bisa keluar negeri karena kerjaan dari blogging. Satu hal yang tak pernah saya bayangkan awal memulai dunia blogging. 

Diajak kerjasama Malaysia Health care


Tidak hanya rejeki materi dan bisa jalan jalan ke berbagai tempat wisata, saya pun dapat teman baru. Dari pertemanan ini yang bikin saya tetap mencintai dunia blogging. Nikmatnya menjadi blogger, Masya Allah Tabarakallah.

Apakah Blogger Masih Akan Berjaya?

Sejak dua tahun ini, saya udah sering menolak ajakan datang ke event promosi produk. Padahal sekarang pun udah jarang ada tawaran kerjasama dengan agensi atau brand. 

Alasannya karena saya memang sudah nggak sanggup ngikutin event yang kewajibannya nggak hanya nulis. Tapi harus bikin video karena sekarang memang sedang marak.

Ya, blog sekarang seakan udah kalah pamor dengan media sosial lainnya. Netizen lebih suka nonton video yang hanya beberapa detik. Tidak butuh waktu lama seperti kalo baca tulisan di blog. Brand pun lebih suka mengajak kerjasama konten di Instagram atau TikTok karena lebih luas jangkauannya.

Apakah blog kelak tidak akan lagi memiliki nilai jual? Bagaimana dengan profesi blogger, apakah akan mati?

Ternyata blog masih menjadi salah satu media yang diminati oleh brand yang menginginkan branding. Blog menjadi media yang detil bagi produsen untuk mengenalkan produknya.

Perusahaan menggunakan blog untuk mempromosikan produk atau layanan. Blog digunakan untuk membangun brand awareness di mata publik. 

Namun yang selama ini juga bikin saya bahagia, blog ini bisa memberikan informasi bagi pembaca. Saya sering menerima email ucapan terimakasih karena ada artikel yang bermanfaat untuk mereka. Hati rasanya berbunga bunga. Melebihi nilai nominal fee yang saya dapatkan dari brand. 

Semoga saya bisa terus menuliskan artikel yang bermanfaat. Meski tak lagi menjadi tempat mencari cuan, namun setiap bulan masih ada penghasilan dari blog ini. Bagaimana dengan kalian, masih setia baca blog ini? Sharing yuk, tulisan apa yang ingin kalian baca. Wassalamu'alaikum.
Reading Time:

Senin, 06 Oktober 2025

Amanda Lindhout, Penyintas Yang Mengubah Kisah Buruknya Seperti Burung Phoenix
Oktober 06, 2025 10 Comments
Assalamualaikum Sahabat. Apakah kalian pernah membaca kisah penculikan Amanda Lindhout? Perempuan cantik yang berprofesi jurnalis lepas berasal dari Alberta, Kanada. Amanda kecil terlahir dari keluarga broken home, kondisi ekonomi tidak stabil, dan memikul tanggung jawab orang dewasa. Buku dan majalah menjadi pelariannya mendampingi masa pertumbuhannya.



Hidup dalam kekurangan tak menyurutkan impian Amanda kecil. Dia memiliki impian menggapai dunia di luar lingkungan tempat tinggalnya. 

Apakah Amanda mampu mewujudkan impiannya? Bagaimana pula dia bisa terlibat dan menjadi penyintas korban penculikan? Saya akan ceritakan lebih lanjut. 

Kisah Amanda Hidup Dalam Penyekapan Penculik

Amanda dan Lorinda, sang Ibu

Dengan tekad dan kesungguhannya, Amanda mampu menggapai impiannya. Dia menjadi seorang backpacher, bepergian dan menuliskan cerita perjalanannya. Karirnya mulai menanjak menjadi jurnalis lepas dengan mendokumentasikan kisah di zona konflik. Amanda mengemas cerita dari sudut dunia yang terlupakan dengan kamera dan buku catatan miliknya. 

Sebenarnya Amanda sering backpacker sendirian ke negara Amerika Latin, Asia Selatan, dan wilayah bergejolak seperti Irak dan Afghanistan. Sikapnya yang mandiri, banyak akal, didorong dengan keyakinan bahwa dunia luar masih luas yang harus diselami secara langsung. Dalam perjalanannya ini lah Amanda bertemu dengan banyak pelancong dan jurnalis. Salah satunya adalah Nigel Brennan, fotografer yang berasal dari Australia. Keduanya juga menjalin kisah romansa karena seringnya bepergian bersama.

Tahun 2008 saat Amanda berusia 27 tahun, dia melakukan liputan di Mogadishu, Somalian. Dia tidak sendirian. Bersamanya ada fotografer Nigel Brennan, sopir, dan pemandu dari warga lokal. Mereka pergi ke kawasan tersebut dengan harapan dapat melaporkan krisis kemanusiaan di sana—sebuah kisah yang jarang diliput orang lain. Perlu kalian ketahui, Somalia saat itu adalah salah satu daerah yang paling berbahaya. 

Tanpa mereka duga, peristiwa kelam akan mengubah hidup dalam hitungan hari. Amanda dan krunya tiba-tiba disergap oleh sejumlah pemuda bersenjata AK-47. Amanda dan fotografernya, Nigel Brennan, serta sopir dan pemandu, diculik selama 460 hari. 

Amanda hidup dalam penderitaan. Mereka ditawan untuk tebusan di serangkaian penjara darurat, ruangan gelap yang tak terlihat ujungnya. Bahkan mereka seringkali dalam kondisi isolasi total dan di bawah ancaman kematian. 

Kondisinya sangat brutal. Amanda disiksa secara fisik, dibiarkan kelaparan, dan diperkosa berulang kali. Nigel pun mengalami siksaan fisik yang tak kalah mengerikan. Peristiwa itu menyebabkan hubungan mereka menjadi tegang karena kebutuhan bertahan hidup. 

Somalia terkenal dengan seringnya aksi penculikan dan meminta tebusan uang dalam jumlah besar. Para penculik menuntut tebusan jutaan dolar. Negosiasi yang dilakukan keluarga dan pemerintah dengan penculik, tidak berjalan lancar. Prosesnya berlarut-larut dan menyakitkan. Kemajuan yang diharapkan oleh Amanda dan Nigel, sayangnya tanpa kemajuan berarti.

Lewat negosiasi alot, Amanda dan Nigel akhirnya bisa dibebaskan pada November 2009. Keluarganya membayar uang tebusan kepada para penculik senilai US$ 600.000. Donasi dari pihak swasta yang membantu keluarga bisa mengumpulkan uang untuk tebusan.

Mendirikan Yayasan bernama Global Enrichment Foundation (GEF)

Setelah pembebasannya, Mei 2010 Amanda mendirikan organisasi untuk memperkuat peran wanita dan anak-anak di Somalia. Yayasan bernama Global Enrichment Foundation (GEF) menyediakan fasilitas pendidikan, kesehatan dan bantuan makanan untuk rakyat Somalia.

"Sangat jelas, orang-orang yang menculik saya adalah produk perang dan mereka dibentuk oleh perang itu," katanya.

Uniknya, Amanda pernah berkomunikasi kembali dengan salah seorang penculik lewat media sosial facebook. Sang penculik mengirim pesan padanya dan memuji langkah yang sudah dilakukan Amanda di Somalia.

"Faktanya mereka tahu apa yang saya lakukan di Somalia sekarang... Saya memilih untuk membalas mereka dengan kasih sayang. Mereka juga bisa melihat apa yang sudah dilakukan mereka tidak menghancurkan saya. Inilah keadilan yang paling baik yang bisa saya dapatkan," terangnya.

Global Enrichment Foundation (GEF), sebuah lembaga nirlaba yang ia dirikan pada Mei 2010, hanya beberapa bulan setelah pembebasannya. GEF menggunakan program-program komunal, pendidikan, dan bantuan untuk mendorong pembangunan dan perdamaian di Somalia. 

Melalui program Convoy for Hope, GEF adalah salah satu organisasi pertama yang menyalurkan makanan selama bencana kelaparan Afrika Timur pada tahun 2011, membantu 192.000 orang — sebuah pencapaian yang sangat dibanggakan Lindhout. Bantuan semacam itu seringkali dibutuhkan di negara-negara miskin dan terbelakang seperti Somalia, tetapi Lindhout tidak puas hanya dengan memberikan bantuan. 

picture by https://www.closermag.fr/

Amanda berinsiatif memberdayakan perempuan dengan Program Beasiswa Perempuan Somalia (SWSP). Somalia adalah salah satu negara yang paling represif dan berbahaya di dunia terutama pada perempuan. Pelayanan kesehatan hampir tak ada, kekerasan seksual sangat umum, angka kematian bayu tergolong tertinggi di dunia. Tak ada akses perempuan untuk mendapatkan pendidikan. Bahkan angka harapan hidup termasuk yang paling rendah di dunia. 

Namun Amanda melihat antusias lebih dari 6000 perempuan yang mendaftar program beasiswa tersebut. Ini menunjukkan setiap orang berhak memiliki mimpi dan mendapatkan kesempatan yang sama mewujudkannya. 

Menuliskan Memoar A House in the Sky

picture by pinterest


Tahun 2013 Amanda menuliskan pengalaman pahitnya tersebut dalam sebuah buku 'A House in the Sky'. Dia mengajak penulis Sara Corbett mewujudkan buku memoar tersebut. 

Memoar ini menuturkan keberaniannya bertahan hidup. Dari peristiwa itu Amanda menemukan kekuatan jiwa. Dia meyakini bahwa setiap manusia memiliki kekuatan jiwa, dan itu nyata.

Amanda menuturkan dalam memoarnya, dia tidak gentar menghadapi tragedi penculikan itu. Setiap kekerasan yang dialaminya, menjadikan dia kuat. Dia menceritakan dalam ruangan yang gelap, dia membangun sebuah rumah di langit. Rumah yang hanya ada dalam imajinasinya, tempat ia bisa melarikan diri dari rasa sakit. Tempat dia terhubung dengan kenangan sebelum peristiwa mengerikan itu, dan mengingat siapa dirinya.

Tempat imajiner ini menjadi penyelamat Amanda selama masa penyekapan. Tempat di mana dia menyimpan harapan bahkan saat kondisinya tak baik-baik saja. 

Sesudah dibebaskan, sudah pasti ceritanya belum selesai. Media yang memaksa ingin meliput ceritanya terus mendesak dan mengikutinya. Amanda ingin pulih secara fisik dan psikologis dari penderitaan yang diakibatkan oleh penculiknya. Dia ingin kembali hidup norma. Sementara komplikasi hukum untuk menjerat para penculiknya pun butuh perhatiannya. 

Menurut Amanda saat itu dia menginginkan kehidupannya kembali secara perlahan. Memaafkan untuk menyembuhkan, diyakini Amanda menjadi pilihannya untuk bisa melanjutkan hidup. Tahu nggak sih, bagaimana Amanda justru mengungkapkan rasa belas kasihnya pada para penculiknya?

Kebanyakan orang tak akan mampu memaafkan pelaku kejahatan, apalagi sebrutal seperti yang dialami Amanda. Namun perempuan ini melihat para penculik dari perspektif beda. Dia melihat kekerasan yang dilakukan para penculik ini merupakan efek dari kemiskinan, peperangan, dan doktrin yang menyesatkan. Banyak anak putus sekolah dan dipaksa menjadi tentara. 

Tidak sulit untuk memahami mengapa jalan kekerasan sering dipilih. Pemahaman ini memberi Amanda kekuatan untuk memaafkan. Saya kagum dengan kekuatan batinnya yang sungguh menakjubkan. Cara Amanda mempertahankan empati, baik untuk dirinya dan orang lain sungguh menginspirasi. 

Amanda mengambil kutipan dari salah satu sosok idola Nelson Mandela: "Kebaikan manusia adalah api yang dapat diredupkan tetapi tidak pernah padam." 

Amanda kembali ke Somalia tahun 2011


Kata-kata yang tercantum dalam memoar mantan presiden Afrika Selatan dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, Long Walk to Freedom. Ini mengingatkan Amanda bahwa meskipun terkubur berlapis-lapis di bawah rasa sakit, api kebaikan itu masih menyala di dalam diri para penculiknya. Kebebasannya direnggut, tetapi ia memilih untuk mengendalikan satu hal yang bisa ia kendalikan: responsnya. Ia memilih memaafkan.

Menjadi Sosok Inspiratif Bertahan Hidup dan Ketidakpastian

Memoar A House in the Sky sungguh memilukan, mengharukan, dan pada akhirnya membangkitkan semangat dengan cara yang tenang dan penuh perjuangan. Buku ini bukan untuk sensasi, melainkan untuk melihat dengan perspektif yang berbeda. Sebagai pengingat akan arti bertahan, menjaga jiwa tetap utuh bahkan ketika segalanya telah direnggut. 

Amanda Lindhout adalah sosok yang tak tertandingi dalam topik ketahanan, pola pikir yang luar biasa, dan mampu bertransformasi bagaikan burung phoenix. Setelah menjalani 460 hari sebagai sandera di Somalia, Amanda telah menjadi penulis memoar terlaris New York Times. 

Dia menjadi pembicara utama yang ternama secara internasional. Bahkan Amanda menjadi sosok sumber daya andalan bagi para pemimpin dan tim yang ingin menavigasi dunia tempat kita hidup saat ini.

Sebagai pembicara di salah satu perusahaan besar


Amanda telah menyampaikan lebih dari 500 keynote di 28 negara untuk beberapa merek terbesar di dunia. Kisah dan tulisannya telah ditampilkan di media di seluruh dunia, termasuk di sampul Majalah New York Times.

Perempuan ini menjelma sebagai sosok inspiratif, berbagi hikmah dari pengalaman pribadinya selama dalam penyekapan. Amanda menuturkan bagaimana dia mengatasi perubahan, ketidakapstian, dan kesulitan yang dihadapi. Menurutnya pengalamannya bisa menjadi sumber inspirasi dan menerapkannya dalam kehidupan keseharian. 

Bahkan apa yang sudah dilakukan Amanda selama dalam penyekapan bisa kita ambil sisi positifnya cara dia bertahan hidup. Perjuangan yang bisa dijadikan inspirasi terutama anak muda yang tengah merintis usahanya. Jangan terlalu berharap menjadi karyawan karena begitu banyak saingan sesama pelamar. Sahabat bisa memulai usaha dari modal yang dimiliki tanpa berhutang, dari hobi yang dikerjakana di rumah, dan usaha lainnya. 

Semoga kisah Amanda Lindhout menginspirasi sahabat semua. Saya jadi penasaran, apakah sahabat juga mengenal sosok inspiratif Amanda Lindhout? Atau mungkin sosok perempuan lainnya yang menginspirasi sahabat? Saya yakin banyak orang dengan kisah inspiratif yang luput dalam pemberitaan. Cerita yuk di kolom komentar, saya tunggu yaa. Terima kasih sudah membaca cerita saya. Wassalamualaikum.


Sumber Materi :
- https://thischickreads.com/book-review-a-house-in-the-sky-by-amanda-lindhout/
- https://news.detik.com/internasional/d-2633351/kisah-jurnalis-cantik-amanda-diculik-di-somalia-kini-ke-hollywood
- https://dolcemag.com/successstories/amanda-lindhout-global-enrichment-foundation/12848
Reading Time:

Senin, 08 September 2025

Mencintai Indonesia, Merawat Kebaikan
September 08, 2025 12 Comments
Assalamualaikum. Kepedihan hati ibu mana yang akan sirna, ketika anaknya harus kehilangan nyawa? Bertaruh nyawa ketika tengah bekerja sebagai kurir pengantar makanan, di antara lautan anak muda yang sedang memperjuangkan hak rakyat Indonesia. Ya Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Ibu Pertiwi berduka karena pejabatnya tidak memiliki empati.


Affan Kurniawan dan beberapa korban dalam demo Bulan Agustus ini bukan siapa-siapa. Affan hanya anak muda yang sedang berjuang mengangkat derajat orang tua dengan bekerja. Dari sedikit rupiah yang terkumpul, dia sisihkan untuk membayar uang kuliah. Setelah digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan orang tuanya. Namun perjuangannya harus terhenti karena ulah aparat yang tidak punya hati.

Kepergiannya layaknya pahlawan demokrasi. Jenazahnya dishalatkan oleh ribuan atau mungkin ratusan ribu manusia. Bahkan hingga dari negeri yang jauh, jemaah shalat Jumat menyisihkan waktu untuk shalat gaib bagi almarhum Affan. 

Bukan hanya ibunya Affan yang menangis. Seluruh ibu di negeri ini turut berduka. Bahkan mata saya selalu berlinang tiap kali membaca kabar tentang anak muda ini. 

Indonesia Tidak Sedang Baik Baik Saja, Kesenjangan Ekonomi Bak Bumi dan Langit

Warga Indonesia melihat sosok Affan yang merepresentasikan masyarakat kelas pekerja yang ada di Indonesia. Kepergiannya menjadi salah satu faktor pemicu meningkatnya kemarahan masyarakat. Demonstrasi makin meluas hingga ke berbagai kota di Indonesia. Mahasiswa, buruh, hingga elemen masyarakat yang peduli dengan kondisi bangsa yang sedang tidak baik-baik saja ini berbaur untuk menyuarakan tuntutannya.

Kondisi Affan tersebut kontras dengan keadaan para elite saat ini, seperti anggota Dewan Perwakilan rakyat (DPR) yang menikmati beragam tunjangan. Sudah bukan hal baru masyarakat melihat bagaimana anggota DPR suka flexing di sosial media mereka. Kesenjangan ekonomi ini juga yang membuat kemarahan rakyat memuncak. 

Menanti kabar dari perwakilan
mahasiswa x anggota DPR

Masyarakat sudah jengah dengan sikap dan tindakan represif aparat. Ketika warga sedang mendapat masalah, misalkan motornya hilang dan lapor ke aparat. Reaksi yang diterima warga tak menyenangkan. Justru aparat meminta uang bila warga yang kehilangan motor ingin kasusnya ditindaklanjuti. Ini sudah jadi rahasia umum. 

Aparat yang bertugas mengamankan demo harusnya menggunakan hati, bukan emosi. Ketika emosi yang dikedepankan, tentu mempengaruhi psikologis massa. Terjadi lah akumulasi kemarahan yang memuncak. Demonstrasi juga disusupi oleh orang yang sengaja membuat kerusuhan, penjarahan, dan memprovokasi massa.

Hingga tanggal 1 September 2025, sudah tercatat warga yang meninggal sebanyak 10 orang. Mereka terdiri dari rentang usia 16 tahun hingga 60 tahun dengan profesi berbeda. Ada yang pelajar, mahasiswa, ojol, tukang becak, staf DPRD Makassar, dan lainnya. Ini belum termasuk korban yang sedang dirawat di rumah sakit, korban hilang yang, dan  yang masih ditahan di kantor polisi. 

Sebenarnya siapa yang menumpang dalam demonstrasi yang awalnya tertib ini? Apa maksud yang ada di balik semua kerusuhan ini? 

Sebagai ibu, saya dan berjuta warga Indonesia ingin mengetahui jawabannya. Namun rasanya kok tidak ada tanggapan dari pemerintah untuk hal ini. Apakah harapan kami mengada-ada? Sebegitu susahnya kah pemerintah melakukan investigasi peristiwa yang kembali mengoyak hati masyarakat kelas bawah?

Cepat Sembuh Indonesia, Warga Jaga Warga

Sebagai seorang perempuan yang sekaligus ibu dari dua anak laki-laki yang sudah beranjak dewasa, saya sedih dengan kondisi negeri ini. Apakah kelak anak keturunan saya akan merasakan kembali negeri yang aman, nyaman, damai, dan ramah penghuninya?

Kita baru saja merayakan meriahnya acara 17an di kediaman masing-masing. Saya masih mengingat bagaimana suasana perayaan ulang tahun Kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini lebih semarak. Karena seluruh warga di wilayah kami ingin Indonesia tetap kokoh berdiri. Dan perayaan ini kami anggap sebagai cara bersyukur. Warga di wilayah kami selalu ikhlas mendonasikan untuk kemeriahan acara yang hanya satu tahun sekali.

Dan saya yakin inisiatif perayaan Kemerdekaan RI ini juga dilakukan di berbagai wilayah dengan niat yang sama. 

Saya tahu banyak yang meragukan untuk apa diadakan perayaan, malam tirakatan, atau apapun itu di kampung-kampung. Indonesia sedang tidak baik baik saja, pemerintah tidak peduli dengan rakyatnya. Buat apa kita lakukan kemeriahan ulang tahun negeri ini? Begitu yang saya temukan di beberapa utas di sosial media.

Saya memandang warga yang masih tetap merayakan tirakatan malam 17 Agustus, punya niat baik. Karena ketika warga berkumpul, mereka tidak hanya bernyanyi, lomba makan, joged seru saja. Namun ada terselip doa-doa baik untuk Indonesia. Doa yang dengan tulus dipanjatkan untuk pemimpin negeri, untuk rakyatnya, untuk kejayaan Indonesia.

Namun ketika bulan perayaan ulang tahun negeri belum berakhir, dan muncul peristiwa yang menyedihkan ini, tentu membuat Ibu Pertiwi bersedih. Pahlawan pejuang kemerdekaan memanggul senjata dan bambu runcing untuk menghalau penjajah. Mereka pasti sedih menyaksikan rakyat bertemu rakyat, saling melakukan kekerasan. Bukan ini yang ada dalam pikiran para pejuan dulu.

Indonesia sejak dulu dikenal sebagai bangsa yang ramah, senang menolong dan berbagi. Bahkan laporan World Giving Index 2024 dari Charities Aid Foundation (CAF), Indonesia terpilih menjadi negara paling dermawan di dunia, dengan skor mencapai 74 dari 100 poin. 

Indonesia bersama Ukraina, Chad, Rusia, dan China, disebut-sebut menjadi negara dengan kenaikan skor tertinggi. CAF mencatat skor Indonesia naik sekitar 25 poin dalam 1 dekade terakhir.

Hasil survei dan wawancara yang dilakukan tahun 2023 melalui Gallup’s World Poll terhadap 145,7 ribu responden di 142 negara, yang merepresentasikan 95% dari total penduduk dunia.

Tingginya minat untuk bersedekah di Indonesia sebenarnya merupakan nilai-nilai agama dan budaya yang ditanamkan sejak kecil. Agama apapun di negeri ini mengajarkan untuk senang bersedekah. Sedekah juga dipercaya mampu membersihkan hati dari sifat sombong. Sejak kecil juga kita diajarkan bahwa sedekah mampu menghapus dosa kecil dan menambah pahala. Karena sedekah menjadi bagian dari ibadah keseharian. 

Melihat betapa besarnya jumlah orang Indonesia yang senang berdonasi, juga menunjukkan budaya saling tolong menolong. Kebiasaan baik yang sejak kecil sudah kita lihat dari orang tua, leluhur, yang saling menolong tetangga yang sedang kekurangan. Kebiasaan yang mampu mengajak kita saat dewasa dan hidup berkecukupan, menyisihkan rejeki untuk berbagi. 

Nilai nilai positif bersedekah atau berbagi ini lah yang akan selalu ada di negeri ini. Mengingatkan kita saat pandemi, setiap warga rela dan ikhlas memberikan apa pun yang dimilikinya untuk saling bantu warga yang sedang isolasi di rumah. Pandemi yang lalu mampu menguatkan kita untuk terus saling menolong antar warga. 

Merawat Kebaikan, Meneruskan Warisan Leluhur Bangsa



Untuk mencintai Indonesia, kita bisa menjaga dan melestarikan budaya bangsa, bangga dan membeli produk dalam negeri, menjaga kebersihan lingkungan, menghargai keberagaman, belajar sejarah, serta taat pada peraturan dan hukum. Menjunjung tinggi semangat persatuan dan kesatuan, serta berprestasi untuk mengharumkan nama bangsa juga merupakan bentuk nyata cinta tanah air. 

- Melestarikan Budaya dan Keanekaragaman 

  • Menghargai Budaya Daerah di Indonesia. Di dalamnya terkandung nilai-nilai kehidupan, keindahan seni, dan filosofi yang mengajarkan tentang hubungan manusia dengan Tuhan, alam, dan sesamanya. Apabila kalian memiliki kesempatan, tidak ada salahnya berkunjung ke berbagai situs budaya yang ada di negeri ini. Atau bisa juga mengenal tarian dan musik lokal, ini menjadi bagian dari pelestarian budaya nasional.
  • Menghargai Perbedaan. Indonesia terdiri dari beragam suku, dengan adat istiadat yang bermacam-macam. Tentunya setiap daerah ini memiliki tatanan dan kebiasaan yang tak sama. Sejak dahulu leluhur kita mengajarkan untuk hidup dalam keberagaman dengan sikap tenggang rasa dan saling menghargai. Ini dilakukan untuk mempertahankan keutuhan bangsa Indonesia.

- Mendukung Perekonomian 

  • Belanja Produk Lokal. Bagi kalian yang masih memiliki pekerjaan dan tidak kekurangan, tak ada salahnya belanja produk lokal. Membelanjakan uang yang kalian miliki dan memilih produk teman atau kerabat. Hal ini merupakan bentuk dukungan pada pelaku usaha kecil menengah yang ada di negeri ini. Dengan adanya kegiatan ekonomi ini, perputaran uang akan terjadi di dalam negeri. 

- Turut Menjaga Lingkungan

  • Menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah. Tidak membuang sampah sembarangan, sedia tempat sampah di depan rumah, dan lakukan pilah sampah. Pilah sampah adalah salah satu kegiatan untuk mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah. 
Saya udah turut pilah sampah, ceritanya ada di sini :

  • Berkebun, Menanam Warung Hidup. 

 

Tidak ada alasan untuk tidak menanam di rumah. Meski tidak ada lahan, kalian bisa menggunakan wadah bekas untuk pot tanaman cabe, tomat, kangkung, dan sayuran lainnya. Berkebun di rumah bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dapur, namun juga mengurangi polusi udara di lingkungan rumah. Untuk penangkal polusi, bisa pilih tanaman buah dalam pot dan letakkan di teras rumah.

- Partisipasi Warga Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

  • Jangan Lupakan Sejarah. Sebuah pidato dari Presiden pertama RI selalu menjadi pengingat agar anak bangsa ini tidak melupakan sejarah. Sejarah bangsa ini sangat panjang, dari jaman kerajaan hingga perjuangan melepaskan diri dari penjajahan. Dan kini kita saling berhadapan antara rakyat karena mungkin telah melupakan sejarah bangsa. Pelajaran sejarah masuk dalam kurikulum tentu memiliki maksud dari pendiri bangsa. Agar anak muda tidak pernah melupakan sejarah bangsa Indonesia yang sudah menjadi cerita turun temurun leluhurnya. Tak ada salahnya sesekali mengunjungi museum untuk mengingat kembali sejarah bangsa kita.
  • Menjaga Ketertiban dan Keamanan. Tugas ini tidak hanya kewajiban aparat negara namun juga bagi setiap warga. Ketertiban yang wajib dilakukan terutama adalah saat berada di jalan raya, menjadi pengendara yang beradab. Menghormati pengendara lain, dan menghargai penyeberang jalan. Kegiatan menjaga keamanan juga menjadi kewajiban warga di lingkungannya masing-masing. 
Ketika mendengar lagu Tanah Airku di berbagai platform media, secara tak sadar saya selalu terdiam. Dalam setiap lirik lagu tersebut, ada nuansa cinta tanah air yang kental. Tak salah bila lagu ciptaan Ibu Sud ini sering dinyanyikan oleh diaspora Indonesia yang tinggal di berbagai belahan dunia. 


Dalam lagu ini terasa kuat rasa cinta dan rindu mereka pada tanah air Indonesia. Mereka tidak sendiri. Saya meski tak kemana-mana dan tinggal di negeri ini pun sering larut mendengar lirik lagu Tanah Airku. Kadang mata ikut berkabut, ketika hati sedih karena keadaan negeri ini. 

Namun saya yakin negeri ini tak kekurangan anak muda yang masih mencintai Indonesia apa adanya. Karena Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dengan budaya luhur, saling tolong menolong, ramah, dan menghargai adat istiadat masing-masing. 

Tak terasa menuliskan ini hingga tuntas, membuat mata ini berkabut. Mari cintai Indonesia, mari rawat kebaikan yang diwariskan leluhur kita. Wassalamualaikum.

Sumber Materi :
- https://www.bbc.com/indonesia/articles/c3e7j3jyd2no
- https://goodstats.id/article/indonesia-jadi-negara-yang-paling-suka-berdonasi-oHCop
- https://tirto.id/daftar-korban-tewas-saat-demo-25-agt-1-sept-2025-hgXb
Reading Time:

Selasa, 02 September 2025

Beras Jepang: Karakteristik, Kelebihan, dan Cara Memasaknya
September 02, 20251 Comments

Assalamualaikum Sahabat. Sudah sejak lama kuliner dengan mudah mengakulturasi budaya yang berbeda. Masakan dari negeri sakura misalnya, akan mudah ditemukan di negeri mana pun. Namun bahan utamanya akan tetap digunakan, seperti nasi yang bagi setiap negara memiliki keunikan masing-masing. Beras Jepang adalah salah satunya. Beragam makanan dari Jepang yang menggunakan bahan beras dengan mudah dijumpai di berbagai negara.

Bagi pecinta kuliner Jepang, nasi adalah elemen utama yang tidak bisa dipisahkan dari hidangan sehari-hari. Jenis beras yang digunakan pun berbeda dengan beras lokal Indonesia. Mereka menggunakan beras Jepang, yang memiliki tekstur dan rasa khas sehingga cocok dipadukan dengan sushi, donburi, hingga onigiri.

https://www.oishii.sg/wiki/410/

Apa Itu Beras Jepang?

Beras Jepang atau short-grain rice adalah beras berbiji pendek dengan bentuk agak bulat. Jenis beras ini terkenal dengan teksturnya yang lebih pulen dan lengket dibandingkan beras biasa. Karena sifatnya yang lengket, nasi dari beras Jepang mudah dipadatkan dan tidak mudah hancur, membuatnya ideal untuk makanan khas Jepang.

Jenis beras Jepang dibagi menjadi dua kategori:

  1. Uruchimai – beras putih biasa yang dipakai sehari-hari, misalnya untuk nasi hangat, sushi, dan bento.

  2. Mochigome – beras ketan Jepang yang lebih lengket, biasanya digunakan untuk membuat mochi atau kue tradisional Jepang.

Karakteristik Beras Jepang

  • Butiran pendek dan bulat dengan tekstur lebih tebal.

  • Kadar pati tinggi sehingga nasi menjadi pulen dan sedikit lengket.

  • Rasa lebih manis alami dibandingkan beras biasa.

  • Mengkilap setelah dimasak, membuat tampilan nasi lebih menarik.

Kelebihan Menggunakan Beras Jepang

  1. Tekstur Pulen dan Lengket
    Sangat cocok untuk sushi atau onigiri karena mudah dibentuk.

  2. Rasa Gurih dan Manis Alami
    Menambah kenikmatan meski dimakan tanpa lauk.

  3. Cocok untuk Masakan Jepang Asli
    Memberikan cita rasa otentik pada hidangan.

Cara Memasak Beras Jepang yang Benar

https://www.thetasteofjapan.com/en/why-wash-rice/

Memasak beras Jepang sedikit berbeda dengan beras biasa. Berikut langkah-langkahnya:

  1. Cuci Beras dengan Benar
    Bilas beras beberapa kali hingga air cucian menjadi bening. Langkah ini penting untuk mengurangi kelebihan pati yang membuat nasi terlalu lengket.

  2. Rendam Sebelum Dimasak
    Rendam beras selama 20–30 menit sebelum dimasak. Perendaman membantu butiran beras menyerap air lebih merata sehingga nasi matang sempurna.

  3. Gunakan Takaran Air yang Tepat
    Perbandingan ideal biasanya 1:1,2 (1 gelas beras dengan 1,2 gelas air). Jika ingin lebih lembut, bisa menambah sedikit air.

  4. Masak dengan Rice Cooker atau Panci Khusus
    Gunakan rice cooker untuk hasil konsisten. Jika memakai panci, masak dengan api kecil setelah air mendidih hingga nasi matang.

  5. Diamkan Sebelum Disajikan
    Setelah matang, biarkan nasi tetap di rice cooker sekitar 10 menit sebelum diaduk agar teksturnya lebih stabil.

Tips Tambahan

  • Gunakan rice paddle atau sendok kayu khusus agar nasi tidak hancur saat diaduk.

  • Simpan beras Jepang di wadah kedap udara agar kesegarannya terjaga.

  • Untuk sushi, campurkan nasi dengan campuran cuka beras, gula, dan garam setelah matang.

Beras Jepang adalah beras berbiji pendek yang pulen, lengket, dan sedikit manis alami. Karakteristiknya membuat nasi lebih enak, cantik, dan mudah dibentuk, sehingga cocok untuk masakan khas Jepang. Dengan cara mencuci, merendam, dan mengatur takaran air yang tepat, siapa pun bisa memasak beras Jepang dengan hasil sempurna di rumah. Semoga bermanfaat bagi sahabat yang ingin mengolah masakan Jepang. Wassalamu'alaikum.
Reading Time: